Kualitas Serat Kayu Eucalyptus Grandis W. HILL ex Maiden pada Berbagai Umur

XfiliEEGZE
, ,11,11 .:, - il, :
. ".6.-1.1
IF '5.711.
7 iivirr' - 'VW ••• . -fts... . - 1.
*0. 4i .'nlii:
4-M11111111111111M1111 1

0 `11

..... -....

a: niZ rli: 4: 74-- ' . I iiiltW". -i.% ''' '1. ...-.. .7,„ .
!i, .
; / - ,, i 1,

A4

Pengembangan Teknologi Pengolahan dan Pengembangan
Hasil Hutan Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Nasional
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XII

Bandung, 23-25 Juli 2009

Editor:

Sukma Surya Kusumah, S.Hut., M.Si.
Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, M.S.
Dr. Ir. Anita Firmanti, MT.
Dr. Ir. Subyakto, M.Sc.
Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc.
Dr. Ir. I Nyoman J. Wistara, M.Sc.
Suhasman, S.Hut., M.Si.
Istie Sekartining Rahayu, S.Hut., M.Si.
Arinana, S.Hut., M.Si.
Lucky Risanto, S.Si.

Team Teknis:

Linda Kriswati, S.E.
Wahyu Hidayat


Diterbitkan oleh Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia
Sekretariat : Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Bogor
Telp. : 0251-8621285
Fax. : 0251-8621285
E-mail : mapeki group@yahoogroups.com
Website : http://www.mapeki.org

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MAPEKI XII

Daftar Isi

11. Pola Distribusi Kekuatan Mekanik Bambu Betung (Dendrocalamus asper)
dan Bambu Sembilang (Dendrocalamus gigantochloa) ................................ 78-85
Yetvi Rosalita, Naresworo Nugroho, Bambang Subiyanto, Sukma Surya
Kusumah
12. Bentuk Ligulate Extension Elemen Pembuluh Beberapa Jenis Kayu Sebagai
Dasar Identifikasi Kelompok Kayu Daun Lebar .................................................. 86-91
Ratih Damayanti dan I Ketut N. Pandit

13. Kaitan Antara Permeabilitas Arah Tangensial Dengan Stabilitas Dimensi
Kayu ................................................................................................................... 92
Zahrial Coto, Istie Sekartining Rahayu, dan Esti Prihatini
14. Anatomi Kayu Meranti Kuning (Shorea macrobalanos P. S. Ashton) ............... 93-103
Supartini
15. Peluang Jenis Pohon Eucalyptus Pellita Sebagai Kayu Pertukangan .............. 104-108
Riskan Effendi dan Budi Leksono
16. Identifikasi Jenis dan Sebaran Dipterokarpa Di Kawasan Hutan Jawa Barat .. 109-116
Marfu’ah Wardani
17. Pohon Calophyllum Di Jawa Barat .................................................................. 117-123
Marfu’ah Wardani
18. Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Polistyrene Rindu dan Angsana ........................ 124-128
Rudi Hartono, Sucahyo, Yusuf Sudo Hadi, Jasni
19. Kualitas Serat Kayu Eucalyptus Grandis W. HILL ex Maiden pada Berbagai
Umur

129-133

Rudi Hartono, Onrizal, M. Cicih Harpenas
20. Pengaruh Pemanasan Gelombang Mikro Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Kayu Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) dan Terap (Artocarpus elasticus
Reinw.) ............................................................................................................ 134-138
Rudi Hartono, Irawati Azhar dan Andi Krisnatal Ginting

MAKALAH KOMPOSIT KAYU
No
1.

Materi/Pembicara
Peningkatan Mutu Kayu Pinus Yang Terserang Bluestain .............................. 139-146
AgusSalim dan Zahrial Coto

2.

Komposit Plastik Dari Limbah Sabut Buah Sawit dan Polipropilena ................. 147-156
Arif Nuryawan, Irawati Azhar, dan Parlin Situa Barel Sarumaha

BANDUNG, JAWA BARAT 23 – 25 JULI 2009

iii


A-19

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MAPEKI XII

KUALITAS SERAT KAYU Eucalyptus Grandis W. HILL ex Maiden PADA
BERBAGAI UMUR
Oleh:
1)

1)

Rudi Hartono , Onrizal , M. Cicih Harpenas
1)

2)

Staf Pengajar Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian USU
2)


Alumni Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian USU
Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dimensi serat kayu Eucalyptus grandis
berdasarkan turunan dimensi seratnya berbagai umur pohon. Sebanyak 9 pohon Eucalyptus
dari HPHTI Toba Pulp Lestari Sektor Tele, ditebang masing-masing berumur 3, 6 dan 9 tahun.
Pada ketinggian 1,3 m diambil berupa disk setebal 10 cm. Pembuatan slide maserasi dilakukan
dengan metode FPL (Forest Product Laboratory) AS. Pengukuran yang dilakukan adalah
panjang serat, diameter serat, diameter lumen, dan tebal dinding. Dari pengukuran dimensi
serat dicari beberapa nilai turunan serat yaitu ratio runkell, daya tenun, ratio muhlsteph ,
Koeffisien kekakuan dan rasio flexibilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang serat kayu eucalyptus cenderung meningkat
seiring dengan peningkatan umur pohon, sedangkan diameter serat, diameter lumen dan tebal
dinding cenderung stabil. Turunan dimensi serat menunjukkan nilai felting power cenderung
meningkat, nilai runkel ratio cenderung menurun dengan bertambahnya umur pohon,
sedangkan nilai muhlsthep ratio, coeffisien of rigidity dan flexibility ratio secara umum stabil.
Dari hasil parameter-parameter penentuan kualitas serat, maka kayu eucalyptus pada umur 3,
6 dan 9 tahun memiliki nilai sebesar 275. Menurut kriteria penilaian serat kayu Indonesia untuk
bahan baku pulp dan kertas termasuk kelas II dalam selang 225 – 449.
Kata kunci : Eucalyptus, panjang serat, umur, runkel ratio

PENDAHULUAN
Hutan Tanaman Industri (HTI) pada awalnya merupakan wacana yang kemudian
direalisasikan di dunia kehutananan. Bahkan dalam 2 dekade ini, pemerintah menggalakkan
pembangunan HTI secara nasional. Pembangunan HTI diyakini sebagai salah satu solusi
untuk mengatasi kekurangan pasokan kayu dari hutan alam untuk bahan baku industri
perkayuan.
Pembangunan HTI terfocus pada hutan tanaman pulp dan hutan tanaman
pertukangan. Hutan tanaman pulp ditujukan untuk membangun dan menguasai pasar pulp
dunia. Melalui program hutan tanaman diharapkan terpenuhinya peningkatan produktivitas dan
kualitas lahan, pasokan bahan baku bagi kepentingan industry serta penyerapan tenaga kerja
dan lapangan usaha. Sejauh ini pembangunan HIT cukup nyata meskipun menghadapi
berbagai kendala (Iskandar et. al, 2003).
Jenis-jenis pohon yang ditanam di HTI umumnya jenis-jenis pohon cepat tumbuh (fast
growing species), seperti jenis Eucalyptus grandis. Kayu jenis ini telah dikembangkan sebagai
salah satu jenis tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), seperti di HTI Toba Pulp Lestari.
Pada umumnya HTI jenis Eucalyptus digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas.
Biasanya pemanenan di HTI dilakukan secara tebang habis dan dipanen pada umur tertentu.
Namun apakah kualitas serat kayu Eucalyptu sebagai bahan baku untuk pulp kertas memiliki
kualitas sama pada berbagai umur belum banyak diketahui.
Berdasarkan hal tersebut di atas dilakukan penelitian kualitas serat pada berbagai

umur kayu Eucalyptus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dimensi serat
kayu Eucalyptus grandis berdasarkan turunan dimensi seratnya berbagai umur pohon.

BANDUNG, JAWA BARAT 23-25 JULI 2009

129

A-19

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MAPEKI XII

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Sebanyak 9 pohon E. grandis dari HPHTI Toba Pulp Lestari Sektor Tele, ditebang
masing-masing berumur 3, 6 dan 9 pohon. Pada ketinggian 1,3 m diambil berupa disk setebal
10 cm. Bahan lainnya digunakan meliputi aquades, alkohol, asam asetat, hydrogen peroksida,
safranin, kertas saring, kertas lakmus dan enthelen.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian : gelas preparat, gelas objek, mikrometer,
tabung reaksi, pipet, corong, cover glass dan waterbath
Metoda

1. Pembuatan Slide Maserasi
Bahan baku kayu Kayu E. grandis diambil berupa disk (lempengan) setebal 10 cm dari
setiap pohon. Selanjutnya setiap contoh uji mikroskopis dibuat slide maserasi berdasarkan
interval sebesar 1 cm dari empulur ke kulit. Pembuatan slide maserasi dilakukan dengan
metode FPL (Forest Product Laboratory). Sebagai ilustrasi pengambilan contoh uji
disajikan pada Gambar 1.

Contoh uji
Maserasi

Empulur
Gambar 1. Pengambilan Contoh Uji untuk Pembuatan Slide Maserasi
2. Pengukuran Serat
Pengukuran dimensi serat dilakukan dengan bantuan mikrometer. Pengukuran
yang dilakukan adalah panjang serat, diameter serat, diameter lumen, dan tebal dinding.
Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak 100 buah serat, kemudian dicari rataratanya.
Dari pengukuran dimensi serat dicari beberapa nilai turunan serat yaitu Runkel
ratio, daya tenun, muhlsteph ratio, coeffisien of rigidity dan flexibility ratio dengan rumus
sebagai berikut :
Runkel Ratio

=
2 W/l
Daya Tenun
=
L/d
2
2
2
Muhlstepht Ratio
=
((d – l ) : d ) x 100 %
Coeff. Kekakuan
=
W/d
Flexibility Ratio
=
l/d
Dimana W = tebal dinding, d = diameter serat, L = panjang serat, l = diameter lumen.
Kriteria penilaian kayu sebagai bahan baku pulp berdasarkan dimensi serat adalah
seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.


BANDUNG, JAWA BARAT 23-25 JULI 2009

130

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MAPEKI XII

A-19

Tabel 1. Kriteria Penilaian Serat Kayu Indonesia untuk Bahan Pulp dan Kertas.
Kelas Mutu
I
II
III
No
Uraian
Syarat
Nilai
Syarat
Nilai Syarat
Nilai
1.
Panjang
>2000
100
1000-2000
50