BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental - YUNI ASTUTI BAB II

  9 BAB II

  TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental

  Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Variabel fundamental merupakan variabel yang digunakan dalam analisis fundamental yang berupa data keuangan perusahaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Variabel fundamental perusahaan dalam penelitian ini diukur oleh profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva.

a. Profitabilitas

  Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa yang diproduksinya.

  Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal. Ada empat rasio profitabilitas yaitu : Basic Earnings Power, Profit Margin, Return On

  Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Basic Earnings Power merupakan rasio yang mengukur

  kemampuan aset perusahaan menghasilkan laba operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur maka digunakan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Aset yang digunakan adalah aset-aset yang operasional. Kalau ada aset non operasional, aset ini perlu dikeluarkan dari perhitungan. Karena dalam perhitungan digunakan angka-angka yang berasal dari laporan laba rugi (EBIT) dan dari neraca (total aset operasional) (Husnan, 2015).

  Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan

  menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinterprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu.

  Return On Assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan

  perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On .

  Investment) Return On Equity (ROE) rasio ini mengukur kemampuan

  perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi, 2016).

b. Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan (size) merupakan suatu indikator yang menunjukkan kekuatan finansial perusahaan. Ukuran perusahaan

  10 dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal (Hermuningsih, 2012). Namun pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastiaan yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginan untuk menggunakan utang.

  Ukuran perusahaan bisa dijadikan acuan untuk menilai

  a. Biaya kebangkrutan adalah fungsi yang membatasi nilai perusahaan.

  b. Perusahaan-perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil.

c. Struktur Aktiva

  Aset atau aktiva adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain. Penggolongan ini yang kemudian disebut struktur aktiva (Alifiya, 2016). Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Brigham dan Houston (2009:624) menyatakan bahwa secara umum perusahaan memiliki aktiva yang sesuai sebagai jaminan akan lebih mudah untuk mendapatkan hutang.

  11

2. Struktur Modal

  Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, dan utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan per usahaan dalam hal ini manajer keuangan harus dapat mencari bauran pendanaan (financing mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan

  Teori struktur modal selalu mengalami perkembangan karena adanya beberapa pendapat yang berbeda tentang teori struktur modal.

  Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori tentang struktur modal (Sjahrial, 2009) :

  a. Teori Struktur Modal Tradisional Teori struktur modal tradisional terdiri dari 3 pendekatan yaitu: 1) Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)

  Mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang yang konstaan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan maka semakin besar jumlah utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang

  12 semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar dan nilai perusahaan akan meningkat.

  2) Pendapatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income

  Approach)

  Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan.

  Pertama, diasumsikan bahwa biaya utang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan.

  3) Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)

  Pendekatan ini paling banyak dianut oleh para praktisi dan para akademisi. Mereka memilih diantara kedua pendekatan diatas.

  Pendekatan ini mengasuksikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik tingkat biaya utang maupun tingkat kapitalisasi relatif konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio utang tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat.

  13 b. Teori Struktur Modal Modern Teori struktur modal modern ini terdiri dari : 1) Model modigliani-miller (MM) tanpa pajak

  Pada tahun 1958 Franco Modigliani dan Metron Miller mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan. Teori mereka menggunakan beberapa asumsi:

  a) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan deviasi standar laba sebelum pajak (EBIT). perusahaan di masa mendatang.

  c) Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang sempurna. Adapun kriteria pasar modal yang efisiensi adalah: (1) Informasi selalu tersedia bagi semua investor dan dapat diperoleh tanpa biaya.

  (2) Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional. (3) Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna.

  (4) Tidak ada pajak penghasilan perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.

  (5) Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko.

  14 d) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga), dengan kata lain pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. Teori ini mengemukakan 3 preposisi yaitu: (1) Preposisi 1

  MM berpendapat bahwa nilai setiap perusahaan tidak lain merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan atau expected net operating income sesuai dengan tingkat risiko perusahaan.

  (2) Preposisi 2 Preposisi kedua ini MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premi risiko. Besar kecilnya premi risiko tergantung atas selisih antara biaya modal sendiri dan biaya utang perusahaan yang tidak memiliki leverage dikalikan dengan besarnya utang. Jadi jika utang yang digunakan bertambah, risiko perusahaan juga bertambah sehingga biaya modal sendiri atau keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri juga bertambah.

  15

  (3) Preposisi 3 Preposisi ketiga menyatakan bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi. 2) Modal Modigliani-Miller (MM) dengan pajak

  Tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diuabh adalah adanya pajak terhadap penghasilan-penghasilan perusahaan (corporate income taxes). utang (leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. 3) Model Miller

  Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga meliputi pajak untuk penghasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah pajak penghasilan dari saham dan pajak penghasilan dari obligasi.

  4) Financial Distress dan Agency Cost

  Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami

  kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan

  (bankcruptcy costs) yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual

  16 aktiva dibawah harga pasar, baiay likuiditas perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual dan sebagainya.

  Agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. 5) Model Trade Off

  Trade off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti

  corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal tax dalam tertentu (Husnan, 2015). Model trade off theory tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan konstribusi penting yaitu: a) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang.

  b) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah. 6) Teori Informasi Tidak Simetri

  Awal dekade 1950-an, Gordon Donaldson dari Harvard University mengajukan teori tentang informasi yang tidak simetris.

  Asymmetric Information adalah kondisi dimana suatu pihak

  memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena

  17

3. Nilai Perusahaan

  18 Asymmetric Information , manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.

  Menurut Weston dan Copeland tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan mempunyai makna yang lebih luas, tidak hanya sekedar memaksimalkan laba perusahaan (Anindyati, 2011). Pernyataan ini dapat diterima kebenarannya atas dasar beberapa alasan yaitu: terhadap nilai uang. Dana yang diterima pada tahun ini bernilai lebih tinggi daripada dana yang diterima sepuluh tahun yang akan datang.

  b. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai risiko terhadap arus pendapatan perusahaan.

  c. Mutu dari arus kas dana diharapkan diterima di masa datang mungkin beragam.

  Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan, dengan baiknya nilai perusahaaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor, demikian pula sebaliknya nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham (Hermuningsih, 2012).

B. Hasil penelitian terdahulu

  Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel fundamental, struktur modal dan nilai perusahaan dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

  

Ringkasan Hasil Penelitian terdahulu

  No Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian (Tahun Penelitian

  Penelitian)

  1. Sri Pengaruh Analisis Profitabilitas Hermuningsih Profitabilitas, Size Structural berpengaruh (2012) terhadap Nilai Equation positif dan Jurnal Perusahaan dengan Model signifikan terhadap Ekonomi Struktur Modal struktur modal.

  UST.Vol 16 sebagai Variabel Size berpengaruh No 2, Juli Intervening positif dan 2012, hal signifikan terhadap 232-242. struktur modal.

  Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dapat memediasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dapat memediasi hubungan antara size terhadap nilai perusahaan

  19

  2. Dessy Handa Determinan Analisis Profitabilitas Sari, Atim Struktur Modal Two berpengaruh Djazuli, Siti dan Dampaknya Stage terhadap struktur Aisjah (2013) terhadap Nilai Least modal.

  Jurnal Perusahaan (Studi Square Ukuran perusahaan Aplikasi pada Perusahaan berpengaruh Manajemen. Makanan dan terhadap struktur Vol 11. Minuman di Bursa modal.

  Nomor 1 Efek Indonesia) Pertumbuhan tidak Maret 2013. berpengaruh terhadap struktur modal. Struktur Aktiva tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. tidak berpengaruh terhadap struktur modal Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  3. Prastyo Pengaruh Variabel Analisis Profitabilitas Utomo, Fundamental regresi berpengaruh Djumahir terhadap Struktur dua tahap positif signifikan (2013) Modal dan terhadap struktur Jurnal Dampaknya modal.

  Aplikasi terhadap Nilai Ukuran perusahaan Manajemen perusahaan (studi berpengaruh Vol. 11, pada perusahaan positif signifikan 2013. tekstil yang Go- terhadap struktur Public di modal.

  Indonesia) Peluang pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. NDTS tidak berpengaruh

  20 signifikan terhadap struktur modal. Volatilitas laba berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan.

  4. Dwi Retno Pengaruh Analisis Profitabilitas Wulandari Profitabilitas, regresi berpengaruh (2013) Operating linier terhadap nilai Jurnal Leverage, berganda perusahaan.

  Akuntansi, Likuiditas terhadap dengan Operating Fakultas Nilai Perusahaan path berpengaruh Ekonomi, dengan Struktur analysis terhadap nilai Universitas Modal sebagai perusahaan.

  Negeri Intervening Likuiditas tidak Semarang, berpengaruh Indonesia. terhadap nilai ISSN 2252- perusahaan.

  6765 Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.

  Operating leverage berpengaruh terhadap struktur modal. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Struktur modal tidak dapat memediasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak dapat memediasi hubungan

  21 operating leverage terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak dapat memediasi hubungan likuiditas terhadap nilai perusahaan.

C. Kerangka pemikiran

  1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Brigham & Houston (2009) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, dimana perusahaan yang memiliki keuntungan yang sangat tinggi atas investasi akan menyebabkan penurunan struktur modal karena menggunakan hutang yang relatif sedikit. hal ini sesuai dengan teori pecking order yang dikembangkan oleh Myers dalam penelitian Prastyo (2013) menyatakan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan pendanaan yang berasal dari laba ditahan

  (internal) sebelum menggunakan hutang dan menerbitkan saham baru.

  Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan atau struktur modal perusahaan.

  2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset

  22 perusahaan (Hermuningsih, 2016). Berdasarkan uraian diatas maka ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

  3. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Struktur aktiva biasanya akan menentukan struktur utang jangka panjang maupun jangka pendek dalam perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur akan dapat dipastikan mempunyai perputaran persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang pendek, investasinya dikutip dari Hanafi dan Halim (2000) dalam penelitian Alifiyah (2016). Berdasarkan penjelasan tersebut struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

  4. Pengaruh Profitabiltas terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Berdasarkan uraiana diatas maka profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  23

  5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan.

  Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006) dalam penelitian Prasetia dkk (2014). Berdasarkan uraian diatas perusahaan.

  6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan Struktur aktiva menggambarkan sebagaian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Brigham & Houston

  (2009) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang meiliki aktiva yang sesuai sebagai jaminan akan lebih mudah mendapatkan hutang.

  Berdasarkan uraian diatas maka dari itu struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  7. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Struktur modal yang menunjukkan perbandingan antara modal eksternal jangka panjang dengan modal sendiri, merupakan aspek yang penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar, cenderung menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih

  24 besar dibandingkan perusahaan dengan aktiva tak berwujud besar meskipun yang terakhir ini memilik kesempatan tumbuh lebih baik. Hal ini mudah dipahami karena perusahaan yang hanya memiliki good will namun tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup, sulit diprediksi prospek kinerjanya (Sri Hermuningsih, 2013). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dari itu struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  8. Pengaruh Struktur Modal dalam Memediasi Hubungan Profitabilitas Berdasarkan hasil penelitian dari Sri Hermuningsih (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa struktur modal dapat memediasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

  9. Pengaruh Struktur Modal dalam Memediasi Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

  Berdasarkan hasil penelitian dari sri hermuningsih (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti struktur modal merupakan variabel mediasi bagi ukuran perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan.

  25

  10. Pengaruh Struktur Modal dalam Memediasi Hubungan Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan.

  Menurut Riyanto (2013), perusahaan yang sebagian besar aktivanya berasal dari aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang. Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang besar dapat menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan baik atas pinjaman-pinjaman perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang terhadap modal sendiri (Martono, 2012). Berdasarkan teori tersebut maka struktur modal dapat memediasi hubungan antara struktur aktiva terhadap nilai perusahaan.

  26 Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran teoritis dapat digambarkan sebagai berikut: H1 (+)

  H4(+) Profitabilitas (X1)

  H2 (+) H5 (+)

  Ukuran Perusahaan (X2)

  H8 H7 (+)

  Nilai Struktur

  Perusahaan H 9

  Modal (Z) (Y)

  H10 H3 (+)

  Struktur Aktiva (X3)

  H6 (+) Keterangan

  : Pengaruh Langsung : Pengaruh tidak langsung (melalui mediasi) D.

   Hipotesis

  Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

  H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

  27

  28 H3 : Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. H4 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  H6 : Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. perusahaan. H8 : Struktur modal memediasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

  H9 : Struktur modal memediasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

  H10 : Struktur modal memediasi hubungan antara struktur aktiva terhadap nilai perusahaan.