S PAI 1200874 Chapter5
106
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembinaan taḥfīẓ Alquran yang diterapkan Daarut Tauhiid Bandung dalam
mendidik dan mengembangkan santri taḥfīẓ Alquran mukim mahasiswa pada
tahun 2016 hingga mampu melahirkan generasi yang ḥafīẓ Alquran yang memiliki
ruhiah yang bagus dan akhlak mulia dengan dilandasi nilai-nilai Qurani ialah
dengan
model
halaqah.
Halaqah
adalah
proses
belajar-mengajar
yang
dilaksanakan santri dengan melingkari guru atau musyrifah, di mana terdapat
aktivitas-aktivitas yang diadakan oleh halaqah bersamaan dengan kegiatan belajar
mengajar untuk meningkatkan sisi-sisi keimanan, pendidikan dan pengelolaan
bagi santri serta mengontrol santri memperbaiki hati dan akhlak berdasarkan
ajaran dan hukum Alquran. Dalam pembinaan program STQ mahasiswa ini santri
dididik dan dibina dengan berbagai kegiatan yang sangat baik, pembiasaan yang
diterapkan dengan baik, dan
lingkungan yang baik, sehingga mereka bersama-
sama menjadi pribadi yang sangat baik.
Adapun
khususnya
perencanan
pada
perencanannya
STQ
pengurus
yang
dilakukan
mahasiswa
Baitul
di
Quran
dalam program taḥfīẓ Alquran
daarut
yaitu
Tauhiid
bagian
Bandung
dalam
perencanaan
dan
pengembangan (renbang) merancang kurikulum sebagai kerangka acuan dari
program taḥfīẓ Alquran termasuk program taḥfīẓ Alquran mukim mahasiswa.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang dibuat sendiri yang mencakup
latar belakang program, tujuan program, struktur organisasi, sasaran dan target
program, reciutmen program, tahapan kegiatan, metodologi pembelajaran, materimateri, fasilitas dan mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pembinaan
program taḥfīẓ Alquran. Selain itu terdapat manajemen Baitul Quran yang
memiliki tugasnya masing-masing dan saling bekerja sama untuk mendukung visi
dan misi sehingga tujuan yang telah dirumuskan dalam program taḥfīẓ Alquran
ini dapat terwujud dengan baik.
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
Dalam pelaksanaannya pembinaan program taḥfīẓ Alquran pada santri taḥfīẓ
Alquran mukim mahasiswa ini dilakukan dengan berbagai macam kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah disusun. Adapun kegiatannya terdiri dari kegiatan
halaqah rutin yang dilakukan oleh STQ mahasiswa disetiap hari senin sampai
jumat yang terdiri dari halaqah pagi, halaqah sore dan halaqah malam atau jama’i.
Selain itu ada kegiatan Doa, kegiatan kajian, kegiatan tahsin, kegiatan tasmi’ dan
kegiatan muhadoroh. Ketika dalam pelaksanaannya, kegiatan pembinaan Taḥfīẓ
Alquran pada santri STQ ini selalu menyesuaikan dengan keadaan santri
mengingat
santri memiliki aktivitas
lain
di luar
asrama sebagai seorang
mahasiswa yang aktif di kampus dan dalam proses pembinaan ini musyrifah
benar-benar
mengayomi dan
sangat
mengerti dengan keadaan mahasiswa
sehingga menjadi kelebihan tersendri bagi santri karena fleksible dan cocok untuk
mereka
sebagai
mahasiswa
yang
aktif
di
kampus.
Selain
itu
dalam
pelaksanaannya proses pendidikan islam tidak hanya didapatkan dari kegiatan
KBM saja, melainkan
dari pembiasaan ibadah, kedisiplinan, dan lingkungan
Daarut Tauhiid yang sangat mendukung.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan dalam program STQ Mahasiswa ini
rutin dilakukan dengan mengevaluasi tiga aspek mulai dari evaluasi santri,
evaluasi aspek kinerja musyrifah dan evaluasi program. Pada evaluasi santri
dilakukan dengan Ujian Akhir semester (UAS), dimana UAS ini adalah bentuk
evaluasi yang dilakukan dalam satu semester yaitu sekali dalam lima bulan yang
bertujuan untuk melihat sejauh mana pendapatan hafalan santri selama satu
semester tersebut. Selain itu evaluasi aspek kinerja musyrifah utuk melihat kinerja
musyrifah dalam pelaksanaan pembinaan karena musyrifah merupakan tombak
dari keberhasilan program ini sehingga evaluasi rutin dilakukan setiap bulannya.
Dan evaluasi program itu sendiri dilakukan lebih kepada berjalan dengan baik dan
tidak baiknya sebuah kegiatan yang sudah dirancang oleh pihak manajemen dan
evaluasi ini termasuk kepuasan santri terhadap program ini seperti pelaksanaan
kegiatan kajian, halaqah, dan kegiatan penunjang lainnya, apakah berjalan efektif
dan memuaskan sesuai rencana. Tujuan utama dilakukan evaluasi ini adalah untuk
memperbaiki segala
hal yang berkaitan dengan program Taḥfīẓ Alquran
khususnya STQ mahasiswa. Sehingga tujuan dari pembinaan program taḥfīẓ
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
Alquran pada STQ mahasiswa ini dalam melahirkan generasi yang ḥafīẓ Alquran
yang memiliki ruhiah yang bagus dan akhlak mulia dengan dilandasi nilai-nilai
Qurani dapat terwujud.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Setelah peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran
yang perlu peneliti kemukakan sebagai masukan yang perlu dicermati bersama
kaitannya dengan tema penelitian ini, adapun saran-saran tersebut antara lain:
1.
Pembuat Kebijakan
Hasil penelitian mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran ini dapat
digunakan sebagai salah satu contoh dalam pelaksanaan program taḥfiẓ
Alquran sehingga menjadikan generasi cinta dengan Alquran dan senantiasa
dekat dengan Allah.
2.
Pengguna Hasil Penelitian yang Bersangkutan (STQ Mahasiswa Daarut
Tauhiid bandung)
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pihak Baitul Quran sebagai
acuan dan evaluasi untuk pelaksanaan pembinaan program taḥfiẓ Alquran
tahun selanjutnya, sehingga program berjalan dengan maksimal dan sesuai
tujuan awal yang dirumuskan.
3.
Prodi IPAI
Hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi mahasiswa
IPAI mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran di pondok pesantren dan
penelitian ini sangat penting untuk diteliti, terlebih pada prodi IPAI sendiri
ada kriteria kelulusan dari menghafal Alquran dan penelitian terhadap
program
taḥfiẓ
Alquran
ini
bisa
menjadi
bahan
rujukan
untuk
mengembangkan kemampuan dalam menghafal Alquran.
4.
Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran ini dapat
dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai model pembinaan
taḥfiẓ Alquran pada pondok pesantren lain, baik dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi program taḥfiẓ Alquran dan melakukan
peneltiain ini lebih dalam mendalam lagi serta nemukan refenrensi lain
tetang taḥfiẓ Alquran.
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembinaan taḥfīẓ Alquran yang diterapkan Daarut Tauhiid Bandung dalam
mendidik dan mengembangkan santri taḥfīẓ Alquran mukim mahasiswa pada
tahun 2016 hingga mampu melahirkan generasi yang ḥafīẓ Alquran yang memiliki
ruhiah yang bagus dan akhlak mulia dengan dilandasi nilai-nilai Qurani ialah
dengan
model
halaqah.
Halaqah
adalah
proses
belajar-mengajar
yang
dilaksanakan santri dengan melingkari guru atau musyrifah, di mana terdapat
aktivitas-aktivitas yang diadakan oleh halaqah bersamaan dengan kegiatan belajar
mengajar untuk meningkatkan sisi-sisi keimanan, pendidikan dan pengelolaan
bagi santri serta mengontrol santri memperbaiki hati dan akhlak berdasarkan
ajaran dan hukum Alquran. Dalam pembinaan program STQ mahasiswa ini santri
dididik dan dibina dengan berbagai kegiatan yang sangat baik, pembiasaan yang
diterapkan dengan baik, dan
lingkungan yang baik, sehingga mereka bersama-
sama menjadi pribadi yang sangat baik.
Adapun
khususnya
perencanan
pada
perencanannya
STQ
pengurus
yang
dilakukan
mahasiswa
Baitul
di
Quran
dalam program taḥfīẓ Alquran
daarut
yaitu
Tauhiid
bagian
Bandung
dalam
perencanaan
dan
pengembangan (renbang) merancang kurikulum sebagai kerangka acuan dari
program taḥfīẓ Alquran termasuk program taḥfīẓ Alquran mukim mahasiswa.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang dibuat sendiri yang mencakup
latar belakang program, tujuan program, struktur organisasi, sasaran dan target
program, reciutmen program, tahapan kegiatan, metodologi pembelajaran, materimateri, fasilitas dan mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pembinaan
program taḥfīẓ Alquran. Selain itu terdapat manajemen Baitul Quran yang
memiliki tugasnya masing-masing dan saling bekerja sama untuk mendukung visi
dan misi sehingga tujuan yang telah dirumuskan dalam program taḥfīẓ Alquran
ini dapat terwujud dengan baik.
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
Dalam pelaksanaannya pembinaan program taḥfīẓ Alquran pada santri taḥfīẓ
Alquran mukim mahasiswa ini dilakukan dengan berbagai macam kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah disusun. Adapun kegiatannya terdiri dari kegiatan
halaqah rutin yang dilakukan oleh STQ mahasiswa disetiap hari senin sampai
jumat yang terdiri dari halaqah pagi, halaqah sore dan halaqah malam atau jama’i.
Selain itu ada kegiatan Doa, kegiatan kajian, kegiatan tahsin, kegiatan tasmi’ dan
kegiatan muhadoroh. Ketika dalam pelaksanaannya, kegiatan pembinaan Taḥfīẓ
Alquran pada santri STQ ini selalu menyesuaikan dengan keadaan santri
mengingat
santri memiliki aktivitas
lain
di luar
asrama sebagai seorang
mahasiswa yang aktif di kampus dan dalam proses pembinaan ini musyrifah
benar-benar
mengayomi dan
sangat
mengerti dengan keadaan mahasiswa
sehingga menjadi kelebihan tersendri bagi santri karena fleksible dan cocok untuk
mereka
sebagai
mahasiswa
yang
aktif
di
kampus.
Selain
itu
dalam
pelaksanaannya proses pendidikan islam tidak hanya didapatkan dari kegiatan
KBM saja, melainkan
dari pembiasaan ibadah, kedisiplinan, dan lingkungan
Daarut Tauhiid yang sangat mendukung.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan dalam program STQ Mahasiswa ini
rutin dilakukan dengan mengevaluasi tiga aspek mulai dari evaluasi santri,
evaluasi aspek kinerja musyrifah dan evaluasi program. Pada evaluasi santri
dilakukan dengan Ujian Akhir semester (UAS), dimana UAS ini adalah bentuk
evaluasi yang dilakukan dalam satu semester yaitu sekali dalam lima bulan yang
bertujuan untuk melihat sejauh mana pendapatan hafalan santri selama satu
semester tersebut. Selain itu evaluasi aspek kinerja musyrifah utuk melihat kinerja
musyrifah dalam pelaksanaan pembinaan karena musyrifah merupakan tombak
dari keberhasilan program ini sehingga evaluasi rutin dilakukan setiap bulannya.
Dan evaluasi program itu sendiri dilakukan lebih kepada berjalan dengan baik dan
tidak baiknya sebuah kegiatan yang sudah dirancang oleh pihak manajemen dan
evaluasi ini termasuk kepuasan santri terhadap program ini seperti pelaksanaan
kegiatan kajian, halaqah, dan kegiatan penunjang lainnya, apakah berjalan efektif
dan memuaskan sesuai rencana. Tujuan utama dilakukan evaluasi ini adalah untuk
memperbaiki segala
hal yang berkaitan dengan program Taḥfīẓ Alquran
khususnya STQ mahasiswa. Sehingga tujuan dari pembinaan program taḥfīẓ
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
Alquran pada STQ mahasiswa ini dalam melahirkan generasi yang ḥafīẓ Alquran
yang memiliki ruhiah yang bagus dan akhlak mulia dengan dilandasi nilai-nilai
Qurani dapat terwujud.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Setelah peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran
yang perlu peneliti kemukakan sebagai masukan yang perlu dicermati bersama
kaitannya dengan tema penelitian ini, adapun saran-saran tersebut antara lain:
1.
Pembuat Kebijakan
Hasil penelitian mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran ini dapat
digunakan sebagai salah satu contoh dalam pelaksanaan program taḥfiẓ
Alquran sehingga menjadikan generasi cinta dengan Alquran dan senantiasa
dekat dengan Allah.
2.
Pengguna Hasil Penelitian yang Bersangkutan (STQ Mahasiswa Daarut
Tauhiid bandung)
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pihak Baitul Quran sebagai
acuan dan evaluasi untuk pelaksanaan pembinaan program taḥfiẓ Alquran
tahun selanjutnya, sehingga program berjalan dengan maksimal dan sesuai
tujuan awal yang dirumuskan.
3.
Prodi IPAI
Hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi mahasiswa
IPAI mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran di pondok pesantren dan
penelitian ini sangat penting untuk diteliti, terlebih pada prodi IPAI sendiri
ada kriteria kelulusan dari menghafal Alquran dan penelitian terhadap
program
taḥfiẓ
Alquran
ini
bisa
menjadi
bahan
rujukan
untuk
mengembangkan kemampuan dalam menghafal Alquran.
4.
Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian mengenai model pembinaan taḥfiẓ Alquran ini dapat
dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai model pembinaan
taḥfiẓ Alquran pada pondok pesantren lain, baik dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi program taḥfiẓ Alquran dan melakukan
peneltiain ini lebih dalam mendalam lagi serta nemukan refenrensi lain
tetang taḥfiẓ Alquran.
Nofitayanti, 2016
MOD EL PEMBINAAN TAḤFĪẒ ALQURAN D I POND OK PESANTREN D AARUT TAUHIID BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu