08 instrumen dan teknik pengambilan data

Materi Kuliah Metode Ilmiah
Oleh Dr. Kusnoto, MSi., drh.
081330575763; 081233575763

INSTRUMEN DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
INSTRUMEN



Prinsip-Prinsip Pemilihan Instrumen Penelitian
Syarat-Syarat Instrumen Penelitian
Akurasi (accuracy)
Presisi (precision)
Kepekaan (sensitivity)







Klasifikasi instrument
Prinsip Pengukuran dengan Instrumen
Ciri-ciri Data Hasil Pengukuran
Klasifikasi data hasil Pengukuran
Data dengan Skala Nominal
Data dengan Skala Ordinal
Data dengan Skala Interval
Data dengan Skala Rasio



Penyajian dan Analisis Data

Prinsip-Prinsip Pemilihan Instrumen
Prinsip utama pemilihan instrumen adalah
memahami sepenuhnya tujuan penelitian ,
sehingga peneliti dapat memilih instrumen
yang diharapkan dapat mengantar ke tujuan
penelitian.
Tujuan penelitian menentukan instrument

apa yang akan digunakan.
Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian
justru ditentukan oleh instrumen yang
tersedia, atau digunakan instrumen yang
sudah populer, walaupun sebenarnya tidak
cocok dengan tujuan penelitiannya.

Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa
“instrumen yang canggih adalah yang terbaik“.
Pedoman umum yang dapat digunakan dalam
pemilihan instrumen, khususnya bagi peneliti
pemula adalah:

Pakailah instrumen seperti yang telah
digunakan oleh peneliti terdahulu.

Buatlah daftar instrumen yang tersedia,
kemudian kategorikan tiap instrumen sesuai
dengan input yang diperlukan dan output yang
dihasilkan, baru dipilih yang paling sesuai.


Syarat-Syarat Instrument Penelitian
Instrument walaupun sederhana tetapi
dapat langsung mengukur informasi yang
dikehendaki lebih baik.
Ada beberapa kriteria penampilan
instrument yang baik, baik yang digunakan
untuk mengontrol ataupun untuk mengukur
variabel, yaitu :




Akurasi (accuracy)
Presisi (precision)
Kepekaan (sensitivity)

Akurasi
Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan
erat dengan validitas (kesahihan) instrument tersebut.

Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari
masukan yang hendak diukur saja ataukah telah kemasukan unsur-unsur lain.
Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini
adalah sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi.
Kegagalan dalam pengontrolan ini akan menyebabkan
menurunnya akurasi output atau validitas hasil pengukuran.
Validitas tentang apa yang hendak diukur disebut validitas
kualitatif.
Instrumen dapat mengukur dengan cermat dalam batas
yang hendak diukur, maka validitas yang diperoleh adalah
validitas kuantitatif.

Presisi
Presisi instrumen berkaitan erat dengan
keterandalan (reliability), yaitu kemampuan
memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan
pengukuran.
Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat

menjamin bahwa inputnya sama memberikan
output yang selalu sama  kapan saja, dimana
saja, oleh dan kepada siapa saja instrumen ini
digunakan memberikan hasil konsisiten (ajeg).
Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu
akurasinya baik dan sebaliknya.
Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan
presisinya baik.

Kepekaan
Penelitian yang ingin mengetahui adanya perubahan
harga variabel tertentu membutuhkan instrumen yang
dapat mendeteksi besarnya perubahan tersebut.
Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka
instrumen yang digunakan.
Sebagai ilustrasi :





Stopwatch dengan presisi 0,1 detik tidak dapat untuk
mengukur kecepatan gerak refleks.
Penggaris dengan presisis 0,1 mm tidak dapat mendeteksi
perubahan panjang ikatan dalam perubahan struktur
molekul.

Dalam contoh tersebut kepekaan instrumen tidak
memadahi.
Kepekaan berkaitan erat dengan validitas kuantitatif.

Klasifikasi instrumen
Pada dasarnya ada dua kategori alat atau instrumen
(seterusnya disebut instrumen) yang digunakan
dalam penelitian, yaitu :
1)

2)

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh
informasi atau data tentang keadaan obyek atau

proses yang diteliti.
Instrumen yang digunakan untuk mengontrol obyek
atau proses penelitian.

Dengan adanya dua jenis instrumen tersebut,maka
kondisi obyek atau proses penelitian diukur dalam
kondisi yang spesifik dan dapat diulang lagi
(reproducible).
Berdasarkan wujudnya, instrumen penelitian
dibedakan atas dua bentuk, yaitu :
1)
2)

perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software).

Klasifikasi instrumen
Analogi dengan computer:





Perangkat keras adalah seperangkat komponen
mesin dengan elektroniknya.
Perangkat lunaknya adalah instruksi-instruksi
yang terdapat dalam programnya.

Dalam penelitian instrumen yang termasuk
kategori perangkat keras misalnya:
spektofotometer,stetoskop, thermometer,
dsb.
Perangkat lunak digunakan untuk memperoleh
informasi atau respon dari subyek baik langsung
maupun tidak langsung.

Klasifikasi instrumen
Dengan perangkat lunak akan dapat dilakukan
pengukuran tentang :
1)
2)


3)

4)

Informasi langsung dari obyek.
Mengevaluasi obyek atau tindakan obyek oleh
pengamat.
Mengukur langsung kemampuan dan pengetahuan
obyek.
Mengukur secara tidak langsung tentang
kepercayaan, sikap atau perilaku obyek.

Adapun yang termasuk dalam kategori
perangkat lunak misalnya: kuisioner, ceklist,
rating scale, ujian tertulis, wawancara dan
lainnya.

Prinsip Pengukuran dengan Instrumen
Dalam penelitian selalu diperlukan

pengumpulan data dari variable
penelitinannya melalui proses pengukuran.
Pengukuran suatu variabel pada dasarnya
adalah penerapan suatu fungsi matematik
yang korespondensi.
Dalam proses pengukuran diperlukan tiga
unsur, yaitu:




himpunan obyek yang diukur,
himpunan angka dalam instrument dan
pemetaan sebagai criteria hasil pengukuran.

Prinsip Pengukuran dengan Instrumen
Sebagai contoh : akan dilakukan pengukuran
pendapat sekelompok responden terhadap
penampilan produk X.






Himpunan responden yang akan diukur pendapatnya
adalah : si A,B,C,D dan seterusnya.
Himpunan angka dalam instrument : 1,2 dan 3.
Pemetaannya adalah :
jika responden mengatakan baik, penampilan produk diberi
angka skor 3,
jika responden menyatakan cukup baik diberi angka skor 2,
jika responden menyatakan buruk diberi angka skor 1.

Ciri - Ciri Data Hasil Pengukuran
Data (plural) atau datum (singular), berasal dari kata “dare”
(latin) berarti “to give”.
Berdasarkan kata dasar tersebut, data adalah fakta yang
diamati peneliti yang diberikan oleh suatu situasi tetentu.
Fakta sendiri berasal dari kata “facere” (latin) yang berarti “to
make”  Jadi fakta adalah sesuatu yang dibuat atau
dihasilkan oleh situasi tertentu.
Dengan demikian fakta adalah sesuatu yang dimanifestasikan
oleh suatu situasi/fenomena tetentu bukan situasi/fenomena
itu sendiri.
Sebenarnya tujuan penelitian adalah ingin mengungkapkan
situasi/fenomena yang sebenarnya, tetapi yang diperoleh
hanya suatu manifestasi atau representasi yang factual
berupa suatu data.
Maka dari itu peneliti yang arif selelu berpikiran bahwa data
yang dihasilkan tidak lain hanyalah suatu bayangan dari
situasi/fenomena yang bersifat sementara dalam dimensi
ruang dan waktu.

Klasifikasi data hasil Pengukuran
Berdasarkan skalanya, data hasil
pengukuran dapat dibedakan atas 4
macam skala yaitu :
1)
2)
3)
4)

Nominal,
Ordinal,
interval dan
rasio.

Data dengan Skala Nominal
Angka-angka yang diletakkan dalam skala nominal hanya
untuk pembeda antara yang satu dengan yang lain.
Ciri dari data nominal adalah cara mendapatkan datanya
dengan cara menghitung (counting).
Sebagai contoh data nominal :







jumlah orang laki-laki atau perempuan yang hadir dalam sebuah
pertemuan.
jenis pekerjaan
status perkawinan
agama,
setuju-tidak setuju dan sebagainya.

Suatu obyek akan memepunyai salah satu kategori saja,
tidak mungkin suatu obyek muncul dengan lebih dari satu
kategori laki-laki dan perempuan  Jadi sifatnya “mutual
exclusive”.
Jika pada tiap kategori diberi simbol angka,maka angkaangka yang diperoleh:



tidak bersifat aditif (tak dapat dijumlah)
tidak bersifat multiplicated (tidak dapat dikalikan).

Data dengan Skala Ordinal
Data tersusun atas jenjang.
Disini sudah ada keteraturan (“order”) bahwa suatu angka skor
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
Sebagai contoh : pemberian peringkat pada kejuaraan lomba
melukis,





juara 1 (skor4),
juara II (skor3),
juara III (skor 2), dan
juaraIV (skor 1).

Angka 4 berarti lebih bagus dari pada 3 dan angka 2 lebih jelek
dari 3, dan seterusnya.
Jadi angka 4,3,2, dan 1 mempunyai jenjang yang berbeda satu
dengan yang lain.
Tetapi selisih antara 4 dan 3 tidak sama dengan selisih 2 dan 1.
Demikian pula dengan angka 4 tidak dua kali dari angka 2.
Jadi disini belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun
multiplikatif (kali atau bagi).
Contoh lain skala ordinal adalah skala rangking nilai siswa
sekolah,rangking pendapat : sangat setuju, setuju dan tidak setuju.

Data dengan Skala Interval
Pada skala interval:



Sudah ada keteraturan atau jenjang,
Sudah ada sifat aditif dan multiplikatif.

Jika terdapat data interval : 1,2,3,4 dan 5, maka 5-3
adalah sama dengan 4-2, demikian juga 3+2 adalah
sama dengan 4+1.
Begitu pula 4x1 sama dengan 2x2.
Pada skala interval belum ada harga nol mutlak,
angka nol bersifat arbitary.
Contoh skala interval :





indeks prestasi,
indeks inflasi,
indeks harga,
skala pada thermometer dan sebagainya.

Data dengan Skala Rasio

Skala ini mempunyai derajat yang paling
tinggi diantara skala yang lain.
Skala rasio sama ciri-cirinya dengan skala
internal dan telah mempunyai harga nol yang
bersifat mutlak.
Contoh data dengan skala rasio :






berat badan,
tinggi badan,
luas sawah,
dosis obat,
waktu dan sebagainya.

Penyajian dan Analisis Data
Penyajian dan analisis data penelitian tergantung
dari jenis datanya.




Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat
disajikan dan dianalisis dengan metode statistik.
Jika data bersifat kualitatif sehingga tidak dapat
dinyatakan dengan angka, maka metode statistika tidak
dapat digunakan.

Untuk mengatur dan menyajikan data kuantitatif
digunakan metode statistika diskriptif,
Untuk menarik kesimpulan dari data sampel
terhadap populasinya digunakan statistika induktif
atau statistika inferensial.

Penyajian dan Analisis Data
Dengan statistika diskriptif data dapat disajikan dan
diatur dalam bentuk yang tepat sehingga data lebih
banyak “berbicara”.






Misalnya dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel dan
sebagainya.
Disamping itu dengan statistika diskriptif dapat dicari
kecenderungan pemusatannya (central tendency) dalam
bentuk harga rata-rata, modus atau mediannya.
Juga dapat ditentukan penyebarannya dalam bentuk :
range, deviasi, deviasi standar, variansi dan sebagainya.

Dengan statistika induktif dapat dilakukan estimasi
dan uji hipotesis statistika.
Perlu diingat bahwa statistika adalah seperangkat
alat (a set of tools). Sudah barang tentu pemakai
harus tahu kegunaan dan penggunaanya dengan
tepat.

INSTRUMEN DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Kuisioner
Kuesioner Isian
Kueisioner Pilihan
Wawancara
Wawancara Bebas
Wawancara Terpimpin

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:



teknik komunikasi dan
teknik observasi

Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat
dilakukan dengan kuisioner dan atau wawancara.
Dalam kaitan teknik komunikasi ini Alport
menyatakan sebagai berikut :
“Jika anda ingin mengetahui tentang responden
mengenai :






bagaimana perasaanya,
pengalaman apa yang dipunyainya,
apa yang diingatnya,
apa motivasinya, dan
apa alasanya melakukan sesuatu, ……..mengapa tidak
anda tanyakan saja kepadanya?”

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, jika diinginkan pengumpulan data
tentang perihal di atas dapat dilakukan dengan
pertolongan :
kuisioner atau wawancara
Menjawab kuisioner atau wawancara bagi seorang
responden adalah suatu proses “self report “ atau
instrospeksi terhadap diri sendiri.
Jika dalam penelitian menggunakan metode
pengumpulan data dengan dua teknik di atas, maka
diasumsikan bahwa :




Responden yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
Pernyataan responden adalah benar dan dapat dipercaya.
Interpretasi responden terhadap isi pertanyaan adalah
sama dengan interpretasi penanya.

Kuisioner
Klasifikasi kuisioner berdasarkan sasaran
dan bentuk jawabannya dapat dibedakan
secara skematis sebagai berikut:
Langsung : tentang diri sendiri
Sasaran
Tidak langsung : tentang orang lain
Kuisioner

Isian (open-ended)
Bentuk

Pilihan (closed form)
Kombinasi isian dan pilihan

Kuesioner Isian
Responden mengisi sendiri jawaban atas
pertanyaan dalam kueisioner.
Contoh :




Bagaimana pendapat saudara jika orang-orang yang
melakukan korupsi ditembak mati di depan umum?
Jawab :……………………………………………………
Hukuman apakah yang paling baik untuk anak didik ?
Berikaan alasan!
Jawab :……………………………………………………

Keuntungan & Kelemahan kuesioner isian
Keuntungan Kuesioner Isian :




Dapat memberikan jawaban secara bebas, terungkap halhal yang tak diduga oleh peneliti.
Memungkinkan menanyakan : perasaan, pendapat,
motivasi, secara tak terbatas.

Kelemahan kuesioner isian :








Responden segan memeberikan jawaban yang lengkap
dan mendasar.
Hal yang sangat diperlukan tidak terungkap dari responden.
Analisis datanya sulit.
Bagi responden memerlukan banyak waktu untuk
menjawab sehingga harapan kembali relative kecil.
Kesulitan menyatakan sesuatu dalam bahasan tulisan oleh
karena ada perbedaan dalam : tingkat pendidikan, status
ekonomi dari responden.

Kueisioner Pilihan
Responden memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
Isi jawaban dpt berupa: fakta (fact finding), pendapat, keyakinan dsb.
Bentuk pilihan jawaban dapat:

dua pilihan saja (force choice) atau
 pilihan ganda (multiple choice).
Contoh kuesioner fact finding dengan force choice.
Status jabatan saudara di Fakultas ini adalah :
( ) Dosen tetap
( ) Dosen luar biasa
Contoh : kueisioner tentang pendapat dengan force choice.
Apakah saudara merasa tugas saudara skrng ini terlalu berat?
( ) Ya
( ) Tidak
Contoh : keyakinan dengan multiple choice.
Bagaimana menurut saudara tentang status sosial Dosen pada
umumnya?
( ) Tinggi sekali
( ) Lumayan
( ) Cukup tinggi
( ) Rendah

Keuntungan & Kelemahan Kuesioner Pilihan
Kelemahan Kuesioner Pilihan :


Responden terpaksa memilih walaupun
sebenarnya responden ingin jawaban yang
lain, sehingga cenderung asal pilih

Keuntungan Kuesioner Pilihan :





Pengolahan data mudah.
Responden tidak perlu mengekspresikan
pikirannya dalam bentuk tulisa
Pengisisan kuesioner mudah dan cepat,
sehingga harapan kembali akan lebih besar.

Wawancara
Wawancara (interview) dlm riset dpt berfungsi untuk:
1)

2)

3)

Mendapat informasi langsung dari responden (metode
primer).
Mendapatkan informasi, jika metode lain tidak dapat
dipakai  (metode sekunder).
Menguji kenenaran teknik kuesioner atau observasi 
(metode kriteria).

Dalam wawancara diperlukan syarat penting, yaitu
terjalinnya hubungan yang baik dan demokratis
antara responden dengan penanya (I am good, you
are good)
Klasifikasi wawancara berdasarkan cara mwnjawab
responden, adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)

Wawancara bebas (unguided/undirevtive)
Wawancara terpimpin (controlled/structured interview)
Wawancara bebas terpimpin (focused interview)

Wawancara Bebas
Tanya jawab tidak diarahkan oleh penanya




Isi tanya-jawab tergantung “mood”, keinginan, perhatian
dari responden.
Di sini akan terjadi “free talk”.

Kelemahan :



Sabagai instrument risat sangat lemah
Tidak efisien dan hasil tidak jelas

Waktu lama dan biaya mahal
Keuntungan :




Cocok untuk studi pendahuluan (eksporasi) mencari
problema.
Kewajaran Tanya jawab maksimal, sehingga wawancara
dapat mendalam.

Wawancara Terpimpin
Tanya jawab menggunakan kerangka
pertanyaan sebagai pedoman umum jalannya
tanya-jawab.
Kedua fihak mempunyai peranan yang jelas dan
berbeda.
Kelemahan :


Tanya jawab menjadi kaku, formil sehinnga data
kurang mendalam (seperti seorang hakim dan
seorang terdakwa).

Kebaikan :






Pertanyaan seragam, sehingga dapat melakukan
komparasi.
Membuktikan hipotesis.
Memungkinkan analisis data secara kuantitatif.
Kesimpulan lebih dapat diandalkan.

Terimakasih