2012 12 18 02 33 00 Rancangan Peraturan KPU Seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU kabupaten Kota

(1)

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : ...TAHUN 2012

TENTANG

SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : 1. Bahwa untuk memilih Anggota KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota, seleksi merupakan sarana untuk

mewujudkan sosok penyelenggara pemilu yang profesional serta mempunyai integritas, kapabilitas dan akuntabilitas. 2. Bahwa untuk menjamin integritas proses dan hasil seleksi

Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota,

pelaksanaan seleksi dilakukan secara terbuka dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

3. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (7), Pasal 21 ayat (7), dan Pasal 119 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi Dan Tata Cara Penyeleksian Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246).

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117)

3. Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun

2012 Tentang Tahapan, Program, dan Jadual

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota Tahun 2014.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG SELEKSI

ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA.


(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1.

Penyelenggara Pemilihan Umum adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih Gubernur, Bupati dan Walikota secara demokratis.

2.

Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu.

3.

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, selanjutnya disingkat KPU Provinsi adalah Penyelenggara Pemilu yang Bertugas melaksanakan Pemilu di Provinsi.

4.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di Kabupaten/Kota.

5.

Seleksi adalah suatu rangkaian kegiatan penjaringan, penyaringan, pemilihan dan penetapan calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

6.

Tim Seleksi adalah kelompok orang yang dibentuk oleh KPU atau KPU Provinsi untuk menjalankan fungsi seleksi terhadap calon anggota KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota

BAB II

PERSYARATAN CALON ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN/KOTA Pasal 2

(1) Setiap calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. warga negara Indonesia;

b. pada saat pendaftaran berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk calon anggota KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;

c. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;


(3)

e. memiliki pengetahuan dan keahlian yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu yang meliputi bidang ilmu politik, hukum atau manajemen, yang dibuktikan melalui serangkaian tes.

f. berpendidikan paling rendah S-1 untuk calon anggota KPU Provinsi dan paling rendah SLTA atau

sederajat untuk calon anggota KPU

Kabupaten/Kota;

g. berdomisili di wilayah provinsi yang bersangkutan untuk anggota KPU Provinsi, atau di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan untuk anggota KPU Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk;

h. mampu secara jasmani dan rohani yang dibuktikan

dengan surat kesehatan dari rumah sakit

pemerintah termasuk puskesmas yang memenuhi syarat, dan disertai dengan surat keterangan bebas narkoba. Cacat tubuh tidak termasuk kategori gangguan kesehatan.

i. tidak pernah menjadi anggota partai politik yang dinyatakan dalam surat pernyataan yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan;

j. mengundurkan diri dari jabatan politik, jabatan di

pemerintahan dan Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah pada saat mendaftar menjadi calon, yang disertai dengan surat pemberhentian yang bersangkutan dari pejabat yang berwenang tanpa kehilangan status sebagai Pegawai Negeri Sipil.

k. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

l. bersedia bekerja penuh waktu, yaitu tidak bekerja pada profesi lainnya selama masa keanggotaan. m.bersedia tidak menduduki jabatan politik (jabatan

yang dipilih dan jabatan yang ditunjuk), di

pemerintahan dan Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah selama masa keanggotaan apabila terpilih.

n. Tidak berada dalam satu ikatan perkawinan dengan sesama penyelenggara pemilu.

(2) Peryaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ini berlaku sepanjang memenuhi persyaratan kumulatif :

a. tidak berlaku untuk jabatan publik yang dipilih (elected officials);

b. berlaku terbatas jangka waktunya hanya 5 (lima)

tahun sejak terpidana selesai menjalani


(4)

c. dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana;

d. bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang – ulang.

(3) Orang yang dipidana penjara karena alasan politik dikecualikan dari ketentuan ini.

BAB III TIM SELEKSI Bagian Kesatu

PEMBENTUKAN DAN PERSYARATAN Pasal 3

(1) KPU membentuk Tim Seleksi untuk menyeleksi calon anggota KPU Provinsi pada setiap Provinsi.

(2) KPU Provinsi membentuk Tim Seleksi untuk

menyeleksi calon anggota KPU Kabupaten/Kota pada setiap Kabupaten/Kota.

(3) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berjumlah 5 (lima) orang anggota yang berasal dari unsur akademisi sebanyak 2 (dua) orang, profesional (unsur organisasi profesi) sebanyak 1 (satu) orang dan masyarakat sebanyak 2 (dua) orang atau melalui kerjasama dengan perguruan tinggi setempat.

Pasal 4

(1) Mekanisme penetapan anggota Tim Seleksi oleh KPU dan KPU Provinsi dilakukan dengan :

a. KPU dan KPU Provinsi meminta kesediaan calon anggota Tim Seleksi yang berasal dari unsur akademisi, profesional dan masyarakat, maupun

melalui pimpinan instansi atau pengurus

organisasi.

b. KPU dan KPU Provinsi meneliti pernyataan

kesediaan dan berkas kelengkapan syarat

administrasi calon Tim Seleksi.

c. KPU dan KPU Provinsi menetapkan Tim Seleksi melalui rapat pleno.

(2) Pembentukan Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak KPU dan KPU Provinsi meminta kesediaan calon Anggota Tim Seleksi.

Pasal 5

(1) Komposisi Tim Seleksi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan anggota.


(5)

(3) Setiap anggota Tim Seleksi mempunyai hak suara yang sama.

Pasal 6

(1) Rapat Tim Seleksi sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh 4 (empat) orang anggota yang dibuktikan dengan daftar hadir.

(2) Keputusan Tim Seleksi sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota yang hadir.

(3) Dalam hal tidak tercapai persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), keputusan Tim Seleksi diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 7

Ketua Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (1) dan (2) mempunyai tugas :

a. memimpin rapat dan seluruh kegiatan seleksi;

b. bertindak dan untuk atas nama tim seleksi keluar dan kedalam;

c. memberikan keterangan resmi tetang kebijakan dan kegiatan tim seleksi;

d. menandatangani seluruh naskah dinas;

e. dalam melaksanakan tugasnya tim seleksi bertanggung jawab kepada KPU untuk tim seleksi anggota KPU Provinsi, dan kepada KPU Provinsi untuk tim seleksi anggota KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 8

(1) Masa keanggotaan Tim Seleksi KPU Provinsi berlaku

mulai sejak ditetapkannya Surat Keputusan

pembentukan Tim Seleksi KPU Provinsi sampai dengan dilantiknya anggota KPU Provinsi.

(2) Masa keanggotaan Tim Seleksi KPU Kabupaten/Kota berlaku mulai sejak ditetapkannya Surat Keputusan pembentukan Tim Seleksi KPU Kabupaten/Kota

sampai dengan dilantiknya anggota KPU

Kabupaten/Kota.

(3) Tim Seleksi sebagaimana ayat (1) dan ayat (2) harus menyerahkan Laporan Hasil Pelaksanaan Seleksi

termasuk evaluasi dan saran rekomendasi

penyempurnaan seleksi kepada kepada KPU untuk tim seleksi anggota KPU Provinsi, dan kepada KPU

Provinsi untuk tim seleksi anggota KPU


(6)

Pasal 9

(1) Setiap calon Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. berpendidikan paling rendah S-1 b.berusia paling rendah 30 tahun

c. dilarang mencalonkan diri sebagai calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

d.memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik; e. memiliki kredibilitas dan integritas;

f. memahami permasalahan pemilu;

g. tidak menjadi anggota partai politik dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;

h.tidak sedang menjabat sebagai anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

(2) Calon Tim Seleksi dari unsur Akademisi adalah tenaga pendidik yang bekerja di Perguruan Tinggi. (3) Calon Tim Seleksi dari unsur Profesional adalah

anggota dari organisasi profesi yang terkait dengan bidang sosial, politik, hukum, ekonomi dan jurnalistik.

(4) Calon Tim Seleksi dari unsur masyarakat adalah anggota aktif dari organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat atau tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki reputasi publik yang baik. (5) Dalam hal di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

tertentu tidak ditemukan calon tim seleksi dari unsur akademisi yang bekerja di Perguruan Tinggi, maka calon tim seleksi tersebut dapat diambil dari tenaga pendidik yang bekerja di Lembaga Pendidikan setingkat SLTA.

Pasal 10

Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar;

b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c. fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisir;

d. surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. (contoh Lampiran 2);

e. surat rekomendasi dari pimpinan instansi atau pimpinan organisasi, dalam hal calon anggota Tim Seleksi diusulkan oleh instansi atau organisasi profesi; f. surat pernyataan tidak pernah menjadi anggota partai

politik. (contoh Lampiran 3).

g. surat keterangan dari pengurus partai bahwa yang bersangkutan tidak lagi menjadi anggota partai politik dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir. (contoh Lampiran 4);

h. surat pernyataan bersedia tidak mencalonkan diri sebagai calon Anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota (contoh Lampiran 5);


(7)

Bagian Kedua

TUGAS, KEWENANGAN, DAN KEDUDUKAN Pasal 11

(1) Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi/

Kabupaten/Kota melaksanakan tugasnya secara terbuka dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (2) Pelibatan partisipasi masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dengan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk

menyampaikan tanggapan dan masukan secara tertulis terhadap calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dapat dibantu oleh atau berkoordinasi dengan lembaga yang memiliki kompetensi pada bidang yang diperlukan.

(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam rangka memberikan bantuan terhadap tugas tim Seleksi dan bukan mengalihkan tugas Tim Seleksi tersebut kepada lembaga lain.

Pasal 12

(1) Dalam membantu pelaksanaan tugas Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi, dibentuk sekretariat yang terdiri atas Pejabat/Staf Sekretariat KPU Provinsi dan unsur pimpinan dari perwakilan instansi pemerintah terkait di tingkat provinsi, yaitu Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Pengadilan Tinggi.

(2) Dalam membantu pelaksanaan tugas Tim Seleksi calon anggota KPU Kabupaten/Kota, dibentuk sekretariat yang terdiri atas Pejabat/Staf Sekretariat KPU Kabupaten/Kota dan unsur pimpinan dari perwakilan instansi pemerintah terkait di tingkat Kabupaten/Kota, yaitu Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama dan Pengadilan Negeri.

Pasal 13

(1) Untuk mengawali pelaksanaan tugas, seluruh anggota Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi dan Sekretaris KPU Provinsi mengikuti rapat koordinasi pembekalan tugas yang dilaksanakan oleh KPU. (2) Untuk mengawali pelaksanaan tugas, seluruh

anggota Tim Seleksi calon anggota KPU

Kabupaten/Kota dan Sekretaris KPU

Kabupaten/Kota mengikuti rapat koordinasi

pembekalan tugas yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi.


(8)

Pasal 14

(1) Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi menetapkan

susunan keanggotaan dan melakukan rapat

persiapan pelaksanaan tahapan seleksi dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari setelah selesainya rapat koordinasi pembekalan tugas Tim Seleksi.

(2) Tim Seleksi calon anggota KPU Kabupaten/Kota menetapkan susunan keanggotaan dan melakukan rapat persiapan pelaksanaan tahapan seleksi dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah selesainya rapat koordinasi pembekalan tugas Tim Seleksi.

Pasal 15

(1) Permintaan kesediaan menjadi Tim Seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 1.

(2) Kesediaan menjadi Tim Seleksi Anggota KPU

Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan menggunakan

format sebagaimana contoh dalam lampiran 2.

(3) Penetapan Anggota Tim Seleksi Calon Anggota KPU

Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan menggunakan

format sebagaimana contoh dalam lampiran 3.

(4) Penyampaian pembentukan susunan keanggotaan

Tim Seleksi Calon Anggota KPU

Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan menggunakan

format sebagaimana contoh dalam lampiran 4.

(5) Pembentukan susunan keanggotaan Tim Seleksi

Calon Anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota,

dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 5.

BAB IV

TAHAPAN SELEKSI Bagian Kesatu

Pengumuman Pasal 16

(1) Pengumuman pendaftaran calon anggota KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, pengumuman hasil penelitian administrasi dan pengumuman daftar nama calon yang lulus seleksi tertulis, tes psikologi dan tes kesehatan dilakukan dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 6,7 dan 8.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada 1 (satu) media massa cetak harian lokal untuk 1 (satu) kali terbit dan 3 (tiga) media massa elektronik yaitu Televisi Republik Indonesia, Radio Republik Indonesia dan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara untuk 1 (satu) kali tayang.


(9)

Pasal 17

(1) Pengumuman pendaftaran calon anggota KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja sejak selesainya rapat persiapan pelaksanaan tahapan seleksi.

(2) Pengumuman hasil penelitian administrasi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja sejak selesainya kegiatan penelitian administratif. (3) Pengumuman daftar nama calon yang lulus seleksi

tertulis, tes kesehatan dan tes psikologi dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja sejak selesainya kegiatan tes psikologi.

Pasal 18

Pengumuman daftar nama bakal calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang lulus seleksi tertulis, tes kesehatan dan tes psikologi sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (3), harus mencantumkan alamat Tim Seleksi serta permintaan Tim Seleksi kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap bakal calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, yang harus disertai identitas diri pemberi tanggapan.

Bagian Kedua

Pendaftaran dan Penelitian Administrasi Pasal 19

(1) Penerimaan pendaftaran calon anggota KPU Provinsi dilakukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak 1 (satu) hari setelah pengumuman pendaftaran.

(2) Penerimaan pendaftaran calon anggota KPU

Kabupaten/Kota, dilakukan dalam jangka waktu 4 (empat) hari kerja terhitung sejak 1 (satu) hari setelah pengumuman pendaftaran.

(3) Termasuk dalam kegiatan penerimaan pendaftaran bakal calon anggota KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota adalah mengirimkan formulir

pendaftaran kepada individu dan atau instistusi yang dianggap layak menurut pertimbangan Tim Seleksi. (4) Pendaftaran calon anggota KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/ Kota, dengan menyampaikan dokumen masing-masing rangkap 6 (enam) yang terdiri dari 1 (satu) asli dan 5 (lima) fotokopi sebagai berikut : a. Dokumen Jati Diri

1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

2) Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 X 6 sebanyak 5 (lima) lembar;

3) Surat pendaftaran ditandatangani di atas materai Rp. 6.000.- (contoh Lampiran 9.a)


(10)

4) Daftar Riwayat Hidup (DRH). (contoh Lampiran 9.b)

5) Surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, yang dibuat dan ditandatangani di atas kertas bermaterai Rp. 6.000.-. (contoh Lampiran 10) 6) Foto copy ijazah pendidikan formal terakhir

yang disahkan/dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.

7) Makalah pribadi yang menguraikan

pengetahuan atau keahlian berkaitan dengan penyelenggara pemilu yang memuat :

a) Motivasi menjadi anggota KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;

b) Diskripsi pengalaman dalam

penyelenggaraan pemilu, atau karya publikasi yang menyangkut kepemiluan 8) Keterangan mengenai status keanggotaan

partai politik, yang dibuktikan dengan : a. Surat pernyataan tidak pernah menjadi

anggota partai politik yang

ditandatangani di atas materai cukup, bagi calon anggota KPU Provinsi/

Kabupaten/Kota yang tidak pernah

menjadi anggota partai politik, dengan

menggunakan format sebagaimana

contoh dalam lampiran 11

b. Surat keputusan pemberhentian dari pengurus partai politik bahwa yang bersangkutan tidak lagi menjadi anggota partai politik dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir terhitung mulai tanggal pendaftaran, bagi calon anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota yang pernah menjadi anggota partai politik, dengan

menggunakan format sebagaimana

contoh dalam lampiran 12.

9) Surat keterangan tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih yang dikeluarkan oleh pengadilan negeri, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 13.

10) Surat Keputusan Pemberhentian dari Pejabat yang berwenang bagi calon yang sedang menduduki jabatan politik, jabatan di pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara

/Badan Usaha Milik Daerah, dengan

menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 14.


(11)

11) Surat pernyataan bersedia bekerja sepenuh waktu dan tidak bekerja pada profesi lainnya

selama masa keanggotaan yang

ditandatangani di atas materai Rp. 6.000.-, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 15.

12) Surat penyataan bersedia tidak menduduki jabatan politik, jabatan di pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selama masa keanggotaan yang ditandatangani di atas materai Rp. 6.000.-. (contoh Lampiran 16) 13) Surat pernyataan sedang tidak berada dalam

1 (satu) ikatan perkawinan dengan sesama penyelenggara pemilu dan jika dilanggar salah satu anggota harus mengundurkan diri. (contoh lampiran 17)


(12)

(5) Penerimaan dokumen pendaftaran sebagaimana pada ayat (2) dilakukan dengan tanda bukti. (contoh Lampiran 18.a dan 18.b)

(6) Seluruh dokumen dimasukkan dalam amplop

tertutup, dibuat rangkap 5 (lima) yang terdiri atas 1 (satu) dokumen asli dan 4 (empat) dokumen fotokopi.

Pasal 20

(1) Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi melakukan penelitian administrasi bakal calon anggota anggota KPU Provinsi dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak selesainya kegiatan penerimaan pendaftaran. (2) Tim Seleksi calon anggota KPU Kabupaten/Kota,

melakukan penelitian administrasi bakal calon anggota anggota Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak selesainya kegiatan penerimaan pendaftaran.

(3) Hasil penelitian administrasi pendaftaran calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 19.

Bagian Ketiga

Seleksi Tertulis, Tes Kesehatan, dan Tes Psikologi Pasal 21

(1) Nama-nama bakal calon yang telah lulus penelitian administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 selanjutnya mengikuti seleksi tertulis.

(2) Seleksi tertulis sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja sejak 3 (tiga) hari setelah diumumkan hasil penelitian administrasi.

(3) Hasil seleksi tertulis sebagaimana tersebut pada ayat (1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 20.

Pasal 22

(1) Nama-nama bakal calon yang telah lulus seleksi tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, akan mengikuti tes Psikologi yang meliputi tes tertulis, wawancara dan focus group discussion untuk mengukur :

a. Intelegensia; b. Sikap Kerja; c. Kepribadian;

(2) Tes Psikologi sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung 1 (satu) hari sejak selesainya tes tertulis. (3) Hasil tes Psikologi sebagaimana tersebut pada ayat

(1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 21.


(13)

Pasal 23

(1) Nama-nama bakal calon yang telah mengikuti tes psikologi sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 mengikuti tes kesehatan yang meliputi :

a. Jasmani (Jantung, Lever, Ginjal, Diabetes, THT, Mata , syaraf, tulang dan Mulut & Gigi)

b.Rohani (mental & kejiwaan) c. Bebas Narkoba.

(2) Tes kesehatan sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung 1 (satu) hari kerja sejak selesainya tes psikologi.

(3) Hasil tes kesehatan sebagaimana tersebut pada ayat (1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 22.

Bagian Keempat

Wawancara dan Klarifikasi Tanggapan Masyarakat Pasal 24

(1) Nama-nama bakal calon yang telah lulus tes psikologi dan tes kesehatan, dengan jumlah maksimal 20 (dua puluh) nama calon atau minimal 15 (lima belas) nama calon, akan mengikuti wawancara dengan ruang lingkup dan bobot penilaian sebagai berikut : a. Sistem Politik : 25 %

b. Manajemen pemilu : 40 %

c. Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik : 35 %

d. Klarifikasi tanggapan masyarakat : baik/buruk (2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja terhitung 1 (satu) hari kerja sejak pengumuman daftar nama calon yang lulus tes psikologi dan tes kesehatan.

(4) Hasil wawancara sebagaimana tersebut pada ayat (1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 23

(5) Rekapitulasi hasil mengikuti tes psikologi, tes kesehatan dan wawancara, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 24.

Bagian Kelima Kisi-Kisi Materi Seleksi

dan Penyusunan Soal Pasal 25

(1) Materi seleksi tertulis dan tes tertulis psikologi dipersiapkan oleh KPU

(2) Kisi-kisi materi seleksi wawancara dibuat oleh Tim seleksi berdasarkan pedoman yang dibuat KPU


(14)

Bagian Keenam

Penetapan dan Penyampaian Nama Calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

Pasal 26

(1) Tim Seleksi menetapkan dan menyampaikan 10 (sepuluh) nama bakal calon berdasarkan hasil rekapitulasi sebagaimana tersebut dalam pasal 24 ayat (5), dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Calon anggota KPU Provinsi kepada KPU;

b. Calon anggota KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi.

(2) Penyampaian 10 (sepuluh) nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun berdasarkan abjad disertai salinan berkas administrasi tiap-tiap calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak Tim Seleksi memutuskan 10 nama calon.

(3) Penetapan dan penyampaian nama calon anggota KPU Provinsi dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan wawancara dan klarifikasi tanggapan masyarakat. (4) Penetapan dan penyampaian nama calon anggota

KPU Kabupaten/Kota dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan wawancara dan klarifikasi tanggapan masyarakat. (5) Penyampaian nama calon sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), dilakukan oleh Ketua Tim Seleksi kepada Ketua KPU/Ketua KPU Provinsi, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 26.

BAB V

UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN Pasal 27

Uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. calon anggota KPU Provinsi oleh KPU;

b. calon anggota KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi. Pasal 28

(1) Ruang lingkup uji kelayakan dan kepatutan meliputi: a. Pengetahuan mengenai kepemiluan

b. Integritas dan Independensi

c. Klarifikasi tanggapan masyarakat.

(2) Uji kelayakan dan kepatutan dilakukan dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak


(15)

diterimanya 10 (sepuluh) nama bakal calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupeten Kota.

(3) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana

tersebut pada ayat (2), dilakukan dengan

menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 27.

Pasal 29

(1) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (3), disusun berdasarkan peringkat.

(2) Penetapan 5 (lima) peringkat teratas dari 10 (sepuluh) nama calon disusun dalam urutan peringkat 1 (satu) sampai dengan peringkat 10 (sepuluh), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Calon anggota KPU Provinsi ditetapkan oleh KPU dengan keputusan KPU, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran lampiran 28;

b. Calon anggota KPU Kabupaten/Kota ditetapkan oleh KPU Provinsi dengan keputusan KPU

Provinsi, dengan menggunakan format

sebagaimana contoh dalam lampiran 29.

(3) Penyusunan peringkat dan penetapan anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota terpilih dilakukan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan uji kelayakan dan kepatutan.

(4) Proses pemilihan dan penetapan anggota KPU Provinsi oleh KPU serta KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi dilakukan dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja.

BAB VI

PELANTIKAN, ORIENTASI TUGAS DAN LAPORAN HASIL SELEKSI

Pasal 30

Pelantikan dan mengambilan Sumpah/Janji, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Anggota KPU Provinsi oleh KPU;

b. Anggota KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi. Pasal 31

(1) Sebelum menjalankan tugas anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib mengucapkan Sumpah/Janji.

(2) Sumpah/Janji anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, sebagai berikut :

“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji:

Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban


(16)

Kabupaten/Kota dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dengan

berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pemilu

Presiden/Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota,

tegaknya demokrasi dan keadilan, serta

mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan

Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau golongan.”

Pasal 32

Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya Keputusan KPU tentang Pengangkatan Anggota KPU

Provinsi dan Keputusan KPU Provinsi tentang

Pengangkatan Anggota KPU Kabupaten/Kota. Pasal 33

Setelah mengikuti pelantikan, Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota mengikuti pelaksanaan orientasi tugas.

Pasal 34

(1) Setelah selesai seluruh rangkaian tahapan seleksi, Tim Seleksi melaporkan hasil pelaksanaan seleksi

mulai dari tahap persiapan sampai dengan

penyampaian nama-nama, sebagai berikut : a. Calon Anggota KPU Provinsi kepada KPU;

b. Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi dengan tembusan kepada KPU.

(2) Laporan hasil seleksi sebagaimana pada ayat (1), disertai dengan evaluasi dan saran rekomendasi penyempurnaan.

(3) Laporan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memiliki sistematika sebagai berikut :

a. Pendahuluan;

b. Maksud dan Tujuan; c. Keluaran;

d. Rangkaian Tahapan Seleksi; e. Evaluasi;


(17)

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 35

(1) Dalam hal pada tahap pendaftaran, jumlah pelamar kurang dari 30 (tiga puluh) orang, maka waktu penerimaan pendaftaran diperpanjang selama 7 (tujuh) hari kerja.

(2) Dalam hal terdapat tahapan seleksi yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diulang sesuai tahapan yang bermasalah.

Pasal 36

(1) Dalam hal Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU.

(3)Dalam hal Tim Seleksi calon anggota KPU

Kabupaten/Kota tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU Provinsi dengan supervisi oleh KPU.

(4)Dalam hal KPU Provinsi dipandang oleh KPU tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU

Pasal 37

Jadwal pelaksanaan seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota akan ditetapkan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum.

Pasal 38

Pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di daerah pemekaran atau daerah otonom baru, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penerbitan Keputusan KPU tentang Pembentukan Sekretariat KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota daerah pemekaran.

b. Pembentukan tim seleksi dan pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan sebagaimana diatur dalam peraturan KPU ini.

c. Masa keanggotaan KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota di daerah pemekaran, berakhir bersama-sama dengan keanggotaan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di daerah induknya.

Pasal 39

Pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam.


(18)

Pasal 40

(1) Dalam hal Anggota KPU Provinsi berhenti antar waktu dan calon Anggota KPU Provinsi urutan peringkat berikutnya dari hasil pemilihan yang dilakukan oleh KPU tidak memenuhi syarat, maka calon Anggota KPU Provinsi diambil dari daftar nama peserta seleksi wawancara.

(2) Dalam hal Anggota KPU Kabupaten/Kota berhenti antar waktu dan calon Anggota KPU Kabupaten/Kota urutan peringkat berikutnya dari hasil pemilihan yang dilakukan oleh KPU Provinsi tidak memenuhi syarat, maka calon KPU Kabupaten/Kota diambil dari daftar nama peserta seleksi wawancara.

(3) Terhadap daftar nama peserta seleksi wawancara sebagaimana pada ayat (1) akan dilakukan validasi persyaratan administrasi serta uji kelayakan dan kepatutan oleh KPU.

(4) Terhadap daftar nama peserta seleksi wawancara sebagaimana pada ayat (2) akan dilakukan validasi persyaratan administrasi serta uji kelayakan dan kepatutan oleh KPU Provinsi.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 41

Jenis dan bentuk formulir yang digunakan dalam pelaksanaan Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran peraturan ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan Peraturan ini.

Pasal 42

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Seleksi dan Penetapan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

KETUA


(1)

Pasal 23

(1) Nama-nama bakal calon yang telah mengikuti tes psikologi sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 mengikuti tes kesehatan yang meliputi :

a. Jasmani (Jantung, Lever, Ginjal, Diabetes, THT, Mata , syaraf, tulang dan Mulut & Gigi)

b.Rohani (mental & kejiwaan) c. Bebas Narkoba.

(2) Tes kesehatan sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung 1 (satu) hari kerja sejak selesainya tes psikologi.

(3) Hasil tes kesehatan sebagaimana tersebut pada ayat (1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 22.

Bagian Keempat

Wawancara dan Klarifikasi Tanggapan Masyarakat Pasal 24

(1) Nama-nama bakal calon yang telah lulus tes psikologi dan tes kesehatan, dengan jumlah maksimal 20 (dua puluh) nama calon atau minimal 15 (lima belas) nama calon, akan mengikuti wawancara dengan ruang lingkup dan bobot penilaian sebagai berikut : a. Sistem Politik : 25 %

b. Manajemen pemilu : 40 %

c. Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik : 35 %

d. Klarifikasi tanggapan masyarakat : baik/buruk

(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja terhitung 1 (satu) hari kerja sejak pengumuman daftar nama calon yang lulus tes psikologi dan tes kesehatan.

(4) Hasil wawancara sebagaimana tersebut pada ayat (1), dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 23

(5) Rekapitulasi hasil mengikuti tes psikologi, tes kesehatan dan wawancara, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 24.

Bagian Kelima Kisi-Kisi Materi Seleksi

dan Penyusunan Soal Pasal 25

(1) Materi seleksi tertulis dan tes tertulis psikologi dipersiapkan oleh KPU

(2) Kisi-kisi materi seleksi wawancara dibuat oleh Tim seleksi berdasarkan pedoman yang dibuat KPU


(2)

Bagian Keenam

Penetapan dan Penyampaian Nama Calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

Pasal 26

(1) Tim Seleksi menetapkan dan menyampaikan 10 (sepuluh) nama bakal calon berdasarkan hasil rekapitulasi sebagaimana tersebut dalam pasal 24 ayat (5), dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Calon anggota KPU Provinsi kepada KPU;

b. Calon anggota KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi.

(2) Penyampaian 10 (sepuluh) nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun berdasarkan abjad disertai salinan berkas administrasi tiap-tiap calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak Tim Seleksi memutuskan 10 nama calon.

(3) Penetapan dan penyampaian nama calon anggota KPU Provinsi dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan wawancara dan klarifikasi tanggapan masyarakat.

(4) Penetapan dan penyampaian nama calon anggota KPU Kabupaten/Kota dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan wawancara dan klarifikasi tanggapan masyarakat.

(5) Penyampaian nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan oleh Ketua Tim Seleksi kepada Ketua KPU/Ketua KPU Provinsi, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 26.

BAB V

UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN Pasal 27

Uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. calon anggota KPU Provinsi oleh KPU;

b. calon anggota KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi.

Pasal 28

(1) Ruang lingkup uji kelayakan dan kepatutan meliputi: a. Pengetahuan mengenai kepemiluan

b. Integritas dan Independensi

c. Klarifikasi tanggapan masyarakat.

(2) Uji kelayakan dan kepatutan dilakukan dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak


(3)

diterimanya 10 (sepuluh) nama bakal calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupeten Kota.

(3) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana tersebut pada ayat (2), dilakukan dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 27.

Pasal 29

(1) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (3), disusun berdasarkan peringkat.

(2) Penetapan 5 (lima) peringkat teratas dari 10 (sepuluh) nama calon disusun dalam urutan peringkat 1 (satu) sampai dengan peringkat 10 (sepuluh), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Calon anggota KPU Provinsi ditetapkan oleh KPU dengan keputusan KPU, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran lampiran 28;

b. Calon anggota KPU Kabupaten/Kota ditetapkan oleh KPU Provinsi dengan keputusan KPU Provinsi, dengan menggunakan format sebagaimana contoh dalam lampiran 29.

(3) Penyusunan peringkat dan penetapan anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota terpilih dilakukan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak selesainya kegiatan uji kelayakan dan kepatutan.

(4) Proses pemilihan dan penetapan anggota KPU Provinsi oleh KPU serta KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi dilakukan dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja.

BAB VI

PELANTIKAN, ORIENTASI TUGAS DAN LAPORAN HASIL SELEKSI

Pasal 30

Pelantikan dan mengambilan Sumpah/Janji, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Anggota KPU Provinsi oleh KPU;

b. Anggota KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi.

Pasal 31

(1) Sebelum menjalankan tugas anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib mengucapkan Sumpah/Janji.

(2) Sumpah/Janji anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, sebagai berikut :

“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji:

Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota KPU Provinsi/KPU


(4)

Kabupaten/Kota dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pemilu Presiden/Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau

golongan.”

Pasal 32

Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya Keputusan KPU tentang Pengangkatan Anggota KPU Provinsi dan Keputusan KPU Provinsi tentang Pengangkatan Anggota KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 33

Setelah mengikuti pelantikan, Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota mengikuti pelaksanaan orientasi tugas.

Pasal 34

(1) Setelah selesai seluruh rangkaian tahapan seleksi, Tim Seleksi melaporkan hasil pelaksanaan seleksi mulai dari tahap persiapan sampai dengan penyampaian nama-nama, sebagai berikut :

a. Calon Anggota KPU Provinsi kepada KPU;

b. Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi dengan tembusan kepada KPU.

(2) Laporan hasil seleksi sebagaimana pada ayat (1), disertai dengan evaluasi dan saran rekomendasi penyempurnaan.

(3) Laporan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memiliki sistematika sebagai berikut :

a. Pendahuluan;

b. Maksud dan Tujuan; c. Keluaran;

d. Rangkaian Tahapan Seleksi; e. Evaluasi;


(5)

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 35

(1) Dalam hal pada tahap pendaftaran, jumlah pelamar kurang dari 30 (tiga puluh) orang, maka waktu penerimaan pendaftaran diperpanjang selama 7 (tujuh) hari kerja.

(2) Dalam hal terdapat tahapan seleksi yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diulang sesuai tahapan yang bermasalah.

Pasal 36

(1) Dalam hal Tim Seleksi calon anggota KPU Provinsi tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU.

(3)Dalam hal Tim Seleksi calon anggota KPU Kabupaten/Kota tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU Provinsi dengan supervisi oleh KPU.

(4)Dalam hal KPU Provinsi dipandang oleh KPU tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) maka pelaksanaan seleksi diambil alih oleh KPU

Pasal 37

Jadwal pelaksanaan seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota akan ditetapkan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum.

Pasal 38

Pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di daerah pemekaran atau daerah otonom baru, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penerbitan Keputusan KPU tentang Pembentukan Sekretariat KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota daerah pemekaran.

b. Pembentukan tim seleksi dan pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan sebagaimana diatur dalam peraturan KPU ini.

c. Masa keanggotaan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di daerah pemekaran, berakhir bersama-sama dengan keanggotaan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di daerah induknya.

Pasal 39

Pelaksanaan seleksi calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam.


(6)

Pasal 40

(1) Dalam hal Anggota KPU Provinsi berhenti antar waktu dan calon Anggota KPU Provinsi urutan peringkat berikutnya dari hasil pemilihan yang dilakukan oleh KPU tidak memenuhi syarat, maka calon Anggota KPU Provinsi diambil dari daftar nama peserta seleksi wawancara.

(2) Dalam hal Anggota KPU Kabupaten/Kota berhenti antar waktu dan calon Anggota KPU Kabupaten/Kota urutan peringkat berikutnya dari hasil pemilihan yang dilakukan oleh KPU Provinsi tidak memenuhi syarat, maka calon KPU Kabupaten/Kota diambil dari daftar nama peserta seleksi wawancara.

(3) Terhadap daftar nama peserta seleksi wawancara sebagaimana pada ayat (1) akan dilakukan validasi persyaratan administrasi serta uji kelayakan dan kepatutan oleh KPU.

(4) Terhadap daftar nama peserta seleksi wawancara sebagaimana pada ayat (2) akan dilakukan validasi persyaratan administrasi serta uji kelayakan dan kepatutan oleh KPU Provinsi.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 41

Jenis dan bentuk formulir yang digunakan dalam pelaksanaan Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran peraturan ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan Peraturan ini.

Pasal 42

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Seleksi dan Penetapan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

KETUA