S KIM 1103888 Chapter5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai “Penggunaan Arang Bambu (Gigantochloa
verticillata) Tercampur Bentonit sebagai Adsorben pada Pemucatan Cincau Hijau
serta Karakterisasinya”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Arang bambu diaktivasi menggunakan larutan H3PO4 5% dan pemanasan pada
suhu 700oC selama satu jam. Sedangkan bentonit diaktivasi menggunakan
larutan HCl 15%.
2. Kondisi optimum pengontakkan adsorben dengan ekstrak daun cincau hijau
adalah pada konsentrasi adsorben 1,5% dengan perbandingan arang aktif dan
bentonit 3:1 serta lama waktu kontak 10 menit.
3. Berdasarkan hasil analisis FTIR, adsorben yang telah dikontakkan tidak
mengalami perubahan secara kimiawi dan berdasarkan hasil analisis SEM,
adsorben sebelum dan setelah dikontakkan dengan ekstrak cincau hijau
memiliki pori-pori yang terbuka. Hal ini menunjukkan adsorbat (klorofil)
hanya terserap di bagian permukaan adsorben dan lemahnya interaksi yang
terjadi antara adsorbat dengan adsorben.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian mengenai “Penggunaan Arang Bambu (Gigantochloa
verticillata) Tercampur Bentonit sebagai Adsorben pada Pemucatan Cincau Hijau
serta Karakterisasinya”, maka terdapat saran-saran sebagai berikut untuk
penelitian selanjutnya :
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai metode adsorpsi klorofil dengan ekstrak
yang masih mengandung pektin.
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
2. Perlu dikaji mengenai pengaruh adsorben terhadap kandungan gizi ekstrak
cincau hijau.
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai “Penggunaan Arang Bambu (Gigantochloa
verticillata) Tercampur Bentonit sebagai Adsorben pada Pemucatan Cincau Hijau
serta Karakterisasinya”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Arang bambu diaktivasi menggunakan larutan H3PO4 5% dan pemanasan pada
suhu 700oC selama satu jam. Sedangkan bentonit diaktivasi menggunakan
larutan HCl 15%.
2. Kondisi optimum pengontakkan adsorben dengan ekstrak daun cincau hijau
adalah pada konsentrasi adsorben 1,5% dengan perbandingan arang aktif dan
bentonit 3:1 serta lama waktu kontak 10 menit.
3. Berdasarkan hasil analisis FTIR, adsorben yang telah dikontakkan tidak
mengalami perubahan secara kimiawi dan berdasarkan hasil analisis SEM,
adsorben sebelum dan setelah dikontakkan dengan ekstrak cincau hijau
memiliki pori-pori yang terbuka. Hal ini menunjukkan adsorbat (klorofil)
hanya terserap di bagian permukaan adsorben dan lemahnya interaksi yang
terjadi antara adsorbat dengan adsorben.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian mengenai “Penggunaan Arang Bambu (Gigantochloa
verticillata) Tercampur Bentonit sebagai Adsorben pada Pemucatan Cincau Hijau
serta Karakterisasinya”, maka terdapat saran-saran sebagai berikut untuk
penelitian selanjutnya :
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai metode adsorpsi klorofil dengan ekstrak
yang masih mengandung pektin.
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
2. Perlu dikaji mengenai pengaruh adsorben terhadap kandungan gizi ekstrak
cincau hijau.
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu