024 371 388 Proceeding Pangkoh edit
Buku 1 : Bidang Energi
INVENTARISASI GAMBUT
DI DAERAH PANGKOH KABUPATEN PULANGPISAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Truman Wijaya
Kelompok Program Peneliti Energi Fosil
SARI
Dalam rangka inventarisasi potensi endapan Gambut di Indonesia, khususnya di
Kalimantan Tengah, telah dilakukan penyelidikan pendahuluan endapan gambut di
daerah Pangkoh dan sekitarnya Kabupaten Pulangpisau. Kegiatan ini dilakukan oleh,
KPP Energi Fosil, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi.
Pelaksanaan pekerjaan lapangan meliputi pemetaan dan pemboran tangan yang
berlangsung dari awal Agustus sampai awal September 2009.
Hasil akhir kegiatan inventarisasi Gambut ini disajikan dalam bentuk laporan dan
dilampiri dengan peta sekala 1 : 50.000.
Secara geografis daerah penyelidikan terletak antara koordinat 2045’ sampai 3000’ LS
dan 114000’ sampai 114015’BT dan termasuk dalam lembar peta Geologi Lembar
Amuntai.
Secara stratigrafi dari endapan aluvium dan gambut terletak diatas Formasi Dahor. Di
daerah penyelidikan endapan gambut dapat klasifikasikan sebagai "ombrogenus peat"
yang terletak pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai " Low Land peat" ( gambut
dataran rendah, ketinggian 25 m diatas muka air laut ), dengan derajat pembusukan
H6-H8 (hemik-saprik) dan berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
Daerah Pulangpisau mempunyai potensi endapan gambut, dengan kualitas dan
kuantitas baik dan merupakan salah satu potensi gambut yang ada di Kalimantan
Tengah.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
371
Buku 1 : Bidang Energi
Sumberdaya gambut dengan luas 29.673 ha, tebalnya > 1 m, yaitu 108,961 juta ton,
gambut kering ( bulk density 120 kg/m3 dengan kandungan air + 5 %, skala
laboraturium ).
Pemanfaatan gambut diharapkan dapat digunakan sebagai cadangan energi alternatif,
yaitu sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan briket gambut..
372
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
sebagai Blok C dikawasan Pembukaan
PENDAHULUAN
Lahan Gambut (PLG) 1 Juta Hektar.
Latar Belakang
Untuk
menunjang
kebijaksanaan
Maksud dan Tujuan
pemerintah dalam hal diversifikasi energi
Pelaksanaan eksplorasi ini dimaksudkan
maka, gambut sebagai energi alternatif
untuk
sebagai mana diamanatkan pada Undang-
mendapatkan
Undang Republik Indonesia No.4, Bab I,
mengenai sebaran, ketebalan, dan kualitas
tentang
endapan gambut. Diharapkan data ini dapat
Pertambangan Mineral dan Batubara dan
disarankan untuk memberikan gambaran
sesuai
mix
dan saran kepada tim revitalisasi dan
pemerintah tahun 2025. Latar belakang lain
rehabilitasi di Pokja I dan II, pilihan strategi
yaitu, dalam rangka menunjang pokok-
apa yang akan dipilih paling tepat, baik
pokok
dan
dilihat dari segi keekonomiannya, investasi,
rehabilitasi kawasan gambut PLG 1 juta
wawasan lingkungan maupun kemampuan
hektar pemerintah pada aksi nyata, adalah
penguasaannya bila dikembangkan atau di
Inpres no. 2 tahun 2007, yaitu penyelidikan
konservasi di kemudian hari. Tujuan nya
dan
supaya
Pasal 1, ayat 5, Tahun 2009,
dengan
strategi
kebijaksanaan
eksplorasi
energi
revitalisasi
dalam
upaya
mengetahui geometri gambut.
untuk
Sebagai
menginventarisasi
data-data
gambut
bisa
serta
untuk
geometri
awal
digunakan
untuk
pertanian tanaman keras dan energi, yang
implementasi dari kebijaksanaan tersebut,
mendatangkan kemakmuran yang sebesar-
ESDM yang diwakili Badan Geologi dari
besarnya kepada rakyat sekitarnya.
Pusat Sumber Daya Geologi dari Kelompok
Program Peneliti Energi Fosil , memandang
perlu melakukan inventarisasi endapan
Lokasi Daerah Penyelidikan
gambut di Zona Blok C Kalimantan Tengah,
Daerah penyelidikan terletak + 100 Km
untuk memberi masukan kepada Tim Pokja
sebelah selatan kota Palangkaraya, yang
I dan II sebagai koordinator INPRES no. 2
meliputi Kecamatan Maliku dan Kahayan
tahun 2007.
Hilir,
Kabupaten
Kalimantan
Pulangpisau,
Tengah.
Daerah
Propinsi
Pangkoh
dapat dicapai dari Kota Palangkaraya
Di Provinsi Kalimantan Tengah, endapan
gambut tersebar sangat luas mulai dari
pantai bagian selatan hingga kepedalaman.
Salah satu di antaranya adalah daerah
Pangkoh
Kecamatan
di
Kecamatan
Maliku
dan
Pandihbatu,
dengan
kemudian
kendaraan
Maliku
sampai
Maliku,
dilanjutkan
dengan
sepeda motor atau perahu, melalui saluransaluran induk dan sungai Kahayan atau
ojek motor. (Gb.1).
Kecamatan
Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau,
Provinsi Kalimantan Tengah, yang dikenal
Daerah penyelidikan yang luasnya + 80.000
ha,
dibatasi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
secara
geografis
antara
373
Buku 1 : Bidang Energi
2o45'0"L.S - 3o00'0"L.S dan 114o00'0"B.T -
Kahayan, yaitu orang Dayak Karingan yang
114o15'0''B.T. dengan perbatasan alam
berasal dari hulu sungai Kahayan yang
sebagai berikut: di sebelah barat oleh
Sungai
Sebangau,
di
timur
Sungai
Kahayan, di selatan Kecamatan Pandihbatu
, di utara Desa Buntoi. Secara geografis
daerah penyelidikan termasuk ke dalam
dua
Lembar
Peta
Rupa
Bumi
(Bakosurtanal, Edisi I, 1991), yaitu No.
1713 - 13 dan No. 1713 - 14 skala 1 :
menganut
agama
Hindu
Karingan,
kemudian Banjar, Sunda, Bali dan Jawa.
Agama yang mereka anut umumnya Islam
kemudian Protestan, Hindu,
Katolik dan
Budha. Pendatang umumnya dari pulau
Jawa, Mereka telah bermukim di daerah ini
semenjak tahun 1950. Sebagian besar lagi
datang setelah adanya proyek trasmigrasi,
pada tahun 1982/1983 . Mata pencaharian
50.000.
penduduk umumnya bertani, menjadi buruh
dan
nelayan.
Sarana
kecamatan sudah sampai
Keadaan Lingkungan
Pada tahun 2008, penduduk Kabupaten
pendidikan
di
SMA dan di
pedesaan umumnya hanya sampai SD.
Pulang Pisau sebanyak 118.808 orang
dengan rincian 60.577 jiwa laki-laki dan
58.231
jiwa
Perempuan.
Kepadatan
penduduk 13,5 per km2 dengan jumlah
kepala keluarga (KK) sebesar 32.612.
Berdasarkan distribusi penduduk, dari 3
kecamatan yang termasuk daerah lokasi
Transmigrasi
Pangkoh
persentase
penduduknya di atas 15%, yaitu Kecamatan
Kahayan Hilir, Maliku dan Pandih Batu.
Sebagian
besar
daerah
penyelidikan
ditutupi oleh hutan tropis, ladang penduduk,
perkebunan karet dan kelapa rakyat serta
perkampungan.
Hutan
tropis
dengan
beraneka ragam kayu seperti meranti,
jelutung, kempas, terentang, gerunggang,
nyatu, ketiau, sompong, ramin dan lain-lain.
Hewan yang hidup di daerah ini adalah
Beruang,
Babi,
Monyet,
Orang
Utan,
Pertumbuhan
Pelanduk, Ular, Kijang dan burung-burung.
Penduduk Kabupaten Pulang pisau adalah
Jumlahnya tinggal sedikit karena banyak
4,86
Penyebaran
yang berpindah ke daerah lain akibat
penduduk sekitar 61,40 % berdomisili
terganggu oleh penebangan kayu dan
dibagian Selatan/hilir , 19, 21 % berdomisili
perkebunan rakyat. Hewan air seperti
di Kecamatan Kota ,19,39 % berdomisili
beberapa jenis ikan banyak terdapat di
dibagian utara / hulu dari kabupaten Pulang
daerah ini yang menjadi mata pencaharian
Pisau. Sumber ( Dinas Dukcapilnakertran
sebagian penduduk.
Sedangkan
%
Tingkat
dengan
tingkat
Kab. Pulang Pisau tahun 2008).
Waktu Penyelidikan
Penduduk setempat di ketiga Kecamatan
terdiri dari penduduk asli daerah setempat
yang umumnya bermukim di sekitar sungai
374
Waktu
pelaksanaan
penyelidikan
dari
tanggal Awal Agustus 2009 sampai dengan
tanggal Awal September 2009. Personil
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
yang
akan
melakukan
penyelidikan
untuk bahan bakar di
pendahuluan endapan gambut di daerah
Bengkel
Pangkoh dan sekitarnya tersebut,
Kalimantan Tengah.
terdiri
-
daerah
Palangkaraya
Bereng
Propinsi
dari ahli geologi dan juru ukur, yang
semuanya merupakan karyawan dari Pusat
Sumber Daya Geologi dibawah Badan
Geologi, Depertemen Energi dan Sumber
Penyelidikan endapan gambut di sekitar
daerah ini diantaranya sudah dilakukan
oleh Arismunandar, dkk. (1998). Di bagian
Daya Mineral.
utara daerah penyelidikan endapan gambut
sudah diselidiki oleh Wijaya dkk 2008 di
daerah Tumbangnusa.
Peralatan
Peralatan lapangan yang dipakai antara
lain yaitu :
Ucapan Terimakasih
• Peta geologi lembar Amuntai dengan
sekala 1 : 250.000
• Peta
Rupabumi
Pekerjaan
lapangan
Indonesia
dengan
tidak atas bantuan aparat pemerintah dan
masyarakat setempat. Oleh karena itu,
• Bor tangan, kompas, GPS 12 XL, tali
ukur, Loupe, photo dan alat tulis serta
alat-alat penunjang lainnya.
dalam
kesempatan
gambut
Pusat
Bandung
Palangkaraya.
dipetakan secara bersistem oleh Heryanto
2.
Kalimantan
Pemerintah
dalam Peta Geologi Lembar Amuntai,
Palangkaraya.
1:250.000
yang
diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan
3.
diantaranya
Borneo
(
4.
di
Bp.
Daerah
Kepala
Tk.
Kantor
I,
di
Dinas
Bp. Bupati Kepala Daerah Tk. II,
Kabupaten Kapuas, di . Pulang Pisau
Anderson,
J.A.R., 1964 tentang endapan gambut di
Tengah,
Pisau
penyelidik terdahulu telah menulis tentang
),
ucapan
Pertambangan dan Energi, di Pulang
Penelitian Geologi, Bandung. Beberapa
Kalimantan
Geologi,
Bp. Kepala Kantor Direktorat Sospol
dan Sanyoto (1994) dan dimasukkan ke
pulau
eksplorasi
Bp. Gubernur Kepala Daerah Tk. I,
Secara geologi daerah penyelidikan telah
di
Daya
menyampaikan
Propinsi
gambut
tim
terimakasih kepada:
1.
skala
ini
Sumber
Penyelidikan Terdahulu
endapan
pembuatan
laporan ini tidak akan dapat dilakukan bila
sekala 1 : 50.000.
Kalimantan,
dan
5.
Serawak dan Brunei. Diemont, W.H., dan
Bp. Kepala Kantor Sospol Tk. II.
Kabupaten Kapuas, di . Pulang Pisau
Supardi, 1986 menulis tentang genesa
gambut
di
Kalimantan-Indonesia.
Sukarsono,dkk.,1984, Penyelidikan gambut
6.
Bp. Camat Kecamatan Kahayan Hilir
dan Maliku.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
375
Buku 1 : Bidang Energi
7.
8.
Bp. Kepala Desa dan masyarakat,
Di atas Formasi Pitap diendapkan tidak
khususnya desa Bontui
selaras
Bp. Kepala Pusat. Pusat Sumber Daya
Geologi, Kepala Pokja Energi Fosil
serta kepala-kepala seksi beserta staff.
Eosen
terdiri
dari
endapan
batu gamping dan lanau.
atas
selaras
Stratigrafi
(Tersier),
batupasir kuarsa, batu lempung dan sisipan
Di
GEOLOGI UMUM
Formasi Tanjung, yang berumur
Formasi
Formasi
Tanjung
Berai,
diendapkan
yang
berumur
Oligosen- Miosen, terdiri dari batu gamping
Daerah Pangkoh dan sekitarnya secara
bersisipan napal.
geologi termasuk pada Cekungan Barito.
Cekungan ini menempati sebagian daerah
Kalimantan bagian tengah dan selatan
dengan bentuk memanjang hampir timur
laut-baratdaya. Batuannya dicirikan oleh
batuan sedimen fluviatil yang terdiri dari
Di atas Formasi Berai diendapkan selaras
Formasi Warukin, yang berumur Miosen,
terdiri dari batupasir kuarsa dan batu
lempung dengan sisipan batubara.
batupasir, batu lumpur dan konglomerat
(Supriatna, 1983). Cekungan ini dibatasi
oleh Paparan Sunda di barat, Tinggian
Kuching di utara, Tinggian Meratus di timur
dan Laut Jawa di selatan.
Diatas Fomasi Warukin diendapkan tidak
selaras
Formasi Dahor, yang berumur
Pliosen dalam lingkungan paralik dengan
tebal + 250 m (Supriatna,1983), terdiri dari
batu pasir, lempung dan konglomerat.
Beberapa
penulis
terdahulu
seperti
Pertamina, (1979) dan Supriatna, (1983),
telah
menyusun
rumpunan
stratigrafi
regional dari Cekungan Barito. Tatanama
Diatas Formasi Dahor diendapkan endapan
gambut yang memanjang dari Bahaur
sampai Palangkaraya.
yang dipakai untuk satuan regional daerah
penyelidikan menurut Supriatna, (1983),
berturut-turut dari tua ke muda adalah
sebagai berikut :
Struktur Geologi
Secara
umum
struktur
geologi
dalam
lembar peta ini terdiri atas kelurusan,
Formasi Pitap merupakan satuan batuan
sedimen
tertua
(pra-Tersier)
yang
tersingkap di Cekungan Barito, terdiri dari
perselingan batu lanau dan batu pasir kasar
sampai halus dengan sisipan konglomerat.
lipatan dan sesar yang berarah timurlaut baratdaya. Jenis sesar diduga berupa sesar
mendatar dan sesar normal. Kegiatan
tektonik
sesudah
yang
diketahui
Miosen
dan
adalah
pada
diduga
telah
berlangsung sebelum Tersier.Kedudukan
geologi endapan gambut termasuk pada
376
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Cekungan Barito. Cekungan ini merupakan
lahan gambut sejuta hektar dan kadar
cekungan
keasaman
pendalaman
belakang
(back
air
permukaan
yang
deep basin). Unsur struktur di daerah ini
berhubungan dengan keberadaan endapan
adalah, struktur sesar dan lipatan
gambut
yang
berarah Timurlaut - Baratdaya. Jenis sesar
diduga berupa sesar geser dan sesar
KEGIATAN PENYELIDIKAN
normal. Kegiatan tektonik yang diketahui
adalah pada paska Miosen dan diduga
telah berlangsung sebelum Tersier yang
diperkirakan
mempengaruhi
Penyelidikan Lapangan
Formasi
Dahor. (model basin peat digambarkan
Penyelidikan lapangan, meliputi, orientasi
pada gambar 2)
dan
pemetaan
geologi
permukaan,
pembuatan jalur lintasan bor tangan dan
pemboran ( secara acak)
Indikasi Endapan Gambut
Gambut Indonesia menempati separuh dari
luas gambut tropika. Dari segi umur,
gambut-gambut di Kalimantan lebih tua dari
gambut di Sumatra. Gambut di Barambai
dan Pangkoh Kalimantan Tengah-Selatan
dengan ketebalan > 1 meter ditaksir
berumur 4350 tahun. Dari segi kesuburan
gambut di Sumatra nisbi lebih subur
dibandingkan
dengan
gambut
di
Kalimantan. Dari 20 negara di dunia,
termasuk Indonesia secara keseluruhan
Dengan adanya kanal/saluran-saluran air
primer, sekunder hingga saluran tersier
yang digali oleh proyek lahan sejuta hektar,
saluran ini sekaligus dapat dimanfaatkan
sebagai
sarana
mencapai
transportasi
beberapa
puluh
hingga
kilometer
dengan memakai perahu motor. Pada
tempat dimana saluran tidak dapat dilalui
oleh perahu motor, penyelidikan dilanjutkan
sepeda motor dan dengan berjalan kaki
menyelusuri pinggiran saluran.
(426 juta hektar di dunia) yang telah di
manfaatkan hanya sekitar 9,5 juta hektar
dengan laju pemanfatan 64.000 hektar per
Ketebalan gambut secara visual dapat
tahun. Indonesia sendiri baru berhasil
ditelusuri dan diukur sepanjang saluran.
memanfaatkan gambut sekitar 1,1 juta
Ketebalan maksimum endapan gambut
hektar,
yang
yang
umumnya
hanya
untuk
pertanian.
diketahui
terdapat
di
mencapai
bagian
6,50
barat
meter,
daerah
penyelidikan. Distribusi ketebalan gambut
umumnya menipis di sekitar atau dekat
Menurut data geologi sebagian daerah
pedataran Kalimantan Selatan dan Tengah
pinggiran sungai-sungai dan menebal ke
arah tengah.
mengandung sumberdaya endapan gambut
cukup
banyak,
di
indikasikan
dengan
laporan dari P4S Departemen PU, tentang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
377
Buku 1 : Bidang Energi
Dengan pemboran tangan secara acak dan
Kandungan Abu ( Ash ), Sulfur Total ( Sf ),
pengambilan conto gambut untuk dapat
Berat Jenis ( BD ), Harga Kalori ( CV ), dan
menunjang data setiap titik bor sebagai titik
keasaman.
pengamatan dari kemajuan bor 0,5 - 1 m,
diambil dan langsung dimasukan kedalam
kantong
plastik
penguapan
dan
untuk
mencegah
kontaminasi
Pemerian
gambut
secara
dilakukan
dilapangan
udara.
megaskopis
meliputi
warna,
derajat pembusukan ( Humification degree
), kandungan kayu, akar (wood), serat (
fibre) Ph ( derajat keasaman ) dan
Untuk mengetahui kualitas gambut secara
proximate/ultimate, diambil 10 conto yang
diharapkan
dapat
mewakili,
conto
ini
diambil dari permukaan (top) hingga lapisan
gambut paling bawah (bottom), kemudian
dicampur menghasilkan conto komposit
analisa di laboratorium (hasil analisa kimia
terlampir).
kandungan air.
Akibat dari terbakarnya hutan dan lahan
gambut tahun 2002, satu hal yang menarik
perhatian adalah di beberapa titik bor
ditemukan bekas-bekas gambut terbakar
Prosentase
zat
terbang
(VM)
yang
terkandung dalam gambut cukup tinggi,
berkisar antara 52,15 % terkecil dan 59,76
%. terbesar.
hingga kedalaman 0,5 meter. Ciri fisik
dapat dibedakan dengan gambut pada
umumnya berwarna coklat muda hingga
coklat
tua-hitam.
Akibat
lain
adalah
menurunnya permukaan/ ketebalan gambut
Angka karbon tertambat (FC) tercatat 22,44
%
sampai
dengan
32,97.%,
yang
menunjukkan tingkat pengarangan yang
cukup tinggi untuk gambut Indonesia.
mencapai 0,3-0,50 m karena bagian atas
gambut yang terbakar menjadi abu. Muka
Kandungan abu, berkisar antara 0,54 %
air
dan 13,08 %. cukup bersih, kecuali no
tanah
mencapai
0,2-0,4
m
dari
conto P-16 sedikit tinggi, mungkin akibat
permukaan.
sedikit kontaminasi dengan lempung waktu
pemboran, dari keseluruhan wakil conto
Analisa laboratorium
diatas menunjukan kondisi pengendapan
Untuk mengetahui: Nilai kalori, kandungan
abu, sulfur, karbon tertambat, zat terbang,"
bulk density " dan kelembaban dari conto
gambut,
yang cukup bersih atau kita sebut gambut
ombrogenus ( cekungan stabil dan hanya
diisi oleh air hujan ).
telah dilakukan di Laboratorium
Kimia Pusat Sumber Daya Geologi di
Bandung. Parameter Yang diuji Lembab
Nisbi ( LN ), Lembab Jenuh ( LJ ),
Kandungan belerang (S) tercatat rendah,
relatip kurang dari 1 %, kecuali P-30 2,05
ini pengaruh kontaminasi.
Persentasi Air Tertambat ( M ), Zat Terbang
( VM ), Karbon Tertambat ( FC ),
378
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Bulk Density (BD) memberikan angka
merupakan sungai besar yang ada di
antara 0,08 % terendah dan 0,20 tertinggi,
daerah penyelidikan. Sungai ini membentuk
dengan rata-rata 0,12 % atau dihasilkan
meander-meander
120 kg gambut kering dengan kandungan
tempat, yang mencirikan bentuk sungai tua.
sungai
dibeberapa
3
air + 5 % air
dari 1 m gambut basah
dengan 90 % kandungan air.
Stratigrafi
Secara umum dapat dibagi-bagi menjadi :
Nilai
panas
(NK)
dari
seluruh
conto
memberikan angka antara 4329 kal/gr dan
•
Endapan organik terbentuk paling akhir
5296 kal/gr, termasuk tinggi untuk ukuran
pada
dataran
banjir.
Pada
gambut di Indonesia.
bawah endapan organik
bagian
bercampur
dengan unsur-unsur anorganik yaitu
lempung,
Pengolahan data
lanau,
dan
pasir
halus.
Endapan gambut dibagi 2 yaitu gambut
ombrogenus, yang dominan di daerah
Dari hasil data lapangan diplot lokasi dan
penyelidikan dan topogenus.
tebal pemboran tangan di peta dasar
lapangan skala 1 : 50.000, dengan hasil
tersebut dibuat sebaran gambut daerah
•
pangkoh dengan menganalisa lebih lanjut
sungai
kualitas dan kuantitas berupa sumberdaya
gambut
daerah
tersebut
dan
Aluvial terbentuk dekat dan dipinggir
sebagai
daratan.
terakhir
pelopor
perluasan
Endapan aluvial ini terdiri
dari partikel lempung, lanau (silt) dan
diambil kesimpulannya.
batupasir. Endapan tanggul
HASIL PENYELIDIKAN
pinggir
(levee)
terbentuk
di
sungai dan
berfungsi
sebagai tanggul sungai.
Endapan ini terbentuk oleh air sungai
(pada waktu banjir) yang membawa
Geologi Daerah Penyelidikan
material
yang
diendapkan
Morfologi
agak
dipinggir
kasar
sungai.
keadaan permukaan air
Daerah penyelidikan merupakan dataran
dan
Pada
maximal,
tanggul ini lebih tinggi dan menjadi
rendah dengan elevasi antara 2- 25 meter
pemisah antara dataran banjir dengan
di atas permukaan air laut (morfologi jenis
sungai. Endapan tanggul terdiri dari
pedataran). Sungai Sebangau di sebelah
partikel lempung dan lanau (silt).
barat dan Sungai Kahayan di sebelah timur,
keduanya merupakan sungai yang besar di
daerah ini dan bermuara dilaut Jawa.
•
Endapan dasar gambut yang umumnya
Sungai Kahayan yang mempunyai lebar
terdiri dari lempung dengan kandungan
500 m, dalam 7 m, panjang + 650 km,
partikel
dengan pengaruh pasang surut 1 - 3 m dan
penyelidikan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
organik,
dan
terdapat
di
daerah
disebagian
379
Buku 1 : Bidang Energi
tempat yang
mempunyai dasar pasir,
sehingga
terbentuk
endapan
gambut
dengan lingkungan pengendapan laut
bercampur dengan lempung (topogenus),
dangkal dan rawa
kemudian terjadi satu periode dimana levee
(tanggul alam ) telah terbentuk dengan
stabil, sehingga pembentukan endapan
Potensi Endapan Gambut
gambut tanpa pengaruh air permukaan (air
sungai) yang disebut endapan gambut
Keterdapatan Gambut
Endapan gambut di Pangkoh ( antara
sungai Sebangau dan sungai Kahayan),
yang memanjang dari Bahaur (laut Jawa)
ombrogenus (pengaruh air hujan sangat
dominan). Proses ini berlangsung sampai
sekarang.
sampai Palangkaraya, merupakan potensi
gambut yang besar di Kalimantan Gambut
di
Palangkaraya
dapat
Sumberdaya Gambut
diklasifikasikan
sebagai " low land peat" (gambut dataran
rendah), yang berdasarkan pentarikan C-14
(carbon dating) berumur absolut sekitar
2800 tahun yang lalu (G. Siefferman, 1988).
Sumberdaya
29.673 ha ketebalan mulai dari 1 m hingga
6,50 m, dengan sifat fisik sebagai berikut
sampai
dengan
perkalian antara luas sebaran gambut
dengan ketebalan rata-rata antara dua
isopah
bagian
Endapan gambut dengan luas , mempunyai
coklat
dihitung
Luas sebaran gambut dibagi menjadi tiga
Penyebaran Gambut
warna
gambut
coklat
ketuaan,
kandungan kayu sedang, serat sedang,
menurut
ketebalannya,
yaitu
sebaran gambut dengan ketebalan antara
1-3 m, 3-5 m dan lebih besar dari 5->6m.
Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalan
antara dua isopah yang dibagi menjadi tiga
bagian yaitu 2 m, 4m dan 5,75 m.
derajat pembusukan antara H6 sampai H8,
pada bagian atas umumnya mempunyai
Sumberdaya
gambut
Pangkoh
ialah
:
908,01..juta m3.Dengan Bulk density hasil
derajat pembusukan rendah
analisa rata-rata 120 kg setiap m3 gambut
insitu, maka sumberdaya gambut ialah
Dari
hasil
pengamatan
penampang bor,
beberapa
pembentukan gambut
dimulai dari penimbunan sisa tumbuhan
908,01 x106 X 120 kg =108.961 x106 kg
atau 108,961 juta ton, gambut kering.
yang dapat hidup diatas muka air seperti
tumbuhan Bakau (mangrove). Sisa batangbatangnya masih dapat dijumpai ditengah
dan di dasar gambut (batas antara gambut
dan lempung). Dalam pembentukan awal
pengaruh
380
air
sungai
masih
dominan
Kualitas Gambut Secara Megaskopis
Pembahasan
secara
mutu
gambut
megaskopis
laboratorium
dan
dilakukan
analisa
(kimia/fisika).
di
Cara
megaskopis dilakukan di lapangan yaitu,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
mengambil
endapan
gambut
setiap
gambut lebih cepat, sedangkan dibagian
kedalaman 0.5 meter. Pemerian gambut
atas kayu banyak terbusukan. Kandungan
dilakukan pembahasan mengenai, warna,
kayu berkisar antara 10 - 25 %.
derajat pembusukan, kandungan serat,
kandungan kayu, kandungan akar dan
kandungan
air.
Pemerian
secara
Kandungan akar (R), gambut
besar
megaskopis dilakukan sebagai berikut :
berasal
dari
tumbuhan
sedangkan yang berasal dari
Warna, gambut Pangkoh berkisar antara
coklat sampai hitam kecoklatan. Warna ini
banyak
dipengaruhi
pembusukan
dan
oleh
derajat
pengotoran
sebagian
baru,
tumbuhan
yang lama banyak yang telah hancur,
kandungan
akar
yang
tinggi
(>25%)
terdapat dekat dengan permukaan.
zat
anorganik. Pada gambut dekat dengan
batuan dasar cekungan berwarna hitam
Kandungan
kecoklatan sedangkan makin ke atas makin
digolongkan kepada hemik to safrik, yang
dominan
dipengaruhi
warna
permukaan
coklat.
Gambut
kadang-kadang
dekat
ditemukan
berwarna coklat tua, hal ini disebabkan oleh
serat
(F),
oleh
gambut
proses
dapat
derajat
pembusukan setempat, dengan prosentase
kandungan 20 % serat (fibre)
pengaruh oksidasi dan bekas bakaran
hutan.
Kandungan
air
(M),
gambut
erat
hubungannya dengan letak permukan air
Derajat
pembusukan
gambut
tanah. Pada musim hujan air tanah lebih
umumnya dekat permukaan mempunyai H
tinggi dari pada permukaan gambut. Pada
rendah dan sebaliknya pada dasar gambut
kondisi yang demikian kandungan air dalam
mempunyai
yang
gambut hampir homoge (>90%). Pada
tinggi. Sebaran kearah horizontal tidak
musim kemarau muka air tanah turun. Pada
menunjukkan perbedaan yang mencolok,
waktu penyelidikan permukaan air tanah
derajat pembusukan (H), yaitu antara H6-
tingginya 0 - 0,5 m dibawah permukaan
H8 ( hemic to safric).
gambut. Dengan demikian gambut yang
derajat
(H),
pembusukan
terletak diatasnya mempunyai kandungan
air antara 80-90%, sedangkan yang terletak
Kandungan kayu (W), gambut
tidak
dibawah permukaan air tanah > 90%
homogen. Pada gambut yang tedapat di
bagian
bawah
kandungan
dengan
lebih
bagian
umumnya,
banyak
atas.
mempunyai
dibandingkan
Perbedaan
ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain derajat pembusukan dan kecepatan
proses pembentukan gambut, di bagian
Prospek Pemanfaatannya
Prospek pemanfaatan gambut yang lebih
dari 1 m dan dekomposisi > H4 dan
sumberdaya cukup besar, sehingga gambut
daerah Pangkoh dan sekitarnya prospek
bawah permukaan air tanah pembentukan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
381
Buku 1 : Bidang Energi
untuk
energi
dan
dengan
"ombrogenus peat" yang terletak pada
ketinggian permukaan gambut + 25 m dari
basin peat dan diklasifikasikan sebagai
permukaan laut, sehingga memudahkan
" Low Land peat" ( gambut dataran
untuk
rendah ), dengan derajat pembusukan
pengeringan
ditunjang
dan
transport
pengambilan karena sarana jalan tersedia
H6 - H8 ( hemik sampai safrik ).
di areal Transmigrasi.
Sumberdaya gambut yang tebalnya > 1 m
Dengan demikian prospek lahan gambut
seluas 29.673 ha yaitu 108,961 juta ton
yang ada di daerah tersebut dapat di
gambut kering ( bulk density rata-rata 120
dayagunakan sebagaimana mestinya, agar
kg/m, 5 % air).
menghasilkan nilai tambah bagi PEMDA
setempat terutama lahan gambut yang
SARAN
ketebalannya kurang dari 3m dapat diatur
tataruangnya untuk budidaya dan lebih dari
3m sebagian dapat dipergunakan untuk
energi
dan
sebagian
lagi
dapat
dikembablikan ke keadaan semula atau
dikonsevasi menjadi hutan kembali
Lahan gambut
di daerah penyelidikan
dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya
energi, media penyemaian dan lain-lain,
yang dapat di kelompokan sebagai berikut :
1. Daerah bergambut dengan ketebalan 0 -
KESIMPULAN DAN SARAN
•
1 m.
Endapan gambut di daerah ini dibatasi
Lahan gambut dengan ketebalan
oleh batas alam yaitu di bagian barat
dari 1 m dapat digunakan sebagai
kurang
Sungai Sebangau, di bagian timur
Sungai Kahayan di bagian utara Desa
Bontui ke selatan sampai Kecamatan
lahan pertanian basah, seperti persawahan
dan pertanian pasang surut.
Pandihbatu.
2. Daerah bergambut dengan ketebalan <
•
2m.
Endapan aluvium dan gambut terletak
diatas Formasi Dahor. Sedimentasi di
daerah ini sebagian besar dibawa oleh
Lahan gambut dengan ketebalan < 2m,
Sungai Sebangau, Sungai Kahayan
dapat digunakan sebagai lahan pertanian
dan sungai-sungai kecil lainnya.
kering,
seperti
perkebunan
karet
dan
kelapa sawit.
•
Di
daerah
penyelidikan
endapan
gambut dapat digolongkan sebagai
382
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
3. Daerah bergambut dengan ketebalan
development in Indonesia, Jakarta.
antara 2 - 6,5 m.
University of Illinois, Urbana,Illinois.
Pada lahan gambut antara 2 - 6,5 m dapat
dipergunakan untuk bahan bakar tenaga
Euroconsult,
(1984)
:
Preliminary
Assestment of Peat Development Potential.
uap bagi pembangkit tenaga listrik lokal.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The
DAFTAR PUSTAKA
Netherland.
Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996);
Stratigraphy,
Struktural
Geology And
Tectonics Of a Young For Arc
Continent Collisian, Western
Central Range, Irian
Jaya
(Western
New
Guinea),
Indonesia.
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And
Development Of The Peat
Swamps Of Serawak And Brunei.
Journal of Tropical Geography.
vol. 18, 1964.
A.J.P Goret, 1983;
General Studies of
Mires; Swamp, Bog, Fen and Moor
(Ecosystems of The World 4A), Elsevier
Scentific Publisahing
Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis
of Indonesia Lowland Peats and
Possibilities for Development. Symposium
and exhibition lowland
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
383
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyelidikan
`
Bulan-Tahun 2009
Juli
Agustus
September
Persiapan
Penyelidikan
lapangan
Analisis
laboratorium
Pengolahan data
Penyusunan
laporan
Tabel2. Hasil Analisa Kimia
No
BD
Ph
Air Dried Basis
M ( %)
VM (%)
FC (%)
Abu (%)
S (%)
NK (cal/gr)
P-09
0,08
3
8,45
58,62
32,25
0,68
0,13
5188
P-11
0,10
3
7,96
58,62
22,44
0,82
0,09
5278
P-14
0,14
3
7,48
52,72
28,04
11,76
0,38
4542
P-16
0,20
3
7,48
52,15
27,29
13,08
0,20
4329
P-18
0,10
4
7,95
59,33
32,18
0,54
0,16
5296
P-21
0,12
3
8,20
57,34
32,97
1,49
0,13
5243
P-23
0,09
3
8,35
58,19
32,68
0,78
0,13
5226
P-26
0,13
3
8,18
59,11
32,14
0,57
0,13
5280
P-28
0,09
3,5
8,39
59,76
31,12
0,73
0,11
5188
P-30
0,15
3
8,89
52,85
29,83
8,43
2,05
4537
Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut.
Luas
Luas juta
ketebalan rata-rata
Sumberdaya
Daerah
(ha)
(m2)
(m)
juta (m3)
Isopah 1-3m
18.905
189,05
2,00
378,10
Isopah 3-5m
5.100
51,00
4,00
204,00
Isopah 5->6m
5.668
56,68
5,75
325,91
jumlah
29.673
296,73
384
908,01
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi
Blok C
Gambar 1. Peta Indek Pulangpisad Kalimantan Tengah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
385
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2. Cekungan di Kalimantan Tengah yang di isi endapan gambut (basin peat)
386
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 4. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan
UMUR
PEMERIAN LITOLOGI
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
K
Gambut
H
a. Gambut ombrogenus ( gambut murni)
b. Gambut topogenus (gambut terpengaruh
U
O
material klastik)
A
L
Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat
lempungan
dan
lanauan
pasir
atau
lanau
dibagian atas.
R
O
Paludal
Fluviatil/dataran
banjir
Lempung, putih, plastis, lanauan kadang-kadang
pasiran
T
S
lempung, putih kotor plastis dengan lanau
kadang-kadang
E
E
mengandung
pasir,
berbutir
halus
Laut dangkal
mengandung material organik,
cangkang kerang
Lempung organik, coklat, lempung gambutan
R
N
PLISTOSEN
kadang-kadang menjari dengan endapan laut
Endapan rawa -
dangkal
bakau
Lempung, lempung-lananuan dan pasir halus
Darat-rawa
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
387
Buku 1 : Bidang Energi
Peta Geologi dan Sebaran Gambut Daerah Pangkoh Kalimantan Tengah
Skala 1 : 50.000
111°
112°
113°
114°
115°
PURUKCAU
166.274 mT
2°45'00" L.S
170.000 mT
180.000 mT
194.107 mT
190.000 mT
9.750.000 mS
Tumbangmiri
MUARATEWEH
1°
KUALAKURUN
S. Kahayan
S .Samp
it
aung
Bingkuang
Sa
tin
ga
n
S .B
arito
Mantangai
S.
SAMPIT
PANGKALANBUN
P-18
5
6
6
5
Sukamara
Kumai
S. Sebangau
4
Telagapulang
4
3
2
1
2°
TAMIANGLAYANG
PALANGKARAYA
Pangkalanpembuang
Ampah
BUNTOK
uas
Kasongan
S. Pemb
2
Timpah
Kuling
Kualakuayan
Qa
1
Ketapang
Muarakayang
Tambangmunjul
Kandangan
S . Kap
P-19
3
P-16
Jangkit
Tambangsenamang
P-17
Kualakapuas
3°
TL. SAMPIT
BANJARMASIN
BAHAU
KUALAPEMBAUNG
TEL. SEBANGAU
Kec. Kahayan hilir
Qa
L A U T
J A W A
PETA INDEK
A
P-15
P-12
P-13
P-14
P-11
P-10
P-09
S. Kahay
an
Lokasi Daerah Penyelidikan
P-08
U
P-07
P-06
P-05
P-04
P-03
2°50'00" L.S
Buntoi
P-02
P-01
Qa
P. Mintin
Mintin
Sei Baru
SKALA 1 : 50.000
B
9.740.000 mS
Wonoagung
Purwodadi
1
2
3
4
5 Km
0
2
4
6
8
10 Cm
KETERANGAN :
S. K
Kanamit Barat
(Pangkoh 9)
aha
ya
P-20
Kec. Maliku
0
n
P-21
Qa
Qa
Alluvium
Lokasi Titik Bor Gambut
Isopah Endapan Gambut
5
4
3
2
1
Desa/Perkampungan
Qa
Jalan Utama
Sungai
P-23
Kanal
2°55'00" L.S
P-22
Handil/Parit
Kanamit
Gerantung
KETEBALAN GAMBUT
P-30
1 -3m
9.750.000 mS
Qa
P-29
3-5m
P-28
Tahai Jaya
P-27
P-26
5 - >6 m
MALIKU
P-24
Gandang (Pangkoh V)
S. Kahay
an
P-25
Qa
Qa
Kec. Pandihbatu
9.760.000 mS
114°15'00" B.T
3°00'00" L.S
114°00'00" B.T
Endapan Gambut
A
S. Kahayan
PENAMPANG A - B
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI
B
Skala H 1 : 50.000
V 1 : 500
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2
PETA GEOLOGI DAN SEBARAN GAMBUT
DAERAH PANGKOH, KABUPATEN PULANGPISAU
1
Qa
0
388
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Disusun
: Ir. Truman Wijaya
Diperiksa
: Ir. Asep Suryana
Tahun
Digambar
: Priono
Disetujui
: Ir. Sabtanto J.S
No. Peta : 1
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
: 2009
INVENTARISASI GAMBUT
DI DAERAH PANGKOH KABUPATEN PULANGPISAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Truman Wijaya
Kelompok Program Peneliti Energi Fosil
SARI
Dalam rangka inventarisasi potensi endapan Gambut di Indonesia, khususnya di
Kalimantan Tengah, telah dilakukan penyelidikan pendahuluan endapan gambut di
daerah Pangkoh dan sekitarnya Kabupaten Pulangpisau. Kegiatan ini dilakukan oleh,
KPP Energi Fosil, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi.
Pelaksanaan pekerjaan lapangan meliputi pemetaan dan pemboran tangan yang
berlangsung dari awal Agustus sampai awal September 2009.
Hasil akhir kegiatan inventarisasi Gambut ini disajikan dalam bentuk laporan dan
dilampiri dengan peta sekala 1 : 50.000.
Secara geografis daerah penyelidikan terletak antara koordinat 2045’ sampai 3000’ LS
dan 114000’ sampai 114015’BT dan termasuk dalam lembar peta Geologi Lembar
Amuntai.
Secara stratigrafi dari endapan aluvium dan gambut terletak diatas Formasi Dahor. Di
daerah penyelidikan endapan gambut dapat klasifikasikan sebagai "ombrogenus peat"
yang terletak pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai " Low Land peat" ( gambut
dataran rendah, ketinggian 25 m diatas muka air laut ), dengan derajat pembusukan
H6-H8 (hemik-saprik) dan berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
Daerah Pulangpisau mempunyai potensi endapan gambut, dengan kualitas dan
kuantitas baik dan merupakan salah satu potensi gambut yang ada di Kalimantan
Tengah.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
371
Buku 1 : Bidang Energi
Sumberdaya gambut dengan luas 29.673 ha, tebalnya > 1 m, yaitu 108,961 juta ton,
gambut kering ( bulk density 120 kg/m3 dengan kandungan air + 5 %, skala
laboraturium ).
Pemanfaatan gambut diharapkan dapat digunakan sebagai cadangan energi alternatif,
yaitu sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan briket gambut..
372
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
sebagai Blok C dikawasan Pembukaan
PENDAHULUAN
Lahan Gambut (PLG) 1 Juta Hektar.
Latar Belakang
Untuk
menunjang
kebijaksanaan
Maksud dan Tujuan
pemerintah dalam hal diversifikasi energi
Pelaksanaan eksplorasi ini dimaksudkan
maka, gambut sebagai energi alternatif
untuk
sebagai mana diamanatkan pada Undang-
mendapatkan
Undang Republik Indonesia No.4, Bab I,
mengenai sebaran, ketebalan, dan kualitas
tentang
endapan gambut. Diharapkan data ini dapat
Pertambangan Mineral dan Batubara dan
disarankan untuk memberikan gambaran
sesuai
mix
dan saran kepada tim revitalisasi dan
pemerintah tahun 2025. Latar belakang lain
rehabilitasi di Pokja I dan II, pilihan strategi
yaitu, dalam rangka menunjang pokok-
apa yang akan dipilih paling tepat, baik
pokok
dan
dilihat dari segi keekonomiannya, investasi,
rehabilitasi kawasan gambut PLG 1 juta
wawasan lingkungan maupun kemampuan
hektar pemerintah pada aksi nyata, adalah
penguasaannya bila dikembangkan atau di
Inpres no. 2 tahun 2007, yaitu penyelidikan
konservasi di kemudian hari. Tujuan nya
dan
supaya
Pasal 1, ayat 5, Tahun 2009,
dengan
strategi
kebijaksanaan
eksplorasi
energi
revitalisasi
dalam
upaya
mengetahui geometri gambut.
untuk
Sebagai
menginventarisasi
data-data
gambut
bisa
serta
untuk
geometri
awal
digunakan
untuk
pertanian tanaman keras dan energi, yang
implementasi dari kebijaksanaan tersebut,
mendatangkan kemakmuran yang sebesar-
ESDM yang diwakili Badan Geologi dari
besarnya kepada rakyat sekitarnya.
Pusat Sumber Daya Geologi dari Kelompok
Program Peneliti Energi Fosil , memandang
perlu melakukan inventarisasi endapan
Lokasi Daerah Penyelidikan
gambut di Zona Blok C Kalimantan Tengah,
Daerah penyelidikan terletak + 100 Km
untuk memberi masukan kepada Tim Pokja
sebelah selatan kota Palangkaraya, yang
I dan II sebagai koordinator INPRES no. 2
meliputi Kecamatan Maliku dan Kahayan
tahun 2007.
Hilir,
Kabupaten
Kalimantan
Pulangpisau,
Tengah.
Daerah
Propinsi
Pangkoh
dapat dicapai dari Kota Palangkaraya
Di Provinsi Kalimantan Tengah, endapan
gambut tersebar sangat luas mulai dari
pantai bagian selatan hingga kepedalaman.
Salah satu di antaranya adalah daerah
Pangkoh
Kecamatan
di
Kecamatan
Maliku
dan
Pandihbatu,
dengan
kemudian
kendaraan
Maliku
sampai
Maliku,
dilanjutkan
dengan
sepeda motor atau perahu, melalui saluransaluran induk dan sungai Kahayan atau
ojek motor. (Gb.1).
Kecamatan
Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau,
Provinsi Kalimantan Tengah, yang dikenal
Daerah penyelidikan yang luasnya + 80.000
ha,
dibatasi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
secara
geografis
antara
373
Buku 1 : Bidang Energi
2o45'0"L.S - 3o00'0"L.S dan 114o00'0"B.T -
Kahayan, yaitu orang Dayak Karingan yang
114o15'0''B.T. dengan perbatasan alam
berasal dari hulu sungai Kahayan yang
sebagai berikut: di sebelah barat oleh
Sungai
Sebangau,
di
timur
Sungai
Kahayan, di selatan Kecamatan Pandihbatu
, di utara Desa Buntoi. Secara geografis
daerah penyelidikan termasuk ke dalam
dua
Lembar
Peta
Rupa
Bumi
(Bakosurtanal, Edisi I, 1991), yaitu No.
1713 - 13 dan No. 1713 - 14 skala 1 :
menganut
agama
Hindu
Karingan,
kemudian Banjar, Sunda, Bali dan Jawa.
Agama yang mereka anut umumnya Islam
kemudian Protestan, Hindu,
Katolik dan
Budha. Pendatang umumnya dari pulau
Jawa, Mereka telah bermukim di daerah ini
semenjak tahun 1950. Sebagian besar lagi
datang setelah adanya proyek trasmigrasi,
pada tahun 1982/1983 . Mata pencaharian
50.000.
penduduk umumnya bertani, menjadi buruh
dan
nelayan.
Sarana
kecamatan sudah sampai
Keadaan Lingkungan
Pada tahun 2008, penduduk Kabupaten
pendidikan
di
SMA dan di
pedesaan umumnya hanya sampai SD.
Pulang Pisau sebanyak 118.808 orang
dengan rincian 60.577 jiwa laki-laki dan
58.231
jiwa
Perempuan.
Kepadatan
penduduk 13,5 per km2 dengan jumlah
kepala keluarga (KK) sebesar 32.612.
Berdasarkan distribusi penduduk, dari 3
kecamatan yang termasuk daerah lokasi
Transmigrasi
Pangkoh
persentase
penduduknya di atas 15%, yaitu Kecamatan
Kahayan Hilir, Maliku dan Pandih Batu.
Sebagian
besar
daerah
penyelidikan
ditutupi oleh hutan tropis, ladang penduduk,
perkebunan karet dan kelapa rakyat serta
perkampungan.
Hutan
tropis
dengan
beraneka ragam kayu seperti meranti,
jelutung, kempas, terentang, gerunggang,
nyatu, ketiau, sompong, ramin dan lain-lain.
Hewan yang hidup di daerah ini adalah
Beruang,
Babi,
Monyet,
Orang
Utan,
Pertumbuhan
Pelanduk, Ular, Kijang dan burung-burung.
Penduduk Kabupaten Pulang pisau adalah
Jumlahnya tinggal sedikit karena banyak
4,86
Penyebaran
yang berpindah ke daerah lain akibat
penduduk sekitar 61,40 % berdomisili
terganggu oleh penebangan kayu dan
dibagian Selatan/hilir , 19, 21 % berdomisili
perkebunan rakyat. Hewan air seperti
di Kecamatan Kota ,19,39 % berdomisili
beberapa jenis ikan banyak terdapat di
dibagian utara / hulu dari kabupaten Pulang
daerah ini yang menjadi mata pencaharian
Pisau. Sumber ( Dinas Dukcapilnakertran
sebagian penduduk.
Sedangkan
%
Tingkat
dengan
tingkat
Kab. Pulang Pisau tahun 2008).
Waktu Penyelidikan
Penduduk setempat di ketiga Kecamatan
terdiri dari penduduk asli daerah setempat
yang umumnya bermukim di sekitar sungai
374
Waktu
pelaksanaan
penyelidikan
dari
tanggal Awal Agustus 2009 sampai dengan
tanggal Awal September 2009. Personil
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
yang
akan
melakukan
penyelidikan
untuk bahan bakar di
pendahuluan endapan gambut di daerah
Bengkel
Pangkoh dan sekitarnya tersebut,
Kalimantan Tengah.
terdiri
-
daerah
Palangkaraya
Bereng
Propinsi
dari ahli geologi dan juru ukur, yang
semuanya merupakan karyawan dari Pusat
Sumber Daya Geologi dibawah Badan
Geologi, Depertemen Energi dan Sumber
Penyelidikan endapan gambut di sekitar
daerah ini diantaranya sudah dilakukan
oleh Arismunandar, dkk. (1998). Di bagian
Daya Mineral.
utara daerah penyelidikan endapan gambut
sudah diselidiki oleh Wijaya dkk 2008 di
daerah Tumbangnusa.
Peralatan
Peralatan lapangan yang dipakai antara
lain yaitu :
Ucapan Terimakasih
• Peta geologi lembar Amuntai dengan
sekala 1 : 250.000
• Peta
Rupabumi
Pekerjaan
lapangan
Indonesia
dengan
tidak atas bantuan aparat pemerintah dan
masyarakat setempat. Oleh karena itu,
• Bor tangan, kompas, GPS 12 XL, tali
ukur, Loupe, photo dan alat tulis serta
alat-alat penunjang lainnya.
dalam
kesempatan
gambut
Pusat
Bandung
Palangkaraya.
dipetakan secara bersistem oleh Heryanto
2.
Kalimantan
Pemerintah
dalam Peta Geologi Lembar Amuntai,
Palangkaraya.
1:250.000
yang
diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan
3.
diantaranya
Borneo
(
4.
di
Bp.
Daerah
Kepala
Tk.
Kantor
I,
di
Dinas
Bp. Bupati Kepala Daerah Tk. II,
Kabupaten Kapuas, di . Pulang Pisau
Anderson,
J.A.R., 1964 tentang endapan gambut di
Tengah,
Pisau
penyelidik terdahulu telah menulis tentang
),
ucapan
Pertambangan dan Energi, di Pulang
Penelitian Geologi, Bandung. Beberapa
Kalimantan
Geologi,
Bp. Kepala Kantor Direktorat Sospol
dan Sanyoto (1994) dan dimasukkan ke
pulau
eksplorasi
Bp. Gubernur Kepala Daerah Tk. I,
Secara geologi daerah penyelidikan telah
di
Daya
menyampaikan
Propinsi
gambut
tim
terimakasih kepada:
1.
skala
ini
Sumber
Penyelidikan Terdahulu
endapan
pembuatan
laporan ini tidak akan dapat dilakukan bila
sekala 1 : 50.000.
Kalimantan,
dan
5.
Serawak dan Brunei. Diemont, W.H., dan
Bp. Kepala Kantor Sospol Tk. II.
Kabupaten Kapuas, di . Pulang Pisau
Supardi, 1986 menulis tentang genesa
gambut
di
Kalimantan-Indonesia.
Sukarsono,dkk.,1984, Penyelidikan gambut
6.
Bp. Camat Kecamatan Kahayan Hilir
dan Maliku.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
375
Buku 1 : Bidang Energi
7.
8.
Bp. Kepala Desa dan masyarakat,
Di atas Formasi Pitap diendapkan tidak
khususnya desa Bontui
selaras
Bp. Kepala Pusat. Pusat Sumber Daya
Geologi, Kepala Pokja Energi Fosil
serta kepala-kepala seksi beserta staff.
Eosen
terdiri
dari
endapan
batu gamping dan lanau.
atas
selaras
Stratigrafi
(Tersier),
batupasir kuarsa, batu lempung dan sisipan
Di
GEOLOGI UMUM
Formasi Tanjung, yang berumur
Formasi
Formasi
Tanjung
Berai,
diendapkan
yang
berumur
Oligosen- Miosen, terdiri dari batu gamping
Daerah Pangkoh dan sekitarnya secara
bersisipan napal.
geologi termasuk pada Cekungan Barito.
Cekungan ini menempati sebagian daerah
Kalimantan bagian tengah dan selatan
dengan bentuk memanjang hampir timur
laut-baratdaya. Batuannya dicirikan oleh
batuan sedimen fluviatil yang terdiri dari
Di atas Formasi Berai diendapkan selaras
Formasi Warukin, yang berumur Miosen,
terdiri dari batupasir kuarsa dan batu
lempung dengan sisipan batubara.
batupasir, batu lumpur dan konglomerat
(Supriatna, 1983). Cekungan ini dibatasi
oleh Paparan Sunda di barat, Tinggian
Kuching di utara, Tinggian Meratus di timur
dan Laut Jawa di selatan.
Diatas Fomasi Warukin diendapkan tidak
selaras
Formasi Dahor, yang berumur
Pliosen dalam lingkungan paralik dengan
tebal + 250 m (Supriatna,1983), terdiri dari
batu pasir, lempung dan konglomerat.
Beberapa
penulis
terdahulu
seperti
Pertamina, (1979) dan Supriatna, (1983),
telah
menyusun
rumpunan
stratigrafi
regional dari Cekungan Barito. Tatanama
Diatas Formasi Dahor diendapkan endapan
gambut yang memanjang dari Bahaur
sampai Palangkaraya.
yang dipakai untuk satuan regional daerah
penyelidikan menurut Supriatna, (1983),
berturut-turut dari tua ke muda adalah
sebagai berikut :
Struktur Geologi
Secara
umum
struktur
geologi
dalam
lembar peta ini terdiri atas kelurusan,
Formasi Pitap merupakan satuan batuan
sedimen
tertua
(pra-Tersier)
yang
tersingkap di Cekungan Barito, terdiri dari
perselingan batu lanau dan batu pasir kasar
sampai halus dengan sisipan konglomerat.
lipatan dan sesar yang berarah timurlaut baratdaya. Jenis sesar diduga berupa sesar
mendatar dan sesar normal. Kegiatan
tektonik
sesudah
yang
diketahui
Miosen
dan
adalah
pada
diduga
telah
berlangsung sebelum Tersier.Kedudukan
geologi endapan gambut termasuk pada
376
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Cekungan Barito. Cekungan ini merupakan
lahan gambut sejuta hektar dan kadar
cekungan
keasaman
pendalaman
belakang
(back
air
permukaan
yang
deep basin). Unsur struktur di daerah ini
berhubungan dengan keberadaan endapan
adalah, struktur sesar dan lipatan
gambut
yang
berarah Timurlaut - Baratdaya. Jenis sesar
diduga berupa sesar geser dan sesar
KEGIATAN PENYELIDIKAN
normal. Kegiatan tektonik yang diketahui
adalah pada paska Miosen dan diduga
telah berlangsung sebelum Tersier yang
diperkirakan
mempengaruhi
Penyelidikan Lapangan
Formasi
Dahor. (model basin peat digambarkan
Penyelidikan lapangan, meliputi, orientasi
pada gambar 2)
dan
pemetaan
geologi
permukaan,
pembuatan jalur lintasan bor tangan dan
pemboran ( secara acak)
Indikasi Endapan Gambut
Gambut Indonesia menempati separuh dari
luas gambut tropika. Dari segi umur,
gambut-gambut di Kalimantan lebih tua dari
gambut di Sumatra. Gambut di Barambai
dan Pangkoh Kalimantan Tengah-Selatan
dengan ketebalan > 1 meter ditaksir
berumur 4350 tahun. Dari segi kesuburan
gambut di Sumatra nisbi lebih subur
dibandingkan
dengan
gambut
di
Kalimantan. Dari 20 negara di dunia,
termasuk Indonesia secara keseluruhan
Dengan adanya kanal/saluran-saluran air
primer, sekunder hingga saluran tersier
yang digali oleh proyek lahan sejuta hektar,
saluran ini sekaligus dapat dimanfaatkan
sebagai
sarana
mencapai
transportasi
beberapa
puluh
hingga
kilometer
dengan memakai perahu motor. Pada
tempat dimana saluran tidak dapat dilalui
oleh perahu motor, penyelidikan dilanjutkan
sepeda motor dan dengan berjalan kaki
menyelusuri pinggiran saluran.
(426 juta hektar di dunia) yang telah di
manfaatkan hanya sekitar 9,5 juta hektar
dengan laju pemanfatan 64.000 hektar per
Ketebalan gambut secara visual dapat
tahun. Indonesia sendiri baru berhasil
ditelusuri dan diukur sepanjang saluran.
memanfaatkan gambut sekitar 1,1 juta
Ketebalan maksimum endapan gambut
hektar,
yang
yang
umumnya
hanya
untuk
pertanian.
diketahui
terdapat
di
mencapai
bagian
6,50
barat
meter,
daerah
penyelidikan. Distribusi ketebalan gambut
umumnya menipis di sekitar atau dekat
Menurut data geologi sebagian daerah
pedataran Kalimantan Selatan dan Tengah
pinggiran sungai-sungai dan menebal ke
arah tengah.
mengandung sumberdaya endapan gambut
cukup
banyak,
di
indikasikan
dengan
laporan dari P4S Departemen PU, tentang
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
377
Buku 1 : Bidang Energi
Dengan pemboran tangan secara acak dan
Kandungan Abu ( Ash ), Sulfur Total ( Sf ),
pengambilan conto gambut untuk dapat
Berat Jenis ( BD ), Harga Kalori ( CV ), dan
menunjang data setiap titik bor sebagai titik
keasaman.
pengamatan dari kemajuan bor 0,5 - 1 m,
diambil dan langsung dimasukan kedalam
kantong
plastik
penguapan
dan
untuk
mencegah
kontaminasi
Pemerian
gambut
secara
dilakukan
dilapangan
udara.
megaskopis
meliputi
warna,
derajat pembusukan ( Humification degree
), kandungan kayu, akar (wood), serat (
fibre) Ph ( derajat keasaman ) dan
Untuk mengetahui kualitas gambut secara
proximate/ultimate, diambil 10 conto yang
diharapkan
dapat
mewakili,
conto
ini
diambil dari permukaan (top) hingga lapisan
gambut paling bawah (bottom), kemudian
dicampur menghasilkan conto komposit
analisa di laboratorium (hasil analisa kimia
terlampir).
kandungan air.
Akibat dari terbakarnya hutan dan lahan
gambut tahun 2002, satu hal yang menarik
perhatian adalah di beberapa titik bor
ditemukan bekas-bekas gambut terbakar
Prosentase
zat
terbang
(VM)
yang
terkandung dalam gambut cukup tinggi,
berkisar antara 52,15 % terkecil dan 59,76
%. terbesar.
hingga kedalaman 0,5 meter. Ciri fisik
dapat dibedakan dengan gambut pada
umumnya berwarna coklat muda hingga
coklat
tua-hitam.
Akibat
lain
adalah
menurunnya permukaan/ ketebalan gambut
Angka karbon tertambat (FC) tercatat 22,44
%
sampai
dengan
32,97.%,
yang
menunjukkan tingkat pengarangan yang
cukup tinggi untuk gambut Indonesia.
mencapai 0,3-0,50 m karena bagian atas
gambut yang terbakar menjadi abu. Muka
Kandungan abu, berkisar antara 0,54 %
air
dan 13,08 %. cukup bersih, kecuali no
tanah
mencapai
0,2-0,4
m
dari
conto P-16 sedikit tinggi, mungkin akibat
permukaan.
sedikit kontaminasi dengan lempung waktu
pemboran, dari keseluruhan wakil conto
Analisa laboratorium
diatas menunjukan kondisi pengendapan
Untuk mengetahui: Nilai kalori, kandungan
abu, sulfur, karbon tertambat, zat terbang,"
bulk density " dan kelembaban dari conto
gambut,
yang cukup bersih atau kita sebut gambut
ombrogenus ( cekungan stabil dan hanya
diisi oleh air hujan ).
telah dilakukan di Laboratorium
Kimia Pusat Sumber Daya Geologi di
Bandung. Parameter Yang diuji Lembab
Nisbi ( LN ), Lembab Jenuh ( LJ ),
Kandungan belerang (S) tercatat rendah,
relatip kurang dari 1 %, kecuali P-30 2,05
ini pengaruh kontaminasi.
Persentasi Air Tertambat ( M ), Zat Terbang
( VM ), Karbon Tertambat ( FC ),
378
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Bulk Density (BD) memberikan angka
merupakan sungai besar yang ada di
antara 0,08 % terendah dan 0,20 tertinggi,
daerah penyelidikan. Sungai ini membentuk
dengan rata-rata 0,12 % atau dihasilkan
meander-meander
120 kg gambut kering dengan kandungan
tempat, yang mencirikan bentuk sungai tua.
sungai
dibeberapa
3
air + 5 % air
dari 1 m gambut basah
dengan 90 % kandungan air.
Stratigrafi
Secara umum dapat dibagi-bagi menjadi :
Nilai
panas
(NK)
dari
seluruh
conto
memberikan angka antara 4329 kal/gr dan
•
Endapan organik terbentuk paling akhir
5296 kal/gr, termasuk tinggi untuk ukuran
pada
dataran
banjir.
Pada
gambut di Indonesia.
bawah endapan organik
bagian
bercampur
dengan unsur-unsur anorganik yaitu
lempung,
Pengolahan data
lanau,
dan
pasir
halus.
Endapan gambut dibagi 2 yaitu gambut
ombrogenus, yang dominan di daerah
Dari hasil data lapangan diplot lokasi dan
penyelidikan dan topogenus.
tebal pemboran tangan di peta dasar
lapangan skala 1 : 50.000, dengan hasil
tersebut dibuat sebaran gambut daerah
•
pangkoh dengan menganalisa lebih lanjut
sungai
kualitas dan kuantitas berupa sumberdaya
gambut
daerah
tersebut
dan
Aluvial terbentuk dekat dan dipinggir
sebagai
daratan.
terakhir
pelopor
perluasan
Endapan aluvial ini terdiri
dari partikel lempung, lanau (silt) dan
diambil kesimpulannya.
batupasir. Endapan tanggul
HASIL PENYELIDIKAN
pinggir
(levee)
terbentuk
di
sungai dan
berfungsi
sebagai tanggul sungai.
Endapan ini terbentuk oleh air sungai
(pada waktu banjir) yang membawa
Geologi Daerah Penyelidikan
material
yang
diendapkan
Morfologi
agak
dipinggir
kasar
sungai.
keadaan permukaan air
Daerah penyelidikan merupakan dataran
dan
Pada
maximal,
tanggul ini lebih tinggi dan menjadi
rendah dengan elevasi antara 2- 25 meter
pemisah antara dataran banjir dengan
di atas permukaan air laut (morfologi jenis
sungai. Endapan tanggul terdiri dari
pedataran). Sungai Sebangau di sebelah
partikel lempung dan lanau (silt).
barat dan Sungai Kahayan di sebelah timur,
keduanya merupakan sungai yang besar di
daerah ini dan bermuara dilaut Jawa.
•
Endapan dasar gambut yang umumnya
Sungai Kahayan yang mempunyai lebar
terdiri dari lempung dengan kandungan
500 m, dalam 7 m, panjang + 650 km,
partikel
dengan pengaruh pasang surut 1 - 3 m dan
penyelidikan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
organik,
dan
terdapat
di
daerah
disebagian
379
Buku 1 : Bidang Energi
tempat yang
mempunyai dasar pasir,
sehingga
terbentuk
endapan
gambut
dengan lingkungan pengendapan laut
bercampur dengan lempung (topogenus),
dangkal dan rawa
kemudian terjadi satu periode dimana levee
(tanggul alam ) telah terbentuk dengan
stabil, sehingga pembentukan endapan
Potensi Endapan Gambut
gambut tanpa pengaruh air permukaan (air
sungai) yang disebut endapan gambut
Keterdapatan Gambut
Endapan gambut di Pangkoh ( antara
sungai Sebangau dan sungai Kahayan),
yang memanjang dari Bahaur (laut Jawa)
ombrogenus (pengaruh air hujan sangat
dominan). Proses ini berlangsung sampai
sekarang.
sampai Palangkaraya, merupakan potensi
gambut yang besar di Kalimantan Gambut
di
Palangkaraya
dapat
Sumberdaya Gambut
diklasifikasikan
sebagai " low land peat" (gambut dataran
rendah), yang berdasarkan pentarikan C-14
(carbon dating) berumur absolut sekitar
2800 tahun yang lalu (G. Siefferman, 1988).
Sumberdaya
29.673 ha ketebalan mulai dari 1 m hingga
6,50 m, dengan sifat fisik sebagai berikut
sampai
dengan
perkalian antara luas sebaran gambut
dengan ketebalan rata-rata antara dua
isopah
bagian
Endapan gambut dengan luas , mempunyai
coklat
dihitung
Luas sebaran gambut dibagi menjadi tiga
Penyebaran Gambut
warna
gambut
coklat
ketuaan,
kandungan kayu sedang, serat sedang,
menurut
ketebalannya,
yaitu
sebaran gambut dengan ketebalan antara
1-3 m, 3-5 m dan lebih besar dari 5->6m.
Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalan
antara dua isopah yang dibagi menjadi tiga
bagian yaitu 2 m, 4m dan 5,75 m.
derajat pembusukan antara H6 sampai H8,
pada bagian atas umumnya mempunyai
Sumberdaya
gambut
Pangkoh
ialah
:
908,01..juta m3.Dengan Bulk density hasil
derajat pembusukan rendah
analisa rata-rata 120 kg setiap m3 gambut
insitu, maka sumberdaya gambut ialah
Dari
hasil
pengamatan
penampang bor,
beberapa
pembentukan gambut
dimulai dari penimbunan sisa tumbuhan
908,01 x106 X 120 kg =108.961 x106 kg
atau 108,961 juta ton, gambut kering.
yang dapat hidup diatas muka air seperti
tumbuhan Bakau (mangrove). Sisa batangbatangnya masih dapat dijumpai ditengah
dan di dasar gambut (batas antara gambut
dan lempung). Dalam pembentukan awal
pengaruh
380
air
sungai
masih
dominan
Kualitas Gambut Secara Megaskopis
Pembahasan
secara
mutu
gambut
megaskopis
laboratorium
dan
dilakukan
analisa
(kimia/fisika).
di
Cara
megaskopis dilakukan di lapangan yaitu,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
mengambil
endapan
gambut
setiap
gambut lebih cepat, sedangkan dibagian
kedalaman 0.5 meter. Pemerian gambut
atas kayu banyak terbusukan. Kandungan
dilakukan pembahasan mengenai, warna,
kayu berkisar antara 10 - 25 %.
derajat pembusukan, kandungan serat,
kandungan kayu, kandungan akar dan
kandungan
air.
Pemerian
secara
Kandungan akar (R), gambut
besar
megaskopis dilakukan sebagai berikut :
berasal
dari
tumbuhan
sedangkan yang berasal dari
Warna, gambut Pangkoh berkisar antara
coklat sampai hitam kecoklatan. Warna ini
banyak
dipengaruhi
pembusukan
dan
oleh
derajat
pengotoran
sebagian
baru,
tumbuhan
yang lama banyak yang telah hancur,
kandungan
akar
yang
tinggi
(>25%)
terdapat dekat dengan permukaan.
zat
anorganik. Pada gambut dekat dengan
batuan dasar cekungan berwarna hitam
Kandungan
kecoklatan sedangkan makin ke atas makin
digolongkan kepada hemik to safrik, yang
dominan
dipengaruhi
warna
permukaan
coklat.
Gambut
kadang-kadang
dekat
ditemukan
berwarna coklat tua, hal ini disebabkan oleh
serat
(F),
oleh
gambut
proses
dapat
derajat
pembusukan setempat, dengan prosentase
kandungan 20 % serat (fibre)
pengaruh oksidasi dan bekas bakaran
hutan.
Kandungan
air
(M),
gambut
erat
hubungannya dengan letak permukan air
Derajat
pembusukan
gambut
tanah. Pada musim hujan air tanah lebih
umumnya dekat permukaan mempunyai H
tinggi dari pada permukaan gambut. Pada
rendah dan sebaliknya pada dasar gambut
kondisi yang demikian kandungan air dalam
mempunyai
yang
gambut hampir homoge (>90%). Pada
tinggi. Sebaran kearah horizontal tidak
musim kemarau muka air tanah turun. Pada
menunjukkan perbedaan yang mencolok,
waktu penyelidikan permukaan air tanah
derajat pembusukan (H), yaitu antara H6-
tingginya 0 - 0,5 m dibawah permukaan
H8 ( hemic to safric).
gambut. Dengan demikian gambut yang
derajat
(H),
pembusukan
terletak diatasnya mempunyai kandungan
air antara 80-90%, sedangkan yang terletak
Kandungan kayu (W), gambut
tidak
dibawah permukaan air tanah > 90%
homogen. Pada gambut yang tedapat di
bagian
bawah
kandungan
dengan
lebih
bagian
umumnya,
banyak
atas.
mempunyai
dibandingkan
Perbedaan
ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain derajat pembusukan dan kecepatan
proses pembentukan gambut, di bagian
Prospek Pemanfaatannya
Prospek pemanfaatan gambut yang lebih
dari 1 m dan dekomposisi > H4 dan
sumberdaya cukup besar, sehingga gambut
daerah Pangkoh dan sekitarnya prospek
bawah permukaan air tanah pembentukan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
381
Buku 1 : Bidang Energi
untuk
energi
dan
dengan
"ombrogenus peat" yang terletak pada
ketinggian permukaan gambut + 25 m dari
basin peat dan diklasifikasikan sebagai
permukaan laut, sehingga memudahkan
" Low Land peat" ( gambut dataran
untuk
rendah ), dengan derajat pembusukan
pengeringan
ditunjang
dan
transport
pengambilan karena sarana jalan tersedia
H6 - H8 ( hemik sampai safrik ).
di areal Transmigrasi.
Sumberdaya gambut yang tebalnya > 1 m
Dengan demikian prospek lahan gambut
seluas 29.673 ha yaitu 108,961 juta ton
yang ada di daerah tersebut dapat di
gambut kering ( bulk density rata-rata 120
dayagunakan sebagaimana mestinya, agar
kg/m, 5 % air).
menghasilkan nilai tambah bagi PEMDA
setempat terutama lahan gambut yang
SARAN
ketebalannya kurang dari 3m dapat diatur
tataruangnya untuk budidaya dan lebih dari
3m sebagian dapat dipergunakan untuk
energi
dan
sebagian
lagi
dapat
dikembablikan ke keadaan semula atau
dikonsevasi menjadi hutan kembali
Lahan gambut
di daerah penyelidikan
dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya
energi, media penyemaian dan lain-lain,
yang dapat di kelompokan sebagai berikut :
1. Daerah bergambut dengan ketebalan 0 -
KESIMPULAN DAN SARAN
•
1 m.
Endapan gambut di daerah ini dibatasi
Lahan gambut dengan ketebalan
oleh batas alam yaitu di bagian barat
dari 1 m dapat digunakan sebagai
kurang
Sungai Sebangau, di bagian timur
Sungai Kahayan di bagian utara Desa
Bontui ke selatan sampai Kecamatan
lahan pertanian basah, seperti persawahan
dan pertanian pasang surut.
Pandihbatu.
2. Daerah bergambut dengan ketebalan <
•
2m.
Endapan aluvium dan gambut terletak
diatas Formasi Dahor. Sedimentasi di
daerah ini sebagian besar dibawa oleh
Lahan gambut dengan ketebalan < 2m,
Sungai Sebangau, Sungai Kahayan
dapat digunakan sebagai lahan pertanian
dan sungai-sungai kecil lainnya.
kering,
seperti
perkebunan
karet
dan
kelapa sawit.
•
Di
daerah
penyelidikan
endapan
gambut dapat digolongkan sebagai
382
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
3. Daerah bergambut dengan ketebalan
development in Indonesia, Jakarta.
antara 2 - 6,5 m.
University of Illinois, Urbana,Illinois.
Pada lahan gambut antara 2 - 6,5 m dapat
dipergunakan untuk bahan bakar tenaga
Euroconsult,
(1984)
:
Preliminary
Assestment of Peat Development Potential.
uap bagi pembangkit tenaga listrik lokal.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The
DAFTAR PUSTAKA
Netherland.
Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996);
Stratigraphy,
Struktural
Geology And
Tectonics Of a Young For Arc
Continent Collisian, Western
Central Range, Irian
Jaya
(Western
New
Guinea),
Indonesia.
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And
Development Of The Peat
Swamps Of Serawak And Brunei.
Journal of Tropical Geography.
vol. 18, 1964.
A.J.P Goret, 1983;
General Studies of
Mires; Swamp, Bog, Fen and Moor
(Ecosystems of The World 4A), Elsevier
Scentific Publisahing
Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis
of Indonesia Lowland Peats and
Possibilities for Development. Symposium
and exhibition lowland
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
383
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyelidikan
`
Bulan-Tahun 2009
Juli
Agustus
September
Persiapan
Penyelidikan
lapangan
Analisis
laboratorium
Pengolahan data
Penyusunan
laporan
Tabel2. Hasil Analisa Kimia
No
BD
Ph
Air Dried Basis
M ( %)
VM (%)
FC (%)
Abu (%)
S (%)
NK (cal/gr)
P-09
0,08
3
8,45
58,62
32,25
0,68
0,13
5188
P-11
0,10
3
7,96
58,62
22,44
0,82
0,09
5278
P-14
0,14
3
7,48
52,72
28,04
11,76
0,38
4542
P-16
0,20
3
7,48
52,15
27,29
13,08
0,20
4329
P-18
0,10
4
7,95
59,33
32,18
0,54
0,16
5296
P-21
0,12
3
8,20
57,34
32,97
1,49
0,13
5243
P-23
0,09
3
8,35
58,19
32,68
0,78
0,13
5226
P-26
0,13
3
8,18
59,11
32,14
0,57
0,13
5280
P-28
0,09
3,5
8,39
59,76
31,12
0,73
0,11
5188
P-30
0,15
3
8,89
52,85
29,83
8,43
2,05
4537
Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut.
Luas
Luas juta
ketebalan rata-rata
Sumberdaya
Daerah
(ha)
(m2)
(m)
juta (m3)
Isopah 1-3m
18.905
189,05
2,00
378,10
Isopah 3-5m
5.100
51,00
4,00
204,00
Isopah 5->6m
5.668
56,68
5,75
325,91
jumlah
29.673
296,73
384
908,01
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Lokasi
Blok C
Gambar 1. Peta Indek Pulangpisad Kalimantan Tengah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
385
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2. Cekungan di Kalimantan Tengah yang di isi endapan gambut (basin peat)
386
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 4. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan
UMUR
PEMERIAN LITOLOGI
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
K
Gambut
H
a. Gambut ombrogenus ( gambut murni)
b. Gambut topogenus (gambut terpengaruh
U
O
material klastik)
A
L
Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat
lempungan
dan
lanauan
pasir
atau
lanau
dibagian atas.
R
O
Paludal
Fluviatil/dataran
banjir
Lempung, putih, plastis, lanauan kadang-kadang
pasiran
T
S
lempung, putih kotor plastis dengan lanau
kadang-kadang
E
E
mengandung
pasir,
berbutir
halus
Laut dangkal
mengandung material organik,
cangkang kerang
Lempung organik, coklat, lempung gambutan
R
N
PLISTOSEN
kadang-kadang menjari dengan endapan laut
Endapan rawa -
dangkal
bakau
Lempung, lempung-lananuan dan pasir halus
Darat-rawa
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
387
Buku 1 : Bidang Energi
Peta Geologi dan Sebaran Gambut Daerah Pangkoh Kalimantan Tengah
Skala 1 : 50.000
111°
112°
113°
114°
115°
PURUKCAU
166.274 mT
2°45'00" L.S
170.000 mT
180.000 mT
194.107 mT
190.000 mT
9.750.000 mS
Tumbangmiri
MUARATEWEH
1°
KUALAKURUN
S. Kahayan
S .Samp
it
aung
Bingkuang
Sa
tin
ga
n
S .B
arito
Mantangai
S.
SAMPIT
PANGKALANBUN
P-18
5
6
6
5
Sukamara
Kumai
S. Sebangau
4
Telagapulang
4
3
2
1
2°
TAMIANGLAYANG
PALANGKARAYA
Pangkalanpembuang
Ampah
BUNTOK
uas
Kasongan
S. Pemb
2
Timpah
Kuling
Kualakuayan
Qa
1
Ketapang
Muarakayang
Tambangmunjul
Kandangan
S . Kap
P-19
3
P-16
Jangkit
Tambangsenamang
P-17
Kualakapuas
3°
TL. SAMPIT
BANJARMASIN
BAHAU
KUALAPEMBAUNG
TEL. SEBANGAU
Kec. Kahayan hilir
Qa
L A U T
J A W A
PETA INDEK
A
P-15
P-12
P-13
P-14
P-11
P-10
P-09
S. Kahay
an
Lokasi Daerah Penyelidikan
P-08
U
P-07
P-06
P-05
P-04
P-03
2°50'00" L.S
Buntoi
P-02
P-01
Qa
P. Mintin
Mintin
Sei Baru
SKALA 1 : 50.000
B
9.740.000 mS
Wonoagung
Purwodadi
1
2
3
4
5 Km
0
2
4
6
8
10 Cm
KETERANGAN :
S. K
Kanamit Barat
(Pangkoh 9)
aha
ya
P-20
Kec. Maliku
0
n
P-21
Qa
Qa
Alluvium
Lokasi Titik Bor Gambut
Isopah Endapan Gambut
5
4
3
2
1
Desa/Perkampungan
Qa
Jalan Utama
Sungai
P-23
Kanal
2°55'00" L.S
P-22
Handil/Parit
Kanamit
Gerantung
KETEBALAN GAMBUT
P-30
1 -3m
9.750.000 mS
Qa
P-29
3-5m
P-28
Tahai Jaya
P-27
P-26
5 - >6 m
MALIKU
P-24
Gandang (Pangkoh V)
S. Kahay
an
P-25
Qa
Qa
Kec. Pandihbatu
9.760.000 mS
114°15'00" B.T
3°00'00" L.S
114°00'00" B.T
Endapan Gambut
A
S. Kahayan
PENAMPANG A - B
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI
B
Skala H 1 : 50.000
V 1 : 500
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2
PETA GEOLOGI DAN SEBARAN GAMBUT
DAERAH PANGKOH, KABUPATEN PULANGPISAU
1
Qa
0
388
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Disusun
: Ir. Truman Wijaya
Diperiksa
: Ir. Asep Suryana
Tahun
Digambar
: Priono
Disetujui
: Ir. Sabtanto J.S
No. Peta : 1
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
: 2009