Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur T2 942011063 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kondisi
Kabupaten Kupang
Wilayah

Kabupaten

Sosial Masyarakat

Kupang

secara

geografis

terletak pada titik koordinat 9º19 - 10º57 Lintang
Selatan dan 121º30 – 124º11
ketinggian

daratan


dari

Bujur Timur dengan

permukaan

laut

berkisar

antara 0 sampai dengan 500 meter. Kondisi Permukaan
tanah

Kabupaten

Kupang

umumnya


berbukit,

bergunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah
dengan tingkat kemiringan rata – rata mencapai 45º.
Kabupaten Kupang secara keseluruhan terdiri
dari 24 Kecamatan dengan total jiwa 310.573 orang
yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai
petani

(BPS

Kab

Kupang

2012).

Pada

sektor


pendidikan, Kabupaten Kupang telah menyediakan
sekolah-sekolah dari tingkat Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah Atas yang tersebar di 24 Kecamatan
dengan

rincian

sebagai

berikut:

Sekolah

Dasar

berjumlah 243 sekolah dengan jumlah guru sebanyak
2.359 orang. Pada tingkat SMP terdapat 81 sekolah
dengan jumlah guru 1.126 orang, sedangkan pada
tingkat SMA terdapat 28 sekolah, namun terdapat

beberapa kecamatan yang belum memiliki Sekolah
Menengah Atas sehingga akses pelayanan pendidikan
26

belum terserap sepenuhnya oleh peserta didik. Adapun
jumlah guru SMA yang tersebar di wilayah Kabupaten
Kupang hanya berjumlah 300 orang guru.

4.2. Hasil Penelitian
Berdasarkan

hasil

penelitian

maka

peneliti

memberikan gambaran tingkat kompetensi profesional

guru yang tersebar di delapan sekolah di wilayah
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.1. Nilai rata-rata Kompetensi Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia dan Matematika Guru SMA seKabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur
Hasil Uji Kompetensi
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Responden/SMA
SMA N 1 Kupang
Barat

SMA N 1 Fatule’u
SMA N 1 Amarasi
Selatan
SMA N 1 Kupang
Timur
SMA N 1 Takari
SMA N 1
Amfoang Barat
Daya
SMA N 1
Amfoang Selatan
SMA N 1
Amfoang Utara
Rata-rata
Standart Deviasi

Bahasa
Inggris

Bahasa

Indonesia

Matematika

76

34

78

66

63

74

86

70


74

80

78

86

80

53

54

84

58

38


86

70

74

78

57

94

79

59,8

71.6

6,1


15, 1

17,9

Sumber: data primer
Berdasarkan

hasil

evaluasi

kompetensi

guru

Bahasa Inggris di delapan SMA tersebut, menunjukan
27

bahwa kompetensi guru-guru tergolong baik, yang
mana skor tertinggi 86 dan terendah adalah 66 dengan

nilai

rata-rata

79.

Dengan

demikian

kompetensi

akademis mereka berada pada tingkat menengah.
Hasil evaluasi kompetensi guru Bahasa Indonesia
di delapan SMA menunjukan bahwa kompetensi guruguru tersebut rendah, yang mana skor tertinggi 78 dan
terendah adalah 34 dengan nilai rata-rata 59,8, dengan
demikian kompetensi akademis mereka berada pada
tingkat rendah. Sedangkan hasil evaluasi kompetensi
guru Matematika di delapan SMA menunjukan bahwa
kompetensi guru-guru tersebut cukup baik, di mana
skor tertinggi 94 dan terendah adalah 38 dengan nilai
rata-rata 71,6. Dengan demikian kompetensi akademis
mereka berada pada tingkat cukup baik.
Begitu juga kompetensi profesional guru-guru
Bahasa Inggris di delapan SMA di Kabupaten Kupang
tergolong cukup baik, ini terlihat dari hasil tes berupa
nilai tertinggi dan terendah kemudian nilai rata-rata
mereka. Sedangkan

kompetensi Bahasa Indonesia

masuk dalam kategori rendah di mana nilai rata-rata
nilai kompetensi profesional mereka 59, sedangkan
kompetensi
kategori

guru-guru

baik

dengan

Matematika
nilai

rata-rata

berada
71.

pada
Namun

terdapat juga masalah pada nilai terendah dimana nilai
terendah pada kompetensi Bahasa Indonesia adalah 34
dan

44,

terdapat

pula
28

nilai

kompetensi

guru

Matematika yang berada pada nilai 38 dan 53. Hal lain
yang bisa dilihat dari hasil tes kompetensi profesional
guru adalah nilai rata-rata yang baik tetapi adanya
perbedaan yang mencolok antara nilai satu dan lainnya
yang terlihat dari hasil standart deviasi yang begitu
tinggi antara rentangan nilai-nilai tes antara satu dan
lainnya.
Ini menunjukan bahwa guru-guru tersebut tidak
bisa mengerjakan tes sehingga mengidentifikasikan
bahwa guru-guru tersebut kurang berkualitas secara
akademis.
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan skor
pada kuesioner untuk para siswa kelas 3 mengenai
ketersedian media pembelajaran di sekolah mereka.
Tabel 4.2. Skor Penggunaan Buku Panduan dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Buku
Panduan dalam
Mengajar Bahasa
Indonesia dan
Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

55
13
11
1
80

165
26
11
0
202

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Penggunaan

Buku

Panduan

dalam mengajar

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA
di Kabupaten Kupang
29

= Ʃ



×100% Skor Kasus =

x 100%

Melihat hasil tabel di atas maka penggunaan
buku panduan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah 84% yang berada dalam kisaran
81%

-

100%

yang

berarti

para

guru

selalu

menggunakan buku panduan dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.3. Skor Penggunaan Buku Panduan dalam
Mengajar Matematika
Penggunaan Buku
Panduan dalam
Mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

70
6
3
1
80

210
12
3
0
225

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Penggunaan

Buku

Panduan

dalam mengajar

Matematika di delapan SMA di Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

Dengan demikian penggunaan Buku Panduan
dalam mengajar Matematika di delapan
93%

SMA adalah

atau berada dalam kisaran 81% - 100% yang
30

berarti para guru selalu menggunakan buku panduan
dalam mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.4. Skor Penggunaan LKS dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan LKS
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

19
17
27
17
80

57
34
27
0
118

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan

LKS

dalam

mengajar

Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LKS dalam mengajar Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah 49%

atau

berada dalam kisaran 41% - 60% yang berarti para
guru kadang-kadang menggunakan buku LKS (Lembar
Kerja Siswa) dalam mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.5. Skor Penggunaan LKS dalam Mengajar Mata
Pelajaran Matematika
31

Penggunaan LKS
dalam mengajar
Matematika

Skor

Responden

Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

3
2
1
0

27
11
19
23
80

Ʃ Skor

Responden x
Skor
81
22
19
0
122

Sumber: data Primer
Penggunaan buku LKS Matematika di delapan
SMA di Kabupaten

Kupang





Skor Kasus =
Dengan

×100%

x 100%

demikian

penggunaan

LKS

dalam

mengajar mata pelajaran Matematika di delapan SMA
adalah 50%

atau berada dalam kisaran 41% - 60%

yang berarti para guru kadang-kadang menggunakan
buku LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam mengajar mata
pelajaran Matematika.

Tabel 4.6. Skor Penggunaan Handout dalam Pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan
Handout dalam
Pelajaran Bahasa
Indonesia dan
Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1

21
17
25

63
34
25

32

Tidak pernah

0

16
80

Ʃ Skor

0
122

Sumber: data Primer
Penggunaan

handout

atau

selebaran

dalam

mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia di delapan SMA di Kabupaten




Skor Kasus =
Dengan

Kupang

×100%

x 100%

demikian

penggunaan

handout atau

selebaran dalam mengajar mata pelajaran Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia di delapan SMA adalah
atau berada dalam kisaran 41% - 60% yang

50%

berarti
handout

para
atau

guru

kadang-kadang

selebaran

dalam

menggunakan

mengajar

mata

pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Tabel 4.7. Skor Penggunaan Handout dalam Mengajar
Matematika
Penggunaan
Handout dalam
Mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

13
7
25
35
80

39
14
25
0
78

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
33

Penggunaan
Matematika

di

Handout
delapan

dalam
SMA

di

mengajar
Kabupaten

Kupang




Skor Kasus =

×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan handout dalam mengajar Matematika di
delapan SMA adalah 32%

atau berada dalam kisaran

21% - 40% yang berarti para guru jarang menggunakan
handout dalam mengajar Matematika.

Tabel 4.8. Skor Penggunaan Tape Recorder dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Tape
Recorder dalam
Mengajar Bahasa
Indonesia dan
Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

3
6
4
67
80

9
12
4
0
25

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
34

Penggunaan

tape

recorder

dalam

mengajar

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA
di Kabupaten

Kupang




Skor Kasus =

×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan tape recorder dalam mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah
10% atau berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti

para

guru

tidak

pernah

menggunakan

tape

recorder/rekaman dalam mengajar Bahasa Inggris.

Tabel 4.9. Skor Penggunaan Video dalam mengajar
Matematika
Penggunaan Video
dalam mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

0
0
0
80
80

0
0
0
0
0

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Penggunaan video dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten
35

Kupang





Skor Kasus =
Dengan

×100%

x 100%

demikian

penggunaan

video

dalam

mengajar Matematika di delapan SMA adalah 0% atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan video dalam mengajar mata
pelajaran Matematika.
Tabel 4.10 Skor Penggunaan Overhead Projector dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan OHP
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

3
2
1
0

1
1
3
35
80

Ʃ Skor

Responden x
Skor
3
2
3
0
8

Sumber: data Primer
Penggunaan overhead projector dalam mengajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA di Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan overhead projector dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan
0%

-

SMA adalah 3%

20%

atau berada dalam kisaran

yang berarti para guru

36

tidak pernah

menggunakan overhead projector dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.11. Skor Penggunaan Gambar dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Gambar
dalam Mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa
Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

1
17
12
50
80

3
34
12
0
49

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan

gambar

dalam

mengajar

mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA di Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

Dengan demikian penggunaan gambar dalam
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris di delapan SMA adalah 20% atau berada dalam
kisaran 0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan gambar dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.12. Skor LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
Mengajar Matematika
Skor
Responden
Responden x
Penggunaan LKS
37

Skor

dalam mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

3
2
1
0

27
11
19
23
80

Ʃ Skor

81
22
19
0
122

Sumber: data Primer

Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
mengajar mata pelajaran Matematika di delapan SMA
di Kabupaten

Kupang




Skor Kasus =

×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan

LKS

dalam

delapan SMA adalah 50%

mengajar

Matematika

di

atau berada dalam kisaran

41% - 60% yang berarti para guru kadang-kadang
menggunakan buku LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.13. Skor Penggunaan Gambar dalam
MengajarMatematika
Penggunaan
gambar dalam
mengajar
matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

3
2
1
0

11
26
15
30
80

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

38

Responden x
Skor
33
52
15
0
100

Penggunaan gambar dalam mengajar Matematika
di delapan SMA di Kabupaten Kupang




Skor Kasus =

×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan gambar dalam mengajar Matematika di
delapan SMA adalah 41% atau berada dalam kisaran
41% - 60% yang berarti para guru kadang-kadang
menggunakan gambar dalam mengajar Matematika.

Tabel 4.14. Skor Penggunaan Poster dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Poster
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

0
7
17
58
80

0
14
17
0
31

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Penggunaan

poster

dalam

mengajar

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan
Kabupaten Kupang




×100%
39

Bahasa
SMA di

Skor Kasus =
Dengan

x 100%

demikian

penggunaan

poster

dalam

mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah 12% atau berada dalam kisaran
0%

-

20%

yang berarti para guru

tidak pernah

menggunakan poster dalam mengajar Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia.

Tabel 4.15. Skor Penggunaan Poster dalam Mengajar
Matematika
Penggunaan Poster
dalam Mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

0
3
3
74
80

0
6
3
0
9

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan poster dalam mengajar Matematika
di delapan SMA di Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan poster dalam mengajar Matematika di
40

delapan
0%

-

SMA adalah 4%

20%

atau berada dalam kisaran

yang berarti para guru

tidak pernah

menggunakan poster dalam mengajar mata pelajaran
Matematika.

Tabel 4.16. Skor Penggunaan Foto dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Foto
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

1
2
9
68
80

3
4
9
0
16

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan

foto

dalam

mengajar

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan

Bahasa
SMA di

Kabupaten Kupang

Skor Kasus =
Dengan



×100%

x 100%

demikian

penggunaan

foto

dalam

mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
41

delapan
0%

-

SMA adalah 6%

20%

atau berada dalam kisaran

yang berarti para guru

tidak pernah

menggunakan foto dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.17. Skor Penggunaan Film dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan
Penggunaan Film dalam
Mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa
Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

0
1
1
78
80

0
2
1
0
3

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Penggunaan

film

dalam

mengajar

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan
Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%

42

Bahasa
SMA di

Dengan

demikian

Penggunaan

film

dalam

mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan
0%

-

SMA adalah 1%

20%

yang berada dalam kisaran

yang berarti para guru

menggunakan

video/film

dalam

tidak pernah

mengajar

mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tabel 4.18. Skor Penggunaan Video dalam Mengajar
Matematika
Penggunaan Video
dalam Mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

3
2
1
0

0
1
0
79
80

Ʃ Skor

Responden x
Skor
0
2
0
0
2

Sumber: data Primer
Penggunaan video dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten Kupang

Skor Kasus =
Dengan



×100%

x 100%

demikian

penggunaan

video

dalam

mengajar Matematika di delapan SMA adalah 0% atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan video/film dalam mengajar
Matematika.
43

Tabel 4.19. Skor Penggunaan LCD dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan LCD
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

1
6
1
71
80

3
12
1
0
16

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan

LCD

dalam

mengajar

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan

Bahasa
SMA di

Kabupaten Kupang




Skor Kasus =

×100%

x 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LCD dalam mengajar Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah 6%

yang

berada dalam kisaran 0% - 20% atau berarti para guru
tidak pernah menggunakan power point dan LCD
dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.

Tabel 4.20. Skor Penggunaan LCD dalam
Mengajar Matematika
Penggunaan LCD
dalam Mengajar
Matematika
Selalu

Skor

Responden

Responden x
Skor

3

1

3

44

Sering
Jarang
Tidak pernah

2
1
0

3
0
77
80

Ʃ Skor

6
0
0
9

Sumber: data Primer
Penggunaan LCD dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten Kupang




Skor Kasus =
Dengan

×100%

x 100%

demikian

penggunaan

LCD

dalam

mengajar Matematika di delapan SMA adalah 4% atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan power point dan LCD
dalam mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.21. Skor Penggunaan Benda dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan Benda
dalam Mengajar
Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

5
7
18
50
80

15
14
18
0
47

Ʃ Skor

Sumber: data Primer
Penggunaan

benda

dalam

mengajar

Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan
Kabupaten Kupang

Skor Kasus =



×100%

x 100%
45

Bahasa
SMA di

Dengan

demikian

penggunaan

benda

dalam

mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah 19%
0%

-

20%

atau

yang berada dalam kisaran

berarti para

guru

tidak pernah

menggunakan contoh benda dalam mengajar Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia.

Tabel 4.22. Skor Penggunaan Benda dalam Mengajar
Matematika
Skor Penggunaan
Benda dalam
Mengajar
Matematika
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

Skor

Responden

Responden x
Skor

3
2
1
0

7
20
24
24
80

21
40
24
0
85

Ʃ Skor

Sumber: data Primer

Skor

Penggunaan

Matematika

di

benda

delapan

dalam

SMA

di

mengajar
Kabupaten

Kupang

Skor Kasus =
Dengan



×100%

x 100%

demikian

mengajar Matematika di

penggunaan

benda

dalam

delapan SMA adalah 35%

atau berada dalam kisaran 21% - 40% yang berarti
para guru jarang menggunakan benda-benda dalam
mengajar mata pelajaran Matematika.
46

Media lain yang digunakan guru dalam mengajar
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris adalah
netbook, koran, laptop dan infocus. Sedangkan media
lain

yang

digunakan

guru

dalam mengajar

mata

pelajaran Matematika adalah kerucut, bola dan laptop.
Untuk media pembelajaran lain yang paling mudah
dipahami oleh anak-anak SMA se Kabupaten Kupang
dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
adalah buku panduan, video, gambar, dan LCD. Dalam
pelajaran Matematika adalah buku panduan, gambar,
dan LCD.
Berdasarkan
sekolah

di

hasil

delapan

kuesioner

SMA

kepada

se-Kabupaten

komite
Kupang

membuktikan bahwa
1. Ketersediaan media pembelajaran di delapan SMA
tersebut hanya berupa buku panduan sedangkan
media lainnya tidak tersedia.
2. Adapun penggunaan media buku panduan dipakai
setiap penyampaian materi.
3. Perolehan

media

pembelajaran

beserta

materi

didapat dari pembelian dan membuat sendiri.
4. Kondisi sekolah sebagian mendukung pengadaan
media tersebut berupa audio visual, tetapi dana
terbatas dan tidak ada listrik serta masih kurangnya
pemahaman

guru

akan

pembelajaran elektronik.

47

penggunaan

media

5. Adapun respon siswa dengan pengadaan media
tersebut

sangat

positif

dan

antusias

dalam

menanggapi pembelajaran.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
delapan

SMA yang tersebar di wilayah Kabupaten

Kupang, Nusa Tenggara Timur membuktikan bahwa
salah

satu

hal yang

memungkinkan

menurunnya

tingkat prestasi akademis murid pada Ujian Nasional
adalah rendahnya kompetensi profesional guru yang
diukur dengan menggunakan tes pada ketiga mata
pelajaran yang diuji pada Ujian Naional yakni Bahasa
Indonesia,

Bahasa

Inggris

dan

Matematika

serta

kurangnya materi pembelajaran dalam mendukung
proses pembelajaran di sekolah.

4.3.1.Kompetensi Profesional Guru
Hasil uji kompetensi profesional guru di wilayah
Kabupaten Kupang sebagai berikut: nilai rata-rata,
tertinggi

dan

terendah

pada

guru-guru

Bahasa

Indonesia pada delapan SMA yang tersebar di wilayah
Kabupaten

Kupang

tersebut jelek,

di

mana

skor

tertinggi 78 dan terendah adalah 34 dengan nilai ratarata

59,8

dengan

demikian

kompetensi

akademis

mereka berada pada tingkat rata-rata (acuan penilaian,
2012).

48

Sedangkan

hasil

evaluasi

kompetensi

guru

Bahasa Inggris di delapan SMA di Kabupaten Kupang
menunjukan bahwa kompetensi guru-guru tergolong
baik, di mana skor tertinggi 86 dan terendah adalah 66
dengan nilai rata-rata 79, dengan demikian kompetensi
akademis

mereka

berada

pada

tingkat menengah.

Terakhir berdasarkan hasil evaluasi kompetensi guru
Matematika di

delapan

SMA menunjukan bahwa

kompetensi guru-guru tersebut cukup baik, di mana
skor tertinggi 94 dan terendah adalah 38 dengan nilai
rata-rata 71.6, dengan demikian kompetensi akademis
mereka berada pada tingkat cukup baik namun ada
beberapa guru SMA yang masih mempunyai nilai
kompotensi Matematika

yang rendah sehingga

ini

berdampak pada penyampaian informasi pelajaran dari
guru ke para murid.
Perlu diketahui

nilai tertinggi pada Uji Tes

Kompetensi Matematika adalah guru Sarjana Mendidik
di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T),
yang bukan merupakan guru asli daerah sehingga
kualitas guru-guru asli daerah perlu diukur kembali.
Salah satu akar permasalahan menurunnya tingkat
kelulusan siswa SMA di NTT dari tahun ajaran 20082012 adalah rendahnya kompetensi profesional guru
serta penyebaran kompetensi guru yang tidak merata
pada beberapa sekolah di wilayah NTT terutama di
wilayah Kabupaten Kupang.
49

4.3.2. Ketersediaan Media Pembelajaran
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini
yang

diduga

merupakan

salah

satu

faktor

yang

memungkinkan menurunnya tingkat prestasi akademis
dari Ujian Nasional

SMA di NTT adalah ketidak

lengkapan media pembelajaran. Ini terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan di

delapan

SMA yang

tersebar di wilayah Kabupaten Kupang. Hasil tersebut
menyimpulkan bahwa para guru sering menggunakan
buku panduan dalam mengajar, karena hanya materi
itu yang tersedia di sekolah sedangkan media lainnya
seperti Lembar Kerja Siswa, handout, tape recorder,
overhead projector, gambar, poster dan LCD
pernah digunakan.
dengan

skala

tidak

Ini terlihat dari hasil kuesioner

Likert

dengan

rentangan

0-20%.

Sedangkan pemanfaatan media pembelajaran dipakai
setiap

penyampaian materi, bahan materi tersebut

diperoleh dari pembelian dan membuat sendiri. Kondisi
sekolah

sebagian

mendukung

pengadaan

media

tersebut berupa audio visual, tetapi dana terbatas dan
tidak ada listrik serta masih kurangnya pemahaman
guru akan penggunaan media pembelajaran elektronik.
Adapun

respon

siswa

dengan

pengadaan

media

tersebut sangat positif dan antusias dalam menanggapi
pembelajaran.

50

51

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pelayanan Pastoral Pendeta Weekend di Gereja Bukit Zaitun - Oelelo - Kupang Tengah – Nusa Tenggara Timur T2 752012027 BAB I

0 5 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pelayanan Pastoral Pendeta Weekend di Gereja Bukit Zaitun - Oelelo - Kupang Tengah – Nusa Tenggara Timur T2 752012027 BAB II

6 48 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pelayanan Pastoral Pendeta Weekend di Gereja Bukit Zaitun - Oelelo - Kupang Tengah – Nusa Tenggara Timur T2 752012027 BAB IV

1 23 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pelayanan Pastoral Pendeta Weekend di Gereja Bukit Zaitun - Oelelo - Kupang Tengah – Nusa Tenggara Timur T2 752012027 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur T2 942011063 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur T2 942011063 BAB II

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur T2 942011063 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Profesional Guru dan Ketersediaan Media Pembelajaran di SMA se-Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah Terhadap Kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur T2 092012701 BAB IV

0 0 15