ProdukHukum BankIndonesia

(1)

KER Jawa Tengah

TW II-2010

Kantor Bank Indonesia Semarang


(2)

(3)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah

Triwulan II Tahun 20

Triwulan II Tahun 20

Triwulan II Tahun 20

Triwulan II Tahun 201

1

1

10

0

0

0

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk menganalisis perkembangan ekonomi Jawa Tengah secara komprehensif. Isi kajian dalam buku ini mencakup perkembangan ekonomi makro, inflasi, moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, dan prospek ekonomi Jawa Tengah. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi kepada

external stakeholders

di daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Bank Indonesia Kantor Bank Indonesia Kantor Bank Indonesia

Kantor Bank Indonesia SeSeSemarangSemarangmarangmarang

Ratna E. Amiaty

Pemimpin

Mahdi Mahmudy

Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter

H. Yunnokusumo

Deputi Pemimpin Bidang Perbankan

Mohamad M. Toha

Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern

dan Sistem Pembayaran

Herdiana A.W.

Analis Madya Senior

Imam Fauzy

Pengawas Bank Madya Senior

I Ketut Suena

Pengawas Bank Madya Senior

Imam Mustiantoko

Kepala Bidang Manajemen Intern

Tatung M. Toufik

Kepala Bidang Sistem Pembayaran

Softcopy buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia

DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia

DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ) ) ) di website Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia dengan alamat

http://www.bi.go.id http://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.id http://www.bi.go.id


(4)

(5)

Kata Pengantar

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Secara sektoral, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini, sementara itu kinerja sektor pertanian sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri diperkirakan menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini, walaupun konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya

Sementara itu, tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%. Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.

Dari sisi perbankan, secara umum kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Hal tersebut terlihat dari perkembangan indikator kinerja perbankan yang cukup positif, baik untuk Loan to Deposit ratio (LDR), pertumbuhan Dana Pihak Ketiga maupun rasio kredit non lancar (NPLs).

Pada triwulan III-2010, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010, didorong oleh peningkatan sektor pertanian, sektor PHR dan Industri pengolahan. Sementara itu, dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.Sedangkan tekanan inflasi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, seiring dengan adanya dampak kenaikan tarif dasar listrik, tekanan harga komoditas, serta faktor musiman menghadapi bulan puasa dan lebaran.

Kajian yang dihasilkan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang ini merupakan salah satu komitmen Kantor Bank Indonesia Semarang untuk senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan perekonomian Jawa Tengah. Diharapkan sumbangsih kecil ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam pengambilan kebijakan moneter dan perbankan secara nasional, dan diharapkan juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan external stakeholders lainnya di Jawa Tengah.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, kalangan perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di Jawa Tengah serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu persatu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Terima kasih.

Semarang, Juli 2010

KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG Ttd

Ratna E. Amiaty Pemimpin


(6)

(7)

Daftar Isi

Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar

Kata Pengantar ... iiii

D D D Daftar Isiaftar Isiaftar Isiaftar Isi ... iiiiiiiiiiii Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif ...vvvv ....

BAB BAB BAB BAB 1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ... 111 1

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan ...2

1.1.1. Konsumsi ...2

1.1.2. Investasi ...4

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri ...6

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ...8

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoY, PERSEN) ...8

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan ...9

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ...10

1.2.4. Sektor Jasa ...11

1.2.5. Sektor Lainnya ...12

BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 ””””DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH”””” ... 14141414 BAB BAB BAB BAB 2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI ... 17171717 2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok ...18

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq) ...19

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy) ...23

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah ...27

2.3. Inflasi Kota-Kota di Jawa ...28

BAB 3 BAB 3 BAB 3 BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN ... 30303030 3.1 Intermediasi Bank Umum ...32

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ...32

3.1.2 Penyaluran Kredit ...34

3.2. Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas ...37

3.3. Kredit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah) ...39

3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah ...41

3.5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)...42


(8)

3.7. Kinerja Perbankan Syariah ...46

BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG ... 48484848 BAB 4 BAB 4 BAB 4 BAB 4 KEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAHHHH ... 49...494949 4.1. Realisasi Pendapatan Daerah ...49

4.2. Realisasi Belanja Daerah ...50

Bab 5 Bab 5 Bab 5 Bab 5 SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN ... 53535353 5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai ...53

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) ...53

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal ...54

5.1.3. Uang Palsu ...55

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai ...56

5.2.1. Transaksi Kliring ...56

5.2.2. Transaksi RTGS ...57

Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 59595959 6.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah ...59

6.2. Kemiskinan ...60

6.3. Nilai Tukar Petani ...61

Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 PROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMI ... 65...656565 7.1. Pertumbuhan Ekonomi ...65

7.2. Inflasi ...68 LAMPIRAN

LAMPIRAN LAMPIRAN


(9)

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan ini menunjukkan pertumbuhan yang positif walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sektor industri pengolahan dan PHR menjadi pendorong utama pertumbuhan, sedangkan sektor perrtanian mengalami perlambatan pertumbuhan.

A. GAMBARAN UMUM A. GAMBARAN UMUM A. GAMBARAN UMUM A. GAMBARAN UMUM

Dari beberapa indikator kinerja perekonomian Jawa Tengah selama triwulan II-2010, terlihat bahwa kondisi ekonomi masih relatif baik dan berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tersebut jauh dibawah pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar 6,2% (yoy). Indikasi pertumbuhan yang positif tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini yang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Tekanan harga di Jawa Tengah menunjukkan tren peningkatan. Namun apabila dilihat secara provinsi, Jawa Tengah menjadi provinsi yang memiliki laju inflasi pada triwulan II-2010 yang relatif rendah dibandingkan provinsi lain di Jawa. Kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Indikator lain yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja, penurunan tingkat kemiskinan dan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP).

B. PER B. PERB. PER

B. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy).

Secara sektoral, sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja sektor pertanian yang sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini. Konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat di akhir


(10)

Inflasi (qtq) dan Inflasi (yoy)

meningkat terutama berasal dari

kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan kelompok makanan jadi.

Kinerja perbankan Jawa Tengah menunjukkan perkembangan positif.

triwulan ini yaitu saat musim liburan, persiapan menghadapi tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil.

C. PERKEMBANGAN INFLASI C. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASI C. PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010. Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%. Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan kelompok makanan jadi.

Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka optimalisasi pengendalian inflasi adalah dengan melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain. Dengan adanya koordinasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kekuatan TPID/TPPH dalam mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan akurat mengenai pasokan komoditas lintas wilayah. Selain itu, penentuan harga komoditas di suatu daerah juga dipengaruhi oleh daerah lainnya yang menjadi sumber komoditas tersebut.

D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Secara umum, kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup baik yaitu masing-masing sebesar 12,34% (yoy) dan 18,69% (yoy). Kegiatan intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan sebagaimana terlihat dari perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan rasio 93,55%. Selain itu, perkembangan tersebut masih diikuti kualitas kredit yang


(11)

Cash outflow di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan Tekanan inflasi triwulan III-2010 diperkirakan meningkat

terjaga, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,04%. Pada triwulan II-2010, indikator utama kinerja bank umum syariah (BUS) dan BPR syariah (BPRS) yang mencerminkan perkembangan perbankan syariah di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan. Hingga triwulan II-2010, pencapaian target pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah telah mencapai 31,59% (yoy) dari target pertumbuhan pada akhir tahun yang sebesar 38% (yoy).

Jumlah transaksi keuangan non tunai yaitu Kliring dan RTGS untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 ini mengalami kenaikan baik secara nilai maupun volume. Perkembangan Sistem Pembayaran tunai sampai dengan triwulan II-2010 relatif stabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Jumlah outflow di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan sebesar 349,91% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah satu penyebab kenaikan outflow

karena faktor musiman yaitu tahun ajaran baru sehingga meningkatkan permintaan uang di masyarakat.

E. E. E.

E. PROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIAN PROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIAN

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009, yaitu dalam kisaran 5,75%-6,25% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut secara sektoral terutama akan didorong oleh peningkatan sektor pertanian, industri dan sektor PHR. Sementara itu, dari sisi penggunaan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.

Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya dengan kisaran 6,00%– 6,50% (yoy). Seiring dengan adanya bulan puasa dan hari raya lebaran pada bulan Agustus dan September 2010, diperkirakan terjadi kenaikan permintaan bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Di samping itu, masa tanam di Jateng pada awal triwulan III-2010 diperkirakan juga akan mempengaruhi harga beberapa komoditas bahan makanan. Tekanan harga dari sisi administered prices akan berasal dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah sejak Juli 2010. Sedangkan, tekanan harga komoditas volatile foods pada awal triwulan III-2010 diperkirakan akan menurun karena adanya masa panen raya pada triwulan III-2010. Sementara itu, sumbangan inflasi dari faktor moneter diperkirakan relatif rendah sejalan dengan perkembangan kurs rupiah yang diperkirakan masih cukup stabil dan cenderung menguat.


(12)

(13)

Bab 1

Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II----2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 5,6%5,6%5,6%5,6% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), sama apabila

sama apabila sama apabila

sama apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang te

te te

tercatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). Pertumbuhan yang sama tersebut disebabkan oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini. sementara itu, sektor unggulan lain seperti sektor pertanian sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan sektor industri yang walaupun masih mengalami pertumbuhan namun mengalami perlambatan dibanding triwulanI-2010.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih relatif baik, dan masih berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun apabila dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan tumbuh di bawah angka pertumbuhan nasional. Pada triwulan II-2010 ini, perekonomian nasional mencatat angka pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy) yang didorong oleh sektor PHR dan pengangkutan & komunikasi.

3.0 4.0 5.0 6.0 7.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II*)

2007 2008 2009 2010

Jateng Nasional

Sumber : BPS dan BI, diolah

Keterangan : angka pertumbuhan Tw II-10 merupakan angka sementara

Grafik Grafik Grafik

Grafik 1.1.1.1.0000....1111. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi . Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi


(14)

Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan,

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh signifikan, walaupun sedikit melambat. Konsumsi pemerintah juga meningkat seiring dengan peningkatan realisasi anggaran pada triwulan kedua serta pelaksanaan pemilukada di beberapa Kab./Kota. Selain itu, Investasi dan ekspor juga turut mendorong pertumbuhan pada triwulan ini.

Dari DariDari

Dari sisi penawaransisi penawaransisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh sisi penawaran pertumbuhan sektor industri pengolahan, walaupun angkanya sedikit mengalami perlambatan. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang meningkat cukup signifikan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar kedua. Faktor-faktor seperti momentum musim liburan, persiapan memasuki tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa dan hari raya serta pelaksanaan pemilukada di 11 Kab./Kota di Jawa Tengah pada triwulan II-2010. Di sisi lain, pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan sedikit melambat setelah melewati masa puncak musim panen raya pada triwulan I-2010. Sektor industri masih tumbuh cukup baik walaupun sedikit melambat.

Tabel Tabel Tabel

Tabel 111....1111. Pertumbuhan1. Pertumbuhan. Pertumbuhan. Pertumbuhan PDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen) Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen) Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*II*II*II* Pertumbuhan

Pertumbuhan Pertumbuhan

Pertumbuhan Year on YearYear on YearYear on YearYear on Year

1 Kons. Rumah Tangga 4.9 5.2 5.8 5.7 6.0 5.9

2 Kons. Lembaga Nirlaba 11.9 10.5 6.3 1.6 1.8 3.7

3 Kons. Pemerintah 7.9 8.9 11.3 15.6 8.9 12.5

4 PMTB 5.3 5.0 5.2 6.9 9.7 8.8

5 Ekspor -10.2 -0.7 -12.1 6.1 15.2 21.4

6 Impor -12.9 6.5 7.3 6.4 15.4 -2.2

4.2 4.2 4.2

4.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6 2009

2009 2009

2009 2010201020102010

No NoNo

No PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan

PDRB PDRB PDRB PDRB

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan Dari sisi permintaanDari sisi permintaan

Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini, kecuali impor. Konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya. 1.1.1. Konsumsi

1.1.1. Konsumsi 1.1.1. Konsumsi 1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan I

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IIIII----202020201110 10 0 masih 0 masih tumbuh masih masih tumbuh tumbuh tumbuh signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar 5,9

5,9 5,9

5,9%, %, walaupun %, %, walaupun walaupun walaupun sedikisedikisedikit melambatsedikit melambatt melambat dibandingkan pert melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan perdibandingkan pertumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan I----2020201201110 0 0 0 sebesar

sebesar sebesar


(15)

musim liburan di akhir triwulan ini, persiapan menghadapi tahun ajaran baru, persiapan menjelang bulan puasa, dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil.

0 20 40 60 80 100 120 140 160

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2009 2010

(Indeks)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Ekspektasi Konsumen (IEK)

Optimis

Pesimis

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia

Grafik Grafik Grafik

Grafik 1111....0000....2222.... Perkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen Perkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut terlihat pula dari hasil Survei Konsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang sampai dengan triwulan II-2010. GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.2 di atas menunjukkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK) 1.2 masih berada pada level yang cukup optimis1.

Prompt indicator lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi rumah

tangga adalah penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga (Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3)))).... Konsumsi listrik rumah tangga pada triwulan ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pertumbuhan tahunannya terlihat sedikit mengalami perlambatan. Hal ini dapat menjadi indikasi adanya peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi energi. Selain itu, Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Premium Jawa Tengah juga dapat menjadi prompt indicator untuk menggambarkan konsumsi bahan bakar masyarakat. Realisasi penjualan BBM pada triwulan ini menunjukkan peningkatan dibanding triwulan I-2010.

Konsumsi pemerintah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 12,5% (yoy), jauh meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 sebesar 8,9% (yoy).

1


(16)

Peningkatan tersebut diperkirakan terdorong oleh konsumsi untuk pelaksanaan pemilukada di 11 Kab/ Kota di Jawa Tengah yang berlangsung pada triwulan II-2010.

Sumber : PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : PT. Pertamina UPMS IV Semarang

Grafik Grafik Grafik

Grafik 111....0100....303....Perkembangan 33Perkembangan Perkembangan Perkembangan Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah Tangga di

Tangga di Tangga di

Tangga di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Grafik Grafik Grafik

Grafik 111....0100....40444. . . . Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar dan dan dan dan Premium

Premium Premium Premium

Pada triwulan II-2010, realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 30,99% dari total anggaran belanja 2010. Walaupun angka ini masih dibawah 50%, namun pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan I-2010 sebesar 8,44% dan realisasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 28,92% (lihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerah). lihat bab keuangan daerah

1.1.2. Investasi 1.1.2. Investasi 1.1.2. Investasi 1.1.2. Investasi

Investas InvestasInvestas

Investasi yangi yangi yangi yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulan I

triwulan I triwulan I

triwulan IIIII----2020201201110 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan yangyangyangyang signifikan signifikan sebesar signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar 8,88,88,88,8% (yoy),% (yoy),% (yoy),% (yoy), namun namun namun namun sedikit melambat bila

sedikit melambat bila sedikit melambat bila

sedikit melambat bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan IIII----202020201110 sebesar 10 sebesar 100 sebesar 0 sebesar 101010,,,,2222% (yoy).% (yoy).% (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh membaiknya kondisi % (yoy). ekonomi yang turut mendorong berbagai ekspansi usaha. Sementara itu, proyek infrastruktur besar seperti pembangunan jalan tol Semarang–Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) masih berjalan dan diperkirakan turut menjadi penyumbang pertumbuhan investasi triwulan ini.

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14%

1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Ju

ta

K

W

h

Pemakaian Sekt. Rumah Tangga

g_yoy (RHS)

6 8 10 12 14

0 200 400 600 800

i ii iii iv i ii

2009 2010

R

ib

u

k

il

o

l

it

e

r

Solar Premium g_solar -RHS (%,yoy) g_premium -RHS (%,yoy)


(17)

-20 -10 0 10 20 30 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600

i ii iii iv i ii iii iv i ii

2008 2009 2010

R ib u t o n Konsumsi Semen g_semen (%,yoy) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4,600 4,700 4,800 4,900 5,000 5,100

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Pelanggan Industri g_yoy

%

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY

Grafik Grafik Grafik

Grafik 111....5155....Penjualan Semen di Jawa Tengah5Penjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa Tengah Penjualan Semen di Jawa Tengah Grafik 1Grafik Grafik Grafik 111....6.6.6.6. Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa Tengah

Tengah Tengah Tengah

Salah satu informasi yang dapat menjadi indikator pertumbuhan investasi adalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengah. Pada GGGrafGrafrafrafik 1.ik 1.ik 1.5ik 1.55.... terlihat bahwa penjualan 5 semen di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, namun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatan. Prompt

indicator perkembangan investasi lainnya juga dapat dilihat dari pertambahan jumlah

pelanggan PLN dari sektor industri dan bisnis yang mengindikasikan adanya ekspansi usaha (Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 dan Grafik 1.6 dan dan Grafik dan Grafik Grafik 1.7Grafik 1.71.71.7).

0 1 2 3 4 5 6 7 190 200 210 220 230 240

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Ribu Pelanggan Bisnis g_yoy % 0 400 800 1200 1600 2000 Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g s s e p O k t N o v D e s Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g s s e p O k t N o v D e s Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n

2008 2009 2010

Total Truk Truk/Pick Up Plat Hitam Truk/Pick Up Plat Kuning

Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah, diolah

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.777. 7. . . PerkembaPerkembaPerkembaPerkembannnngan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan

PLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa Tengah

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.888. 8. . . Perkembagan Perkembagan Perkembagan Perkembagan Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan Truck/Pick

Truck/Pick Truck/Pick

Truck/Pick----up Baru di up Baru di up Baru di up Baru di Jawa Jawa Jawa Jawa Tengah

Tengah Tengah Tengah

Indikator lain untuk menggambarkan perkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkut barang seperti truk/pick up baru.... Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 menunjukkan perkembangan jumlah pengadaan truk baru di Jawa Tengah pada triwulan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, serta terus menunjukkan tren peningkatan. Pembelian truk biasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga


(18)

perkembangan penjualan truk ini dapat menjadi proxy peningkatan investasi. Dari sisi pembiayaan juga terlihat bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengah mengalami peningkatan dari sisi nominal, dan mengalami perbaikan pula dari sisi kualitas kreditnya (NPLs menurun), seperti terlihat pada GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.9999.

0% 2% 4% 6% 8%

-2,000 4,000 6,000 8,000 10,000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*

2007 2008 2009 2010

Kredit Investasi NPL (RHS) Rp. miliar

0 50 100 150 200 250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

Ju

t

a

U

S

D

Bahan Baku Barang Modal

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : DSM, Bank Indonesia

Grafik Grafik Grafik

Grafik 1.1.1.91.99. Perkembangan Kredit Investasi 9. Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1.

Grafik 1.101010. Perkembangan 10. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Impor Non Impor Non Impor Non Impor Non MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah Jawa Tengah

Jawa TengahJawa Tengah Jawa Tengah

Selain itu, data impor non migas Jawa Tengah untuk barang-barang modal2 (Capital

Goods) memperlihatkan tren kenaikan yang signifikan pada triwulan ini bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, maupun triwulan yang sama tahun 2009. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada triwulan ini.

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri 1.1.3. Perdagangan Luar Negeri 1.1.3. Perdagangan Luar Negeri 1.1.3. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri (ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 masih menunjukkan tren peningkatan. Perkembangan ekspor3 pada PDRB Jawa Tengah triwulan II-2010 tumbuh cukup signifikan sebesar 21,4% (yoy), dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 16,70%

2

Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi Broad Economic Categories (BEC) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:

1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi

2. Bahan baku adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri

3. Konsumsi adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habis pakai maupun tidak.

BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

3

Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi


(19)

(yoy). Sementara itu impor berdasarkan data PDRB mengalami kontraksi sebesar -2,2%, jauh melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,4% (yoy). Secara umum perlambatan pada triwulan ini disebabkan oleh pengaruh base effect pada pertumbuhan triwulan I-2010 yang menyebabkan angka pertumbuhan triwulan tersebut sangat tinggi. Sementara itu pertumbuhan pada triwulan ini secara triwulanan meningkat dibandingkan triwulan I-2010, namun karena basis nilai ekspor-impor pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sudah relatif tinggi menyebabkan angka pertumbuhan menjadi relatif melambat.

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

R

ib

u

t

o

n

Ju

ta

U

SD

Ekspor Non Migas (volume) Impor Non Migas (volume) Ekspor Non Migas (nilai) Impor Non Migas (nilai)

Sumber : DSM Bank Indonesia Grafik 1.1 Grafik 1.1 Grafik 1.1

Grafik 1.1111. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan1. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan

Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengah sampai dengan triwulan II-2010 (data sampai dengan posisi Mei 2010) menunjukkan adanya sedikit penurunan, baik dalam nilai maupun volume dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun secara tahunan masih mengalami peningkatan. Sementara itu, impor non migas justru menunjukkan tren peningkatan secara nilai maupun volume. Salah satu hal yang menarik dari pertumbuhan impor adalah, berdasarkan jenis komoditasnya terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada impor barang modal, yang dapat menjadi prompt indicator perkembangan investasi dan sektor industri.


(20)

1.2.

1.2.

1.2.

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran

Analisis PDRB Sisi Penawaran

Analisis PDRB Sisi Penawaran

Analisis PDRB Sisi Penawaran

Dilihat dari sisi sektoral, Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja sektor pertanian yang sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya.

Tabel 1. Tabel 1. Tabel 1. Tabel 1.2.2.2.2.

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (Y Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (Y Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (Y

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoooY, PERSEN)oY, PERSEN)Y, PERSEN) Y, PERSEN)

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*)II*)II*)II*)

Pertumbuhan Year on Year Pertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on Year Pertumbuhan Year on Year

1 Pertanian 9.7 4.7 7.4 -6.0 5.4 3.9

2 Pertambangan & Penggalian 5.0 5.4 3.9 7.6 11.3 9.8

3 Industri Pengolahan -2.4 1.1 1.7 7.0 6.2 5.5

4 Listrik, Gas & Air Bersih 2.6 6.4 6.5 6.6 9.4 6.1

5 Konstruksi 7.6 6.6 6.7 6.3 9.1 8.5

6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 4.6 5.8 7.4 6.2 4.5 5.2

7 Pengangkutan & Komunikasi 7.1 7.3 6.4 7.0 2.1 6.7

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush. 10.0 8.8 7.6 4.8 3.7 3.7

9 Jasa-Jasa 7.5 7.7 7.7 8.4 6.4 7.9

Total PDRB Total PDRB Total PDRB

Total PDRB 4.24.24.24.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6

2010 20102010 2010 No

No No

No Lapangan UsahaLapangan UsahaLapangan UsahaLapangan Usaha 2009200920092009

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah(data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara

1.2.1. Sektor Pertanian 1.2.1. Sektor Pertanian 1.2.1. Sektor Pertanian 1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan I Sektor pertanian pada triwulan I Sektor pertanian pada triwulan I

Sektor pertanian pada triwulan IIIII----202020201110 10 0 tumbuh0 tumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar 3,9sebesar sebesar 3,93,9%3,9%% (yoy), % (yoy), (yoy), (yoy), melambatmelambatmelambat melambat dibandingkan den

dibandingkan den dibandingkan den

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan I----20gan pertumbuhan pada triwulan I20202011110 0 yang tumbuh 0 0 yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh sebesar sebesar sebesar 5.4sebesar 5.45.4% 5.4% % % (yoy).

(yoy). (yoy).

(yoy). Perlambatan ini disebabkan oleh sebagian besar daerah di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 sedang berada dalam masa tanam setelah panen raya pada tahun ini mencapai puncaknya pada triwulan I-2010.

Sementara itu, sub sektor perikanan menunjukkan kinerja yang meningkat pada triwulan ini. Cuaca yang bersahabat dan berkurangnya gangguan badai dan gelombang tinggi menyebabkan peningkatan produksi perikanan tangkap di laut. Perikanan budidaya juga diperkirakan meningkat pada triwulan laporan, dan puncak masa panen raya diperkirakan terjadi pada awal triwulan II-2010.

Salah satu prompt indicator produksi sektor pertanian, khususnya tanaman bahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pertanian dan pertumbuhan produksi padi. Dari GGGGrrrrafik 1.1afik 1.1afik 1.1afik 1.1222 terlihat bahwa produksi komoditas sektor pertanian, 2 terutama padi mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi triwulan I-2010 yang merupakan puncak masa panen raya tahun ini. Padi merupakan komoditas tabama yang memiliki bobot paling besar, sehingga produksi padi akan berpengaruh cukup signifikan


(21)

terhadap produksi sub sektor tabama dan sektor pertanian secara keseluruhan. 0 10 20 30 40 50 60 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii

2007 2008 2009 2010

R ib u t o n R ib u t o n

Padi Jagung Kedelai (RHS)

-40 -20 0 20 40 60 80 0 10 20 30 40 50 60 70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2006 2007 2008 2009 2010

R ib u t o n

Budidaya Tangkap Laut

g_budidaya - RHS (%,yoy) g_tangkap laut - RHS (%,yoy)

Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng Sumber : Din. Perikanan& Kelautan Prov. Jateng *Ket: Proyeksi Dinas Perikanan& Kelautan Prov. Jateng

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1222. Perkembangan Produksi Tabama 2. Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1.1 Grafik 1.1Grafik 1.1

Grafik 1.13333. Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi Perikanan di

Perikanan di Perikanan di

Perikanan di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

2,800 3,000 3,200 3,400 3,600 1,300 1,400 1,500 1,600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2006 2007 2008 2009 2010

R ib u E k o r R ib u e k o r Sapi Potong Kambing - RHS

Sumber : Dinnakkeswan Prov. Jateng *Ket: Proyeksi Dinnakkeswan Prov. Jateng

Grafik 1.1 Grafik 1.1Grafik 1.1

Grafik 1.14444. Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di Jawa Tengah. Populasi hewan ternak terpilih di Jawa TengahJawa Tengah Jawa Tengah

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan 1.2.2. Sektor Industri Pengolahan 1.2.2. Sektor Industri Pengolahan 1.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengola Sektor industri pengola Sektor industri pengola

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar 5,55,55,55,5% (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).

triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy). triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).

triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy). Secara umum pada triwulan II-2010 sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dan terus tumbuh positif seiring dengan semakin membaiknya iklim usaha yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik.

Namun basis angka nilai tambah sektor ini yang relatif tinggi pada triwulan II-2009 sebagai akibat pemulihan ekonomi setelah mengalami kontraksi yang cukup dalam pada triwulan I-2009 menyebabkan melambatnya angka pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan (base effect4).

Prompt indicator sektor ini adalah subsektor industri makanan, minuman dan

tembakau yaitu industri rokok, yang mengalami perningkatan. Penerimaan cukai rokok menunjukkan pertumbuhan yang positif dan meningkat secara triwulanan dibandingkan triwulan sebelumnya. Prompt indicator lainnya adalah konsumsi listrik untuk segmen industri.

4

Base effect adalah efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.


(22)

Grafik 1.16 Grafik 1.16 Grafik 1.16

Grafik 1.16 menunjukkan bahwa konsumsi listrik segmen industri mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pertumbuhannya secara tahunan mengalami perlambatan. Listrik merupakan salah satu input utama yang dipergunakan oleh sebagian besar industri di Jawa Tengah. Sehingga peningkatan penjualan listrik terhadap sektor industri tersebut merupakan indikasi pula adanya perkembangan positif pada sektor industri (Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16). Grafik 1.16

Sumber : Kanwil Dit. Jend Bea Cukai Jateng&DIY, diolah Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DI

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.15555 Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Grafik 1.1 Grafik 1.1Grafik 1.1

Grafik 1.16666 Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Segmen Industri di Jawa Segmen Segmen Industri di Industri di Jawa Jawa Segmen Industri di Jawa Tengah

TengahTengah Tengah

Data impor bahan baku5 (raw material) juga menunjukkan tren peningkatan pada triwulan ini, yang mengindikasikan adanya gairah dunia industri untuk memproduksi barang lebih banyak, , , , atau dapat pula menunjukkan peningkatan kapasitas produksi disektor industri(Grafik 1.10Grafik 1.10Grafik 1.10). Grafik 1.10

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan I Pada triwulan IPada triwulan I

Pada triwulan IIIII----202020120110 sektor PHR10 sektor PHR0 sektor PHR0 sektor PHR tumbuh sebesar tumbuh sebesar 5,2%tumbuh sebesar tumbuh sebesar 5,2%5,2%5,2% (y(y(y(yoy), oy), oy), oy), meningkatmeningkatmeningkatmeningkat signifikan

signifikan signifikan

signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat sebesar

sebesar sebesar

sebesar 4444,,,,555% (yoy). 5% (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan ini terutama didorong oleh momentum musim liburan, persiapan tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa dan hari lebaran serta pelaksanaan pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah.

Prompt indicator dari perkembangan sektor ini, dapat dilihat dari hasil Survei

Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia dan jumlah kendaraan baru yang terdaftar di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 (Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik Grafik 1.17. dan Grafik Grafik 1.18.Grafik 1.18.1.18.1.18.). Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan di Semarang menunjukkan bahwa perkembangan indeks perdagangan eceran menunjukkan tren peningkatan. Sementara jumlah kendaraan baru yang terdaftar di Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Baru (PBBNKB I) juga menunjukkan tren peningkatan pada triwulan ini, jauh lebih

5

Lihat catatan kakiNo. 3.

-20 0 20 40 60 80 100 0 1 2 3 4 5 6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010

R p . T r il iu n Penerimaan Cukai g_yoy (%) -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 950 1,000 1,050 1,100 1,150 1,200 1,250 1,300 1,350

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Ju ta K W h Industri g_yoy (RHS)


(23)

tinggi dibanding triwulan sebelumnya maupun posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1777. Perkembangan Indeks Riil 7. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil

PenjuPenjuPenjuPenjualan Eceranalan Eceranalan Eceran alan Eceran

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.18181818. Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah

Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar di Jawa Tengah

di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah

Selain prompt indicator di atas, data penjualan listrik pada sektor bisnis yang mencakup usaha pertokoan, hotel dan restoran menunjukkan bahwa penjualan listrik untuk segmen bisnis masih mencatatkan angka pertumbuhan yang positif pada triwulan ini (Grafik Grafik Grafik Grafik 1.19

1.19 1.19 1.19).

Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber: LBU, Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.191919. 19. . . Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen

Bisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TengahBisnis di Jawa Tengahgahgah

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.

Grafik 1.20202020. Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor Jasa

Jasa Jasa

Jasa ddddi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengah

1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa

Sekt SektSekt

Sektor jasaor jasaor jasa----jasa pada triwulan inior jasa jasa pada triwulan inijasa pada triwulan inijasa pada triwulan ini tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar 7,97,9%7,97,9%%% (yoy), (yoy), (yoy), meningkat cukup (yoy), meningkat cukup meningkat cukup meningkat cukup signifikan

signifikan signifikan

signifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan I----2020201201110 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 60 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 66,,,,56555% % % % (yoy).

(yoy). (yoy).

(yoy). Pertumbuhan ini diperkirakan disebabkan oleh perkembangan sub sektor jasa pemerintahan terutama belanja pemerintah daerah, antara lain untuk dana pelaksanaan pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah yang jatuh pada triwulan laporan. Sementara itu untuk sub sektor jasa swasta diperkirakan tumbuh relatif stabil sehingga pertumbuhan sektor ini diperkirakan tetap tinggi.

190 200 210 220 230 240 0 100 200 300 400 500 600

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

R ib u Ju ta K W h

Pemakaian Sekt. Bisnis Pelanggan Sekt. Bisnis

-10 0 10 20 30 40 50 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*

2007 2008 2009 2010

R p . T r il iu n Kredit Jasa

NPL Kred Jasa Dunia Usaha g_yoy - RHS g_qtq - RHS

0 20 40 60 80 100 120 140

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Indeks Total

Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 0 50 100 150 200 250 0 1 2 3 4 5 6 7 8

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii

2006 2007 2008 2009 2010

R ib u U n it R ib u U n it

Spd Mtr (RHS) Sedan, Jeep&St.Wag Truk


(24)

Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dari perkembangan kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari GGGGrafik rafik rafik rafik 1.221.221.221.22 terlihat bahwa penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan baik dalam nominal maupun kualitas yang terlihat dari rasio NPLs menunjukkan tren yang semakin menurun.

1.2.5. Sektor Lainnya 1.2.5. Sektor Lainnya 1.2.5. Sektor Lainnya 1.2.5. Sektor Lainnya

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tri Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tri

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan wulan wulan wulan IIIIIIII----2020201201110 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh ssssebesar ebesar ebesar ebesar 3,73,73,73,7% (yoy% (yoy% (yoy), % (yoy), ), ), relatif stabil bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang tercatat sebesar 3,70% (yoy) pula.

Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 18,69% (yoy), meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,64% (yoy). Pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan ini banyak dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas ekonomi pada akhir triwulan ini, yang dipicu oleh musim liburan sekolah dan persiapan tahuan ajaran baru serta menjelang bulan puasa dan hari lebaran. (lihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankan). lihat Bab Perkembangan Perbankan

TABEL 1.3 TABEL 1.3 TABEL 1.3 TABEL 1.3

PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR) PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR) PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR) PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10*

yoy qtq

Total Asset 113,259 116,051 121,918 125,830 129,543 133,389 17.61 2.97 DPK 90,139 92,260 93,852 97,661 99,556 101,705 12.34 2.16 Kredit 79,835 82,670 85,961 90,214 92,060 95,147 18.69 3.35 LDR (%) 88.57 89.61 91.59 92.37 92.47 93.55

NPL (%) 4.17 3.87 3.40 2.90 3.02 3.04 I N D I K A T O R

GROWTH (%)

Sumber : LBU dan LBPR, Bank Indonesia

* Keterangan: Data posisi Mei 2010, masih bersifat sementara

Secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuh cukup baik dan stabil. Beberapa indikator kinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit, LDR

(loan to deposit ratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (non performing

loans) masih relatif cukup baik (Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.3333).

Pada periode triwulan II-2010, sektor Konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 8,5% (yoy), sedikit melambat bila dibandingkan angka pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 9,1% (yoy). Perkembangan sektor ini sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, pemeliharaan jalan dan beberapa bangunan sarana publik lainnya. Proyek jalan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) diperkirakan masih menjadi pendorong sektor ini. Prompt indicator perkembangan sektor ini dapat dilihat pada Grafik 1.5

Grafik 1.5 Grafik 1.5

Grafik 1.5 yang memperlihatkan bahwa konsumsi semen pada triwulan ini meningkat dibanding triwulan sebelumnya, namun angka pertumbuhannya mengalami perlambatan.


(25)

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 6,7% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 2,1% (yoy). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh momentum datangnya musim liburan sekolah pada akhir triwulan laporan dan disumbang oleh kegiatan subsektor telekomunikasi terkait dengan peningkatan kegiatan operator selular. Data yang dapat menjadi indikator perkembangan sektor ini adalah hasil indeks survei penjualan eceran sektor transportasi dan komunikasi, dimana indeks penjualan eceran riil di sektor tersebut terlihat stabil pada triwulan II-2010 (Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21). Salah satu prompt indicator yang menunjukkan peningkatan subsektor pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM khususnya untuk BBM jenis Solar yang memperlihatkan adanya kenaikan di triwulan ini bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4). Peningkatan penjualan Solar dapat menjadi indikasi peningkatan kegiatan di subsektor pengangkutan darat, karena mayoritas kegiatan pengangkutan darat menggunakan bahan bakar Solar.

Sumber : SPE, Kantor Bank Indonesia Semarang Sumber : PT. PLN Distrbusi Wil. Jateng&DIY, diolah

Grafik 1.2 Grafik 1.2Grafik 1.2

Grafik 1.21111. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil

PenjuPenjuPenjualan Eceran sektor Penjualan Eceran sektor alan Eceran sektor alan Eceran sektor

TransportasiTransportasiTransportasi dan KomTransportasidan Komdan Komdan Komunikasiunikasiunikasiunikasi

Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2

Grafik 1.22222. Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Sektor listrik, gas dan air (LGA) diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% (yoy), sedikit melambat dibanding pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 9,1% (yoy). Walaupun mengalami penurunan, namun secara umum pertumbuhan sektor ini masih relatif tinggi. Peningkatan kegiatan industri diperkirakan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan sektor ini, terutama sub sektor listrik. Sementara itu sub sektor air bersih diperkirakan masih tumbuh stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, antara lain karena terpengaruh kenaikan tarif PDAM yang berlangsung secara bertahap. Prompt indicator dari perkembangan sektor ini diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, , , , sebagaimana terlihat dari GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.222222 yang menunjukkan adanya tren peningkatan yang 22 cukup signifikan....

♣♣♣ -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100

0 50 100 150 200 250 300 350

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Indeks Transportasi dan Komunikasi g_yoy (%, yoy)

g_mtm (%, yoy)

0% 3% 6% 9% 12% 15%

3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Ju

ta

K

W

h


(26)

BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH

PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH

Setelah pada triwulan yang lalu dilakukan penelitian Dampak ACFTA Terhadap Komoditas Meubel di Jawa Tengah, pada triwulan ini kembali Bank Indonesia melakukan penelitian singkat Dampak ACFTA dalam skala yang lebih luas, yaitu dampaknya terhadap kinerja UMKM di Jawa Tengah.

Tujuan dilakukannya penelitian singkat ini terutama adalah :

1. Untuk memperoleh informasi mengenai dampak dari pelaksanaan Asean – China Free Trade Area (ACFTA) terhadap kinerja perusahaan, khususnya UMKM di sektor perdagangan, perindustrian dan pertanian.

2. Memperoleh masukan terhadap dampak diberlakunya ACFTA secara penuh mulai tanggal 1 Januari 2010 terhadap UMKM, khususnya untuk UMKM yang memproduksi barang yang jenisnya sama dengan China (misalnya sepatu dan mainan anak-anak).

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada responden terpilih di wilayah Jawa Tengah. Pemilihan responden antara lain didasarkan pada hasil Baseline Economic Survei (BLS). BLS merupakan penelitian dasar potensi ekonomi yang dilakukan dalam rangka mengidentifikasi berbagai komoditas/produk/Jenis Usaha (KPJu) unggulan pada UMKM, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tumpuan prioritas pengembangan oleh suatu daerah. Selain didasarkan pada BLS, pemilihan responden juga didasarkan pada perusahaan UMKM di Jawa Tengah yang memproduksi barang yang jenisnya sama dengan China antara lain tekstil/konveksi, produk manufaktur, produk alas kaki/kulit, dan plastik/mainan anak-anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian melalui metode survei yang telah dilakukan oleh KBI Semarang dengan melibatkan 50 responden perusahaan UMKM yang bergerak di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

• Secara umum, implementasi ACFTA sampai saat ini belum berdampak terhadap kinerja perusahaan di Jawa Tengah , khususnya UMKM di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian.

Berdasarkan sektor ekonomi, untuk responden sektor industri, mayoritas responden (55%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap kegiatan usaha. Sementara itu, 45% responden merasa bahwa penerapan ACFTA dapat menimbulkan kerugian. Responden yang merasa dirugikan oleh penerapan ACFTA


(27)

mengkhawatirkan omzet usaha mereka akan berkurang dan adanya persaingan harga dan mutu (bahan baku dan produk). Namun demikian secara umum mayoritas responden menjawab bahwa kondisi indikator bulanannya masih stabil walaupun diserbu oleh masuknya barang-barang dari ASEAN/China.

Untuk responden di sektor Perdagangan, mayoritas responden (67%) menilai penerapan ACFTA belum berdampak terhadap kegiatan usaha, 20% responden menyatakan bahwa penerapan ACFTA akan mendatangkan keuntungan sedangkan 13% responden merasa penerapan ACFTA merugikan mereka. Adanya responden yang menyatakan adanya potensi keuntungan tersebut diperkirakan karena dengan adanya ACFTA akan tejadi aliran barang murah dari China, sehingga dapat menimbulkan potensi bisnis baru.

Demikian pula halnya dengan responden di sektor pertanian, mayoritas responden (86%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap usaha pertanian. Hal ini dikarenakan responden optimis bahwa produk pertanian Jawa Tengah mempunyai kualitas yang cukup bagus sehingga dapat bersaing dengan produk pertanian dari ASEAN-China. Responden yang menyatakan penerapan ACFTA berdampak pada usaha mereka, menganggap bahwa terdapat produk pertanian dari China yang kualitasnya kurang bagus yang dapat menganggu reputasi dari pengusaha domestik. Namun secara umum, responden UMKM sektor pertanian menyatakan bahwa hingga saat ini dampak ACFTA belum dapat dirasakan.

• Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa implementasi ACFTA sampai saat ini belum berdampak pula terhadap penyerapan maupun pengurangan tenaga kerja di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Sehingga belum dapat dilihat dampak implementasi ACFTA terhadap kesejahteraan secara umum. Namun demikian, terungkap bahwa perusahaan UMKM di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian mempunyai rencana untuk mengurangi tenaga kerjanya apabila di kemudian hari terjadi kerugian akibat ACFTA, sehingga hal ini peerlu diwaspadai ke depan.

• Responden penelitian mengharapkan pemerintah dapat melakukan beberapa langkah/ kegiatan terkait antisipasi dampak ACFTA, sebagai berikut :

a. Mempermudah akses terhadap kredit perbankan.

b. Menambah jumlah skim kredit bersubsidi terutama kepada usaha mikro dan kecil. c. Kepastian kontinuitas pasokan energi (listrik dan gas).

d. Pelonggaran kebijakan perdagangan.

e. Meningkatkan kegiatan promosi baik (ekspo/pameran) di dalam maupun di luar negeri.


(28)

(29)

Bab 2

Perkembangan Inflasi

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-II-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok makanan jadi.

Secara umum, inflasi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah triwulan II-2010 secara tahunan tercatat 4,57% (yoy) dan secara kuartalan tercatat 1,33% (qtq). Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi Jawa Tengah secara tahunan (yoy) dan kuartalan (qtq) pada triwulan II-2010 tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang masing-masing sebesar 5,05% (yoy) dan 1,41% (qtq).

Inflasi Jateng pada tahun 2009 dan triwulan I-2010 cenderung lebih tinggi dari inflasi nasional, setelah dalam lima tahun terakhir (2003-2008) selalu berada di bawah inflasi nasional. Dengan angka inflasi yang lebih rendah dari nasional pada triwulan II-2010, maka perlu untuk dilanjutkan upaya menstabilkan harga komoditas di Jateng, agar lebih stabil seperti periode 2003-2008 (Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2).

4

.4

5 5.7

5

1

5

.9

7

6

.5

0

6

.2

4

9

.5

5

3

.3

2

3

.4

6 4.57

5

.1

6 6.4

0

1

7

.1

1

6

.6

0

6

.5

9

1

1

.0

6

2

.7

8

3

.4

3 5.0

5

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I-2010 II-2010 Jateng Nasional

Sumber: BPS

GRAFIK GRAFIK GRAFIK GRAFIK 2.12.12.12.1.... INFLASI

INFLASI INFLASI


(30)

-2 0 2 4 6 8 10 12 14 A p r M e i Ju n i Ju li A g t S e p O k t N o p D e s Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n i Ju li A g t S e p O k t N o p D e s Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n i Ju li A g t S e p O k t N o p D e s Ja n F e b M a r A p r M e i Ju n i

2007 2008 2009 2010

Jateng (qtq) Nas (qtq) Jateng (yoy) Nas (yoy)

Sumber: BPS, diolah

GRAFIK 2. GRAFIK 2. GRAFIK 2. GRAFIK 2.2222.... PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN IIIINFLASI NFLASI NFLASI NFLASI TTTTAHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY) DAN KUARTALAN AHUNAN (YOY)DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN (QTQ)(QTQ)(QTQ)(QTQ) JAWA

JAWA JAWA

JAWA TTTTENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN NNNASIONALNASIONALASIONAL ASIONAL

Namun demikian, dengan melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010. Meskipun sampai dengan triwulan II-2010, inflasi Jateng diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi di awal tahun sebesar 5% ± 1%, namun TPPH Jawa Tengah perlu mengoptimalkan kinerjanya dalam memantau dan mengendalikan stabilitas harga komoditas pada tahun 2010. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain, seperti TPID DIY, TPID Surakarta, TPID Purwokerto, maupun TPID Jabar dan TPID Jatim. Dengan adanya koordinasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sinergi atau koordinasi antara TPID/TPPH dalam mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan akurat mengenai pasokan komoditas lintas wilayah.

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas

Komoditas

Komoditas

Komoditas

Inflasi berdasarkan kelompok komoditas pada triwulan II-2010 menunjukkan bahwa komoditas volatile foods dalam kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar di antara semua kelompok komoditas.


(1)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010

70

GRAFIK 7. GRAFIK 7. GRAFIK 7. GRAFIK 7.5555.... EKSPEKTASI MASYARAKAT

EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT

EKSPEKTASI MASYARAKAT TIGATIGATIGA BULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENTIGABULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMEN BULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMEN

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,

mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada tiga bulan mendatang akan

meningkat. Secara

net balance

, indeks ekspektasi harga pada Juni 2010 untuk tiga bulan

mendatang rata-rata berada pada level 152, naik dari Mei 2010 yang berada di level 132. Hal

itu menunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum semakin naik,

atau responden melihat ke depan bahwa inflasi akan relatif lebih tinggi dari triwulan laporan

(Grafik 7.

Grafik 7.

Grafik 7.6

Grafik 7.

6

6

6)

0 2 4 6 8 10 12 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi Harga Umum - axis kiri Inflasi Jateng (%, yoy) - axis kanan

Sumber : BI, diolah

GRAFIK 7.6 GRAFIK 7.6 GRAFIK 7.6 GRAFIK 7.6.... EKSPEKTASI PEDAG EKSPEKTASI PEDAG EKSPEKTASI PEDAG

EKSPEKTASI PEDAGANG ANG ANG ANG TIGATIGATIGA BULAN KE DETIGABULAN KE DEBULAN KE DEBULAN KE DEPANPANPAN PAN BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN (SPE)(SPE)(SPE)(SPE)

Berdasarkan hasil estimasi dan berbagai survei tersebut di atas yang menghitung

ekspektasi masyarakat, pedagang dan perkiraan perkembangan harga ke depan, maka KBI

0 20 40 60 80 100 120 140 160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ekspektasi Ekonomi 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Harga Umum Ketersediaan Barang & Jasa Tingkat Suku Bunga Tabungan


(2)

Semarang memperkirakan laju inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan berada

dalam kisaran 6%-6,5% (yoy). Penyebab utama inflasi triwulan ke depan diperkirakan berasal

dari kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang (Grafik

Grafik

Grafik

Grafik 7.

7.

7.

7.7

7

7

7).

Sumber: BPS, diolah

Keterangan: *) estimasi KBI Semarang

GRAFIK GRAFIK GRAFIK GRAFIK 7.7.7.7.7777.... Estimasi Laju Inflasi Jawa T Estimasi Laju Inflasi Jawa T Estimasi Laju Inflasi Jawa T Estimasi Laju Inflasi Jawa Tengahengahengahengah

Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen) Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen) Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen) Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)

♦♦♦

-10

-5 0 5 10 15 20

I II III IV I II III IV I II III*) IV*)

2008 2009 2010

Bahan Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang

Kesehatan Pendidikan


(3)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010

72


(4)

LAMPIRAN

Indikator Ekonomi Jawa Tengah

Indikator Ekonomi Jawa Tengah

Indikator Ekonomi Jawa Tengah

Indikator Ekonomi Jawa Tengah


(5)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010

74

7.

7. 7.

7. Kredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis Penggunaan a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total

a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 90.98790.98790.98790.987 95.14795.14795.14795.147 - Kredit Modal Kerja 35.474 39.650 43.573 44.968 45.133 46.419 48.142 50.546 43.103 49.787 - Kredit Investasi 4.833 5.337 5.589 5.925 5.881 6.171 6.727 7.098 8.964 8.692 - Kredit Konsumsi 23.733 26.410 27.949 28.438 28.821 30.079 31.093 32.549 38.920 36.668 b. Persentase thd Total Kredit (%)

b. Persentase thd Total Kredit (%) b. Persentase thd Total Kredit (%) b. Persentase thd Total Kredit (%)

- Kredit Modal Kerja 55,39 55,53 56,51 56,68 56,53 56,15 75,17 56,04 47,79 55,20 - Kredit Investasi 7,55 7,48 7,25 7,47 7,37 7,47 10,50 7,87 9,94 9,64 - Kredit Konsumsi 37,06 36,99 36,25 35,85 36,10 36,38 36,17 36,09 43,15 40,65 c. Kredit Bank Umum

c. Kredit Bank Umum c. Kredit Bank Umum

c. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 83.29883.29883.29883.298 87.17587.17587.17587.175 - Kredit Modal Kerja 32.745 36.732 40.337 41.826 41.825 42.883 44.352 46.839 39.216 45.734 - Kredit Investasi 4.517 4.987 5.234 5.543 5.475 5.766 6.321 6.694 8.544 8.267 - Kredit Konsumsi 21.213 23.687 25.098 25.539 25.799 26.961 27.780 29.281 35.538 33.174 d. Kredit BPR

d. Kredit BPR d. Kredit BPR

d. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972 - Kredit Modal Kerja 2.728 2.918 3.236 3.142 3.308 3.536 3.790 3.707 3.887 4.053 - Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404 420 425 - Kredit Konsumsi 2.520 2.723 2.851 2.899 3.022 3.118 3.313 3.268 3.381 3.494 8.

8. 8.

8. Kredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor Ekonomi a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total

a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 86.97286.97286.97286.972 95.14795.14795.14795.147 - Sektor Pertanian 2.437 2.547 2.548 2.655 2.671 2.753 2.688 2.819 1.546 2.183 - Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119 - Sektor Industri 11.157 12.569 14.717 15.633 15.550 15.002 15.809 16.802 15.956 15.837 - Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65 - Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176 - Sektor Perdagangan 21.237 23.282 24.473 25.352 25.666 27.481 28.764 30.414 23.214 26.959 - Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388 - Sektor Jasa Dunia Usaha 2.810 3.243 3.733 3.704 3.583 3.515 3.712 3.647 692 4.388 - Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 - 999 - Lain-lain 24.234 27.109 28.776 29.179 29.552 30.825 31.816 33.283 43.402 42.034 b. Kredit Bank Umum

b. Kredit Bank Umum b. Kredit Bank Umum

b. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 79.28379.28379.28379.283 87.17587.17587.17587.175 - Sektor Pertanian 1.996 2.067 2.096 2.156 2.144 2.200 2.167 2.290 968 1.577 - Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119 - Sektor Industri 11.070 12.479 14.610 15.540 15.453 14.904 15.708 16.702 15.856 15.732 - Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65 - Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176 - Sektor Perdagangan 19.345 21.254 22.200 23.145 23.344 24.986 26.019 27.764 20.462 24.114 - Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388 - Sektor Jasa Dunia Usaha 2.300 2.688 3.100 3.103 2.954 2.859 3.050 2.977 3.642 - Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 999 - Lain-lain 21.599 24.270 25.797 26.157 26.391 27.568 28.336 29.853 39.838 38.363 c. Kredit BPR

c. Kredit BPR c. Kredit BPR

c. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972 - Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529 579 606 - Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100 101 105 - Sektor Perdagangan 1.892 2.028 2.273 2.207 2.322 2.496 2.745 2.650 2.752 2.845 - Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670 692 746 - Lain-lain 2.635 2.839 2.979 3.023 3.161 3.257 3.479 3.431 3.565 3.671

IV-09 IV-09 IV-09

IV-09 I-10I-10I-10I-10 II-10*II-10*II-10*II-10* II-09

II-09 II-09

II-09 III-09III-09III-09III-09 No.

No.No.

No. I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 I-09I-09I-09I-09


(6)

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah

Ket: *) Data Perbankan posisi Mei 2010 9.

9. 9.

9. LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%) 85,6385,6385,6385,63 90,6590,6590,6590,65 94,9294,9294,9294,92 92,1092,1092,1092,10 88,5788,5788,5788,57 89,6189,6189,6189,61 91,5991,5991,5991,59 92,5192,5192,5192,51 92,4792,4792,4792,47 93,5593,5593,5593,55 a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79 91,97 91,87 b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,64 117,66 118,46 122,01 121,20 117,38 114,27 117,00 10.

10. 10.

10. NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%) 4,134,134,134,13 2,802,802,802,80 3,243,243,243,24 2,952,952,952,95 4,134,134,134,13 4,134,134,134,13 3,403,403,403,40 2,982,982,982,98 3,023,023,023,02 3,043,043,043,04

a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41 2,24 2,54

b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 2,84 2,64 4,27 8,76 9,31 9,13 8,86 8,56 11.

11. 11.

11. Kredit UMKMKredit UMKMKredit UMKMKredit UMKM 51.83851.83851.83851.838 57.14557.14557.14557.145 60.21160.21160.21160.211 61.24161.24161.24161.241 61.73461.73461.73461.734 63.31763.31763.31763.317 64.89864.89864.89864.898 70.15770.15770.15770.157 72.10372.10372.10372.103 74.48974.48974.48974.489 a. Skala Usaha

a. Skala Usahaa. Skala Usaha a. Skala Usaha

- Mikro 23.627 25.331 26.098 26.190 26.523 27.039 27.460 28.613 27.492 27.820 - Kecil 15.012 17.116 18.785 19.524 20.064 20.896 21.542 24.249 26.921 28.486 - Menengah 13.199 14.698 15.328 15.527 15.147 15.382 15.896 17.295 17.690 18.183 b. Sektor Ekonomi

b. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomi b. Sektor Ekonomi

- Sektor Pertanian 1.954 2.001 2.060 2.107 2.099 2.172 2.168 2.219 1.364 1.405

- Sektor Pertambangan 51 43 42 41 36 38 43 33 52 56

- Sektor Industri 3.942 4.246 4.404 4.649 4.269 4.267 4.350 4.668 4.553 4.622 - Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 11 11 22 23 28 33

- Sektor Konstruksi 535 809 899 679 689 760 814 796 744 812

- Sektor Perdagangan 18.034 19.385 20.189 20.751 21.436 22.083 22.855 25.078 22.082 22.262 - Sektor Transportasi 490 519 506 546 552 549 568 601 644 630

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.197 2.590 2.906 2.901 2.807 2.879 2.920 3.059 3.100 3.116 - Sektor Jasa Sosial Masy. 538 577 582 554 553 574 581 574 693 732

- Lain-lain 24.085 26.962 28.613 29.003 29.282 30.005 30.577 33.107 38.843 40.821 c. Jenis Penggunaan c. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaan c. Jenis Penggunaan - Kredit Modal Kerja 25.167 27.598 28.954 29.491 29.678 30.335 31.286 33.505 32.469 32.746 - Kredit Investasi 3.086 3.284 3.470 3.487 3.481 3.670 3.744 4.281 5.539 5.595 - Kredit Konsumsi 23.585 26.263 27.229 28.263 28.575 29.331 29.868 32.372 34.095 36.148 12. 12. 12. 12. Perbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan Syariah A. A.A. A. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah) a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477 4.563 4.198 Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,88 2,15 2,16 2,07 2,34 2,39 2,77 3,52 3,15 b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230 3.094 2.695 Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,86 1,91 1,98 1,84 2,05 2,01 2,29 3,11 2,65 c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631 3.332 3.232 Share thd Perbankan Jateng (%) 2,04 2,27 2,43 2,55 2,51 2,70 2,81 2,92 3,62 3,40 d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98 107,69 119,92 e. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 3,61 3,27 4,27 B. B. B. B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah a. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328 4.402 4.028 b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132 2.984 2.583 - Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154 167 207

- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990 1.460 1.149 - Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989 1.357 1.227 c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526 3.212 3.103 d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48 107,66 120,14 e. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43 3,05 3,13 C. C.C. C. BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 171

b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 112

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 57

- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 129 d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99 108,72 114,82 e. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79 7,73 7,36

IV-09 IV-09IV-09

IV-09 I-10I-10I-10I-10 II-10*II-10*II-10*II-10* II-08

II-08II-08

II-08 III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 II-09II-09II-09II-09 III-09III-09III-09III-09 No.

No. No.