Hidup Sehat | Karya Tulis Ilmiah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Definisi Sehat
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala
aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya (DepKes, 2006).
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam
pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih
tinggi pada umumnya mempunyai wawasan luas sehingga lebih mudah menyerap dan
menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah
kesehatan dirinya dan keluarganya (Dinkes Jawa Tengah, 2007).
Jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam kesehatan masyarakat.
Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai
pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya

penyakit menular. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan
mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (Sander, 2005).

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorientasi pada
tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki
status kesehatan yang lebih baik. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan,
semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu (Widyastuti, 2005).
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju
perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang
atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan
pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan,
khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Depkes RI,
1999).
Pendidikan

dapat

meningkatkan

kematangan


intelektual

seseorang.

Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam cara
pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi
pendidikan formal, akan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan (Hastono,
1997).
B. Pendapatan
Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi,
lingkungan dan perumahan. rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan untuk
meminta pertolongan apabila anggota keluarganya sakit (Widoyono, 2008).
Menurut Grossman dalam Murti (2005) terdapat perbedaan antara upah
minimum dengan pendapatan, jika pendapatan adalah uang yang diterima tanpa
bekerja permintaan untuk modal kesehatan mungkin lebih kecil karena pendapatan

tidak secara langsung mengurangi status kesehatan. Pendapatan yang diterima tidak
secara langsung berhubungan dalam memberi keuntungan atau kerugian atau memberi

manfaat kesehatan.
Akibatnya, tingkat optimalisasi dalam permintaan kesehatan untuk setiap
individu menurun dan penurunan dalam permintaan perawatan kesehatan. Menurut
Faturrahman dan Mollo (1995) tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang
akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi antara lain adalah jenis pekerjaan, pendidikan formal kepala keluarga,
jumlah anggota keluarga dan lain-lain (Sumiarto, 1993).

C. Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al., 1995). Perubahanperubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek
biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup
yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Menurut Mubarok et.al (2007)
D. Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang
optimal (Dinkes, 2006).

E. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Dalam tatanan rumah tangga, yang menjadi indikator PHBS adalah (Dinkes,
2006):
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

2. Imunisasi dan penimbangan
3. Jamban keluarga
4. Air bersih
5. Penanganan sampah
6. Kebersihan kuku
7. Gizi keluarga
8. Kebiasaan merokok dan menyalahgunakan Napza
9. Informasi PMS/AIDS
10. JPKM/Dana sehat/Askes lainnya.
Indikator lingkungan menurut Dinkes (2006), dalam PHBS, meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Terdapat jamban, termasuk penggunaan dan pemeliharaanya
Terdapat air bersih dan pemanfaatan untuk kesehatan
Terdapat tempat sampah dan pengelolaannya
Terdapat saluran pembuangan air limbah dan pengelolaannya
Terdapat ventilasi
Kepadatan penghuni
Lantai bukan tanah

F. PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga,
memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif
(Dinkes, 2009).
Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja
menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja
menjadi lebih bersih, indah dan sehat.

Syarat tempat umum yang sehat menurut Dinkes (2009) yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengkonsumsi makanan bergizi
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di tempat kerja
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan air bersih
Memberantas jentik di tempat kerja

7. Menggunakan jamban
8. Membuang sampah pada tempatnya
G. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Hidup Sehat
Menurut hasil penelitian Ulfa (2009) pada 48 siswa-siswi SDN Pajagalan I
dan SDN Pajagalan II yang bertempat tinggal di Kelurahan Pajagalan menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua
terhadap PHBS anak di SDN Pajagalan I dan SDN Pajagalan II di Kabupaten
Sumenep.
Hasil penelitian Kusumawati (2004) dengan sampel sebanyak 175 kepala
keluarga (KK) di Kelurahan Joyotakan Surakarta mengemukakan bahwa ada
hubungan antara pendidikan kepala keluarga dengan PHBS. Zaahara (2001)
mengemukakan pula bahwa ada hubungan positif sikap terhadap kebersihan
lingkungan dengan perilaku hidup sehat ibu dalam keluarga. Sikap seseorang terhadap
sesuatu hal akan positif apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman yang
baik akan hal tersebut.
Makin positif sikap ibu terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi
pula kualitas perilaku hidup sehat ibu dan sebaliknya makin negatif sikap ibu terhadap
kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam
keluarga.

H. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Hidup Sehat
Hasil penelitian Zaahara yang dilakukan di Bekasi (2001), status sosial
ekonomi yang meliputi (1) jenis pekerjaan, (2) pendidikan, (3) pemilikan aset dan (4)
prestis berupa penghormatan masyarakat dilihat dari kedudukan formal, informal


maupun lembaga adat dan agama mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan
perilaku hidup sehat ibu dalam keluarga.
Makin tinggi status sosial ekonomi ibu, maka makin tinggi pula atau semakin
baik perilaku hidup sehat ibu dan sebaliknya semakin rendah tingkat sosial ekonomi
ibu makin buruk perilaku hidup sehatnya.
I. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Hidup Sehat
Hasil penelitian Zaahara yang dilakukan di Bekasi (2001), status sosial
ekonomi yang meliputi (1) jenis pekerjaan, (2) pendidikan, (3) pemilikan aset dan (4)
prestis berupa penghormatan masyarakat dilihat dari kedudukan formal, informal
maupun lembaga adat dan agama mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan
perilaku hidup sehat ibu dalam keluarga.
Makin tinggi status sosial ekonomi ibu, maka makin tinggi pula atau semakin
baik perilaku hidup sehat ibu dan sebaliknya semakin rendah tingkat sosial ekonomi
ibu makin buruk perilaku hidup sehatnya.