Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan Chapter III VI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi
eksperimental dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control
group pre-post test design. Polit dan Beck (2012) mendefinisikan metode
penelitian quasi eksperimen dengan nonequivalent control group pre-post test
design sebagai penelitian yang memberikan manipulasi pada variabel independen
untuk mengetahui efek dari manipulasi tersebut yaitu dengan melakukan
perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Berdasarkan hipotesa penelitian untuk menjawab
tujuan penelitian maka bentuk skema penelitian tergambar seperti di bawah ini :
Pre
R
Post
R1
X1
O2
R2
X0
O2
Gambar 5. Desain Penelitian
Keterangan:
R : Responden Penelitian
R1 : Responden kelompok perlakuan yang mengikuti pre-test
R2 : Responden kelompok kontrol yang mengikuti pre-test
X1 : Intervensi Edukasi pada kelompok perlakuan
X0 : Kelompok kontrol tanpa intervensi Edukasi
O2 : Post-test pada kelompok perlakuan dan kontrol
(Darma, 2011)
Universitas Sumatera Utara
Pada desain ini terdapat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
kelompok perlakuan diberikan perlakuan manajemen diri hipertensi, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan sebagai pembanding dari kelompok
perlakuan. Sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan, kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol diberikan pertanyaan tentang tentang perilaku sehat yang terdiri
dari perilaku latihan, manajemen kognitif gejala, diet sehat dan tekanan darah.
Pada kelompok perlakuan di berikan intervensi tentang edukasi manajemen diri
hipertensi sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan.
3.2.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pengambilan sampel penelitian akan
dilakukan di 2 (dua) wilayah kerja Puskesmas Kota Medan yaitu Puskesmas
Helvetia sebagai kelompok perlakuan yang mendapatkan intervensi edukasi
manajemen diri dan Puskesmas Medan Deli Kota Medan sebagai kelompok
kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan intervensi yang diberikan dan follow-up
setiap minggu.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan bulan Januari – Desember 2016 yaitu
penelitian di mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai dengan
penyusunan hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok kasus yang menarik untuk diteliti (Polit &
Beck, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Hipertensi yang
berobat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Kota Medan sebanyak 305 orang
(Dinkes Kota Medan, 2016).
3.3.2. Sampel
Sampel adalah subset (bagian) dari populasi yang terdiri dari banyak unit
yang lebih kecil dari data yang dikumpulkan (Polit & Beck, 2012). Sampling
merupakan suatu proses seleksi kasus yang mewakili populasi yang ada sehingga
dapat menarik kesimpulan dari populasi yang ada (Polit & Beck, 2012).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak
dilakukan secara acak (Polit & Beck, 2012). Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah consecutive sampling, yaitu penentuan sampel dengan memilih
semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi (Polit & Beck, 2012).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh responden hipertensi yang
berobat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Kota Medan dengan kriteria
pengambilan sampel (inklusi) yaitu : 1). Pasien dengan diagnosis hipertensi dan
pasien yang mendapatkan obat hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas, 2).
Pasien menderita hipertensi 6 bulan terakhir, 3) Memiliki kesadaran penuh, 4).
Kooperatif, 5). Dapat berkomunikasi secara verbal dan wajar, 6). Bisa membaca
Universitas Sumatera Utara
dan menulis, 7). Bisa mengerti dan memahami bahasa Indonesia, 8). Berusia ≥18 –
65 tahun, 9). Responden bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah responden yang mengalami gangguan kesadaran, hamil,
meninggal atau pindah tempat berobat.
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel (n)
penelitian analitis kategori-numerik berpasangan (Dahlan, 2010).
n1= n2 = (Zα + Zβ) x S
X1-X2
Keterangan :
Zα
Zβ
S
X 1 -X 2
2
= Deviat baku alfa
= Deviat baku beta
= Simpang baku dari selisih nilai antar kelompok
= Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Berdasarkan rumus besar sampel tersebut dalam penelitian ini ditetapkan
kesalahan tipe I sebesar 5% sehingga Zα =1,96 dan kesalahan tipe II sebesar 10%
sehingga Zβ = 1,28. Nilai rata-rata diambil berdasarkan penelitian sebelumnya
oleh Song dan Nam (2015) nilai mean sebelum intervensi 9,52 dan nilai mean
setelah intervensi 12.11 dengan simpang baku 4,46.
n1= n2 = (1,96+1,28) x 4,46 2
2,59
n1= n2 = 3,24 x 4,46 2
2,59
n1= n2 = 14,4504 2
2,59
n1= n2 = 5,579305 2
n1= n2 = 31,128 (dibulatkan menjadi 31)
Universitas Sumatera Utara
Besar sampel (n) pada masing-masing kelompok yang didapatkan dari
perhitungan besar sampel yaitu 31 orang sampel. Untuk menghindari adanya
sampel yang drop out maka dilakukan koreksi sebesar 10% (Sastroasmoro, 2011),
yaitu besar sampel yang dibutuhkan akan ditambah 10% untuk mengantisipasi
kemungkinan drop out, sehingga keseluruhan besar sampel dengan rumus adalah :
n’ = n/(1-f)
n’ = 31/ (1-0,1)
n’ = 34,44 (dibulatkan menjadi 35)
Keterangan :
n = perkiraan jumlah sampel yang dihitung
f = Perkiraan proporsi drop out (10%).
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa sampel minimal yang
dibutuhkan dalam penelitian adalah 35 orang untuk masing-masing kelompok.
Selanjutnya menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengelompokkan sampel dimulai pada kelompok perlakuan yaitu mendata
responden sebelum berobat sesuai kriteria penelitian kemudian diberikan
instrumen tentang perilaku sehat yang terdiri dari perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala dan diet sehat serta mengukur tekanan darah sesuai dengan kriteria
inklusi. Pengambilan sampel kelompok kontrol dilakukan sesuai kriteria
penelitian. Pengambilan sampel pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
dilakukan setelah mencapai target sampel terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan
pengisian kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari Perilaku sehat
(Perilaku latihan, diet sehat, manajemen kognitif gejala) dan tekanan darah.
Kuesioner diberikan pada kedua kelompok kontrol dan intervensi sebelum
perlakuan. Setelah kuesioner di isi oleh kedua kelompok, pada kelompok
perlakuan kemudian diberikan intervensi edukasi manajemen diri hipertensi pada
minggu pertama (I) selama 50-60 menit dan di follow-up materi edukasi satu (1)
kali seminggu sampai minggu ke-4 sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan intervensi.
Kemudian kuesioner di isi kembali oleh kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada saat kunjungan minggu ke-4.
3.4.1. Tahap Persiapan
Tahap penelitian akan dimulai dengan pengurusan izin tempat penelitian
dengan mengajukan surat permohonan penelitian dari pimpinan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang ditujukan ke Dinas Kesehatan
Kota Medan dan Puskesmas Kota Medan. Setelah mendapatkan izin penelitian
dari Kepala Puskesmas Kota Medan, persiapan dilanjutkan terkait dengan
prosedur teknis pelaksanaan penelitian.
Prosedur tekhnis dimulai dari memberikan penjelasan tentang tujuan
penelitian, prosedur pengambilan data, instrumen yang akan digunakan dalam
pengambilan data beserta petunjuk pengisian kuesioner pada responden, prinsip
dan etik penelitian kepada tim kesehatan, meminta bantuan kepada 3 orang asisten
penelitian untuk membantu dalam pengumpulan data yang sebelumnya sudah di
Universitas Sumatera Utara
latih dan diberikan penjelasan terkait dengan cara pengisian kuesioner dan
pengumpulan data tekanan darah penelitian.
Tahap persiapan di mulai dengan pengumpulan data primer yang diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah
responden. Mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi sesuai
dengan teknik pengambilan sampel dengan anamnesa oleh peneliti. Jika dari
anamnesa telah memenuhi kriteria inklusi, peneliti meminta kesediaan responden
untuk menjadi sampel dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian. Meminta dengan sukarela kepada responden untuk menandatangani
lembar informed consent. Meminta responden mengisi kuesioner yang telah
disiapkan dan klarifikasi jawaban responden jika diperlukan. Melibatkan asisten
dalam menjelaskan kuesioner pada responden dan cara pengisian lembar
kuesioner. Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah dan
dianalisa.
3.4.2. Tahap Penelitian
1.
Pre-test
Sebelum memberikan intervensi peneliti melakukan pengukuran untuk
mengidentifikasi sejauhmana perilaku sehat dan tekanan darah responden
kelompok kontrol dan intervensi. Pengukuran perilaku sehat dilakukan dengan
pengisian kuesioner oleh responden dengan didampingi oleh peneliti atau asisten
peneliti sesuai dengan kuesioner perilaku latihan, manajemen kognitif gejala, diet
sehat dan pengukuran tekanan darah melalui spigmomanometer pada kelompok
kontrol dan intervensi. Pada tahap ini peneliti juga menjelaskan pertemuan pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok intervensi untuk pelaksanaan pemberian edukasi tentang manajemen
diri hipertensi setiap minggu secara individu atau kelompok.
2.
Intervensi
Peneliti memberikan edukasi tentang manajemen diri hipertensi pada
responden kelompok intervensi yang di dampingi oleh keluarga. Edukasi akan
dilaksanakan pada minggu Pertama (I). Edukasi manajemen diri hipertensi terdiri
dari 2 sesi yaitu sesi I, tentang penyakit hipertensi dan pengaturan diet
berdasarkan diet sehat DASH (dietary approaches to stop hypertension), sesi II,
menggunakan teknik manajemen kognitif gejala dan adopsi program latihan.
Waktu antar sesi di isi dengan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan rutin dari
Puskesmas. Waktu pelaksanaan selama 50-60 menit. Setelah diberikan edukasi
manajemen diri hipertensi, peneliti menjelaskan dan membagikan booklet berisi
materi edukasi yang berisi tentang kegiatan latihan fisik, penggunaan manajemen
kognitif gejala dan diet.
Selanjutnya minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 peneliti mengulang
dan mengingatkan (follow-up) kembali materi edukasi dengan menanyakan
tentang adanya kendala, kesulitan atau pertanyaan yang muncul selama
pelaksanaan oleh responden dan di evaluasi setiap minggu. Kegiatan edukasi dan
follow-up dilakukan peneliti di Puskesmas, Posyandu, tempat pertemuan desa atau
rumah responden.
3.
Post-test
Pada minggu ke-4 setelah intervensi di berikan, peneliti mengukur kembali
perilaku latihan, manajemen kognitif gejala dan diet serta tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
responden kelompok intervensi dan kontrol dengan pengisian kuesioner oleh
responden dan dikumpulkan kepada peneliti. Alur penelitian dapat di gambarkan
dalam gambar di bawah ini;
Skema 3.1 Alur Penelitian
Pre-test
Kelompok
Kontrol
1.
2.
Pasien
Hipertensi
3.
4.
Kelompok
Intervensi
Perilaku
sehat
Perilaku
latihan
Manajeme
n kognitif
gejala
Diet sehat
Tekanan
darah
(Skala
perilaku
latihan, skala
manajemen
kognitif
gejala,
kuesioner diet
sehat adopsi
diet DASH)
dan
Tensimeter
Intervensi
Edukasi
Standar
dari
Puskesmas
Post-test
1.
2.
3.
4.
Edukasi
Manajemen
diri
Hipertensi
Perilaku
sehat
Perilaku
latihan
Manajeme
n kognitif
gejala
Diet sehat
Tekanan
darah
(Skala
perilaku
latihan, skala
manajemen
kognitif
gejala,
kuesioner diet
sehat adopsi
diet DASH)
dan
Tensimeter
3.4.3. Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen
mengukur sesuatu yang akan diukur. Validitas merupakan kriteria untuk
mengevaluasi sebuah instrumen yang valid (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian
untuk kuesioner yang belum teruji validitas dilakukan uji validitas dengan
menggunakan content validity (validitas isi). Content validity menunjukkan
kemampuan item pertanyaan telah mencakup isi dari semua unsur yang akan
diteliti yaitu dengan meminta pendapat ahli (expert) sebagai pakar penelitian
Universitas Sumatera Utara
terkait dengan instrumen penelitian yang dinyatakan dalam content validity index
(CVI). Penilaian masing-masing item dinyatakan dalam 4 poin skala yaitu : 1 =
tidak relevan, 2 = agak relevan, 3 = cukup relevan, dan 4 = sangat relevan. Untuk
menentukan kesahihan dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
dilihat dari nilai CVI berdasarkan angka yang diberikan oleh expert. Nilai CVI
yang dipertimbangkan yaitu≥ ,80 dan , 90 merupakan nilai yang dianjurkan
sebagai standar yang baik (Polit & Beck, 2012).
Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perilaku sehat telah diuji oleh 3 orang
validator sebagai ekspert. Validator terdiri dari 3 orang dari pendidikan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, masing-masing validator telah memiliki
jenjang pendidikan S2 Keperawatan. Para ekspert telah mengevaluasi setiap item
pernyataan dari instrumen perilaku sehat dengan memberikan nilai berdasarkan
skala 1 sampai 4. Nilai yang diberikan berdasarkan skala menunjukkan 1 tidak
relevan, 2 agak relevan, 3 cukup relevan, dan 4 sangat relevan kemudian dibagi
jumlah pertanyaan. Nilai CVI yang diberikan masing-masing ekspert kemudian
dibagi jumlah ekspert. Berdasarkan hasil uji Content Validity Index (CVI) ekspert
diperoleh bahwa hasil CVI perilaku sehat sebanyak 23 item pernyataan yang
terdiri dari perilaku sehat sebanyak 3 item pertanyaan adalah 1, manajemen
kognitif gejala sebanyak 6 item pernyataan adalah 0,83 dan 14 item pernyataan
diet sehat adalah 0,9. Nilai CVI 22 item pernyataan perilaku sehat adalah 0,91.
Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen pengukuran mempunyai nilai
skor yang benar dan minimal dari error (kesalahan) (Polit & Beck, 2012). Uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji internal
Universitas Sumatera Utara
consistency yang dilakukan dengan menguji coba instrumen sekali saja kepada
responden diluar kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen penelitian telah diuji
coba kepada 30 orang responden untuk mengetahui kehandalan dari instrumen
penelitian. Hasil uji coba instrumen tersebut kemudian dievaluasi dengan
menggunakan
Cronbach
alpha.
Reliabilitas
suatu
instrumen
ditentukan
berdasarkan nilai dengan rentang 0-1. Nilai ,70 pada umumnya adekuat, namun
nilai ,80 atau ≥ ,80 merupakan nilai yang lebih diharapkan (Polit & Beck, 2012).
Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner baku yang dimodifikasi dan
kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner baku yang digunakan
dimodifikasi dari kuesioner Stanford patient education research center yang telah
di uji cobakan dan telah dilakukan pada 1,127 subjek dengan penyakit kronis
dengan N = 51 untuk test-retest dan 1,130 subjek. Kuesioner cognitive symptom
management memiliki internal consistency reliability sebesar α = 0,75 dan testretest reliability r = 0,83 yang telah diberikan pada 1,129 subjek dengan penyakit
kronis dengan N = 51 untuk test-retest. Kuesioner ini dapat digunakan bebas
untuk penyakit kronis. Sedangkan kuesioner Diet Sehat di adopsi dari prinsip diet
indeks DASH (NIHNH, 2010).
Uji reliabilitas kuesioner dilaksanakan di Puskesmas Darussalam Kota
Medan, instrumen di uji coba kepada 30 orang responden dengan hipertensi.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner nilai Cronbach Alpha perilaku sehat
yaitu 0,862. Dari nilai cronbach alpha tersebut artinya instrumen dinyatakan
reliabel untuk mengukur variabel yang diteliti. Kuesioner perilaku sehat terdiri
dari kuesioner perilaku latihan, kuesioner manajemen kognitif gejala dan
Universitas Sumatera Utara
kuesioner diet sehat. Hasil nilai Cronbach Alpha setiap item pernyataan dari
instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1. Uji Reliabilitas Instrumen Perilaku Sehat
No
Pernyataan
Cronbach Alpha
A Perilaku Latihan
1
Total waktu yang dihabiskan untuk latihan dalam
,854
seminggu
2
Frekuensi yang dihabiskan untuk latihan dalam
,858
seminggu
3
Jenis latihan yang dilakukan
,864
B Manajemen Kognitif Gejala
1
Mencoba tidak cemas
,854
2
Menganggap gejala bukan sebagai ketidaknyamanan
,852
3
Bermain teka-teki silang atau menyanyikan dan
,858
mendengarkan lagu yang disukai
4
Menarik napas dalam, mengencangkan otot-otot
,847
tubuh dan mengendorkan otot-otot tubuh sambil
mengeluarkan napas
5
Mengalihkan perhatian
,852
6
Berbicara dengan diri sendiri dengan cara yang baik
,862
C Diet Sehat
1
Makan makanan ringan yang asin
,855
2
Makan ikan kalengan
,849
3
Makan sayur atau buah, ikan yang diasinkan, diacar
,861
dan diasapkan
4
Menambahkan saus tomat, saus sambal, kecap asin,
,847
tauco atau bumbu sejenis lain ke dalam makanan atau
masakan
5
Menambahkan garam ke dalam makanan atau
,848
masakan
6
Makan jeroan dan gajih (lemak) dari daging sapi,
,861
kambing atau kerbau
7
Minum minuman bersoda atau kopi
,863
8
Makan manisan buah atau sayuran
,849
9
Menambahkan selai dan gula ke dalam makanan
,868
10 Makan makanan bersantan
,865
11 Minum susu full cream
,857
12 Makan roti dan kue mengandung mentega, margarin,
,855
keju atau mayonnaise
13 Makan durian atau tape atau minuman beralkohol
,852
14 Makan kuning telur atau kulit ayam
,864
Universitas Sumatera Utara
3.4
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu Perilaku
sehat dengan subvariabel Perilaku latihan, diet sehat, manajemen kognitif gejala
dan tekanan darah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perlakuan
edukasi manajemen diri Hipertensi.
Variabel
Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Operasional
Definisi Operasional
Alat Ukur dan Cara
Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Independen
Intervensi
Edukasi
Manajemen
diri
Hipertensi
Intervensi yang diberikan
kepada responden dalam
bentuk edukasi tentang
Kemampuan mengelola
diri sendiri terkait dengan
manajemen
diri
hipertensi yang terdiri
dari 2 sesi, yaitu :
Sesi I :
- Hipertensi dan resiko
komplikasi, dan
- Diet untuk Hipertensi,
tujuan Diet hipertensi,
Prinsip diet Hipertensi
berdasarkan diet sehat
DASH
(dietary
approaches to stop
hypertension)
Sesi II :
- Latihan,
manfaat
latihan, jenis latihan,
waktu
pelaksanaan
latihan,
adopsi
program latihan
- Menggunakan
relaksasi
sebagai
teknik
manajemen
kognitif
gejala,
manfaat teknik
Panduan
edukasi
dan
demonstrasi
Manajemen
diri
hipertensi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2
Manajemen kognitif
gejala,
teknik
manajemen kognitif
gejala,dan
- Adopsi
program
latihan.
Waktu
pelaksanaan
selama 50-60 menit
Dependen
Pre-post
Intervensi
Perilaku
Sehat
Aktivitas yang dilakukan
oleh responden dengan
hipertensi yang terdiri
dari perilaku latihan,
manajmen
kognitif
gejala, dan Diet sehat
Kuesioner
Perilaku
sehat yang terdiri dari
23 item pertanyaan
dan
pernyataan
dengan mengunakan
skala likert
Perilaku
Latihan
Serangkaian
aktivitas
fisik yang teratur dan
terencana untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan
Kuesioner adopsi dari
Stanford
patient
education
research
center, 2007 dengan 3
item pertanyaan
Skor 3-6,5 Perilaku
latihan Kurang
Cara yang dilakukan
responden
untuk
menurunkan
ketidaknyamanan
dan
gejala yang dirasakan
dengan
melakukan
kegiatan relaksasi
Kuesioner Stanford
patient
education
research center, 2007
dengan
6
item
pernyataan
Skor
6-14
Manajemen
kognitif
gejala
Kurang
Kebiasaan
dalam
mengkonsumsi makanan
yang mengandung garam
(asinan),
lemak,
kolesterol, gula
berdasarkan prinsip diet
Kuesioner
adopsi
berdasarkan prinsip
diet DASH (dietary
approaches to stop
hypertension) dengan
14 item pernyataan
Manajemen
kognitif
gejala
Diet Sehat
Skor
Perilaku
Tinggi
Ordinal
6,6-12
latihan
Ordinal
Skor
15-24
Manajemen
kognitif
gejala
Tinggi
Skor 14-34 Diet
sehat Kurang
Ordinal
Skor 35-56 Diet
sehat Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2
DASH
(dietary
approaches
to
stop
hypertension)
Keadaan tekanan
darah responden
dengan hipertensi
yang memiliki tekanan
darah sistolik ≥
140 mmHg atau
tekanan darah
diastolik ≥ 90
mmHg, salah satu atau
kedua-duanya
Tekanan
darah
Pengukuran
tekanan darah
dengan
menggunakan
Spigmomanometer
digital
yang dilakukan
pada lengan atas
responden
Normal :
TD
160/>100
mmHg.
(JNC 8, 2015)
3.6.
Metode Pengukuran
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang berisikan
karakteristik demografi, kuesioner untuk mengukur perilaku sehat dan pengukuran
tekanan darah. Lembar kuesioner ini diberikan kepada pasien sebelum intervensi
dan sesudah intervensi.
Pengukuran variabel dependen yang diukur pada penelitian ini meliputi
sub variabel perilaku sehat yaitu : perilaku latihan, manajemen kognitif gejala dan
diet sehat. Pengukuran Perilaku sehat menggunakan kuesioner berdasarkan
instrumen pengukuran menurut Stanford patient education research center, 2007
dan diet sehat yang di adopsi dari prinsip indek DASH menurut NIHNH (2016)
yang di sesuaikan dengan istilah sehari-hari sesuai tempat penelitian. Instrumen
Universitas Sumatera Utara
pengukuran untuk Perilaku Sehat terdiri dari pengukuran perilaku latihan dengan
menggunakan modifikasi dari skala perilaku latihan (exercise behavior scale),
manajemen kognitif gejala dengan menggunakan skala manajemen kognitif gejala
(cognitive symptom managemen scale), dan diet sehat dengan menggunakan
kuesioner yang dibuat berdasarkan prinsip diet DASH (dietary approaches to stop
hypertension). Sedangkan untuk instrumen pengukuran variabel Tekanan darah
menggunakan
hasil
pengukuran
tekanan
darah
dengan
menggunakan
sphygmomanometer digital Omron.
Lembar kuesioner untuk mengukur perilaku latihan berisi 2 item terkait
waktu yang dibutuhkan untuk latihan selama sehari dan frekuensi yang diperlukan
untuk latihan dalam seminggu terakhir dan jenis latihan. Angka perilaku latihan
terdiri dari skor 1-4 dengan ketentuan waktu : 1 (0 menit/hari), 2 (0-15
menit/hari), 3 (16-30 menit/hari), 4 (lebih dari 31 menit/hari). Ketentuan untuk
frekuensi latihan terdiri dari 1 (0 kali/minggu), 2 (1 kali/minggu), 3 (2
kali/minggu), 4 (lebih dari 3 kali/minggu). Ketentuan jenis latihan terdiri dari
latihan berat (1), sedang (2), ringan (3), aerobik dan non aerobik (4). Hasil ukur
dari skor yang rendah semua item menunjukkan latihan kurang (2).
Lembar kuesioner manajemen kognitif gejala adalah cognitive symptom
management scale. Kuesioner ini berisi 6 item terkait waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan manajemen terhadap gejala yang dirasakan seperti sedih, nyeri
atau gejala yang tidak menyenangkan. Angka manajemen kognitif gejala terdiri
dari skor 1-4 dengan skala likert dan memiliki ketentuan : 1 (Tidak Pernah), 2
Universitas Sumatera Utara
(Kadang-kadang), 3 (Sering), 4 (selalu). Hasil ukur dari skor yang rendah
mengindikasikan manajemen kurang (2).
Lembar Kuesioner diet sehat menggunakan kuesioner yang dibuat
berdasarkan prinsip diet DASH (dietary approaches to stop hypertension).
Kuesioner ini berisi pernyataan tentang makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam
selama satu minggu terakhir. Selanjutnya di konversi menurut angka yang terdiri
dari skor 1-4 dengan ketentuan : 4 (Tidak Pernah), 3 (Kadang-kadang), 2 Sering),
1 (Selalu). Hasil ukur dari skor yang rendah menunjukkan kebiasaan konsumsi
makanan sehat tersebut kurang (2).
Pengukuran tekanan darah dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tensimeter digital OMRON, alat ini telah dikalibrasi oleh produsen
dan telah digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dalam riset kesehatan dasar
masyarakat tahun 2007 dan mendapatkan lisensi dan pengakuan untuk validitas
dan reabilitas konsisten dari Working group on blood pressure monitor of the
European Society of Hypertension (ESH) tahun 2012. Pemakaian di Indonesia
telah mendapatkan rekomendasi dari Yayasan Jantung Indonesia. Prosedur
pengukuran dilakukan sesuai dengan spesifikasi alat dan standar pengukuran
berdasarkan sumber. Selanjutnya hasil pengukuran tekanan darah atau diastolik
dikategorikan normal jika kurang dari 120/80 mmHg (1), Pre Hipertensi jika 120139/80-89 mmHg (2), Hipertensi derajat I jika 140-159/90-99 mmHg (3),
Hipertensi derajat II jika lebih dari 160/>100 mmHg (4) (JNC 8, 2015).
Universitas Sumatera Utara
3.7
Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul sebelum di analisis terlebih dahulu dilakukan
pengolahan data, meliputi 1) Editing, yaitu dengan mengoreksi data yang telah
diperoleh meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban pada lembar
kuesioner, 2) Coding, yaitu dengan pemberian koding sesuai dengan penjelasan
dalam definisi operasional dan kebutuhan analisis data, 3) Entry, yaitu
memasukkan data ke dalam komputer untuk analisis data. Untuk meminimalkan
human error, peneliti meminta bantuan 2 orang teman sejawat untuk mengecek
kembali data yang sudah di entri, 1 orang membaca data yang di entry dan 1 orang
mengecek data pada computer, 4) Processing, yaitu analisis data yang
dikumpulkan melalui kuesioner akan dianalisis secara univariat dan bivariat
dengan tekhnik statistik.
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi
dari masing-masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang
dideskripsikan melalui analisis univariat adalah karakteristik responden, variabel
penelitian independen yaitu manajemen diri hipertensi dan variabel dependen
Perilaku sehat yang terdiri dari subvariabel yaitu perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala, diet sehat dan tekanan darah. Data yang diperoleh kemudian
dihitung jumlah dan persentase masing-masing kelompok dan disajikan dengan
menggunakan tabel terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
pekerjaan. Data usia di kategorikan menurut Depkes RI (2009) yaitu > 18-25
tahun (masa remaja akhir), 26-35 (masa dewasa awal), 36-45 (masa dewasa
Universitas Sumatera Utara
akhir), 46-55 (masa lansia awal) dan 56-55 (masa lansia akhir). Data tingkat
pendidikan dikategorikan menjadi SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi (PT).
Data pekerjaan dikategorikan menjadi IRT (ibu rumah tangga), Tani, Swasta, dan
PNS/TNI/Polri/Pensiunan. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi
Manajemen Diri terhadap Perilaku sehat dan Tekanan darah melalui uji statistic.
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik yaitu Mann
witney test untuk menguji beda mean dari 2 kelompok independen dan Wilcoxon
test untuk menguji beda mean dari hasil pengukuran pada kelompok dependen
pada pre-test dan post-test (Polit & Beck, 2012).
Wilcoxon test untuk melihat perbedaan mean nilai pre test dan post test
perilaku sehat dan tekanan darah pada kelompok intervensi sebelum dan setelah
diberikan intervensi, dan Mann witney test untuk melihat perbedaan perilaku sehat
dan tekanan darah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan
setelah intervensi.
Hasil uji statistik bermakna jika nilai p > 0,05 pada tingkat kepercayaan
0,95%. Hasil analisa diperoleh p < 0,05 maka Ho ditolak, ini berarti ada pengaruh
edukasi manajemen diri hipertensi terhadap perilaku sehat dan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
3.8.
Pertimbangan Etik
Penelitian ini memperhatikan hak asasi responden yang berpedoman dan
mempertimbangkan pada prinsip-prinsip dasar etik penelitian. Menurut Polit dan
Beck (2012) Prinsip-prinsip dasar etik penelitian meliputi 1) Beneficiency, yaitu
peneliti terlebih dahulu mendapatkan persetujuan etik dari komite etik penelitian
dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, menjelaskan tujuan
penelitian, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban responden,
menjelaskan hak dan kewajiban peneliti untuk melindungi responden dan
menggunakan data atau informasi yang diberikan responden hanya sebatas untuk
kegiatan penelitian, meminta persetujuan melalui lembar informed consent kepada
kelompok intervensi dan kontrol dan menghentikan kegiatan penelitian apabila
terjadi hal yang membahayakan seperti keluhan yang mengancam nyawa
responden secara mendadak saat penelitian berlangsung. 2) Respect for human
dignity yaitu peneliti memberikan penjelasan langsung kepada responden tentang
pelaksanaan penelitian yang tertuang dalam informed consent, memberikan
kesempatan untuk bertanya tentang aspek-aspek yang belum dipahami,
memberikan waktu yang cukup untuk menentukan pilihan dan meminta responden
menandatangani
formulir
informed
consent
apabila
menyetujui
untuk
berpartisipasi. Dalam hal ini, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
mencakup penjelasan tentang a) Judul penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
b) Permintaan untuk berpartisipasi, c) Penjelasan prosedur penelitian, d)
Gambaran tentang resiko dan ketidaknyamanan selama penelitian, e) Keuntungan
yang didapat berpartisipasi, f) Jaminan kerahasiaan dan anonimitas, g) Hak untuk
Universitas Sumatera Utara
mengundurkan diri sebagai responden kapanpun sesuai keinginan responden dan,
h) Persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. 3) Justice
yaitu peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tidak membedakanbedakan responden dengan memperhatikan prinsip keadilan. Semua responden
yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi diperlakukan sama dengan
responden lainnya. peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar
pengumpulan data yang diisi oleh subyek, lembar tersebut hanya diberi kode
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Medan Deli yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi manajemen diri terhadap
responden dengan Hipertensi didapatkan sebanyak 70 orang responden yang
terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang telah dilaksanakan
selama 4 minggu. Hasil penelitian di dapatkan karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan, perbedaan
rata-rata sebelum dan sesudah intervensi masing-masing kelompok, dan
perbedaan rata-rata sesudah intervensi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
4.1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 responden yang terdiri dari
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di dapatkan karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n =70)
No
Karakteristik
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
f
%
f
%
1
Usia
>18-25 (Masa Remaja
Akhir)
26-35 (Masa Dewasa Awal)
1
2,9
36-45 (Masa Dewasa Akhir)
1
2,9
1
2,9
46-55 (Masa Lansia Awal)
13
37,1
9
25,7
56-65 (Masa Lansia Akhir)
20
57,1
25
71,4
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
3
8,6
5
14,3
Perempuan
32
91,4
30
85,7
3
Tingkat Pendidikan
SD
11
31,4
23
65,7
SMP
4
11,4
10
28,6
SMA
16
45,7
1
2,9
PT
4
11,4
1
2,9
4
Pekerjaan
IRT
11
31,4
18
51,4
Tani
7
20,0
11
31,4
Swasta
11
31,4
5
14,3
PNS/TNI/Polri/Pens.
6
17,1
1
2,9
Jumlah
35
100
35
100
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas responden dari 35 responden kelompok
intervensi memiliki usia dari 56-65 Tahun (Masa Lansia Akhir) sebanyak 20
orang (57,1%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan
sebanyak 32 orang (91,4%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas
SMA sebanyak 16 (45,7%) dan berdasarkan
pekerjaan mayoritas responden
adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dan Swasta masing-masing sebanyak 11 orang
(31,4%). Pada kelompok kontrol dari 35 responden kelompok intervensi
mayoritas memiliki usia dari 56-65 Tahun (masa lansia akhir) sebanyak 25 orang
(71,4%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan
sebanyak 30 orang (85,7%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas SD
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 23 (65,7%) dan berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah IRT
(Ibu Rumah Tangga) dan Swasta masing-masing sebanyak 18 orang (51,4%).
4.2.
Distribusi Kategori Perilaku sehat dan Tekanan darah Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori perilaku latihan
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.2 menunjukkan pada kelompok intervensi, perilaku latihan
sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 33 responden (94,3%) dan sesudah
edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada kelompok kontrol menunjukkan
perilaku latihan sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 33 responden (94,3%)
dan sesudah edukasi sebanyak 35 responden (100%).
Tabel 4.2. Distribusi Kategori Perilaku Latihan Sebelum dan Sesudah
Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori Perilaku
Latihan
Tinggi
Kurang
Jumlah
Intervensi
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
Kontrol
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori manajemen
kognitif gejala sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok
intervensi 35 responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari
Universitas Sumatera Utara
frekuensi dan persentase pada tabel 4.3 menunjukkan pada kelompok intervensi,
manajemen kognitif gejala sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 23
responden (65,7%) dan sesudah edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada
kelompok kontrol menunjukkan, manajemen kognitif gejala sebelum edukasi
mayoritas tinggi sebanyak 18 responden (51,4%) dan sesudah edukasi sebanyak
19 responden (54,3%).
Tabel 4.3. Distribusi Kategori Manajemen Kognitif Gejala Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori
Intervensi
Kontrol
Manajemen Kognitif
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Gejala
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Tinggi
Kurang
Jumlah
23 (65,7)
12 (34,3)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
18 (51,4)
17 (48,6)
35 (100)
19 (54,3)
16 (45,7)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori diet sehat
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.4 menunjukkan pada kelompok intervensi, diet sehat
sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 26 responden (74,3%) dan sesudah
edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada kelompok kontrol menunjukkan
diet sehat sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 25 responden (71,4%) dan
sesudah edukasi sebanyak 25 responden (71.4%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Diet Sehat Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori Diet
Intervensi
Kontrol
Sehat
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Tinggi
Kurang
Jumlah
26 (74,3)
9 (25,7)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
25 (71,4)
10 (28,6)
35 (100)
25 (71,4)
10 (28,6)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori tekanan darah
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.5 menunjukkan pada kelompok intervensi, tekanan darah
sistolik sebelum edukasi mayoritas dengan hipertensi derajat I sebanyak 33
responden (94,3%) dan sesudah edukasi mayoritas dengan prehipertensi sebanyak
17 responden (48,6%), dan tekanan darah diastolik sebelum intervensi mayoritas
dengan hipertensi derajat I sebanyak 34 responden (97,1%) dan hipertensi derajat
II 1 responden (2,9) dan sesudah intervensi dengan tekanan darah normal dan
prehipertensi masing-masing sebanyak 15 responden (42,9%).
Pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik sebelum edukasi mayoritas
dengan hipertensi derajat I sebanyak 31 responden (88,6%), hipertensi derajat II
sebanyak 4 responden (11,4%) dan sesudah edukasi mayoritas dengan hipertensi
derajat I sebanyak 33 responden (94,3%), dan tekanan darah diastolik sebelum
intervensi mayoritas dengan hipertensi derajat I sebanyak 32 responden (91,4%),
hipertensi derajat II 3 responden (8,6%), dan sesudah intervensi dengan hipertensi
Universitas Sumatera Utara
derajat I sebanyak 33 responden (94,3%) dan 2 responden (5,7%) dengan
hipertensi derajat II.
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Intervensi
Kontrol
Kategori Tekanan Darah Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Sistolik
Normal
7 (20,0)
Pre-HTN
17 (48,6)
HTN Derajat I
33 (94,3)
11 (31,4)
31 (88,6)
33 (94,3)
HTN Derajat II
2 (5,7)
4 (11,4)
2 (5,7)
Diastolik
Normal
Pre-HTN
HTN Derajat I
HTN Derajat II
Jumlah
34 (97,1)
1 (2,9)
35 (100)
15 (42,9)
15 (42,9)
4 (11,4)
1 (2,9)
35 (100)
32 (91,4)
3 (8,6)
35 (100)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi rerata tekanan darah sebelum dan
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35 responden dan
kelompok kontrol 35 responden di lihat dari mean dan standar deviasi pada tabel
4.6 menunjukkan pada kelompok intervensi, tekanan darah sistolik sebelum
edukasi 148,6 mmHg (8,1) dan sesudah edukasi 131,6 mmHg (12,7), tekanan
darah diastolik sebelum intervensi 9,.6 mmHg (7,8) dan sesudah intervensi 78,3
mmHg (8,8). Pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik sebelum edukasi
147,8 mmHg (5,9) dan sesudah edukasi 147,0 mmHg (5,1), tekanan darah
diastolik sebelum intervensi 94,9 mmHg (1,9) dan sesudah intervensi 95,2 mmHg
(2,9).
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi
dengan nilai p < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh
tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri
dengan nilai p > 0,05. Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum edukasi
manajemen diri kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan tidak
ada pengaruh sebelum intervensi edukasi dengan nilai p > 0,05. Sedangkan
tekanan sesudah intervensi ada pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik
sesudah edukasi manajemen diri dengan nilai p < 0,05.
Tabel 4.6. Distribusi Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Tekanan darah
Sebelum
Sesudah
p
Mean ± SD
Mean ± SD
Sistolik
Intervensi
148,6 ± 8,1
131,6 ± 12,7
0,01
Kontrol
147,8 ± 5,9
147 ± 5,1
0,15
0,39
0,01
p
Diastolik
Intervensi
95,6 ± 7,8
78,3 ± 8,8
0,01
Kontrol
94,9 ± 1,9
95,2± 2,9
0,31
0,30
0,01
p
4.3.
Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
Mengidentifikasi perbedaan perilaku sehat dan tekanan darah sebelum dan
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi, digunakan uji
Wilcoxon signed rank test pada tabel 4.7 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
antara sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri terhadap perilaku latihan
Universitas Sumatera Utara
(selisih mean rank 0,05), terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah
edukasi manajemen diri terhadap manajemen kognitif gejala (selisih mean rank
10; p < 0,05).
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji Mann whitney test untuk mengidentifikasi perbedaan diet sehat
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
menunjukkan terdapat perbedaan sesudah edukasi manajemen diri terhadap diet
sehat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Puskesmas Kota Medan
(Mean rank sesudah intervensi >10; p < 0,05).
Hasil uji Mann whitney test untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan
darah sistolik dan diastolik sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan terdapat perbedaan sesudah
edukasi manajemen diri terhadap tekanan darah sistolik (Mean rank sesudah
intervensi >10; p < 0,05) dan diastolik pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Puskesmas Kota Medan (Mean rank sesudah intervensi >10; p < 0,05).
Tabel 4.9. Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Sesudah Edukasi
Manajemen Diri Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan
No
Mean Rank Sesudah
Perilaku Sehat dan Tekanan
Intervensi
Nilai p
Darah
Intervensi
Kontrol
1
Perilaku Latihan
35,50
35,50
1,00
2
Manajemen Kognitif Gejala
27,50
43,50
0,01
3
Diet Sehat
30,50
40,50
0,01
4
Tekanan darah
Sistolik
23,19
47,81
0,01
Diastolik
20,86
50,14
0,01
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1.
Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan darah Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengukuran perilaku sehat pada
kelompok intervensi dan kontrol secara keseluruhan menunjukkan mayoritas
responden yang mendapat edukasi manajemen diri terdapat peningkatan pada
perilaku sehat dan perubahan tekanan darah sesudah dilakukan edukasi
manajemen diri pada responden. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat
perubahan yang signifikan pada perilaku sehat dan tekanan darah.
Mengukur perilaku sehat, peneliti mengukur perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala, diet sehat. Sedangkan pada tekanan darah pengukuran meliputi
pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
5.1.1. Perilaku Latihan
Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok intervensi sebelum
dan sesudah diberikan edukasi manajemen diri menunjukkan perbedaan pada nilai
mean rank perilaku latihan 0,00 sebelum edukasi manajemen diri dan nilai mean
rank 1,50 sesudah edukasi manajemen diri (p = 0,15 atau p < 0,05) dengan selisih
mean rank < 10. Berdasarkan nilai statistik menunjukkan tidak ada perbedaan
perilaku latihan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Berdasarkan hasil
penelitian pada responden kelompok kontrol sebelum dan sesudah edukasi
Universitas Sumatera Utara
manajemen diri menunjukkan perbedaan nilai mean rank perilaku latihan 0,00
sebelum intervensi dan nilai mean rank 1,50 sesudah intervensi (p = 0,15 atau p >
0,05) dengan selisih mean rank < 10. Berdasarkan nilai statistik menunjukkan
tidak ada perbedaan perilaku latihan sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pada responden kelompok kontrol.
Perilaku latihan harus dilakukan secara teratur dan konsisten dalam
keseharian responden yaitu ≥ 30 menit per hari dan ≥ 3 hari per minggu mulai dari
latihan ringan dan secara bertahap dapat ditingkatkan. Total waktu latihan
sebelum dan sesudah edukasi responden kelompok intervensi mayoritas 16-30
menit/hari. Frekuensi latihan selama seminggu responden kelompok intervensi
sebelum dan sesudah edukasi mayoritas melakukan latihan sebanyak 2
kali/minggu.
Aktivitas yang dilakukan harus diperhatikan dengan baik agar latihan yang
dilakukan memberi manfaat untuk kesehatan pembuluh darah bukan sebaliknya
yang justru menimbulkan cidera pada tubuh. Menurut NIHNH (2016) latihan
perlu dilakukan secara bertahap karena terlalu banyak latihan seperti aerobik
dapat menyebabkan overtraining dan cedera berlebihan.
Puskesmas membuat program latihan sekali seminggu bertepatan dengan
pemeriksaan dan pengobatan umum. Kegiatan latihan tersebut dihadiri oleh
sebagian responden yang tinggal dekat dengan Puskesmas atau posko pengobatan
umum di komunitas. Jarak rumah responden ke Puskesmas atau posko pengobatan
menjadi salah satu alasan responden untuk datang pada saat jadwal berobat saja.
Universitas Sumatera Utara
Untuk jenis latihan pada responden kelompok intervensi sebelum dan
sesudah edukasi lebih banyak melakukan latihan ringan, sedangkan pada
responden kelompok kontrol sebelum edukasi melakukan latihan berat namun
sesudah edukasi banyak melakukan latihan ringan. Secara keseluruhan perilaku
latihan responden baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum
dan sesudah edukasi tinggi yaitu mencapai > 90%. Hal ini tidak menutup
kemungkinan, berdasarkan kegiatan promosi kesehatan Puskesmas responden
mendapatkan edukasi tentang kesehatan diantaranya tentang modifikasi gaya
hidup termasuk latihan. Namun edukasi belum terstruktur dengan baik karena
kegiatan latihan yang dilakukan terkadang tidak memperhatikan waktu yang
disarankan. Latihan tidak diimbangi dengan informasi tentang cara melakukan
latihan yang benar sehingga berdampak pada penurunan tekanan darah secara
drastis.
Karakteristik responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol
memiliki kesamaan dan perbedaan. Mayoritas usia responden kedua kelompok
pada rentang 56-65 tahun yang merupakan masa lansia akhir dan berjenis kelamin
perempuan. Karakteristik berbeda dari tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Responden kelompok intervensi mayoritas tingkat pendidikan SMA sedangkan
kelompok kontrol mayoritas SD dan SMP. Pekerjaan responden kelompok
intervensi mayoritas IRT dan swasta sedangkan kelompok kontrol mayoritas IRT.
Melihat hasil jawaban responden kelompok intervensi, peneliti menilai responden
pada saat melakukan latihan cenderung mengabaikan tata cara melakukan latihan
Universitas Sumatera Utara
yang disarankan. Hal ini dapat ditunjukkan dari jawaban responden yang tidak
konsisten dari segi waktu, frekuensi dan jenis latihan yang dilakukan.
Menurut Kemenkes RI (2014) perilaku latihan dengan melakukan aktivitas
fisik secara teratur juga bermanfaat untuk mengatur berat badan. Kegiatan
aktivitas ini disarankan agar dilakukan
≥ 30 menit per hari dan ≥ 3 hari per
minggu. Hasil penelitian oleh Marfo, Daaku, Addo dan Saana (2014) salah satu
alasan dalam modifikasi gaya hidup adalah kesulitan untuk melakukan latihan,
sedangkan menurut penelitian Song dan Nam (2015) sebanyak 87% kelompok
eksperimen dan 83,4% kelompok kontrol tidak melakukan aktivitas fisik regular
sebelum intervensi. Hasil penelitian Song dan Nam (2015) ini menunjukkan
adanya peningkatan aktivitas fisik regular secara signifikan hanya pada kelompok
eksperimen setelah diberikan edukasi selama 3 minggu.
Aktivitas fisik yang rendah pada responden merupakan faktor risiko yang
paling umum untuk kondisi jangka panjang, dengan 95% dari populasi orang
dewasa tidak melakukan aktivitas fisik yang disarankan minimal 30 menit dengan
intensitas sedang dalam lima hari atau lebih dalam seminggu (Davies, 2011).
Aktivitas fisik yang berat sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan tekanan
darah secara mendadak sebagai respon vagal yang terjadi selama kontraksi otot
isometrik ketika mengangkat beban (Black & Hawks, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan
latihan perlu pengetahuan yang cukup tentang latihan yang meliputi manfaat,
tujuan, waktu, frekuensi dan jenis latihan yang disarankan. Untuk itu edukasi
dapat membantu memandu seseorang untuk melakukan latihan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Manajemen Kognitif Gejala
Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok intervensi sebelum
dan sesudah diberikan edukasi manajemen diri menunjukkan perbedaan nilai
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi
eksperimental dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control
group pre-post test design. Polit dan Beck (2012) mendefinisikan metode
penelitian quasi eksperimen dengan nonequivalent control group pre-post test
design sebagai penelitian yang memberikan manipulasi pada variabel independen
untuk mengetahui efek dari manipulasi tersebut yaitu dengan melakukan
perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Berdasarkan hipotesa penelitian untuk menjawab
tujuan penelitian maka bentuk skema penelitian tergambar seperti di bawah ini :
Pre
R
Post
R1
X1
O2
R2
X0
O2
Gambar 5. Desain Penelitian
Keterangan:
R : Responden Penelitian
R1 : Responden kelompok perlakuan yang mengikuti pre-test
R2 : Responden kelompok kontrol yang mengikuti pre-test
X1 : Intervensi Edukasi pada kelompok perlakuan
X0 : Kelompok kontrol tanpa intervensi Edukasi
O2 : Post-test pada kelompok perlakuan dan kontrol
(Darma, 2011)
Universitas Sumatera Utara
Pada desain ini terdapat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
kelompok perlakuan diberikan perlakuan manajemen diri hipertensi, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan sebagai pembanding dari kelompok
perlakuan. Sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan, kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol diberikan pertanyaan tentang tentang perilaku sehat yang terdiri
dari perilaku latihan, manajemen kognitif gejala, diet sehat dan tekanan darah.
Pada kelompok perlakuan di berikan intervensi tentang edukasi manajemen diri
hipertensi sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan.
3.2.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pengambilan sampel penelitian akan
dilakukan di 2 (dua) wilayah kerja Puskesmas Kota Medan yaitu Puskesmas
Helvetia sebagai kelompok perlakuan yang mendapatkan intervensi edukasi
manajemen diri dan Puskesmas Medan Deli Kota Medan sebagai kelompok
kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan intervensi yang diberikan dan follow-up
setiap minggu.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan bulan Januari – Desember 2016 yaitu
penelitian di mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai dengan
penyusunan hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok kasus yang menarik untuk diteliti (Polit &
Beck, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Hipertensi yang
berobat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Kota Medan sebanyak 305 orang
(Dinkes Kota Medan, 2016).
3.3.2. Sampel
Sampel adalah subset (bagian) dari populasi yang terdiri dari banyak unit
yang lebih kecil dari data yang dikumpulkan (Polit & Beck, 2012). Sampling
merupakan suatu proses seleksi kasus yang mewakili populasi yang ada sehingga
dapat menarik kesimpulan dari populasi yang ada (Polit & Beck, 2012).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak
dilakukan secara acak (Polit & Beck, 2012). Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah consecutive sampling, yaitu penentuan sampel dengan memilih
semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi (Polit & Beck, 2012).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh responden hipertensi yang
berobat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Kota Medan dengan kriteria
pengambilan sampel (inklusi) yaitu : 1). Pasien dengan diagnosis hipertensi dan
pasien yang mendapatkan obat hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas, 2).
Pasien menderita hipertensi 6 bulan terakhir, 3) Memiliki kesadaran penuh, 4).
Kooperatif, 5). Dapat berkomunikasi secara verbal dan wajar, 6). Bisa membaca
Universitas Sumatera Utara
dan menulis, 7). Bisa mengerti dan memahami bahasa Indonesia, 8). Berusia ≥18 –
65 tahun, 9). Responden bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah responden yang mengalami gangguan kesadaran, hamil,
meninggal atau pindah tempat berobat.
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel (n)
penelitian analitis kategori-numerik berpasangan (Dahlan, 2010).
n1= n2 = (Zα + Zβ) x S
X1-X2
Keterangan :
Zα
Zβ
S
X 1 -X 2
2
= Deviat baku alfa
= Deviat baku beta
= Simpang baku dari selisih nilai antar kelompok
= Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Berdasarkan rumus besar sampel tersebut dalam penelitian ini ditetapkan
kesalahan tipe I sebesar 5% sehingga Zα =1,96 dan kesalahan tipe II sebesar 10%
sehingga Zβ = 1,28. Nilai rata-rata diambil berdasarkan penelitian sebelumnya
oleh Song dan Nam (2015) nilai mean sebelum intervensi 9,52 dan nilai mean
setelah intervensi 12.11 dengan simpang baku 4,46.
n1= n2 = (1,96+1,28) x 4,46 2
2,59
n1= n2 = 3,24 x 4,46 2
2,59
n1= n2 = 14,4504 2
2,59
n1= n2 = 5,579305 2
n1= n2 = 31,128 (dibulatkan menjadi 31)
Universitas Sumatera Utara
Besar sampel (n) pada masing-masing kelompok yang didapatkan dari
perhitungan besar sampel yaitu 31 orang sampel. Untuk menghindari adanya
sampel yang drop out maka dilakukan koreksi sebesar 10% (Sastroasmoro, 2011),
yaitu besar sampel yang dibutuhkan akan ditambah 10% untuk mengantisipasi
kemungkinan drop out, sehingga keseluruhan besar sampel dengan rumus adalah :
n’ = n/(1-f)
n’ = 31/ (1-0,1)
n’ = 34,44 (dibulatkan menjadi 35)
Keterangan :
n = perkiraan jumlah sampel yang dihitung
f = Perkiraan proporsi drop out (10%).
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa sampel minimal yang
dibutuhkan dalam penelitian adalah 35 orang untuk masing-masing kelompok.
Selanjutnya menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengelompokkan sampel dimulai pada kelompok perlakuan yaitu mendata
responden sebelum berobat sesuai kriteria penelitian kemudian diberikan
instrumen tentang perilaku sehat yang terdiri dari perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala dan diet sehat serta mengukur tekanan darah sesuai dengan kriteria
inklusi. Pengambilan sampel kelompok kontrol dilakukan sesuai kriteria
penelitian. Pengambilan sampel pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
dilakukan setelah mencapai target sampel terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan
pengisian kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari Perilaku sehat
(Perilaku latihan, diet sehat, manajemen kognitif gejala) dan tekanan darah.
Kuesioner diberikan pada kedua kelompok kontrol dan intervensi sebelum
perlakuan. Setelah kuesioner di isi oleh kedua kelompok, pada kelompok
perlakuan kemudian diberikan intervensi edukasi manajemen diri hipertensi pada
minggu pertama (I) selama 50-60 menit dan di follow-up materi edukasi satu (1)
kali seminggu sampai minggu ke-4 sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan intervensi.
Kemudian kuesioner di isi kembali oleh kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada saat kunjungan minggu ke-4.
3.4.1. Tahap Persiapan
Tahap penelitian akan dimulai dengan pengurusan izin tempat penelitian
dengan mengajukan surat permohonan penelitian dari pimpinan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang ditujukan ke Dinas Kesehatan
Kota Medan dan Puskesmas Kota Medan. Setelah mendapatkan izin penelitian
dari Kepala Puskesmas Kota Medan, persiapan dilanjutkan terkait dengan
prosedur teknis pelaksanaan penelitian.
Prosedur tekhnis dimulai dari memberikan penjelasan tentang tujuan
penelitian, prosedur pengambilan data, instrumen yang akan digunakan dalam
pengambilan data beserta petunjuk pengisian kuesioner pada responden, prinsip
dan etik penelitian kepada tim kesehatan, meminta bantuan kepada 3 orang asisten
penelitian untuk membantu dalam pengumpulan data yang sebelumnya sudah di
Universitas Sumatera Utara
latih dan diberikan penjelasan terkait dengan cara pengisian kuesioner dan
pengumpulan data tekanan darah penelitian.
Tahap persiapan di mulai dengan pengumpulan data primer yang diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah
responden. Mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi sesuai
dengan teknik pengambilan sampel dengan anamnesa oleh peneliti. Jika dari
anamnesa telah memenuhi kriteria inklusi, peneliti meminta kesediaan responden
untuk menjadi sampel dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian. Meminta dengan sukarela kepada responden untuk menandatangani
lembar informed consent. Meminta responden mengisi kuesioner yang telah
disiapkan dan klarifikasi jawaban responden jika diperlukan. Melibatkan asisten
dalam menjelaskan kuesioner pada responden dan cara pengisian lembar
kuesioner. Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah dan
dianalisa.
3.4.2. Tahap Penelitian
1.
Pre-test
Sebelum memberikan intervensi peneliti melakukan pengukuran untuk
mengidentifikasi sejauhmana perilaku sehat dan tekanan darah responden
kelompok kontrol dan intervensi. Pengukuran perilaku sehat dilakukan dengan
pengisian kuesioner oleh responden dengan didampingi oleh peneliti atau asisten
peneliti sesuai dengan kuesioner perilaku latihan, manajemen kognitif gejala, diet
sehat dan pengukuran tekanan darah melalui spigmomanometer pada kelompok
kontrol dan intervensi. Pada tahap ini peneliti juga menjelaskan pertemuan pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok intervensi untuk pelaksanaan pemberian edukasi tentang manajemen
diri hipertensi setiap minggu secara individu atau kelompok.
2.
Intervensi
Peneliti memberikan edukasi tentang manajemen diri hipertensi pada
responden kelompok intervensi yang di dampingi oleh keluarga. Edukasi akan
dilaksanakan pada minggu Pertama (I). Edukasi manajemen diri hipertensi terdiri
dari 2 sesi yaitu sesi I, tentang penyakit hipertensi dan pengaturan diet
berdasarkan diet sehat DASH (dietary approaches to stop hypertension), sesi II,
menggunakan teknik manajemen kognitif gejala dan adopsi program latihan.
Waktu antar sesi di isi dengan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan rutin dari
Puskesmas. Waktu pelaksanaan selama 50-60 menit. Setelah diberikan edukasi
manajemen diri hipertensi, peneliti menjelaskan dan membagikan booklet berisi
materi edukasi yang berisi tentang kegiatan latihan fisik, penggunaan manajemen
kognitif gejala dan diet.
Selanjutnya minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 peneliti mengulang
dan mengingatkan (follow-up) kembali materi edukasi dengan menanyakan
tentang adanya kendala, kesulitan atau pertanyaan yang muncul selama
pelaksanaan oleh responden dan di evaluasi setiap minggu. Kegiatan edukasi dan
follow-up dilakukan peneliti di Puskesmas, Posyandu, tempat pertemuan desa atau
rumah responden.
3.
Post-test
Pada minggu ke-4 setelah intervensi di berikan, peneliti mengukur kembali
perilaku latihan, manajemen kognitif gejala dan diet serta tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
responden kelompok intervensi dan kontrol dengan pengisian kuesioner oleh
responden dan dikumpulkan kepada peneliti. Alur penelitian dapat di gambarkan
dalam gambar di bawah ini;
Skema 3.1 Alur Penelitian
Pre-test
Kelompok
Kontrol
1.
2.
Pasien
Hipertensi
3.
4.
Kelompok
Intervensi
Perilaku
sehat
Perilaku
latihan
Manajeme
n kognitif
gejala
Diet sehat
Tekanan
darah
(Skala
perilaku
latihan, skala
manajemen
kognitif
gejala,
kuesioner diet
sehat adopsi
diet DASH)
dan
Tensimeter
Intervensi
Edukasi
Standar
dari
Puskesmas
Post-test
1.
2.
3.
4.
Edukasi
Manajemen
diri
Hipertensi
Perilaku
sehat
Perilaku
latihan
Manajeme
n kognitif
gejala
Diet sehat
Tekanan
darah
(Skala
perilaku
latihan, skala
manajemen
kognitif
gejala,
kuesioner diet
sehat adopsi
diet DASH)
dan
Tensimeter
3.4.3. Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen
mengukur sesuatu yang akan diukur. Validitas merupakan kriteria untuk
mengevaluasi sebuah instrumen yang valid (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian
untuk kuesioner yang belum teruji validitas dilakukan uji validitas dengan
menggunakan content validity (validitas isi). Content validity menunjukkan
kemampuan item pertanyaan telah mencakup isi dari semua unsur yang akan
diteliti yaitu dengan meminta pendapat ahli (expert) sebagai pakar penelitian
Universitas Sumatera Utara
terkait dengan instrumen penelitian yang dinyatakan dalam content validity index
(CVI). Penilaian masing-masing item dinyatakan dalam 4 poin skala yaitu : 1 =
tidak relevan, 2 = agak relevan, 3 = cukup relevan, dan 4 = sangat relevan. Untuk
menentukan kesahihan dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
dilihat dari nilai CVI berdasarkan angka yang diberikan oleh expert. Nilai CVI
yang dipertimbangkan yaitu≥ ,80 dan , 90 merupakan nilai yang dianjurkan
sebagai standar yang baik (Polit & Beck, 2012).
Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perilaku sehat telah diuji oleh 3 orang
validator sebagai ekspert. Validator terdiri dari 3 orang dari pendidikan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, masing-masing validator telah memiliki
jenjang pendidikan S2 Keperawatan. Para ekspert telah mengevaluasi setiap item
pernyataan dari instrumen perilaku sehat dengan memberikan nilai berdasarkan
skala 1 sampai 4. Nilai yang diberikan berdasarkan skala menunjukkan 1 tidak
relevan, 2 agak relevan, 3 cukup relevan, dan 4 sangat relevan kemudian dibagi
jumlah pertanyaan. Nilai CVI yang diberikan masing-masing ekspert kemudian
dibagi jumlah ekspert. Berdasarkan hasil uji Content Validity Index (CVI) ekspert
diperoleh bahwa hasil CVI perilaku sehat sebanyak 23 item pernyataan yang
terdiri dari perilaku sehat sebanyak 3 item pertanyaan adalah 1, manajemen
kognitif gejala sebanyak 6 item pernyataan adalah 0,83 dan 14 item pernyataan
diet sehat adalah 0,9. Nilai CVI 22 item pernyataan perilaku sehat adalah 0,91.
Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen pengukuran mempunyai nilai
skor yang benar dan minimal dari error (kesalahan) (Polit & Beck, 2012). Uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji internal
Universitas Sumatera Utara
consistency yang dilakukan dengan menguji coba instrumen sekali saja kepada
responden diluar kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen penelitian telah diuji
coba kepada 30 orang responden untuk mengetahui kehandalan dari instrumen
penelitian. Hasil uji coba instrumen tersebut kemudian dievaluasi dengan
menggunakan
Cronbach
alpha.
Reliabilitas
suatu
instrumen
ditentukan
berdasarkan nilai dengan rentang 0-1. Nilai ,70 pada umumnya adekuat, namun
nilai ,80 atau ≥ ,80 merupakan nilai yang lebih diharapkan (Polit & Beck, 2012).
Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner baku yang dimodifikasi dan
kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner baku yang digunakan
dimodifikasi dari kuesioner Stanford patient education research center yang telah
di uji cobakan dan telah dilakukan pada 1,127 subjek dengan penyakit kronis
dengan N = 51 untuk test-retest dan 1,130 subjek. Kuesioner cognitive symptom
management memiliki internal consistency reliability sebesar α = 0,75 dan testretest reliability r = 0,83 yang telah diberikan pada 1,129 subjek dengan penyakit
kronis dengan N = 51 untuk test-retest. Kuesioner ini dapat digunakan bebas
untuk penyakit kronis. Sedangkan kuesioner Diet Sehat di adopsi dari prinsip diet
indeks DASH (NIHNH, 2010).
Uji reliabilitas kuesioner dilaksanakan di Puskesmas Darussalam Kota
Medan, instrumen di uji coba kepada 30 orang responden dengan hipertensi.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner nilai Cronbach Alpha perilaku sehat
yaitu 0,862. Dari nilai cronbach alpha tersebut artinya instrumen dinyatakan
reliabel untuk mengukur variabel yang diteliti. Kuesioner perilaku sehat terdiri
dari kuesioner perilaku latihan, kuesioner manajemen kognitif gejala dan
Universitas Sumatera Utara
kuesioner diet sehat. Hasil nilai Cronbach Alpha setiap item pernyataan dari
instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1. Uji Reliabilitas Instrumen Perilaku Sehat
No
Pernyataan
Cronbach Alpha
A Perilaku Latihan
1
Total waktu yang dihabiskan untuk latihan dalam
,854
seminggu
2
Frekuensi yang dihabiskan untuk latihan dalam
,858
seminggu
3
Jenis latihan yang dilakukan
,864
B Manajemen Kognitif Gejala
1
Mencoba tidak cemas
,854
2
Menganggap gejala bukan sebagai ketidaknyamanan
,852
3
Bermain teka-teki silang atau menyanyikan dan
,858
mendengarkan lagu yang disukai
4
Menarik napas dalam, mengencangkan otot-otot
,847
tubuh dan mengendorkan otot-otot tubuh sambil
mengeluarkan napas
5
Mengalihkan perhatian
,852
6
Berbicara dengan diri sendiri dengan cara yang baik
,862
C Diet Sehat
1
Makan makanan ringan yang asin
,855
2
Makan ikan kalengan
,849
3
Makan sayur atau buah, ikan yang diasinkan, diacar
,861
dan diasapkan
4
Menambahkan saus tomat, saus sambal, kecap asin,
,847
tauco atau bumbu sejenis lain ke dalam makanan atau
masakan
5
Menambahkan garam ke dalam makanan atau
,848
masakan
6
Makan jeroan dan gajih (lemak) dari daging sapi,
,861
kambing atau kerbau
7
Minum minuman bersoda atau kopi
,863
8
Makan manisan buah atau sayuran
,849
9
Menambahkan selai dan gula ke dalam makanan
,868
10 Makan makanan bersantan
,865
11 Minum susu full cream
,857
12 Makan roti dan kue mengandung mentega, margarin,
,855
keju atau mayonnaise
13 Makan durian atau tape atau minuman beralkohol
,852
14 Makan kuning telur atau kulit ayam
,864
Universitas Sumatera Utara
3.4
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu Perilaku
sehat dengan subvariabel Perilaku latihan, diet sehat, manajemen kognitif gejala
dan tekanan darah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perlakuan
edukasi manajemen diri Hipertensi.
Variabel
Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Operasional
Definisi Operasional
Alat Ukur dan Cara
Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Independen
Intervensi
Edukasi
Manajemen
diri
Hipertensi
Intervensi yang diberikan
kepada responden dalam
bentuk edukasi tentang
Kemampuan mengelola
diri sendiri terkait dengan
manajemen
diri
hipertensi yang terdiri
dari 2 sesi, yaitu :
Sesi I :
- Hipertensi dan resiko
komplikasi, dan
- Diet untuk Hipertensi,
tujuan Diet hipertensi,
Prinsip diet Hipertensi
berdasarkan diet sehat
DASH
(dietary
approaches to stop
hypertension)
Sesi II :
- Latihan,
manfaat
latihan, jenis latihan,
waktu
pelaksanaan
latihan,
adopsi
program latihan
- Menggunakan
relaksasi
sebagai
teknik
manajemen
kognitif
gejala,
manfaat teknik
Panduan
edukasi
dan
demonstrasi
Manajemen
diri
hipertensi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2
Manajemen kognitif
gejala,
teknik
manajemen kognitif
gejala,dan
- Adopsi
program
latihan.
Waktu
pelaksanaan
selama 50-60 menit
Dependen
Pre-post
Intervensi
Perilaku
Sehat
Aktivitas yang dilakukan
oleh responden dengan
hipertensi yang terdiri
dari perilaku latihan,
manajmen
kognitif
gejala, dan Diet sehat
Kuesioner
Perilaku
sehat yang terdiri dari
23 item pertanyaan
dan
pernyataan
dengan mengunakan
skala likert
Perilaku
Latihan
Serangkaian
aktivitas
fisik yang teratur dan
terencana untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan
Kuesioner adopsi dari
Stanford
patient
education
research
center, 2007 dengan 3
item pertanyaan
Skor 3-6,5 Perilaku
latihan Kurang
Cara yang dilakukan
responden
untuk
menurunkan
ketidaknyamanan
dan
gejala yang dirasakan
dengan
melakukan
kegiatan relaksasi
Kuesioner Stanford
patient
education
research center, 2007
dengan
6
item
pernyataan
Skor
6-14
Manajemen
kognitif
gejala
Kurang
Kebiasaan
dalam
mengkonsumsi makanan
yang mengandung garam
(asinan),
lemak,
kolesterol, gula
berdasarkan prinsip diet
Kuesioner
adopsi
berdasarkan prinsip
diet DASH (dietary
approaches to stop
hypertension) dengan
14 item pernyataan
Manajemen
kognitif
gejala
Diet Sehat
Skor
Perilaku
Tinggi
Ordinal
6,6-12
latihan
Ordinal
Skor
15-24
Manajemen
kognitif
gejala
Tinggi
Skor 14-34 Diet
sehat Kurang
Ordinal
Skor 35-56 Diet
sehat Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2
DASH
(dietary
approaches
to
stop
hypertension)
Keadaan tekanan
darah responden
dengan hipertensi
yang memiliki tekanan
darah sistolik ≥
140 mmHg atau
tekanan darah
diastolik ≥ 90
mmHg, salah satu atau
kedua-duanya
Tekanan
darah
Pengukuran
tekanan darah
dengan
menggunakan
Spigmomanometer
digital
yang dilakukan
pada lengan atas
responden
Normal :
TD
160/>100
mmHg.
(JNC 8, 2015)
3.6.
Metode Pengukuran
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang berisikan
karakteristik demografi, kuesioner untuk mengukur perilaku sehat dan pengukuran
tekanan darah. Lembar kuesioner ini diberikan kepada pasien sebelum intervensi
dan sesudah intervensi.
Pengukuran variabel dependen yang diukur pada penelitian ini meliputi
sub variabel perilaku sehat yaitu : perilaku latihan, manajemen kognitif gejala dan
diet sehat. Pengukuran Perilaku sehat menggunakan kuesioner berdasarkan
instrumen pengukuran menurut Stanford patient education research center, 2007
dan diet sehat yang di adopsi dari prinsip indek DASH menurut NIHNH (2016)
yang di sesuaikan dengan istilah sehari-hari sesuai tempat penelitian. Instrumen
Universitas Sumatera Utara
pengukuran untuk Perilaku Sehat terdiri dari pengukuran perilaku latihan dengan
menggunakan modifikasi dari skala perilaku latihan (exercise behavior scale),
manajemen kognitif gejala dengan menggunakan skala manajemen kognitif gejala
(cognitive symptom managemen scale), dan diet sehat dengan menggunakan
kuesioner yang dibuat berdasarkan prinsip diet DASH (dietary approaches to stop
hypertension). Sedangkan untuk instrumen pengukuran variabel Tekanan darah
menggunakan
hasil
pengukuran
tekanan
darah
dengan
menggunakan
sphygmomanometer digital Omron.
Lembar kuesioner untuk mengukur perilaku latihan berisi 2 item terkait
waktu yang dibutuhkan untuk latihan selama sehari dan frekuensi yang diperlukan
untuk latihan dalam seminggu terakhir dan jenis latihan. Angka perilaku latihan
terdiri dari skor 1-4 dengan ketentuan waktu : 1 (0 menit/hari), 2 (0-15
menit/hari), 3 (16-30 menit/hari), 4 (lebih dari 31 menit/hari). Ketentuan untuk
frekuensi latihan terdiri dari 1 (0 kali/minggu), 2 (1 kali/minggu), 3 (2
kali/minggu), 4 (lebih dari 3 kali/minggu). Ketentuan jenis latihan terdiri dari
latihan berat (1), sedang (2), ringan (3), aerobik dan non aerobik (4). Hasil ukur
dari skor yang rendah semua item menunjukkan latihan kurang (2).
Lembar kuesioner manajemen kognitif gejala adalah cognitive symptom
management scale. Kuesioner ini berisi 6 item terkait waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan manajemen terhadap gejala yang dirasakan seperti sedih, nyeri
atau gejala yang tidak menyenangkan. Angka manajemen kognitif gejala terdiri
dari skor 1-4 dengan skala likert dan memiliki ketentuan : 1 (Tidak Pernah), 2
Universitas Sumatera Utara
(Kadang-kadang), 3 (Sering), 4 (selalu). Hasil ukur dari skor yang rendah
mengindikasikan manajemen kurang (2).
Lembar Kuesioner diet sehat menggunakan kuesioner yang dibuat
berdasarkan prinsip diet DASH (dietary approaches to stop hypertension).
Kuesioner ini berisi pernyataan tentang makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam
selama satu minggu terakhir. Selanjutnya di konversi menurut angka yang terdiri
dari skor 1-4 dengan ketentuan : 4 (Tidak Pernah), 3 (Kadang-kadang), 2 Sering),
1 (Selalu). Hasil ukur dari skor yang rendah menunjukkan kebiasaan konsumsi
makanan sehat tersebut kurang (2).
Pengukuran tekanan darah dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tensimeter digital OMRON, alat ini telah dikalibrasi oleh produsen
dan telah digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dalam riset kesehatan dasar
masyarakat tahun 2007 dan mendapatkan lisensi dan pengakuan untuk validitas
dan reabilitas konsisten dari Working group on blood pressure monitor of the
European Society of Hypertension (ESH) tahun 2012. Pemakaian di Indonesia
telah mendapatkan rekomendasi dari Yayasan Jantung Indonesia. Prosedur
pengukuran dilakukan sesuai dengan spesifikasi alat dan standar pengukuran
berdasarkan sumber. Selanjutnya hasil pengukuran tekanan darah atau diastolik
dikategorikan normal jika kurang dari 120/80 mmHg (1), Pre Hipertensi jika 120139/80-89 mmHg (2), Hipertensi derajat I jika 140-159/90-99 mmHg (3),
Hipertensi derajat II jika lebih dari 160/>100 mmHg (4) (JNC 8, 2015).
Universitas Sumatera Utara
3.7
Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul sebelum di analisis terlebih dahulu dilakukan
pengolahan data, meliputi 1) Editing, yaitu dengan mengoreksi data yang telah
diperoleh meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban pada lembar
kuesioner, 2) Coding, yaitu dengan pemberian koding sesuai dengan penjelasan
dalam definisi operasional dan kebutuhan analisis data, 3) Entry, yaitu
memasukkan data ke dalam komputer untuk analisis data. Untuk meminimalkan
human error, peneliti meminta bantuan 2 orang teman sejawat untuk mengecek
kembali data yang sudah di entri, 1 orang membaca data yang di entry dan 1 orang
mengecek data pada computer, 4) Processing, yaitu analisis data yang
dikumpulkan melalui kuesioner akan dianalisis secara univariat dan bivariat
dengan tekhnik statistik.
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi
dari masing-masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang
dideskripsikan melalui analisis univariat adalah karakteristik responden, variabel
penelitian independen yaitu manajemen diri hipertensi dan variabel dependen
Perilaku sehat yang terdiri dari subvariabel yaitu perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala, diet sehat dan tekanan darah. Data yang diperoleh kemudian
dihitung jumlah dan persentase masing-masing kelompok dan disajikan dengan
menggunakan tabel terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
pekerjaan. Data usia di kategorikan menurut Depkes RI (2009) yaitu > 18-25
tahun (masa remaja akhir), 26-35 (masa dewasa awal), 36-45 (masa dewasa
Universitas Sumatera Utara
akhir), 46-55 (masa lansia awal) dan 56-55 (masa lansia akhir). Data tingkat
pendidikan dikategorikan menjadi SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi (PT).
Data pekerjaan dikategorikan menjadi IRT (ibu rumah tangga), Tani, Swasta, dan
PNS/TNI/Polri/Pensiunan. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi
Manajemen Diri terhadap Perilaku sehat dan Tekanan darah melalui uji statistic.
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik yaitu Mann
witney test untuk menguji beda mean dari 2 kelompok independen dan Wilcoxon
test untuk menguji beda mean dari hasil pengukuran pada kelompok dependen
pada pre-test dan post-test (Polit & Beck, 2012).
Wilcoxon test untuk melihat perbedaan mean nilai pre test dan post test
perilaku sehat dan tekanan darah pada kelompok intervensi sebelum dan setelah
diberikan intervensi, dan Mann witney test untuk melihat perbedaan perilaku sehat
dan tekanan darah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan
setelah intervensi.
Hasil uji statistik bermakna jika nilai p > 0,05 pada tingkat kepercayaan
0,95%. Hasil analisa diperoleh p < 0,05 maka Ho ditolak, ini berarti ada pengaruh
edukasi manajemen diri hipertensi terhadap perilaku sehat dan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
3.8.
Pertimbangan Etik
Penelitian ini memperhatikan hak asasi responden yang berpedoman dan
mempertimbangkan pada prinsip-prinsip dasar etik penelitian. Menurut Polit dan
Beck (2012) Prinsip-prinsip dasar etik penelitian meliputi 1) Beneficiency, yaitu
peneliti terlebih dahulu mendapatkan persetujuan etik dari komite etik penelitian
dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, menjelaskan tujuan
penelitian, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban responden,
menjelaskan hak dan kewajiban peneliti untuk melindungi responden dan
menggunakan data atau informasi yang diberikan responden hanya sebatas untuk
kegiatan penelitian, meminta persetujuan melalui lembar informed consent kepada
kelompok intervensi dan kontrol dan menghentikan kegiatan penelitian apabila
terjadi hal yang membahayakan seperti keluhan yang mengancam nyawa
responden secara mendadak saat penelitian berlangsung. 2) Respect for human
dignity yaitu peneliti memberikan penjelasan langsung kepada responden tentang
pelaksanaan penelitian yang tertuang dalam informed consent, memberikan
kesempatan untuk bertanya tentang aspek-aspek yang belum dipahami,
memberikan waktu yang cukup untuk menentukan pilihan dan meminta responden
menandatangani
formulir
informed
consent
apabila
menyetujui
untuk
berpartisipasi. Dalam hal ini, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
mencakup penjelasan tentang a) Judul penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
b) Permintaan untuk berpartisipasi, c) Penjelasan prosedur penelitian, d)
Gambaran tentang resiko dan ketidaknyamanan selama penelitian, e) Keuntungan
yang didapat berpartisipasi, f) Jaminan kerahasiaan dan anonimitas, g) Hak untuk
Universitas Sumatera Utara
mengundurkan diri sebagai responden kapanpun sesuai keinginan responden dan,
h) Persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. 3) Justice
yaitu peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tidak membedakanbedakan responden dengan memperhatikan prinsip keadilan. Semua responden
yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi diperlakukan sama dengan
responden lainnya. peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar
pengumpulan data yang diisi oleh subyek, lembar tersebut hanya diberi kode
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Medan Deli yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi manajemen diri terhadap
responden dengan Hipertensi didapatkan sebanyak 70 orang responden yang
terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang telah dilaksanakan
selama 4 minggu. Hasil penelitian di dapatkan karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan, perbedaan
rata-rata sebelum dan sesudah intervensi masing-masing kelompok, dan
perbedaan rata-rata sesudah intervensi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
4.1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 responden yang terdiri dari
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di dapatkan karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n =70)
No
Karakteristik
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
f
%
f
%
1
Usia
>18-25 (Masa Remaja
Akhir)
26-35 (Masa Dewasa Awal)
1
2,9
36-45 (Masa Dewasa Akhir)
1
2,9
1
2,9
46-55 (Masa Lansia Awal)
13
37,1
9
25,7
56-65 (Masa Lansia Akhir)
20
57,1
25
71,4
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
3
8,6
5
14,3
Perempuan
32
91,4
30
85,7
3
Tingkat Pendidikan
SD
11
31,4
23
65,7
SMP
4
11,4
10
28,6
SMA
16
45,7
1
2,9
PT
4
11,4
1
2,9
4
Pekerjaan
IRT
11
31,4
18
51,4
Tani
7
20,0
11
31,4
Swasta
11
31,4
5
14,3
PNS/TNI/Polri/Pens.
6
17,1
1
2,9
Jumlah
35
100
35
100
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas responden dari 35 responden kelompok
intervensi memiliki usia dari 56-65 Tahun (Masa Lansia Akhir) sebanyak 20
orang (57,1%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan
sebanyak 32 orang (91,4%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas
SMA sebanyak 16 (45,7%) dan berdasarkan
pekerjaan mayoritas responden
adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dan Swasta masing-masing sebanyak 11 orang
(31,4%). Pada kelompok kontrol dari 35 responden kelompok intervensi
mayoritas memiliki usia dari 56-65 Tahun (masa lansia akhir) sebanyak 25 orang
(71,4%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan
sebanyak 30 orang (85,7%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas SD
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 23 (65,7%) dan berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah IRT
(Ibu Rumah Tangga) dan Swasta masing-masing sebanyak 18 orang (51,4%).
4.2.
Distribusi Kategori Perilaku sehat dan Tekanan darah Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori perilaku latihan
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.2 menunjukkan pada kelompok intervensi, perilaku latihan
sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 33 responden (94,3%) dan sesudah
edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada kelompok kontrol menunjukkan
perilaku latihan sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 33 responden (94,3%)
dan sesudah edukasi sebanyak 35 responden (100%).
Tabel 4.2. Distribusi Kategori Perilaku Latihan Sebelum dan Sesudah
Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori Perilaku
Latihan
Tinggi
Kurang
Jumlah
Intervensi
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
Kontrol
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori manajemen
kognitif gejala sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok
intervensi 35 responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari
Universitas Sumatera Utara
frekuensi dan persentase pada tabel 4.3 menunjukkan pada kelompok intervensi,
manajemen kognitif gejala sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 23
responden (65,7%) dan sesudah edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada
kelompok kontrol menunjukkan, manajemen kognitif gejala sebelum edukasi
mayoritas tinggi sebanyak 18 responden (51,4%) dan sesudah edukasi sebanyak
19 responden (54,3%).
Tabel 4.3. Distribusi Kategori Manajemen Kognitif Gejala Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol di Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori
Intervensi
Kontrol
Manajemen Kognitif
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Gejala
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Tinggi
Kurang
Jumlah
23 (65,7)
12 (34,3)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
18 (51,4)
17 (48,6)
35 (100)
19 (54,3)
16 (45,7)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori diet sehat
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.4 menunjukkan pada kelompok intervensi, diet sehat
sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 26 responden (74,3%) dan sesudah
edukasi sebanyak 35 responden (100%). Pada kelompok kontrol menunjukkan
diet sehat sebelum edukasi mayoritas tinggi sebanyak 25 responden (71,4%) dan
sesudah edukasi sebanyak 25 responden (71.4%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Diet Sehat Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Kategori Diet
Intervensi
Kontrol
Sehat
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Tinggi
Kurang
Jumlah
26 (74,3)
9 (25,7)
35 (100)
35 (100)
35 (100)
25 (71,4)
10 (28,6)
35 (100)
25 (71,4)
10 (28,6)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi gambaran kategori tekanan darah
sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35
responden dan kelompok kontrol 35 responden di lihat dari frekuensi dan
persentase pada tabel 4.5 menunjukkan pada kelompok intervensi, tekanan darah
sistolik sebelum edukasi mayoritas dengan hipertensi derajat I sebanyak 33
responden (94,3%) dan sesudah edukasi mayoritas dengan prehipertensi sebanyak
17 responden (48,6%), dan tekanan darah diastolik sebelum intervensi mayoritas
dengan hipertensi derajat I sebanyak 34 responden (97,1%) dan hipertensi derajat
II 1 responden (2,9) dan sesudah intervensi dengan tekanan darah normal dan
prehipertensi masing-masing sebanyak 15 responden (42,9%).
Pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik sebelum edukasi mayoritas
dengan hipertensi derajat I sebanyak 31 responden (88,6%), hipertensi derajat II
sebanyak 4 responden (11,4%) dan sesudah edukasi mayoritas dengan hipertensi
derajat I sebanyak 33 responden (94,3%), dan tekanan darah diastolik sebelum
intervensi mayoritas dengan hipertensi derajat I sebanyak 32 responden (91,4%),
hipertensi derajat II 3 responden (8,6%), dan sesudah intervensi dengan hipertensi
Universitas Sumatera Utara
derajat I sebanyak 33 responden (94,3%) dan 2 responden (5,7%) dengan
hipertensi derajat II.
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Intervensi
Kontrol
Kategori Tekanan Darah Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Sistolik
Normal
7 (20,0)
Pre-HTN
17 (48,6)
HTN Derajat I
33 (94,3)
11 (31,4)
31 (88,6)
33 (94,3)
HTN Derajat II
2 (5,7)
4 (11,4)
2 (5,7)
Diastolik
Normal
Pre-HTN
HTN Derajat I
HTN Derajat II
Jumlah
34 (97,1)
1 (2,9)
35 (100)
15 (42,9)
15 (42,9)
4 (11,4)
1 (2,9)
35 (100)
32 (91,4)
3 (8,6)
35 (100)
33 (94,3)
2 (5,7)
35 (100)
Berdasarkan hasil penelitian distribusi rerata tekanan darah sebelum dan
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi 35 responden dan
kelompok kontrol 35 responden di lihat dari mean dan standar deviasi pada tabel
4.6 menunjukkan pada kelompok intervensi, tekanan darah sistolik sebelum
edukasi 148,6 mmHg (8,1) dan sesudah edukasi 131,6 mmHg (12,7), tekanan
darah diastolik sebelum intervensi 9,.6 mmHg (7,8) dan sesudah intervensi 78,3
mmHg (8,8). Pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik sebelum edukasi
147,8 mmHg (5,9) dan sesudah edukasi 147,0 mmHg (5,1), tekanan darah
diastolik sebelum intervensi 94,9 mmHg (1,9) dan sesudah intervensi 95,2 mmHg
(2,9).
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi
dengan nilai p < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh
tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri
dengan nilai p > 0,05. Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum edukasi
manajemen diri kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan tidak
ada pengaruh sebelum intervensi edukasi dengan nilai p > 0,05. Sedangkan
tekanan sesudah intervensi ada pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik
sesudah edukasi manajemen diri dengan nilai p < 0,05.
Tabel 4.6. Distribusi Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Edukasi
Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan (n=70)
Tekanan darah
Sebelum
Sesudah
p
Mean ± SD
Mean ± SD
Sistolik
Intervensi
148,6 ± 8,1
131,6 ± 12,7
0,01
Kontrol
147,8 ± 5,9
147 ± 5,1
0,15
0,39
0,01
p
Diastolik
Intervensi
95,6 ± 7,8
78,3 ± 8,8
0,01
Kontrol
94,9 ± 1,9
95,2± 2,9
0,31
0,30
0,01
p
4.3.
Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol
Mengidentifikasi perbedaan perilaku sehat dan tekanan darah sebelum dan
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi, digunakan uji
Wilcoxon signed rank test pada tabel 4.7 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
antara sebelum dan sesudah edukasi manajemen diri terhadap perilaku latihan
Universitas Sumatera Utara
(selisih mean rank 0,05), terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah
edukasi manajemen diri terhadap manajemen kognitif gejala (selisih mean rank
10; p < 0,05).
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji Mann whitney test untuk mengidentifikasi perbedaan diet sehat
sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
menunjukkan terdapat perbedaan sesudah edukasi manajemen diri terhadap diet
sehat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Puskesmas Kota Medan
(Mean rank sesudah intervensi >10; p < 0,05).
Hasil uji Mann whitney test untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan
darah sistolik dan diastolik sesudah edukasi manajemen diri pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan terdapat perbedaan sesudah
edukasi manajemen diri terhadap tekanan darah sistolik (Mean rank sesudah
intervensi >10; p < 0,05) dan diastolik pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Puskesmas Kota Medan (Mean rank sesudah intervensi >10; p < 0,05).
Tabel 4.9. Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Sesudah Edukasi
Manajemen Diri Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Puskesmas Kota Medan
No
Mean Rank Sesudah
Perilaku Sehat dan Tekanan
Intervensi
Nilai p
Darah
Intervensi
Kontrol
1
Perilaku Latihan
35,50
35,50
1,00
2
Manajemen Kognitif Gejala
27,50
43,50
0,01
3
Diet Sehat
30,50
40,50
0,01
4
Tekanan darah
Sistolik
23,19
47,81
0,01
Diastolik
20,86
50,14
0,01
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1.
Perbedaan Perilaku Sehat dan Tekanan darah Sebelum dan
Sesudah Edukasi Manajemen Diri pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengukuran perilaku sehat pada
kelompok intervensi dan kontrol secara keseluruhan menunjukkan mayoritas
responden yang mendapat edukasi manajemen diri terdapat peningkatan pada
perilaku sehat dan perubahan tekanan darah sesudah dilakukan edukasi
manajemen diri pada responden. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat
perubahan yang signifikan pada perilaku sehat dan tekanan darah.
Mengukur perilaku sehat, peneliti mengukur perilaku latihan, manajemen
kognitif gejala, diet sehat. Sedangkan pada tekanan darah pengukuran meliputi
pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
5.1.1. Perilaku Latihan
Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok intervensi sebelum
dan sesudah diberikan edukasi manajemen diri menunjukkan perbedaan pada nilai
mean rank perilaku latihan 0,00 sebelum edukasi manajemen diri dan nilai mean
rank 1,50 sesudah edukasi manajemen diri (p = 0,15 atau p < 0,05) dengan selisih
mean rank < 10. Berdasarkan nilai statistik menunjukkan tidak ada perbedaan
perilaku latihan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Berdasarkan hasil
penelitian pada responden kelompok kontrol sebelum dan sesudah edukasi
Universitas Sumatera Utara
manajemen diri menunjukkan perbedaan nilai mean rank perilaku latihan 0,00
sebelum intervensi dan nilai mean rank 1,50 sesudah intervensi (p = 0,15 atau p >
0,05) dengan selisih mean rank < 10. Berdasarkan nilai statistik menunjukkan
tidak ada perbedaan perilaku latihan sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pada responden kelompok kontrol.
Perilaku latihan harus dilakukan secara teratur dan konsisten dalam
keseharian responden yaitu ≥ 30 menit per hari dan ≥ 3 hari per minggu mulai dari
latihan ringan dan secara bertahap dapat ditingkatkan. Total waktu latihan
sebelum dan sesudah edukasi responden kelompok intervensi mayoritas 16-30
menit/hari. Frekuensi latihan selama seminggu responden kelompok intervensi
sebelum dan sesudah edukasi mayoritas melakukan latihan sebanyak 2
kali/minggu.
Aktivitas yang dilakukan harus diperhatikan dengan baik agar latihan yang
dilakukan memberi manfaat untuk kesehatan pembuluh darah bukan sebaliknya
yang justru menimbulkan cidera pada tubuh. Menurut NIHNH (2016) latihan
perlu dilakukan secara bertahap karena terlalu banyak latihan seperti aerobik
dapat menyebabkan overtraining dan cedera berlebihan.
Puskesmas membuat program latihan sekali seminggu bertepatan dengan
pemeriksaan dan pengobatan umum. Kegiatan latihan tersebut dihadiri oleh
sebagian responden yang tinggal dekat dengan Puskesmas atau posko pengobatan
umum di komunitas. Jarak rumah responden ke Puskesmas atau posko pengobatan
menjadi salah satu alasan responden untuk datang pada saat jadwal berobat saja.
Universitas Sumatera Utara
Untuk jenis latihan pada responden kelompok intervensi sebelum dan
sesudah edukasi lebih banyak melakukan latihan ringan, sedangkan pada
responden kelompok kontrol sebelum edukasi melakukan latihan berat namun
sesudah edukasi banyak melakukan latihan ringan. Secara keseluruhan perilaku
latihan responden baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum
dan sesudah edukasi tinggi yaitu mencapai > 90%. Hal ini tidak menutup
kemungkinan, berdasarkan kegiatan promosi kesehatan Puskesmas responden
mendapatkan edukasi tentang kesehatan diantaranya tentang modifikasi gaya
hidup termasuk latihan. Namun edukasi belum terstruktur dengan baik karena
kegiatan latihan yang dilakukan terkadang tidak memperhatikan waktu yang
disarankan. Latihan tidak diimbangi dengan informasi tentang cara melakukan
latihan yang benar sehingga berdampak pada penurunan tekanan darah secara
drastis.
Karakteristik responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol
memiliki kesamaan dan perbedaan. Mayoritas usia responden kedua kelompok
pada rentang 56-65 tahun yang merupakan masa lansia akhir dan berjenis kelamin
perempuan. Karakteristik berbeda dari tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Responden kelompok intervensi mayoritas tingkat pendidikan SMA sedangkan
kelompok kontrol mayoritas SD dan SMP. Pekerjaan responden kelompok
intervensi mayoritas IRT dan swasta sedangkan kelompok kontrol mayoritas IRT.
Melihat hasil jawaban responden kelompok intervensi, peneliti menilai responden
pada saat melakukan latihan cenderung mengabaikan tata cara melakukan latihan
Universitas Sumatera Utara
yang disarankan. Hal ini dapat ditunjukkan dari jawaban responden yang tidak
konsisten dari segi waktu, frekuensi dan jenis latihan yang dilakukan.
Menurut Kemenkes RI (2014) perilaku latihan dengan melakukan aktivitas
fisik secara teratur juga bermanfaat untuk mengatur berat badan. Kegiatan
aktivitas ini disarankan agar dilakukan
≥ 30 menit per hari dan ≥ 3 hari per
minggu. Hasil penelitian oleh Marfo, Daaku, Addo dan Saana (2014) salah satu
alasan dalam modifikasi gaya hidup adalah kesulitan untuk melakukan latihan,
sedangkan menurut penelitian Song dan Nam (2015) sebanyak 87% kelompok
eksperimen dan 83,4% kelompok kontrol tidak melakukan aktivitas fisik regular
sebelum intervensi. Hasil penelitian Song dan Nam (2015) ini menunjukkan
adanya peningkatan aktivitas fisik regular secara signifikan hanya pada kelompok
eksperimen setelah diberikan edukasi selama 3 minggu.
Aktivitas fisik yang rendah pada responden merupakan faktor risiko yang
paling umum untuk kondisi jangka panjang, dengan 95% dari populasi orang
dewasa tidak melakukan aktivitas fisik yang disarankan minimal 30 menit dengan
intensitas sedang dalam lima hari atau lebih dalam seminggu (Davies, 2011).
Aktivitas fisik yang berat sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan tekanan
darah secara mendadak sebagai respon vagal yang terjadi selama kontraksi otot
isometrik ketika mengangkat beban (Black & Hawks, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan
latihan perlu pengetahuan yang cukup tentang latihan yang meliputi manfaat,
tujuan, waktu, frekuensi dan jenis latihan yang disarankan. Untuk itu edukasi
dapat membantu memandu seseorang untuk melakukan latihan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Manajemen Kognitif Gejala
Berdasarkan hasil penelitian pada responden kelompok intervensi sebelum
dan sesudah diberikan edukasi manajemen diri menunjukkan perbedaan nilai