PENYAKIT TROPIK PENYAKIT HEPATITIS A

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:56:35 2017 / +0000 GMT

PENYAKIT TROPIK PENYAKIT HEPATITIS A
LINK DOWNLOAD [876.39 KB]
TUGAS PENYAKIT TROPIK
PENYAKIT HEPATITIS A
Kelompok 8 :
Meza Nuraisya 25010113120004
Adhe Arviani Aulia 25010113120019
Yuniar Triasputri 25010113120109
Aprisa Anggie Praditya 25010113120124
Merry Putri R Sirait 25010113140257
Najla Salsabila Noor 25010113140324
Arman (LJ) 25010115183018
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016
A. Pendahuluan
Food-borne diseases adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh

virus, bakteri, parasit, atau bahan kimia berbahaya atau racun. Mikroba berbahaya yang menyebabkan penyakit karena makanan
biasanya tidak membuat tampilan makanan, bau, atau rasa berbeda, sehingga sulit untuk mengetahui apakah makanan sudah
terkontaminasi atau tidak.(1)
Food-borne diseases merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai di populasi. Penelitian telah mengidentifikasi lebih
dari 250 type foodborne diseases. Gejala foodborne diseases bervariasi, mulai dari rasa tidak nyaman sampai dengan kematian.
Namun umumnya mual, muntah, diare, kram perut, dan demam. Sakit tidaknya seseorang setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk berapa banyak mikroba yang dikonsumsi, usia seseorang, dan kekuatan
sistem kekebalan tubuhnya.(1)
Penyebab food-borne diseases diantaranya Bakteri, virus, parasit,dan racun alami yang keluar dari makanan itu sendiri. Patogen
berbahaya bisa mencemari makanan dalam berbagai cara, paling sering ketika makanan datang dalam kontak dengan kotoran (fecal)
Foodborne diseases bisa menyerang siapapun. Faktor risiko akan lebih besar pada masyarakat yang mempunyai sistem immune yang
rendah dan sedang mengidap penyakit tertentu.(1)
Food-borne diseases yang disebabkan oleh virus berasal dalam usus manusia. Virus membutuhkan hewan hidup atau host manusia
untuk tumbuh, sehingga tidak seperti bakteri, mereka tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, makanan bisa terkontaminasi
dengan virus. Jika virus telah dicerna oleh seseorang, sel virus lain akan diproduksi dan membuat orang sakit. Kontaminasi dengan
virus yang ditularkan melalui makanan bisa terjadi ketika orang yang terinfeksi mengolah atau menyajikan makanan, atau melalui
kontak dengan kotoran atau air limbah tercemar. Hanya membutuhkan sejumlah kecil virus untuk menyebabkan penyakit. Virus
tidak dapat diobati dengan antibiotik. Virus yang ditularkan melalui makanan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama dalam
makanan atau air, dan beberapa dapat bertahan hidup memasak dan pembekuan. Salah satu foodborne diseases yang paling umum
adalah hepatitis A.(1)

Hepatitis A adalah penyebab utama dari hepatitis virus dan menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Virus hepatitis menginfeksi
1-90% atau lebih populasi manusia dan bervariasi yang sesuai dengan sosial ekonomi, sanitasi, dan infrastruktur kesehatan
masyarakat masing-masing negara. Menurut WHO, terdapat lebih dari 1,4 juta kasus baru hepatitis A diseluruh dunia setiap
tahun.(2)
Inveksi hepatiits telah dikenal sejak jaman dahulu, dengan laporan dari epidemi penyakit kuning dijelaskan oleh Hippocrates di
Yunani pada abad kelima sebelum masehi. Outbreaks infeksi hepatits pada abad ke 18 sampai 20 dan kempanye epidemi penyakit
kuning selama perang, termasuk perang AS Sipil dan perang dunia II didokumentasikan secara rinci. Penyebab utama terjadinya
outbreaks hepatitis A biasanya berkaitan dengan makanan atau minuman yang terkontaminasi.(2)
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV adalah picornavirus yang memasuki aliran darah melalui usus. Virus
masuk ke dalam aliran darah kemudian mengangkut virus ke sel-sel hati. Setelah di hati virus hepatitis A bereplikasi. HAV
diekskresikan dalam feses atau tinja-yang merupakan rute transmisi utama.(2)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:56:35 2017 / +0000 GMT

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit dan sklera mata berubah menjadi

kuning, demam, dan gejala lainnya.(3) Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat.(4)
Disebagian negara berkembang virus Hepatitis A terjadi pada masa anak-anak umumnya asimtomastis atau gejala sakit ringan.
Infeksi yang terjadi pada usia selanjutnya hanya dapat diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium terhadap fungsi hati. Disebagian
besar wilayah dunia muncul secara sporadis sebagai wabah dengan kecenderungan muncul secara siklis. Secara global didapatkan
sekitar 1,4 juta kasus baru infeksi virus hepatitis A pertahun.(4) Didaerah dengan 4 musim, infeksi virus hepatitis A terjadi secara
epidemik musiman yang puncaknya terjadi pada akhir musim semi dan awal musim dingin. Didaerah tropis, puncak insidensi pernah
dilaporkan cenderung terjadi selama musim hujan dan pola epidemik siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali yang mirip dengan
penyakit virus lainnya.(3)
Kira-kira 0,1-2,1 % pasien yang mengalami hepatitis A dapat mengalami kematian. Pasalnya, hati mengalami kerusakan yang sangat
berat atau yang dikenal sebagai hepatitis fulminant. Kematian pada pasien yang mengalami hepatitis fulminan lebih banyak diderita
pada kelompok dewasa dibandingkan kelompok anak.
Ketersediaan vaksin inaktif aman dan efektif telah secara signifikan mengurangi penularan HIV di negara maju, namun vaksin
tersebut cukup mahal untuk diproduksi dan mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup. pengembangan hemat biaya,
vaksin dilemahkan yang memberikan kekebalan seumur hidup akan diminta untuk mengontrol transmisi HAV di negara
berkembang.
B. Penyebab Hepatitis A
1. Etiologi
Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis A (VHA), termasuk famili picornaviridae berukuran 27-32 nanometer, genus hepatovirus
yang dikenal sebagai enterovirus 72, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype, merupakan RNA virus untai tunggal. Virus Hepatitis A

ini memiliki dosis infeksi diperkirakan 10-100 partikel virus, bersifat termostabil, tahan asam dan tahan terhadap empedu. Virus ini
diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan. Pejamu infeksi VHA hanya terbatas pada manusia dan
beberapa binatang primata dan diekskresikan melalui kotoran. Virus dapat diperbanyak secara in vitro dalam kultur sel primer
monyet kecil atau secara invivo pada simpanse.(5)
2. Cara Penularan
Virus Hepatitis A ditularkan secara fecal-oral. Virus ini masuk kedalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang
tercemar tinja penderita VHA. Virus kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah untuk selanjutnya menginvasi sel-sel hati
(hepatosit), dan melakukan replikasi di hepatosit. Jumlah virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak 3 hari
sebelum muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya gejala kuning pada penderita.
Hepatitis A biasanya menyebar ketika seseorang terkonsumsi tinja -bahkan dalam jumlah mikroskopis dari kontak- dengan
benda-benda, makanan, atau minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau bangku dari orang yang terinfeksi.
Hepatitis A dapat menyebar ketika:
? Orang yang terinfeksi tidak mencuci tangannya benar setelah pergi ke kamar mandi dan kemudian menyentuh benda atau makanan
? Sebuah pengasuh tidak benar mencuci tangannya setelah mengganti popok atau membersihkan tinja dari orang yang terinfeksi
? Seseorang terlibat dalam kegiatan seksual tertentu, seperti kontak oral-anal dengan orang yang terinfeksi
Hepatitis A juga dapat menyebar melalui kontaminasi makanan atau air. Hal ini paling sering terjadi di negara-negara di mana
Hepatitis A adalah umum, terutama jika kebersihan pribadi atau kondisi sanitasi yang buruk. Kontaminasi makanan dapat terjadi
pada setiap titik: tumbuh, panen, pengolahan, penanganan, dan bahkan setelah memasak.
Ekskresi virus melalui tinja pernah dilaporkan mencapai 6 bulan pada bayi dan anak. Sebagian besar kasus kemungkinan tidak
menular lagi pada minggu pertama setelah ikterus. Ekskresi kronis pada VHA tidak pernah terlaporkan Infeksi Hepatitis A sering

terjadi dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari air minum
yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk. Selain itu, walaupun bukan
merupakan cara penularan yang utama, penularan melalui transfusi atau penggunaan jarum suntik bekas penderita dalam masa
inkubasi juga pernah dilaporkan.(5)
C. Epidemiologi Hepatitis A
Sehubungan dengan adanya suatu penyakit atau faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat tiga variabel yang sangat penting
yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu (time) serta prevalnsi
1. Variabel orang
Variabel orang adalah variabel yang sering digunakan dalam berbagai frekuensi penyakit yaitu umur dan jenis kelamin. Sebenarnya

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:56:35 2017 / +0000 GMT

semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV, insiden terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak
dan yang paling rentan adalah kelompok dewasa muda. Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene.sanitasi yang buruk.. Hepatitis A merupakan yang umum terjadi di seluruh

dunia dimana infeksi virus hepatitis A lebih sering mengenai anak-anak.(6)
2. Variabel tempat
Perbandingan pola penyakit menurut tempat. Variasi geografis pada terjadinya penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya
lingkungan fisik, lingkungan kimia, social budaya, dan karakteristik geografis.
Hepatitis A terjadi di seluruh dunia. Hal ini sangat endemic di beberapa daerah, terutama Amerika Tengah dan Selatan, Afrika,
Timur Tengah, Asia dan Pasifik Barat.(7)
3. Variabel waktu
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan
awal musim dingin dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial tertentu dan hujan. Didaerah tropis, puncak
insidensi pernah dilaporkan cenderung terjadi selama musim hujan dan pola epidemik siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali yang
mirip dengan penyakit virus lainnya.(3)
4. Faktor Resiko
Faktor risiko yang terkait dengan melaporkan hepatitis A (Centers for Disease Control, 2007):
? Unknown (tidak diketahui) (67,7%)
? Orang yang melakukan kontak seksual atau tinggal dengan individu HAV terinfeksi (7,8%)
? Pria yang berhubungan seks dengan laki-laki (5,9%)
? Pengguna narkoba suntikan (1,2%)
? Wisatawan Internasional (17,5%)
? Makanan diduga terkontaminasi (6,5%)
? Kontak di pusat penitipan (4,6%)

? Kontak dengan anak-anak penitipan / karyawan (3,8%)
? Kontak dengan pasien hepatitis A (9%)
5. Prevalensi
Di Amerika Serikat, program pengenalan vaksin hepatitis A pada anak-anak penurunan insidensi infeksi hepatitis A lebih dari 70%
dan dapat mengurangi penularan ke orang dewasa. Pada tahun 2007, didapatkan faktor resiko terbanyak disebabkan karena
bepergian ke daerah endemis.(6) Lebih dari 75% anak dari benua Asia, afrika, dan India telah memiliki antibody HAV pada usia 5
tahun.(8) Pada tahun 1988, infeksi virus hepatitis A pernah menjadi wabah epidemis di Shanghai yang mengenai sekitar 300.000
orang.(6)
Tingkat endemisitas hepatitis A berkorelasi dengan kondisi higienis dan sanitasi dari masing-masing wilayah geografis. Endemisitas
tinggi dilaporkan di negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk dan kondisi higienis (bagian dari Afrika, Asia, dan
Amerika Tengah dan Selatan).
Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis
akut yang di rawat yaitu berkisar 39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan
lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah standar. Sebagian besar infeksi HAV yang didapat pada awal kehidupan,
kebanyakan asimptomatik atau sekurangnya anikterik. Pada Tahun 2011-2012, dilaporkan terjadi kejadian luar biasa hepatitis A di
beberapa daerah seperti Bandung, Bogor, Lampung Timur, Depok, dan Tasikmalaya. Kejadian ini sering mengenai anak sekolah dan
mahasiswa.(4)
D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu
hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari.

Namun tidak semua orang memiliki gejala. Jika timbul gejala, mereka biasanya muncul 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi dan
dapat mencakup:
Gejala lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Mereka biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan,
meskipun beberapa orang bisa sakit selama 6 bulan.
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase prodromal (pra ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen
(penyembuhan).(9) Gejala-gejala termasuk terasa kurang sehat, rasa sakit, demam, mual, kurang nafsu makan, perut terasa kurang
enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat dan penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning). Penyakit biasanya

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:56:35 2017 / +0000 GMT

berlanjut selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama) dan hampir selalu diikuti dengan
penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala. Hepatitis A tidak mengakibatkan
penyakit hati jangka panjang dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya
gejala biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu.(9)
Masa inkubasi penyakit hepatitis ini bekisar antara 15 hingga 50 hari (rata-rata hingga 28 hari). Adapun berikut beberapa reaksi

tubuh saat terjadinya hepatitis A, yaitu
1. Reaksi Ag-Ab:
? Ig. M anti HAV ? timbul saat muncul ikterus (penanda infeksi pertama kali)
? Ig. G anti HAV ? dominan setelah masa akut dan bertahan untuk seterusnya (penanda individu pernah mengalami HAV dan timbul
kekebalan)
2. Penyakit Diagnostik:
? Ig. M anti HAV ? infeksi akut
? Ig. G anti HAV ? penanda kekebalan(5)
Tanda dan gejala awal infeksi virus hepatitis A sangat bervariasi dan bersifat tidak spesifik. Demam, kelelahan, anoreksia (tidak
nafsu makan) dan gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung) dapat ditemukan pada awal penyakit. Dalam waktu 1 minggu,
beberapa penderita dapatmengalami gejala kuning disertai gatal (ikterus), buang air kecil berwarna seperti teh, dan tinja berwarna
pucat. Infeksi pada anak berusia dibawah 5 tahun umumnya tidak memberikan gejala yang jelas dan hanya 10% yang akan
memberikan gejala ikterus. Pada anak yang lebih tua dan dewasa, gejala yang muncul biasanya lebih berat dan ikterus terjadi pada
lebih dari 70% penderita.(5)
Perjalanan Penyakit
? Masa prodromal : 4 hari ? 1 minggu
o Gejala : lesu, lelah, anorexia, nausea, muntah, rasa tak enak abdomen kanan atas, demam (? 390C), rasa dingin, sakit kepala, gejala
flu (nasal discharge, sakit tenggorok, batuk)
? Masa ikterik dan penyembuhan
o Ikterus

o Urin seperti teh
o Tinja lebih pucat (bilirubin ? dalam usus)
o Gejala praikterik ? lebih berat
o Tambah berat ikterus ? gejala lebih ringan(5)
Fase Inkubasi.
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus
hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin
pendek fase inkubasi ini.2 Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama 14-50 hari, dengan rata-rata 28-30 hari.(9)
Fase Prodromal (pra ikterik).
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai
dengan malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia. Mual muntah dan anoreksia
berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam derajat rendah umunya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri
abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolesistitis.(9)
Fase Ikterus.
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak
terdeteksi. Setelah tibul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.(9)
Fase konvalesen (penyembuhan).
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul
perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A

perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu. Pada 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani, hanya