S KIM 1103888 Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum adsorpsi warna
ekstrak cincau hijau menggunakan arang bambu (Gigantochloa verticillata)
tercampur bentonit serta karakterisasinya. Arang bambu diaktivasi dengan larutan
H3PO4 5%, 10% dan 15% serta pemanasan pada suhu 700oC selama 60 menit.
Sedangkan bentonit diaktivasi menggunakan larutan HCl 5 N dengan pemanasan
pada suhu 70oC. Preparasi ekstrak cincau hijau dilakukan dengan pelarut air dan
metanol. Selanjutnya dilakukan pengontakkan adsorben dengan ekstrak cincau
hijau. Adsorben sebelum dan sesudah kontak dikarakterisasi menggunakan
instrumentasi FTIR (Fourier Transform Infrared Spectometer) dan analisis SEM
(Scanning Electron Microscope). Arang bambu aktif yang diaktivasi dengan
larutan H3PO4 5% memiliki daya adsorpsi (96,04%) dan randemen (58,2%) paling
tinggi. Perbandingan optimum pada pencampuran arang bambu dan bentonit
adalah 3:1. Kondisi optimum pengontakkan ekstrak cincau hijau dengan adsorben
adalah pada konsentrasi adsorben 1,5% dan lama waktu kontak 10 menit. Hasil
analisis FTIR menunjukkan bahwa adsorben yang telah dikontakkan dengan
ekstrak cincau hijau tidak mengalami perubahan secara kimia. Sedangkan
berdasarkan analisis SEM, adsorben sebelum dan sesudah pengontakkan tidak
mengalami perubahan secara signifikan (pori-pori adsorben masih terbuka).
Kata kunci: Arang bambu, bentonit, ekstrak cincau hijau, adsorpsi


ABSTRACT
The purpose of this research is to optimize condition in color adsorption of green
cincau extract used bamboo charcoal (Gigantochloa verticillata) and bentonite
with characterization. Bamboo charcoal activated with 5%, 10% and 15% H3PO4
solution and heated at temperature 700oC for 60 minutes. Whereas bentonite was
activated with 5 N HCl solution and heated at temperature 70oC. Green cincau
was extracted with water and metanol. And then the extract was contacted with
adsorbent (bamboo charcoal and bentonite). Adsorbent pre and post contacts were
characterized by fourier transform infrared (FTIR) and scanning electron
microscope (SEM). Bamboo charcoal which activated by 5% H3PO4 solution has
adsorption capacity (96,04%) and the highest randemen is 58,2%. Optimum ratio
of bamboo charcoal and bentonite was 3:1. Optimum contacted condition green
cincau extract with adsorbent were 1,5% adsorbent concentration and ten minutes
contact time. The FTIR spectrum show that adsorben which contacted with green
cincau extract did not change chemical characterization. According to SEM
analysis, adsorbent pre and post contact did not change significantly (adsorbent
pores not closed).
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI

ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Bamboo charcoal, bentonite, green cincau extract, adsorption

Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu