PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN
- (Telaah Surat Ad-Duha Ayat 9,10,11)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Geiar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Isiam Oleh:
DEDEN INDIARTO 11404006
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 0 0 7 '
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA JL Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721Dr. Mansur, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara Deden Indiarto Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara; Nama : Deden Indiarto
NIM : 11404006
Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAI Judul : Pendidikan Akhlak Dalam Al-Quran
(Telaah Surat Ad-Duha ayat 9,10,11)
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 6 Mei 2007 Pembimbing
DEPARTEMEN AGAMA JEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salaliga 50721 P E N G E SA H A N
JUDUL SKRIPSI : Pendidikan Akhlak dalam AI-Qur’an (Telaah Surat Ad-Dhuha ayat: 9, 10, dan 11) NAMA : DEDEN INDIARTO N1M : 114 04 006 Telah diuji di depan sidang Munaqasyah pada tanggal 28 Syaban 1428 H / 11 September 2007, dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Agama Dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Salatiga ^Syaban.428H
11 September 2007 M
Panitia Munaqosah Sekretaris Sidang Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP 150 245 903 P 150 254 238 Dr. Mansur, M.Ag. NIP. 150 267 027
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali infomiasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 5 Mei 2007 Peneliti
Deden Indiarto 11404006
j
MOTTO
I ^ l_j 4i) I 1^>-^ 0 ^ Cr*^ 8_j-a< i 4i31 (J_j-mij (_j O >J-fi-l ijjjs' S y v j
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) R asulullah itu suri teladan yang
baik bagim u (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahm at) A llah dan
(kedatangan) hari kiam at dan dia banyak m enyebut A lla h ."
(QS. A1 Ahzab) J l k 3 l & yJk jjSH
"Kebaikan adalah akhlak yang b a ik." (HR. Bukhari)
Sdripsi ini penuCis persem6addgn depada:
1. I6u dan 6apafi tercinta yang teCad meCimpaddgn dgsid sayangnya
serta doanya.
2. Istri dan p u tri tercinta yang teCad mem6eridan m otivasi dan
semangatnya.3. Xflda/^dan adidjiang teCad mem6eridgn perdatiannya.
4. K f fvarga 6esar CPesantren Islam JlC-Irsyad<Butud Tengaran.
5. Orang-orang yang teCad mem6eridgn Santuan depada penuCis.
^Lalll J SvLuoll J ,<Ulb
j
3 J J <& jfLui J ^ Vj oV V
A*j Lai ,aul (J Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah £& yang telah memberikan berbagai nikmatnya, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad g£, keluarganya, para sahabatnya, dan orang- orang yang selalu beijalan di atas sunnahnya hingga akhir kelak. Tidak ada kemampuan dan kekuatan yang dimiliki penulis kecuali itu semua datang dari Allah dengan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik, mudah-mudahan skripsi ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri dan bagi yang lainnya.
Skripsi ini berjudul Pendidikan Akhlak Dalam Al-Quran (Telaah Surat Ad- Duha Ayat 9,10 dan 11), membahas tentang konsep pendidikan akhlak dalam Al- Quran lebih khususnya membahas nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Ad-Duha ayat 9,10 dan 11.
Berbagai pihak telah memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Allah iSfe yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin dalam pelaksanan penelitian ini.
3. Ketua Progdi Ekstensi Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan pada penulis untuk menyelesaikan semua mata kuliah.
4. Bapak Mansur Isna, selaku pembimbing skripsi, dengan kesabarannya telah membimbing penulis dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu dan Bapak dosen Fakultas Agama Islam STAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
6. Segenap karyawan perpustakaan STAIN Salatiga, karyawan perpustakaan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan kemudahan dalam peminjaman buku.
7. Ibu dan Bapak yang telah memberikan doanya untuk penulis sehingga penulisan skripsi ini beijalan dengan lancar.
8. Istri dan putri tercinta yang telah memberikan motivasi dan semangatnya kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Pimpinan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan tempat untuk penulis dalam menyelesaikan skrpsi.
10. Teman-teman di Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
11. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Akhimya dengan memohon kepada Allah agar membalas amal mereka yang tiada tara, dengan pahala yang sebesar-besamya, dengan demikian semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan mudah- mudahan skripsi yang telah penulis tulis bisa menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan dan perbaikan akhlak umat Islam sekarang ini.
Penulis Deden Indiarto
DAFTARISI
B. Pendidikan Akhlak
18
B. Tafsir Surat Ad-Duha Ayat 9, 10 Dan 11
1. Tafsir Surat Ad-Duha Ayat 9, 10, Dan 11 Menurut Ibnu Katsir.... 45
2. Tafsir Surat Ad-Duha Ayat 9, 10, Dan 11 Menurut AI-Maraghi ...51
BAB IV Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Surat Ad-Duha Ayat 9, 10
LAMPIRAN
1
BAB I PENDAH ULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah M telah menunmkan kitab-kitab suci-Nya kepada para nabi dan
rasul sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, di antara kitab-kitab suci itu adalah Al-Quran, Al-Quran merupakan mukjizat yang diturunkan untuk Nabi Muhammad Kelebihan dan keistimewaan Al-Quran yang ada di dalamnya dapat dilihat dari susunan bahasanya, isi serta makna yang terkandung di dalamnya yang sempuma. Isi kandungan Al-Quran mengajarkan beberapa prinsip dalam hidup untuk memperoleh kebahagiaan di dunia hingga kelak di akhirat, dan prinsip-prinsip paling pokok diantaranya adalah akidah, ibadah dan akhlak.
Agama Islam menguatkan, bahwa agama atau risalah samawiyah semuanya tidak datang kecuali untuk memperbaiki akhlak, menyempumakannya, dan membimbing manusia ke jalan yang terbaik menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.1
Dalam pembahasan pendidikan akhlak selayaknya kita memperhatikan dan memahami benar, bahwa Al-Quran telah memberikan standar yang paling tinggi yaitu Allah $§. Maka dari itu contoh yang paling luhur adalah Allah M. Di sini manusia hanya diharapkan untuk berusaha meningkatkan dan 1 Omar Muhammad, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, him. 317.
Falsafah Pendidikan Islam , menyempumakan akhlaknya sesuai dengan kemampuan dan kekuatan yang telah dianugerahkan oleh Allah i f kepadanya.
Pengetahuan manusia tentang Allah i f akan menjadi baik, bila ia mengikuti petunjuk para utusan-Nya yang telah diberi rekomendasi oleh-Nya untuk ditaati dan ditiru, dari para utusan-Nya ialah Nabi Muhammad M- Allah
i f $s
telah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia untuk menjelaskan wahyu kepada mereka, mengeluarkan mereka dari kegelapan dan kebodohan kepada cahaya iman dan Islam serta menunjukkan mereka ke akhlak yang baik dan jalan yang lurus.
Allah i f mewajibkan kita sebagai umat Islam untuk tsat, patuh dan cinta kepada Rasui-Nya. Allah M berfirman:
'J j L ^ \ 'M i ^ j
i
J \ i j £ i ; "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya."
(QS. An-Nisa: 59) Umat Islam mengetahui dan memahami bahwa Nabi Muhammad M diutus
a
kepada umat manusia bertujuan untuk menyempumakan akhlak. Pada prinsipnya akhlak itu mengatur pola tingkah laku hidup manusia melalui dua jalur yaitu jalur vertikal yang mempakan hubungan manusia dengan Allah i f sebagai Dzat pencipta alam semesta beserta isinya dan jalur horizontal dengan membina hubungan baik antara manusia dengan sesama makhluk ciptaan
Allah if . 2
2Asmaran As, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 2002, him. 117.
P engan tar Studi Akhlak,
2 Salah satu misi diutusnya Nabi Muhammad sebagai penyempuma akhlak yang mulia telah ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad^ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah % bersabda :
"Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik. "3 (HR. Ahmad)
Allah M berfirman :
"Dan sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekertiyangagung." (QS. Al -Qalam: 4)
Ayat di atas menggambarkan akan sosok Rasulullah dan ini merupakan keistimewaan yang diberikan Allah keoadanya, Rasulullah adalah sosok figur yang tidak keras, lembut, ramah, supel, suka menjawab panggilan, memberikan pertolongan terhadap orang yang membutuhkan, menyenangkan orang yang bertanya kepadanya. Ketika para sahabatnya mengharapkan sesuatu, Dia memberikannya, Dia menerima orang yang berbuat baik kepadanya dan memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya.4
Pembinaan akhlak yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan menurut syariat Islam, yang pertama adalah pembinaan pada diri sendiri, kemudian dilanjutkan pembinaan akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan pembinaan akhlaknya dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing. Rachmat Djatnika mengatakan:
3Imam Ahmad, Mausu 'ah MusnadAhmad, Ar-risalah, Beirut, 1998, him. 513.
4Khumais As-Sai'd, Hakadza ‘A/lamana An-Nabiyyu, Beginilah Rasidullah Mengajari Kami, Ali Fauzan, Darus Sunnah, Jakarta, 2005, him. 48.
3
"Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik dalam individu, maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancumya, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lah ir-batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir ataupun batinnya."5
Akhlak merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan oleh manusia. untuk mengetahui kebenaran hal itu, kita bisa bandingkan kondisi sekarang ini dengan kondisi generasi umat terbaik, generasi pertama yaitu para sahabat Nabi Muhammad yang konsisten dalam mempraktekkan akhlak mulia, tentu kita akan dapatkan perbedaan yang menyolok antara kondisi kita dengan kondisi mereka. Orang pun yakin bahwa kondisi kita dan mereka sangatlah jauh berbeda.
Kembali penulis tegaskan, bahwa sebab utama yang membawa kemerosotan dan kemunduran umat Islam adalah hilangnya akhlaqul karimah (akhlak terpuji) dalam diri mereka dan sikap meniru pola hidup barat dengan berbagai bentuk keburukannya.
Kita hidup dalam kondisi krisis akhlak dengan pengertian yang luas, baik krisis akhlak secara individu maupun kelompok. Secara kelompok, kita bisa lihat adanya pertumpahan darah antar sesama kelompok umat Islam sendiri karena mereka merasa unggul dari yang lain, adanya peperangan, dan pengrusakan. Sedangkan krisis akhlak secara individu seperti: pemimpin yang angkuh dan sombong terhadap bawahan, berlaku sewenang-wenang dengan
5Rachmat Djatnika, Sistem E tika Islam , Pustaka Panjimas, Jakarta, 1996, him. 11.
4 posisi jabatannya, sehingga tidak ada lagi kepercayaan dari para bawahan yang dipimpinnya.
Para tetangga, mereka saling menuduh satu sama lainnya dengan kedengkian, kebencian, menggunjing, adu domba, buruk perilaku dengan yang lainnya, para sahabat atau teman, satu sama lainnya saling menuduh berkhianat, dengki dan lainnya. Sudah dipastikan ini merupakan krisis akhlak yang dialami umat Islam sekarang ini, bahkan merupakan musibah yang menimpa umat Islam yang dapat membawa ke dalam medan peperangan.
Solusi dari fenomena yang menyedihkan ini dapat diakumulasikan dalam satu kalimat, yaitu kembali kepada A l-Quran dan As-Sunnah dengan penuh kejujuran dan keikhlasan Di dalam kedua sumber hukum ini terdapat obat mujarab dan ampuh yang mampu mengatasi krisis akhlak yang menimpa seluruh negeri.
Berangkat dari uraian di atas, maka penulis memberikan judul penelitian untuk skripsi ini ialah, "PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN (Telaah Surat Ad-Duha ayat 9,10, dan 11).
Alasan yang mendorong penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akhlak merupakan pilar utama dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan bisa selamat, sebuah masyarakat tidak akan bisa tegak dan kokoh, dan negara tidak akan jaya tanpa ditopang oleh nilai-nilai akhlak yang mulia. Fakta-fakta sejarah telah membuktikan semua ini. Sebagai contoh, jatuhnya Andalusia di Spanyol,
5 suatu negeri muslim yang terkenal dengan kebudayaan dan peradabannya Cordoba, Istana A l-Hambra yang sampai sekarang berdiri megah dengan seni bangunan yang indah. Kini hanya menjadi museum dan tontonan turis-turis karena keindahannya, yang tidak lagi berfungsi sebagai masjid dan tidak pula sebagai Istana, karena sudah tidak dikuasai oleh orang- orang Muslim lagi. Tokoh-tokoh Muslim, seperti: Ibnu Rusyd (filosuf dan seorang ahli fiqih), Ibnu Hizm (ahli fiqih), Al-Qurthubi (ahli tafsir Al-
Qur'an) dan lain-lainnya, merupakan bukti kejayaan Andalusia tempo dulu.
Karena pentingnya kedudukan akhlak daiam kehidupan manusia, maka neliti mengambil pendidikan akhlak sebagai bahan penelitian.
- Quran adalah wahyu Allah M yang diyakini kebenarannya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kedudukannya sebagai kitab suci yang terakhir dan sumber agama yang telah dinyatakan sempuma, mengandung pengertian bahwa Al-Quran mampu memberikan jawaban terhadap berbagai persoalan hidup yang teijadi sepanjang masa.
3. Berbagai upaya yang dilakukan orang daiam berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat, hal ini membutuhkan suatu metode atau cara-cara yang bisa menjaga atau mempererat hubungan antar sesama manusia, metode atau cara tersebut kita istilahkan dengan pendidikan akhlak.
4. Salah satu dari 114 surat yang ada di daiam Al-Quran ialah surat Ad-Duha, yang di dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: dan tokoh-tokoh ahli ilmu pengetahuan muslim dari Andalusia. Masjid
6 akhlak orang mukmin kepada saud ara-saudara mereka, sopan santun dalam pergaulan dan sikap mereka dalam mensyukuri nikmat Allah M.
Peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang surat Ad-Duha ayat 9, 10, danll, karena ayat-ayat tersebut mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi manusia erat kaitannya dengan mu'amalah (pergaulan) antar sesama mereka, sehingga manusia bisa mengambil pelajaran darinya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain :
1. Pendidikan Akhlak Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dan kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara perbuatan pendidik.6 *
n Akhlak adalah, budi pekerti, kelakuan.
Pendidikan akhlak yang penulis maksudkan di sini adalah proses mengarahkan atau mendidik manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicita-citakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat.
6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, K am u s B esar B ahasa Indonesia
, Balai Pustaka, Jakarta, 2003, him. 263.
1Ibid., him. 20.
7
2. A l-Quran Al-Quran adalah, kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah M yang diturunkan kepada Nabi Muhammad $£ dengan perantaraan Malaikat
Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.8
3. Duha.
Duha adalah, isi waktu menjelang tengah hari.9 Surat Ad-Duha terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan setelah Surat Al-Fajr. Nama Ad-Duha diambil dari kata "Adh-Dhuhaa" yang terdapat pad?, ayat pertama, artinya, waktu matahari sepenggalan naik.10
Penulis membatasi telaah surat Ad-Duha beberapa ayat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 9, 10, dan 11, karena ayat tersebut aaa kaitannya dengan pendidikan akhlak.
C. Rumusan Masalah
Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain :
1. Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak dalam Al-Quran?
2. Bagaimana pandangan para mufassir tentang surat Ad-Duha ayat 9, 10,
11
?
sIbid., him. 33.
9Ibid., him. 278.
10KSA, A l-Q uran dan Terjemahannya,
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Jakarta, 1971, him. 1069.
8
3. Nilai-nilai pendidikan akhlak apakah yang terkandung dalam surat Ad- Duha ayat 9,10, danl 1?
D. Tujuan Penelitian
Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak dalam Al-Quran.
2. Mengetahui pandangan mufassir tentang surat Ad-Duha ayat 9, 10, 11.
3. Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Ad-Duha ayat 9,10, dan 11.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pendidikan Islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya terutama mengenai konsep pendidikan akhlak dalam Al-Quran dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Ad-Duha ayat 9, 10, dan 11.
2. Manfaat Praktis Dapat bermanfaat bagi para pendidik, pemikir di masa mendatang atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran Islam.
9
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah kegiatan mendalami, mencermati , menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan.11 Fungsi kajian pustaka di sini adalah untuk mengemukakan hasi l-hasil penelitian yang diperoleh peneliti dahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian yang telah dilakukan yang penulis ketahui adalah penelitian tentang pendidikan akhlak yang dilakukan oleh saudari Fatchiyah Ariyani (Mahasiswi STAIN Salatiga) pada tahun 2001, dengan judul: Konsep Al-Quran Tentang
Pendidikan Akhlak (Analisis Terhadap Surat Al-Furqan ayat 63, 64, 65, 67,
68, 72, 73, 74, 75, 76).Penelitian ini mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ibad Ar-Rahman adalah mereka hamba-hamba Allah M yang memiliki sifat-sifat mulia dan istimewa, berupa kelurusan dan kesucian jiwa.
2. Pendidikan akhlak dalam sifat-sifat Ibad Ar-Rahman, adalah:
a. Pendidikan akhlak kepada Allah yang terkandung dalam 4 sifat, yaitu; banyak sujud di malam hari, tidak merasa aman dari Neraka Jahanam, tidak menyekutukan Allah M dan mendengar serta taat kepada ayat- ayat Allah $f.
Cb.) Pendidikan akhlak kepada diri sendiri, akhlak pribadi yang terkandung
dalam 6 sifatnya, yaitu; rendah hati dan tidak sombong, bersikap bijaksana terhadap orang jahil, tidak boros dan tidak kikir, tidak berzina, tidak memberikan persaksian palsu dan meninggalkan yang sia-sia.
"Suharsimi Arikunto, M cmajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, him. 75.
[c j Pendidikan akhlak kepada sesama manusia yang terkandung dalam 2
sifatnya, yaitu; tidak membunuh tanpa dasar yang benar, memohon keluarga yang baik dan menjadi tauladan orang
- orang yang takwa.
3. Peran pendidikan akhlak dalam sifat-sifat I bad Ar-Rahman dalam mengatasi krisis moral sangat besar karena solusi dari kerusakan moral adalah memperkokoh keimanan atau akidah, mewujudkan lingkungan yang Islami dan menumbuhkan tanggung jawab mengemban amanah dakwah. Sedangkan sifat-sifat Ibad Ar-Rahman telah terwakili di dalamnya.
Sejauh pengamatan penulis, tidak ditemukan hasil penelitian yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dari penelitian yang penulis angkat, hal itu merupakan ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga hasil penelitian ini menjadi pelengkap, tambahan dan pendukung penelitian mengenai pendidikan akhlak.
G. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, digunakan beberapa teknik untuk sampai pada tujuan penelitian, yaitu:
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini tergolong penelitian pustaka (library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka.12
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Sumber data primer Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa sumber data primer adalah sumber atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tei&ebut berlangsung.13 Dalam hal ini sumber primemya adalah: "Tafsir Al-
Quranul Azhiim"
karya Ibnu Katsir, "Tafsir Al-Maraghi" karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi, dan buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak seperti : "Minhaajul Muslim" karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, "Beginilah Rasulullah Jr Mengajari kami" karya Khumais As-Sa’id. Penulis menjadikan tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-
1 Maraghi sebagai sumber data primer karena hendak membandingkan
antara tafsir abad pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli
atsar dan kisah) dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-
Maraghi yang banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir 12Sutrisno Hadi, M eio d o lo g i R esearch /, UGM, Yogyakarta, 1981, him. 9.
13Suharsimi Arikunto, him. 83. op. cit.,
12
ra'yi), dan tidak sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar.
b. Sumber data sekunder Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer, menurut Suharsimi Arikunto bahwa sumber data sekunder adalah bahan kajian yang digambarkan oleh orang yang tidak ikut atau mengalami pada waktu kejadian berlangsung.14 Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adaiah buku
- buku atau karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berkenaan dengan akhlak.
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.15 Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat suci Al-Quran, maka penulis menelaah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan penelitian. Disamping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain yang dianggap menunjang terhadap penelitian ini, diantaranya adalah buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.
4. Analisis Data Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini adalah
u Ibid„ him. 83.
15Suharsimi Arikunto, P rosedu r P enelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 236.
13 metode analisis deskriptif, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula dengan analisis dan interpretasi atau penafsiran terhadap d ata-data tersebut.16 1
7 Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan beberapa metode, antara lain: a. Metode deduktif
Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan
17 teori, yaitu analisis suatu permasalahan yang umum ke yang khusus, kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang kongkrit teijadi.
b. Metode induktif Digunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan yang akan diteliti, yaitu analisis masalah yang khusus ke yang umum,18 kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang umum.
c. Metode komparatif Yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel,19 dan yang akan dibandingkan dalam skripsi ini adalah pendapat Ibnu Katsir dan Al-Maraghi.
16Winamo Surahmad, Pengantar P en elitian Ilm iah D a sa r M etode Teknik, Tarsito, Bandung, 1990, him. 139.
17Anton Bakker, M etode-m etode F ilsafat , Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, him. 17.
l%Ibid., him. 17.19Sumanto, Andi Offset, Yogyakarta, 1990, M etodologi P enelitian S osial dan Pendidikan, him. 7.
14
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: Bab I: Membahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II: Menjelaskanan tentang pendidikan akhlak dalam A l-Quran, yang meliputi: pengertian pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, materi dan metode pendidikan akhlak, faktor penting dalam pendidikan akhlak dan rnacam-macam akhiak dalam Al-Quran.
Bab ill: Membahas tentang tafsir Surat Ad-Duha, yang mencakup surat Ad- Duha secara umum, tafsir ayat 9, 10, dan 11 surat Ad-Duha dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin. Bab IV: Menganalisis tentang Pendidikan Akhlak Dalam Al-Quran telaah surat Ad-Duha ayat 9, 10, dan 11, yang mencakup: pendidikan akhlak dalam Al-Quran dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat Ad-Duha ayat 9,10, dan 11.
Bab V: Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan penutup.
15
16
BAB II AKHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK A. Akhlak
1. Pengertian Akhlak kata "akhlak" berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata
khulk yang berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat,20
menurut Ibnu Miskawaih dan al -Ghazali, akhlak adalah sesuatu dalam jiwa yang mendorong seseorang mempunyai potensi-potensi yang sudah ada sejak lahir,21 sedangkan menurut Abdullah Dirroj, akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam akhlak yang benar) atau pihak yang jahat (dalam akhlak yang jahat)22
Jadi pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka dia dinamakan akhlak yang baik dan mulia
20Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo, Jakarta, 2002, him. 2. ,•
2'Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, him. 222.22Ibid., him. 223. dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka disebutlah akhlak yang buruk dan tercela.23
2. Macam -macam Akhlak dalam Al-Quran
a. Akhlak yang Baik (akhlaqul mahmudah) Akhlak adalah satu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan, baik maupun jelek kepadanya.
Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaai’i dan kebenaran, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga menjadi wataknya, maka keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlak yang baik.24
Pada pokoknya akhlak itu ada dua macam, yaitu akhlak yang terpuji yang disebut akhlaqul mahmudah dan akhlak tercela yang disebut
akhlaqul madzmumah.25
b. Akhlak yang Tercela (.Akhlaqul Madzmumah) Akhlak yang tercela adalah perbuatan dan perkataan tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlak tercela.26 23Asmaran As, op.cit., him. 3.
24Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, M inhaajul M uslim , P edom an H idup Seorang M uslim , Musthofa 'Aini dkk, Megatama Sofwa Pressindo, Jakarta, 1999, him. 223.
25Humaidi Tatapangarsa, Akhlaq y a n g M ulia, Bina Ilmu, Surabaya, 1980, him. 147.
17 Akhlak tercela dan jahat adalah penyakit jiwa, penyakit batin, penyakit hati. Penyakit ini lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Orang yang ditimpa penyakit jiwa akan kehilangan makna hidup yang hakiki, hidup yang abadi.2
6 B. Pendidikan Akhlak
27
1. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak terbentuk atas dua kata yaitu kata "pendidikan" dan "akhlak", dan untuk memudahkan dalam memahami pengertian pendidikan akhlak membutuhkan terlebih dahulu pemahaman akan kedua kata tersebui.
Dalam kata pendidikan banyak sekali para ahli berpendapat dalam mengartikan kata pendidikan, baik para ahli pendidikan barat ataupun para ahli pendidikan Islam. Jules Simon berpendapat "pendidikan" adalah jalan untuk merubah akal menjadi akal yang lain dan merubah hati menjadi hati yang lain.28 Sedangkan filosuf pendidikan bangsa Inggris Herbert Spencer berpendapat "pendidikan" adalah menyiapkan manusia supaya hidup dengan kehidupan yang sempuma.29
Islam memberikan pandangan bahwa "pendidikan" adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan
26Humaidi Tatapangarsa, A k h la q y a n g M u lia , Bina Ilmu, Surabaya, 1980, him. 223.
27Hamka, A khlaqul K arim ah, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1992, him. 1.
28Mahmud Yunus, , Hidakarya Agung, Jakarta,
Pokok-pokok Pendidikan dan P en gajaran
1998, him. 5.19Ibid., him. 5.
18 mengembangkan fitrah secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kam il)30 Dalam bahasa Arab "pendidikan" itu sama dengan "At-Tarbiyyah", kata At-Tarbiyyah berasal dari tiga bentuk. Pertama kata "robaa-yarbuu"
(’ j j j j —U j ) yang berarti bertambah tumbuh. Kata kedua "robiya-yarba" ^ — j j
) yang berarti menjadi besar dan yang ketiga adalah kata
"robba-yarubbu" (£_ j j _ j — ) yang berarti menuntun, menjaga dan
memelihara.31 3
3 kata tarbiyah, ta'liim dan ta'diib32 Merujuk pada ayat dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah
2 Di sana ada juga yang mengatakan pendidikan berasal dari
3
Misalnya
"Ya Allah, sayangilah keduanya (orang tuaku) sebagaimana mereka
telah mengasuhku (mendidikku) sejak kecil. ” (QS. Al-Isra: 24)
"Dia yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."(QS. Al-Alaq: 5)
"Jbunya telah mendidiknya dan kamu telah dididik oleh ibumu."
(HR. Muslim) Dikaitkan dengan pendidikan dari kata bahasa Arab, bahwa pendidikan kepada anak itu mulai dari tumbuh, artinya mulai dari sejak ada di dalam
30Achmadi, Islam P aradigm a llm u Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him.
16. 3'Abdurrahman an-Nahlawi, P rin sip-prin sip d an M eto d a Pendidikan Islam, CV. Diponegoro, Bandung, him. 31.
32Achmadi, op.cit., him. 13.
33Imam Muslim, Shahih M uslim (K itab M asajid), Dar As-Salam, Riyad, 1998, him. 226.
19 kandungan ibu hingga menjadi besar, lahir ke dunia dan berkembang sehingga mencapai dewasa bisa menjaga diri dan bertanggung jawab.
Pendidikan bukanlah sekedar mengasuh, memelihara atau mendidik anak didik, namun pendidikan merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan maupun kepandaian yang melalui adanya pengajaran, latiha n-latihan atau pengalaman-pengalaman.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman akhlak mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan yang dimanifestasikan dalam kenyataan bidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap mcnuju terbentuknya kepribadian utama
Dari pengertian-pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan penanaman akhlak yang mulia, moral yang baik, tabiat maupun perangai yang baik yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan, akhlak sejak ia masih kecil hingga dewasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tingkah laku yang mulia dan menjadikannya sebagai kebiasaan.
20
2. Tujuan Pendidikan Akhlak Nabi Muhammad M diutus dengan membawa risalah ajar an Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ajaran -ajaran yang dibawa itu bertujuan untuk menyempumakan akhlak umatnya. Dengan akhlak yang agung dan mulia, Rasulullah % dijadikan suri tauladan dan contoh bagi umatnya. Hal ini telah Allah i$g tegaskan dalam firman-Nya :
"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang bagi bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)
Sesuatu yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk mencapai kesempumaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan dan ketangguhan bagi masyarakat.34
Tujuan dari pendidikan dalam agama Islam adalah untuk mewujudkan orang-orang yang baik akhlaknya, keras kemauannya, sopan santun dalam berbicara dan perbuatan, bersifat bijaksana dan sempuma, sopan dalam beradab, ikhlas dan suci.
Al-Ghazali menyatakan bahwa pendidikan akhlak atau membentuk akhlak menjadi bagus adalah mungkin, melalui usaha dan latihan yang
340mar Muhammad, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, him. 346.
F a/safah Pendidikan Islam,
21 sesuai. Menurutnya fungsi utama agama adalah membimbing manusia untuk memperindah akhlak.35
3. Materi Pendidikan Akhlak Dalam garis besamya, akhlak dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut: akhlak terhadap Khalik (Yang menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan).36 Adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut: a. Akhlak manusia kepada Allah M.
b. Akhlak manusia kepada Rasulullah %.
c. Akhlak manusia kepada airi senairi.
d. Akhlak manusia kepada sesama manusia.
e. Akhlak manusia kepada alam sekitamya.
Dan penjelasan dari lima macam akhlak di atas adalah sebagai berikut:
a. Akhlak manusia kepada Allah $i Alam ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang diyakini ada-Nya, yakni Allah M. Dialah yang menurunkan rahmat dan hidayah di dunia dan Dialah yang mengatur segala isi yang ada di alam ini. Kepada-Nya manusia berhutang budi besar, karena berkat kasih sayang-Nya la telah menganugerahkan nikmat yang diberikan pada
35Mansur Isna, Pendidikan A nak U sia D in i D alam Islam , Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, him. 276.
36Rachmat Taufiq Hidayat, K hazanah Istilah A l-Q uran, Mizan, Bandung, 1989, him. 18.
22 manusia dengan tak terhitung nilainya, sehingga manusia harus mengucapkan rasa syukur terhadap -Nya.
Allah M berfirman: -J j j i i i 41)1 ^ 41)1 <U ! JL j u j su
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya."
(QS. An-Nahl: 18) Dan juga firman-Nya:
O jj& j % J ^5^51 "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu menginkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)
Abu Bakar Ja’bir Ai-Jazairi dalam bukunya "Minhaajul
Muslim" menjelaskan bahwa syukumya seorang muslim kepada
Rabbnya atas nikmat yang diberikan, yaitu sebagai berikut: rasa malu kepada-Nya untuk condong berbuat maksiat, kembali kepada-Nya secara benar, bertawakal kepada-Nya serta mengharap rahmat-Nya, kemudian takut terhadap siksa-Nya, berbaik sangka kepada-Nya akan kebenaran janji-Nya serta pelaksanaan ancaman bagi siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya, maka ini merupakan akhlak kepada Allah i f .37
Hubungan antara manusia dengan Allah iife telah diatur oleh agama, agamalah yang mengatur bagaimana cara manusia berinteraksi dengan Allah Hubungan manusia dengan Allah && merupakan
37Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, M in h aaju l M uslim , Pedom an H idup Seorang M uslim , Musthofa 'Aini dkk, Megatama Sofwa Pressindo, Jakarta, 1999, him. 126
23 prioritas pertama yang merupakan hubungan vertikal antara makhluk dan Khalik.
Hubungan antara makhluk dengan Khalik telah menempatkan manusia pada posisi yang jauh lebih rendah daripada Khaliknya. Untuk it u Al-Quran mengajarkan kepada makhluk untuk selalu patuh kepada- Nya, sebagaimana firman Allah :
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 21)
b. Akhlak manusia kepada Rasulullah ^ Setiap umat Islam yakin, bahwa Muhammad M adalah Rasul Allah dan merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah untuk beriman kepada Allah $g dan para rasul-Nya.
Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi haras pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits tentang bagaimana bersikap kepada
Rasulullah Itulah yang dinamakan akhlak kepada Rasulullah M- Nabi Muhammad adalah manusia istimewa dari yang lainnya, karena Beliau seorang nabi dan rasul Allah $6, seorang manusia pilihan
Allah M yang haras dicintai, diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan muslimah. Kedudukan sebagai nabi dan rasul inilah yang menjadikan Nabi
24 Muhammad mempunyai posisi tersendiri diantara manusia lainnya.
Ajar an Islam memberikan tuntunan kepada setiap muslim dan muslimah untuk berperilaku baik terhadap Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul Allah M. Di antara perilaku atau akhlak yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah $£ ialah sebagai berikut:
1) Menerima dan mengamalkan ajaran yang dibawanya.
1 *' 1' „ A l - - * *•*.'• *\ * •'A -I' T"'
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
2) Mengikuti dan mengamalkan sunnahnya.