ProdukHukum PerempuanAnak
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan usaha yang membutuhkan interaksi yang
sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan potensinya masing-masing dari
aktor-aktor pemberdaya dan perempuan yang diberdayakan. Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak melalui P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak) merupakan sebuah lembaga pemerintah berbasis
masyarakat yang bersentuhan langsung dengan perempuan korban kekerasan, yang memiliki
kewajiban moral untuk turut serta memerangi dan menanggulangi faktor-faktor penyebab
terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Salah satu yang menjadi perhatian selain
memberikan perlindungan kepada perempuan dari perilaku yang mengarah pada kekerasan,
juga menciptakan kemandirian bagi perempuan dengan melakukan program pemberdayaan
ekonomi perempuan.
Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan merupakan
bentuk kepedulian dari pemerintah dalam memberdayakan perempuan di bidang ekonomi.
Program yang juga berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan korban
kekerasan dengan memberikan ketrampilan dan peralatan bantuan seperti peralatan jahit,
peralatan salon, peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya, dan lain sebagainya sesuai
dengan jenis ketrampilan yang diberikan. Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan
korban kekerasan, mempunyai tujuan salah satunya adalah mempersiapkan perempuan korban
kekerasan dalam proses reintegrasi sosial (kembali ke masyarakat dengan tidak menjadi
beban).
Secara teoritis, pemberdayaan mengandung makna adanya partisipasi seluruh pihak yang
diwujudkan dalam strategi pemberdayaan yakni pembangunan kesejahteraan sosial dengan
jalan memanfaatkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang belum didayagunakan
secara optimal. Berdasarkan teori pemberdayaan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan
dengan menggali kemampuan sasaran pelayanan, mendayagunakan potensi dan sumber yang
tersedia di masyarakat dengan memberikan ketrampilan, pendampingan, dan bimbingan sosial
serta pengembangan usaha ekonomi produktif, dan usaha kesejahteraan sosial. Berpegang
pada hal diatas, penerapan atau implementasi dari program pemberdayaan ekonomi tersebut di
rasa telah sesuai.
Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Latihan Ketrampilan
1/3
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
Adapun latihan ketrampilan yang diberikan bagi perempuan korban kekerasan dilakukan
setelah permasalahan yang mereka alami terselesaikan, pelatihan ketrampilan ini meliputi
pemberian ketrampilan memasak, salon, tata rias, menjahit, membuat kerajinan dari
manik-manik dan pemanfaatan barang bekas. Masing-masing program memakan waktu
pelatihan yang berbeda-beda, selain itu lama tidaknya pelatihan juga disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing individu dalam menangkap dan memahami pelatihan yang
diberikan. Pelatihan diselenggarakan dengan menggunakan metode partisipatif yaitu setiap
peserta mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk ikut berperan aktif dan memilih jenis
ketrampilan atau kegiatan yang sesuai dengan minatnya, hal ini tidak menutup kemungkinan
bagi klien apabila ia ingin mengikuti keseluruhan pelatihan ketrampilan yang diberikan.
Program ini juga dipersiapkan bagi perempuan korban kekerasan dalam rangka reintegrasi
sosial, yakni proses persiapan agar mereka dapat kembali dan diterima oleh masyarakat
sehingga tidak menimbulkan beban bagi masyarakat di lingkungannya. Dalam memberikan
ketrampilan bagi perempuan korban kekerasan, pemerintah mendatangkan fasilitator atau
pemandu sehingga diharapkan ketrampilan yang diberikan dapat maksimal dan diterima
dengan baik. Pelatihan dijalankan dengan menggunakan metode pelatihan yang menggunakan
pendekatan pembelajaran bersama atau kesetaraan. Pendekatan ini menitikberatkan pada
semua pelaksanaan kegiatan melalui proses belajar bersama, sehingga tercipta kesetaraan
yang berkesinambungan dalam kesejajaran dan kemitraan.
2. Input Produksi
Sedangkan untuk input produksi yang diberikan pada perempuan korban kekerasan adalah
pemberian bantuan berupa sebuah modal usaha yang bisa berupa uang atau sebuah barang.
Aneka ragam bantuan modal usaha tersebut bisa berupa sebuah mesin jahit, peralatan salon,
peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya. Pemberian modal usaha berupa alat-alat
ketrampilan dan lain-lain sesuai dengan minat ketrampilan yang telah mereka pelajari.
Pemberian bantuan ini merupakan hasil bantuan dari Departemen Sosial karena adanya
kerjasama berjejaring antar lembaga. Akan tetapi tidak semua dari korban kekerasan yang
mengikuti program pemberdayaan ekonomi ini memperoleh bantuan, bantuan ini banyak
diberikan pada pelaku pemberdayaan ekonomi yang menurut lembaga lebih membutuhkan,
dan berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Selama dalam proses pemberdayaan ekonomi ini mereka yang sudah memperoleh bantuan
modal usaha dapat langsung menggunakannya untuk menambah penghasilan. Pemberian
modal usaha ini dimaksudkan agar mereka mampu mempraktekan ketrampilan yang telah
mereka pelajari, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri. Selain itu,
mereka juga dapat menghasilkan barang-barang yang dapat menambah penghasilan bagi
mereka.
3. Kegiatan Berkelompok
Kegiatan berkelompok ini dilakukan dengan cara mengumpulkan individu-individu atau
2/3
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
perempuan korban kekerasan yang telah selesai masalahnya untuk saling bertukar ketrampilan
dan pengalaman hidup mereka sehingga saling menguatkan dan memberi semangat bagi yang
lain. Mereka juga dapat bertukar pikiran dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
P2TP2A, berperan serta dalam menyediakan tempat bagi mantan perempuan korban
kekerasan. Mereka dapat saling bertukar ketrampilan sehingga tidak jarang beberapa dari
mereka yang dianggap mampu ditunjuk untuk ikut serta menjadi fasilitator atau pemandu bagi
yang lain. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai alat untuk bertukar informasi tentang
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan bersama.
4. Sistem Pemasaran
Selain memberikan ketrampilan dan modal usaha, P2TP2A juga membantu memasarkan hasil
produksi tersebut, misalnya melalui event pameran baik pada saat acara study banding dari
daerah lain maupun pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota, dijual dari kantor ke
kantor, dan lain sebagainya. Selain itu, pengelola P2TP2A juga akan membantu melakukan
promosi kepada pengusaha untuk memesan produk yang mereka hasilkan. Dari hasil penjualan
tersebut, keuntungan yang diperoleh menjadi milik klien, setelah dipotong 10% untuk kas yang
dijadikan sebagai tabungan bersama. Tabungan inilah yang rencananya akan digunakan
sebagai keperluan bersama, misalnya pada saat klien membutuhkan uang, mereka dapat
meminjam melalui tabungan tersebut.
Dengan segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh P2TP2A diharapkan fungsi dan
keberadaan P2TP2A dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat
khususnya kaum perempuan, dan dapat diakses oleh seluruh perempuan dan anak yang
membutuhkannya tanpa terkecuali. Jangan takut untuk meminta pertolongan pada keluarga,
teman, LSM, polisi atau orang lain yang dipercaya bisa membantu.
3/3
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan usaha yang membutuhkan interaksi yang
sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan potensinya masing-masing dari
aktor-aktor pemberdaya dan perempuan yang diberdayakan. Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak melalui P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak) merupakan sebuah lembaga pemerintah berbasis
masyarakat yang bersentuhan langsung dengan perempuan korban kekerasan, yang memiliki
kewajiban moral untuk turut serta memerangi dan menanggulangi faktor-faktor penyebab
terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Salah satu yang menjadi perhatian selain
memberikan perlindungan kepada perempuan dari perilaku yang mengarah pada kekerasan,
juga menciptakan kemandirian bagi perempuan dengan melakukan program pemberdayaan
ekonomi perempuan.
Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan merupakan
bentuk kepedulian dari pemerintah dalam memberdayakan perempuan di bidang ekonomi.
Program yang juga berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan korban
kekerasan dengan memberikan ketrampilan dan peralatan bantuan seperti peralatan jahit,
peralatan salon, peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya, dan lain sebagainya sesuai
dengan jenis ketrampilan yang diberikan. Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan
korban kekerasan, mempunyai tujuan salah satunya adalah mempersiapkan perempuan korban
kekerasan dalam proses reintegrasi sosial (kembali ke masyarakat dengan tidak menjadi
beban).
Secara teoritis, pemberdayaan mengandung makna adanya partisipasi seluruh pihak yang
diwujudkan dalam strategi pemberdayaan yakni pembangunan kesejahteraan sosial dengan
jalan memanfaatkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang belum didayagunakan
secara optimal. Berdasarkan teori pemberdayaan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan
dengan menggali kemampuan sasaran pelayanan, mendayagunakan potensi dan sumber yang
tersedia di masyarakat dengan memberikan ketrampilan, pendampingan, dan bimbingan sosial
serta pengembangan usaha ekonomi produktif, dan usaha kesejahteraan sosial. Berpegang
pada hal diatas, penerapan atau implementasi dari program pemberdayaan ekonomi tersebut di
rasa telah sesuai.
Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Latihan Ketrampilan
1/3
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
Adapun latihan ketrampilan yang diberikan bagi perempuan korban kekerasan dilakukan
setelah permasalahan yang mereka alami terselesaikan, pelatihan ketrampilan ini meliputi
pemberian ketrampilan memasak, salon, tata rias, menjahit, membuat kerajinan dari
manik-manik dan pemanfaatan barang bekas. Masing-masing program memakan waktu
pelatihan yang berbeda-beda, selain itu lama tidaknya pelatihan juga disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing individu dalam menangkap dan memahami pelatihan yang
diberikan. Pelatihan diselenggarakan dengan menggunakan metode partisipatif yaitu setiap
peserta mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk ikut berperan aktif dan memilih jenis
ketrampilan atau kegiatan yang sesuai dengan minatnya, hal ini tidak menutup kemungkinan
bagi klien apabila ia ingin mengikuti keseluruhan pelatihan ketrampilan yang diberikan.
Program ini juga dipersiapkan bagi perempuan korban kekerasan dalam rangka reintegrasi
sosial, yakni proses persiapan agar mereka dapat kembali dan diterima oleh masyarakat
sehingga tidak menimbulkan beban bagi masyarakat di lingkungannya. Dalam memberikan
ketrampilan bagi perempuan korban kekerasan, pemerintah mendatangkan fasilitator atau
pemandu sehingga diharapkan ketrampilan yang diberikan dapat maksimal dan diterima
dengan baik. Pelatihan dijalankan dengan menggunakan metode pelatihan yang menggunakan
pendekatan pembelajaran bersama atau kesetaraan. Pendekatan ini menitikberatkan pada
semua pelaksanaan kegiatan melalui proses belajar bersama, sehingga tercipta kesetaraan
yang berkesinambungan dalam kesejajaran dan kemitraan.
2. Input Produksi
Sedangkan untuk input produksi yang diberikan pada perempuan korban kekerasan adalah
pemberian bantuan berupa sebuah modal usaha yang bisa berupa uang atau sebuah barang.
Aneka ragam bantuan modal usaha tersebut bisa berupa sebuah mesin jahit, peralatan salon,
peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya. Pemberian modal usaha berupa alat-alat
ketrampilan dan lain-lain sesuai dengan minat ketrampilan yang telah mereka pelajari.
Pemberian bantuan ini merupakan hasil bantuan dari Departemen Sosial karena adanya
kerjasama berjejaring antar lembaga. Akan tetapi tidak semua dari korban kekerasan yang
mengikuti program pemberdayaan ekonomi ini memperoleh bantuan, bantuan ini banyak
diberikan pada pelaku pemberdayaan ekonomi yang menurut lembaga lebih membutuhkan,
dan berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Selama dalam proses pemberdayaan ekonomi ini mereka yang sudah memperoleh bantuan
modal usaha dapat langsung menggunakannya untuk menambah penghasilan. Pemberian
modal usaha ini dimaksudkan agar mereka mampu mempraktekan ketrampilan yang telah
mereka pelajari, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri. Selain itu,
mereka juga dapat menghasilkan barang-barang yang dapat menambah penghasilan bagi
mereka.
3. Kegiatan Berkelompok
Kegiatan berkelompok ini dilakukan dengan cara mengumpulkan individu-individu atau
2/3
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A
Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma
Rabu, 28 April 2010 15:01
perempuan korban kekerasan yang telah selesai masalahnya untuk saling bertukar ketrampilan
dan pengalaman hidup mereka sehingga saling menguatkan dan memberi semangat bagi yang
lain. Mereka juga dapat bertukar pikiran dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
P2TP2A, berperan serta dalam menyediakan tempat bagi mantan perempuan korban
kekerasan. Mereka dapat saling bertukar ketrampilan sehingga tidak jarang beberapa dari
mereka yang dianggap mampu ditunjuk untuk ikut serta menjadi fasilitator atau pemandu bagi
yang lain. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai alat untuk bertukar informasi tentang
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan bersama.
4. Sistem Pemasaran
Selain memberikan ketrampilan dan modal usaha, P2TP2A juga membantu memasarkan hasil
produksi tersebut, misalnya melalui event pameran baik pada saat acara study banding dari
daerah lain maupun pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota, dijual dari kantor ke
kantor, dan lain sebagainya. Selain itu, pengelola P2TP2A juga akan membantu melakukan
promosi kepada pengusaha untuk memesan produk yang mereka hasilkan. Dari hasil penjualan
tersebut, keuntungan yang diperoleh menjadi milik klien, setelah dipotong 10% untuk kas yang
dijadikan sebagai tabungan bersama. Tabungan inilah yang rencananya akan digunakan
sebagai keperluan bersama, misalnya pada saat klien membutuhkan uang, mereka dapat
meminjam melalui tabungan tersebut.
Dengan segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh P2TP2A diharapkan fungsi dan
keberadaan P2TP2A dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat
khususnya kaum perempuan, dan dapat diakses oleh seluruh perempuan dan anak yang
membutuhkannya tanpa terkecuali. Jangan takut untuk meminta pertolongan pada keluarga,
teman, LSM, polisi atau orang lain yang dipercaya bisa membantu.
3/3