RASIONALITAS PEMBERIAN ANALGESIK TRAMADOL PASCA OPERASI DI RS DR. KARIADI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

RASIONALITAS PEMBERIAN
ANALGESIK TRAMADOL PASCA OPERASI
DI RS DR. KARIADI SEMARANG
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi tugas dan
Melengkapi syarat dalam menempuh
Program Pendidikan Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh :
FERDIANTO
G2A 002 071

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007

HALAMAN PENGESAHAN
Telah diseminarkan dihadapan Dosen Reviewer dan Dosen Pembimbing pada tanggal 25
Juli 2007 serta telah diperbaiki sesuai saran yang diberikan, Artikel Karya Tulis Ilmiah

dari :
Nama

: Ferdianto

NIM

: G2A 002 071

Fakultas

: Kedokteran

Program Studi

: Pendidikan Dokter

Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro Semarang


Judul

: Rasionalitas Pemberian Analgesik Tramadol Pasca
Operasi Di RS Dr. Kariadi Semarang

Bidang Ilmu

: Anestesi

Pembimbing

: dr. Uripno Budiono, SpAn (K)

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program
Pendidikan Sarjana.
Semarang,

Agustus 2007


Dosen Penguji

Dosen Pembimbing

Prof. dr. Marwoto, SpAn KIC
NIP 130 516 880

dr. Uripno Budiono, SpAn (K)
NIP 140 098 893

Ketua Penguji

Dr. Purnomo Hadi, M.Si
NIP 131 803 126

THE RATIONALITY OF
TRAMADOL ANALGESIC GIVING AFTER OPERATION
IN DR KARIADI HOSPITAL SEMARANG
Ferdianto1, Uripno Budiono2


ABSTRACT
Background: Analgesic must be given to prevent feel of pain after operation. Tramadol
usually is used as analgesic after operation. Tramadol must be given rational to get
effective therapy. The effective therapy is therapy that can reduce feel of pain after
operation as maximal as possible, side effect and cost.
Objective: The purpose of this research was to know the rationality of tramadol
analgesic giving after operation in Dr. Kariadi Hospital Semarang.
Method: This study was retrospective descriptive design. From 177 samples will be
notched dosage, time interval and the way of giving of tramadol analgesic after operation.
Data was processed with SPSS 15.0 for Windows then will be looked for the rationality
based dosage, based time interval, based the way of giving and based dosage, time
interval and the way of giving. Because of all tramadol analgesic giving after operation in
Dr. Kariadi Hospital Semarang were given intravenous so rational if dosage 50 – 100 mg
with time interval 8 hours and the way of giving were being solute or injected slowly.
Result: The rationality based dosage 99,4 %, based time interval 93,2 %, based the way
of giving 95,5 % and based dosage, time interval and the way of giving 91,5 %.
Conclusion: The real rationality of tramadol analgesic giving after operation in Dr.
Kariadi Hospital Semarang must include 3 points were correct of dosage, time interval
and the way of giving. So the rationality of tramadol analgesic giving after operation in
Dr. Kariadi Hospital Semarang was 91,5 %. The most factor that influence the rationality

was irrationality of time interval.
Keywords: Tramadol Analgesic, Rationality, After Operation.

1

Student of Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang
Lecturer Staff of Anesthesiology Department of Medical Faculty, Diponegoro
University, Semarang
2

RASIONALITAS PEMBERIAN
ANALGESIK TRAMADOL PASCA OPERASI
DI RS DR KARIADI SEMARANG
Ferdianto1, Uripno Budiono2
ABSTRAK
Latar Belakang : Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani operasi
sehingga pemberian analgesik sangat diperlukan. Tramadol sering digunakan sebagai
analgesik pasca operasi sehingga harus digunakan secara rasional untuk mendapatkan
hasil pengobatan yang efektif yaitu yang dapat menekan nyeri pasca operasi semaksimal
mungkin, efek samping, serta biaya.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas pemberian analgesik
tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Dari 177 sampel
yang digunakan dicatat dosis, interval waktu dan cara pemberian analgesik tramadol
pasca operasi. Data diolah menggunakan program SPSS 15.0 for Windows kemudian
dicari rasionalitasnya berdasarkan dosis, berdasarkan interval waktu, berdasarkan cara
pemberian serta berdasarkan dosis, interval waktu dan cara pemberian. Dikarenakan
semua pemberian analgesik tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi secara intravena
maka dikatakan rasional bila dosis 50 – 100 mg dengan interval waktu 8 jam dan
diberikan dengan diencerkan atau secara perlahan.
Hasil : Didapatkan rasionalitas berdasarkan dosis sebesar 99,4 %, berdasarkan interval
waktu sebesar 93,2 %, berdasarkan cara pemberian sebesar 95,5 %, serta berdasarkan
dosis, interval waktu dan cara pemberian sebesar 91,5 %.
Kesimpulan : Nilai yang benar-benar mencerminkan rasionalitas pemberian analgesik
tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang adalah yang memenuhi ketiga syarat
yang sudah ditetapkan yaitu tepat dosis, tepat interval waktu dan tepat cara pemberian
yaitu sebesar 91,5 %. Yang paling berperan dalam menurunkan rasionalitas pemberian
analgesik tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang adalah ketidakrasionalan
pada interval waktu pemberian.
Kata Kunci : Analgesik Tramadol, Rasionalitas, Pasca Operasi


1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Staf Pengajar Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
2

PENDAHULUAN
Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani operasi. Nyerinya bisa
menetap atau hilang timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa,
menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka diganti.1 Nyeri pasca operasi
juga sangat individual, tindakan yang sama pada pasien yang keadaan umumnya kurang
lebih sama, tidak selalu mengakibatkan nyeri pasca operasi yang sama pula. 2 Ada banyak
faktor yang mempengaruhi derajat nyeri antara lain lokasi pembedahan, jenis kelamin,
umur, faktor psikologi, premedikasi, dan agen anestesi yang digunakan.2, 3, 4
Sekitar 75 % penderita pasca operasi merasakan nyeri derajat sedang sampai
berat, dan 58 % - 60 % keluhan nyeri tersebut belum dapat ditangani dengan
memuaskan.5 Sebagai contoh dari masalah kepuasan penanganan nyeri ini dapat kita lihat
dari penelitian oleh B. D. Donovan yang berjudul ”Patient Attitudes to Postoperative Pain

Relief”. Donovan menjelaskan bahwa dari 200 pasien yang diberikan analgesik pasca
operasi petidin 50 – 100 mg tiap 4 jam atau papaveretum 10 – 20 mg tiap 4 jam
didapatkan hasil sebanyak 172 pasien ( 86%) merasa puas terhadap penanganan nyeri
pasca operasi dan sisanya 28 pasien (14%) merasa tidak puas.6
Pengelolaan nyeri pasca operasi yang kurang baik sangat merugikan penderita
karena akan memperpanjang lama perawatan, beban biaya pengobatan bertambah besar,
juga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.5 Selain itu, nyeri yang tidak mendapat
terapi adekuat dapat memperlambat proses penyembuhan akibat adanya gangguan fungsi
fisiologis dan reaksi stres yaitu rangkaian reaksi fisik maupun biologis. Dengan demikian
selain bertujuan menghilangkan penderitaan, mengatasi nyeri merupakan salah satu
upaya menunjang proses penyembuhan. 7

Analgesik (obat pereda nyeri) sangat diperlukan untuk mengatasi nyeri pasca
operasi. Analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi dibagi menjadi 2
golongan yaitu analgesik opiat dan non opiat.2, 4, 7 Analgesik opiat sangat efektif sebagai
analgesik pasca operasi. 4 Walaupun sangat efektif sebagai analgesik pasca operasi, opiat
mempunyai efek samping yang berbahaya terutama depresi nafas dan adiksi.6
Salah satu analgesik golongan opiat yang sering digunakan sebagai analgesik
pasca operasi saat ini adalah tramadol. Dokter – dokter di RS Dr. Kariadi Semarang
sering menggunakan tramadol sebagai analgesik pasca operasi. Tramadol mempunyai

efek samping yang lebih ringan dibanding golongan opiat lainnya yaitu tidak mendepresi
pernafasan, tidak berpengaruh terhadap kardiovaskuler, dan tidak menyebabkan
pelepasan histamin.5 Walaupun demikian, efek samping tramadol yang sering dilaporkan
adalah mual, muntah, lesu, letih, ngantuk, adiksi, pusing, ruam kulit, takikardia,
peningkatan tekanan darah, muka merah, sinkop dan anafilaksis.8
Pemberian analgesik tramadol pasca operasi yang rasional adalah yang
memenuhi syarat-syarat berikut yaitu sesuai dengan dosis, interval waktu dan cara
pemberian yang sudah baku, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pengobatan
yang efektif yaitu dapat menekan efek samping yang sering timbul dan berbahaya, biaya
pengobatan serta nyeri yang mungkin masih dirasakan pasien setelah pemberian
analgesik pasca operasi (berhubungan dengan kepuasan pasien).5, 6, 7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas pemberian analgesik
tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Populasi penelitian
adalah semua pasien yang menjalani operasi di RS Dr. Kariadi Semarang periode 1
Januari 2005 – 28 Februari 2005. Sedangkan sampel penelitian diambil dari populasi
penelitian yang diberikan analgesik tramadol pasca operasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusinya adalah pasien yang berusia antara 17 sampai 65

tahun, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien yang menderita gangguan hepar dan atau
ginjal. Operasi yang dimaksud meliputi kuretase, seksio sesarea, tubektomi, bedah
orthopedi dan tindakan bedah pada tumor payudara. Sedangkan mengenai periode waktu
yang hanya 2 bulan dikarenakan keterbatasan waktu dan prosedur pengambilan data
Catatan Medik yang agak lama.
Data penelitian diambil dari Catatan Medik Pasien yang diberikan analgesik
tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang periode 1 januari 2005 – 28 Februari
2005 yang meliputi dosis, interval waktu dan cara pemberian.
Data yang diperoleh diolah dengan komputer menggunakan program SPSS
15.0 for Windows. Dicari nilai rasionalitas pemberian analgesik tramadol pasca operasi
berdasarkan dosis pemberian, berdasarkan interval waktu pemberian, berdasarkan cara
pemberian serta berdasarkan dosis,interval waktu dan cara pemberian.
Dikarenakan analgesik tramadol pasca operasi di RS Dr. Kariadi Semarang
semuanya diberikan secara intra vena maka dikatakan rasional bila dosis 50 - 100 mg
dengan interval waktu 8 jam dan cara pemberian dengan diencerkan atau dimasukkan
secara perlahan. 8, 9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 207 pasien yang menjalani operasi yang diketahui dengan melihat dari

Catatan Medik Pasien di RS Dr. Kariadi Semarang didapatkan sebanyak 177 pasien yang
diberikan tramadol sebagai analgesik pasca operasi yang kemudian dijadikan sampel
penelitian. Sedangkan 30 pasien

lainnya tidak dijadikan sampel penelitian karena

diberikan analgesik lain sebagai analgesik pasca operasi, tidak adanya data di Catatan
Medik Pasien tentang jenis analgesik yang diberikan sebagai analgesik pasca operasi
atau tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari 177 sampel dihitung rasionalitas pemberian analgesik tramadol pasca
operasi

berdasarkan dosis pemberian, berdasarkan interval waktu pemberian,

berdasarkan cara pemberian serta berdasarkan dosis, interval waktu dan cara pemberian.

1. Rasionalitas Pemberian Analgesik Tramadol Pasca Operasi Berdasarkan Dosis
Pemberian
Tabel 1. Data Deskriptif Rasionalitas Pemberian Analgesik Tramadol Pasca
Operasi Berdasarkan Dosis Pemberian

Jumlah
Rasional
50-100 mg

176
176

Tidak Rasional