MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN


Pembuatan Keputusan merupakan bagian kunci
kegiatan:





Eksekutif
Manajer
Karyawan
Setiap manusia dalam kehidupannya

Tipe-tipe keputusan


Keputusan terprogram (struktur)






Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis
maupun tidak
Bersifat rutin, berulang-ulang

Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)




Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa
Kebijakan yang ada belum menjawab
Mis. Pengalokasian sumber daya

Teknik Keputusan
Terprogram



Tradisional




Kebiasaan
Mengikuti prosedur baku
Saluran informasi disusun
dengan baik



Modern


Menggunakan teknik
“operation research”:






Formula matematika
Simulasi komputer

Berdasarkan pengolahan
data berbantu komputer

Teknik Keputusan Tak
Terprogram


Tradisional





Kebijakan intuisi

berdasarkan kreativitas
Coba-coba
Seleksi dan latihan para
pelaksana



Modern


Teknik pemecahan
masalah yang diterapkan
pada :




Latihan pembuatan
keputusan
Penyusunan program

komputer empiris

Proses pembuatan
keputusan ( 1 )
1. Pemahaman dan perumusan masalah
 Identifikasi gejala yang muncul
 Cari penyebabnya/masalah utama
 Cari bagian-bagian yang perlu dipecahkan
 Pergunakan analisis sebab-akibat
2. Pengumpulan dan analisis data yang relevan
 Menentukan data yang relevan
 Mengumpulkan data
 Mencari pola dari data yang terkumpul
3. Pengembangan alternatif-alternatif
 Berdasarkan data, disusun beberapa alternatif
 Untuk setiap alternatif susun pro & kontra, konsekuensi, resiko
 Semua alternatif harus feasible

Proses pembuatan
keputusan (2)

4. Evaluasi Alternatif-alternatif


Nilai efektivitas dari setiap alternatif, tolok ukur
 Realistik bila dihubungkan dengan tujuan & sumber daya organisasi
 Seberapa jauh memecahkan masalah

5. Pemilihan alternatif terbaik


Berdasarkan alternatif, alternatif terbaik dipilih atau pilih kompromi
dari beberapa alternatif

6. Implementasi keputusan




Susun rencana untuk menerapkan keputusan
Disiapkan mekanisme laporan periodik

Bila perlu bangun sistem peringatan dini

7. Evaluasi hasil keputusan

Pembuatan keputusan secara
kelompok
Keunggulan:








Adanya pengetahuan yang lebih luas
Pencarian alternatif keputusan lebih luas
Adanya kerangka pandangan yang lebar
Resiko keputusan ditanggung kelompok
Karena keputusan kelompok, setiap individu

termotivasi untuk melaksanakan
Dapat terwujudnya kreativitas yang lebih luas, karena
adanya berbagai pandangan

Pembuatan keputusan secara
kelompok
Kelemahan:







Lempar tanggung jawab mudah terjadi
Memakan waktu dan biaya lebih
Efisiensi pengambilan keputusan menurun
Keputusan kelompok dapat merupakan kompromi atau
bukan sepenuhnya keputusan kelompok
Bila ada anggota yang dominan, keputusan bukan

mencerminkan keinginan kelompok

Alat bantu Pengambilan
keputusan



Decision Tree
Metode operation research





Linear programming, queuing theory
Network analysis (ie. CPM)

Bantuan komputer



Information System, Expert System, DSS, EIS

Decision Tree
$100M
A

B

$10M
$200M
-$20M

Linear
Programming
X = jumlah motor yg diproduksi
Y = jumlah mobil yg diproduksi
Profit = 800X + 1500Y
Batasan Biaya produksi:
1000X + 2000Y = 50
Berapa X & Y agar Profit maksimum ?


Defnisi dan Philosof
Sistem

• System Definition
Element (E1)

E2

Goal

E3
Sub
Goal
E4

E5

• System Phylosophy
- Goal Oriented (Cybernetic)  C  S
- Holistic Not Partial

 H

- Effectiveness Not Efficiency

 E

Teknik Pengambilan
Keputusan
Fungsi Manajemen

Hirarki

• Perencanaan

Top
Level

• Directif

Up Medium
Low

• Taktis

• “Staffing”
• Pengorganisasian
• Pelaksanaan

Sifat

• Monitoring
• Evaluasi
 Cara
1. Dengan Intuisi
2. Dengan Analisa Keputusan

Lower

• Strategis
• Operasional

Tabel: Permasalahan manajemen
Jangka

Lingkungan

Sifat

Direktif

Panjang

Dinamis dan probalistik
intuitif

Arahan-arahan strategis
yang kadang bersifat
intuitif

Strategis

Panjang

Dinamis dan mempengaruhi
faktor-faktor dengan
kepastian yang sangat
rendah

Tidak bisa diprogram
karena preferensi
pengambil keputusan perlu
masuk secara utuh

Taktis

Menengahpendek

Dinamis dan mempengaruhi
faktor-faktor dengan asumsi
kepastian yang tinggi

Bisa dibuat program
dengan masukan
preferensi pengambil
keputusan

Operasional

Pendek

Dianggap statik dan tidak
mempengaruhi faktor-faktor

Bisa dibuat program
karena sifatnya berulang

Pengambilan Keputusan
Dengan
Intuisi
LINGKUNGAN


Tidak Pasti



Kompleks



Dinamis



Persaingan



Terbatas

Bingung
cemas

Kecerdasan

Persepsi

Falsafah

• Pilihan

Intuisi

• Informasi
• Preferensi

Keputusan

Hasil

Logika tidak
dapat diperiksa

Rasa tidak
Enak

Berfikir

Bertindak

REAKSI

Gambar : Pengambilan Keputusan dengan Intuisi

Puji Senang
Cela Sedih

ANALISA KEPUTUSAN
(Normatif)

LINGKUNGAN


Tidak Pasti



Kompleks



Dinamis



Persaingan



Terbatas

• Alternatif2

Kecerdasan •
Pilihan
Persepsi
Falsafah

• Informasi
• Preferensi

• Penetapan
kemungkinan
• Struktur Model

Logika

Keputs.

Hasil

• Penetapan Nilai
• Preferensi Waktu
• Preferensi Risiko
Sensitifitas nilai
informasi

Bingung
cemas

Berfikir

Rasa tidak
Enak

Pandangan
ke dalam

REAKSI

Pengambilan Keputusan dengan Analisa Keputusan

Bertindak Puji Senang
Cela Sedih

Komponen Keputusan

 Alternatif Keputusan
 Kriteria Keputusan
 Bobot Kriteria
 Model Penilaian
 Model Penghitungan
 Tipe Pengambil Keputusan

Model Penilaian
1. Menggunakan Nilai Numerik (Nyata)
 Kriteria dan atau alat ukurnya jelas (obyektif)
•Sebagai misal Suhu Ruang (termometer)
•Tinggi Badan
•Berat Badan
•Hasil perhitungan dengan rumus yang jelas:
•BCR
•IRR
•NPV

MODEL PENILAIAN
2. Menggunakan Skala Ordinal
 Kriteria kompleks melibatkan presepsi (subyektif)
 Jumlah skala 3; 5; 7 (disarankan ganjil)




Sebagai misal Rasa TEH (5 Skala)


1. Sangat tidak enak

4. Enak



2. Tidak Enak

5. Sangat enak



3. Cukup Enak

Stabilitas politik (3 Skala)
.

1. Kurang Stabil

.

2. Stabil

3. Sangat Stabil

MODEL PENILAIAN
3. Menggunakan Nilai Perbandingan Berpasangan
Misal pada AHP :
1 : A dan B sama penting
3 : A sedikit lebih penting dari B

7 : A sangat nyata lebih penting dari B
9 : A pasti lebih penting dari B

5 : A jelas lebih penting dari B

Pembacaan Lain:
3: A tiga kali lebih penting dari B
5: A lima kali lebih penting dari B
23

Model Penilaian Fuzzy (trapezoidal) usia penduduk

Model Penilaiann Fuzzy Tingkat Kemiskinan Penduduk

 Latihan Model Penilaian
Berikan contoh kasus penerapan metode
penilaian dengan:


Terukur Jelas

• Skala Ordinal
• Preferensi Fuzzy

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS
INDEKS KINERJA
A. METODE BAYES
B. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE)
C. COMPOSIT PERFORMANCE INDEX (CPI)

MATRIK KEPUTUSAN :
ALTERNATIF

KRITERIA

NILAI

RANGKING

K1

K2

…..

Kn

ALT. KEP.

ALT. KEP.

ALT1

V11

V12

…..

V1n

Nk1

ALT2

V21

V22

…..

V2n

Nk2

ALT3

:

:

:

ALTm

Vm1

Vm2

…..

Vmn

BOBOT

B1

B2

…..

Bn

MODEL PENGHITUNGAN
1. BAYES :

Nki =

2. Per. Eksponensial :

n

Σj = 1

Nkm

n

Vij * Bj ,

Nki =

3. Composite Performance Indeks (CPI)

n

Σj = 1

Σj = 1

Bj = 1.0

(Vij ) Bj ,

Bj = Bulat >0

Contoh Kasus =
• Fokus = Pemilihan media iklan yang sesuai
• Alternatif = 1. Radio
2. Televisi
3. Surat Kabar
• Kreteria = 1. Jangkauan
2. Efektifitas Pesan
3. Biaya
• Metode Penilaian = ordinal
1. Sangat Kurang

4. Bagus

2. Kurang
3. Biasa

5. Sangat Bagus

• Matrik Keputusan
Alternatif

Kriteria

Nilai Keputusan

Jangkauan

Eff.

Biaya

1. Radio

4

4

3

2. Televisi

4

5

2

3. Surat Kabar

4

3

4

0,3

0,4

0,3

3

4

3

Bobot

Bayes
MPE

Bayes

MPE

A. METODE BAYES
• Merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dalam
pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif
• Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif
disederhanakan menjadi :
dimana:
m

Total Nilai i =  Nilai ij (Kritj)
j=1

Total Nilai i= total nilai akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij

= nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j

Krit j

= tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j

i

= 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif

j

= 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria

Contoh Kasus =
• Fokus = Pemilihan media iklan yang sesuai
• Alternatif = 1. Radio
2. Televisi
3. Surat Kabar
• Kreteria = 1. Jangkauan
2. Efektifitas Pesan
3. Biaya
• Metode Penilaian = ordinal
1. Sangat Kurang

4. Bagus

2. Kurang
3. Biasa

5. Sangat Bagus

• Matrik Keputusan
Alternatif

Kriteria

Nilai Keputusan

Jangkauan

Eff.

Biaya

Bayes

1. Radio

4

4

3

3,7 (2)

2. Televisi

4

5

2

3,8 (1)

3. Surat Kabar

4

3

4

3,6 (3)

0,3

0,4

0,3

3

4

3

Bobot

Bayes
MPE

MPE

Tabel: Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai dengan
Teknik Bayes
Alternatif
Jangkauan

Efektvitas

Biaya

Nilai
Alternatif

1. Radio

4

4

3

3,7

2

2. Televisi

4

5

2

3,8

1

3. Surat Kabar

4

3

4

3,6

3

0,3

0,4

0,3

Bobot Kriteria

Kriteria

Peringkat



Nilai (Radio) = 4 (0,3) + 4 (0,4) + 3 (0,3) = 3,7



Dengan menggunakan perumusan Bayes, diperoleh nilai alternatif
1,2, dan 3 masing-masing 3,7; 3,8; dan 3,6 sehingga didapat
alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternatif 2, 1, dan 3.

B. METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL (MPE)


Merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas
alternatif keputusan dengan kriteria jamak



Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan
keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah
terdefinisi dengan baik pada tahapan proses

 Prosedur MPE
• Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda
perbandingan eksponensial adalah:
m
Total nilai (TNi) = (RK ij)TKK j
j=1

dengan :
TNi

= Total nilai alternatif ke -i

RK ij

= derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i

TKK j

= derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat

n

= jumlah pilihan keputusan

m

= jumlah kriteria keputusan



Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara
wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.



Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan
memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya

Keuntungan Metode MPE



Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa



Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi
besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan
prioritas alternatif keputusan lebih nyata

• Matrik Keputusan
Alternatif

Kriteria

Nilai Keputusan

Jangkauan

Eff.

Biaya

Bayes

1. Radio

4

4

3

3,7 (2)

2. Televisi

4

5

2

3,8 (1)

3. Surat Kabar

4

3

4

3,6 (3)

0,3

0,4

0,3

3

4

3

Bobot

Bayes
MPE

• Nilai(Radio) = 4^3 + 4^4 + 3^3 = 64 + 256 + 27 = 347
• Nilai(Televisi) = ?

Nilai(Surat Kabar) = ?

MPE

Evaluating Hardware and Software
Hardware Evaluation
Factors
• Performance
• Cost
• Reliability
• Compatibility
• Technology
• Connectivity
• Scalability
• Support
• Software

Software Evaluation
Factors
• Quality
• Flexibility
• Security
• Connectivity
• Language
• Documentation
• Hardware
• Efficiency

Latihan Penerapan Metode Bayes dan MPE
• Fokus =
• Alternatif = 1.
2.
3.
• Kreteria = 1.
2.
3.
• Metode Penilaian : ordinal (generik)
1. Sangat Kurang

4. Bagus

2. Kurang
3. Biasa

5. Sangat Bagus

• Matrik Keputusan
Alternatif

Kriteria

Nilai Keputusan
Bayes

1.
2.
3.
Bobot

Bayes
MPE

MPE

C.

COMPOSIT PERFORMANCE INDEX (CPI)

 Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat
digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai
alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).
Formula yang digunakan dalam teknik CPI :
Aij
A(i + 1.j)
Iij

= Xij (min) x 100 / Xij (min)
= (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100
= Aij x Pj
n

Ii

=  (Iij)
j =1

Keterangan:
Aij

= nilai alternatif ke-i pada kriteria ke – j

Xij (min)

= nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j

A(i + 1.j)

= nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke – j

X(i + 1.j)

= nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke – j

Pj

= bobot kepentingan kriteria ke – j

Iij

= indeks alternatif ke-i

Ii

= indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –i

i

= 1, 2, 3,…, n

j

= 1, 2, 3,…, m



Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Software House,
Internet Provider, Production House dengan kriteria kelayakan IRR
(Internal Rate of Return), B/C (Benefit/Cost Ratio) dan Pay Back Period
(waktu pengembalian modal)
Tabel: Matrik awal penilaian alternatif pemilihan usaha yang paling layak
Kriteria

Alternatif
IRR (%)

B/C

PBP (Thn)

1. Software House

30

1,1

5

2. Internet Provider

20

1,15

6

3. Production House

25

1,2

4

0,3

0,4

0,3

Bobot Kriteria

Prosedur Penyelesaian CPI


Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin
baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik)



Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria
ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya
ditranspormasi secara proporsional lebih tinggi.



Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria
ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya
ditranspormasi secara proporsional lebih rendah.



Perhitungan selanjutnya mengikuti prosedur Bayes.

Tabel: Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja
Alternatif
IRR

B/C

PBP (Thn)

Nilai
Alternatif

1. Software House

150

100

80

109

2

2. Internet Provider

100

104,5

66.7

91,8

3

3. Producton House

125

109,1

100

111,1

1

0,3

0,4

0,3

Bobot Kriteria

Kriteria

Peringkat

Dengan demikian alternatif 3 yaitu Production House peringkat 1.

Pemiliha Metode
• Penilaian Tidak Seragam  CPI
• Penilaian seragam - Bayes atau MPE
• Apabila skala penilaian ordinal - MPE
• Apabil nilai alternatif adalah terukur nyata - Bayes

PROSES HIRARKI ANALITIK

(ANALYTIC HIERARCHY PROCESS)

48

Konsep Dasar Analytic Hierarchy
Process


Dalam suatu proses pengambilan keputusan, para pengambil keputusan
seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang bersumber dari
beragamnya kriteria.Terkait dengal hal tersebut, Analytic Hierarchy
Process (AHP) dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.



AHP dikembangkan di Wharton School of Business oleh Thomas Saaty
pada tahun 1970-an. Pada saat itu Saaty merupakan profesor di Wharton
School of Business. Pada tahun 1980, Saaty akhirnya mempublikasikan
karyanya tersebut dalam bukunya yang berjudul Analytic Hierarchy
Process.

49



AHP kemudian menjadi alat yang sering digunakan dalam
pengambilan keputusan karena AHP berdasarkan pada teori
yang merefleksikan cara orang berpikir. Dalam
perkembangannya, AHP dapat digunakan sebagai model
alternatif dalam menyelesaikan berbagai macam masalah,
seperti memilih portofolio dan peramalan.



Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi
kondisi untuk melakukan pengambilan keputusan dengan
segera. Umumnya kita juga telah memikirkan beberapa
alternatif solusi, dengan berbagai argumen pro dan kontra

50



AHP dapat memfasilitasi evaluasi pro dan kontra tersebut
secara rasional. Dengan demikian, AHP dapat memberikan
solusi yang optimal dengan cara yang transparan melalui:
 analisis keputusan secara kuantitatif dan kualitatif
 evaluasi dan representasi solusi secara sederhana melalui model

hirarki
 argumen yang logis
 pengujian kualitas keputusan
 waktu yang dibutuhkan relatif singkat.

51



Pada prinsipnya, metode AHP ini memecah-mecah
suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur, ke
dalam bagian-bagian secara lebih terstruktur, mulai
dari goals ke objectives, kemudian ke subobjectives lalu menjadi alternatif tindakan.



Pembuat keputusan kemudian membuat
perbandingan sederhana hirarki tersebut untuk
memperoleh prioritas seluruh alternatif yang ada.

52

53

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,
1994):
1. Dekomposisi (Decomposition)
Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition, yaitu
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin
mendapatkan hasil yang akurat, maka pemecahan terhadap unsur-unsurnya
dilakukan hingga tidak memungkinkan dilakukan pemecahan lebih lanjut.
Pemecahan tersebut akan menghasilkan beberapa tingkatan dari suatu
persoalan. Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki (hierachy).
2. Penilaian Komparasi (Comparative Judgment)
Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada
suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP karena berpengaruh terhadap prioritas elemenelemen. Hasil penilaian ini tampak lebih baik bila disajikan dalam bentuk
matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison).
54

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,
1994):
3. Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)

Dari setiap matriks pairwise comparison dapat ditentukan nilai
eigenvector untuk mendapatkan prioritas daerah (local priority).
Oleh karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
tingkat, maka global priority dapat diperoleh dengan
melakukan sintesa di antara prioritas daerah.
Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut hierarki.
Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui
prosedur sintesa dinamakan priority setting.
55

Manfaat AHP
1. Fokus AHP adalah pencapaian tujuan yang akan menghasilkan keputusan yang
rasional. Keputusan yang rasional didefinisikan sebagai keputusan terbaik dari
berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat keputusan. Kunci utama
keputusan yang rasional tersebut adalah tujuan, bukan alternatif, kriteria, atau
atribut.
2. Masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan AHP meliputi masalah
sosial, politik. AHP bermanfaat untuk menghadapi perspektif, rasional dan
irrasional, serta risiko dan ketidakpastian dalam lingkungan yang kompleks. AHP
juga dapat digunakan untuk meprediksi hasil, merencanakan hasil yang
diharapkan di masa yang akan datang, memfasilitasi pembuatan keputusan sebuah
kelompok, melakukan kontrol terhadap perubahan sistem pembuatan keputusan,
menagalokasikan sumber daya, memilih alternatif, melakukan perbandingan
cost/benefit, mengevaluasi karyawan dan mengalokasikan kenaikan gaji

56

Manfaat AHP
3. Secara khusus, AHP sesuai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan yang
melibatkan perbandingan elemen keputusan yang sulit untuk dinilai secara
kuantitatif.
4. AHP merupakan sebuah metode sistematis untuk membandingkan seperangkat
tujuan atau alternatif. Dalam hal ini, AHP merupakan proses perumusan
kebijakan yang powerful dan fleksibel dalam menentukan prioritas,
membandingkan alternatif dan membuat keputusan yang terbaik ketika pengambil
keputusan harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif.
5. AHP mengurangi kerumitan suatu keputusan menjadi rangkaian perbandingan
satu-satu, kemudian mensistesis hasil perbandingan tersebut. Dengan demikian,
AHP tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi
juga memberikan dasar yang kuat bahwa keputusan tersebut merupakan
keputusan yang terbaik.
57

Standar Penilaian

58

Keuntungan menggunakan
AHP sebagai alat analisis
1.
2.
3.
4.

5.

AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk
beragam persoalan yang tidak terstruktur.
AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem
dalam memecahkan persoalan kompleks.
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam suatu
sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah – milah
elemen – elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
AHP memberi suatu skala dalam mengukur hal – hal yang tidak terwujud
untuk mendapatkan prioritas.

59

6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan – pertimbangan
7.
8.

9.
10.

yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan
setiap alternatif.
AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai
faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik
berdasarkan tujuan – tujuan mereka.
AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil
representatif dari penilaian yang berbeda – beda.
AHP memungkinan orang memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka
melalui pengulangan.
60

contoh penerapan AHP
dalam proses pengambilan
keputusan.








Pemerintah bermaksud untuk meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakatnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah adalah
mendirikan beberapa fasilitas umum, seperti jalan; gedung olahraga; dan
pasar.
Oleh karena itu, Pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa kriteria
untuk membangun fasilitas umum, antara lain: manfaat dari fasilitas umum,
perawatan dari fasilitas umum, dan partisipasi masyarakat.
Dalam pengambilan keputusan ini, Pemerintah perlu menentukan peringkat
dari berbagai kriteria dan alternatif yang ada agar dapat mengetahui kriteria
dan alternatif terpenting.
Sebagaimana langkah yang dijelaskan oleh Saaty (2001), metode AHP dapat
digunakan untuk membantu Pemerintah Kabupaten Pare-pare dalam
pengambilan keputusan ini dengan cara sebagai berikut.
61

Langkah-Langkah Penyelesaian

1.Menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif
keputusan :





Tujuan: Membangun fasilitas umum
Kriteria: Manfaat, perawatan, dan partisipasi
masyarakat
Alternatif: Jalan, gedung olahraga, dan pasar
62

Langkah-Langkah Penyelesaian

2.Membuat “pohon hierarki” (hierarchical tree)
untuk berbagai kriteria dan alternatif keputusan

63

Langkah-Langkah Penyelesaian
3.Kemudian dibentuk sebuah matriks pair wise comparison,

64

Langkah-Langkah Penyelesaian
 Kemudian diperoleh matriks sebagai berikut:

65

Langkah-Langkah Penyelesaian

66

Langkah-Langkah Penyelesaian
4. Membuat peringkat prioritas dari matriks pairwise dengan
menentukan eigenvector, yaitu:

67

Langkah-Langkah Penyelesaian

68

Langkah-Langkah Penyelesaian

69

Langkah-Langkah Penyelesaian

70

5. Membuat peringkat alternatif dari matriks pairwise masing-masing alternatif
dengan menentukan eigenvector setiap alternatif. Cara yang digunakan sama
ketika membuat peringkat prioritas di atas.

71

72

73

Penggunaan AHP untuk Hasil Survai


Apabila kita ingin melakukan metode AHP untuk jumlah sampel sampel yang
relatif besar, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

74

Konsistensi Jawaban


Dalam penggunaan AHP, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
responden memberikan jawaban yang tidak konsisten, yaitu:

75

Konsistensi Jawaban

76

Perhitungan Rasio Konsistensi


AHP mentoleransi adanya inkonsistensi dengan menyediakan ukuran
inkonsistensi penilaian. Ukuran ini merupakan salah satu elemen penting
dalam proses penentuan prioritas berdasarkan pairwise comparison.
Semakin besar rasio konsistensi, semakin tidak konsisten Rasio
konsistensi yang acceptable adalah kurang dari atau sama dengan 10
persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar
dari 10 persen dapat dianggap acceptable.



Untuk mengetahui apakah hasil penilaian bersifat konsisten, maka
beberapa langkah untuk menghitung rasio inkonsitensi untuk menguji
konsistensi penilaian.

77

Perhitungan Rasio Konsistensi


misalnya kita memiliki matriks perbandingan berikut :

78

Perhitungan Rasio Konsistensi

79

Perhitungan Rasio Konsistensi

80

Perhitungan Rasio Konsistensi

81

82