KATA KERJA OPERASIONAL
KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013
a. Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif
sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa
yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:
Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang
bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan
tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip
tersebut.
Ada dua prefensi koqnitif
Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar
hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang
dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus
atau naik kelas semata
Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan
materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
b. Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi
membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta
preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para
siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap
c. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.
Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari
kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain(daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a)
Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b)
Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c)
Ranah keterampilan (psychomotor domain)
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
Pengetahuan (Cl)
Mengutip
Menyebutkan
Men`jelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentiflkasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indek
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadap
Menghafal
Menim
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
Pemahaman (C2)
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontrasikan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
Penerapan (C3) Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menentukan
Memecahkan
Menganimasi
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkalkulasi Mendiagnosis
Mengkode
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengkombinasikan
Mengklasifikasi Memerinci
Menyusun
Menghitung
Menominasikan Mengarang
Membangun
Mendiagramkan Membangun
Mengurutkan
Mengkorelasikan Menanggulangi
Membiasakan
Merasionalkan Menghubungkan
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Menentukan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Menggambarkan Menjelajah
Mengoreksi
Menggunakan
Membagankan Merancang
Menilai
Menyimpulkan Merencanakan
Melatih
Menemukan
Mendikte
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas
Mengadaptasi
Memerintahkan Memfasilitasi
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Mengoperasikan Mengaitkan
Merumuskan
Mempersoalkan Memilih
Menggeneralisasi
Mengkonsepkan Mengukur
Menggabungkan
Melaksanakan
Melatih
Memadukan
Meramalkan
Mentransfer
Membatasi
Memproduksi
Mereparasi
Memproses
Mengaitkan
Menampilkan
Mensuimulasikan
Menyiapkan
Memecahkan
Memproduksi
Mel.akukan
Merangkum
Mentabulasi
Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
Penilaian (C6)
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali
tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling
rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat
al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi
pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.
Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagianbagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengahtengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif
dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.
CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3)
Memilih
Menjawab
Mengasumsikan
Mempertanyakan Mem bantu
Meyakini
Mengikuti
Mengajukan
Melengkapi
Memberi
Mengkompromikan Meyakinkan
Menganut
Menyenangi
Memperjelas
Mematuhi
Menyambut
Memprakarsai
Meminati
Mendukung
Mengimani
Mendukung
Mengundang
Menggabungka
Menyetujui
n
Menampilkan
Memperjelas
Melaporkan
Mengusulkan
Memilih
Menekankan
Mengatakan
Menyumbang
Memilah
Menolak
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Menganut
Mengubah prilaku
Mengubah
Berakhlak mulia
Menata
Mempengaruhi
Mengklasifikasikan Mendengarkan
Mengkombinasikan Mengkualifikasi
Mempertahankan
Melayani
Membangun
Menunjukkan
Membentuk pendapat Membuktikan
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
memecahkan
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)
Mengaktifkan Mengoreksi
Mengalihkan
Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan
Mempertajam
Menggabungkan Merancang
Memutar
Membentuk
Melamar
Memilah
Mengirim
Memadankan
Mengatur
Melatih
Memindahkan
Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki
Mendorong
Memulai
Menimbang
Mengidentifikasikan Menarik
Menyetir
Memperkecil
Mengisi
Memproduksi
Menjelaskan
Membangun
Menempatkan
Mencampur
Menempel
Mengubah
Membuat
Mengoperasikan Menskestsa
Membersihkan Memanipulasi
Mengemas
Mendengarkan
Memposisikan Mereparasi
Membungkus
Menimbang
Mengkonstruksi Mencampur
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam
bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan
sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Responrespon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik
a. Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif
sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa
yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:
Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang
bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan
tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip
tersebut.
Ada dua prefensi koqnitif
Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar
hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang
dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus
atau naik kelas semata
Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan
materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
b. Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi
membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta
preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para
siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap
c. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.
Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari
kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain(daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a)
Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b)
Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c)
Ranah keterampilan (psychomotor domain)
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
Pengetahuan (Cl)
Mengutip
Menyebutkan
Men`jelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentiflkasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indek
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadap
Menghafal
Menim
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
Pemahaman (C2)
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontrasikan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
Penerapan (C3) Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menentukan
Memecahkan
Menganimasi
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkalkulasi Mendiagnosis
Mengkode
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengkombinasikan
Mengklasifikasi Memerinci
Menyusun
Menghitung
Menominasikan Mengarang
Membangun
Mendiagramkan Membangun
Mengurutkan
Mengkorelasikan Menanggulangi
Membiasakan
Merasionalkan Menghubungkan
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Menentukan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Menggambarkan Menjelajah
Mengoreksi
Menggunakan
Membagankan Merancang
Menilai
Menyimpulkan Merencanakan
Melatih
Menemukan
Mendikte
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas
Mengadaptasi
Memerintahkan Memfasilitasi
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Mengoperasikan Mengaitkan
Merumuskan
Mempersoalkan Memilih
Menggeneralisasi
Mengkonsepkan Mengukur
Menggabungkan
Melaksanakan
Melatih
Memadukan
Meramalkan
Mentransfer
Membatasi
Memproduksi
Mereparasi
Memproses
Mengaitkan
Menampilkan
Mensuimulasikan
Menyiapkan
Memecahkan
Memproduksi
Mel.akukan
Merangkum
Mentabulasi
Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
Penilaian (C6)
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali
tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling
rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat
al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi
pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.
Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagianbagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengahtengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif
dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.
CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3)
Memilih
Menjawab
Mengasumsikan
Mempertanyakan Mem bantu
Meyakini
Mengikuti
Mengajukan
Melengkapi
Memberi
Mengkompromikan Meyakinkan
Menganut
Menyenangi
Memperjelas
Mematuhi
Menyambut
Memprakarsai
Meminati
Mendukung
Mengimani
Mendukung
Mengundang
Menggabungka
Menyetujui
n
Menampilkan
Memperjelas
Melaporkan
Mengusulkan
Memilih
Menekankan
Mengatakan
Menyumbang
Memilah
Menolak
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Menganut
Mengubah prilaku
Mengubah
Berakhlak mulia
Menata
Mempengaruhi
Mengklasifikasikan Mendengarkan
Mengkombinasikan Mengkualifikasi
Mempertahankan
Melayani
Membangun
Menunjukkan
Membentuk pendapat Membuktikan
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
memecahkan
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)
Mengaktifkan Mengoreksi
Mengalihkan
Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan
Mempertajam
Menggabungkan Merancang
Memutar
Membentuk
Melamar
Memilah
Mengirim
Memadankan
Mengatur
Melatih
Memindahkan
Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki
Mendorong
Memulai
Menimbang
Mengidentifikasikan Menarik
Menyetir
Memperkecil
Mengisi
Memproduksi
Menjelaskan
Membangun
Menempatkan
Mencampur
Menempel
Mengubah
Membuat
Mengoperasikan Menskestsa
Membersihkan Memanipulasi
Mengemas
Mendengarkan
Memposisikan Mereparasi
Membungkus
Menimbang
Mengkonstruksi Mencampur
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam
bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan
sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Responrespon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik