030 513 538 Proceeding Pangkoh Copy

Buku 1 : Bidang Energi

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN POTENSI KANDUNGAN MINYAK
DI DAERAH WASIAN DAN SEKITARNYA
KABUPATEN TELUK BINTUNI, PROVINSI PAPUA BARAT
Soleh Basuki Rahmat
Kelompok Kerja Energi Fosil

SARI
Lokasi daerah penyelidikan pendahuluan terletak di daerah Wasian yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Luas daerah penyelidikan sekitar
249.000 Ha dengan koordinat antara 113° 15’ 00” - 113° 55’ 00” Bujur Timur dan 01° 50’ 00” –
02° 08’ 00” Lintang Selatan.

Secara umum daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Bintuni yang memiliki batuan
berumur Silur hingga Kuarter. Batuan sumber yang diharapkan dapat menjadi sumber
hidrokarbon (Source Rock) diperkirakan berada pada Formasi Klasafet yang berumur Miosen
Tengah – Miosen Atas.

Struktur geologi yang terdapat di daerah penyelidikan relatif sederhana, hanya berupa
perlipatan sinklin yang berarah Baratlaut – Tenggara dengan kemiringan antara 10° - 40°.

Selain itu terdapat juga beberapa indikasi sesar.

Batuan yang diperkirakan sebagai batuan sumber (Source Rock) tidak ditemukan di daerah
penyelidikan. Yang ada hanya lapisan tipis batubara yang memiliki ketebalan berkisar antara
0,15 – 0,30 m.

Hasil analisis bakar (retort) menunjukkan bahwa lapisan batuan yang ditemukan tidak
mengandung minyak kecuali pada lapisan tipis batubara dengan kandungan minyak antara 5 –
7 liter/ton batuan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

513

Buku 1 : Bidang Energi

Hasil analisis TOC dan Rock Eval menunjukkan bahwa batuan yang diduga sebagai batuan
sumber pada Formasi Klasafet berpotensi buruk-sangat bagus sebagai batuan sumber minyak.
Sedangkan tingkat kematangannya batuan sumber menunjukkan


tingkat immature (belum

matang).

Sumberdaya batuan sumber dihitung berdasarkan ketebalannya, sedangkan sebaran kearah
jurus dihitung sepanjang 100 m dari sebelah menyebelah singkapan batuan yang diketemukan.
Sumberdaya batuan sumber ini dikatagorikan hipotetik dan berjumlah 13.592,12 ton.
Sedangkan sumberdaya hipotetik minyak sebesar 566,19 barrel.

514

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

genes,

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya


¾

dan

batugamping

malih

yang berumur Silur sampai Devon.
Formasi

Aimau

diendapkan

akan kandungan hasil bumi seperti mineral

secara tidak selaras di bagian

dan minyak bumi. Namun akhir-akhir ini,


atasnya.

cadangan minyak bumi di Indonesia tiap

konglomerat, sedikit lumpur dan

tahun

serpih.

menurun

sehingga

akhirnya

Terdiri

dari


Formasi

ini

batupasir,

diendapkan

Indonesia berubah dari negara pengekspor

pada akhir Karbon sampai awal

minyak menjadi pengimpor minyak. Untuk

Perm.

itu perlu dicari daerah-daerah baru yang

¾


memiliki potensi kandungan minyak.

Kelompok Mawi diendapkan di
pinggir

cekungan

bagian

timur

terdiri dari batuan metamorf rendah
Salah

satu

daerah

yang


diperkirakan

seperti serpih, argilit, batulanau dan

memiliki potensi kandungan minyak adalah

batupasir.

daerah Wasian, Kabupaten Teluk Bintuni,

berlangsung

Provinsi

sampai akhir Kapur.

Papua

Barat.


Dibatasi

oleh

koordinat geografis 113° 15’ 00” - 113° 55’

¾

Pengendapan

Formasi

dari

awal

Tipuma
tidak


Perm

diendapkan

00” Bujur Timur dan 01° 50’ 00” – 02° 08’

secara

selaras

00” Lintang Selatan dengan luas daerah

Formasi

penyelidikan sekitar 249.000 ha (Gambar

batulumpur,

batulanau,


1).

batupasir,

konglomerat

Aimau.

batugamping.

ini

di

atas

Terdiri

dari
sedikit

dan

Pengendapannya

terjadi pada Awal Trias sampai

GEOLOGI UMUM
Secara geologi daerah Wasian termasuk ke

¾

dengan Yura Bawah.
Bersamaan dengan terbentuknya

dalam Cekungan Bintuni bagian Utara,

Formasi Tipuma, pada Awal Trias

bagian

juga terbentuk batuan pluton yang

sebelah

Baratnya

berbatasan

mengandung biotit dan muskovit,

dengan Cekungan Salawati.

Menurut S. Asmawinata, A.S. Hakim dan

¾

dinamakan Granit Anggi.
Formasi Jass diendapkan secara

PE. Pieters (1989), Deddy Amarullah dkk

tidak

(1991), Cekungan Bintuni bagian Utara dari

Tipuma.

tua ke muda terdiri dari (gambar 2) :

gampingan, batulumpur, batulanau,

¾

Formasi

Kemum,

batuan dasar

yang

merupakan

sedikit

terdiri dari

berumur

batuan metasedimen dan metamorf
seperti batusabak, argilit, batupasir,
konglomerat,

filit,

selaras

batutanduk,

kuarsit, konglomerat malih, sekis,

¾

di

atas

Formasi

Mengandung

napal

dan

Kapur

batupasir

konglomerat

Bawah

hingga

Kapur Atas.
Kelompok
terdiri

dari

batupasir
biokalkarenit

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Kambelangan yang
serpih,

batulanau,

gampingan,
dan

sedikit

konglomerat

515

Buku 1 : Bidang Energi

diendapkan di pinggir Cekungan

¾

diendapkan

Yura Tengah sampai Kapur Atas.

terdiri dari batupasir, batulumpur,

Kelompok Niugini yang umumnya

batulanau, konglomerat dan lignit.

terdiri

Formasi ini diperkirakan berumur

atas

batugamping.
¾

akhir Miosen Atas sampai Pliosen.
Formasi Wai diendapkan di pinggir

membagi kelompok ini menjadi 7

Cekungan bagian timurlaut, pada

(tujuh)

Formasi,

Puragi,

yaitu

Formasi

awal Miosen Atas sampai Kuarter.

Batugamping

Inskin,

Terdiri dari batugamping terumbu,

Formasi

konglomerat, batupasir, batunapal

Batugamping

Faumai,

Sirga, Batugamping Kais, Formasi
Sekau dan Formasi Klasafet. Umur

¾

dan batulumpur gampingan.
Formasi Befoor diendapkan pada

dari Kelompok ini berkisar antara

Pliosen hingga Kuarter. Formasi ini

Paleosen hingga Miosen Atas.

mengandung batupasir, batupasir

Batuan

kerakalan,

Gunungapi

diendapkan
bagian

dipinggir

Arfak
Cekungan

Timurlaut.

Merupakan

¾

konglomerat,

batulumpur dan batunapal.
Batupasir Tusuawai diendapkan

batuan hasil gunungapi yang terdiri

secara selaras di atas Formasi

dari tufa, aglomerat, lava, breksi

Steenkool,

lava, batuan terobosan bersifat

diperkirakan

basaltic hingga andesitic, terbentuk

Pliosen hingga Kuarter. Bersamaan

pada Eosen Atas hingga awal

dengan

Miosen Tengah.

diendapkan

Batugamping
Miosen

Maruni

Bawah

berumur

sampai

akhir

Miosen Tengah juga diendapkan di
dipinggir
¾

Steenkool

selaras di atas Kelompok Niugini,

Jaas. S. Atmawinata dkk (1989),

¾

Formasi

bagian timur. Diperkirakan berumur

diendapkan selaras di atas Formasi

¾

¾

Cekungan

bagian

Timurlaut.

Menyambo
¾

Imskin,

berumur

Paleosen – Miosen Tengah. Terdiri

berlangsung

pada

Batupasir

Tusuawai

juga

Formasi

di

bagian

pinggir

cekungan bagian utara.
Alluvium,
endapan
koral

Batugamping

pengendapannya

endapan
litoral

diendapkan

dan

danau,
terumbu

Secara

tidak

selaras di atas Formasi-Formasi di
atas. Endapan ini berumur Kuarter.

dari kalsitutit, batunapal; sedikit
¾

kalkarenit.
Formasi

Berdasarkan data penyelidik terdahulu,
Klasafet,

batulumpur

batunapal,

gampingan,

penyelidikan

berupa

perlipatan

yang

sedikit batugampingan, kalkarenit,

berarah Baratlaut – Tenggara, dengan

kalsirudit, konglomerat gampingan.

sudut kemiringan berkisar antara 10° - 40°.

Formasi

Selain itu terdapat juga indikasi sesar yang

ini

berumur

Tengah – Miosen Atas.

516

serpih;

secara umum struktur yang ada di daerah

Miosen

umumnya berarah Utara – Selatan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Kandungan

minyak

di

suatu

daerah

Satuan morfologi pedataran, menempati

oleh

adanya

kurang lebih sekitar 20 % dari keseluruhan

batuan

sumber

daerah penyelidikan. Pola aliran sungai

Batuan sumber adalah

yang berkembang adalah pola aliran sungai

biasanya

diindikasikan

rembesan

minyak

(source rock).

dan

batuan yang diduga mengandung minyak

anastomatik,

dan biasanya berupa aneka batuan sedimen

berkembang

klastik

berbutir

lebih

ke

erosi

yang

arah

lateral

dan

banyak

dibandingkan ke arah vertikal. Ini biasa

material-material

organik.

terjadi pada sungai-sungai yang sudah

Adanya keterkaitan antara sedimen berbutir

relatif dewasa. Daerah ini umumnya berupa

halus yang umumnya berupa serpih dan

hutan, semak belukar, yang didominasi

kandungan

minyak

batuan-batuan dari aluvium.

menyebabkan

batuan

mengandung

halus,

dimana

atau
ini

organik

dikenal

juga

sebagai serpih minyak atau serpih bitumen.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang,
menempati sekitar 30 % dari keseluruhan

Secara geologi formasi batuan yang diduga

daerah penyelidikan. Pola aliran sungai

mengandung minyak dapat terbentuk pada

yang berkembang adalah pola aliran sungai

lingkungan

laut

dendritik. Daerah ini umumnya berupa

ini

hutan, semak belukar, yang didominasi

umumnya merupakan sedimen klastik halus,

batuan-batuan dari Formasi Steenkool dan

seperti

Formasi Klasafet.

pengendapan

danau,

dangkal – neritik atau lagun.

serpih,

Batuan

lempung,

lanau

atau

batupasir halus dan sering berasosiasi atau
mengandung

sisa-sisa

tumbuhan,

kayu

terarangkan dan batubara.

Satuan

morfologi

perbukitan

curam,

umumnya terdapat pada bagian utara dan
tengah daerah penyelidikan. Umumnya

Berdasarkan data stratigrafi daerah Wasian

memiliki pola aliran sungai dendritik hingga

dan sekitarnya, diperkirakan formasi yang

paralel. Menempati sekitar 50% daerah

berpotensi

yang

penyelidikan, umumnya berupa hutan lebat.

adalah

Satuan morfologi ini didominasi oleh batuan

diduga

mengandung

mengandung

batuan
minyak

Formasi Klasafet.

dari

Formasi

Steenkool,

Batugamping

Imskin dan Kelompok Kambelangan.
GEOLOGI DAERAH INVENTARISASI
Stratigrafi di daerah penyelidikan, disusun
Secara

umum,

penyelidikan

morfologi

secara

umum

daerah

berdasarkan urutan umur batuan dari yang

dapat

tertua hingga yang termuda, terdiri dari

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan

Kelompok

morfologi

Imskin,

yaitu:

Satuan

morfologi

Kambelangan,
Formasi

Batugamping

Klasafet,

Formasi

pedataran, Satuan morfologi perbukitan

Steenkool dan Endapan Aluvial. Dari hasil

bergelombang

pengukuran arah jurus dan kemiringan

dan

Satuan

perbukitan curam (gambar 3).

morfologi

batuan di lapangan, secara umum struktur
geologi yang terdapat adalah perlipatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

517

Buku 1 : Bidang Energi

yang umumnya berarah relatif Timur Laut –

juga

Tenggara.

berwana

yang

berupa

hitam,

batulempung

diperkirakan

yang

memiliki

kandungan karbon yang cukup tinggi.
Berdasarkan pada peta geologi lembar
Ransiki, Steenkool, dan Fak-fak serta ciri-

Dari hasil pengeplotan lokasi pengamatan

ciri yang ditemukan di lapangan, daerah

di lapangan, terlihat bahwa singkapan-

penyelidikan memiliki beberapa sesar yang

singkapan tersebut berada pada Formasi

umumnya berarah Utara – Selatan, tetapi

Steenkool,

jenis sesar-sesar tersebut belum dapat

Batugamping Imskin.

Formasi

Klasafet,

dan

diidentifikasi.
Analisis yang dilakukan adalah analisis
POTENSI KANDUNGAN MINYAK

bakar atau analisis Retort, analisis Total
Organic Carbon (TOC), dan analisis Rock

Untuk

mengetahui

minyak

di

daerah

potesi

kandungan

penyelidikan,

Eval.

maka

dilakukan pencarian data pada formasi

Dari hasil analisis retort, kandungan minyak

batuan

yang

di daerah penyelidikan berkisar antara 0

batuan

sumber.

diperkirakan
Batuan

merupakan
ini

biasanya

l/ton – 7 l/ton.

memiliki kandungan organik yang cukup
tinggi. Formasi yang dimaksud adalah

Dari

Formasi Klasafet dan Batugamping Imskin.

laboratorium untuk dianalisa, kandungan

Menurut tinjauan geologi regional, litologi

minyak ditemukan pada 3 sampel batuan,

utama penyusun Formasi Klasafet adalah

yaitu BB-1, BB-2a dan BB. Sedangkan

batunapal, batulumpur gampingan, serpih;

pada sampel batuan yang lainnya tidak

sedikit

ditemukan kandungan minyak (tabel 2).

batugampingan,

kalsirudit,

kalkarenit,

konglomerat

Sedangkan
batugamping

batuan
Imskin

14

sampel

yang

dikirim

ke

gampingan.

penyusun

Formasi

Kandungan minyak pada sampel BB-1, BB-

adalah

kalsitutit,

2a dan BB adalah berturut-turut sebagai

batunapal; sedikit kalkarenit (Atmawinata,

berikut, 7 l/ton, 7 l/ton dan 5 l/ton.

dkk., 1989).
Hasil
Berdasarkan

pengamatan

di

lapangan,

analisa

menunjukkan

Total
nilai

Organic

Carbon

kandungan

organik

ditemukan 51 singkapan batuan (tabel 1).

(TOC) yang berkisar antara 0,05 – 76,00 %.

Yang diperkirakan mengandung minyak

Menurut

adalah batupasir halus seperti pada lokasi

menunjukkan

pengamatan Bps-7, yang memiliki ciri

penyelidikan masuk kedalam kategori poor

litologi berwarna abu-abu, pasir halus,

- very good. Sampel batuan yang memiliki

setempat paralel laminasi, terdapat pita-pita

nilai TOC yang tinggi adalah BB-1 (76.00

karbon.

%), BB (42.40 %) dan BB-2a (2.23 %).

Ketika

dibakar,

mengeluarkan

Peters

(1986),

batuan

ini
di

juga
daerah

aroma seperti aspal terbakar. Selain itu ada

518

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel

penyebarannya tidak akan jauh.

3.

Dan

diasumsikan

dihitung
Plot antara TOC dengan S2 menunjukkan
batuan

di

daerah

penelitian

lapisan

yang

sifat

yang

memiliki

homogen.

rata-rata

b. Lebar

lapisan

yang

dihitung

sampai

dengan

memiliki katogeri poor (S2 < 2 mg/gram).

dibatasi

Sedangkan

dengan

kedalaman maksimum 50 m, rumus

Hidrogen Index (HI) menunjukkan potensi

yang digunakan untuk menghitung

yang buruk sampai bagus (gambar 5 dan

lebar adalah L = 50/sinα ( L =

6).

lebar;

plot

antara

TOC

50

=

batas

kedalaman

sampai 50 m; α = besar sudut

Sementara

plot

Tmax

dengan

HI

kemiringan lapisan batuan ).

menunjukkan bahwa batuan sumber di

c.

Apabila pada suatu titik informasi

daerah penyelidikan merupakan batuan

tidak ada data kemiringan lapisan,

sumber untuk gas dan minyak, tetapi bila

maka data kemiringannya diambil

dilihat

dari titik informasi terdekat.

dari

tingkat

kematangannya

dikategorikan sebagai batuan sumber yang

d. Spesific gravity (SG) yang dihitung

immature (belum matang), lihat gambar 7.

adalah

berdasarkan

nilai

hasil

laboratorium.
Hasil plot HI dengan Oksigen Index (OI)
menunjukkan

batuan

di

daerah

penyelidikan

kemungkinan

besar

2. Kandungan
merupakan

minyak
hasil

yang
dari

dihitung,

retort

dan

memiliki nilai ≥ 4 l/ton.

merupakan batuan sumber yang dapat

3. Sumberdaya minyak dihitung dengan

menghasilkan minyak dan gas, karena

menggunakan satuan barrel, dengan

berdasarkan hasil plot, batuan sumber

rumus yang dipakai adalah

berada pada oil prone dan gas prone
(Gambar 8).

OSR (ton) x HC (l/ton)
HCR = ---------------------------

Untuk menghitung sumber daya minyak

Barrel

159

digunakan beberapa parameter sebagai
berikut :

Dimana :

1. Jumlah sumberdaya batuan sumber
dihitung dengan cara :

HCR

=

Hydrocarbon

Resources

atau

Sumber daya Minyak (Barrel).

a. panjang lapisan batuan sumber

OSR = Oil Shale Resources atau Sumber

yang dihitung kearah jurus dibatasi

daya batuan yang diperkirakan merupakan

sampai sejauh 100 m dari titik

batuan sumber (Source Rock).

informasi paling ujung kearah kiri
dan kanan, ini disebabkan oleh

HC

tipisnya lapisan yang dihitung (<

Kandungan Minyak.

0,50

m),

=

Hydrocarbon

Content

atau

diperkirakan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

519

Buku 1 : Bidang Energi

159 = 1 Barrel.
4. Dalam

KESIMPULAN
perhitungan

minyak,

sumberdaya

kandungan

airnya

harus

dijadikan nol atau biasa disebut “liters
per tonne at zero moisture” (LTOM),
hal

ini

dimaksudkan

kandungan

minyak

supaya

dalam

suatu

lapisan batuan pada suatu formasi
dapat dengan mudah dibandingkan
dengan

kandungan

minyak

dalam

Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Daerah Wasian merupakan bagian
dari

Cekungan

Tersier dan Kuarter.
2. Dari

hasil

pemetaan

Rumus

batulempung,

untuk

memperoleh LTOM adalah

geologi

ditemukan sekitar 51 singkapan
batuan,

digunakan

yang

disusun oleh batuan yang berumur

lapisan lainnya atau formasi lainnya.
yang

Bintuni

yang

terdiri

dari

batupasir

dan

batugamping.
3. Berdasarkan hasil analisis retort,

LTOM = {100 x HC (ar)} : {100-MC (ar)}

kandungan

minyak

di

daerah

penyelidikan berkisar antara 0 l/ton
– 7 l/ton.
Dimana :

4. Hasil analisa Total Organic Carbon

LTOM = Liters per Tonne at Zero Moisture

(TOC)

atau Kandungan Minyak pada Nol Persen

daerah

Air.

memenuhi syarat sebagai batuan

HC

=

Kandungan

Minyak

atau

Hydrocarbon Content.
MC

=

Kandungan

menunjukkan

penyelidikan

di

tidak

sumber karena hanya memiliki nilai
TOC < 2 %.

Air

atau

Moisture

Content.

5. Berdasarkan “potensi kesuburan”
(S2) yang umumnya < 2 mg/gr
termasuk

5. Klasifikasi sumberdaya minyak yang
dihitung disini masih sulit ditentukan
karena belum ada yang bisa dijadikan
acuan,

batuan

tapi

untuk

saat

ini

kedalam

batuan

induk/sumber dengan katagori poor
atau jelek.
6. Tmax

batuan

di

daerah

penyelidikan berkisar antara 316oC
442oC,

diklasifikasikan kedalam sumber daya



hipotetik.

katagori

termasuk

belum

kedalam

matang

sampai

hipotetik

batuan

awal matang.
Berdasarkan asumsi diatas, maka sumber

7. Sumber

daya batuan sumber dan minyak di daerah

sumber

Wasian dan sekitarnya dapat dilihat pada

diperkirakan

tabel 4 dan 5.

ton.
8. Sumber

daya

daerah
sebesar

daya

penyelidikan
13.592,12

hipotetik

minyak

daerah penyelidikan diperkirakan
sebesar 566,19 barrel.

520

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

9. Dari hasil pemaparan diatas dapat
disimpulkan

bahwa

batuan

di

Dedi Amarullah,dkk,
Pendahuluan

1991, Penyelidikan
Endapan

Batubara

daerah penyelidikan tidak memadai

Daerah Wasian, Kecamatan Bintuni,

untuk menjadi batuan sumber yang

Kabupaten Manokwari Provinsi Irian

baik, sehingga daerah penyelidikan

Jaya, Laporan

tidak memiliki potensi kandungan
minyak.

DAFTAR PUSTAKA.
Peters,

K.E.,

1986.

Guidelines

for

Evaluating Petroleum Source Rock
Using

Programmed

Chevron

Oil

Pyrolysis.

Field

Research

Company, California.

Atmawinata., S, dkk., 1989, Peta Geologi
Lembar Ransiki, Irian Jaya, P3G,
Bandung.
Hutton,

A.C.,

1987,

Classification
International

of

Petrographic
Oil

Journal

Shale,
of

Coal

Geology, p. 203-231, Amsterdam.

Hutton, A.C., Kanstler, A.J., Cook, A.C.,
1980, Organic Matter in Oil Shales,
APEA Journal, vol. 20, p 44-62,
University of Wollongong, N.S.W.,
Australia.

Sukardjo,

dkk,

Cekungan

2003,

Kajian

Pengendapan

Terpadu
Batuan

yang diduga mengandung minyak di
Indonesia,

Direktorat

Inventarisasi

Sumber Daya Mineral.

Yen, T.F., and Chilingarian, G.V., 1976, Oil
Shale, Elsevier Scientific Publishing
Company, Amsterdam – Oxford –
New York.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

521

Buku 1 : Bidang Energi

Daerah Penyelidikan
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

522

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 2. Stratigrafi Daerah Penyelidikan

B

C

A
B
C

B

A
A

Gambar 3. Morfologi daerah penyelidikan: A. Morfologi pedataran;
B. Morfologi perbukiran bergelombang; C. Morfologi perbukitan curam

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

523

Buku 1 : Bidang Energi

Batupasir

Batugamping
Imskin
Formasi
Klasafet

Formasi
Steenkool

Tusuawai

Aluvium

Endapan Undak
Aluvium

Gambar 4. Peta Geologi Daerah Wasian dan Sekitarnya

524

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 1. Lokasi pengamatan singkapan di daerah penyelidikan.
No

Kode

KOORDINAT

Singkapan

UTM 53M

Keterangan
Batubara,

Strike/Dip

Formasi

210/50

Steenkool

95/29

Steenkool

hitam,

kilap agak terang,
1

Bb 1

369229

9786777

keras,

getas.

Terdapat

2

lapisan tipis.
Batubara,

coklat

kehitaman,
2

Bb 2a

325456

9773031

kusam,

getas,

struktur

kayu

masih terlihat.
Batugamping,
3

Bgp 1

361287

9769219

putih kotor, sangat

-

Klasafet

keras, kristalin.
Batugamping,
4

Bgp 3

375072

9796435

putih kotor, sangat

Klasafet

keras, kristalin.
Batulempung,
hitam,
5

Blp 1

357128

9775267

massiv,

setempat

nodul

aspal,

keras.

Tidak

berbau

-

Klasafet

ketika dibakar.
Batulempung,
6

Blp 10

360226

9775692

coklat kehitaman,
getas,

Klasafet

keras,

terkekarkan.
Batulempung,
7

Blp 11

360301

9775696

coklat kehitaman,
getas,

Klasafet

keras,

terkekarkan.
Batulempung,
coklat kehitaman,
8

Blp 12

369402

9786833

keras,

getas,

210/50

Steenkool

setempat
menyerpih.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

525

Buku 1 : Bidang Energi

Batulempung,
9

Blp 13

372366

9789304

kehitaman, keras,
getas,

setempat

210/45

Klasafet

menyerpih.
Batulempung,
10

Blp 14

374743

9795644

coklat kehitaman,
getas,

Klasafet

keras,

terkekarkan.
Batulempung,
11

Blp 15

374894

9795878

coklat kehitaman,
getas,

Klasafet

keras,

terkekarkan.
Batulempung,
12

Blp 16

376150

9788258

abu-abu

terang,

Batugamping

getas,

Imskin

keras,
masiv.

Batulempung,
13

Blp 17

372489

9789827

abu-abu

terang,

keras,

Klasafet

getas,

masiv.
Batulempung,
14

Blp 18

371818

9787338

abu-abu

terang,

keras,

Klasafet

getas,

masiv.
Batulempung,
15

Blp 19

330717

9770480

abu-abu

terang,

keras,

Steenkool

getas,

masiv.
Perselingan
batupasir dengan
batulempung.
16

Blp 2

360105

9780431

Batulempung,
coklat kehitaman,

235/35

Klasafet

setempat
menyerpih, keras,
getas.
Batulempung,
17

Blp 20

325884

9772954

abu-abu
keras,

526

terang,

Steenkool

getas,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

masiv.
Batulempung,
18

Blp 21

322628

9775129

abu-abu

terang,

keras,

Steenkool

getas,

masiv.
Batulempung,
19

Blp 22

319474

9779882

abu-abu

terang,

keras,

Steenkool

getas,

masiv.
Batulempung,
20

Blp 23

317506

9780386

abu-abu

terang,

keras,

Steenkool

getas,

masiv.
Batulempung,
21

Blp 3

366860

9782377

hitam,

karbonan,

lunak

-

keras

-

Klasafet

-

Klasafet

255/20

Klasafet

235/30

Klasafet

-

Klasafet

-

Klasafet

dapat diremas.
Batulempung,
coklat kehitaman,
22

Blp 4

368467

9784183

keras,

getas,

setempat
menyerpih.
Batulempung,
coklat kehitaman,
23

Blp 5

368659

9784517

keras,

getas,

setempat
menyerpih.
Batulempung,
coklat kehitaman,
24

Blp 5A

368731

9784590

keras,

getas,

setempat
menyerpih.

Batulempung,
25

Blp 6

369245

9786793

coklat kehitaman,
getas, keras.
Batulempung,

26

Blp 7

358275

9776516

coklat kehitaman,
getas, keras.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

527

Buku 1 : Bidang Energi

Batulempung,
27

Blp 8

360075

9775629

coklat kehitaman,

-

Klasafet

344/45

Klasafet

85/13

Steenkool

getas, keras.
Batulempung,
28

Blp 9

360168

9775670

coklat kehitaman,
getas,

keras,

terkekarkan.
Batupasir,

29

bps

314386

9782632

abu-

abu

kehitaman,

pasir

sedang

-

halus,

keras,

setempat

paralel

laminasi.
Batupasir,
30

Bps 1

353910

9771229

abu-

abu, pasir sedang
-

halus,

Steenkool

keras

dapat diremas.
Batulempung,
31

Bps 11

327632

9772115

coklat kehitaman,

-

Steenkool

getas, keras.
Batupasir,
32

Bps 2

358876

9778966

abu-

abu, pasir sedang
-

halus,

keras

235/15

Klasafet

dapat diremas.
Batupasir,
33

Bps 3

364083

9781589

abu-

abu, pasir sedang
-

halus,

Klasafet

keras

dapat diremas.
Batupasir,

34

Bps 5

352052

9769505

abu-

abu

kehitaman,

pasir

sedang

-

halus,

keras,

setempat

paralel

155/55

Steenkool

250/30

Klasafet

laminasi.
Batupasir,
35

528

Bps 6

361381

9769410

abu-

abu

kehitaman,

pasir

sedang

-

halus,

keras,

setempat

paralel

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

laminasi.
Batupasir,

abu-

abu, pasir sedang
36

Bps 7

371561

9787049

-

halus,

keras,

getas,

108/29

Klasafet

82/14

Steenkool

84/13

Steenkool

80/12

Steenkool

setempat

paralel laminasi.
Batupasir,
pasir
37

Bps Ht1

311930

9785963

hitam,

sedang

halus,

-

paralel

laminasi,

keras

dapat diremas.
Batupasir,
pasir
38

Bps Ht2

310456

9786882

hitam,

sedang

halus,

-

paralel

laminasi,

keras

dapat diremas.
Batupasir,
pasir
39

Bps Htm

314071

9783551

hitam,

sedang

halus,

-

paralel

laminasi,

keras

dapat diremas.
40

Np 1

365599

9781796

41

Np 11

321315

9778790

42

Np 12

316293

9781418

43

Np 2

369014

9786558

44

Np 3

374776

9792380

Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.

Klasafet

Steenkool

Steenkool

Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.

Batugamping
Imskin

Batulempung,
abu-abu
45

Np 4

374717

9794459

sampai

abu-abu
kekuningan,

Batugamping
Imskin

keras, getas.
46

Np 5

374876

9795763

Batugamping,
putih kotor, sangat

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Klasafet

529

Buku 1 : Bidang Energi

keras, kristalin.

47

Np 6

374675

9789853

48

Np 7

375954

9789771

49

Np 8

376116

9789226

50

Np 9

324985

9773201

51

Np10

322952

9776316

530

Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.
Batulempung,
putih kotor, lunak.

Batugamping
Imskin
Klasafet

Klasafet

Steenkool

Steenkool

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 2. Hasil Analisa Retort Daerah Wasian dan Sekitarnya
KANDUNGAN

KANDUNGAN

AIR

MINYAK

LAB

ml/100gr

L/Ton

NOMOR

NO

CONTO

SG Batuan

1

Bps

2009154

5

-

2.41

2

Bps Htm

2009155

6

-

2.41

3

Bps 7

2009156

6

-

2.34

4

Blp 16

2009157

5

-

2.41

5

Bb 1

2009158

8

7

1.08

6

Bb 2a

2009159

10

7

1.32

7

Blp 3

2009160

8

-

2.50

8

Np 4

2009161

4

-

2.59

9

Blp 15

2009162

6

-

2.27

10

Bb

2009163

11

5

1.33

11

Ms 1a

2009164

7

-

2.33

12

Blp 11

2009165

5

-

2.44

13

Ms 1b

2009166

8

-

2.27

14

Bgp 01

2009167

6

-

2.58

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

531

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 3. Hasil Analisa TOC dan Pyrolysis Rock Eval

532

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 5. Plot antara Total Organic Carbon (TOC) dengan Potensi Kesuburan (S2)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

533

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 6. Plot antara Total Organic Carbon (TOC) dengan Hydrogen Index (HI)

534

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 7. Plot antara Tmax dengan Hydrogen Index (HI)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

535

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 8. Plot antara Oxygen Index (OI) dengan Hydrogen Index (HI)

536

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 4. Sumber daya hipotetik batuan sumber daerah Wasian dan sekitarnya sampai
kedalaman 50 m.

No

Lapisan

Kode
Conto

Litologi

Panjang
(m)

Lebar

Tebal

(m)

(m)

SG

Sumberdaya
3

(Ton/m )

(Ton)

1

A1

BB-1

Batubara

200

65,27

0,20

1,08

2.819,68

2

A2

BB

Batubara

200

65,27

0,15

1,33

2.604,29

3

B

BB-2a

Batubara

200

103,13

0,30

1,32

8.168,15

TOTAL SUMBER DAYA

13.592,12

Tabel 5. Sumber daya hipotetik minyak daerah Wasian dan sekitarnya

Hasil Analisa Retort
No

Lapisan

Kode Conto

Minyak

Air

(L/ton)

(L/ton)

Sumberdaya
(ton)

LTOM

SD Minyak
(Barrel)

1

A1

BB-1

7

0,8

2.819,68

7,01

124,24

2

A2

BB

5

1,1

2.604,29

5,01

81,99

3

B

BB-2a

7

1,0

8.168,15

7,01

359,96

Total Sumber Daya Minyak

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

566,19

537

Buku 1 : Bidang Energi

538

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009