Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik Melalui Pendekatan Advokasi Dengan Penyajian Masalah Open-Ended di SMP N 5 Terbanggi Besar - Raden Intan Repository

  Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik Melalui Pendekatan Advokasi Dengan Penyajian Masalah Open-Ended di SMP N 5 Terbanggi Besar Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: ANNISA RESTIANI RINZANI

  NPM: 131105008

  Jurusan :Pendidikan Matematika FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAMNEGERI (UIN) RADEN INTANLAMPUNG 2016/2017

  

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PESERTA DIDIK

MELALUI PENDEKATAN ADVOKASIDENGAN

PENYAJIAN MASALAH OPEN-ENDED

DI SMP N 5 TERBANGGI BESAR

  

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika (S.Pd)

Dalam Ilmu Matematika

  

Oleh

ANNISA RESTIANI RINZANI

NPM. 1311050008

Jurusan : Pendidikan Matematika

  Pembimbing I : Dr. R.Masykur, M.Pd. Pembimbing II : Dona Dinda Pratiwi, M.Pd.

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTANLAMPUNG

1438 H /2017 M

  

ABSTRAK

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI

PENDEKATAN ADVOKASI DENGAN PENYAJIAN MASALAH

OPEN-ENDED DI SMP N 5 TERBANGGI BESAR

Oleh :

  

Annisa Restiani Rinzani

  Sasaran dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah mengembangkan kemampuan berpikir matematis. Untuk berpikir secara matematis siswa harus memiliki kemampuan koneksi matematis. Rendahnya kemampuan koneksi matematis peserta didik kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar disebabkan karena siswa gagal memahami konsep-konsep yang telah diajarkan kepada peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended.

  Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 6 orang peserta didik kelas VIII yang terdiri dari 2 peserta didik dengan kemampuan awal tinggi, 2 peserta didik dengan kemampuan awal sedang dan 2 peserta didik dengan kemampuan awal rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya: 1) Metode tes untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis peserta didik dengan kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. 2) Wawancara untuk mengklarifikasi hasil tes. Validitas data menggunakan triangulasi waktu.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik dengan kemampuan awal tinggi dapat menyelesaikan soal dengan memenuhi lima indikator kemampuan koneksi matematis. Peserta didik dengan kemampuan awal sedang dapat menyelesaikan soal dengan memenuhi tiga indikator kemampuan koneksi matematis. Sedangkan peserta didik dengan kemampuan awal rendah hanya dapat menyelesaikan soal dengan memenuhi satu indikator kemampuan koneksi matematis.

  

Kata kunci : Pendekatan Advokasi, Open-ended, kemampuan koneksi matematis

  

MOTTO

ج

  

ْاﻮُ َﳤْ ﺎَﻓ ُﻪْﻨَﻋ ْ ُﲂﯩَ َﳖ ﺎَﻣَو ُﻩوُﺬُ َﻓ ُلﻮ ُﺳ ﺮﻟا ُ ُﲂﯩَﺗاَء ﺎَﻣَو

ِب ﺎَﻘِﻌْﻟ ا ُﺪْﯾ ِﺪ َﺷ ا نِا ا ْاﻮُﻘﺗاَو

  “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Al-Hashr: 7)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillahirobbil’alamin

  Sujud syukur kupersembahkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih nan Maha Penyayang nan Maha Bijaksana nan Maha Kuasa atas segala sesuatu, pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada manusia pembawa risalah. Manusia yang memiliki cinta yang teramat luas kepada umatnya. Aku senantiasa berdoa, semoga suatu aku bisa bertemu dengannya di telaga Al-Kautsar, amin. Karya sederhana ini aku persembahkan kepada :

  1. Kedua orang tuaku yang tercinta, ayah Sukarman dan ibu Sutini yang telah memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, nasehat, semangat, dan do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku. Mereka yang begitu teristimewa dalam hidupku dan kucinta karena Allah. Terimakasih Ibu, terimakasih Ayah.

  

RIWAYAT HIDUP

Annisa Restiani Rinzani, lahir di Desa Bumi Dipasena Agung, Kecamatan

  Rawajitu, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, pada tanggal 19 Agustus 1995. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sukarman dan Ibu Sutini.

  Masa pendidikan penulis dimulai pada tahun 2001 di Sekolah Dasar Negeri 2 Terbanggi Besar, pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar, dan pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Poncowati. Dengan dukungan dari kedua orang tua dan tekad yang kuat dan selalu mengharap ridho Allah SWT, penulis memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika dengan penuh harapan dapat bertambahnya ilmu pada diri penulis. Penulis pernah tergabung dalam Himatika Lampung Periode 2013-2015. Pada bulan Agustus 2015 peneliti mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. Pada bulan Oktober 2016 peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MIN 11 Bandar Lampung.

KATA PENGANTAR

  

ِﻢْﯿِﺣﱠﺮﻟا ِﻦَﻤ ْﺣﱠﺮﻟا ِﷲ ِﻢــــــــــــــــــْﺴِﺑ

  Rasa syukur senantiasa kucurahkan kepada Sang Pencipta, Sang Pemilik Cinta, Allah SWT. Jikalau tanpa kuasa-Nya penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW manusia yang mengajarkan kepada umat manusia betapa indahnya iman dan Islam. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.

  2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

  3. Bapak Dr. Rubhan Masykur, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dona Dinda Pratiwi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya, menuntun dan mengarahkan saya, membimbing, memberikan begitu banyak inspirasi kepada penulis untuk berkarya sebaik-baiknya, serta pelajaran

  4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (khusunya Jurusan Pendidikan Matematika) yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

  5. Bapak Supriyono, S.Pd, selaku Kepala SMP N 5 Terbanggi Besar yang banyak membantu dan membimbing penulis selama mengadakan penulisan.

  6. Ibu Sri Hartini, S.Pd.., Bapak dan Ibu Guru beserta Staf TU SMP N 5 Terbanggi Besar yang banyak membantu dan membimbing penulisan selama mengadakan penulisan.

  7. Sahabat dan teman tersayang kontrakan 7a (Isnaini, Hamidah, Heni, Vina), persahabatan dan kebersamaan kita tak akan kulupakan, teman saya (Nita dan Ria) yang telah membantu di dalam penyusunan skripsi dan juga ucapan terimakasih atas perhatiannya selama ini terhadap penulis. Tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin saya sampai di sini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima kasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.

  8. Teman-teman Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya jurusan pendidikan matematika kelas A Pendidikan Matematika angkatan 2013 dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan kontribusi dan sekaligus sebagai catatan masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis pribadi dan bagi pembaca sekalian.

  Bandar Lampung, September 2017 Penulis

  Annisa Restiani Rinzani NPM. 1311050008

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv MOTTO .................................................................................................................. v PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 8 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 9 D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 11

  1. Koneksi Matematis ................................................................................. 11

  2. Pendekatan Advokasi ............................................................................. 15

  3. Masalah Open-Ended ............................................................................. 21

  BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ......................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36 C. Subjek Penelitian .......................................................................................... 36 D. Sumber Data .................................................................................................. 37 E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 38 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 39 G. Teknis Analisis Data ..................................................................................... 45 H. Validasi Data ................................................................................................. 48 I. Reliabilitas ..................................................................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Subjek Penelitian ................................................................................. 58 B. Validitas Soal ................................................................................................ 58 C. Hasil Analisis Data ....................................................................................... 61 D. Validitas Data ................................................................................................ 144 E. Pembahasan ................................................................................................... 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Nilai Kelas Penelitian .................................................................. 158 Lampiran 2 Hasil Validasi Isi Kemampuan Koneksi Matematis ............................. 160 Lampiran 3 Soal Uji Coba Tes ................................................................................... 171 Lampiran 4 Jawaban Soal Uji Coba Tes .................................................................... 175 Lampiran 5 Uji Validitas ............................................................................................ 180 Lampiran 6 Uji Reliabilitas......................................................................................... 184 Lampiran 7 Sejarah SMP N 5 Terbanggi Besar ........................................................ 190

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Koneksi Matematis ................................................ 17Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis .............................. 47Tabel 4.1 Nama Subjek Penelitian ............................................................................... 58Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Tes Koneksi Matematis ...................................................... 60Tabel 4.3 Inisial Subjek Penelitian ............................................................................... 62Tabel 4.4 Hasil Koneksi Matematis dengan Triangulasi Waktu ................................ 144

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

  nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dimana iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi kehidupan segala

  1

  bidang. Manusia yang berpendidikan akan mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. Allah SWT mengistimewakan bagi orang- orang yang beriman dan berilmu sebagaimana berfirman-Nya dalam surat Al-

  2

  mujaadilah ayat 11, sebagai berikut:

  ج ْﻢُﻜَﻟ ُﷲ ِﺢَﺴْﻔَﯾ اْﻮُﺤَﺴْﻓ ﺎَﻓ ِﺲِﻠَﺠَﻤْﻟا ﻰ ِﻓ اْﻮُﺤﱠﺴَﻔَﺗ ْﻢُﻜَﻟ َﻞْﯿِﻗ اَذِااْﻮُﻨَﻣ َا َﻦ ﯾِﺬ ﱠﻟ ا ﺎَﮭﱡﯾ َﺎَﯾ َد َﻢْﻠِﻌْﻟاا ﻮُﺗ ْوُا َﻦْﯾ ِﺬﱠﻟاَو ْﻢُﻜْﻨِﻣ ا ْﻮُﻨَﻣ َا َﻦْﯾِﺬﱠﻟا ُﷲ ِﻊَﻓْﺮَﯾ اْوُﺰُﺸْﻧ ﺎَﻓ اْوُﺰُﺸْﻧا َﻞْﯿِﻗ اَذِاَو ﻰ ﻠﻗ ١١ ُﺮْﯿِﺒَﺧ َن ْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﷲو ٍﺖَﺟ َر

  Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi 1 ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadilah [58] : 11) Selain itu, menurut Oemar Hamalik, pendidikan adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan

  3 masyarakat”.

  Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan peserta didik juga perlu menyesuaikan diri dalam berkarakter dan berbudi pekerti sesuai dengan pendapat Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Peserta didik yang pertama tahun 1930 menyatakan Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Peserta didik tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-

  4 anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

  Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan sumber daya manusia mencapai keseimbangan globalisasi. Pendidikan yang ditempuh seseorang harus dicapai dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mencakup peningkatan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan dasar. Salah satu upaya peningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar ialah dengan meningkatkan kemampuan dasar dalam bidang matematika.

  Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai jenis bidang ilmu dan berkembangnya daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi pada masa ini, juga tidak terlepas dari peran perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan menciptakan teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

  Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, penghubungan materi serta prestasi belajar peserta didik. Semakin tinggi pemahaman, penguasaan materi, penghubungan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

  Namun pada kenyataannya menurut Trends in International Mathematics and

  

Science Study (TIMSS) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-38 dari 42

  5

  negara dalam kontes matematika pada tingkat internasional. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia belum mencapai hasil yang memuaskan. Rendahnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia disebabkan oleh 5 Vivi Shinta Suci, “Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran beberapa faktor. Widdiharto dan Tahmir menyatakan bahwa pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) cenderung text book oriented dan masih didominasi dengan pembelajaran yang terpusat pada guru serta kurang terkait dengan

  6

  kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi pembelajaran matematika di SMP N 5 Terbanggi Besar. Berikut ini adalah Tabel 1 mengenai hasil belajar matematika kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar sebagai berikut:

  

Tabel 1

Hasil Belajar Matematika Kelas VIII

SMP N 5 Terbanggi Besar

No Kelas Prestasi (X) Jumlah

  X < 76 X > 76

  1 VIII A

  20

  18

  38

  2 VIII B

  14

  16

  30

  3 VIII C

  12

  19

  31 Jumlah

  46

  53

  99 Sumber: Daftar Nilai Ujian Semester Ganjil Matematika Kelas VIII Tahun ajaran 2016-2017.

  Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui bahwa nilai KKM adalah 76. Dari kelas

  VIII A, B, dan C dapat diketahui bahwa 46 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM dari 99 peserta didik. Kemudian 53 peserta didik mendapat nilai di atas KKM dari 99 peserta didik. Rendahnya hasil belajar diatas banyak faktor yang 6 mempengaruhi salah satunya sesuai dari hasil wawancara yaitu kurangnya peserta didik dalam mengaplikasikan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.

  Hal ini sesuai dengan pendapat Yuniawati bahwa kemampuan peserta didik untuk melakukan koneksi matematis masih rendah. Akibatnya hasil belajar matematika peserta didik juga rendah. Jika peserta didik tidak memiliki kemampuan koneksi matematis, maka peserta didik banyak mengingat dan mengulang materi pelajaran, sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan optimal damnberpengaruuh

  7 juga dengan hasil belajar matematika.

  Sesuai dari hasil wawancara terlihat kehadiran guru menjadi poin penting dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika. Kebanyakan peserta didik hanya menunggu mendapat informasi dan penjelasan materi dari guru. Menurut Sri Hastuti S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika, mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika di kelas sudah berjalan cukup baik, tetapi masih banyak peserta didik yang memiliki nilai rendah. Penyebab nilai matematika peserta didik rendah karena kurangnya kemampuan peserta didik dalam menghubungkan materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya. Serta kurangnya peserta didik berlatih soal-soal untuk mengasah kemampuan berfikir. Sehingga hanya sedikit peserta didik yang dapat menyelesaikan soal terkait kehidupan sehari-hari yang telah diajarkan oleh guru dan banyak peserta didik yang belum dapat menyelesaikan soal

  7 yang diberikan guru karena peserta didik bingung dalam memahami materi yang ditanyakan dalam soal terkait kehidupan sehari-hari.

  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa ditemukan beberapa kelemahan diantaranya adalah kurangnya kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi sebelumnya dan prestasi belajar matematika yang dicapai peserta didik masih rendah. Padahal kemampuan koneksi matematis itu sangat penting hal ini sesuai dengan pendapat National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) dalam Rendya koneksi matematika merupakan bagian penting yang harus mendapatkan

  8 penekanan di setiap jenjang pendidikan.

  Kemampuan koneksi matematis penting untuk dikuasai peserta didik, namun masalah yang terjadi adalah kemampuan koneksi matematis peserta didik masih rendah. Hasil survei Programme For International Student Assesment atau PISA pada tahun 2009 (Organisation for Economic Cooperation and Development atau OECD pada tahun 2010) menunjukkan bahwa presentase peserta didik sekolah menengah di Indonesia yang mampu menyelesaikan soal-soal yang membutuhkan proses koneksi matematis hanya 5,4%. Ini menunjukkan sekitar 95% peserta didik belum mampu mengaitkan beberapa representasi yang berbeda dari suatu konsep

  8 matematika baik dalam matematika itu sendiri maupun dengan kehidupan sehari-

  9 hari.

  Akibatnya kemampuan koneksi matematis peserta didik belum maksimal. Untuk mencapai kemampuan koneksi matematika peserta didik, dapat dilakukan melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah Open-Ended. Karena pendekatan advokasi merupakan suatu alternatif pendekatan yang berupaya membuat peserta didik dapat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Keaktifan peserta didik dapat terwujud dalam mengajukan cara-cara penyelesaian dari suatu masalah matematika yang diberikan oleh guru melalui proses perdebatan.

  Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh psikologi belajar Gestalt yaitu Hamalik. Pendekatan advokasi adalah pembelajaran yang demokratis didalam kelas. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempertanyakan, memikirkan dan bertindak atas dasar kebebasan yang bertanggung jawab. Kesempatan untuk mempertanyakan suatu hal atau suatu masalah berarti mengundang peserta didik lainnya untuk memberikan pendapat, komentar atau kritik tertentu, sehingga sangat memungkinkan ditemukan jawaban–jawaban yang relatif baru bagi peserta didik. Kesempatan berpikir untuk memecahkan suatu masalah pada gilirannya

9 Nonoy Intan Haety, Endang Mulyana, “Pengaruh Model Pembelajaran MatematikaKnisley

  memungkinkan akan mendorong peserta didik untuk terlatih membuat koneksi di

  10 dalam matematika maupun di luar matematika .

  Untuk itu, apabila masalah matematika yang diberikan guru sifatnya tertuju pada satu cara penyelesaian atau satu jawaban, tentunya proses perdebatan memungkinkan tidak akan aktif. Dalam hal ini, masalah yang diberikan guru merupakan masalah open-ended.

  Menurut pendapat Suryadi dalam Edi, masalah open-ended merupakan suatu masalah yang diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan beragam

  11

  jawaban benar baik ditinjau dari cara maupun hasil. Dengan penyajian masalah

  

open-ended memungkinkan proses perdebatan di antara peserta didik dalam upaya

mempertahankan jawabannya masing-masing yang berbeda akan menjadi lebih aktif.

  Mempertahankan jawaban kemungkinan akan mendorong peserta didik untuk terlatih membuat koneksi antar topik di dalam matematika.

  Kurangnya koneksi matematis peserta didik dalam menghubungkan materi matematika untuk menyelesaikan masalah matematika maka penulis mengadakan penelitian dan mengetahui bagaimana “Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik Melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended di SMP N 5 Terbanggi Besar”.

10 Edy Tandililing, “Pengembangan Kemampuan Koneksi Matematis Peserta didik Melalui

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran matematika di SMP N 5 Terbanggi Besar masih menerapkan pembelajaran konvensional, yang hanya mengharapkan peserta didik duduk, diam dan mencatat.

  2. Peserta didik kurang latihan soal untuk menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi sebelumnya dan tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan matematika, karena kurang minat baca peserta didik untuk memanfaatkan buku perpustakaan.

3. Sebagian peserta didik nilai matematika rendah karena kurangnya peserta didik mengenali matematika dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang maka peneliti membatasi cakupan permasalahan adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik kelas VIII di SMP N 5 Terbanggi Besar.

  2. Model pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan advokasi dengan

  3. Penelitian ini hanya terpusat pada kemampuan koneksi matematis peserta didik dilihat dari pengetahuan awal matematis peserta didik (kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah).

  D. Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana kemampuan koneksi matematis peserta didik melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah Open-Ended?

  E. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Mengetahui kemampuan koneksi matematis peserta didik melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-edned.

  F. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapakan mempunyai manfaat bagi semua kalangan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, antara lain adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

  Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki proses pembelajaran di sekolah, sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat mempertimbangkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika.

  Melalui penelitian ini diharapkan sekolah, khususnya sekolah dapat memperoleh informasi terkait dalam menentukan kebijakan sekolah pada proses pembelajaran dikelas yang berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika.

2. Manfaat Teoritik

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding dan sebagai referensi penelitian berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Koneksi Matematis

a. Pengertian Koneksi Matematis

  Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang

  12

  lainnya. Koneksi matematis memberikan gambaran tentang materi matematika yang diberikan dalam pembelajaran. Topik-topik dalam matematika memiliki keterkaitan dan juga memiliki manfaat dengan bidang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

  Koneksi matematis juga ilmu matematika yang tidak terpartisi dalam berbagai topik yang saling terpisah, namun matematika merupakan suatu satu

  13

  kesatuan. Selain itu matematika juga tidak dapat terpisah dari ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 12 Tanpa koneksi matematis peserta didik harus belajar dan mengingat terlalu

  Yanto Permana, Utari Sumarmo, “Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi

Matematik Peserta didik SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”, Balai Penataran Guru

Tertulis dan Universitas Pendidikan Indonesia Educationist, Jurnal Matematika, Vol. 1 No 2 (Juli 2007), h.117 13 banyak konsep dan prosedur matematika yang salling terpisah. Apabila peserta didik mampu mengaitkan ide-ide matematis maka pemahaman matematika akan semakin dalam dan bertahan lama karena peserta didik mampu mengaitkan antar ide-ide matematis, dengan konteks antar topik matematis dan pengalaman kehidupan sehari-hari. Menurut NCTM dalam Nonoy, melalui pembelajaran yang menekankan keterkaitan dalam gagasan matematika, peserta didik tidak hanya belajar matematika, tapi mereka juga belajar tentang kegunaan matematika. Ketika peserta didik mampu mengkaitkan antar gagasan dalam matematika,

  14 pemahaman peserta didik menjadi lebih mendalam dan lebih tahan lama.

  Menurut Coxford dalam Kanisius, kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan pengetahuan konseptual dan prosedural, menggunakan matematika pada topik lain, menggunakan matematika dalam aktivitas kehidupan, mengetahui koneksi antar topik dalam

  15 matematika.

  Adanya keterkaitan antara kehidupan sehari-hari dengan materi pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik juga akan menambah pemahaman peserta didik dalam belajar matematika. Kegiatan yang mendukung dalam peningkatan 14 Nonoy Intan Haety, Endang Mulyana, “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika

  

Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Peserta didik SMA” (Penelitian

Eksperimen Terhadap Peserta didik Kelas XI Di Salah Satu SMA Di Cimahi), Jurnal Matematika, h. 2

15 Kanisius Mandur, et. al. “Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, Dan

  kemampuan koneksi matematika peserta didik adalah ketika peserta didik mencari hubungan keterkaitan antar topik matematika, dan mencari keterkaitan antara konteks di luar matematika dengan matematika. Konteks diluar matematika yang diambil adalah mengenai hubungan matematika dengan kehidupan sehari- hari. Konteks tersebut dipilih karena pembelajaran akan lebih bermakna jika peserta didik dapat melihat masalah yang nyata dalam pembelajaran. Akan lebih mudah mempelajari matematika jika peserta didik melihat penerapannya di dunia nyata. Peserta didik dapat memahami banyak manfaat matematika terutama dengan kehidupan sehari-hari ataupun dengan bidang studi lain. Sehingga dapat memudahkan atau memperlancar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Di sekolah menengah bahan ajar atau soal-soal yang mampu mengembangkan kemampuan koneksi peserta didik perlu terus ditingkatkan karena pada dasarnya semua konsep matematika itu saling berkaitan satu sama lain. Menurut NCTM dalam Rendya, menyatakan tujuan koneksi matematis diberikan pada peserta didik menengah diharapkan agar dapat:

  1) Mengenali representasi yang ekuivalen dari suatu konsep yang sama 2) Mengenali hubungan prosedur satu representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen.

  3) Menggunakan dan menilai koneksi beberapa topik matematika.

4) Menggunakan dan menilai koneksi antara matematika dan disiplin

  16 ilmu lain.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematika adalah kesanggupan peserta didik dalam menggunakan hubungan topik atau konsep matematika, yang dibahas dengan konsep matematika lainnya, dengan pelajaran lain atau disiplin ilmu lain dan dengan kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan masalah matematika. Sehingga koneksi matematika baik di gunakan dalam penelitian ini.

b. Indikator Koneksi Matematis

  Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu aspek kemampuan matematik yang penting yang harus dicapai melalui kegiatan belajar matematika.

  Karena dengan peserta didik mengetahui hubungan-hubungan matematik, peserta didik akan lebih memahami matematika dan juga memberikan daya matematik

  17

  lebih besar. Untuk mencapai kemampuan koneksi peserta didik dalam matematika bukan hal yang mudah karena kemampuan untuk mengoneksikan dalam matematika dilakukan secara individual. Setiap peserta didik mempunyai

  18

  kemampuan yang berbeda dalam menghubungkan matematika. Agar Peserta

  16 Rendya Loggina, Sri Elniati dan Yusmet Rizal, “Kemampuan Koneksi Matematis dan

Metode Pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran”. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2, Vol 1 No 1 (2012), h. 83 17 Kartika Yulianti, “Menghubungkan Ide-Ide Matematik Melalui Kegiatan Pemecahan didik dapat membuktikan bahwa peserta didik dapat memenuhi kemampuan koneksi matematika harus memenuhi indikator koneksi matematis.

  Indikator koneksi matematis menurut Sumarmo: 1) Mencari hubungan berbagai representasi konsep 2) Prosedur, memahami hubungan antar topik matematika. 3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 4) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama; 5) mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 6) Menggunakan koneksi antar topik matematika dan antara topik

  19 matematika dengan topik lain.

  Menurut NCTM dalam Yulianti, menguraikan indikator koneksi matematis antara lain: 1) Saling menghubungkan berbagai representasi dari konsep-konsep atau prosedur. 2) Menyadari hubungan antar topik dalam matematika. 3) Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. 4) Memandang matematika sebagai suatu kesatuan yang utuh. 5) Menggunakan ide-ide matematik untuk memahami ide matematik lain lebih jauh.

  20 6) Menyadari representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama.

  Menurut Coxford dalam Pratiwi mengemukakan indikator kemampuan koneksi matematis meliputi : 1) Mengoneksikan pengetahuan konseptual dan prosedural 2) Menggunakan matematika pada topik lain (Other Curriculum Areas) 3) Menggunakan matematika dalam aktivitas kehidupan 19 4) Melihat matematika sebagai satu kesatuan yang terintegrasi

  Utari Sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana

  5) Menerapkan kemampuan berfikir matematis dan membuat model untuk menyelesaikan masalah dalam pelajaran lain, seperti musik, seni, psikologi, sains, dan bisnis. 6) Mengetahui koneksi diantara topik-topik dalam matematika

  21 7) Mengenal berbagai representasi untuk konsep yang sama.

  Indikator koneksi matematis yang digunakan peneliti adalah 1) Mencari hubungan berbagai representasi konsep 2) Prosedur, memahami hubungan antar topik matematika.

  3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 4) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama; 5) Menggunakan koneksi antar topik matematika dan antara topik matematika dengan topik lain

  Peneliti menggunakan 5 indikator yang disesuaikan dengan indikasi indikator:

Tabel 2.1 Indikasi Indikator

  Indikator koneksi matematis Indikasi indikator

  1. Menggunakan koneksi antar

  1. Peserta didik mampu menghitung matematika soal antar matematika didik mampu

  2. Menggunakan koneksi dg

  2. Peserta kehidupan sehari-hari mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari

  3. Mencari hubungan berbagai representasi konsep didik mampu

  3. Peserta menyelesaikan soal yang

  4. Memahami hubungan antar topik matematika berhubungan berbagai konsep

  5. Memahami konsep yang

  4. Peserta didik mampu memahami sama yang di maksud dalam soal

  5. Peserta didik mampu memahami konsep dalam soal

21 Pratiwi Dwi Warih, “Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VIII pada

  Peneliti mengambil lima indikator karena agar peserta didik memperoleh pemahaman matematika lebih mendalam, dapat menyelesaikan masalah matematika baik didalam maupun diluar sekolah. Serta membuat peserta didik tertarik atau berminat terhadap matematika, paling tidak peserta didik dapat melihat kegunaannya dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

2. Pendekatan Advokasi

a. Pengertian Pendekatan Advokasi

  Pembelajaran Advokasi merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered advocacy learning) sering disebutkan dengan proses debat. Pembelajaran advokasi sebagai suatu pendekatan pengajaran di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-

  22 isu sosial dan personal melalui keterlibatan langsung dan partisipasi pribadi.

  Sehingga pembelajaran advokasi menuntut para peserta didik terfokus pada topik yang telah ditentukan dan mengajukan pendapat yang sesuai dengan topik, membuat peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika didalam kelas. Keaktifan peserta didik itu terwujud dalam mengajukan cara-cara penyelesaian dari suatu masalah matematika dengan mengemukakan pendapat masing-masing yang melalui proses perdebatan.

  Dengan terlibatnya peserta didik secara aktif dalam proses perdebatan maka peserta didik diberi kesempatan untuk mempertanyakan, memikirkan dan

  23 bertindak atas dasar kebebasan yang bertanggung jawab.

   Kesempatan peserta

  didik untuk mempertanyakan suatu hal atau masalah juga memberi kesempatan peserta didik lainnya untuk memberikan pendapat, komentar atau kritik tertentu. Belajar dengan metode advokasi ini dapat digunakan baik belajar di sekolah dasar maupun belajar di sekolah tingkat lanjutan.

  Berdasarkan tingkatan peserta didik, model ini dapat diperluas atau

  24 disederhanakan pelaksanaannya.

   Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan

  advokasi (advocacy learning) adalah salah suatu model pembelajaran yang didalam proses pembelajarannya lebih berpusat kepada peserta didik, menggunakan metode debat yang memberi kesempatan peserta didik dalam berpendapat. Sehingga peserta didik berperan aktif didalam kelas untuk mengemukakan pendapat masing-masing. Model pembelajaran ini dapat diterapkan di berbagai sekolah dasar hingga di sekolah tingkat lanjutan.

b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Advokasi

   Menurut Brandes dan Ginnis dalam Irpan, prinsip-prinsip pembelajaran

  advokasi antara lain : 23 Edy Tandililing, “Pengembangan Kemampuan Koneksi Matematis Peserta didik Melalui

  1) Peserta didik mengambil penuh tanggung jawab untuk kegiatan belajar

  Peserta didik yang terlibat dan berpartisipasi aktif dalam proses

  2)

  pembelajaran

  3) Hubungan antara satu peserta didik dengan peserta didik lain seimbang

  untuk mendukung perkembangannya

  4) Guru sebagai fasilitator selain sebagai sumber pengetahuan

  Menentukan apa peserta didik pengalaman yang di peroleh

  5) 6) Pada akhir proses belajar peserta didik melihat diri peserta didik berbeda 25 sebelum menghadiri pembelajaran.

  Adapun menurut Oemar Hamalik prinip-prinsip pembelajaran advokasi antara lain: 1) Ketika peserta didik terlibat langsung dalam penelitian dan penyajian debat, ke Aku-annya lebih banyak ikut serta dalam proses dibandingkan dengan situasi ceramah tradisional. 2) Proses debat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik karena hakikat debat itu sendiri. 3) Para peserta didik terfokus pada suatu isu yang berkenaan dengan diri mereka kadang-kadang yang berkenaan dengan masyarakat luas dan isu- isu sosial personal. 4) Pada umumnya peserta didik akan lebih banyak belajar mengenai topik- topik mereka dan topik-topik lainnya bila mereka dilibatkan langsung dalam pengalaman debat. 5) Proses debat memperkuat penyimpangan (retention) terhadap komponen-komponen dasar suatu isu dan prinsip-prinsip argumentasi efektif. 6) Belajar advokasi dapat digunakan baik belajar di sekolah dasar maupun belajar di sekolah lanjutan. Berdasarkan tingkatan peserta didik, model ini dapat diperluas atau disederhanakan pelaksanaannya. intruksional belajar advokasi mengembangkan

  7) Pendekatan keterampilan-keterampilan dalam logika, pemecahan masalah, berfikir kritis, serta komunikasi lisan maupun tulisan. Selain dari itu, model belajar ini akan mengembangkan aspek afektif, seperti konsep diri, rasa kemandirian, turut memperkaya sumber-sumber komunikasi antar pribadi secara efektif, meningkatkan rasa percaya diri untuk

  25 mengemukakan pendapat, serta melakukan analisis secara kritis terhadap bahan dan gagasan yang muncul dalam debat.

  26 Dalam prinsip-prinsip pembelajaran advokasi diatas peneliti menggunakan

  prinsip pembelajaran advokasi dengan pendapat Oemar Hamalik karena dengan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut dapat membuat pembelajaran dalam kelas lebih aktif dan membuat peserta didik lebih leluasa dalam mengemukakan pendapat untuk menyelesaikan masalah matematika.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Advokasi

  Langkah-langkah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran advokasi sebagai berikut: 1) Memilih suatu topik debat berdasarkan pertimbangan aspek kebermaknaannya, tingkatan peserta didik, relevansinya dengan kurikulum, dan minat para peserta didik. 2) Memilih dua regu debat, masing-masing dua peserta didik tiap regu untuk tiap topik dan menjelaskan fungsi tiap regu kepada kelas.