EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO

Disusun Oleh : ZULVA AWALIA SARI D0108108 SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Drs. Pramono, SU NIP . 19490407 198003 1 001

Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Dan diterima untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Pada hari

Tanggal

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua

: Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (

NIP. 19531009 198003 2 003

2. Sekretaris : Drs. Suryatmojo, M.Si ( )

NIP. 19530812 198601 1 001

3. Penguji

: Drs. Pramono, SU

NIP . 19490407 198003 1 001

Mengesahkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sebelas Maret Dekan,

Prof. Drs. Pawito, PhD NIP.19540805 198503 1 002

”Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah.” (Nabi Muhammad Saw)

”Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain.”

(Thomas Hardy)

“Anda tidak harus kaya untuk bisa mencapai

potensi anda” (Barrack Obama)

”Tidak ada upaya keras yang sia-sia, oleh karenanya teruslah berupaya dengan niat

mulia” ( Peneliti)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, karya sederhana ini

saya persembahkan kepada:

v Mama dan papa tercinta atas segala doa, dukungan, dan kasih sayang

yang tidak pernah berhenti. v Adikku dan om atas dukungan dan

doa yang selalu ada dari kalian. v Seseorang yang selalu memberiku

kasih

sayang,

dukungan, dan

kesetiaannya. v Sahabat-sahabatku atas kebersamaan dan keceriaan yang tak akan

terlupakan.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kepada Alloh SWT atas

segala karunia dan pertolongan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI

MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi guna memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

peneliti menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan dan memberi dorongan hingga tersusunnya skripsi ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Pramono, S.U. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan kesabaran kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si dan Drs. Suryatmojo, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan masukan yang bermanfaat sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini dengan baik.

3. AW. Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi kepada peneliti selama kuliah.

4. H. Budi Rahmadi, SE, MM selaku Kepala Tata Usaha yang telah memberikan ijin penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo kepada peneliti.

5. Dra. Hj. Siti Solikhah, M.Pd selaku Wakil Kepala Urusan Kurikulum yang telah mengampu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Siti Zuhriyah Ar, M.Hum dan Sudiman, S.Ag yang telah memberikan waktu dan informasi untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Siswa-siswa Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yang turut memberi informasi untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Peneliti

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ....................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xi

1. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru..............................

2. Evaluasi Program Sertifikasi Guru di MAN Sukoharjo.........

a. Keterampilan Mengajar.....................................................

b. Kompetensi Profesional..................................................... 104

c. Penguasaan Teknologi....................................................... 121

d. Menjadi Teladan bagi Peserta Didik................................. 136

e. Kualitas dan Kuantitas Lulusan........................................ 148

f. Kesejahteraan.................................................................... 164 BAB V. PENUTUP........................................................................................

A. Kesimpulan. ................................................................................ 177

B. Saran. ........................................................................................... 181 DAFTAR PUSTAKA. ...................................................................................

183 LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Data Guru PNS Penerima Tunjangan Profesi Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2010.................... .......................................

7 Tabel 2.1 : A Policy Impact Model ...........................................................

Tabel 4.1 : Jumlah Guru dan Karyawan MAN Sukoharjo Tahun

68 Tabel 4.2 : Jumlah Siswa MAN Sukoharjo Tahun 2011/2012 .................

69 Tabel 4.3 : Ruang dan Gedung .................................................................

70 Tabel 4.4 : Data dan Peralatan Inventaris Madrasah ................................

70 Tabel 4.5 : Data Buku ...............................................................................

71 Tabel 4.6 : Langkah-langkah Pembelajaran (RPP bagian V) ...................

102 Tabel 4.7 : Pendidikan dan Pelatihan Guru Bersertifikasi........................

Tabel 4.8 : Prosentase Kehadiran Guru Bersertifikasi per bulan

Februari 2012.......................................................................... 115 Tabel 4.9 : Instrumen Monitoring .............................................................

Tabel 4.12 : Prestasi MAN Sukoharjo yang sudah dicapai........................ 159

Tabel 4.13 : Data Penerima Tunjangan Profesional Sertifikasi di MAN

Sukoharjo................................................................................ 165 Tabel 4.14 : Matriks Policy Impact Model Program Sertifikasi Guru........

174

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran ...................................................

49 Gambar 3.1 : Model Analisis Interaktif ......................................... .

58 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi MAN Sukoharjo ....................... .

67 Gambar 4.2 : Alur Proses Pengajuan Sertifikasi ............................ .

77 Gambar 4.3 : .. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Pascasertifikasi............................................................

134 Gambar 4.4 : Prosentase Kelulusan Tahun 2006-2011 .................. .

152

Gambar 4.5 : Piagam Penghargaan Guru Bersertifikasi.................... 161

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 3 : Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 4 : Lembar Instrumen Monitoring Administrasi Pembelajaran Guru

Bersertifikasi Lampiran 5 : Sampel Presensi Guru dan Karyawan bulan Februari 2012 Lampiran 6 : Daftar Legalisir Alumni MAN Sukoharjo

ABSTRAK

Zulva Awalia Sari. D0108108. Skripsi. EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. 182 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program sertifikasi guru di MAN Sukoharjo dengan melihat pada hasil atau dampak pada guru yang telah menerima sertifikasi. Untuk melihat hasil atau dampak dari program ini digunakan enam indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan program yaitu Ketrampilan Mengajar, Kompetensi Profesional, Penguasaan Teknologi, Menjadi Teladan bagi Peserta Didik, Kuantitas dan Kualitas Kelulusan, serta Kesejahteraan.

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan juga dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling karena peneliti berusaha mencari informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat dipercaya, yakni mengenai hasil/dampak program sertifikasi di MAN Sukoharjo. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa program sertifikasi guru di MAN Sukoharjo pada umumnya sudah menunjukkan hasil yang baik walaupun ada beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Beberapa indikator yang menunjukkan hasil program ini sudah baik antara lain, 1) Kompetensi profesional, dimana guru bersertifikasi sudah disiplin dan memenuhi kelengkapan administrasi.

2) Guru bersertifikasi memiliki perilaku yang baik dan selalu menyempatkan diri untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3) Terdapat peningkatan jumlah lulusan dari sebelum dan sesudah program sertifikasi, yakni pada tahun 2006 sebanyak 83% namun mulai tahun 2007 hingga 2011 menjadi antara 98% - 100% kelulusan serta peningkatan prestasi lainnya. 4) Kesejahteraan meningkat sehingga guru bersertifikasi mampu mengembangkan pendidikan dan membeli fasilitas IT pribadi. Namun demikian ada beberapa kekurangan yang masih harus diperbaiki, yaitu, 1) Guru bersertifikasi belum bisa meningkatkan ketrampilan mengajarnya karena belum adanya sistem monitoring pascasertifikasi secara berkala dan intensif.

2) Guru bersertifikasi belum dapat menerapkan IT ke dalam proses pembelajaran karena belum menganggap penguasaan IT sebagai kebutuhan.

ABSTRACT

Zulva Awalia Sari. D0108108. Thesis. AN EVALUATION OF TEACHER CERTIFICATION PROGRAM IN MADRASAH ALIYAH NEGERI

SUKOHARJO

Public Administration Study Program. Social and Political Sciences Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. 2012. 182 pages.

The objective of this research is to find out the extent of the succes of the teacher certification program in MAN Sukoharjo (Public Islam Senior High School of Sukoharjo) by seeing the outcome or effect on the teacher who has received certification. To see the result or impact of this program, six indicators were used to determine the succesful of program: Teaching Skill, Professional Competency, Technology Ability, Become a Model for learned. The Quantity and Quality of

The research method is a descriptive qualitative. Techniques of collecting data done through interview, observation and also documentation. This research using Purposive Sampling technique because the researcher trying to find an informant who is considered as having in-depth information and reliable, concerning the result or impact of certification program in MAN Sukoharjo. Technique of analyzing data is used an interactive analysis.

Based on the result of research, it could be found that the teacher certification program in MAN Sukoharjo had generally shown good outcome despite some problems still requiring correction. Some of the indicators that shows the result of this program has been good, among others 1) Professional competency, in which the certified teacher has been disciplined and met the completeness of administration. 2) The certified teacher had good behavior and always spent his/her time to improve the student’s learning motivation. 3) There are an increasing in the number of graduate before and after certification program, from 83% in 2006 to 98%-100% in 2007-2011, as well as an increase in other achievements. 4) The Wellbeing improved so that the certified teacher able to develop education and to purchase personal IT facility. Nevertheless, there were some shortages that must be repaired: 1) the certified teacher had not improved his/her teaching skill because there was no periodical and intensive post- certification monitoring system. 2) The certified teacher had not applied IT to the learning process because he/she had not considered IT mastery as a need.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Saat ini reformasi birokrasi sedang digencarkan oleh pemerintah di segala bidang untuk memajukan bangsa. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar maju dan mampu bersaing di era teknologi dan sains ini. Maka dari itu salah satu upaya pemerintah adalah dengan melakukan reformasi di bidang tenaga dan sumber daya pengajar. Melalui tenaga pendidik yang berkualitas, maka diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Dalam mengembangkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru ternyata tidaklah mudah. Waktu dan tenaga yang digunakan guru untuk mengajar dan juga mengembangkan kompetensinya harus benar-benar ditata dengan baik agar dapat menjalankan keduanya. Belum lagi perkembangan zaman yang menuntut penguasaan teknologi informasi bagi setiap anak didik yang tentu saja menuntut guru untuk menguasainya. Dengan demikian maka guru pada saat ini dituntut untuk menguasai teknologi informasi sehingga benar-benar mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas dan menguasai teknologi informasi.

guru dan tidak hanya menuntut profesionalisme dan peningkatan kompetensi guru. Karena bagaimana guru dapat berkembang apabila ia masih harus melakukan pekerjaan lain sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena upah yang diperoleh sebagai guru belum dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini sangat terlihat di tahun 60-an dimana nasib guru pernah tidak lebih baik daripada PNS lainnya sehingga harus mencari pekerjaan sambilan.

Sehubungan dengan adanya hal tersebut, berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru telah dilakukan. Mulai dari adanya keputusan pemerintah ketika mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, diikuti dengan adanya kenaikan tunjangan guru yang digulirkan sejak era Gus Dur (staff.undip.ac.id). Namun hal tersebut ternyata belum dapat memenuhi kesejahteraan guru pada waktu itu. Hal ini menyebabkan guru belum dapat mengembangkan kompetensinya secara optimal karena pada kenyataannya kompetensi dan kesejahteraan guru tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu pemerintah terus mengupayakan program- program yang dapat meningkatkan kesejahteraan guru yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas.

Permasalahan guru di Indonesia secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan profesionalisme guru yang masih belum memadai sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif baik menyangkut kualilifikasi, kesejahteraan maupun perlindungan bagi guru. Selain itu, faktor-faktor yang

masih banyaknya guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh karena sebagian guru yang masih melakukan pekerjaan sambilan lainnya menjadikannya tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Kemudian belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara maju. Selain itu, kemungkinan rendahnya profesionalisme disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru setengah jadi atau asal jadi, sehingga menyebabkan banyaknya guru yang tidak patuh kepada etika profesinya. Penyebab terakhir ialah karena kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. (Mulyasa, 2007: 10)

Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, pemerintah mengadakan program sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 (Permendiknas No 18 Tahun 2007 ). Hal ini seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. Adapun program sertifikasi guru ini merupakan upaya peningkatan guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan (Depdiknas, 2008:1). Jadi melalui program Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, pemerintah mengadakan program sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 (Permendiknas No 18 Tahun 2007 ). Hal ini seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. Adapun program sertifikasi guru ini merupakan upaya peningkatan guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan (Depdiknas, 2008:1). Jadi melalui program

Dengan diadakannya program sertifikasi guru oleh pemerintah melalui Permendiknas tersebut menandakan bahwa program tersebut memang penting dan diperlukan. Sertifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) ini dapat menegaskan suatu kualitas yang dimiliki oleh seorang guru. Sertifikasi juga dapat dijadikan suatu bukti pengakuan diri telah menguasai bidang tertentu, dalam hal ini kemampuan mengajar guru. Selain itu, dengan memiliki sertifikasi guru maka secara otomatis menjadikan guru lebih mempunyai rasa tanggung jawab terhadap keprofesionalannya sehingga selalu berusaha untuk belajar ilmu maupun teknologi. Sertifikasi juga menjadi sangat penting karena pada profesi apapun termasuk pada profesi guru sekarang ini dibutuhkan tenaga yang profesional. Jadi melalui sertifikasi dapat menjamin kompetensi guru karena dengan kompetensi saja tanpa adanya sertifikasi tidak dapat menjamin guru mempunyai standar kompetensi atau tidak.

Program sertifikasi guru sendiri merupakan suatu bentuk upaya pemerintah dalam menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi. Menurut Nataamijaya (2004), prosedur program sertifikasi ini dilakukan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2007: 34). Adapun pelaksanaannya guru yang tercatat telah memiliki pengalaman mengajar minimal lima tahun mempunyai hak Program sertifikasi guru sendiri merupakan suatu bentuk upaya pemerintah dalam menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi. Menurut Nataamijaya (2004), prosedur program sertifikasi ini dilakukan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2007: 34). Adapun pelaksanaannya guru yang tercatat telah memiliki pengalaman mengajar minimal lima tahun mempunyai hak

Namun dalam pelaksanaan program sertifikasi sendiri ternyata ada beberapa permasalahan yang ditemukan, diantaranya yakni mengenai kinerja guru yang tidak meningkat setelah menerima sertifikasi. Padahal tujuan daripada sertifikasi adalah untuk peningkatan kualitas guru. Kompetensi guru yang dinyatakan lulus setelah mengikuti sertifikasi belum mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil kajian Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang menyebutkan bahwa sebanyak 40% guru yang lulus sertifikasi memiliki nilai standar nilai di bawah lima. Hal ini berarti lebih banyak kualitas guru yang tetap meski mendapatkan Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) dengan syarat lulus sertifikasi.

Kemudian menurut Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Salamun, hasil kajian di atas membuat Kemendiknas mewajibkan program diklat akreditasi bagi seluruh guru yang telah lulus sertifikasi dan menerima TPP. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa hanya 29,6% kompetensi guru naik setelah adanya sertifikasi dan pemberian TTP tersebut ( www.wartapedia.com ). Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian dari lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah 2010, diketahui Kemudian menurut Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Salamun, hasil kajian di atas membuat Kemendiknas mewajibkan program diklat akreditasi bagi seluruh guru yang telah lulus sertifikasi dan menerima TPP. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa hanya 29,6% kompetensi guru naik setelah adanya sertifikasi dan pemberian TTP tersebut ( www.wartapedia.com ). Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian dari lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah 2010, diketahui

Di sisi lain, pemerintah mulai saat ini sedang mengupayakan agar nantinya seluruh guru di Indonesia bersertifikasi. Hal ini merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mencantumkan bahwa seluruh tenaga pendidik harus bersertifikat demi menjamin kualitas pendidikan. Untuk itu, dalam mendukung rencana tersebut maka pemerintah perlu menaikkan target kuota sertifikasi guru agar target pemenuhan seluruh tenaga pendidik

tahun 2015 ( http://nasional.kompas.com ). Atas dasar UU tersebut, maka pada tahun 2011 pemerintah berencana untuk menaikkan target kuota sertifikasi guru. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Fasli Jalal, bahwa pada tahun 2011 ini kuota sertifikasi guru naik 50%, dari 200 ribu menjadi 300 ( www.suarapembaruan.com ).

Sementara itu, di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo juga masih terdapat beberapa permasalahan mengenai sertifikasi guru ini. Dari seluruh guru yang ada di Kabupaten ini ternyata masih banyak guru yang belum memiliki sertifikasi. Hal ini disebabkan karena para guru masih sulit untuk dapat memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Forum Komunikasi Dewan Sementara itu, di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo juga masih terdapat beberapa permasalahan mengenai sertifikasi guru ini. Dari seluruh guru yang ada di Kabupaten ini ternyata masih banyak guru yang belum memiliki sertifikasi. Hal ini disebabkan karena para guru masih sulit untuk dapat memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Forum Komunikasi Dewan

Berikut adalah rincian data mengenai jumlah guru tingkat SMA/MA Negeri yang bersertifikat di Kabupaten Sukoharjo:

Tabel 1.1 Data Guru PNS Penerima Tunjangan Profesi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

No

Nama Sekolah

Jumlah

Guru

Jumlah Guru Bersertifikasi

Presentase Guru Bersertifikasi 1 SMAN 1 Weru

53 18 33 % 2 SMAN 1 Bulu

29 10 34 % 3 SMAN 1 Tawangsari

57 35 61 % 4 SMAN 1 Nguter

37 17 45 % 5 SMAN 2 Sukoharjo

60 39 65 % 6 SMAN 1 Sukoharjo

82 49 59 % 7 SMAN 3 Sukoharjo

64 26 40 % 8 SMAN 1 Mojolaban

43 21 48 % 9 SMAN 1 Kartasura

67 53 79 % 10 SMAN 1 Polokarto

36 14 38 % 11 MAN Sukoharjo

(sumber: Dinas Pendidikan Sukoharjo dan Kemenag Sukoharjo)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru bersertifikasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo masih banyak yang belum mencapai setengah dari jumlah guru keseluruhan. Adapun sekolah-sekolah yang memiliki guru bersertifikat kurang dari setengah jumlah guru yang ada diantaranya SMAN 1 Weru (33%), SMAN 1 Bulu (34%), SMAN 1 Nguter Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru bersertifikasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo masih banyak yang belum mencapai setengah dari jumlah guru keseluruhan. Adapun sekolah-sekolah yang memiliki guru bersertifikat kurang dari setengah jumlah guru yang ada diantaranya SMAN 1 Weru (33%), SMAN 1 Bulu (34%), SMAN 1 Nguter

Hal di atas menunjukkan bahwa masih jauh untuk dapat mewujudkan rencana pemerintah yaitu untuk mensertifikasi seluruh guru yang ada. Salah satu penyebabnya ialah masih banyaknya guru di Sukoharjo yang belum mencapai standar kualitas untuk memperoleh sertifikasi karena sertifikasi dapat dijadikan barometer akan kualitas seorang guru. Selain itu, berdasarkan data guru PNS pada Dinas Pendidikan Sukoharjo, guru bersertifikasi di sukoharjo dinilai berkualitas karena guru-guru tersebut telah mengenyam pendidikan minimal sarjana. Terlebih lagi guru penerima tunjangan profesi di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar adalah guru yang sudah mengantongi golongan IV/a walaupun ada sekolah yang hanya memiliki satu guru bersertifikasi yang mempunyai golongan IV/a seperti pada SMAN 1 Bulu. Namun yang perlu digarisbawahi disini adalah apakah guru yang bersertifikasi tersebut benar-benar mampu meningkatkan kualitas sebagaimana yang telah diharapkan program sertifikasi ini baik pada saat berusaha memperoleh sertifikasi maupun setelah memperoleh sertifikasi.

Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk memenuhi syarat kelulusan sertifikasi tersebut antara lain meliputi kualifikasi akademik, prestasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Dalam memenuhi indikator- indikator tersebut maka para guru harus meningkatkan kinerja dan Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk memenuhi syarat kelulusan sertifikasi tersebut antara lain meliputi kualifikasi akademik, prestasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Dalam memenuhi indikator- indikator tersebut maka para guru harus meningkatkan kinerja dan

Berbicara mengenai seluruh guru bersertifikat, ternyata banyak yang tidak menyadari bahwa sebagian guru yang bekerja di sekolah swasta ataupun madrasah terkadang luput dari persepsi masyarakat karena yang ada di benak masyarakat adalah sekolah-sekolah negeri ataupun sekolah yang berada di bawah binaan Kemendiknas. Lain halnya dengan sekolah yang berada di bawah binaan Kementrian Agama (Kemenag). Contoh kecilnya saja, ketika pada waktu penerimaan murid baru pada awal tahun ajaran baru, minat masyarakat pertama kali selalu menunjuk pada sekolah-sekolah favorit negeri yang berada di bawah binaan Kemendiknas, apalagi kini dengan maraknya sekolah-sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) ataupun Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Sementara sekolah swasta bahkan sekolah madrasah yang berada di bawah binaan Kemenag lebih menjadi alternatif kedua di mata masyarakat. Padahal pendidikan yang diberikan oleh madrasah tidak hanya pendidikan materil saja tetapi juga pendidikan agama yang berperan penting dalam pembentukan moral anak.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sukoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan setingkat SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) dipandang memerlukan adanya program Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sukoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan setingkat SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) dipandang memerlukan adanya program

MAN Sukoharjo adalah satu-satunya sekolah binaan Kemenag yang berstatus negeri di Kabupaten Sukoharjo. MAN Sukoharjo juga tergolong memiliki guru bersertifikasi yang cukup banyak yakni sebanyak 60 %. Oleh karena itu dengan banyaknya guru bersertifikasi di sekolah ini seharusnya guru yang bersangkutan dapat menjadikan peserta didiknya untuk memiliki sumber daya manusia yang lebih baik mengingat eksistensi sekolah masih rendah. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Wakil Kepala bagian Kurikulum, Ibu Siti Solikha yakni, “...meski berstatus negeri, MAN Sukoharjo selama ini masih awam di kalangan warga di Kota Makmur”. Pengakuan tersebut dimuat dalam harian Solopos edisi 25 Oktober 2011. ( www.solopos.com )

Mengingat program sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dan sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 lalu maka sudah seharusnya dilakukan kegiatan penilaian terhadap hasil daripada program sertifikasi itu sendiri, yakni pada guru yang telah menerima sertifikasi guru. Untuk menilai sejauh mana program sertifikasi guru dapat mencapai tujuannya maka dilakukan suatu evaluasi program.

Evaluasi program merupakan suatu kegiatan penilaian kebijakan pemerintah dengan melihat antara target yang telah ditentukan dengan hasil

menghindari kegagalan yang sama dalam menetapkan suatu kebijakan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, untuk menilai hasil atau dampak pada program sertifikasi guru yang sudah berjalan maka peneliti memilih evaluasi impak, dimana evaluasi ini memfokuskan pada hasil akhir dari suatu kebijakan. Evaluasi impak berfungsi untuk menguji efektivitas suatu kebijakan dalam mencapai tujuan kebijakan. Jadi melalui evaluasi impak akan dapat menilai apakah program sertifikasi guru yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 dapat memberikan perubahan yang diinginkan atau bahkan hanya merugikan uang negara.

Berdasarkan pada beberapa uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan daripada program sertifikasi guru tersebut, apakah pemerintah dalam hal ini dapat mencapai tujuannya, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas guru. Dalam hal ini, mengingat MAN Sukoharjo tergolong mempunyai guru bersertifikasi yang cukup banyak yakni sebanyak 60% namun MAN Sukoharjo belum dapat menonjolkan prestasi akademiknya dibandingkan dengan sekolah negeri lainnya di Kabupaten Sukoharjo. Dengan demikian peneliti membatasi pembahasan mengenai permasalahan sertifikasi guru pada Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo. Sehingga judul dari penelitian ini adalah “Evaluasi Program Sertifikasi Guru di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana evaluasi program sertifikasi guru di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo?”

C. Tujuan Penelitian

· Untuk mengkaji tentang evaluasi program sertifikasi di Madrasah Aliyah Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Mendeskripsikan tentang evaluasi program sertifikasi guru yang telah dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo.

2. Untuk memberikan informasi kepada pihak Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo agar dapat meningkatkan sumber daya manusia peserta didiknya sehingga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya di Kabupaten Sukoharjo.

Metode Penelitian

Menurut Narbuko dan Achmadi, metode adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunaakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut David H. Penny dalam Narbuko dan Achmadi penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. Jadi metode penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan pemecahan dari permasalahan yang memerlukan beberapa data dan fakta-fakta yang ada di lapangan. (Narbuko dan Achmadi, 2003 : 1)

Dengan demikian metode penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu penelitian. Metode penelitian dapat menunjang proses penyelesaian permasalahan yang sedang diteliti. Adapun berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1) Melihat kondisi dan realita kondisi di lapangan bahwa sekolah Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo merupakan sekolah yang memiliki guru 1) Melihat kondisi dan realita kondisi di lapangan bahwa sekolah Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo merupakan sekolah yang memiliki guru

2) Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo merupakan salah satu sekolah yang belum bisa mengangkat eksistensinya untuk bersaing dengan sekolah- sekolah negeri maupun swasta lainnya di Kabupaten Sukoharjo.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy Moleong (2006 : 11) pada penelitian deskriptif kualitatif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan angka- angka. Data tersebut bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan kondisi objek atau keadaan yang sebenarnya dari permasalahan yang ditemui. Metode kualitatif merujuk pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, apa yang ditulis dan dikatakan oleh orang/tingkah laku yang diamati di lapangan. Sehingga dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada penelitian di lapangan (field research) agar lebih mengetahui permasalahan dan informasi serta data yang ada di lokasi penelitian.

C. Sumber Data

Dalam suatu penelitian diperlukan beberapa sumber data untuk menggali beberapa informasi yang dianggap penting dalam menjawab rumusan permasalahan penelitian. Penelitian ini memperoleh data dari beberapa sumber yaitu informan dan dokumentasi.

Sumber data dalam penelitian meliputi sumber data yang diperoleh secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan pihak yang dianggap mengetahui dengan baik dan benar tentang masalah yang diteliti. Narasumber (informan) dalam penelitian ini antara lain :

1) Kepala/pejabat Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yakni Dra. Hj. Siti Solikhah, M.Pd selaku Kepala Bagian Kurikulum MAN Sukoharjo.

2) Guru yang bersertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

yakni :

a) Dra. Hj. Siti Solikhah, M.Pd

b) Desi Murtofi’ah, S.Pd

3) Lembaga/unit yang mempunyai wewenang dalam program

sertifikasi guru yakni:

a) Dra. Siti Zuhriyah Ar, M. Hum, selaku Ketua Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru Rayon 41 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). FKIP UMS merupakan LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) penyeleksi sertifikasi guru pada guru MAN Sukoharjo.

b) Sudiman, S.Ag, selaku Kepala Seksi Mapenda Islam (Madrasah dan Pendidikan Agama Islam) dan Ketua monev/monitoring sertifikasi guru pada guru MAN Sukoharjo. Kemenag Kabupaten Sukoharjo merupakan lembaga yang b) Sudiman, S.Ag, selaku Kepala Seksi Mapenda Islam (Madrasah dan Pendidikan Agama Islam) dan Ketua monev/monitoring sertifikasi guru pada guru MAN Sukoharjo. Kemenag Kabupaten Sukoharjo merupakan lembaga yang

4) Peserta didik/siswa Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yakni :

a) Dinda Nagari, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPA yang merupakan anggota pengurus OSIS.

b) Fitria, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPA yang berprestasi di

bidang akademik.

c) Dina, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPS.

b. Dokumen atau arsip Penelitian ini juga menggunakan sumber data berdasarkan dokumen-dokumen, arsip-arsip, maupun catatan-catatan yang dapat mendukung validitas data dari informan. Data-data tersebut diperoleh dari MAN Sukoharjo, arsip-arsip pelaksanaan monitoring sertifikasi guru dari Kementrian Agama Kabupaten Sukoharjo, dan juga buku mengenai rambu-rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru yang ditetapkan oleh Kemendiknas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik interview dan teknik dokumentasi.

a. Interview/Wawancara Teknik pengumpulan data ini melalui percakapan yang dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang bersifat terbuka mengenai realitas yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini a. Interview/Wawancara Teknik pengumpulan data ini melalui percakapan yang dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang bersifat terbuka mengenai realitas yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini

b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan, mencari dan mempelajari data-data yang berhubungan dengan penelitian berupa arsip-arsip, buku-buku, surat keputusan, surat resmi, foto-foto dan sebagainya yang dapat mendukung validitas data.

E. Teknik Sampling

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini, terdapat kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. (H.B. Sutopo, 2002 : 56).

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam, yakni mengenai hasil/dampak program sertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru yang telah bersertifikasi dan juga pejabat di sekolah yang dianggap lebih kompeten dalam memberikan informasi dalam hal kegiatan atau perilaku yang menunjukkan baik atau buruknya dampak program sertifikasi guru.

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. (H.B. Sutopo, 2002 : 78). Cara-cara yang digunakan untuk mengembangkan validitas data adalah dengan trianggulasi. Menurut Patton terdapat empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangulation), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation ), dan trianggulasi teoretis (theoretical triangulation). (H.B. Sutopo, 2002 : 78).

Dari empat macam teknik trianggulasi di atas, dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data atau sumber.

· Trianggulasi Data (Trianggulasi Sumber) Trianggulasi data/sumber memanfaatkan jenis sumber data yang

berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Jadi peneliti bisa memperoleh informasi dari beberapa narasumber (informan) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan efektivitas program sertifikasi guru. Peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber seperti pejabat di sekolah yang mengetahui tentang program sertifikasi guru, guru-guru yang mendapat sertifikasi, pihak berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Jadi peneliti bisa memperoleh informasi dari beberapa narasumber (informan) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan efektivitas program sertifikasi guru. Peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber seperti pejabat di sekolah yang mengetahui tentang program sertifikasi guru, guru-guru yang mendapat sertifikasi, pihak

G. Teknik Analisis

Menurut Miles dan Huberman (1992 : 16), analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. (Miles & Huberman, 1992 : 16)

Melalui hasil penggalian, pencarian dan pengumpulan data dalam penelitian ini, akan dipertajam lagi yang menjadi pisau analisisnya, diarahkan serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan.

Menurut Miles & Huberman, penyajian data disini dapat dikatakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. (1992 : 17). Dengan melihat penyajian-penyajian berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian, maka akan dapat dipahami mengenai permasalahan dan kebenaran yang terjadi. Penyajian-penyajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga penyajian data yang dituliskan merupakan deskripsi yang rinci untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi Menurut H. B. Sutopo, simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab dan dapat dipertangungjawabkan. (H.B. Sutopo, 2002 : 93). Penarikan kesimpulan dapat dilakukan setelah data direduksi dan disajikan. Melalui pengkajian kembali pada reduksi data dan penyajian data yang ada, hasil penelitian dapat dipastikan kebenaran dan validitasnya.

Teknik analisis data dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Sehingga secara sistematis, proses analisis data interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Model Analisis Interaktif

Sumber : H. B. Sutopo (2002:96)

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan/Verifikasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripisi Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah (disingkat MA) adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas, yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementrian Agama. Kurikulum madrasah aliyah sama dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan agama islam, yaitu fiqih, akidah, akhlak, Al Quran Hadits, Bahasa Arab, dan sejarah islam. Oleh karena itu MA disebut pula sebagai SMU plus. ( www.manskh.ac.id )

1. Letak Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yang biasa disebut dengan MAN Sukoharjo terletak di sebelah barat daya kota Sukoharjo. MAN Sukoharjo berada di Kelurahan Jetis Kecamatan Sukoharjo dan tepatnya berada di Jalan KH. Samanhudi Jetis Sukoharjo. Dari pusat kota, MAN Sukoharjo berjarak sekitar 1 KM ke arah barat daya. MAN Sukoharjo berada di ruas jalan jalur bis luar kota Sukoharjo dari arah selatan (Wonogiri), atau sebelah utara pabrik tekstil Sri Rejeki Isman (PT. SRITEX). Lokasi Madrasah ini masuk sekitar 100 meter ke arah barat. MAN Sukoharjo mudah dijangkau oleh kendaraan umum seperti bus dan angkutan kota karena letaknya strategis dekat jalan raya. Walaupun di sekitar madrasah ini masih dikelilingi oleh areal persawahan.

Sebelumnya Sukoharjo belum mempunyai madrasah setingkat Sekolah Menengah Atas yang negeri, oleh karena itu maka Pengurus Masjid Besar Baiturrahmah Sukoharjo bermaksud mendirikan Madrasah Aliyah yang dalam perkembangannya diharapkan menjadi Madrasah Aliyah Negeri. Kemudian Pengurus Masjid Besar Baiturrahmah Sukoharjo mengundang tokoh-tokoh umat islam kabupaten Sukoharjo untuk mengadakan musyawarah tentang pendirian madrasah tersebut.

Selanjutnya disusun Panitia Pendiri Persiapan Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yang anggotanya terdiri dari tokoh masyarakat dan tokoh agama di Sukoharjo. Dalam langkah selanjutnya Panitia menyampaikan permohonan kepada Bapak Kepala MAN Sragen agar di Kabupaten Sukoharjo dapat berdiri MAN Sragen Filial di Sukoharjo. Maka permohonan itu dapat disetujui oleh Bapak Kepala MAN Sragen, yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Jazid, BA.

Sambil menunggu proses perijinan Pendirian MAN Sragen Filial di Sukoharjo, maka untuk mempercepat proses, mulai tahun ajaran 1984/1985, membuka pendaftaran siswa baru untuk kelas I.

Adapun untuk gedungnya, dipinjami oleh Bapak Kakandepag Kabupaten Sukoharjo, agar menempati sebagian gedung MIN Sukoharjo pada sore hari. Kemudian pada tanggal 25 April 1985, terbit Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor Wk/5.d/966/1985 tentang pembentukan Kelas Jauh,

Aliyah Negeri Sragen. Untuk menjaga stabilitas pengembangan MAN Sragen Filial di Sukoharjo, maka dibentuk Panitia Pembina yang sekaligus juga sebagai Pengurus BP3, yang mempunyai tugas antara lain berusaha sampai tercapainya Penegerian MAN Sukoharjo yang berdiri sendiri. Kemudian MAN Sragen Filial di Sukoharjo mendapatkan SK Penegerian dari Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 1993, tanggal 25 Oktober 1993, yang diresmikan pada Selasa, 08 Februari 1994.

Dalam perkembangannya MAN Sukoharjo kini mempunyai visi sebagai berikut : “Terbentuknya generasi yang islami dan berprestasi” Selain itu, misi dari MAN Sukoharjo adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran efektif dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.

2. Menyelenggarakan pendidikan bernuansa islam dengan menciptakan lingkungan yang agamis di madrasah.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk menggali dan menumbuhkembangkan minat, bakat peserta didik yang berpotensi tinggi agar dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh warga madrasah.

Sistem organisasi sekolah menganut sistem yang diterapkan oleh Kementrian Agama, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Kepala Madrasah Sebagai kepala madrasah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator.

· Kepala madrasah sebagai edukator bertugas melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu kepala madrasah juga harus melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya. · Kepala Madrasah selaku manajer mempunyai tugas menyusun

perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebikjaksanaan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur adiministrasi (ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana keuangan), mengatur OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

administrator bertugas menyelenggarakan administrasi, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian,

pengawasan, kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, perpustakaan, laboratorium. Ruang ketrampilan dan pengawasan, kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, perpustakaan, laboratorium. Ruang ketrampilan dan

· Kepala madrasah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan