Kepuasan seksual pada kelompok berat badan normal dan berat badan obesitas - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEPUASAN SEKSUAL PADA KELOMPOK BERAT BADAN NORMAL
DAN BERAT BADAN OBESITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Priscilla Pritha Pratiwindya
089114113

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“All our dreams can come true if we have the
courage to pursue them”
(walt disney)

“ With GOD, all things are possible ”

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini, aku persembahkan bagi Allah Bapa di Surga bersama
malaikat-malaikat-Nya
Bapak Ignatius Tanto Kusnandar
Ibu A.M. Tenny Iskandriati
Sheila Sitarani Savitri
Gregorius Agung Adinata dan Angela Dewi Gayatri 
Serta sahabat-sahabat kesayanganku
Terimakasih banyak – banyak ....

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2014
Penulis

Priscilla Pritha Pratiwindya

vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEPUASAN SEKSUAL PADA KELOMPOK BERAT BADAN NORMAL
DAN BERAT BADAN OBESITAS

Priscilla Pritha Pratiwindya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap perbedaan
kepuasan seksual pada kelompok berat normal dan kelompok berat obesitas. Subjek pada
penelitian kali ini berjumlah 97 pria dan 97 wanita yang aktif secara seksual dengan rentang usia
20-65 tahun dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berbentuk skala. Skala penelitian ini terdiri dari skala Interpersonal
Exchange Model Sexual Satisfaction (IEMSS) yang dikembangkan oleh Byers (1995) yang sudah

diterjemahkan dan skala Contour Drawing Scale yang dikembangkan oleh Thompson (1984).
Koefisien realibitas dari skala IEMSS ini adalah 0.933 untuk GMREL, 0.937 untuk GMSEX, dan
0.383 untuk exchange quastionnaire. Sedangkan berdasar reliabilitas skala asli Contour Drawing
Scale adalah 0.78. Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan menggunakan analisis
kovarian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan kepuasan seksual pada kelompok berat badan
normal dan kelompok berat obesitas serta (2) tidak ada pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan
seksual pada kelompok berat badan normal dan obesitas.
Kata kunci: citra tubuh, kepuasan seksual, indeks massa tubuh, Interpersonal Exchange Model
Sexual Satisfaction

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SEXUAL SATISFACTION VIEWED FROM NORMAL

AND OBESITY WEIGHT GROUP

Priscilla Pritha Pratiwindya

ABSTRACT
Current research is aimed to investigated the effect of body image on differences of
sexual satisfaction based normal weight group and obesity group. The subject of this research
about 97 men and 97 women who in relationship with sexually active with their partners with the
use of purposive sampling. Scale used to collected the data. The scales of this research are the
scale of Interpersonal Exchange Model Sexual Satisfaction developed by Byers (1995) and has
translated before hand and Contour Drawing Rating Scale developed by Thompson (1984). The
reliability of the IEMSS are 0.933 for GMREL, 0.937 for GMSEX, dan 0.383 for exchange
questionnaire. The reliability of the CDR based on original research are 0.78. The result from
processed data with analyses covariate shows that viewed from normal and obesity group there
are difference significant sexual satisfaction. Research also shows that there are no significant
body image effect on sexual satisfaction.
Keyword: body image, sexual satisfaction, body mass index, Interpersonal Exchange Model
Sexual Satisfaction

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama

: Priscilla Pritha Pratiwindya

Nomor Mahasiswa : 089114113
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Kepuasan Seksual Pada Kelompok Berat Badan Normal

dan Berat Badan Obesitas”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Februari 2014
Yang menyatakan,

(Priscilla Pritha Pratiwindya)

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan dan berkah yang melimpah sehingga Skripsi dengan judul “Kepuasan
Seksual Pada Kelompok Berat Badan Normal dan Berat Badan Obesitas” ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma atas keramahan dan kebaikan – kebaikannya selama ini.
2. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi sebagai dosen pembimbing
skripsi. Terima kasih atas ilmu, perhatian, dan dukungan yang telah
diberikan hingga skripsi ini selesai.
3. Alm. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani

sebagai dosen yang selalu


menginspirasi dan sangat memotivasi kami sebagai mahasiswa berjuang
hingga akhir sampai titik darah penghabisan. Damai di Surga ya, bu.
4. Bapak Agung Santoso, M.A atas kesempatan-kesempatan belajar statistik
di sela-sela kesibukannya.
5. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas ilmuilmu berharganya.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji, Pak Gie, terima kasih
atas keramahan dan pelayanan yang begitu hangat selama menimba ilmu
di Fakultas Psikologi
7. Komunitas Besar Indonesia dan Komunitas Extra Large. Terimakasih atas
kesempatan bisa bergabung bersama teman- teman semua.
8. Bapak Tanto dan Ibu Tenny tersayang. Makasih ya untuk perhatian, doa,
materi dan semangat yang luar biasa.
9. Mbak Sheila Sitarani, Mas Unggul, mas Geo, dan dek Dea. Makasih ya
udah ngeramein hari-harinya Nante Pritha :’)
10. Keluarga Soelastro dan Keluarga Ismukadinoto untuk pertanyaan “kapan
selesainya?” . heheheheh ....
11. Sahabat aku Veronica Hesti Nur Endahsari. Makasih atas perhatian, doa,
semangat, perjuangan. Semoga masih ada tahun-tahun berikutnya untuk
kita berjuang lagi.
12. Teman – teman kesayangan aku Arisa Theresia, Galuh Sekardhita,
Fransisca Mya, Anna Novilia. Terimakasih atas semangatnya dari kita
bareng-bareng sampai kita sendiri-sendiri :’)
13. Benedictus Anggit dan Lucia Kardiwiyono untuk semangat di akhir-akhir
perjuangan penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk kebersamaan,
keceriaan, semangat, pengalaman yang telah terjalin selama ini.
14. Om Dadan Karmana yang mau aku marah-marahin terus waktu aku
ngerjain skripsi iniii. Makasihhh banyakbanyakbanyak :’)

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15. Heni Ariyanti atas bantuan dan informasinya di akhir penulisan ini.
Tanpamu, aku ga bisa bikin halaman , hen :D
16. Teman – Teman Psikologi 2008 semuanya. Di Psikologi kita berbagi :D
17. @angonkarep untuk menjadi tempat pelarian aku dikala perjuangan ini
terasa lelah 
Saya menyadari dalam pembuatan skripsi ini ada kesalahan yang saya
perbuat. Oleh karena itu saya mengucapkan maaf kepada semua pihak yang telah
dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh dari kata sempurna sehingga besar
harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi
perkembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 28 Februari 2014
Penulis,

Priscilla Pritha Pratiwindya

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................

vi

ABSTRAK .......................................................................................................

vii

ABSTRACT .......................................................................................................

viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................

ix

KATA PENGANTAR .....................................................................................

x

DAFTAR ISI ....................................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Rumusan Masalah.....................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................

7

1. Manfaat Teoritis ...................................................................

7

2. Manfaat Praktis .....................................................................

7

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................

8

A. Kepuasan Seksual .....................................................................

8

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Definisi Kepuasan Seksual ...................................................

8

2. Pengukuran Kepuasan Seksual .............................................

9

3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Seksual ...................

11

4. Aspek dalam Interpersonal Exchange Model Sexual

BAB III

Satisfation ............................................................................

16

B. Indeks Massa Tubuh .................................................................

18

1. Definisi Indeks Massa Tubuh ...............................................

18

2. Penghitungan Indeks Masssa Tubuh ....................................

19

3. Penggolongan Indeks Massa Tubuh .....................................

19

C. Citra Tubuh ...............................................................................

20

1. Definisi Citra Tubuh .............................................................

20

2. Pengukuran Citra Tubuh.......................................................

21

3. Aspek Citra Tubuh ...............................................................

22

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh ...............

23

D. Dinamika Indeks Massa Tubuh dengan Kepuasan Seksual .....

24

E. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian .........................................

29

METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

30

A. Jenis Penelitian .........................................................................

30

B. Identifikasi Variabel .................................................................

30

C. Definisi Operasional .................................................................

30

1. Kepuasan Seksual .................................................................

30

2. Citra Tubuh ...........................................................................

31

3. Indeks Massa Tubuh .............................................................

31

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

D. Subjek Penelitian ......................................................................

32

E. Prosedur Penelitian ...................................................................

33

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................

34

1. Skala Interpersonal Exchange Model Sexual Satisfaction ...

34

2. Skala Contour Drawing Rating Scale ..................................

38

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ......................

38

1. Validitas Alat Ukur...............................................................

38

2. Reliabilitas Alat Ukur Kuantitatif ........................................

40

H. Metode Analisis Data ...............................................................

42

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................

43

A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................

43

B. Data Demografik Subjek ..........................................................

44

C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................

47

1. Data Deskriptif Citra Tubuh Subjek Semua Kelompok Berat 47

BAB V

2. Data Deskriptif Kepuasan Seksual .......................................

48

D. Analisis Data ............................................................................

49

1. Uji Asumsi ............................................................................

49

2. Uji Hipotesis .........................................................................

51

E. Pembahasan ..............................................................................

52

PENUTUP .....................................................................................

55

A. Kesimpulan ...............................................................................

55

B. Saran .........................................................................................

56

1. Bagi Subjek / Individu yang Sedang Menjalin Hubungan ...

56

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ..................................................

56

C. Kekuatan dan Keterbatasan ......................................................

56

1. Kekuatan Penelitian ..............................................................

56

2. Keterbatasan Penelitian ........................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

58

LAMPIRAN .....................................................................................................

64

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Penggolongan Kelompok Indeks Massa Tubuh .......................

Tabel 2

Reliabilitas Skala Alih Bahasa Interpersonal Exchange Model

19

Sexual Satisfaction....................................................................

41

Tabel 3

Data Demografik Jenis Pekerjaan Subjek ................................

44

Tabel 4

Data Demografik Tingkat Pendidikan Subjek ..........................

45

Tabel 5

Statistik Deskriptif Subjek Berdasar Kelompok Indeks Massa
Tubuh .......................................................................................

Tabel 6

Nilai Rata – rata Ketidakpuasan Citra Tubuh pada Subjek
Normal dan Obesitas ................................................................

Tabel 7

46

47

Data Statistik Deskriptif Interpersonal Exchange Model Sexual
Satisfaction Berdasar Kelompok Berat Normal dan Obesitas ..

48

Tabel 8

Uji Linearitas ............................................................................

50

Tabel 9

Uji Normalitas ..........................................................................

51

Tabel 10

Uji Homogenitas .......................................................................

51

Tabel 11

Hasil Ringkasan Analisis Kovarian ..........................................

51

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepuasan seksual merupakan salah satu aspek penting yang
mempengaruhi kehidupan seksual individu secara keseluruhan (Shebini,
Kazem, Maty & Nihad, 2011). Hal itu dikarenakan seksualitas terhubung
dalam setiap aspek kehidupan baik dari sisi fisik, mental, dan spiritual (Rosen
& Bachmann, 2008). Launmann, dkk.,(2006) mengungkapkan bahwa
kehidupan seksualitas yang baik akan meningkatkan kesejahteraan psikologis
individu tersebut.
Kepuasan seksual juga merupakan suatu hal yang penting dalam
suatu hubungan (Peck, Shaffer, & Williamson, 2004; Byers & Demmons,
1999, Lawrence & Byers, 1995; Cupach & Comstock, 1990). Dalam survei
yang dilakukan di 29 negara ditemukan bahwa kepuasan fisik dan emosional
merupakan prediktor yang kuat bagi kebahagiaan pasangan secara menyeluruh
bagi setiap pria dan wanita (Rosen & Bachmann, 2008). Seseorang yang
memiliki kepuasan seksual yang tinggi akan lebih memiliki hubungan yang
stabil dengan pasangannya. Selain itu, pasangan tersebut juga akan memiliki
tingkat kemungkinan perpisahan dan perceraian yang lebih rendah daripada
pasangan dengan tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi (Renaud & Pan,
1997).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Sisi penting tersebut juga tak lepas dari berbagai faktor biologis dan
psikologis yang mempengaruhi kepuasan seksual. Faktor biologis yang
dianggap jelas mempengaruhi kepuasan seksual adalah frekuensi hubungan
seksual (Heiman, dkk., 2011; Cheung, Wong, Liu, Yip, Fan & Lam, 2008;
Philippsohn & Hartmann, 2008), pengalaman orgasme (Barrientos & Paez,
2006) dan tingkat masturbasi (Cheung, dkk., 2008; Mannila & Osmo, 1997).
Sedangkan, faktor psikologis yang memiliki kaitan erat dengan kepuasan
seksual adalah pengungkapan diri (MacNeil & Byers, 2009; Byers &
Demmon, 1999), komunikasi pada pasangan (Montesi, Fauber, Gordon &
Heimberg, 2010; Litzinger & Gordon, 2005; Areton, 2000), kedekatan
emosional (Butzer & Campbell, 2008), dan citra tubuh (Algars, dkk., 2009;
Holt & Lyness, 2007; Areton, 2000; Wiederman, 2000).
Namun disisi lain ada juga faktor yang masih dianggap belum jelas
mempengaruhi kepuasan seksual seseorang, yaitu faktor berat badan. Banyak
anggapan bahwa bagi individu yang sudah menikah harus bisa menerima
pasangannya apa adanya, baik secara fisik dan mental. Berat badan dianggap
sebagai orang ketiga dalam suatu pernikahan (Ledyard & Morrison, 2008).
Dalam review penelitian yang dilakukan oleh Sobal (1985) mengungkapkan
bahwa secara fisik, pertambahan berat badan pada salah satu pasangan akan
mempengaruhi kepuasan seksual dan berdampak pada kepuasan hubungan
pasangan tersebut. Hal tersebut dikarenakan salah satu pasangan akan
kesulitan menerima perubahan berat badan pasangannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Masalah berat badan dalam suatu hubungan tidak hanya terjadi saat
berat badan pasangannya bertambah, namun juga pada saat salah satu
pasangan tersebut berusaha untuk menurunkan berat badan. Hal itu membuat
pasangan

mereka cemburu dan mengganggap bahwa pasangan mereka

berusaha untuk menarik lawan jenis lainnnya (Ledyard & Morisson, 2008).
Sobal (1985) mengungkapkan bahwa kepuasan seksual merupakan
aspek yang penting dalam hubungan pernikahan, namun masih sangat
terbatas penelitian yang mampu membuktikan bahwa berat badan memiliki
peranan yang penting dalam suatu hubungan. Review tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rada, Prejbeanu, Albu, & Manolescu (2011)
yang dilakukan pada kelompok sampel individu dengan berat normal dan
berat berlebih. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa ada keterkaitan
antara berat badan dengan fungsi seksual yang mempengaruhi kepuasan
seksual pada seseorang. Individu yang memiliki berat badan berlebih
dianggap memiliki fungsi seksual yang kurang baik dan memiliki kepuasan
seksual yang lebih rendah daripada kelompok berat normal.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kolotkin, dkk., (2006) pada individu obesitas yang telah melakukan operasi
bariatrik yaitu operasi untuk menurukan berat badan pada pasian obesitas
dengan mengurangi ukuran lambung pasien tersebut (Buchwald, dkk., 2004).
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kehidupan seks mereka lebih
memuaskan setelah turunnya berat badan mereka setelah operasi. Mereka

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

mengalami peningkatan gairah, lubrikasi, hasrat seksual, dan kepuasan seksual
secara menyeluruh.
Hasil review literature yang dilakukan oleh Sobal (1985) dan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rada, Prejbeanu, Albu, & Manolescu (2011)
tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Opperman (2011).
Secara kontradiktif, Opperman (2011) menemukan bahwa indeks massa tubuh
tidak berhubungan dengan kepuasan seksual. Namun penelitian tersebut juga
memiliki kelemahan yaitu terlalu banyak subjek dengan berat badan normal,
sehingga faktor tersebut diperkirakan mempengaruhi hasil penelitian
(Opperman, 2011).
Selain itu, selaras dengan hasil penelitian Opperman (2011),
Widiatmojo (2006) melakukan penelitian pada 44 wanita dan hasil dari
penelitian tersebut adalah faktor berat adan berkorelasi negatif namun tidak
signifikan dengan kepuasan seksual. Dengan kata lain, tidak ada hubungan
antara berat badan dengan kepuasan seksual. Namun Widiatmojo (2006)
mengungkapkan bahwa penelitian tersebut memiliki kelemahan yaitu subjek
sangat sedikit dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Kadioglu, dkk.,
(2009) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pada subjek wanita yang
mengalami obesitas, berat badan tidak mempengaruhi kualitas dan fungsi
seksual seseorang.
Berat badan diungkapkan dapat mempengaruhi kepuasan seksual
karena terkait dengan citra tubuh (Smith, dkk., 2012). Citra tubuh negatif
tidak hanya dialami oleh individu yang obesitas, tapi bisa juga dialami oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

individu dengan berat badan normal bahkan individu dengan berat tubuh yang
kurang dari normal atau bisa disebut underweight. Beberapa kasus citra tubuh
negatif banyak ditemui oleh individu obesitas dan underweight. Pada individu
yang obesitas citra tubuh negatif dialami pria dan wanita, sedangkan kasus
citra tubuh negatif pada individu underweight lebih banyak dialami pada pria
(Cash, Theriault, & Natasha, 2004). Banyak kasus ditemukan bahwa pada
individu dengan citra tubuh negatif, mereka biasanya cenderung suka
menyalahkan diri sendiri, merasa tidak percaya diri, dan menilai rendah
dirinya yang kemudian pada akhirnya menimbulkan depresi (Loth, Mond,
Wall & Dianne, 2011; Byers & Jonet, 2009).
Dampak negatif tersebut bisa berakibat fatal pada hubungan yang
sedang dijalin bersama pasangannya. Citra tubuh yang negatif pada setiap
individu kerapkali menimbulkan perasaan bahwa mereka tidak lagi disukai
oleh pasangan mereka sendiri dan membuat mereka menarik diri dari
pasangannya (Cheng & Nany, 2010). Mereka tidak lagi terlibat pada
keintiman dan keromantisan yang dibutuhkan pada setiap pasangan dalam
pernikahan. Frekuensi keintiman dan keromantisan yang berkurang membuat
hasrat dan gairah seksual pada pasangan menjadi menurun (Brotto, Petkau,
Labrie & Rosemary, 2011; Meston & Andrea, 2007) dan kualitas kepuasan
seksual pada pasangan tersebut menjadi berkurang.
Dari hasil penelitian diatas, ditemukan bahwa hasil penelitian antara
berat badan dan kepuasan seksual masih inkosisten. Hal tersebut dikarenakan
penelitian mengenai kepuasan seksual masih terbatas. Opperman (2011)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

menyarankan penting untuk melihat kembali kepuasan seksual dan indeks
massa tubuh, maka dari itu penelitian ini ingin mengatasi kelemahan
penelitian yang dilakukan oleh Opperman (2011) dengan menggunakan
subjek yang memiliki berat badan normal dan berat badan obesitas dengan
jumlah yang seimbang. Selain itu, peneliti juga ingin mengatasi kelemahan
penelitian yang dilakukan oleh Widiatmojo (2006) dengan menggunakan
subjek pria dan wanita.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa penting untuk
diadakan penelitian kembali mengenai pengaruh citra tubuh terhadap
kepuasan seksual pada kelompok – kelompok berat badan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah adakah pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan seksual pada kelompok
berat badan normal dan obesitas ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1.

Mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan seksual pada
kelompok berat normal dan obesitas.

2.

Mengetahui perbedaan kepuasan seksual berdasarkan kelompok indeks
massa tubuh normal dan obesitas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu menambah hasil
penelitian mengenai pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan seksual.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu menunjukkan kejelasan
tentang perbedaan kepuasan seksual pada kelompok berat normal dan
obesitas.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan refleksi
para pasangan khususnya bagi para individu yang merasa memiliki
masalah berat badan dan citra tubuh.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Seksual
1. Definisi Kepuasan Seksual
Kepuasan seksual dianggap memiliki konstruk yang belum
jelas, namun beberapa peneliti berusaha untuk membatasi konstruk
kepuasan seksual supaya menjadi lebih jelas. Byers (1995)
mengungkapkan bahwa kepuasan seksual adalah sebuah respon afektif
yang timbul dari evaluasi subjektif seseorang tentang dimensi positif
dan negatif terkait dengan hubungan seksual pada seseorang. MacNeil
dan Byers (1997) juga beranggapan bahwa kepuasan seksual
merupakan dimensi yang penting dalam komponen seksualitas karena
mencakup aspek negatif dan positif dalam setiap hubungan seksual.
Offman dan Mattheson (2005) membatasi kepuasan seksual
adalah sebuah respon afektif yang timbul dari evaluasi subjektif
seseorang tentang dimensi positif dan negatif terkait dengan hubungan
seksual pada seseorang, termasuk persepsi kebutuhan pasangan yang
akan dia temui, memenuhi kebutuhannya sendiri dan harapan yang
dimiliki oleh pasangannya, serta evaluasi positif pada hubungan
secara menyeluruh.
Menurut Gil (2007) kepuasan seksual adalah sesuatu yang
multidimensional yang meliputi pikiran, perasaan dan faktor biologis.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Oleh karena itu, setiap individu memiliki pendapatnya sendiri
mengenai kepuasan seksual yang dialaminya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan seksual adalah sesuatu yang hal penting dalam
seksualitas yang mencakup pikiran dan perasaan seseorang yang
timbul dari evaluasi subjektif seseorang tentang dimensi negatif dan
positif terkait dengan relasi seksual yang sedang mereka jalin.
2. Pengukuran Kepuasan Seksual
Stulhofer, Busko, dan Brouillard (2010) melakukan review
tentang pengukuran kepuasan seksual. Dalam review tersebut
dijelaskan bahwa dari berbagai penelitian yang telah dilakukan,
kepuasan seksual diukur hanya dengan satu pernyataan “seberapa
puaskah anda dalam kehidupan seksual?” atau dengan indikator
kepuasan fisik dan emosional terkait dengan kehidupan seksualitas.
Pernyataan tersebut tentu saja tidak bisa mengukur banyak hal terkait
seksualitas.
Lebih lanjut, Stulhofer, Busko, dan Brouillard (2010)
menjelaskan bahwa alat ukur kepuasan seksual mulai banyak
berkembang dan mulai dengan beberapa pendekatan. Hal ini tampak
pada beberapa skala, yaitu skala Whitley Inventory of Sexual
Satisfaction, skala Index of Sexual Satisfaction dan skala Pinney
Sexual Satisfaction yang dikembangkan khusus untuk melihat
kepuasan seksual pada perempuan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Arrington, Cofrancesco, & Wu ( dalam Stulhofer, Busko, dan
Brouillard, 2010) menjelaskan bahwa dalam dua dekade terakhir,
mulai banyak perhatian mengenai alat ukur kepuasan seksual dengan
validitas dan reliabilitas yang terpercaya. Beberapa alat ukur baru
tersebut ialah Young’s Sexual Satisfaction Scale, Derogatis Sexual
Functioning Inventory, Multidimensional Sexuality Questionnaire
yang meliputi berbagai pernyataan umum mengenai kepuasan seksual,
serta skala Global Measure of Sexual Satisfaction (GMSEX) yang
merupakan dasar dari jawaban yang multidimensional. Dalam skala
GMSEX, dari satu pernyataan yang diajukan untuk melihat kepuasan
seksual seseorang berdasarkan respon atas hubungannya bersama
pasangannya. Pada item skala tersebut satu pernyataan dijawab
menggunakan 5 jawaban yang multidimensional dihitung dari dengan
menghitung skala 1-7 (Byers & MacNeil, 1995).
Pengukuran lainnya adalah Sexual Satisfaction Scale for
Women (SSS-W) yang dikembangkan oleh Meston dan Trapnell
(2005). SSS-W mengukur kepuasan seksual dan distress yang dialami
oleh wanita.
Namun, dalam konsep dyadic, Byers (2005) menganggap
bahwa pengukuran kepuasan seksual masih sangat terbatas sehingga
mulai dikembangkan pengukuran kepuasan seksual Interpersonal
Exchange Model of Sexual Saatisfaction (IEMSS) (Byers, 2005; Byers
& Demmons, 1999; Byers & Macneil, 2006; Demmons & Lawrence,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

1998) dalam lingkup

commited

& closed

relationship

dan

dikembangkan berdasarkan latar belakang dyadic. Skala ini dibuat
berdasarkan social exchange theory dengan melihat reward dan cost
yang didapatkan oleh pasangan tersebut. Skala IEMSS meliputi empat
dimensi yaitu keseimbangan antara reward

dan cost dalam hal

seksual, kesesuaian antara hal yang diharapan dan hal yang
sebenarnya terjadi, dimensi ketiga mengenai perasaan yang sama
dalam hal reward dan cost dalam hal seksual, dan terakhir mengenai
kualitas aspek nonseksual yang terjadi pada pasangan tersebut.
Dibandingkan dengan alat ukur lainnya, skala IEMSS telah
teruji validitas dan reliabilitasnya. Dalam penelitian sebelumnya, skala
IEMSS telah diujicobakan di Kanada pada subjek pasangan (Byers,
1998 ; Lawrence & Byers, 1995) dan pada individu yang telah
menikah di Cina (Renaud, Byers, & Pan, 1997).
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Seksual
Kepuasan seksual sangat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Faktor ini dapat dikelompokkan menjadi faktor psikologis,
faktor fisik, dan faktor sosio-demografis.
a. Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi perasaan kedekatan yang dialami
oleh

individu

tersebut

bersama

pasangannya.

Berikut

ini

merupakan faktor-faktor psikologis yang terkait dengan kepuasan
seksual:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

1) Pengungkapan Diri
Pengungkapan

diri

yang

baik

kepada

pasangan

berhubungan dengan tingkat kepuasan seksual yang tinggi
(Byers & Demmons, 1999; Macneil & Byers, 1997). Pasangan
yang memiliki pengungkapan diri yang baik mengenai hal yang
disukai dan tidak disukai dalam hubungan yang dijalin akan
memiliki tingkat kepuasan seksual yang lebih baik.
2) Komunikasi
Litzinger dan Gordon (2005) menyatakan bahwa
komunikasi memiliki peran penting dalam suatu hubungan
termasuk dalam menjalin hubungan seksual bersama pasangan.
Komunikasi yang baik bersama pasangan bisa dimulai pada
topik yang sifatnya umum (Montesi, Fauber, Gordon, &
Heimberg, 2010) maupun topik yang mengarah pada seksualitas
dan sifatnya lebih intim (Babin, 2012). Dalam beberapa
penelitian telah ditemukan bahwa komunikasi yang baik
bersama pasangan akan meningkatkan kualitas kepuasan seksual
serta meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.
(Wood, 2002).
3) Kedekatan Emosional
Individu yang memiliki kedekatan emosional dengan
pasangannya memiliki pengalaman seksual yang lebih positif
dan lebih puas secara seksual. Selain itu, pasangan yang dekat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

secara emosional akan merasa memiliki hubungan yang timbal
balik dalam hubungan seksual mereka. Butzer & Campbell
(2008) juga mengungkapkan bahwa pasangan yang memiliki
tingkat kecemasan yang tinggi terhadap pasangannya ternyata
memiliki tingkat kepuasan seksual yang rendah.
4) Citra Tubuh
Citra tubuh dilaporkan memiliki keterkaitan dengan
fungsi seksual (Weavers & Byers, 2006; Wiederman, 2000) dan
kepuasan seksual (Holt & Lyness, 2007). Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Holt dan Lyness (2007) menemukan bahwa ada
hubungan antara citra tubuh dengan kepuasan seksual tidak
hanya dialami oleh wanita namun juga dialami oleh pria.
Individu yang memiliki citra tubuh yang negatif akan memiliki
kecenderungan untuk menghindari aktivitas seksual bersama
pasangannya

(Rocque

&

Cioe,

2011).

Hal

tersebut

mengakibatkan kurangnya hasrat bersama pasangan yang
berdampak pada kurangnya gairah. Pujols, Meston, dan Seal
(2010) mengungkapkan bahwa seseorang dengan indeks massa
tubuh yang tinggi akan mengalami citra tubuh yang negatif dan
memiliki fungsi seksual yang rendah.
b. Faktor Fisik
Kepuasan seksual dihubungkan dengan fungsi seksual yang
dialami oleh individu. Fungsi seksual meliputi kemampuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

individu tersebut untuk mengalami orgasme dan frekuensi
pasangan tersebut melakukan hubungan seksual. Individu dengan
indeks massa tubuh yang tinggi dilaporkan kerap mengalami
masalah seksual seperti disfungsi ereksi. Berikut ini merupakan
faktor fisik atau medis yang dialami oleh pasangan-pasangan
terkait dengan pengalaman kepuasan seksual.
1) Frekuensi Hubungan Seksual
Frekuensi hubungan seksual merupakan salah satu
prediktor yang kuat dalam kepuasan seksual (Smith, dkk., 2011;
Cheung, dkk., 2008). Korelasi yang signifikan tersebut berlaku
bagi pria dan wanita. Faktor yang berhubungan dengan tingkat
kepuasan seksual seseorang dan pasangannya. Pasangan dengan
frekuensi hubungan yang tinggi memiliki tingkat kepuasan
seksual yang tinggi dibandingkan pasangan dengan frekuensi
hubungan seksual yang rendah (Cheung, dkk., 2008).
2) Orgasme
Individu

yang sering mengalami

orgasme

ketika

berhubungan seksual dengan pasangannya dilaporkan memiliki
tingkat kepuasan seksual yang tinggi. Hal ini dilaporkan oleh
pasangan pria dan wanita, ketika salah satu dari pasangan
tersebut mengalami orgasme maka mereka lebih merasa puas
terhadap kehidupan seksualnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Begitu pula yang terjadi sebaliknya, individu yang
kurang mengalami orgasme mereasa tidak puas dengan
kehidupan seksualnya. Hal ini dikarenakan pengalaman orgasme
merupakan tanda bahwa individu tersebut telah memuaskan
dirinya sendiri dan pasangannya ketika mereka berhubungan
seksual. (Philippsohn & Hartmann, 2009; Mannila & Kontula,
1997).
3) Indeks Massa Tubuh
Beberapa penelitian menyatakan bahwa indeks massa
tubuh atau berat badan memiliki keterkaitan dengan kepuasan
seksual. Hal itu dikarenakan, berat badan bisa mengakibatkan
disfungsi seksual yang nantinya bisa mempengaruhi kepuasan
seksual. Namun hasil penelitian tersebut masih dianggap
inkosisten.
Hal tersebut bisa ditunjukkan dalam penelitian yang
dilakukan Kolotkin, dkk., (2011) yang menyebutkan bahwa
individu

yang

melakukan

operasi

bariatrik

mengalami

kehidupan seksual yang lebih baik dibanding sebelum
melakukan operasi. Namun, hasil penelitian Opperman (2011)
dan Smith, dkk., (2012) memiliki hasil penelitian yang
kontradiktif. Mereka menemukan bahwa indeks massa tubuh
tidak berhubungan

dan tidak berpengaruh secara langsung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

menemukan bahwa indeks massa tubuh tidak berhubungan
dengan kepuasan seksual.
c. Faktor Sosio - Demografis
1) Status Hubungan
Kepuasan seksual yang tinggi lebih dialami oleh
pasangan yang sudah menikah dibandingkan dengan pasangan
yang tinggal serumah ataupun pasangan pacaran. Hal ini
dikarenakan pasangan yang sudah menikah dianggap lebih
mampu untuk memuaskan pasangannya dalam hal seksualitas
(Byers, 1995).
2) Pendidikan
Pada

penelitian

yang

dilakukan

Areton

(2000)

menunjukkan bahwa individu dengan status pendidikan yang
lebih tinggi memiliki tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi
juga dibandingkan dengan individu dengan tingkat pendidikan
yang lebih rendah.
4. Aspek dalam Interpersonal Exchange Model Sexual Satisfaction
Kepuasan seksual memiliki definisi konseptual yang lemah
dan terbatas (Byers, 1992). Beberapa teori dan peneliti menjelaskan
pentingnya kepuasan seksual, Byers (1992) mulai mengembangkan
alat ukur Interpersonal Exchange Model Sexual Satisfaction (IEMSS)
yang didasarkan pada social exchange theory. Model exchange theory
ini mengusulkan bahwa kepuasan seksual adalah hasil dari reward dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

cost dalam pengalaman hubungan seksual individu tersebut bersama
pasangannya (Delamater, Hyde, & Fong, 2008). IEMSS mengukur
bagaimana tingkat penilaian diri individu tersebut atas reward dan
cost yang sudah diberikan kepada pasangannya dan diterima dari
pasangannya. Reward adalah suatu hal yang dianggap positif,
menguntungkan dan tidak memberikan kerugian pada individu
tersebut dalam hubungan yang dijalin bersama pasangannya. Cost
adalah sesuatu hal yang dianggap merugikan, tidak menguntungkan
individu tersebut dalam suatu hubungan.
Reward dan cost dalam teori yang dikembangkan oleh Byers
(1992) mampu menjelaskan pentingnya mengukur suatu hal yang
dirasakan individu tersebut pada pasangannya dan bahwa sebenarnya
ada dimensi-dimensi yang mendasari kepuasan seksual individu pada
pasangannya.
Dimensi IEMSS yang pertama meliputi reward dan cost dalam
hal seksual. Kedua, dimensi mengenai comparison level atau
kesetaraan antara suatu hal yang diharapkan dan hal yang sebenarnya
terjadi. Ketiga adalah equality yaitu memiliki perasaan yang sama
dalam hal reward dan cost dalam hal seksual. Dimensi yang terakhir
adalah mengenai kualitas aspek nonseksual yang terjadi pada
pasangan tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

B. Indeks Massa Tubuh
1. Definisi Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh merupakan pengukuran berat badan yang
disesuaikan dengan tinggi badan. Cara tersebut dikalkulasikan sebagai
berat badan dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan
meter (kg/m2). Indeks massa tubuh memang berbeda dengan ukuran
lemak tubuh pada seseorang. Namun, berbagai penelitian menyatakan
bahwa indeks massa tubuh seseorang berhubungan dengan ukuran
lemak tubuh.
Indeks massa tubuh adalah membandingkan antara berat badan
dan tinggi badan dengan mengukur ketebalan lemak tubuh yang
terdapat di sekeliling tubuh dan kemudian dibandingkan dengan tabel
yang sudah terstandarisasi.
Pengukuran indeks massa tubuh banyak digunakan karena
dianggap lebih mudah diukur dan memiliki hasil yang cukup akurat.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat indeks massa
tubuh berhubungan dengan lemak tubuh dan resiko penyakit yang
mungkin akan dialami.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa indeks
massa tubuh adalah pengukuran berat badan dan tinggi badan
kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan tabel
indeks massa tubuh yang sudah terstandarisasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

2. Penghitungan Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh seseorang dapat dihitung secara manual.
Cara menghitung indeks massa tubuh dapat digunakan dengan rumus
berat badan (BB) dibagi dengan tinggi badan (TB) kuadrat2.
IMT = (BB) / (TB)2 . Penghitungan indeks massa tubuh dapat
dicontohkan sebagai berikut:
Berat Badan (BB)

= 60kg

Tinggi Badan (TB) = 170cm , maka hasil indeks massa tubuh
orang tersebut adalah = (60) / (1,7)2 = 20,7 . Dalam kata lain orang
tersebut memiliki indeks massa tubuh sebesar 20,7 dan masih
tergolong dalam kelompok normal.
3. Penggolongan Indeks Massa Tubuh
Penggolongan indeks massa tubuh yang dijabarkan dibawah
ini merupakan penggolongan indeks massa tubuh untuk usia diatas 20
tahun. Penggolongan indeks massa tubuh yang sudah terstandarisasi
digunakan untuk semua umur baik pria dan wanita. Berikut ini
merupakan tabel golongan indeks massa tubuh :
Tabel 1.Penggolongan Kelompok Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh Tingkat Obesitas
Underweight
< 18,5
Normal
18,5 – 24,9
Overweight
25,0 – 29,9
Obesitas
30,0 – 34,9
I
Obesitas Ekstrim
32,0 – 39,9
II

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Pada penelitian dalam hal seksualitas dan citra tubuh kali ini,
kelompok indeks massa tubuh akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kelompok pertama yaitu berat normal dan underweight, dan kelompok
lain adalah berat overweight dan obesitas. Hal ini dikarenakan
menurut klasifikasi yang dipaparkan oleh World Health Organization,
tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi penyakit dan tidak ada
perbedaan lain yang mencolok pada kelompok underweight dan
normal serta kelompok overweight dan obesitas, sehingga peneliti
juga akan membagi 4 kelompok tersebut menjadi dua bagian saja.

C. Citra Tubuh
1. Definisi Citra Tubuh
Schilder (dalam Grogan, 1999) mendefinisikan citra tubuh
sebagai gambaran tentang tubuh individu sendiri yang dibentuk dalam
pikiran. Fisher juga mengungkapkan bahwa citra tubuh terkait dengan
persepsi tentang tubuh, distorsi ukuran tubuh, dan persepsi sensasi
badaniah. Grogan (1999) juga mengungkapkan bahwa citra tubuh
adalah persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap tubuhnya.
Citra tubuh dapat diartikan sebagai ide seseorang mengenai
penampilan tubuhnya di hadapan orang lain. Pengertian lain
dikemukakan oleh Thompson, Heinberg, Altabe, dan Dunn (1999)
yang mengartikan citra tubuh sebagai representasi internal seseoang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

terhadap penampilan luar dirinya atau juga bisa diartikan sebagai
persepsi unik seseorang terhadap tubuhnya.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa citra tubuh adalah pandangan seseorang akan tubuhnya
berdasarkan penilaiannya sendiri. Penilaian ini sebagai hasil dari
pemikiran serta perasaannya dan bukan gambaran yang terbentuk
berdasarkan ukuran tubuh yang sebenarnya.
2. Pengukuran Citra Tubuh
Banyak alat ukur yang bisa mengukur citra tubuh terutama
bagi subjek yang mengalami gangguan makan. Grogan (1999)
melakukan review pengukuran citra tubuh pada subjek yang tidak
mengalami gangguan makan. Salah satu teknik pengukuran citra
tubuh yang sering digunakan adalah teknik siluet.
Teknik siluet merupakan salah satu teknik yang paling
menjabarkan gambar tubuh dari yang paling kurus hingga paling
besar, biasanya subjek diminta untuk memilih salah satu gambar yang
paling mirip dengan kondisi tubuhnya saat ini dan gambar tubuh yang
paling dia inginkan.
Thompson (1990) menyatakan paling tidak ada 21 macam
contour drawings, darked silhouttes, dan fotografi yang pernah
dibuat. Namun dari berbagai alat ukur tersebut, gambar-gambar tubuh
yang disajikan tidak menyerupai bentuk tubuh manusia yang
sebenarnya (tidak memiliki mimik wajah, kurang detail dalam gambar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

tubuh, serta bagian tubuh yang tidak sama pada bagian kiri dan
kanan). Selain itu, banyak figur dalam skala yang digunakan yang
tidak memiliki validitas dan reliabilitas.
Teknik

siluet

memiliki

kelebihan

dibanding

dengan

penggunaan teknik yang lain dalam pengukuran citra tubuh. Teknik
siluet dianggap tidak memiliki bias budaya sehingga hasil pengukuran
tersebut tidak memiliki bias terhadap hasil penelitian.
Thomspon dan Gray (1995) mulai mengembangkan Contour
Drawing Rating Scale (CDR) dengan bagian gambar tubuh yang lebih
realistik, detail, dan transparan. Skala CDR memiliki tingkat
reliabilitas yang baik dengan korelasi sebesar 0,78 dan sudah teruji
validitasnya dengan diujikan pada 495 subjek dengan hasil yang
sesuai antara pemilihan gambar tubuh sesuai kondisi dengan tingkat
indeks massa tubuh yang dilaporkan oleh subjek (Thompson & Grey,
1995). Teknik siluet ini memiliki kelebihan dengan administrasi yang
lebih cepat dengan membandingkan antara bagian tubuh atas dan
bawah dengan jelas.
3. Aspek Citra Tubuh
Berdasarkan definisi citra tubuh yang diungkapkan oleh
Grogan (1999), citra tubuh memiliki beberapa aspek , yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

a. Elemen Persepsi
Persepsi terkait dengan perkiraan ukuran tubuh. Seperti
misalnya persepsi tentang ukuran tubuh

yang ideal

dan

proporsional.
b. Elemen Pikiran
Aspek pikiran berbicara tentang evaluasi daya tarik tubuh.
Contohnya adalah pernyataan bahwa tubuhnya memikat dan ada
beberapa bagian tubuhnya yang memukau bagi orang lain.
c. Elemen Perasaan
Emosi yang diasosiakan dengan bentuk dan ukuran tubuh
merupakan aspek perasan. Hal itu tampak pada kepuasan dan
penerimaan seseorang terhadap tubuh yang ia miliki.
4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh
Citra tubuh seseorang ternyata dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain :
a. Jenis Kelamin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Boyes, Fletcher dan
Latner (2007) mengungkapkan bahwa wanita cenderung lebih
memiliki citra tubuh yang negatif dibanding pria dan selalu merasa
kurang puas terhadap tubuhnya. Selain itu, wanita lebih sering
berusaha untuk mengontrol berat badan dibandingkan dengan pria.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

b. Berat Badan
Pada wanita dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi
memiliki ketidakpuasan tubuh dan lebih menghindari aktivitas atau
situasi karena citra tubuh mereka negatif (Weaver & Byers, 2006).
Berat badan juga memiliki dampak pada beberapa aspek citra tubuh
dan hal itu dialami baik pada pria dan wanita (Algars, dkk., 2009) .
c. Budaya
Budaya memberikan penilaian yang kurang sesuai terhadap
bentuk tubuh. Saat ini, budaya di masyarakat kita lebih banyak
menilai bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang langsing. Hal ini
berpengaruh terhadap citra tubuh seseorang, apalagi pada individu
yang obesitas dan kelebihan berat badan. Hal itu mengakibatkan
mereka memiliki citra tubuh yang rendah.

D. Dinamika Indeks Massa Tubuh dengan Kepuasan Seksual
Kepuasan seksual merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam kepuasan pernikahan atau kepuasan hubungan (Peck,
Shaffer, dan Williamson, 2004; Byers & Demmons, 1999; Lawrence &
Byers, 1995; Cupach & Comstock, 1990). Penelitian yang dilakukan
Hunt (dalam Sprecher & Kathleen, 1993) menemukan bahwa ketika
pasangan tersebut puas dalam aktivitas seksualnya maka mereka juga
mengalami kepuasan yang tinggi dalam hubungannya. Penelitian lainnya
yang dilakukan oleh Michael, Gagno, Laumann, dan Kolata (1994)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

melaporkan bahwa 88% pasangan menikah menikmati kehidupan seksual
mereka dan 85% individu yang sudah menikah dilaporkan bahwa mereka
sangat puas secara emosional dalam hubungan mereka.
Kepuasan seksual merupakan respon afektif invididu berdasarkan
evaluasi positif dan negatif yang subjektif kemudian dihubungkan
dengan hubungan seksual invidu tersebut dengan pasangannya
(Byers,1995). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lawrence dan Byers
(1995) mengungkapkan bahwa pasangan yang sudah menikah memiliki
tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pasangan yang belum menikah. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan
seksual adalah salah satu hal yang penting bagi pasangan yang sudah
menikah. Selain itu, individu yang sudah menikah lebih mampu untuk
memenuhi kebutuhan pasangannya dan mampu memuaskan pasangannya
dibandingkan dengan individu yang berpacaran (Laumann, 1994).
Kepuasan seksual merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam kepuasan pernikahan atau kepuasan hubungan
(Byers, 2001; Byers dan Demmons, 1999; Cupach & Comstock, 1990;
Lawrence dan Byers, 1995; Peck, Shaffer, dan Williamson, 2004).
Penelitian yang dilakukan Hunt (dalam Sprecher & Kathleen, 1993) pada
pasangan suami istri, ditemukan bahwa ketika pasangan tersebut puas
dalam aktivitas seksualnya maka mereka juga mengalami kepuasan yang
tinggi dalam hubungannya. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Michael, Gagnon, Laumann, dan Kolata (1994), 88% pasangan menikah

PLAGIAT
PLAGIATMERUP