Pengembangan Gelanggang Olahraga Kudus - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

BAB V

PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang

Tabel 5.1. Rekapitulasi program ruang GOR Kudus Wisma Atlet untuk 30 orang

No. Ruang Jumlah (M )

1 Hall 60

2 R.Tidur Atlet 270

3 R. Tidur Pelatih 90

4 R. Makan 60

5 Pantry 12

6 Lavatory 60

Jumlah 552

Jumlah total + area sirkulasi 662.4

Kolam renang

No. Ruang Jumlah (M )

1 Kolam renang utama 1050

2 Kolam renang anak 200

3 K. Loncat Indah 441

4 Loket 2.4

5 Hall 22.5

6 R. Ganti 32

7 R. Bilas 32

8 R. Medis 6

9 R. Operator 9

10 Gudang 9

11 Lavatory 32

Jumlah 1835.9

Jumlah total + area sirkulasi 2386.67

Lapangan Bulutangkis

No. Ruang Jumlah (M )

1 Lapangan Bulutangkis 490.44


(2)

4 Loket 2.4

5 Lavatory atlet 33.6

6 R. Ganti Pemain 60

7 R. Ganti Wasit 30

8 R. Ganti Pelatih 60

9 R. Medis 15

10 R. Shower 40

11 R. Pengelola 20

12 R. Operator 20

13 Lavatory pengelola 11.2

14 Gudang kebersihan 12

15 Gudang alat 12

16 Tribun Penonton 297

17 Lavatory umum 67.2

Jumlah 1230.84

Jumlah total + area sirkulasi 1477.008

Lapangan Basket

No. Ruang Jumlah (M )

1 Lapangan Basket 609.12

2 Hall 45

3 Hall Atlet 36

4 Loket 2.4

5 Lavatory atlet 28

6 R. Ganti Pemain 60

7 R. Ganti Wasit 12

8 R. Ganti Pelatih 12

9 R. Medis 15

10 R. Shower 40

11 R. Pengelola 20

12 R. Operator 20

13 Lavatory pengelola 11.2

14 Gudang kebersihan 12

15 Gudang alat 12

16 Tribun Penonton 297

17 Lavatory umum 67.2

Jumlah 1298.92


(3)

Lapangan Voli

No. Ruang Jumlah (M )

1 Lapangan Voli 720

2 Hall 45

3 Hall Atlet 36

4 Loket 2.4

5 Lavatory atlet 28

6 R. Ganti Pemain 60

7 R. Ganti Wasit 12

8 R. Ganti Pelatih 12

9 R. Medis 15

10 R. Shower 40

11 R. Pengelola 20

12 R. Operator 20

13 Lavatory pengelola 11.2

14 Gudang kebersihan 12

15 Gudang alat 12

16 Tribun Penonton 198

17 Lavatory umum 67.2

Jumlah 1310.8

Jumlah total + area sirkulasi 1572.96

Lapangan Futsal

No. Ruang Jumlah (M )

1 Lapangan Futsal 2592

2 Hall 45

3 Hall Atlet 36

4 Loket 2.4

5 Lavatory atlet 67.2

6 R. Ganti Pemain 180

7 R. Ganti Wasit 12

8 R. Ganti Pelatih 36

9 R. Medis 15

10 R. Shower 60

11 R. Pengelola 20


(4)

14 Gudang kebersihan 12

15 Gudang alat 12

16 Tribun Penonton 198

17 Lavatory umum 67.2

Jumlah 3386

Jumlah total + area sirkulasi 4063.2

Lapangan tenis

No. Ruang Jumlah (M )

1 Lapangan tenis 616.32

2 Hall Atlet 18

3 Loket 2.4

4 Lavatory atlet 33.6

5 R. Ganti Pemain 180

6 R. Ganti Wasit 12

7 R. Ganti Pelatih 36

8 R. Medis 15

9 R. Shower 24

10 R. Pengelola 20

11 R. Operator 20

12 Lavatory pengelola 11.2

13 Gudang kebersihan 12

14 Gudang alat 12

15 Tribun Penonton 247.5

16 Lavatory umum 67.2

Jumlah 1327.22

Jumlah total + area sirkulasi 1592.664

Ruang Pengelola

No. Ruang Jumlah (M )

1 R. Ketua 32.5

2 R. Wakil ketua 26

3 R. Sekretaris 20.8

4 R. Bendahara 20.8

5 R. KONI & Staff 31.2

6 R. seksi diklat 18.72

7 R. Seksi Kesehatan 18.72


(5)

9 R. Seksi Keuangan 12.48

10 R. Seksi Keamanan 12.48

11 R. Seksi Kebersihan 12.48

12 R. Rapat 138.24

13 R. Tamu 28.8

14 Hall 50

15 Gudang arsip 15.6

16 Pantry 24

17 Gudang perawatan 39

18 Lavatory 19.2

19 R. Panel 24

20 R. Genset 26

21 Mushola 37.5

Jumlah 633.48

Jumlah total + area sirkulasi 760.176

5.2. Program Perancangan 5.2.1. Aspek kontekstual

Aspek kontekstual dari rencana lokasi tapak GOR Kudus ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Lokasi

Rencana pengembangan GOR Kudus ini terletak di desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus

2. Batas lokasi Tapak

• Utara : jalan mlati kidul, taman krida wisata • Selatan : persawahan

• Barat : Perumahan penduduk • Timur : stadion wergu wetan

3. Potensi lingkungan

• Terletak pada jalur sekunder, dengan keadaan jalan beraspal dan dapat dilalui kendaraan besar.

• Telah tersedia jaringan kota seperti air PDAM, listrik, telephone, dan jaringan air kotor.


(6)

4. Topografi tapak

Mempunyai kontur tanah yang termasuk datar. 5. Potensi tapak

• Lokasi yang strategis karena berada di tengah kota.

• Dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki akses yang mudah.

• Tingkat kebisingan yang rendah. 5.2.2. Aspek Fungsional

Perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini bertujuan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang dianggap kurang di kota Kudus. pendekatan ini diambil agar perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini nantinya dapat ramai dikunjungi masyarakat umum. Fasilitas-fasilitas dalam GOR ini dapat digunakan oleh masyrakat umum ataupun klub-klub olahraga yang berniat mengadakan latihan rutin untuk mengasah keahlian anggota.

5.2.3. Aspek Teknis

Pendekatan teknis yang berkaitan dengan struktur konstruksi dari bangunan GOR ini berdasarkan criteria struktur, yaitu:

a. Strength, yaitu struktur yang memikul beban bangunan. b. Stability, yaitu kestabilan antar bagian struktur.

c. Durability, yaitu ketahanan dari struktur. d. Safety, yaitu keamanan dari struktur.

e. Sustainability, yaitu dapat digunakan secara berkelanjuta.

Dalam memenuhi criteria tersebut, pertimbangan struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang dan struktur space frame untuk rangka atapnya. 5.2.4. Aspek kinerja

A. Air bersih

System pendistribusian air bersih menggunakan system down feed, yaitu air yang berasal dari sumur artesis maupun PDAM ditampung dahulu di ground reservoir, kemudian di pompa mejuju roof tank. Dari roof tank ini baru dialirkan ke bagian bangunan yang membutuhkan.

PDAM

Sumur artesis

Ground

reservoir Roof tank

Bagian bangunan


(7)

Gambar. Skema penyaluran air bersih B. Air kotor

Pada GOR ini penempatan saluran air kotor diletakkan pada shaft. Penempatan ini bertujuan agar apabila terjadi kerusakan pada salah satu saluran akan mudah dalam pembetulan dan perawatannya. Pada pipa saluran ini juga diperlukan pipa ventilasi yang berfungsi melepaskan udara yang terperangkap.

Gambar. Skema penyaluran air kotor

Sedangkan untuk sarana penyaluran air hujan adalah sebagai berikut:

Gambar. Skema penyaluran air hujan C. Jaringan Listrik

Sumber utama listik berasal dari PLN yang didukung genset yang digunakan apabila sumber listrik PLN padam. Genset ini bekerja secara otomatis apabila listrik dari PLN terputus.

Lav. Lantai 2 Lav. Lantai 1

Septictank Peresapan

Air hujan Drainase

Talang

Jaringan Kota

Sungai

Sumber listrik PLN

Genset

Bangunan auto


(8)

D. Penerangan

Pada bangunan ini menggunakan system dua jenis pencahayaan, yaitu: 1. Pencahayaan buatan

Pencahayaan ruang yang diterapkan adalah pencahayaan langsung ( direct lighting) dimana semua cahaya yang ada diarahkan langsung ke obyek yang diterangi.

2. Pencahayaan alami

System pencahayaan ini hanya dapt digunakan pada siang hari, semua bagian ruang memanfaatkan cahaya matahari melalui lubang jendela, pintu angin, roaster, dan bukaan-bukaan yang menghubungkan bagian dalam bangunan dengan bagian luar bangunan.

E. Penangkal petir

Pada bangunan ini system pemangkal petir yang digunakan disesuaikan dengan kondisi fisik bangunan. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah: a. Keamanan secara teknis tanpa mengabaikan faktor keserasian arsitektur. b. Penamang hantaran pertanahan.

c. Ketahanan mekanis. d. Ketahanan terhadap korosi.

e. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. f. Faktor ekonomi.

System yang tepat digunakan menurut criteria tersebut adalah system faraday, dimana penempatan split ditempatkan pada bagian-bagian tertinggi dari bangunan.

F. System pemadam kebakaran

System pemadam kebakaran merupakan satu utilitas bangunan yang bertujuan untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada dasarnya prinsip kerja pemadam kebakaran dibedakan menjadi 2, yaitu:


(9)

1. System penyelamat penghuni bangunan

System ini dibagi menjadi 2, yaitu system pendeteksi dan system keselamatan.

2. System pemadam kebakaran

System ini berfungsi mengjentikan kobaran api dari kebakaran yang dapat merusak konstruksi gedung.

Pada bangunan ini akan diterapkan system penyelamat dan system pemadam kebakaran untuk mendapat keselamatan maksimal. Penjelasan kesia system tersebut adalah sebagai berikut:

Sistem penyelamat penghuni bangunan 1. Unit detector

Adalah suatu alat yang berfungsi mendeteksi gejala awal suatu kebakaran. Macam alat pendeteksi antara lain:

- Fire detector (detector api). Digunakan pada ruang-ruang umum seperti kantor, lobby.

- Smoke detector (detector asap). Digunakan pada ruang khusus yaitu ruang yang berisi bahan yang mudah terbakar.

- Heat detector (detector suhu). Digunakan pada ruang tertentu, yaitu ruang genset.

2. Alarm

Alarm untuk kebakaran dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

- Alarm otomatis. Berupa bell dering yang terhubung langsung dengan detector.

- Alarm manual. Alarm manual dikendalikan oleh tombol/tuas yang terhubung dengan bell dering.

Sistem pemadam kebakaran

System pemadam yang digunakan pada bangunan ini meliputi beberapa alat, yaitu:


(10)

Extinguisher yang digunakan adalah jenis extinguisher dengan isi CO2. 2. Sprinkler

Merupakan alat penyemprot air yang bekerja secara otomatis jika ujung dari sprinkler ini pecah. Sprinkler dipasang pada plafond dengan jarak 3 meter.

3. Hydrant box

Merupakan sebuah kotak yang menyipan beberapa alat pemadam kebakaran.

4. Hydrant pillar

Adalah pintu air denga tekanan tinggi yang berada di sisi luar bangunan. 5. Siamese

Adalah pintu air yang berfungi untuk mengisi bak penampungan air untuk sarana pemadam kebakaran.

G. Transportasi bangunan

Transportasi vertical bangunan berupa tangga yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai bawah dengan lantai di atasnya.

5.2.5. Aspek arsitektural

Berdasarkan konsep dasar perancangan GOR ini yaitu arsitektur tropis, maka penggunaan elemen arsitektur tropis yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan bukaan semaksimal mungkin pada selubung bangunan untuk menciptakan suatu kenyamanan thermal, namun tidak mengganggu fungsi utama yang ada dalam bangunan.

b. Menggunakan overstack pada atap bangunan untuk melindungi masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan serta melindungi masuknya air saat hujan yang disertai angin.

c. Memaksimalkan vegetasi pada lahan terbuka agar menjadi lahan terbuka hijau yang dapat menghasilkan suatu iklim mikro.


(1)

9 R. Seksi Keuangan 12.48

10 R. Seksi Keamanan 12.48

11 R. Seksi Kebersihan 12.48

12 R. Rapat 138.24

13 R. Tamu 28.8

14 Hall 50

15 Gudang arsip 15.6

16 Pantry 24

17 Gudang perawatan 39

18 Lavatory 19.2

19 R. Panel 24

20 R. Genset 26

21 Mushola 37.5

Jumlah 633.48

Jumlah total + area sirkulasi 760.176

5.2. Program Perancangan 5.2.1. Aspek kontekstual

Aspek kontekstual dari rencana lokasi tapak GOR Kudus ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Lokasi

Rencana pengembangan GOR Kudus ini terletak di desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus

2. Batas lokasi Tapak

• Utara : jalan mlati kidul, taman krida wisata • Selatan : persawahan

• Barat : Perumahan penduduk • Timur : stadion wergu wetan

3. Potensi lingkungan

• Terletak pada jalur sekunder, dengan keadaan jalan beraspal dan dapat dilalui kendaraan besar.

• Telah tersedia jaringan kota seperti air PDAM, listrik, telephone, dan jaringan air kotor.


(2)

4. Topografi tapak

Mempunyai kontur tanah yang termasuk datar. 5. Potensi tapak

• Lokasi yang strategis karena berada di tengah kota.

• Dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki akses yang mudah.

• Tingkat kebisingan yang rendah. 5.2.2. Aspek Fungsional

Perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini bertujuan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang dianggap kurang di kota Kudus. pendekatan ini diambil agar perencanaan pengmbangan GOR Kudus ini nantinya dapat ramai dikunjungi masyarakat umum. Fasilitas-fasilitas dalam GOR ini dapat digunakan oleh masyrakat umum ataupun klub-klub olahraga yang berniat mengadakan latihan rutin untuk mengasah keahlian anggota.

5.2.3. Aspek Teknis

Pendekatan teknis yang berkaitan dengan struktur konstruksi dari bangunan GOR ini berdasarkan criteria struktur, yaitu:

a. Strength, yaitu struktur yang memikul beban bangunan. b. Stability, yaitu kestabilan antar bagian struktur.

c. Durability, yaitu ketahanan dari struktur. d. Safety, yaitu keamanan dari struktur.

e. Sustainability, yaitu dapat digunakan secara berkelanjuta.

Dalam memenuhi criteria tersebut, pertimbangan struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang dan struktur space frame untuk rangka atapnya. 5.2.4. Aspek kinerja

A. Air bersih

System pendistribusian air bersih menggunakan system down feed, yaitu air yang berasal dari sumur artesis maupun PDAM ditampung dahulu di ground reservoir, kemudian di pompa mejuju roof tank. Dari roof tank ini baru dialirkan ke bagian bangunan yang membutuhkan.

PDAM

Sumur artesis

Ground

reservoir Roof tank

Bagian bangunan


(3)

Gambar. Skema penyaluran air bersih B. Air kotor

Pada GOR ini penempatan saluran air kotor diletakkan pada shaft. Penempatan ini bertujuan agar apabila terjadi kerusakan pada salah satu saluran akan mudah dalam pembetulan dan perawatannya. Pada pipa saluran ini juga diperlukan pipa ventilasi yang berfungsi melepaskan udara yang terperangkap.

Gambar. Skema penyaluran air kotor

Sedangkan untuk sarana penyaluran air hujan adalah sebagai berikut:

Gambar. Skema penyaluran air hujan C. Jaringan Listrik

Sumber utama listik berasal dari PLN yang didukung genset yang digunakan apabila sumber listrik PLN padam. Genset ini bekerja secara otomatis apabila listrik dari PLN terputus.

Lav. Lantai 2 Lav. Lantai 1

Septictank Peresapan

Air hujan Drainase

Talang

Jaringan Kota

Sungai

Sumber listrik PLN

Genset

Bangunan auto


(4)

Gambar. Skema sumber energy listrik D. Penerangan

Pada bangunan ini menggunakan system dua jenis pencahayaan, yaitu: 1. Pencahayaan buatan

Pencahayaan ruang yang diterapkan adalah pencahayaan langsung ( direct lighting) dimana semua cahaya yang ada diarahkan langsung ke obyek yang diterangi.

2. Pencahayaan alami

System pencahayaan ini hanya dapt digunakan pada siang hari, semua bagian ruang memanfaatkan cahaya matahari melalui lubang jendela, pintu angin, roaster, dan bukaan-bukaan yang menghubungkan bagian dalam bangunan dengan bagian luar bangunan.

E. Penangkal petir

Pada bangunan ini system pemangkal petir yang digunakan disesuaikan dengan kondisi fisik bangunan. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah: a. Keamanan secara teknis tanpa mengabaikan faktor keserasian arsitektur. b. Penamang hantaran pertanahan.

c. Ketahanan mekanis. d. Ketahanan terhadap korosi.

e. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. f. Faktor ekonomi.

System yang tepat digunakan menurut criteria tersebut adalah system faraday, dimana penempatan split ditempatkan pada bagian-bagian tertinggi dari bangunan.

F. System pemadam kebakaran

System pemadam kebakaran merupakan satu utilitas bangunan yang bertujuan untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada dasarnya prinsip kerja pemadam kebakaran dibedakan menjadi 2, yaitu:


(5)

1. System penyelamat penghuni bangunan

System ini dibagi menjadi 2, yaitu system pendeteksi dan system keselamatan.

2. System pemadam kebakaran

System ini berfungsi mengjentikan kobaran api dari kebakaran yang dapat merusak konstruksi gedung.

Pada bangunan ini akan diterapkan system penyelamat dan system pemadam kebakaran untuk mendapat keselamatan maksimal. Penjelasan kesia system tersebut adalah sebagai berikut:

Sistem penyelamat penghuni bangunan 1. Unit detector

Adalah suatu alat yang berfungsi mendeteksi gejala awal suatu kebakaran. Macam alat pendeteksi antara lain:

- Fire detector (detector api). Digunakan pada ruang-ruang umum seperti kantor, lobby.

- Smoke detector (detector asap). Digunakan pada ruang khusus yaitu ruang yang berisi bahan yang mudah terbakar.

- Heat detector (detector suhu). Digunakan pada ruang tertentu, yaitu ruang genset.

2. Alarm

Alarm untuk kebakaran dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

- Alarm otomatis. Berupa bell dering yang terhubung langsung dengan detector.

- Alarm manual. Alarm manual dikendalikan oleh tombol/tuas yang terhubung dengan bell dering.

Sistem pemadam kebakaran

System pemadam yang digunakan pada bangunan ini meliputi beberapa alat, yaitu:


(6)

Diletakkan pada pilar dan tempat-tempat tertentu yang dianggap strategis. Extinguisher yang digunakan adalah jenis extinguisher dengan isi CO2.

2. Sprinkler

Merupakan alat penyemprot air yang bekerja secara otomatis jika ujung dari sprinkler ini pecah. Sprinkler dipasang pada plafond dengan jarak 3 meter.

3. Hydrant box

Merupakan sebuah kotak yang menyipan beberapa alat pemadam kebakaran.

4. Hydrant pillar

Adalah pintu air denga tekanan tinggi yang berada di sisi luar bangunan. 5. Siamese

Adalah pintu air yang berfungi untuk mengisi bak penampungan air untuk sarana pemadam kebakaran.

G. Transportasi bangunan

Transportasi vertical bangunan berupa tangga yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai bawah dengan lantai di atasnya.

5.2.5. Aspek arsitektural

Berdasarkan konsep dasar perancangan GOR ini yaitu arsitektur tropis, maka penggunaan elemen arsitektur tropis yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan bukaan semaksimal mungkin pada selubung bangunan untuk menciptakan suatu kenyamanan thermal, namun tidak mengganggu fungsi utama yang ada dalam bangunan.

b. Menggunakan overstack pada atap bangunan untuk melindungi masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan serta melindungi masuknya air saat hujan yang disertai angin.

c. Memaksimalkan vegetasi pada lahan terbuka agar menjadi lahan terbuka hijau yang dapat menghasilkan suatu iklim mikro.