Permen Greenbuilding

SALINAN
                                                                                          Versi 6 Juni

PERATURAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR  08  :        TAHUN 2010087
TENTANG
KRITERIA DAN SERTIFIKASI PENGELOLAANBANGUNAN  BERKONSEP
HIJAUPENGELOLAAN HALONRAMAH IKLIM LINGKUNGAN  
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang

:

a.

b.
c.

d.


Revisi 13 Maret2007

bahwa  berdasarkan  Pasal  63   ayat   (1)   huruf   b   Undang­
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan   Lingkungan   Hidup,  dalam   rangka
perlindungan  dan    pengelolaan   lingkungan   hidup,
Pemerintah  berwenang  menetapkan   norma,   standar,
prosedur,   dan   kriteria    berkewajiban   mengembangkan
dan   menerapkan   perangkat   yang   bersifat   preemtif,
preventif   dan   proaktif   dalam   upaya   pencegahan
penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup  sesuai  Pasal  10e  Undang­Undang  tentang  U
Pengelolaan   Lingkungan   Hidup  PLH   No.mor  23   Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
bahwa   pemerintah   perlu   mendorong   dan   memfasilitasi
prakarsa   para   pemangku   kepentingan   dalam  perbaikan
pengelolaan   lingkungan  khususnya  di   bangunan   dan
mpelaksanakan   upaya   mitigasi   dan   adaptasi   terhadap
perubahan   iklim  melalui  pengelolaan  bangunan   ramah

lingkungan;;.
bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana
dimaksud pada dalam huruf a, dan huruf b, dan  , perlu
menetapkan  Peraturan  KeputusaPeraturan  Menteri
Negara   Lingkungan   Hidup  tTentang  Kriteria   dan
Sertifikasi  Pengelolaan   Halon   sebagai   acuan   secara
nasionalBangunan
 Berkonsep 
HijauRamah

1

IklimLingkungan;.
Mengingat

:

1.

2.


3.
4.

5.

6.
7.

Undang­Undang   Nomor   28   Tahun   2002   tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun   2002   Nomor   134,   Tambahan   Lembaran   Negara
Republik   Indonesia  Nomor   4247);Undang­Undang
Republik   Indonesia   Nomor   23   Tahun   1997   tentang
Pengelolaan   Lingkungan   Hidup   (Lembaran   Negara
Republik   Indonesia   Tahun   1997   Nomor   98,   Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3699);
Undang­Undang   Nomor   18   Tahun   2008   tentang
Pengelolaan   Sampah   (Lembaran   Negara   Republik
Indonesia   Tahun  2008   Nomor   69,   Tambahan  Lembaran

Negara Republik Indonesia  Nomor 4851);Undang­Undang
Nomor   28   tTahun   2002   tentang   Bangunan   Gedung
((Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);
Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2009   tentang
Perlindungan   dan   Pengelolaan   Lingkungan   Hidup
(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2009
Nomor   140,   Tambahan   Lembaran   Negara  Republik
Indonesia Nomor 5059);Undang­Undang Nomor 18 Tahun
2008   tentang   Pengelolaan   Sampah   (Lembaran   Negara
Republik   Indonesia   Tahun   2008   Nomor   69,   Tambahan
Lembaran   Negara   Nomor  4851);Instruksi   Presiden
Republik   Indonesia   Nomor   2   Tahun   2008  tTentang
Penghematan Energi dan Air;
Instruksi   Presiden   Nomor   2   Tahun   2008   tentang
Penghematan Energi dan Air;

Keputusan   Menteri   Pekerjaan   Umum   Nomor   10   Tahun
2000   tentang   Ketentuan   Teknis   Pengamanan   Terhadap
Bahaya   Kebakaran   Pada   Bangunan   Gedung   dan

Lingkungan;

Bb.    

Revisi 13 Maret2007

2

MEMUTUSKAN:
Menetapkan     :    
 PERATURAN  PERATURAN  MENTERI   NEGARA
LINGKUNGAN   HIDUP    1TENTANG  KRITERIA   DAN
SERTIFIKASIPENGELOLAAN 
PENGELOLAAN
HALONBANGUNAN
 BERKONSEP
 
HIJAURAMAH
IKLIMLINGKUNGAN.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pperaturan menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Bangunan   ramah   lingkungan  (greenbuilding)  adalah   suatu  bentuk
bangunan   yang  telah   memasukkan  menerapkan  prinsip   lingkungan
dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya
dan  aspek penting penanganan dampak perubahan iklim.
2. Prinsip  ramah  lingkungan adalah prinsip yang  selalu  mengedepankan
dan memperhatikan unsur pelestarian fungsi lingkungan. 
3. dan   tidak   melakukan   perusakan   lingkungan,   baik   langsung   maupun
tidak langsung.
4. Konservasi   energi   adalah   upaya   sistematis,   terencana,   dan   terpadu
guna   melestarikan   sumber   daya   energi   dalam   negeri   serta
meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.
5. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan   keadaan,   sifat,   dan   fungsi   sumber   daya  air   agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi   kebutuhan  mahluk   hidup,   baik   pada   waktu   sekarang
maupun generasi yang akan datang.
6. Gas  Rumah  Kaca  yang   selanjutnya   disingkat   GRK  adalah   gas   yang

terkandung   dalam   atmosfer   baik   alami   maupun   antropogenik,   yang
menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah.
7. Iklim   mikro   adalah   zona   pada   atmosfer   lokal  dimana  yang  iklimnya
berbeda dari lokasi sekitarnya, . berkisar beberapa meterpersegi hingga
beberapa kilometerpersegi.
8.
9. Bahan  pPerusak  oOzon,   selanjutnya   disingkat  BPO,  adalah   senyawa
kimia yang berpotensi dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan
stratosfer.
10. Pemanfaatan   kembali   adalah   suatu  upaya  teknologi  (????)
menggunakan  kembali  yang   memungkinkan   suatu  limbah  dan/atau

1

Revisi 13 Maret2007

3

sampah  dapat digunakan kembali tanpa melalui mengalami perlakuan
fisika/kimia/biologi.

11. Daur ulang adalah teknologi (????) yang berfungsi untuk memanfaatkan
limbah dengan memprosesnya kembali ke proses produksi dengan atau
tanpa perlakukan fisika/kimia/biologi.
12. Penanggungjawab bangunan adalah pemilik bangunan atau pengguna
bangunan yang merupakan  orang  perseorangan,  kelompok orang, atau
badan   hukum,   yang   menurut   hukum   sah   sebagai   pemilik   bangunan
gedung atau yang diberi kuasa untuk berdasarkan kesepakatan dengan
pemilik   bangunan   gedung,   yang  menggunakan   dan/atau   mengelola
bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi
yang ditetapkan.
13. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
1.

2.
3.
4.   
5.   
6.   
7.   

8.   
9.   
10.
11.

Bangunan  Berkonsep   Hijauramah  lingkungan  Iklim(green   Bbuilding)
adalah  suatu   bentuk  kegiatan  di  sektor  bangunan   yang  telah
memasukkan  prinsip   lingkungan  dalam  perancangan,   pembangunan,
pengoperasian, dan pengelolaannya, serta dan aspek penting penanganan
dampak perubahan iklim.
Prinsip  ramah  Llingkungan   adalah  prinsip   yang  selalu  mengedepankan
dan memperhatikan  unsur  pelestarian  lingkungan  dan tidak melakukan
perusakan lingkungan, baik langsung maupun tidak langsung.
Bangunan Gedung adalah bangunan yang dibedakan berdasarkan fungsi
hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, dan fungsi khusus.
Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal
tunggal,   rumah   tinggal   deret,   rumah   susun,   dan   rumah   tinggal
sementara.
Bangunan   gedung   fungsi   keagamaan   meliputi   masjid,   gereja,   pura,
wihara, dan kelenteng.

Bangunan   gedung   fungsi   usaha   meliputi   bangunan   gedung   untuk
perkantoran,   perdagangan,   perindustrian,   perhotelan,   wisata   dan
rekreasi, terminal, dan penyimpanan.
Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan gedung
untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan
pelayanan umum.
Bangunan   gedung   fungsi   khusus   meliputi   bangunan   gedung   untuk
reaktor   nuklir,   instalasi   pertahanan   dan   keamanan,   dan   bangunan
sejenis yang diputuskan oleh menteri.
Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.
Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan   sumber   daya   energi   dalam   negeri   serta   meningkatkan
efisiensi pemanfaatannya.
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa
tersedia  dalam kuantitas dan kualitas yang  memadai untuk memenuhi
kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun generasi

Revisi 13 Maret2007


4

12.

13.

14.

15.

16.
17.
18.
19.

20.
21.

22.

23.

yang akan datang.
Penanggungjawab   bangunan   adalah   pemilik   bangunan   atau   orang
perorangan atau badan hukum yang diberi kuasa untuk menempati atau
mengelola   bangunan.    Pemilik   bangunan   gedung  Penanggungjawab
bangunan gedung adalah ......orang, badan hukum, kelompok orang, atau
perkumpulan,   yang   menurut   hukum   sah   sebagai   pemilik   bangunan
gedung.
Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung dan/atau
bukan   pemilik   bangunan   gedung   berdasarkan   kesepa­katan   dengan
pemilik   bangunan   gedung,   yang   menggunakan   dan/atau   mengelola
bangunan   gedung   atau   bagian   bangunan   gedung   sesuai   dengan   fungsi
yang ditetapkan.
Mitigasi perubahan iklim adalah usaha penanggulangan untuk mencegah
terjadinya   perubahan   iklim   melalui   kegiatan   yang   dapat   menurunkan
emisi/meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber
emisi/sorosot.
Adaptasi perubahan iklim adalah suatu proses untuk memperkuat dan
membangun strategi antisipasi dampak keragaman dan perubahan iklim
serta   melaksanakannya   sehingga   mampu   mengurangi   dampak   negatif
dan mengambil manfaat positifnya.
Gas rumah kaca adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik alami
maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi
inframerah.
Iklim   mikro  adalah  zona   pada   atmosfer   lokal   dimana   iklimnya   berbeda
dari   lokasi   sekitarnya,   berkisar   beberapa   meterpersegi   hingga   beberapa
kilometerpersegi.
Bahan   Perusak   Ozon,   selanjutnya   disebut   BPO,   adalah   senyawa   kimia
yang berpotensi dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer.
Penggunaan  Pemanfaatan  kembali   (Reuse)Reduce(Reuse)    adalah   upaya
mengurangi   penggunaan   barang­barang   yang   dapat   merusak
lingkungansuatu   teknologi   yang   memungkinkan   suatu   limbah   dapat
digunakan kembali tanpa mengalami perlakuan fisika/kimia/biologi.
Reuse   adalah   upaya   mepergunakan   kembali   barang­barang   yang   layak
pakai, sehingga tidak menimbulkan sampah baru.
Daur   ulang   (Recycle)  adalah   upaya  melakukan   kegiatan  daur­ulang
barang dan sampah yang dihasilkan, sehingga dapat digunakan kembali
untuk kegiatan yang lainteknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan
limbah dengan memprosesnya kembali ke proses produksi dengan atau
tanpa perlakukan fisika/kimia/biologi.
Penanggungjawab   bangunan   adalah  pemilik   bangunan   atau   pengguna
bangunan yang merupakan perorangan, badan hukum, kelompok orang,
atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik bangunan
gedung atau berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan gedung,
yang  menggunakan dan/atau  mengelola   bangunan  gedung  atau  bagian
bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.
Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Revisi 13 Maret2007

5

1. Critical use(apa perlu diterjemahkan?), adalah Penggunaan Kritis (critical
use) adalah penggunaan halon untuk meminimalkan kerusakan akibat
kebakaran   dan   ledakan   yang   bisa   mengakibatkan   ancaman   serius
terhadap kehidupan manusia, lingkungan, atau keamanan nasional yang
belum  bisa   ditanggulangi  oleh  bahan  pemadam   non­halon.penggunaan
BPO   yang   belum   dapat   digantikan   dengan   bahan   lain   berdasarkan
pertimbangan   ekonomi   maupun   teknis.   Penentuan   klasifikasi   ini
berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan oleh Menteri.
2. Panel Penasehat Halon (Halon Advisory Panel) adalah tim yang bertugas
untuk memberikan masukan kepada Deputi Menteri Lingkungan Hidup
terkait dengan isu pengelolaan Halon
3. Instansi   terkait   adalah   instansi   pemerintah   yang   mempunyai   peran
pengaturan dan pembinaan dalam  pengelolaan Halon.
4.
5.
6. Daur ulang atau reklamasi halon adalah upaya untuk membuang zat­zat
kontaminasi   seperti   residu,   benda   terapung   (suspended   matter),   air,
minyak   dan   lain­lain,   dan   untuk   mengembalikan   halon   ke   suatu
standard kemurnian tertentu
Pasal 2
Peraturan  menteri   ini  bertujuan  mendorong  penanggungjawab   bangunan
untuk  membangun   bangunan   ramah   lingkungan  melaksanakan
pembangunan   dan/atau 
pengelolaan   bangunan   yang
memasukkanmenerapkan menerapkan prinsip ramah lingkungan dan aspek
penting penanganan dampak perubahan iklim.:
a.    M
b.    Mpenurunan melalui upaya mitigasi perubahan iklim; dan
c.    M kegiatan peman.
1. Pengangkutan   halon   wajib   menggunakan   sarana   pengangkutan
yang   laik   operasi   serta   pelaksanaannya   sesuai   dengan   tata   cara
pengangkutan  B3  yang   diatur   dalam   peraturan   perundang­
undangan yang berlaku. 
1. Persyaratan   sarana   pengangkutan   dan   tata   cara   pengangkutan
sebagaimana   dimaksud   dalam   ayat   (1)   ditetapkan   oleh   instansi   yang
bertanggung   jawab   atau   instansi   yang  berwenang   di   bidang
transportasi.Pengelolaan   Bangunan  Berkonsep  Hijau  dimaksudkan

Revisi 13 Maret2007

6

sebagai salah satu  kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca
yang   bersumber   dari kegiatan  di   sektor   bangunan  sebagai  bagian  dari
pembangunan   berkelanjutan  dalam   menjawab   tantangan   menghadapi
perubahan iklim. 
2. Pengelolaan Bangunan  Berkonsep  Hijau  akan  memicu masyarakat luas
meningkatkan   kapasitas   adaptasi   terhadap   perubahan   iklim,   sekaligus
berkontribusi kepada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.
3. ........
1. Meningkatkan   pembangunan   dan   pengelolaan   bangunan   yang

menerapkan   prinsip­prinsip   ramah   lingkungan,  yang  memberikan
dampak pelestarian lingkungan, memberikan  dampak yang positif  bagi
kesehatan,   pengelolaan   lingkungan,   pengurangan   biaya   operasi   dan
membantu menciptakan komunitas berkelanjutan.
........Pasal 3
Ruang lingkup yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi:
a.
kriteria bangunan ramah lingkungan;
b.
sertifikasi bangunan ramah lingkungan; dan
c.
registrasi lembaga sertifikasi bangunan ramah lingkungan.
a. Standar bangunan ramah lingkungan; Iklim
b. sertifikasi bangunan ramah lingkungan; dan Iklim
c. registrasi lembaga sertifikasi bangunan ramah lingkungan.
BAB II
KRITERIA Standar BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN Iklim
Pasal 4
(1)
(2)

pemilik   dan   pengguna  bangunang  mengajukan   permohonanyang  me
pengelolaan  berkonsep   hijau,  dimungkinkan   untuk  menjalankan
sertifikat bangunan ramah lingkungan Iklimiklim.
Bangunan   ramah  lingkungan  Iklimiklim   sebagaimana   dimaksud   pada
ayat (1) wajib memenuhi standar  kriteria  bangunan ramah  lingkungan.
Iklim iklim
Pasal 4

Bangunan   dapat   dikategorikan   sebagai   bangunan   ramah   lingkungan
apabila memenuhi kriteria antara lain:
a.      menggunakan   material   bangunan   yang   ramah   lingkungan   yang
antara lain meliputi:
1. material bangunan yang bersertifikat eco­label;
2. material bangunan lokal. 
b.      terdapat   fasilitas,   sarana,   dan   prasarana   untuk   konservasi   sumber
daya air dalam bangunan gedung antara lain:
1. mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi;
Revisi 13 Maret2007

7

2. menggunakan   sumber   air   yang   memperhatikan   konservasi   sumber
daya air;
3. mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.
c.      terdapat fasilitas,  sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi
energi antara lain:
1. menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi
gas rumah kaca;
2. menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan
yang hemat energi.
d.      menggunakan   bahan   yang   bukan   bahan   perusak   ozon   dalam
bangunan gedung antara lain:
1. refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon;
2. melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran
yang bukan bahan perusak ozon.
e.      terdapat   fasilitas,sarana,   dan   prasarana   pengelolaan   air   limbah
domestik pada bangunan gedung antara lain:
1. melengkapi bangunan gedung dengan sistem  pengolahan air limbah
domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus;
2. melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air
limbah   domestik   hasil   pengolahan   pada   bangunan   gedung   fungsi
usaha dan fungsi khusus.
f.       terdapat fasilitas pemilahan sampah;
g.      memperhatikan   aspek   kesehatan   bagi   penghuni   bangunan   antara
lain:
1. melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
2. memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
h.      terdapat   fasilitas,   sarana,   dan   prasarana   pengelolaan   tapak
berkelanjutan antara lain:
1.
melengkapi   bangunan   gedung   dengan   ruang   terbuka   hijau
sebagai   taman  dan   konservasi   hayati,   resapan  air   hujan  dan   lahan
parkir;
2.
mempertimbangkan   variabilitas   iklim   mikro   dan   perubahan
iklim;
3.
mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai
dengan tata ruang;
4.
menjalankan   pengelolaan   bangunan   gedung   sesuai   dengan
perencanaan; dan/atau
i.       terdapat   fasilitas,  sarana,   dan   prasarana  untuk  mengantisipasi
bencana yang antara lain meliputi: 
1. mempunyai  sistem   peringatan   dini   terhadap   bencana   dan   bencana
yang   terkait   dengan   perubahan   iklim   seperti:   banjir,   topan,   badai,
longsor dan kenaikan muka air laut;
2. menggunakan   material   bangunan   yang   tahan   terhadap   iklim   atau
cuaca   ekstrim   intensitas   hujan   yang   tinggi,   kekeringan   dan
temperatur yang meningkat.;
terdapat   fasilitas,  sarana,   dan   prasarana  pengelolaan   tapak
berkelanjutan yang antara lain meliputi:

Revisi 13 Maret2007

8

melengkapi   bangunan   gedung   dengan   ruang   terbuka   hijau   sebagai
taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir;
mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim;
mempunyai  perencanaan pengelolaan  bangunan gedung   sesuai dengan
tata ruang;
menjalankan   pengelolaan   bangunan   gedung   sesuai   dengan
perencanaan;
terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya
air dalam bangunan gedung yang antara lain meliputi:
mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi;
menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya
air;
mempunyai sistem pemanfaatan air hujan;
j.       terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana  konservasi  dan diversifikasi
energi yang antara lain meliputi:
3. menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi
GRK;
4. menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan
yang hemat energi.
k.      menggunakan  bahan  yang   bukan   bahan   perusak   ozon  bahan   non­
BPO dalam bangunan gedung yang antara lain meliputi:
3. menggunakan  refrigeran  untuk  pendingin   udara   yang   bukan  bahan
perusak ozon;
4. melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran
yang bukan bahan perusak ozon.
l.       menggunakan   material   bangunan   yang   ramah   lingkungan  yang
antara lain meliputi:
3. menggunakan material bangunan yang sudah bersertifikat eco­label;
4. menggunakan material bangunan lokal.
m.     memperhatikan   aspek   kesehatan   bagi   penghuni   bangunan  yang
antara lain meliputi:
3. melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
4. memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
n.      terdapat   fasilitas,sarana,   dan   prasarana  pengelolaan   air   limbah
domestik pada bangunan gedung yang antara lain meliputi:
3. melengkapi bangunan gedung dengan sistem  pengolahan air limbah
domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus;
4. melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air
limbah   domestik   hasil   pengolahan   pada   bangunan   gedung   fungsi
usaha dan fungsi khusus.; dan/atau
o.      terdapat  fasilitas,sarana,   dan   prasarana  pengelolaan   sampah   pada
bangunan gedung yang antara lain meliputi:
p.      mempunyai fasilitas pemilahan sampah;
1. mempunyai   fasilitas   daur   ulang   dan/atau   fasilitas   guna   ulang....
(?????)
(1)
a. melakukan upaya antisipasi terhadap bencana pada bangunan gedung
Revisi 13 Maret2007

9

b. melaksanakan pengelolaan tapak berkelanjutan
c. melakukan konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung 
d. melakukan konservasi dan diversifikasi energi pada bangunan gedung
e. menggunakan bahan non­BPO dalam bangunan gedung
f. menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan
g. memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan
h. melakukan pengelolaan air limbah domestik pada bangunan gedung
i. melakukan pengelolaan sampah pada bangunan gedung
antisipasi terhadap bencana
Pasal 4a
Dalam   rangka  pembinaan,  KLH/menteri  menyediakan   layanan   informasi
yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan, yang meliputi:
Panduan dan petunjuk “best practice” untuk setiap elemen kriteria
Sistem penilaian
Dll
(1) Sistem  penilaian   dapat   dikembangkan   berdasarkan   masing­masing
elemen kriteria.
(2) Sistem  sertifikasi   dapat   dikembangkan   pada  1   (satu)  atau   beberapa
elemen kriteria dengan menggunakan sistem penilaian yang sesuai.
(1) Lembaga sertifikasi  dapat melaksanakan penilaian & sertifikasi pada 1
(satu) atau beberapa elemen kriteria
(2) Lembaga sertifikasi  dapat melakukan registrasi terhadap  1 (satu)  atau
beberapa elemen kriteria
Pasal 55
j.   
Pasal 5
(1)
Standar Kbangunan ramah lingkungan Iklimiklim sebagaimana dimaksud 
pada dalam pPasal 4 ayat (2) meliputiharus memenuhi persyaratan:
melakukan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim pada bangunan
gedung.
a) 
a. upaya   adaptasi   terhadap   perubahan   iklim   pada   bangunan   gedung
yang antara lain meliputiyang meliputi kriteria:
1.    sistem peringatan dini bencana banjir, topan, badai dan kenaikan
muka air laut;.
2.    penggunaan   material   bangunan   yang   tahan   terhadap   intensitas
hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang meningkat;,
3.    pembangunan gedung bangunan yang berlokasi pada elevasi yang
tinggi; dan,
4.    pembangunan gedung dengan model panggung pada elevasi yang
Revisi 13 Maret2007

10

(2)

rendah, (???)
5.    pembangunan gedung sesuai tata ruang yang berlaku.,
b. konservasi dan diversifikasi energi pada bangunan gedung yang antara
lain meliputimeliputi kriteria:
1.    menggunakan   sumber   energi   alternatif   terbarukan   yang   rendah
emisi GRK, yang antara lain meliputi antara lain:
a).             
memaksimalkan   penggunaan   sinar   matahari   untuk   sistem
pencahayaan; dan,
b).             
menggunakan sistem sirkulasi udara. (ventilasi)
2.    menggunakan   spencahayaan   dan   pengkondisian   udara   buatan
yang hemat energi.,
c. penggunaan bahan non­BPO dalam bangunan gedung yang antara lain
meliputimeliputi kriteria:
1.    menggunakan   pengkondisian   udara   buatan   yang   tidak   memakai
bahan perusak ozon;,
2.    dilengkapi   peralatan   pemadam   kebakaran   yang   tidak   memakai
bahan perusak ozon; dan,
3.    menggunakan   material   bangunan   yang   tidak   menyebabkan
perusakan lapisan ozon.
d. Konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung yang antara lain
meliputiyang meliputi kriteria:
1.    dilengkapi   dengan   sistem   pemanfaatan   air   yang   dapat
dikuantifikasi;,
2.    menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber
daya air; dan,
3.    dilengkapi dengan sistem pemanfaatan air hujan.
e. pengelolaan air limbah domestik pada bangunan gedung  yang antara
lain meliputiyang meliputi kriteria:
1.    dilengkapi   dengan   sistem   pengolahan   air   limbah   domestik   pada
bangunan gedung; danfungsi usaha dan fungsi khusus,
2.    dilengkapi   dengan   sistem   pemanfaatan   kembali   air   limbah
domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung.  fungsi usaha
dan fungsi khusus,
f. pengelolaan   sampah   pada   bangunan   gedung  yang   antara   lain
meliputiyang meliputi kriteria:
1.    dilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampah;,
2.    dilengkapi   dengan   fasilitas   pembatasan   (reduce),   fasilitas   daur
ulang (recycle), dan/atau fasilitas guna ulang (reuse) sampah.
g. pengelolaan   tapak   (site)   berkelanjutan  (..???)  (..???)  pada   bangunan
gedung yang antara lain meliputiyang meliputi kriteria:
1.    dilengkapi   dengan   ruang   terbuka   hijau   sebagai   taman   dan
konservasi, iklim mikro(..???), resapan air hujan dan lahan parkir
(termasuk parkir sepeda),; dan
2.    dilengkapi dengan akses transportasi umum.,
3.    dilengkapi dengan parkir sepeda dan sarana penunjangnya,
Ketentuan   lebih   lanjut   mengenai  standar  bangunan   ramah   iklim
lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh lembaga
sertifikasi  bangunan   ramah  lingkungan  dengan  setelah   mendapatkan

Revisi 13 Maret2007

11

(2
bi
s)
(3)

persetujuan dari Menteri.
“Indikator dan pedoman penilaian kesesuaian terhadap pemenuhan 
kriteria standar bangunan ramah iklim sebagiamana dimaksud pada ayat 
(1) diatas ditetapkan oleh LS dengan persetujuan Menteri.”
“ Indikator dan pedoman penilaian kesesuaian tersebut dapat ditetapkan 
untuk kualifikasi jenis bangunan tertentu yang diusulkan oleh LS kepada 
Menteri.”
a. melakukan upaya antisipasi terhadap bencana pada bangunan gedung
yang antara lain meliputi:
4.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   sistem   peringatan   dini
terhadap   bencana   dan   bencana   yang   terkait   dengan   perubahan
iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan kenaikan muka air
laut;
5.    menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau
cuaca   ekstrim   intensitas   hujan   yang   tinggi,   kekeringan   dan
temperatur yang meningkat;
b. melaksanakan   pengelolaan   tapak   berkelanjutan   pada   bangunan
gedung yang antara lain meliputi:
1.    melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai
taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir;
2.    mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim;
3.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   perencanaan   pengelolaan
bangunan gedung sesuai dengan tata ruang;
4.    menjalankan   pengelolaan   bangunan   gedung   sesuai   dengan
perencanaan.
c. melakukan konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung yang
antara lain meliputi:
4.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   sistem   pemanfaatan   air
yang dapat dikuantifikasi;
5.    menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber
daya air;
6.    dilengkapi dengan sistem pemanfaatan air hujan.
d. melakukan konservasi dan diversifikasi energi pada bangunan gedung
dan yang antara lain meliputi:
3.    menggunakan   sumber   energi   alternatif   terbarukan   yang   rendah
emisi GRK;
4.    menggunakan   sistem   pencahayaan   dan   pengkondisian   udara
buatan yang hemat energi.
e. menggunakan bahan non­BPO dalam bangunan gedung yang antara
lain meliputi:
1.    menggunakan   refrigeran   untuk   pendingin   udara   yang   bukan
bahan perusak ozon;
2.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   peralatan   pemadam
kebakaran yang bukan bahan perusak ozon.
f. menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara
lain meliputi:
1.    menggunakan   material   bangunan   yang   sudah   bersertifikat  eco­

Revisi 13 Maret2007

12

label;
2.    menggunakan material bangunan lokal.
g. memperhatikan   aspek   kesehatan   bagi   penghuni   bangunan   yang
antara lain meliputi:
1.    melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
2.    memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
h. melakukan  pengelolaan  air   limbah  domestik   pada   bangunan  gedung
yang antara lain meliputi:
3.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   sistem   pengolahan   air
limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi
khusus;
4.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   sistem   pemanfaatan
kembali   air   limbah   domestik   hasil   pengolahan   pada   bangunan
gedung fungsi usaha dan fungsi khusus.
i. melakukan pengelolaan sampah pada bangunan gedung yang antara
lain meliputi:
3.    melengkapi bangunan gedung dengan fasilitas pemilahan sampah;
4.    melengkapi   bangunan   gedung   dengan   fasilitas   daur   ulang
(recycle), dan/atau fasilitas guna ulang (reuse) sampah.

Pasal 6
KLH/menteri  melaksanakan  pembinaan  bagi   lembaga   sertifikasi,  dengan
menyediakan layanan informasi, yang meliputi:
a. sumber   informasi   mutakhir   mengenai   criteria   dan   elemen   criteria
bangunan ramah lingkungan
b. pemberian   paket   informasi   baku   untuk   kegiatan   pembinaan   dan
pengawasan kepada lembaga sertifikasi
c. pemberian panduan teknis tatacara pengawasan beserta evaluasinya
Pasal 7
(3) lembaga   sertifikasi   dapat   melakukan   registrasi   terhadap   satu   atau
beberapa elemen kriteria
(4) lembaga   sertifikasi   dapat   melaksanakan   penilaian   &   sertifikasi   pada
satu atau beberapa elemen kriteria
Pasal 8
(3) lembaga   sertifikasi   dapat   mengusulkan   sistem   penilaian   bangunan
ramah lingkungan kepada menteri
(4) sistem   penilaian   dapat   dikembangkan   berdasarkan   masing­masing
elemen kriteria.
(5) sistem sertifikasi dapat dikembangkan pada satu atau beberapa elemen
kriteria dengan menggunakan sistem penilaian yang sesuai.
Revisi 13 Maret2007

13

(6) perubahan   dan/atau   penambahan   system   penilaian   bangunan   ramah
lingkungan   sebagaimana   disebut   dalam   ayat   (1),   (2)   dan   (3)   diatas,
berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari menteri.
BAB III
SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH  LINGKUNGAN IKLIM
Pasal 56
(1)

Setiap   penanggungjawab   bangunan   gedung   dapat   mengajukan
permohonan untuk memperoleh sertifikat bangunan ramah lingkungan.
(2)
Sertifikat bangunan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterbitkan setelah dilakukan sertifikasi oleh lembaga sertifikasi
bangunan   ramah   lingkungan.  yang   telah   teregistrasi   oleh   Kementerian
Negara Lingkungan Hidup.
(3)
Sertifikasi bangunan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi kegiatan: 
a.
penilaian; dan
b.
penerbitan sertifikat.
(4)
Sertifikat bangunan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang.96
Pasal 6 
(1)

Setiap  penanggungjawab  bangunan   gedung   dapat   mengajukan
permohonan untuk memperoleh sertifikat bangunan ramah lingkungan.
(12) Sertifikat   bangunan   ramah  lingkungan  iklimiklim   sebagaimana
dimaksud   dalam  pada  Pasal   4   ayat   (1)   diterbitkan   setelah   dilakukan
sertifikasi   oleh   lembaga   sertifikasi   bangunan   ramah  lingkungan
iklimiklim yang telah terregistrasi dioleh Kementerian Negara Lingkungan
HidupKLH.
(32) Sertifikasi   bangunan   ramah  lingkungan  iklimiklim   sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:
a. penilaian/verifikasi; dan
b. penerbitan sertifikat.;
(3)
Masa   berlaku   sSertifikat  bangunan   ramah   lingkungan  sebagaimana
dimaksud   pada   ayat   (1)  berlaku  selama   2   (dua)   tahun   dan   dapat
diperpanjang.

Pasal 67
(1)

Lembaga   sertifikasi   sebagaimana   dimaksud  dalam   Pasal  65  ayat   (21)
harus memenuhi persyaratan:
a.
berbadan hukum;

Revisi 13 Maret2007

14

b.

memiliki sistem manajemen mutu, termasuk untuk pengendalian
penggunaan sertifikat;
c.
mempunyai   tenaga   penilai   yang   kompeten  di  bidang  bangunan
ramah lingkungan;

d.

memiliki atau menggunakan sistem penilaian kesesuaian. sesuai
dengan   kriteria   sebagaimana   dimaksud   dalam  Pasal   4  (yang   telah
disetujui Menteri); dan
e.
memiliki   mekanisme   penanganan   pengaduan   sebagaimana
tercantum   dalam  Llampiran  II  yang   merupakan   bagian   yang   tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penilaian   kesesuaian   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   huruf   d
disusun berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan
wajib mendapatkan persetujuan Menteri.
(3) Lembaga   sertifikasi   sebagaimana   dimaksud  dalam   Pasal  65  ayat   (12)
wajib:
a.
menyediakan basis data bangunan yang telah bersertifikat bangunan
ramah lingkungan;
b.
menyediakan   informasi  publik   yang  berkenaan   dengan   pelaksanaan
sertifikasi bangunan ramah lingkungan; dan
c.
melaksanakan   evaluasi   paling   sedikit   1   (satu)   kali   dalam   1   (satu)
tahun   terhadap   bangunan   yang   telah   bersertifikat   bangunan   ramah
lingkungan.
107
(1)

 4

(2)

Lembaga Sertifikasi sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) harus memenuhi persyaratan:
a. a berbadan hukum;
.
b. b memiliki   sistem   manajemen   mutu,  termasuk   untuk   pengendalian
. penggunaan sertifikat.;
c.
mempunyai personil yang kompeten
d.
memiliki  atau   menggunakan  sistem   penilaian   yang  sesuai   dengan
kriteria dan elemen kriteria pada pasal 4 dan 5
e. c menyediakan   penguji/penilai   yang   memiliki   pengalaman   paling
. sedikit  5 (lima) tahun di bidang yang berkaitan dengan bangunan
ramah lingkungan iklimiklim; dan
f. d memiliki   mekanisme   penanganan   pengaduan  seb.agaimana
. tercantum dalam lampiran 1 Peraturan Menteri ini
Lembaga sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (11) wajib:
a.
menyediakan   basis   data   bangunan   yang   telah   bersertifikat
bangunan ramah lingkungan iklimiklim;
b.
menyediakan informasi publik yang berkenaan dengan pelaksanaan
sertifikasi bangunan ramah lingkungan iklimiklim; dan
c.
melaksanakan   evaluasi   paling   sedikit   1   (satu)   kali   dalam   1   (satu)

Revisi 13 Maret2007

15

tahun terhadap bangunan yang telah bersertifikat bangunan ramah
lingkungan iklimiklim.
(3)
Pasal 78118
Dalam melakukan pPenilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 5 ayat
(23)  huruf   a  berdasarkan   pada,   lembaga   sertifikasi   bangunan   ramah
lingkungan iklimiklim wajib menggunakan:
a.
kriteria   bangunan   ramah   lingkungan   sebagaimana   dimaksud   dalam
Pasal 4; dan
b.
persyaratan   penilaian   kesesuaian  yang   ditetapkan   oleh   lembaga
sertifikasi  sebagaimana   tercantum   dalam   Lampiran....yang   merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

a.
b.

standar  kriteria  bangunan   ramah  lingkungan  iklimiklim   sebagaimana
tercantum padadimaksud dalam  pPasal 54; dan
persyaratanedoman  penilaian   kesesuaian  yang   ditetapkan   oleh  lembaga
sertifikasi   bangunan   ramah  lingkungan  LS   dengan   perseteujuan
Menteri.sistem penilaian yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi dengan
persetujuan Menteri
Pasal 89

(7) Llembaga   sertifikasi   dapat   mengusulkan   sistem   penilaian  kesesuaian
bangunan ramah lingkungan kepada Mmenteri.;
(8) Ssistem penilaian kesesuaian dapat dikembangkan berdasarkan masing­
masing elemen kriteria.;
(9) Ssistem sertifikasi dapat dikembangkan pada satu atau beberapa elemen
kriteria dengan menggunakan sistem penilaian yang sesuai.;
(10) Pperubahan   dan/atau   penambahan   sistem   penilaian   bangunan
ramah lingkungan sebagaimana  disebut dalam  dimaksud pada  ayat (1)
sampai dengan ayat (3) harus mendapatkan persetujuan dari mMenteri.

BAB IV
REGISTRASI LEMBAGA SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH
IKLIMLINGKUNGAN
Pasal 190129

Revisi 13 Maret2007

16

(1)

(2)
(3)

Lembaga sertifikasi bangunan ramah lingkungan yang telah memenuhi
persyaratan   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal  75  ayat   (21)   wajib
melakukan registrasi ke Kementerian Lingkungan Hidup.;.
Kementerian   Lingkungan   Hidup   memberikan   tanda   registrasi   kepada
Llembaga sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).;.
Kementerian   Lingkungan   Hidup     menyediakan   informasi   publik
mengenai   lembaga   sertifikasi   yang   teregistrasi   dan/atau   yang   telah
dibekukan/dicabut tanda registrasinya.

;.
(4)

Informasi publik yang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. nomor dan tanggal registrasi;
b. identitas   lembaga   sertifikasi   bangunan   ramah  lingkungan,
termasuk kantor cabang;
c. Lingkup sertifikasi;
d. penanggung jawab pelaksana; dan
e. daftar penilai.
(1)
Lembaga   sertifikasi   bangunan   ramah   iklim  yang   telah   memenuhi
persyaratan   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   7   ayat   (1)  wajib
melakukan registrasi ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
(2)
Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. nomor dan tanggal registrasi;
b. identitas lembaga sertifikasi bangunan ramah iklim, termasuk kantor
cabang;
c. penanggung jawab pelaksana; dan
d. daftar penilai
(23) Kementerian   Negara   Lingkungan   Hidup   memberikan   tanda   registrasi
kepada Lembaga sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(34) Kementerian   Negara   Lingkungan   Hidup   mengumumkan    menyediakan
informasi   publik   mengenai    lembaga   sertifikasi   yang   teregistrasi
dan/atau yang telah dibekukan/dicabut tanda registrasinya.
(45)   Informasi publik yang dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. nomor dan tanggal registrasi;
b. identitas   lembaga   sertifikasi   bangunan   ramah   iklim,   termasuk   kantor
cabang;
c.
penanggung jawab pelaksana; dan
d. daftar penilai

Pasal 11

Lembaga sertifikasi dapat :
a. melakukan registrasi terhadap satu atau beberapa elemen kriteria;
b. melaksanakan penilaian dan sertifikasi pada satu atau beberapa elemen
kriteria.

Revisi 13 Maret2007

17

BAB IV
PEMBINAAN DDAN PENGAWASAN
Pasal 10 10320
Menteri melakukan pembinaan terhadap lembaga sertifikasi bangunan
ramah iklim melalui:
penyediaan informasi dan sumber informasi mutakhir mengenai kriteria 
Menteri   melakukan   pembinaan   terhadap   lembaga   sertifikasi   bangunan
ramah lingkungan melalui:
a.      penyediaan informasi mengenai kriteria dan elemen kriteria bangunan
ramah lingkungan;
b.      pemberian   paket   informasi   baku   untuk   kegiatan   pembinaan   dan
pengawasan kepada lembaga sertifikasi; dan/atau
c.      pemberian   panduan   teknis   tatacara   pengawasan  beserta
evaluasinya(pengawasan dan evaluasi apa??); dan/atau
d.      peningkatan   kapasitas   pelaksanaan   sertifikasi   bangunan   ramah
lingkungan.
a.
penyediaan informasi dan sumber informasi mutakhiryang terkait dengan
substansi   dalam   standar   bangunan   ramah   iklimlingkungan  mengenai
kriteria dan elemen kriteria bangunan ramah lingkungan; dan/atau
b.
pemberian   paket   informasi   baku   untuk   kegiatan   pembinaan   dan
pengawasan kepada lembaga sertifikasi;
c.
pemberian   panduan   teknis   tatacara   pengawasan   beserta   evaluasinya;
dan/atau
d.
peningkatan   kapasitas   pelaksanaan   sertifikasi  bangunan   ramah
lingkungan.
 
Pasal 1413
(1)

Menteri   melakukan   pengawasan   terhadap   lembaga   sertifikasi
bangunan ramah lingkungan melalui:
a.
pemantauan dan evaluasi  dalam pelaksanaan sertifikasi  paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
b.
tindak   lanjut  penanganan  pengaduan  masyarakat  yang
disampaikan ke lembaga sertifikasi.1
(2)
Penangananngaduan  sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   huruf   b
sesuai   dengan   mekanisme  penanganan  pengaduan   sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf etercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Revisi 13 Maret2007

18

(1)

(2)

Menteri  melakukan pengawasan terhadap lembaga  sertifikasi  bangunan
ramah lingkungan melalui:
a. pemantauan   dan   evaluasi   dalam   pelaksanaan   sertifikasi   paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
b. tindak lanjut pengaduan masyarakat yang disampaikan ke lembaga
sertifikasi.
Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sesuai dengan
mekanisme   pengaduan   sebagaimana   tercantum   dalam   Lampiran   yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal baru1524
Dalam pengelolaan bangunan ramah lingkungan, 
(1) Menteri berwenang: 
a.
membekukan registrasi terhadap  lembaga sertifikasiLS  bangunan
ramah  iklimlingkungan  yang   tidak   dapat   menjaga   pemenuhan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Ppasal 67 ayat (1);.
b.
c.
Menteri   berwenang  mencabut   registrasi  lembaga   sertifikasi
bangunan ramah lingkungan  LS bangungan ramah iklim  yang telah
dibekukan apabila lembaga sertifikasi bangunan ramah lingkunganLS
bangunan   ramah   iklim  tetap   tidak   dapat   menjaga   pemenuhan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Ppasal 67 ayat (1).
(2) Pada   kondisi   pembekuan  dan   pencabutan  registrasi   sebagaimana
dimaksud   pada   ayat   (1)  dan   (2),  lembaga   sertifikasi  bangunan   ramah
lingkungan  LS   bangunan   ramah   iklim  dilarang   melakusanakan
sertifikasi sebagaimana disebutkanmaksud dalam pasal 5.6;.
(3) Menteri  menginformasikan   kepada   publik  mengenai   status   pembekuan
dan/atau   pencabutan   registrasi  lembaga   sertifikasi  bangunan   ramah
lingkunganLS bangunan ramah iklim.

BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 1635
(1)

Biaya pelaksanaan sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 7
dibebankan kepada pemohon sertifikat.
(2)
Biaya pelaksanaan registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 910
dibebankan pada pemohon registrasi.
Revisi 13 Maret2007

19

(3)
(1)
(2)
(3)

Biaya   pembinaan   dan   pengawasan   sebagaimana   dimaksud   dalam
Pasal 1210 dan Pasal 11 dibebankan pada APBN.2
Biaya   pelaksanaan   sertifikasi   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   7
dibebankan kepada pemohon sertifikat;.
Biaya   pelaksanaan   registrasi   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   10
dibebankan pada pemohon registrasi;
Biaya pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 dibebankan pada APBN.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17463
Sertifikat   bangunan   ramah  iklim  lingkungan  yang   telah   ada   sebelum
Peraturan   Menteri   ini  dinyatakan  tetap  mulai  berlaku  dan  ,  wajib
menyesuaikan   dengan   Peraturan   Menteri   ini   paling   lama   1   (satu)   tahun
sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18574
II
Pengemasan, Simbol, dan Label
Pasal 4
Bank Halon menerapkan sistem labelisasi
Label dibuat oleh Bank Halon dan diedarkan secara cuma­cuma
Label menunjukkan bahwa bahan halon telah didaftarkan, teradministrasi,
dan masuk pangkalan data Bank Halon
Label menunjukkan bahwa halon tersebut telah lulus uji kualitas di atau
oleh Bank Halon yang dinyatakan dalam sertifikat pemenuhan
standar/spesifikasi kemurnian halon
Label berfungsi sebagai peringatan terhadap kemungkinan emisi dan
kebocoran
Penyimpanan
Revisi 13 Maret2007

20

Pasal 5
Dalam pasal ini, yang dimaksud dengan penyimpanan adalah penyimpanan
di gudang
Selama dalam penyimpanan, penyimpan halon wajib melakukan
pengecekan secara berkala untuk memastikan tidak terjadi kebocoran atau
pelepasan halon ke udara
Penyimpan halon wajib melaporkan halon yang dimilikinya ke dinas/badan
yang membidangi perlindungan lingkungan hidup di wilayah setempat
untuk selanjutnya laporan tersebut diteruskan ke Kementerian Lingkungan
Hidup
Penyimpan wajib melakukan pencatatan penggunaan halon yang
dimilikinya ke dalam buku log
Pemilikan
Pasal 6
Setiap pemilik Halon wajib mendaftarkan Halon yang dimiliki kepada
Kementerian Lingkungan Hidup menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri ini
Setiap pemilik Halon wajib melaporkan status Halon yang dimiliki setiap
dua tahun kepada Kementerian Lingkungan Hidup.
Setiap pemilik Halon wajib memiliki rencana penghapusan penggunaan
Halon
Setiap pemilik Halon wajib memelihara sistem dan peralatan yang
menggunakan Halon, baik yang terpasang maupun yang tersimpan, dan
menjamin tidak terjadi kebocoran.
Penggunaan
Pasal 7
Setiap penggunaan halon wajib dilaporkan kepada dinas/badan terkait di
wilayah setempat untuk selanjutnya laporan tersebut diteruskan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup 
Dilarang melepaskan halon secara sengaja, termasuk untuk latihan
pemadaman api, kecuali untuk memadamkan kebakaran 
Bila terjadi pelepasan halon baik sengaja ataupun tidak, pihak yang
mengetahui terjadinya pelepasan halon tersebut wajib melaporkannya
kepada dinas/badan yang membidangi perlindungan lingkungan hidup
untuk selanjutnya diteruskan ke KLH (Deputi yang Membidangi
Perlindungan Lapisan Ozon)

Revisi 13 Maret2007

21

Penggunaan Kritis
Pasal 8
1. Penggunaan Halon sebagai critical use terbatas sebagaimana yang
tercantum dalam Lampiran 2 Peraturan Menteri ini. 
2. Penggunaan Halon sebagai critical use di luar ketentuan ayat (1) dapat
diperolah dengan cara mengajukan permohonan kepada Menteri disertai
dengan data dan persyaratan sebagai berikut:
         a. Keterangan rinci mengenai jenis, kebutuhan, dan penggunaan
Halon
         c. Keterangan mengenai alasan bahan tersebut masih diperlukan dari
segi   
       kesehatan, keamanan, keselamatan jiwa, atau kondisi kritis lainnya
         d. Tindakan atau penerapan sistem proteksi lain yang telah
diupayakan
         e. Untuk instalasi baru, perlu disertakan keterangan mengenai
penerapan alternatif   
       teknologi proteksi kebakaran yang sedang dicoba dan diupayakan serta 
       penjelasan  tentang alasan alternatif teknologi tersebut kurang
memenuhi 
       kebutuhan
         f. Penjelasan bahwa pemakaian Halon untuk aplikasi tersebut
disyaratkan  
       menurut peraturan dan standar­standar internasional
         g. Informasi sumber halon dari dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan 
       penggunaan kritis

3.  Menteri dapat menerima atau menolak permoho