Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. | Lestari | EJIP BIOL 2685 8081 1 PB

e-Jipbiol Vol. 1 : 42-49, Juni 2013
ISSN : 2338-1795
Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli.
Inhibition of Leaf Extract of Lantana camara L on the Growth of Escherichia coli Bacteria
Ayu Lestari1, Mohammad Jamhari2 dan I Nengah Kundera2.
1

Mahasiswa Program Studi Biologi Jurusan Pend. MIPA FKIP Universitas Tadulako
Dosen Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas Tadulako

2

Abstract
Escherichia coli is a species of pathogen bacteria in human body. Lantana camara L. is a
plant which used emprically to cure swelling and diarrhoea. The research on the
inhibition of extracts of leaf of Lantana camara L was conducted to determine the effect
of the inhibition of leaf extract of Lantana camara L on the growth of Escherichia coli and
to determine the concentration of leaf extract of Lantana Camara L which has the best
inhibitory effects on the growth of Escherichia coli bacteria. And as a contribution to the
world of education, research results made in the medium of learning in the form of

posters. The method used is disk difussion method, thinning method and calculation of
colony. This research used Completely Randomized Design (CRD) followed by smallest
reality difference. The results showed that the leaf extract of Lantana camara L has
inhibitory effects on the growth of Escherichia coli bacteria. Inhibition zone formed at a
concentration of 50% which is 17.635 mm, a concentration of 25% inhibition zone is
21.732 mm, inhibition zone concentration of 12.5% which is 24.294 mm and 6.25%
concentration of inhibition zone is 28.401 mm. Best concentration of leaf extract of
Lantana camara L which can inhibit the growth of bacteria Escherichia coli is 50%. F
value is calculated on the bacteria Escherichia coli is 757, 817, the value of F table at the
level of 5% is 3.06 and at the level of 1% is 4.89. Thus, hypothesis of research of Lantana
camara L leaf extract had no inhibitory effects on the growth of Escherichia coli was
rejected and research hypothesis Lantana camara L leaf extract has inhibitory effects on
the growth of Escherichia coli bacteria is received.
Key words: Inhibition, ekstract, Lantana camara L., Escherichia coli.
Abstrak
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang bersifat patogen pada tubuh
manusia. Lantana camara L. merupakan salah satu tumbuhan yang secara empiris
digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan diare. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun Lantana camara

L. yang memiliki daya hambat terbaik pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hasil
penelitian dibuat dalam suatu media pembelajaran dalam bentuk poster sebagai
sumbangsih pada dunia pendidikan. Penelitian menggunakan teknik sumur, teknik
pengenceran dan teknik perhitungan koloni. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil
penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun Lantana camara L. memilki daya hambat
pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Zona hambat yang terbentuk pada
konsentrasi 6,25% yaitu 17,635 mm, zona hambat konsentrasi 12,5% yaitu 21,732 mm,
zona hambat konsentrasi 25% yaitu 24,294 dan zona hambat konsentrasi 50% yaitu
28,401 mm. Konsentrasi terbaik ekstrak daun lantana camara L. yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yaitu 50%. Hasil analisis statistik
diperoleh bahwa nilai F hating pada bakteri Eschercia coli adalah 757, 817, nilai F tabel
pada taraf 5% yaitu: 3,06 dengan demikian hipotesis penelitian H1 diterima.
Kata Kunci: Daya hambat, ekstrak, Lantana camara L., Escherichia coli.

Lestari et al,.

PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia kaya
dengan tumbuhan yang berkhasiat obat.

Hampir semua daerah mempunyai tanaman
obat yang telah digunakan oleh masyarakat
secara turun temurun. Banyak tumbuhan yang
dikenal oleh masyarakat dan diketahui
memiliki khasiat menyembuhkan penyakit,
salah satunya adalah Lantana camara L.
Lantana camara L. telah digunakan secara
tradisional sebagai obat bengkak, rematik,
keputihan dan penurun panas (Heriyanto,
2006).
Penelitian yang telah dilakukan oleh
Hidayat dkk pada tahun 2005 membuktikan
bahwa tanaman tembelek mengandung
senyawa kimia berupa
Alkaloid, Tanin,
Minyak atsiri, Flavonoid dan Saponin.
Penelitian tersebut mengemukakan bahwa
bagian tumbuhan yang paling banyak
mengandung senyawa-senyawa tersebut adalah
daun. Flavonoid diduga memiliki kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
flavonoid bagi tumbuhan berfungsi sebagai
pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis,
kerja antimikroba, antivirus, dan kerja
terhadap serangga.
Tanaman obat sering kali digunakan
untuk mengobati penyakit yang diderita oleh
masyarakat, salah satunya diare. Diare adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli. Wabah infeksi bakteri
Escherichia Coli yang meluas sangat
meresahkan dunia tak terkecuali Indonesia.
Escherichia coli yang menyebabkan diare
sangat sering ditemukan di seluruh dunia.
Menghadapi
kejadian
ini, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia mengimbau
pada masyarakat agar waspada terhadap
penyakit akibat bakteri Escherichia Coli.

Menurut dari data Kementrian Kesehatan,
wabah penyakit ini sebenarnya mulai terjadi
di Jerman pada pertengahan Mei 2011 sampai
2 Juni 2011.
Escherichia
coli
pertama
kali
diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,
Theodor Escherich dalam studinya mengenai
sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada
tahun 1885, beliau menggambarkan organisme
ini sebagai komunitas bakteri coli dengan
membangun
segala
perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.
Escherichia coli adalah salah satu bakteri gram
negativ termasuk ke dalam bakteri heterotrof


43

yang memperoleh makanan berupa zat oganik
dari lingkungannya karena tidak dapat
menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya (Pelezar dan Chan, 1998).
Kandungan zat-zat pada ekstrak daun Lantana
camara L. yang diindikasi bersifat antibakteri
akan diuji pada salah satu bakteri patogen pada
organ manusia yaitu Escherichia coli. Hasil
penelitian dituangkan dalam sebuah media
berupa poster yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Permasalahan yang diangkat pada
penelitian ini yaitu (1) apakah ekstrak daun
Lantana camara L. memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan Escherichia coli (2)
Pada konsentrasi berapa ekstrak daun Lantana
camara L. dapat menghambat pertumbuhan
Escherichia coli (3) Bagaimana pemanfaatan

poster sebagai media pembelajaran biologi
bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi.
Dengan adanya permasalahan pada
penelitian ini, maka tujuan penelitian ini yaitu
untuk menentukan daya hambat ekstrak daun
Lantana camara L. terhadap pertumbuhan
Escherichia coli, untuk memperoleh data
mengenai daya hambat terbaik dari ekstrak
daun
Lantana
camara
L.
terhadap
pertumbuhan Escherichia coli dan untuk
mengetahui penggunaan poster sebagai media
pembelajaran biologi bagi Mahasiswa Program
Studi
Pendidikan
Biologi

Universitas
Tadulako.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen
laboratorium
dengan
menggunakan bakteri Escherichia coli sebagai
sampel yang diberi ekstrak daun Lantana
camara L. dengan 5 perlakuan (konsentrasi
50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0%) dan 4 kali
pengulangan, sedangkan parameter amatan
berupa zona bening pada teknik sumur,
kekeruhan pada teknik pengenceran serta
jumlah koloni pada teknik hitung koloni.
Alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah cawan petri, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, oven, autoklaf, inkubator, gelas
ukur, jarum ose, coloni counter, pipa pelubang
agar, gunting, kertas label, magnet pengaduk,

gelas kimia, jangka sorong, pipet tetes untuk
mengambil dan memindahkan larutan dan labu
erlenmeyer.

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

Bahan yang digunakan yaitu daun
segar Lantana camara L., MHA (Mueller
Hinton Agar), Natrium Agar, MHB (Mueller
Hinton Broth), NaCl fisiologis 0,86%, bakteri
Eschericia coli, aquades, metanol 96%, kertas
saring, aluminium foil, kapas, kertas, alat tulis
menulis, literatur penunjang dan karet gelang.
Tahapan
prosedur
kerja
yang
dilakukan yaitu :

1. Sterilisasi Alat
Semua
alat
yang
digunakan
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
disterilkan dalam oven dengan suhu 160oC
selama 2 jam.
2. Pembuatan Ekstrak Daun Lantana camara
L.
Daun segar Lantana camara L.
diambil dari beberapa pohon, kemudian dicuci.
Daun dipotong-potong kecil dan dikering
anginkan selama 7 hari. Ditimbang sebanyak
250 gr selanjutnya dimasukan kedalam 2000
ml metanol 96% sampai larutan berwarna hijau
kehitaman, selanjutnya massa disaring dan
dirotavator kemudian dievaporasi pada suhu
yang tidak lebih dari 50°C untuk memperoleh
ekstrak kental yang dianggap 100%.

3. Pembuatan Pengenceran Ekstrak Daun
Lantana camara
Pengenceran
yang
digunakan
disesuaikan dengan standar NCCLS (The
National Comite for Clinical Laboratory
Standards) sebagai berikut: 50%, 25%, 12,5%,
6,25%, dan 0% sebagai kontrol negatif.
Konsentrasi 50% dibuat dengan
mencampurkan 5 ml aquades dengan 5 ml
ekstrak. 2,5 ml ekstrak dicampurkan dengan
7,5 ml aquades (pengenceran konsentrasi
25%), dan seterusnya demikian sedangkan 10
ml aquades tanpa tambahan ekstrak digunakan
sebagai kontrol negatif (Konsentrasi 0%)
4. Pembuatan Suspensi Bakteri Uj
Bakteri uji adalah biakan murni
Escherichia coli yang kemudian dibuat
suspensi bakteri uji dicampurkan dengan
NaCL fisiologis
a) Teknik Sumur
Pengujian ekstrak daun Lantana
camara L. terhadap pertumbuhan Escherichia
colidilakukan
dengan
teknik
sumur.
Dimasukkan 0,2 ml ekstrak pada masingmasing konsentrasi (50%, 25%, 12,5%, 6,25%
dan 0%) kedalam masing-masing sumur pada
media MHA (tinggi ± 4 mm) yang telah
diinokulasi dengan suspensi bakteri 1 ml.

44

Dilakukan inkubasi pada suhu 35oC selama 24
jam. Parameter pengamatan yaitu zona bening
yang merupakan zona hambat yang terbentuk
ditepi sumur.
b) Teknik Pengenceran
Penggunaan
teknik
ini
untuk
menentukan
Minimum
Inhibitory
Concentration
(MIC)
dan
Minimum
Bactericidal Concentration (MBC). Teknik ini
menggunakan 9 tabung, tabung ke-1 sampai
ke-8 memiliki konsentrasi berturut-turut yaitu
50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%,
0,78%, dan 0,39%. Tabung reaksi yang berisi
1 ml Mueller Hinton Broth (MHB) steril. Pada
tabung pertama ditambahkan 1 ml ekstrak
daun tembelek Konsentrasi 50%), kemudian
dihomogenkan. Dari tabung pertama diambil 1
ml larutan untuk dipindahkan pada tabung ke-2
dan dari tabung ke-2 diambil lagi 1 ml untuk
dipindahkan ke tabung ke-3 dan seterusnya
sampai tabung ke-8. Tabung ke-8, larutan
dibuang 1 ml agar volumenya sama. Tabung
ke-9 tidak diberi ekstrak daun Lantana
camaraL. (sebagai kontrol bakteri uji).
Tabung, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 diisi dengan
1 ml suspense bakteri uji. Inkubasi dilakukan
selama 24 jam pada suhu 37 C. Pada tabung
yang sampel tampak keruh, menunjukkan
adanya pertumbuhan bakteri dan pada tabung
yang sampelnya tampak bening menandakan
tidak adanya pertumbuhan bakteri.
c) Teknik Perhitungan Koloni
Teknik ini dilakukan dengan cara
memasukkan 1 ml sampel yang digunakan
pada teknik pengenceran kedalam cawan petri
dan ditambahkan medium MHA (Meuller
Hinton Agar) kemudian dihomogenkan dengan
cara menggerakkan cawan memebentuk angka
8, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam. Setelah itu dilakukan
penghitungan koloni bakteri pada tiap cawan
petri dengan menggunakan alat penghitung
yaitu coloni counter.
d) Validasi media pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat harus
melalui beberapa tahapan yaitu pembuatan
desain media pembelajaran, validasi oleh
dosen ahli, revisi desain media pembelajaran
kemudian uji coba media tersebut pada 10
orang Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi.

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Lestari et al,.

Pengolahan data dilakukan melalui
analisis secara statistik menggunakan analisis
varian (ANAVA). Menurut Gomez dan Gomez
(1995) kemudian dilakukan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) dengan persamaan:

BNT

=t

HASIL PENELITIAN
a. Hasil Uji Teknik Sumur
Teknik sumur merupakan salah satu
metode yang sering digunakan. Metode difusi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode
silinder, metode lubang/sumuran dan metode
cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu
Konsentrasi 6,25%=
17,635 mm

Konsentrasi 12,5%=
21,732mm

membuat lubang pada agar padat yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak
lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak
yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat
ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling
lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007).
Penelitian yang dilakukan dengan
teknik sumur menunjukan hasil bahwa ukuran
zona bening yang terbentuk berbeda-beda pada
tiap
konsentrasinya.
Semakin
tinggi
konsentrasi ekstrak, maka ukuran zona bening
yang terbentuk semakin besar atau sebaliknya
semakin rendah konsentrasi ekstrak, maka
ukuran zona bening yang terbentuk semakin
kecil (Gambar 1).

Konsentrasi 25%=
224,294 mm

Konsentrasi 50%=
28,401 mm

Gambar 1. Hasil uji daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli menggunakan teknik sumur

b. Hasil uji Teknik Pengenceran
Parameter
pengukuran
teknik
pengenceran adalah tingkat kekeruhan yaitu
apabila terbentuk kekeruhan pada sampel di
dalam tabung reaksi berarti dalam sampel
tersebut terdapat pertumbuhan bakteri atau
sebaliknya jika tidak terjadi kekeruhan pada
sampel penelitian dalam tabung reaksi maka

tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kekeruhan yang terbentuk pada tiap sampel
berbeda-beda untuk tiap konsentrasinya.
Semakin tinggi konsentrasi maka tingkat
kekeruhan semakin rendah, begitupun
sebaliknya (Gambar 3).

Gambar 3. Hasil uji teknik pengenceran sebelum dan setelah inkubasi

45

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

Tingkat kekeruhan yang terbentuk
pada tiap tabung yang berisi sampel dengan
konsentrasi tertentu baik yang sebelum

diinkubasi dan sesudah inkubasi menunjukkan
bahwa tidak terjadi perbedaan hasil (Tabel 1).

Tabel 1. Tingkat kekeruhan tiap konsentrasi
Konsentrasi (%)
0
0,39
0,78
1,56
3,12
6,25
12,5
25
50

Tingkat Kekeruhan sebelum dan
sesudah inkubasi
+++
+++
++
++
+
+
+
-

c. Hasil Uji Teknik hitung koloni
Teknik hitung koloni merupakan
teknik lanjutan setelah dilakukan teknik
pengenceran. Sampel teknik pengenceran yang
telah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu
37°C dituang sebanyak 1 ml kedalam cawan
petri kemudian ditambahkan medium MHB
setelah itu diinkubasi selama 24 jam lalu
kemudian
jumlah
koloninya
dihitung
menggunakan coloni counter.

Gambar 4. Sampel hasil uji teknik hitung
koloni
Teknik hitung koloni dilakukan dengan tujuan
untuk memperkuat hasil yang diperoleh pada

Keterangan

- = Bening (Tidak ada pertumbuhan bakteri)
+ = Agak keruh (Ada pertumbuhan bakteri)
++ = Keruh (Ada pertumbuhan bakteri)
+++ = Sangat keruh (Ada pertumbuhan bakteri)

teknik pengenceran. Hasil uji teknik hitung
koloni dapat dilihat pada Gambar 4 dan jumlah
pertumbuhan pada tiap konsentrasi dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah koloni Escherichia coli pada
tiap konsentrasi
Konsentrasi (%)
0
0,39
0,78
1,56
3,12
6,25
12,5
25
50

Jumlah koloni bakteri
TBUD
295
206
194
169
164
124
0
0

Perbedaan jumlah koloni yang terdapat
pada tiap konsentrasi, disebabkan oleh adanya
pengaruh jumlah konsentrasi ekstrak terhadap
kemampuan bakteri Escherichia coli untuk
tumbuh (Pelezar dan Chan, 1988). Selanjutnya,
data yang diperoleh pada hasil penelitian
kemudian diuji secara statistik disajikan
padaTabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis ragam zona hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dengan mengunakan tekhnik sumur
SumberKeragaman

DerajatBebas

JumlahKuadrat

Perlakuan
Galat
Total

4
15
19

1948,012
9,745
1949,757

Kuadrat
Tengah
485,003
0,64

F. hitung

F. Tabel
5%
1%

757,817**
3,06

4,89

Keterangan : ** = Berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan 1%
Berdasarkan hasil analisis ragam zona
hambat Escherchia coli pada Tabel 3

46

menunjukkan bahwa hasil F hitung lebih besar
dari F tabel (pada taraf 5% dan 1%) dimana

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Lestari et al,.

dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) yang bertujuan
untuk menentukan pengaruh konsentrasi yang
optimum dan untuk melihat jumlah konsentrasi
yang efektif pada penelitian ini. Hasil uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) yang diperoleh pada
pengamatan ini disajikan pada Tabel 4.

nilai F hitung adalah 757,817 sedangkan F
tabel ( 0,05 dan 0,01) adalah 3,06 dan 4,89.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang sangat nyata dari
perlakuan ekstrak daun Lantana camara L.
terhadap terbentuknya zona bening yang
merupakan zona hambat pada pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. Oleh karena itu,

Tabel 4. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil zona hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
(%)

Rata-Rata
Perlakuan
(mm)

50

28,401

25

24,294

4,107**

12,5

21,732

6,669**

2,562**

6,25

17,635

10,776**

6,659**

4,097**

0

0

24,294**

21,732**

Selisih Dengan
50%

28,401**

25%

12,5%

BNT
6,25%

O%

5%

1%

1,21

1,68

17,635**

Keterangan: ** = Berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan 1%
Berdasarkan data pada tabel 4.
diperoleh selisih rata-rata perlakuan antara
konsentrasi 50% dengan 25%; 50% dengan
12,5%; 50% dengan 6,25%; 50% dengan 0%;
25% dengan 12,5%; 25% dengan 6,25%; 25%
dengan 0%; 12,5% dengan 6,25; 12,5% dengan
0% dan 6,25% dengan 0% semuanya memiliki
nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai BNT pada taraf 5% dan 1%. Hal ini

menunjukkan bahwa semua pasangan tersebut
memilki keefektifan daya hambat yang sangat
nyata, artinya ekstrak daun Lantana camara L.
dapat menghambat pertumbuhan Escherichia
coli.
Hasil validasi media pembelajaran
oleh ahli dan uji coba pada 10 orang
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil uji kelayakan media pembelajaran oleh ahli
Skor yang
Skor yang
Persentase
NO
Validator
diobservasi
diharapkan kelayakan (%)
1.
Ahli Media
61
75
81,3
2.
Ahli Desain
58
75
77,3
3.
Ahli Isi
60
75
80
4
Mahasiswa
35
40
82.5
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
ekstrak ekstrak daun Lantana camara L. dapat
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. Hal ini dibuktikan
dengan adanya zona bening yang merupakan
zona hambat yang terbentuk di tepi sumur
sebagai indikator tumbuhnya bakteri pada
medium yang telah diberi ekstrak daun
Lantana camara L. dimana terbentuknya zona
bening menunjukan adanya daya hambat
sehingga bakteri tidak tumbuh.

47

Kategori persentase
kelayakan media
Layak
Layak
Layak
Layak

Diameter zona hambat yang terbentuk
berbeda-beda karena adanya perbedaan
konsentrasi ekstrak daun Lantana camara L.
yang diberikan. Konsentrasi yang diberikan
yaitu 50% sebagai konsentrasi tertinggi, 25%,
12,5%, 6,25% dan 0% sebagai konsentrasi
control perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi
ekstrak yang diberikan, maka semakin luas
zona hambat yang terbentuk.
Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat, dkk (2005), zat yang
berperan sebagai zat antimikrobial dan banyak
terdapat di bagian daun tumbuhan Lantana

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

camara L. adalah flavonoid. Keberadaannya
dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses
fotosintesis sehingga daun muda umumnya
belum terlalu banyak mengandung flavonoid.
Sebagian besar senyawa flavonoid di alam
ditemukan dalam bentuk glikosid . Mekanisme
kerja flavonoid diduga mendenaturasi protein
sel bakteri dan merusak membran sel air
(Lenny 2006). Para peneliti menyatakan
pendapat yang berbeda-beda sehubungan
dengan mekanisme kerja dari flavonoid dalam
menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain
bahwa flavonoid menyebabkan terjadinya
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri,
mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi
antara flavonoid dengan DNA bakteri.
Robinson (1995) menjelaskan bahwa senyawa
flavonoid dan tannin merupakan golongan
senyawa yang bersifat antibakteri.
Selain menggunakan teknik sumur,
adanya daya hambat ekstrak daun Lantana
camara L. terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli juga diamati dan diukur
dengan menggunakan teknik pengenceran dan
perhitungan koloni. Pada teknik pengenceran,
dapat dilihat bahwa apabila terbentuk
kekeruhan pada perlakuan menunjukan adanya
pertumbuhan
bakteri
sedangkan
pada
perlakuan yang terlihat bening menunjukkan
tidak adanya pertumbuhan bakteri. Pada teknik
perhitungan koloni, koloni bakteri Escherichia
coli tidak tumbuh sama sekali pada konsentrasi
ekstrak yang tinggi yaitu konsentrasi 50% dan
25% dan jumlah koloni bakteri yang banyak
tumbuh pada konsentrasi ekstrak yang rendah,
dengan kata lain bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak maka jumlah koloni yang
tumbuh semakin sedikit atau sebaliknya
semakin rendah konsentrasi ekstrak maka
semakin banyak jumlah koloni bakteri yang
tumbuh.
Adanya kemampuan daya hambat
ekstrak daun Lantana camara L. terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli semakin
diperkuat dengan adanya hasil yang diperoleh
melalui pengujian lanjut secara statistik yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung
daripada F tabel pada taraf 5% dan 1%.
Berdasarkan hasil luas zona hambat,
konsentrasi 0% yang dianggap sebagai control
negatif tidak terbentuk zona hambat karena
pada konsentrasi ini tidak diberikan ekstrak
daun Lantana camara L. melainkan hanya air.
Air merupakan suatu senyawa yang sangat
dibutuhkan pada semua sistem dalam

48

kehidupan, dengan sifat kestabilan kimianya
dalam sel, maka air berfungsi sebagai cairan
yang membantu berlangsungnya reaksi
metabolisme, termasuk juga pada bakteri
sehingga tidak terbentuk zona hambat
sedikitpun.
Berdasarkan hasil yang diperoleh,
ekstrak daun Lantana camara L. bersifat
bakteriostatik terhadap bakteri Escherichia coli
pada konsentrasi 12,5% sampai 0,391 dan
merupakan nilai MIC, sedangkan nilai MBC
terdapat pada konsentrasi 25% sampai 50%
ini berarti konsentrasi 25% sampai 50%
ekstrak daun Lantana camara L. bersifat
bakterisidal terhadap bakteri Escherichia coli.
Media dapat diartikan sebagai suatu
alat yang menjadi perantara yang berfungsi
sebagai penyampai pesan dari pengirim ke
penerima. Di dalam proses pembelajaran,
media berarti suatu alat yang digunakan dalam
proses pembelajaran guna mempermudah
dalam mencapai tujuan pembelajaran Asyhar
(2010). Hasil validasi media dari dosen ahli
mendapat kategori layak, dan hasil uji coba
media pada 10 orang mahasiswa pendidikan
biologi Universitas Tadulako, 8 diantaranya
memberikan hasil layak dan 2 orang
mahasiswa memberikan penilaian kategori
cukup layak.
KESIMPULAN DAN SARAN
kesimpulan
1. Ekstrak daun Lantana camara L. memilki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
2. Ekstrak daun Lantana camara L. bersifat
menghambat terhadap bakteri Escherichia
coli pada konsentrasi 12,5% sampai 0,391
dan merupakan nilai MIC, sedangkan nilai
MBC terdapat pada konsentrasi 25% yang
bersifat membunuh.
3. Media pembelajaran yang dibuat dalam
bentuk poster telah di validasi oleh dosen
ahli dan diujicobakan pada 10 orang
mahasiswa Pendidikan Biologi dengan hasil
yang diperoleh yaitu pada kategori layak
untuk digunakan
Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan
mengenai kemampuan untuk menghambat
bakteri dari ekstrak daun lantana camara L.

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013

Lestari et al.,

langsung. Maj Ked Gigi (Dent J) FKG
Unair 2003; (Edisi khusus Timnas III):
59 63.

yang tumbuh di daerah dengan keadaan
lingkungan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar,

Rayandra.
(2010).
Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran.
GP Press. Jakarta.

Heriyanto, N. M. (2006). Keanekaragaman Jenis
Pohon Yang berpotensi Obat di Taman
Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutanan. Bogor.
Hidayat N.A, Julianus kinho, Sutarjadi. (2005).
Dari Jamu Menjadi Obat Tradisional
Menuju ke Fitofarmaka. Laboratorium
Farmasi-Farmakonosi. Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga. Surabaya.
Lenny. (2006). Identifikasi golongan flavonoid
dalam propolis Trigona sp dari kabupaten
Bulukumba Sulawesi Selatan yang
digunakan pada perawatan kaping pulpa

49

Pelezar

dan Chan. (1998). Dasar-Dasar
Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia.
Jakarta.

Secianty. (2007). Daya Antibakteri Ekstrak daun
Patikan Kerbau (Euphorbia Hirta linn)
terhadap Bakteri Salmonela typhi. FKIP
UNTAD, Palu.
Gomes, K.A & A.A. Gomez. (1995). Prosedur
Statistik Untuk Penelitian Pertanian.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Kusmayati & Agustini, N. W. R. (2007). Uji
Aktivitas Senyawa Antibakteri dari
Mikroalga (Porphyridium cruentum).
Biodiversitas. 8(1) : 48-53.
Robinson. (1995). Budidaya Tanaman Obat
Tradisional. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.

E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013