KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009

  KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009 SK R IPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam NIM 12107001 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010

  KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh WIWIN TRIANI NIM 12107001 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Telah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama Wiwin Triani NIM 12107001 Jurusan

  Tarbiyah Program Studi

  Pendidikan Agama Islam Judul

  KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009 Kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 20 Januari 2010 Pembimbing

  Drs. Bahroni, M.Pd NIP. 196408181994031004 DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http'/wmv.salatiga.a.c.id e-m ail: akademik@stainsalatigaa.c.i.d PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara Wiwin Triani dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107001 yang berjudul Kompetensi Guru MAN Salatiga Setelah Program Sertifikasi Tahun 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama

  Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 13 Maret 2010 M

  27 Robiul Awal 1431 H Panitia Ujian

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Dimana ada kemauan, Disiitu ada jalan Setiap jalan terdapat banyak kesempatan

  Kesempatan adalah pilihan Hanya ada satu kata

  “Tidak Ada Yang Abadi Melainkan Perubahan” f

   v

  PERSEMBAHAN

  Untuk orang tuaku, Keluarga dan Sahabatku

  Teman seperjuangan di HMI Cabang Salatiga Dan teman spesialku yang selalu setia menemaniku disaat senang dan sedihku

  Terimakasih untuk semuanya YAKUSA

  

ABSTRAK

  Triani, Wiwin. 2010. Kompetensi Guru M AN Salatiga Setelah Program Sertifikasi Tahun 2009. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd. Kata K u n ci: Kompetensi, Sertifikasi

  Penelitian ini upaya untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru, pertanyaan pertama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Pelaksanaan Program Sertifikasi di MAN Salatiga?, (2) Bagaimana Kompetensi Guru Sebelum Pelaksanaan Sertifikasi?, (3) Adakah Pengamh Pelaksanaan Program Sertifikasi dengan Kompetensi Guru? Untuk menjawab Pertanyaan itu maka penulis mencoba menggunakan dengan pendekatan penelitian Kwantitatif.

  Globalisasi dan segala kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan yang nyata bagi tatanan kehidupan bermasyarakat di negeri ini, kondisi kehidupan seorang guru di Indonesia telah mengalami banyak pembahan ketika kita bandingkan dengan kondisi guru setengah abad yang lalu, dulu guru adalah seorang yang sangat dihormati dalam status sosial, tapi kini guru tak lain hanyalah tenaga profesional dengan upah perbulan yang hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

  Semangat para guru tak lagi seimbang dengan gaji yang didapat, antara mengajar dan makan nasi, dan antara mengabdi dan mencukupi kebutuhan sehari-hari, pertanyaan besar bagi penulis adalah Bagaimana bisa mengabdi jika kebutuhan materinya tak tercukupi.

  Maka dari itu penulis mencoba meneliti sebuah program besar yang dicanangkan pemerintah dalam hal pendidikan yaitu sertifikasi, dan skripsi ini beijudul “Kompetensi Guru MAN Salatiga setelah Program Sertifikasi Tahun 2009”.

  Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh sertifikasi terhadap kompetensi guru, dengan adanya program sertifikasi guru maka akan meningkat kompetensi guru peserta serfitikasi tersebut. Ada perbedaan yang signifikan antara kompetenisi guru sebelum sertifikasi dengan kompetensi guru setelah sertifikasi. Perbedaan mean (kompetensi gum sebelum sertifikasi = 24,3 dan kompetensi gum sesudah sertifikasi = 32,14) menunjukkan kompetensi gum setelah sertifikasi lebih baik daripada kompetensi gum sebelum sertifikasi.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah in i: Nama : Wiwin Triani NIM :12107001

  Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. iga, 10 Februari 2010 nyatakan

  triari

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menurut penulis amat berat ini. Dan semoga shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan ke haribaan Rasulullah Muhammad SAW serta para sahabat dan para pengikutnya.

  Skripsi merupakan kewajiban setiap mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan. Oleh karena itu penulis menyusun skripsi yang berjudul “KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN 2009” . Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Ketua STAIN Salatiga dan Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, yang telah memberi kesempatan penulis untuk menuntut ilmu di lembaga tersebut.

  2. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd., yang selalu memberi motivasi dan membimbing sampai terselesaikannya skripsi ini.

  3. Bapak/ibu dosen jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, yang dengan ilmunya, penulis menjadi tambah wawasan.

  4. Bapak Kepala Sekolah dan guru-guru MAN Salatiga, yang dengan keterbukaannya menerima penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.

  5. Teman-teman sepeijuangan di dunia pendidikan, teman-teman HMI, atas dorongan dan semangatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisan ini.

  6. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis ungkaptkan satu persatu d'ilam mang tulis yang sesempit ini. Semoga bantuan Bapak/ibu mendapat balasan dari A lah SWT, Amin.

  Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  

  

   Tabel 1

  

  

  

  

  

  BAB III HASIL PENELITIAN

  

  D. Tinjauan Tentang Kompetensi G uru....................................... ....23

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  viii

  

  

   Tabel 4

  Tabel 5

   Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8

  

  BAB V PENUTUP

  

  

ix

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Guru adalah pangeran tanpa tanda jasa, begitulah kalimat mutiara yang menggambarkan tentang keikhlasan seorang guru dalam pengabdian mencerdaskan kehidupan berbangsa tanah air Indonesia.

  Globalisasi dan segala kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan yang nyata bagi tatanan kehidupan bermasyarakat di negeri ini, kondisi kehidupan seorang guru di Indonesia telah mengalami banyak perubahan ketika kita bandingkan dengan kondisi guru setengah abad yang lalu, dulu guru adalah seorang yang sangat dihormati dalam status sosial, tapi kini guru tak lain hanyalah tenaga profesional dengan upah perbulan yang hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

  Berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan guru di Indonesia telah dilaksanakan, salah satunya adalah program sertifikasi.

  Program ini dibuat selain untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga diharapkan kesejahteraan guru yang membaik akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

  Dengan adanya program sertifikasi diharapkan guru dalam hal ini sebagai tenaga pengajar mampu meningkatkan kompetensinya dalam mencerdaskan anak didiknya, tanpa adanya peningkatan kompetensi atau profesionalisme, maka tujuan pemerintah dalam program sertifikasi akan pincang (crippledoriented) .

  1

  2

  Peningkatan kompetensi guru meliputi beberapa aspek penting yaitu intelektual, spiritual, dan profesional yang meliputi wawasan yang luas dan kreatifitas dalam metode mengajar. Spiritual berarti peningkatan kualitas hati yang berimplikasi pada perbaikan sikap (goodness attitude).

  Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional, untuk itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau diploma IV (SI/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.

  Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal SI/D-IV dibuktikan dengan ijazah sedangkan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimilki dan mata pelajaran yang di ampu, m i selnya guru SD dipersyaratkan lulusan SI/D-IV jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ pendidikan lainya. Sedangkan guru matematika di SMP/Mts/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dipersyaratkan lulusan SI/D-IV Jurusan/program pendidikan matematika yang memiliki akta IV. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

  Persyaratan kualifikasi akademik, relevansi, penguasaan kompetensi yang telah tersebut diatas merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, selain itu sertifikat guru diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru di Indonesia, bentuk kesejahteraan gua- berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat

  3 pendidik (UUGD, 2006:7). Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus nonpegawai negeri sipil dan guru swasta (Muslich, 2007:4)

  Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan banyak institusi terkait, pada tahun 2007 kemarin baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia, dan guru peserta sertifikasi dituntut untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. flittp:// diakses 09 September 2009)

  Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan s?tu kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah memperoleh sertifikat pendidik akan mendapatkan penghasilan yang terdiri dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan fungsional, dan (3) tunjangan profesi. Disamping itu, guru akan menerima tambahan penghasilan lain dalam bentuk tunjangan khusus bagi mereka yang bertugas di daerah khusus.

  Program sertifikasi tentunya memberikan harapan kesejahteraan bagi guru di Indonesia dan diharapkan dengan peningkatan kesejahteraan tersebut mampu menjadikan semangat baru bagi guru Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

  Berdasarkan analisis tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009

  4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Bagaimana pelaksanaan sertifikasi Gum di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009?

  2. Bagaimana kompetensi Gum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebelum program sertifikasi Tahun 2009?

  3. Adakah pengaruh pelaksanaan program sertifikasi terhadap kompetensi Gum di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009?

  C. TUjuan Penelitian Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dimmuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan program sertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009.

  2. Untuk mengetahui kompetensi Gum di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebelum sertifikasi Tahun 2009.

  3. Untuk mengetahui pengamh sertifikasi terhadap kompetensi Gum di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009.

D. Hipotesis Penelitian

  Usaha peningkatan kompetensi/kompetensi gum hams diarahkan kepada program yang lebih realistis, salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan gum, ibarat logika tanpa logistik gumpun tidak akan bisa meningkatkan kompetensinya tanpa penghasilan yang diharapkan, analogi

  5

  tersebut menjadi sebuah anggapan dasar bagi peneliti bahwa dengan pemenuhan kesejahteraan guru maka akan berbanding lurus dengan kompetensi, artinya semakin tinggi kesejahteraan guru maka akan semakin meningkat kompetensi guru tersebut, dan semakin rendah kesejahteraan guru maka akan semakin menurun kompetensi guru tersebut.

  £ . Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Secara Teoritis

  Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bagi guru atau tenaga pengajar di Indonesia.

2. Secara Praktis

  Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dalam pelaksanaan program sertifikasi, diantaranya sebagai berikut: a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional.

  b. Meningkatkan proses atau kualitas belajar mengajar.

  c. Meningkatkan profesionalisme.

  d. Menjaga profesi guru dari praktik-praktik oknum yang merusak martabat guru.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul diatas, yaitu :

  6

1. Kompetensi Guru

  Pengertian kompetensi menurut beberapa sumber, yaitu:

  a. Charles (1994) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

  b. Stone (1995) mengemukakan kompetensi adalah gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku yang penuh arti.

  c. Sedangkan menurut mulyasa (2008:26) kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.

  Jadi dalam hal ini kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

2. Program Sertifikasi

  Pengertian program sertifikasi dari berbagai sumber, yaitu:

  a. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dan Dosen.

  b. National Commission On Educational Services (NCES) menegaskan sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang calon Guru layak diberikan izin atau kewenangan untuk mengajar.

  7

  c. Sertifikasi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

3. Kompetensi Guru Setelah Program Sertifikasi 2009

  Jadi dapat ditarik kesimpulan dari beberapa definisi operasional diatas yaitu hakikat perilaku guru dalam proses belajar mengajar setelah mendapatkan sertifikat pendidik tahun 2009

  Adapun indikator kompetensi guru dalam program sertifikasi tahun 2009 antara lain : a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

  b. Pemahaman terhadap peserta didik

  c. Pengembangan kurikulum

  d. Perancangan pembelajaran

  e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

  f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

  g. Evaluasi hasil belajar

  h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. i. penuh kasih sayang pada peserta didiknya. j. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. k. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

  8

  l. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahanya. m. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. n. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahim) dengan orang lain secara wajar. o. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan lingkunganya. p. Mengembangkan kreatifitas. q. Menjadi pembantu ketika diperlukan (Mulyasa, 2008:55).

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang erletak pada hasil atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori- kategori atau dalam bentuk sebuah proses.

  Dalam penelitian ini menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian. Dan metode dokumentasi untuk keperluan instrumen penelitian.

  Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan tiap variabel peneliti menggunakan sebuah analisis statistic persentase dan teknik analisis chi- kuadrat untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel.

  9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga dengan alamat jalan K.H. Wahid Hasyim No 12 Salatiga, dan

  \

  akan dilaksanakan pada bulan November dan Desember, terhitung mulai tanggal 1 Nopember 2009 sampai dengan 30 Desember 2009.

3. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Hadi, 1987 : 31) dan sampel adalah sebagian yang mewakili keseluruhan untuk dijadikan subjek penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh guru peserta sertifikasi MAN Salatiga.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket

  Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang akan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya/hal-hal yang diketahui, metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data guru yang menjadi peserta sertifikasi meliputi

  1) Pemahaman guru yang mengikuti program sertifikasi Terhadap pelaksanaan sertifikasi.

  2) Pemahaman guru yang mengikuti program sertifikasi mengenai profesionalisme.

b. Metode Dokumentasi

  Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan informasi bagi guru peserta sertifikasi.

  10

c. Metode Observasi

  Di dalam pengertian psikologi, observasi disebut pengamatan meliputi kegiatan pemusatan, perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera, jadi mengobservasi dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan pengecapan, apa yang dikatakan ini adalah pengamatan logis, bahwa pengamatan dipakai untuk menggali data tentang kompetensi guru yang mengikuti program sertifikasi melalui anak didik guru tersebut.

5. Instrumen Penelitian

  Dalam penelitian ini instrumen atau alat dan bahan yang digunakan dalam mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel antara lain :

  a. Angket

  Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan tiga pilihan jawaban (multiple choise) yaitu mampu, kurang mampu, tidak mampu.

  Dengan masing skor jawaban yaitu sangat baik : 3, baik : 2, kurang b a ik : 1.

  b. Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan metode untuk menyimpan data yang telah terkumpul, sehingga data-data penelitian dapat terakomodir dengan baik. Adapun alat yang digunakan antara lain :

  1) Flashdisk (penyimpan soft file ) 2) Kamera ( pengambil gambar)

  3) Komputer Ms. Exel ( alat pengukur dan penghitung)

  11

6. Teknik Analisis Data

  Setelah data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dan penelitian yang sedang dilakukan.

  Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kecendrungan variasi masing-masing variabel, digunakan teknik analisis dengan rumus :

  N M = Mean

  F = Frekuensi N = Jumlah Responden

  b. Di Lanjutkan dengan Uji kesamaan rata-rata, Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi Guru sebelum sertifikasi dan Kompetensi Guru sebelum sertifikasi mempunyai rata-rata kemampuan yang sama pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut sama, berarti kedua kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Uji yang digunakan adalah uji dua pihak, dengan hipotesis sebagai berikut: H o : pi = |J2

  Maka digunakan rumus:

  X i - X 2

  2

  sV 1/nj + l/n

  12

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini akan disusun dalam lima bah. yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  BA BI : Pendahuluan

  Meliputi : latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  B A BU : Kajian Pustaka

  Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan variabe' yaitu : sertifikasi guru, hukum, syarat-syarat dan ketentuan sertifikasi, kompetensi guru, dan indikator guru profesional.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum lokasi penelitian MAN Salatiga, yang mencakup

  sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi MAN Salatiga, keadaan guru, keadaan siswa, hasil data guru yang mengikuti sertifikasi, dan hasil kompetensi guru dalam menghadapi program program sertifikasi.

  BAB IV : Analisis Data Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang; sertifikasi dan

  pengaruhnya terhadap kompetensi guru (studi kasus pada Madrasah Aliyah Negeri Salatiga)

  BAB V : Penutup Meliputi: kesimpulan, saran, dan penutup

  BAB

  n KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Sertifikasi Guru

1. Pengertian Sertifikasi

  Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen sebagai berikut.

  a. Pasal 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

  b. Pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

  c. Pasal 11 butir 1 : sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

  d. Pasal 16 : guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

  Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak (Muslich, 2007:2)

  13

  14

  Secara garis besar sertifikasi guru ini dirujukan kepada; guru dalam jabatan (guru yang telah ada), dan mahasiswa sebagai calon guru. Program sertifikasi guru dalam masa jabatan adalah program pemberian sertifikat bagi seluruh guru di Indonesia yang telah ada baik guru negeri maupun guru swasta yang jumlahnya hampir 2,7 juta. Program sertifikasi bagi mahasiswa calon guru maksudnya adalah program yang dirancang untuk mempersiapkan calon- calon guru melalui serangkaian pendidikan formal. Program ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan guru akibat adanya kekurangan guru ataupun untuk memenuhi kebutuhan guru akibat usia pensiun (Farida, 2008:10)

2. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru

  Tujuan dasar sertifikasi adalah peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan kualitas guru dan meningkatkan kesejahteraan guru. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, diharapkan kompetensinya bagus maka KBM-nya juga bagus, KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu.

  Adapun manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut. Pertama, melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri. Kedua, melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

  Ketiga,

  menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan. Keempat, menjaga lembaga penyelenggara

  15

  pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku (Muslich, 2007:08).

  Widodo (2004) manfaat program sertifikasi guru adalah sebagai pengawasan mutu dan penjaminan mutu pendidikan di Indonesia, melengkapi uraian di atas, Jalai (2001:221-225); dan Tilaar (2003:382:391), mengungkapkan proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru.

B. Tinjauan Dasar Hukum Sertifikasi Guru

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2G05 tentang guru dan dosen sebagai berikut.

  1 Pasal 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

  2 Pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

  3 Pasal 11 butir 1 : sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

  4 Pasal 16 : guru yang memiliki setifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

  Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

  18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan dan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru berikut ini:

  16

  1. Pasal 1 ayat (1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan.

  (2) Sertifikasi yang dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memilki kualifikasi akademik sariana (S 11 atau diploma

  IV (D-IV). (3) Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan progam pengadaan tenaga pendidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional.

  2. Pasal 2 ayat (1) Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik.

  (2) Uji kompetensi sebagaimana yang telah dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio.

  (3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan :

  a. Kualifikasi akademik;

  b. Pendidikan dan pelatihan;

  c. Pengalaman mengajar;

  d. Merencanakan dan pelaksanaan pembelajaran;

  e. Penilaian dari atasan dan pengawas:

  f. Prestasi akademik;

  17

  g. Karya pengembangan profesi:

  h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah; i. Pengalaman oraanisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

  (4) Guru dalam iabatan yang lulus oenilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat sertifikat pendidik.

  (5) Guru dalam iabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat:

  a. Melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai lulus: atau b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan uiian. Sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi. (6) Uiian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mencakup kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

  (7) Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mendapat sertifikat pendidik.

  (8) Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diberi kesempatan untuk mengulang ujian materi dan pelatihan yang belum lulus.

  3. Pasal 3 ayat (1) Perguruan tinggi penyelenggara setifikasi bagi guru dalam jabatan memberi nomor pokok mahasiswa peserta setifikasi.

  18 (2) Perguruan tinggi penyelenggara setifikasi bagi guna dalam jabatan wajib melaporkan setiap perubahan berkenaan dengan mahasiswa peserta sertifikasi kepada direktur jendral pendidikan tinggi. (3) Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib melaporkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat setifikat pendidik kepada direktur jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PMPTK) untuk memperoleh nomor registrasi guru.

  4. Pasal 4 ayat (1) Menteri pendidikan nasional menetapkan jumlah kuota peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan setiap tahun.

  (2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenanganya menentukan peserta sertifiksi bagi guru dalam jabatan setiap tahun.

  (3) Penentuan peserta sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman pada kriteria yang ditetapkan oleh direktur jenderal PMPTK

  5. Pasal 5 : Dalam melaksanakan setifikasi guru d a1 am jabatan mengacu pada pedoman setifikasi guru dalam jabatan yan ditetapkan d; rektor jenderal pendidikan tinggi.

  6. Pasal 6 ayat (l)G uru pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah daerah yang telah memilki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen

  Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang- kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang

  19 dibayarkan melalui dana alokasi umum terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (2) Guru pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari departemen pendidikan nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang- kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui APBN terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (3) Guru non pegawai negeri sipil yang diangkat oleh Badan Hukum

  Penyelenggara Pendidikan yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan melaksanakan badan kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik setara dengan satu kali gaji pokok guru pegawai negeri sipil yang dibayarkan melalui dana dekonsentrasi terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (4) Guru yang melaksanakan beban kerja di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) memperoleh tunjangan profesi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat yang ditunjuk.

  7. Pasal 7 : Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006 dan telah memilki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari

  20 Departemen Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007

C. Tinjauan Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru

  1. Proses Mendapatkan Sertifikat Guru

  Program sertifikasi bagi guru dalam jabatan diperuntukan bagi guru yang telah ada, baik guru negeri maupun swasta yang belum memiliki sertifikat profesi guru. Program sertifikasi ini dapat diikuti di perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

  Dalam program sertifikasi guru dalam jabatan ini, Farida (2008:25) menyatakan sertifikat guru dapat diperoleh melalui : a. Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan uji sertifikasi (bila lulus dalam uji sertifikasi) b. Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk pengakuan kompetensi keprofesian guru sebagai agen pembelajaran oleh poerguruan tinggi terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah (bila lulus dalam uji sertifikasi)

  2. Instrumen Sertifikasi Guru Sebagai Profesi

  Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap, yaitu tes tulis dan tes kompetensi yang dibarengi dengan se lf appraisal dan portofolio serta peer appraisal yang dipadukan dengan portofolio, didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.

  S e lf appraisal

  adalah instrumen yang memberi kesempatan pada guru untuk menilai dirinya sendiri. Instrumen ini terdiri atas pernyataan-pernyataan

  21 yang berkaitan dengan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran yang profesional.

  Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk

  memperoleh penilaian dari kompetensi sehari-hari, yang mencakup keempat kompetensi. Self appraisal dan peer appraisal termasuk kelompok instrumen non tes.

  Tes kompetensi dalam bentuk real iheaching menggunakan instrumen penilaian kompetensi guru (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG II.

  IPKG I untuk menilai kompetensi guru dalam membuat persiapan mengajar,

  IPKG II untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

  Dalam hal ini instrumen tes adalah tes tulis dan kompetensi, instrumen non tes adalah self appraisal dan peer appraisal yang dipadukan dengan portofolio

3. Pelaksanaan Sertifikasi

  Pelaksanaan setifikasi dapat dipilah menjadi dua, yaitu (1) tes dan (2) non tes. Komponen tes meliputi (1) tes tulis dan (2) tes kompetensi, sedangkan komponen non tes meliputi (1) self appraisal, (2) portofolio dan (3) penilaian atasan. Tes tulis dilakanakan serentak di seluruh Indonesia, sedangkan tes kompetensi dilaksanakan sesudah tes tulis dan diselenggarakan di sekolah tempat peserta mengajar atau sekolah lain yang ditunjuk (real iheaching).

  Waktu pelaksanaan tes kompetensi diatur oleh dinas pendidikan kab/kota dan LPTK penyelenggaraan (Mulyasa:2008:53)

  22

4. Prosedur Sertifikasi

  Penyelenggaraan uji sertifikasi dilaksanakan oleh konsorium penyelenggara sertifikasi yang terdiri dari LP1K, dirjen DIK II dan Dirjen PMPTK sedangkan tahapan sertifikasi guru disajikan pada bagan berikut ini

D. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru 1. Guru Sebagai Agen Pembelajaran.

  Yang dimaksud pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, maupun pemberi inspirasi. Meskipun dalam uraian ini peran guru sebagai agen pembelajaran dibahas secara terpisah-pisah, namun dalam pelaksanaan pembelajaran peran-peran tersebut saling berhubungan satu sama lain untuk membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik (Mulyasa, 2008:53)

  23

  a. Guru Sebagai Fasilitator Guru sebagai fasilitator berarti guru bertugas memberikan kemudahan {facilitate o f learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan (Mulyasa, 2008:54).

  b. G uru Sebagai Motivator Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini Farida (2008:27) memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

  1) Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaanya 2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti

  3) Memberikan penghargaan terhadap hasil keija dan prestasi peserta didik 4) Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna 5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

  c. Guru Sebagai Pemacu Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar dapat mengembangkan

  24

  potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut: 1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.

  3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

  4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahanya. 5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 6) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahim) dengan orang lain secara wajar.

  7) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan lingkunganya.

  8) Mengembangkan kreatifitas. 9) Menjadi pembantu ketika diperlukan (Mulyasa, 2008:55).

  d. Guru Sebagai Pemberi Inspirasi Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib. Optimisme dan harapan

  25

  yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, ser a kegiatan- kegiatan yang berpusat pada peserta didik {Student Centered Activities).

  2. Kompetensi Yang H arus Dimiliki Guru

  a. Kompetensi Pendagogik Kompetensi pendagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peseta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pemgembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, yang dalam proses pembelajaran Mulyasa (2008:53) menyatakan sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut.

  1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan kurikulum 4) Perancangan pembelajaran

  5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

  7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

  b. Kompetensi Kepribadian Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, yang berakhlak mulia, dengan membangun

  26 kerakter budaya “M2KDI” yang Mulyasa (2008:131) menyatakan merupakan singkatan dari budaya MALU, budaya MUTU, budaya

  KERJA, budaya DISIPLIN, dan budaya IBADAH. Jika kelima amalan tersebut dapat diamalkan dalam kehidupan kita, maka insyaallah, akan tercipta iklim yang aman, nyaman, tentram, dan menyenangkan, bukan hanya dalam kegiatan pendidikan, tetapi dalam kehidupan pada umumnya, c. Kompetensi Profesional

  Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompet nsi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru Mulyasa (2008:137) menyatakan sebagai berikut.

  1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya 2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungi awabny a 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi 5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

  27

  d. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi, bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar. Adapun indikator kompetensi sosial adalah sebagai berikut.

  1) Mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

BAB III HASIL PENELITIAN A. G am baran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian L Sejarah Singkat MAN Salatiga MAN Salatiga merupakan sekolah yang berasal dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), kemudian pada tahun 1990 berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 64/1990 berubah

  status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas tanah 2.882 m2 hak milik Nomor 49, dengan luas bangunan 5.113m2 di jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 12 Telp. (0298) 323031

  Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolah umum, pihak manajemen MAN Salatiga harus menciptakan program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pihak stakeholders.

  Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.

  29

  2. Visi dan Misi