PERWAL NOMOR 1 TAHUN 2014

(1)

DI RUMAH SAKIT

DENGAN RAHMAT

Menimbang : a. bahwa adanya pemerintah peningkatan p b. bahwa

dimaksud huruf a, dipungut c. bahwa

membentuk

Rumah Sakit Umum D Mengingat : 1. Undang

Negara sebagaimana Perubahan Kepegawaian Negara Nom 2. Undang Tingkat Negara Nom 3. Undang

Tahun 2003 Nom 4. Undang

Undangan Nomor 4389); 5. Undang

Negara Tahun 2 6. Undang

Pemerintah

126, Tambahan Lem 7. Undang

(Lembaran 5049);

a

W A L I K O T A M A T A R A M

PROVINSI NUSA TENGGARA

PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 201

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MA WALIKOTA MATARAM bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan adanya sarana prasarana yang memadai yang pemerintah dan juga masyarakat guna menunjang peningkatan pelayanan kesehatan;

bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan

dimaksud huruf a, dipungut retribusi yang ditetapkan deng bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

membentuk Peraturan Walikota Mataram tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mata

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan sebagaimana telah diubah dengan Undang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Negara Nomor 3890);

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Tahun Negara Nomor 3531);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Neg Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nom Nomor 4389);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130 5049);

M A T A R A M

SA TENGGARA BARAT

KOTA MATARAM TAHUN 2014

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

KELAS B KOTA MATARAM TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM,

atan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, perlu memadai yang pembiayaannya baik bersumber dari guna menunjang upaya Pemerintah Daerah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum sebagaimana

retribusi yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota; sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu Mataram tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di

Kota Mataram

ang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Negara Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara bahan Lembaran Negara Nomor 4286);

Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran or 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara erintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor baran Negara Nomor 4438);

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Nomor

arakat, perlu bersumber dari dalam sebagaimana huruf b, perlu Kesehatan di

epegawaian (Lembaran Nomor 3041) 1999 tentang Pokok Tambahan Lembaran Kotamadya Daerah Tambahan Lembaran baran Negara Peraturan

Perundang-Lembaran Negara (Lembaran Keuangan Antara 2004 Nomor Retribusi Daerah Negara Nomor


(2)

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 13. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan

dan Kelurahan di Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2007, Nomor : 1, Seri D);

14. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008, Nomor : 2, Seri D);

15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008, Nomor : 3, Seri D);

16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2013, Nomor : 3, Seri D);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MATARAM

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C KOTA MATARAM

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Mataram;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mataram; 3. Walikota adalah Walikota Mataram;

4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan daerah yang berlaku.

5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenisnya, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

6. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya.

7. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang-Undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.


(3)

8. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah;

9. Surat Ketetapan Retribusi Daerah , yang selanjutnya disingkat SKRD atau dalam bentuk lain yang dipersamakan adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang;

10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKRDKBT, adalah Surat Keputusan yang menentukan besar jumlah retribusi yang telah ditetapkan;

11. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang;

12. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;

13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainnya, dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah;

14. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik / penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya; 15. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram yang selanjutnya disingkat RSM adala

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram;

16. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal dirawat inap;

17. Pelayanan rawat inap adalah pelayan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur;

18. Pelayanan Rawat Sehari ( One Day Care) di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan rehabilitasi Medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur kurang dari 1 (satu)hari;

19. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah / menanggulangi resiko kematian atau cacat;

20. Pelayanan Medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilakukan tenaga Medik;

21. Pelayanan penunjang Medik adalah pelayanan untuk penunjang penegakan diagnosis dan terapi antara lain: Laboratorium, Radiologi dan tindakan / pemeriksaan penunjang diagnosa lainnya;

22. Tindakan Medik Operatif, adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa pembiusan;

23. Tindakan Medik Non Operatif, adalah tindakan tanpa pembedahan;

24. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah pelayanan yang diberikan di rumah Sakit Umum daerah Kelas B Kota Mataram yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan Medik.

25. Pelayanan Medis Gigi dan Mulut, adalah pelayanan paripurna melilputi upaya penyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram;


(4)

26. Pelayanan Kesehatan Khusus adalah pelayanan yamng diberikan dalam bentuk Konsultasi Gizi;

27. Pelayanan Medico Legal, adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum;

28. Perawatan / Pemulasaran Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram;

29. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diberikan kepada pelaksanaan pelayanan atas jasa yang dilakukan terhadap pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medis dan atau pelayanan lainnya;

30. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram atas pemakaian sarana, fasilitas rumah sakit;

31. Bahan Habis Pakai selanjutnya disingkat BHP adalah bahan, obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai dasar yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan lainnya;

32. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat jalan, rawat inap termasuk makan dan minum di rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram;

33. Penjamin adalah orang pribadi atau Badan Hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan / mendapat pelayanan di rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram;

BAB II

NAMA OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi pelayanan kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram yang meliputi:

a. Berdasarkan klasifikasinya: 1. Rawat jalan;

2. Rawat darurat; 3. Rawat inap.

b. Berdasarkan Jenis Pelayanan 1. Pelayanan Medis;

2. Pelayanan Penunjang Medis; 3. Pelayanan Penunjang Non Medis; 4. Pelayanan medis gigi dan mulut;

5. Pelayanan lain-lain (pelayanan yang tidak termasuk dalam pelayanan pada poin 1 sampai dengan 4 huruf b Peraturan Walikota ini).

c. Tingkatan kelas Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram ditetapkan sebagai berikut:

Kelas III : Bangsal dengan 68 tempat tidur, kamar mandi didalam; Pasal 3

(1) Obyek retribusi adalah Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram;

(2) Tidak termasuk Retribusi adalah Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pihak Swasta yang bersifat sosial (pengobatan gratis).

Pasal 4

Subyek retribusi adalah orang pribadi dan atau Badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram.


(5)

Pasal 5

(1) Bagi peserta Asuransi Kesehatan berhak memperoleh perawatan di kelas sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Peserta Asuransi Kesehatan yang di rawat inap kelas yang melebihi hak perawatan yang ditetapkan, maka kelebihan biayanya harus ditanggung oleh pasien yang bersangkutan.

Pasal 6

(1) Untuk perhitungan aktif semua biaya perawatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram di tetapkan sebagai berikut:

a. Hari masuknya pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram dihitung satu hari perorang;

b. Hari pulangnya pasien, tidak dikenakan biaya perawatan untuk hari pulang tersebut; (2) Apabila pasien pulang tidak atas petunjuk / ijin dari Direktur atau petugas yang ditunjuk

serta masih menunggak membayar biaya pelayanan maka perhitungan akhir semua biaya pelayanan kesehatannya di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram di tagih kepada pasien atau keluarga / penjaminnya.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 7

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 8

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi, jenis, fasilitas, lama waktu dan alat yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 9

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;

(2) Biaya sebagainya dimaksud pada ayat (1) pasal ini termasuk biaya investasi sarana dan prasarana, biaya operasional dan pemeliharaan;

(3) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan rawat jalan kesehatan dasar atas pelayanan rawat jalan rujukan adalah untuk membiayai sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat;

b. Pelayanan rawat jalan khusus;

c. Perawatan sederhana, sedang dan besar adalah untuk membiayai sebagian dari biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat.


(6)

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 10

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan;

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini;

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 11

Retribusi yang terhutang dipungut di tempat pelayanan Kesehatan diberikan; BAB VIII

SAAT RETRIBUSI TERHUTANG

Pasal 12

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 13

(1) Wajib retribusi mengisi SPDoRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) SPDoRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini harus di isi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya;

(3) Bentuk, Isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPDoRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pasal ini ditetapkan oleh Walikota.

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Berdasarkan SPDoRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) Peraturan Walikota ini ditetapkan retribusi terutang dengan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau data yang semula

belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT;

(3) Bentuk, Isi dan tata cara Penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pasal ayat (2) pasal ini ditetapkan dengan peraturan Walikota.


(7)

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 15 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan (karcis) dan SKRDKBT.

BAB XII

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN

Pasal 16

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dengan mendapat tanda bukti pembayaran (karcis retribusi / SKRD);

(2) Dikecualikan dari pembayaran retribusi pelayanan kesehatan adalah masyarakat miskin; (3) Masyarakat miskin sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas, disubsidi melalui APBD dan

donatur;

(4) Tata cara pemberian subsidi dimaksud ayat (3) diatur lebih lanjut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(5) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SRDKBT dan SKRD;

(6) Tata cara pembayaran, penyetoran,tempat pembayaran retribusi diatur dengan keputusan Walikota;

(7) Hasil Penerimaan dari retribusi sebagaiman dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) yang dapat langsung dipergunakan oleh rumah sakit adalah :

a. jasa pelayanan sebesar 40 % ; b. Jasa Sarana 60 %;

BAB XIII KEBERATAN

Pasal 17

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB; (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas;

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut;

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya;

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan;

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 18

(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;

(2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang;


(8)

(3) Apabila jangka waktu sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) pasal ini telah lewat dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XIV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Walikota;

(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini harus mengembalikan kelebihan pembayaran retribusi kepada Wajib Retribusi;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan;

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya kelebihan pembayaran retribusi sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimasksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 bulan sejak diterbitkannya SKRDLB; (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka

waktu 2 bulan, Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Walikota dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. Nama dan alamat wajib retribusi; b. Masa retribusi;

c. Besar kelebihan pembayaran; d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tersebut;

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Walikota.

Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah membayar kelebihan retribusi;

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimna dimaksud dalam pasal 19 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukukan dan bukti pemindahbukukan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.


(9)

BAB XV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 22

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara lain untuk mengangsur;

(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan atau kerusuhan;

(4) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

BAB XVI

KEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 23

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaiman dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini tertanggung apabila:

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.


(10)

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota ini sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 25

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya,

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mataram.

Ditetapkan di Mataram pada tanggal, 6 Januari 2014 WALIKOTA MATARAM,

TTD

H. AHYAR ABDUH Diundangkan di Mataram

Pada tanggal, 6 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM, TTD

H. LALU MAKMUR SAID


(1)

Pasal 5

(1) Bagi peserta Asuransi Kesehatan berhak memperoleh perawatan di kelas sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Peserta Asuransi Kesehatan yang di rawat inap kelas yang melebihi hak perawatan yang ditetapkan, maka kelebihan biayanya harus ditanggung oleh pasien yang bersangkutan.

Pasal 6

(1) Untuk perhitungan aktif semua biaya perawatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram di tetapkan sebagai berikut:

a. Hari masuknya pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram dihitung satu hari perorang;

b. Hari pulangnya pasien, tidak dikenakan biaya perawatan untuk hari pulang tersebut; (2) Apabila pasien pulang tidak atas petunjuk / ijin dari Direktur atau petugas yang ditunjuk

serta masih menunggak membayar biaya pelayanan maka perhitungan akhir semua biaya pelayanan kesehatannya di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram di tagih kepada pasien atau keluarga / penjaminnya.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 7

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 8

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi, jenis, fasilitas, lama waktu dan alat yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 9

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;

(2) Biaya sebagainya dimaksud pada ayat (1) pasal ini termasuk biaya investasi sarana dan prasarana, biaya operasional dan pemeliharaan;

(3) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan rawat jalan kesehatan dasar atas pelayanan rawat jalan rujukan adalah untuk membiayai sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat;

b. Pelayanan rawat jalan khusus;

c. Perawatan sederhana, sedang dan besar adalah untuk membiayai sebagian dari biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat.


(2)

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 10

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan;

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini;

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 11

Retribusi yang terhutang dipungut di tempat pelayanan Kesehatan diberikan; BAB VIII

SAAT RETRIBUSI TERHUTANG

Pasal 12

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 13

(1) Wajib retribusi mengisi SPDoRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) SPDoRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini harus di isi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya;

(3) Bentuk, Isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPDoRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pasal ini ditetapkan oleh Walikota.

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Berdasarkan SPDoRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) Peraturan Walikota ini ditetapkan retribusi terutang dengan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau data yang semula

belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT;

(3) Bentuk, Isi dan tata cara Penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pasal ayat (2) pasal ini ditetapkan dengan peraturan Walikota.


(3)

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 15 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan (karcis) dan SKRDKBT.

BAB XII

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN

Pasal 16

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dengan mendapat tanda bukti pembayaran (karcis retribusi / SKRD);

(2) Dikecualikan dari pembayaran retribusi pelayanan kesehatan adalah masyarakat miskin; (3) Masyarakat miskin sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas, disubsidi melalui APBD dan

donatur;

(4) Tata cara pemberian subsidi dimaksud ayat (3) diatur lebih lanjut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(5) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SRDKBT dan SKRD;

(6) Tata cara pembayaran, penyetoran,tempat pembayaran retribusi diatur dengan keputusan Walikota;

(7) Hasil Penerimaan dari retribusi sebagaiman dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) yang dapat langsung dipergunakan oleh rumah sakit adalah :

a. jasa pelayanan sebesar 40 % ; b. Jasa Sarana 60 %;

BAB XIII KEBERATAN

Pasal 17

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB; (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas;

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut;

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya;

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan;

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 18

(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;

(2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang;


(4)

(3) Apabila jangka waktu sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) pasal ini telah lewat dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XIV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Walikota;

(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini harus mengembalikan kelebihan pembayaran retribusi kepada Wajib Retribusi;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan;

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya kelebihan pembayaran retribusi sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimasksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 bulan sejak diterbitkannya SKRDLB; (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka

waktu 2 bulan, Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Walikota dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. Nama dan alamat wajib retribusi; b. Masa retribusi;

c. Besar kelebihan pembayaran; d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tersebut;

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Walikota.

Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah membayar kelebihan retribusi;

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimna dimaksud dalam pasal 19 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukukan dan bukti pemindahbukukan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.


(5)

BAB XV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 22

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara lain untuk mengangsur;

(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan atau kerusuhan;

(4) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

BAB XVI

KEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 23

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaiman dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini tertanggung apabila:

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.


(6)

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota ini sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 25

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya,

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mataram.

Ditetapkan di Mataram pada tanggal, 6 Januari 2014 WALIKOTA MATARAM,

TTD

H. AHYAR ABDUH Diundangkan di Mataram

Pada tanggal, 6 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM, TTD

H. LALU MAKMUR SAID