Proyeksi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan dengan Metode Ekstrapolasi dan Pertumbuhan Geometri.

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2013

PROYEKSI TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN
KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI
PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN
METODE EKSTRAPOLASI DAN PERTUMBUHAN
GEOMETRI
Indrawati1), Alfensi Faruk2), Desmiani Susanti3)
1)2)3)

Universitas Sriwijaya, Fakultas MIPA, Jurusan Matematika
Jl.Raya Palembang-Prabumulih km 32 Kabupaten Ogan Ilir , Inderalaya
1)

iin10juni@yahoo.com
alfensifaruk@unsri.ac.id

2)

3)


desmianisusanti@gmail.com

Abstract— Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil proyeksi Tingkat Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
dan
Tingkat
Pengangguran (TP) di provinsi Sumatera Selatan
menggunakan
metode
Ekstrapolasi
dan
Pertumbuhan Geometri. Data yang digunakan
adalah data sensus penduduk tahun 2000 dan
2010 berdasarkan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan. Hasil proyeksi TPAK menggunakan
metode ekstrapolasi mengalami peningkatan pada
setiap kelompok pendidikan tertinggi yang

ditamatkan, dengan peningkatan tertinggi terjadi
pada kelompok tidak tamat SD yaitu sebesar
1,17% dan peningkatan terendah terjadi pada
kelompok PT yaitu 0,81%. Begitu juga halnya TP,
peningkatan tertinggi sebesar 2,43% terjadi pada
kelompok kelompok tidak tamat SD dan terendah
terjadi pada kelompok SLTP yaitu 0,33%,
sedangkan hasil proyeksi TPAK dan TP
menggunakan pertumbuhan geometri ada yang
mengalami
penurunan
dan
peningkatan.
Penurunan TPAK tertinggi terjadi pada
kelompok tidak tamat SD yaitu 13,5% dan
peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok
SLTP sebesar 6,32%. Sama halnya dengan TP,
peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok
tidak tamat SD yaitu 56,96% dan penurunan
tertinggi terjadi pada kelompok SLTP yaitu

44,12%.

untuk mencari atau melakukan kegiatan
ekonomi (BPS, Sakernas 2005).
Berdasarkan hasil sensus tahun 2000 tercatat
jumlah penduduk Sumatera Selatan sebanyak
6.210.800
jiwa.
Tingkat
pengangguran
tergolong tinggi bagi generasi muda yang
mendapatkan pendidikan formal terbatas.
Sebanyak 15% dari jumlah pengangguran
terbuka adalah anak muda yang menganggur di
pedesaan, dan 25 % menganggur di perkotaan.
Jumlah
penduduk
Sumatera
Selatan
berdasarkan

Sensus
2010
mencapai
7.450.394 jiwa, yang menempatkan Sumatera
Selatan sebagai provinsi ke-9 terbesar
penduduknya
di
Indonesia.
Tingkat
pengangguran cenderung lebih tinggi untuk
mereka dengan pendidikan tinggi dan rendah
untuk mereka berpendidikan rendah. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja tinggi untuk lakilaki sebesar 81,64% dan 49,83%. Sementara itu,
bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah,
TPAK diperkotaan lebih rendah yaitu 54,34%
dari pada pedesaan yaitu 72,57%.
Berdasarkan data BPS tersebut dapat
dikatakan bahwa secara absolut jumlah
penduduk Sumatera Selatan terus bertambah
dari tahun ke tahun. Keadaan jumlah penduduk

yang begitu besar serta penambahan penduduk
usia kerja di setiap tahun maka Sumatera
Selatan dihadapkan pada suatu masalah
kependudukan yaitu masalah ketenegakerjaan.
Munculnya tenaga baru tidak dapat diserap
bahkan walaupun dalam jumlah separuhnya.
Jumlah penduduk yang sangat banyak tetapi
penyediaan lapangan pekerjaan yang sedikit
bisa menimbulkan tingkat pengangguran yang
sangat tinggi.
Proyeksi angkatan kerja adalah perhitungan
angkatan kerja di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi jumlah angkatan kerja saat
ini, tingkat angkatan kerja serta laju
pertumbuhan tingkat angkatan kerja. Proyeksi

Keywords—

tingkat partisipasi angkatan
kerja, tingkat pengangguran, pendidikan

tertinggi
I. PENDAHULUAN
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan
ekonomi dapat diukur dari proporsi penduduk
yang masuk dalam pasar kerja, yaitu penduduk
yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan,
atau disebut dengan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). Makin tinggi angka
TPAK merupakan indikasi meningkatnya
kecenderungan penduduk usia ekonomi aktif

580

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2013

ini bermanfaat bagi pemerintah agar pada masa
mendatang dapat melakukan perencanaanperencanaan untuk mengantisipasi pertumbuhan
tingkat pengangguran. Data yang digunakan
adalah data sensus penduduk tahun 2000 dan
2010. Proyeksi Angkatan Kerja dalam

penelitian ini menggunakan metode Ektrapolasi
dan Pertumbuhan Geometri.

Metode Ekstrapolasi
Metode Ekstrapolasi berdasarkan atas hasil
pengamatan TPAK di tahun-tahun lampau
untuk kemudian dengan asumsi-asumsi tertentu
diproyeksikan bagi TPAK tahun-tahun yang
akan datang. Jarak periode perhitungan dalam
metode ini harus sama (Rusli, 1983).
Metode Ekstrapolasi terdiri dari :
1. Metode Ekstrapolasi langsung
2. Metode Ektrapolasi tidak langsung
Dalam proyeksi ini digunakan lambang sesuai
dengan yang dikembangkan United Nation
yaitu :
TPAK atau TP bagi umur x pada
akhir periode proyeksi.
∆ , persentase
meningkat

atau
menurunnya TPAK bagi periode
yang dijadikan dasar proyeksi.
TPAK atau TP bagi umur x tahun
awal dari periode dasar proyeksi.
TPAK atau TP bagi umur x tahun
akhir periode dasar proyeksi.
tingkat tidak aktif bagi umur x
tahun awal dari periode dasar
proyeksi
tingkat tidak aktif bagi umur x tahun
akhir dari periode dasar proyeksi.
Rumus umum bagi proyeksi TPAK dengan
metode Ektrapolasi langsung adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA
Angkatan kerja adalah bagian penduduk yang
mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Arti
dari mampu adalah mampu secara fisik dan
jasmani, kemampuan mental dan secara yuridis

mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk
memilih dan melakukan pekerjaan serta
bersedia secara aktif maupun pasif melakukan
dan mencari pekerjaan (Sumarsono, 2009).
Jumlah angkatan kerja ini tergantung oleh
tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force
participation rate) dan jumlah penduduk usia
kerja atau struktur umur penduduk, yaitu
persentase tenaga kerja yang menjadi angkatan
kerja. Kelompok angkatan kerja terbagi dalam
kelompok angkatan kerja yang bekerja,
angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan
dan tidak memiliki pekerjaan.
Ukuran angkatan kerja yang sering
digunakan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran.
Tingkat partisipasi angkatan kerja ini
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.
Secara umum tingkat partisipasi angkatan
kerja dapat dinyatakan sebagai jumlah

penduduk yang tergolong angkatan kerja per
100 penduduk usia kerja (Rusli, 1995). Jika
penduduk usia kerja didefinisikan sebagai
penduduk 15-64 tahun, maka:



,
,
(5)
.
dengan asumsi bahwa lama periode proyeksi
dan periode yang dijadikan dasar proyeksi
adalah sama. Kelemahan rumus tersebut adalah
apabila perubahan TPAK terlalu melonjak,
maka TPAK hasil proyeksi dapat mencapai 100.
Untuk itu diatasi dengan menerapkan faktor
koreksi yang dapat berbentuk :

a)


(1)

Koreksi I:

atau
b) Koreksi

Dengan cara yang sama, tingkat partisipasi
angkatan kerja dapat dihitung untuk tiap
golongan pendidikan tertinggi yang ditamatkan
(Rusli,1995).



.

,

II:
.

.



.

,

,

Berlainan dengan metode ekstrapolasi langsung
menurut umur dan jenis kelamin, dengan
metode Ekstrapolasi tidak langsung menurut
umur dan jenis kelamin, yang diproyeksi adalah
tingkat tidak aktif
(tingkat bukan angkatan kerja). Rumus yang
digunakan adalah :

(2)
Tingkat Pengangguran dapat didefinisikan
sebagai jumlah pengguran per 100 orang yang
tergolong angkatan kerja (Rusli, 1995).
TP =

.

(3)
Tingkat Pengangguran untuk setiap golong
pendidikan tertinggi yang ditamatkan:
TP =

dengan

.

,

(6)

Pertumbuhan Geometri (Geometric Growth)
Tingkat pertumbuhan geometrik dapat
berupa
tingkat
pertumbuhan
tahunan,
semesteran,bulanan atau bahkan harian. Tingkat

(4)

581

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2013

r = Laju pertumbuhan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
t = Jangka waktu

pertumbuhan geometri
berlaku untuk
pertumbuhan majemuk selama periode diskrit
atau pertumbuhan penduduk yang menggunakan
dasar skala. Laju pertumbuhan penduduk dalam
pertumbuhan geometri adalah tetap.
Menurut Sembiring (1985) Pertumbuhan
Geometri dirumuskan :
Pt = Po (1+r)t
(7)
maka
r=

–1,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dipakai adalah data sekunder yaitu
data sensus penduduk 2000 dan 2010 provinsi
Sumatera Selatan berdasarkan pendidikan
tertinggi yang ditamatkan. Penambahan jumlah
penduduk akan mengakibatkan meningkatnya
jumlah penduduk usia kerja menurut pendidikan
terakhir yang ditamatkan. Jumlah Angkatan
Kerja menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan disajikan dalam Tabel 1 berikut :

(8)

dengan :
Pt = Tingkat Partisipasi angkatan kerja pada
tahun sebelum proyeksi
Po = Tingkat Partisipasi angkatan pada tahun
dasar

Tabel 1. Jumlah Angkatan kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan yang ditamatkan*
Tidak SD
SD
SLTP
SLTA
673.336
1.378.694
419.646
461.647
Angkatan
Pekerja
Kerja
13.926
54.349
40.701
83.150
Pengangguran
2000
687.262
1.433.043
460.347
544.797
Jumlah Angkatan Kerja
164.055
403.779
378.603
244.452
Bukan Angkatan Kerja
851.347
1.836.822
838.950
789.249
Jumlah penduduk
748.833
1.045.402
660.474
737.878
Angkatan
Pekerja
Kerja
25.130
33.700
37.828
116.407
Pengangguran
2010
773.963
1.079.102
698.302
854.285
Jumlah Angkatan Kerja
334.465
370.498
498.687
316.279
Bukan Angkatan Kerja
1.108.428
1.449.600
1.196.989
1.170.564
Jumlah Penduduk
(Sumber : BPS, 2000 dan 2010)

PT
99.693
12.216
111.909
21.107
133.016
228.606
30.786
259.392
33.627
293.019

Tabel 3. Laju Pertumbuhan TPAK dan TP
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan Tingkat Pengangguran (TP)

Pendidikan
yang
Ditamatkan
Tidak SD
SD
SLTP
SLTA
PT

Dengan menggunakan Eq.1, dilakukan
perhitungan TPAK tahun 2000 dan 2010 untuk
masing-masing pendidikan tertinggi yang
ditamakan. Selanjutnya dengan Eq.4 dilakukan
perhitungan TPAK tahun 2000 dan 2010 untuk
masing-masing pendidikan tertinggi yang
ditamakan.
Hasil
perhitungan
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat
Pengangguran disajikan dalam Tabel 2 :

TP

Metode Ekstrapolasi
Metode Ekstrapolasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Metode Ekstrapolasi
Langsung dan Tidak Langsung yaitu
menggunakan Eq.5 dan Eq.6
Hasil perhitungan proyeksi disajikan dalam
Tabel 5 dan Tabel 6.

TPAK

2000

2010

2000

2010

2,068
3,942
9,699
18,012
12,254

3,247
3,113
5,417
13,626
11,869

80,726
78,018
54,872
69,027
84,132

69,825
74,441
58,338
72,981
88,524

Laju
Pertumbuhan
TP
0,046135
-0,02302
0,05658
-0,02752
-0,00319

Proyeksi Tingkat Angkatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran

Tabel 2. TPAK dan TP menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan
yang
ditamatkan
*)
Tidak SD
SD
SLTP
SLTA
PT

Laju
Pertumbuhan
TPAK
-0,0144
-0,00468
0,006145
0,005585
0,005102

Tabel 5. Proyeksi TPAK dan TP menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidika
n yang
ditamatka
n
Tidak SD
SD
SLTP
SLTA
PT

Laju Pertumbuhan
Berdasarkan Tabel 2 selanjutnya dihitung
laju pertumbuhan TPAK dan TP menggunakan
Eq.8 untuk masing-masing pendidikan tertinggi
yang ditamatkan.Hasil perhitungan disajikan
dalam Tabel 3 berikut :
582

TPAK
Korek
Korek
si I
si II

Korek
si I

Korek
si II

70,643
75,229
58,947
73,692
89,233

3,326
3,143
5,435
13,706
11,979

3,308
3,149
5,457
13,737
11,984

70,396
75,148
58,958
73,749
89,415

TP

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2013

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan Tabel 5, hasil proyeksi TPAK dan
TP untuk 10 tahun mendatang mengalami
peningkatan di setiap kelompok penduduk
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
baik menggunakan faktor koreksi pertama
maupun faktor koreksi kedua.

Berdasarkan
pembahasan
dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil
proyeksi
TPAK
dan
TP
menggunakan
metode
Ekstrapolasi
Langsung baik itu dengan faktor korelasi
pertama dan faktor korelasi kedua
mengalami peningkatan disetiap kelompok
pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Peningkatan TPAK tertinggi terjadi pada
kelompok tidak pernah SD/tidak/belum
tamat SD yaitu sebesar 1,17% dan
terendah terjadi pada kelompok PT yaitu
sebesar 0,81%, sedangkan peningkatan TP
tertinggi terjadi pada kelompok tidak
pernah SD/tidak/belum tamat SD yaitu
sebesar 2,43%, dan terendah terjadi pad
kelompok SLTP yaitu 0,33%.
2. Pada pertumbuhan geometri hasil proyeksi
TPAK dan TP ada yang mengalami
penurun dan peningkatan dari tahun 2010.
Penurunan TPAK tertinggi terjadi pada
kelompok tidak pernah SD/tidak/belum
tamat SD yaitu 13,5% dan peningkatan
TPAK tertinggi terjadi pada SLTP 6,32%,
sedangkan penurunan TP terjadi pada
kelompok SLTP yaitu 44,12% dan
peningkatan TP terjadi pada kelompok
tidak pernah SD/tidak/belum tamat SD
yaitu 56,96%.

Tabel 6. Proyeksi Bukan Angkatan Kerja
menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan.
Pendidikan yang
BAK
Ditamatkan
Tidak SD
36,027
SD
67,031
SLTP
62,249
SLTA
78,261
PT
93,684
Metode Pertumbuhan Geometri
Perhitungan proyeksi TPAK dan TP
dilakukan dengan menggunakan Eq.7. Metode
Pertumbuhan Geometri memerlukan laju
pertumbuhan TPAK dan laju pertumbuhan TP
yang disajikan dalam Tabel 3. Hasil perhitungan
proyeksi untuk masing-masing kelompok
pendidikan yang ditamatkan disajikan dalam
Tabel 7.
Tabel 7. Proyeksi TPAK dan TP menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan
TPAK
TP
yang
Ditamatkan
Tidak SD
60,396
5,097
SD
71,029
2,474
SLTP
62,023
3,027
SLTA
77,159
10,309
PT
93,145
11,496

DAFTAR PUSTAKA
Adi S, Satrio. 2010. Pengaruh umur, pendidikan,
Pendapatan, pengalaman kerja
dan
Jenis kelamin terhadap lama Mencari kerja
bagi tenaga
kerja
Terdidik
di
kota Magelang [skripsi]. Semarang :
Universitas
Diponorogo.
http://eprints.undip.ac.id/24451/1/Skripsi_
Full_Text.pdf. (3 Oktober 2012)

Berdasarkan Tabel 7, TPAK pada kelompok
Tidak SD dan kelompok Tamat SD masingmasing 69,825% dan 74,441% mengalami
penurunan ketika diproyeksikan untuk tahun
2020 menjadi
60,396% dan 71,029%,
sedangkan hasil proyeksi TPAK untuk
kelompok tamat SLTP, kelompok tamat SLTA
dan kelompok tamat PT mengalami peningkatan
masing-masing menjadi 62,023%, 77,159%, dan
93,145%. Hasil
proyeksi TP mengalami
peningkatan hanya terjadi pada kelompok Tidak
SD, yaitu dari 3,247% menjadi 5,097%,
sedangkan TP tahun 2010 masing-masing pada
kelompok lainnya adalah 3,113%, 5,417%,
13,626%,11,869% mengalami penurunan pada
proyeksi TP tahun 2020 masing-masing menjadi
2,474%, 3, 027%, 10,309%, 11,496%.

BPS

Sumatera Selatan. 2000. Situasi dan
Permasalahan Ketenagakerjaan. Sumatera
Selatan.

BPS

Sumatera
Selatan.
2005.
Situasi
Ketenagakerjaan
provinsi
Sumatera
Selatan Tahun 2005. Sumatera Selatan

BPS Sumatera Selatan 2010. Analisis Pengangguran
Terdidik. Sumatera Selatan.
Maria, A. 2009. Analisa Perkembangan Tenaga Kerja
di Provinsi Sumatra Utara [skripsi].
Sumatera Utara : Fakultas Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam.

583

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/25504/4/Chapter%20II.pdf. 2 oktober
2012Wirosuhardjo,
K.
1989.
Kebijaksanaan
Kependudukan
dan
Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Rusli,

S.
1983.
Pengantar
Ilmu
Kependudukan.Jakarta
:
Lembaga
Penelitian Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial LP3ES.

Sembiring, RK. 1985. Demografi. Jakarta : IKIP dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Depdikbud.
Silvia,

V. 2009. Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi
Tingkat
Partisipasi
Angkatan Kerja Wanita Di Provinsi Aceh.
Ekonomi dan Bisnis. Banda Aceh :
Universitas Syiah Kuala. http://jurnal.feunsyiah.org/wpcontent/uploads/2011/11/v8.1.7.ViviSilvia.pdf . (10 Oktober 2012).

584