04. Embriogenesis dan Induksi Embrio Bagian I 2011
http://aff.fkh.ipb.ac.id
EMBRIOGENESIS
DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN I)
LABORATORIUM EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Indikator pencapaian:
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Definisi dan tahapan embriogenesis (pembelahan, blastulasi, gastrulasi dan
neurulasi)
Parameter pertumbuhan dan perkembangan embrio
Pertumbuhan dan perkembangan embrio (waktu, tempat, proses)
Pembelahan, Blastulasi, Gastrulasi dan Neurulasi
Kaitan Tipe Pembelahan dengan Tipe Sel Telur
Prinsip perkembangan: Segregasi sitoplasma dan induksi embrionik terkait
dengan potensi prospektif sel
Konsep organiser yang menjelaskan tentang proses induksi terkait dengan
peta takdir
Peranan hereditas inti dan sitoplasma (maternal) dalam perkembangan
Aktivasi gen dalam proses diferensiasi (metilasi dan asetilasi) terkait dengan
waktu dan proses embriogensis
Kembar identik (monozigotik): komplit dan inkomplit
Khimerism termasuk freemartin
Wawasan bioteknologi: splitting, kloning, stem cell
Definisi dan Tahapan Embriogenesis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Embriogenesis : proses pembentukan mahluk hidup yang
belum memiliki bentuk definitif*.
Empat tahapan embriogenesis :
1. Cleavage (pembelahan), proses pembelahan embrio terfertilisasi
2.
3.
4.
(zigot) secara mitosis.
Blastulasi, blastomer akan mengalami compaction (Blastosis compact),
kemudian blastomer mensekresikan cairan yang menyebabkan terbentuknya
blastocoel (blastosis: ICM, trofoblast, blastocoel)
Gastrulasi, terbentuknya tiga lapis daun kecambah (germ layers):
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Periode kritis perkembangan
Neurulasi, pembentukan buluh syaraf.
Induksi notokorda pada ektoderm.
* Bentuk yg mencirikan suatu species atau individu
Parameter Pertumbuhan dan
Perkembangan embrio
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Pertumbuhan: Pertambahan jumlah atau ukuran sel
menjadi lebih banyak atau lebih besar
≈ Satu sel banyak sel
≈ Zigot morula; jumlah sel blastomer bertambah
≈ Oosit primer pada folikel primordial oosit primer pada
folikel tersier, oosit membesar
Perkembangan: Perubahan bentuk atau fungsi sel ke arah
bentuk atau fungsi yang baru
≈ Sel ektoderm menjadi sel neuron
≈ Morula Blastosis; blatomer menjadi ICM dan Trofoblas
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Perkembangan Embrio
Perkembangan : Perubahan bentuk dan fungsi sel kearah
bentuk dan fungsi baru
Perkembangan embrio dicapai melalui proses : induksi,
diferensiasi dan determinasi.
Faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan :
a. Genetik (yang terdapat dalam inti sel)
b. Sitoplasma (yang dikontribusikan oleh maternal)
c. Lingkungan
http://aff.fkh.ipb.ac.id
PROSES & TAHAPAN EMBRIOGENESIS :
ZIGOT
1. CLEAVAGE
MORULA
2. BLASTULASI
BLASTOSIS
3. GASTRULASI
GASTRULA
4. NEURULASI
IDW.08
NEURULA
Hogan et al, 1994
(1) PROSES PEMBELAHAN (CLEAVAGE):
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Sigot
Morula
Blastomer
Zona pellucida
•
•
Mitosis
Penambahan bahan inti (DNA)
•
Berjalan sangat cepat
•
Ukuran embrio tetap
•
Dihasilkan MORULA terdiri dr sel-sel
blastomer
MORULA (NON KOMPAK) (Gbr 4)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
COMPACTION
MORULA KOMPAK (Gbr 5)
COMPACTION
Terjadi hubungan antar blastomer Tight & Gap
Junction
Pembentukan mikrofilamen & mikrotubulus antar
membran plasma Batas antar blastomer
Hilang
Memasuki tahap Blastulasi, pada Morula terjadi:
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Polarisasi Blastomer,
Pembentukan rongga blastosul,
diferensiasi sel blastomer
Potensi berubah: Totipoten Pluripoten
BLASTOSIS
Kelompok sel dalam ICM (Inner cell mass)
Kelompok sel luar Trofoblas
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Sel trophectodermal (trofoblas)
sel epitelial pipih & saling berhubungan
Sistem transport ion mencegah pergerakan ion & air
antar sel
Membentuk konsentrasi gradien shg terdapat kekuatan
utk mendorong air kedalam rongga.
http://aff.fkh.ipb.ac.id
(2) BLASTULASI (Sapi 7 hari PF; domba 5 hari PF)
b
a
c
d
• Diferensiasi
• Pembentukan Rongga
Pemompaan Na dan air kedalam blastosul
• Perluasan embrio
MORULA KOMPAK BLASTOSIS
Pembentukan blastosul merupakan proses diferensiasi;
dikontrol oleh genom embrio & tidak tergantung pd
jumlah sel.
Komponen lain berperan dlm pembentukan
blastosul:
Pompa Na/K
Tekanan Osmotic
Na/K-ATPase
http://aff.fkh.ipb.ac.id
b
c
a
d
Blastosis
Blastosis Ekspan
Struktur blastosis:
a.
b.
c.
d.
Blastosul
Inner cell Mass
Trofoblast
Zona pelucida
Blastosis ekspan hatching (menetas)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
(sapi H9-10; babi H6; domba/ kuda H7-8)
Keluarnya blastosis ekspan dr zona pellucida
*
Zona pellucida mengalami *enzymatic digestion
yg dihasilkan embrio & uterus
Faktor lain adalah plasminogen & aktivator plasminogen
yg dihasilkan embrio
LOKASI DAN PROSES PEMBELAHAN & BLASTULASI
http://aff.fkh.ipb.ac.id
BLASTULASI
PEMBELAHAN / CLEAVAGE
Kornua
Implantasi
20 jam setelah fertilisasi
KORNUA UTERUS
TUBA FALLOPII
PADA HEWAN PRIMATA DAN KUDA
KORPUS UTERUS
Blastulasi
SERVIKS
(3) GASTRULASI
(Sapi 14 hr pf)
GASTRULA
ICM Blastosis hatching
1. Hipoblast
2. Epiblast
3. Gastrosul
Gastrosul
Trofoblast di daerah Epiblast
(D)
/gastrosul
E. Rongga amnion (4)
Epiblast
5. Epiblast Embrionik
6. Garis Primitif (F)
7. Tiga lapis daun kecambah/ G
- Endoderm
- Mesoderm
- Ektoderm
- Notokorda (mesoderm)
Pembentukan garis primitif
Penebalan epiblast embrionik
Pergerakan epiblast embrionik
Garis Primitif
Ektderm
Invaginasi sel mesoderm
& endoderm
Membentuk lapisan daun kecambah
Endoderm, Mesoderm & Notokorda
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Tahapan Proses Gastrulasi pd Mamalia
• Pembentukan lapis hypoblast, epiblast dan gastrosul
(bakal usus primitif)
• Pembentukan rongga amnion (pd bbrp mamalia)
• Pergerakan sel-sel epiblast embrionik
Pembentukan daun kecambah ektoderm dan garis
primitif
• Pembentukan daun kecambah mesoderm dan
endoderm
(basic body plan) melalui proses invaginasi & involusi
+ Notokorda (Sumbu Tubuh) dan Head Process
Luckett, 1978
Skema penurunan jaringan 3 lapis daun kecambah pada
embrio manusia dan monyet
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Head Process – Notochordal Process
Head Process
Notokordal
Contoh pada embrio unggas
3. GASTRULASI
Gastrula 3 lapis daun kecambah
+ NOTOKORDA
induksi
Notokorda
Potongan melintang
3. GASTRULASI
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Anterior lebih cepat
Sudah Neurulasi
Posterior lebih lambat
masih gastrulasi
Neurula
Memasuki tahap Gastrulasi,
Pergerakan (Perpindahan Sel)
Pembentukan Aksis (Sumbu) Embrio
Terjadi Interaksi dan Induksi Sel
Proses Induksi Sel secara bertahap
(4) NEURULASI : Proses pembentukan neurula
(buluh syaraf)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Induksi notokorda terhadap ektoderm
Pembentukan lempeng Lipatan syaraf
Perkembangan lipatan syaraf ke arah medio-lat
Buluh syaraf
Krista sy
Ektoderm
Notokorda
Lempeng sy
Lipatan s
Buluh sy
Jika gagal menutup
Anencefali
Jika gagal menutup
Spina bifida
2. HUBUNGAN TIPE SEL TELUR & PEMBELAHAN
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Jumlah & Distribusi KT (
MAMALIA
AMFIBIA
KT atau LESITAL)
UNGGAS
SERANGGA
Sitoplasma
+ inti
KT
Sitoplasma
+ inti
sitoplasma
OLIGOISOLESITAL
MESOTELOLESITAL
POLITELOLESITAL
POLICENTROLESITAL
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Tipe-Tipe Sel Telur Berdasarkan
Jumlah dan Distribusi Kuning Telur (KT)
Jumlah KT
Distribusi KT
Tipe Sel Telur
Oligo Lesital
Iso Lesital
Oligoisolesital
Meso Lesital
Telo Lesital
Mesotelolesital
Poli Lesital
Telo Lesital
Sentro Lesital
Politelolesital
Polisentrolesital
TIPE PEMBELAHAN
Holoblastik sempurna
Holoblastik tak
sempurna
Meroblastik
http://aff.fkh.ipb.ac.id
HOLOBLASTIK SEMPURNA/ EQUAL (Mamalia)
Blastomer yang dihasilkan berukuran sama besar
http://aff.fkh.ipb.ac.id
PEMBELAHAN HOLOBLASTIK TIDAK SEMPURNA (Unequal):
Amfibia
Blastomer yang dihasilkan tidak berukuran sama besar
MEROBLASTIK DISKOIDAL: Ikan Zebra
Sel telur membelah hanya di bagian sitoplasma + inti
MEROBLASTIK DISKOIDAL:
Unggas Lihat PRAKTIKUM
Kesimpulan
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Jumlah dan banyaknya kuning telur pada sel telur akan
mempengaruhi kecepatan & tipe pembelahan
• Semakin banyak KT pembelahan semakin lambat
Tipe Sel Telur
Tipe Pembelahan
Hewan
Oligoisolesital
Holoblastik equal
Mamalia
Mesotelolesital
Holoblastik unequal
Amfibia
Politelolesital
Meroblastik diskoidal
Unggas
Polisentrolesital
Meroblastik superficial
Lalat buah
EMBRIOGENESIS
DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN I)
LABORATORIUM EMBRIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Indikator pencapaian:
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Definisi dan tahapan embriogenesis (pembelahan, blastulasi, gastrulasi dan
neurulasi)
Parameter pertumbuhan dan perkembangan embrio
Pertumbuhan dan perkembangan embrio (waktu, tempat, proses)
Pembelahan, Blastulasi, Gastrulasi dan Neurulasi
Kaitan Tipe Pembelahan dengan Tipe Sel Telur
Prinsip perkembangan: Segregasi sitoplasma dan induksi embrionik terkait
dengan potensi prospektif sel
Konsep organiser yang menjelaskan tentang proses induksi terkait dengan
peta takdir
Peranan hereditas inti dan sitoplasma (maternal) dalam perkembangan
Aktivasi gen dalam proses diferensiasi (metilasi dan asetilasi) terkait dengan
waktu dan proses embriogensis
Kembar identik (monozigotik): komplit dan inkomplit
Khimerism termasuk freemartin
Wawasan bioteknologi: splitting, kloning, stem cell
Definisi dan Tahapan Embriogenesis
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Embriogenesis : proses pembentukan mahluk hidup yang
belum memiliki bentuk definitif*.
Empat tahapan embriogenesis :
1. Cleavage (pembelahan), proses pembelahan embrio terfertilisasi
2.
3.
4.
(zigot) secara mitosis.
Blastulasi, blastomer akan mengalami compaction (Blastosis compact),
kemudian blastomer mensekresikan cairan yang menyebabkan terbentuknya
blastocoel (blastosis: ICM, trofoblast, blastocoel)
Gastrulasi, terbentuknya tiga lapis daun kecambah (germ layers):
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Periode kritis perkembangan
Neurulasi, pembentukan buluh syaraf.
Induksi notokorda pada ektoderm.
* Bentuk yg mencirikan suatu species atau individu
Parameter Pertumbuhan dan
Perkembangan embrio
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Pertumbuhan: Pertambahan jumlah atau ukuran sel
menjadi lebih banyak atau lebih besar
≈ Satu sel banyak sel
≈ Zigot morula; jumlah sel blastomer bertambah
≈ Oosit primer pada folikel primordial oosit primer pada
folikel tersier, oosit membesar
Perkembangan: Perubahan bentuk atau fungsi sel ke arah
bentuk atau fungsi yang baru
≈ Sel ektoderm menjadi sel neuron
≈ Morula Blastosis; blatomer menjadi ICM dan Trofoblas
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Perkembangan Embrio
Perkembangan : Perubahan bentuk dan fungsi sel kearah
bentuk dan fungsi baru
Perkembangan embrio dicapai melalui proses : induksi,
diferensiasi dan determinasi.
Faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan :
a. Genetik (yang terdapat dalam inti sel)
b. Sitoplasma (yang dikontribusikan oleh maternal)
c. Lingkungan
http://aff.fkh.ipb.ac.id
PROSES & TAHAPAN EMBRIOGENESIS :
ZIGOT
1. CLEAVAGE
MORULA
2. BLASTULASI
BLASTOSIS
3. GASTRULASI
GASTRULA
4. NEURULASI
IDW.08
NEURULA
Hogan et al, 1994
(1) PROSES PEMBELAHAN (CLEAVAGE):
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Sigot
Morula
Blastomer
Zona pellucida
•
•
Mitosis
Penambahan bahan inti (DNA)
•
Berjalan sangat cepat
•
Ukuran embrio tetap
•
Dihasilkan MORULA terdiri dr sel-sel
blastomer
MORULA (NON KOMPAK) (Gbr 4)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
COMPACTION
MORULA KOMPAK (Gbr 5)
COMPACTION
Terjadi hubungan antar blastomer Tight & Gap
Junction
Pembentukan mikrofilamen & mikrotubulus antar
membran plasma Batas antar blastomer
Hilang
Memasuki tahap Blastulasi, pada Morula terjadi:
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Polarisasi Blastomer,
Pembentukan rongga blastosul,
diferensiasi sel blastomer
Potensi berubah: Totipoten Pluripoten
BLASTOSIS
Kelompok sel dalam ICM (Inner cell mass)
Kelompok sel luar Trofoblas
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Sel trophectodermal (trofoblas)
sel epitelial pipih & saling berhubungan
Sistem transport ion mencegah pergerakan ion & air
antar sel
Membentuk konsentrasi gradien shg terdapat kekuatan
utk mendorong air kedalam rongga.
http://aff.fkh.ipb.ac.id
(2) BLASTULASI (Sapi 7 hari PF; domba 5 hari PF)
b
a
c
d
• Diferensiasi
• Pembentukan Rongga
Pemompaan Na dan air kedalam blastosul
• Perluasan embrio
MORULA KOMPAK BLASTOSIS
Pembentukan blastosul merupakan proses diferensiasi;
dikontrol oleh genom embrio & tidak tergantung pd
jumlah sel.
Komponen lain berperan dlm pembentukan
blastosul:
Pompa Na/K
Tekanan Osmotic
Na/K-ATPase
http://aff.fkh.ipb.ac.id
b
c
a
d
Blastosis
Blastosis Ekspan
Struktur blastosis:
a.
b.
c.
d.
Blastosul
Inner cell Mass
Trofoblast
Zona pelucida
Blastosis ekspan hatching (menetas)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
(sapi H9-10; babi H6; domba/ kuda H7-8)
Keluarnya blastosis ekspan dr zona pellucida
*
Zona pellucida mengalami *enzymatic digestion
yg dihasilkan embrio & uterus
Faktor lain adalah plasminogen & aktivator plasminogen
yg dihasilkan embrio
LOKASI DAN PROSES PEMBELAHAN & BLASTULASI
http://aff.fkh.ipb.ac.id
BLASTULASI
PEMBELAHAN / CLEAVAGE
Kornua
Implantasi
20 jam setelah fertilisasi
KORNUA UTERUS
TUBA FALLOPII
PADA HEWAN PRIMATA DAN KUDA
KORPUS UTERUS
Blastulasi
SERVIKS
(3) GASTRULASI
(Sapi 14 hr pf)
GASTRULA
ICM Blastosis hatching
1. Hipoblast
2. Epiblast
3. Gastrosul
Gastrosul
Trofoblast di daerah Epiblast
(D)
/gastrosul
E. Rongga amnion (4)
Epiblast
5. Epiblast Embrionik
6. Garis Primitif (F)
7. Tiga lapis daun kecambah/ G
- Endoderm
- Mesoderm
- Ektoderm
- Notokorda (mesoderm)
Pembentukan garis primitif
Penebalan epiblast embrionik
Pergerakan epiblast embrionik
Garis Primitif
Ektderm
Invaginasi sel mesoderm
& endoderm
Membentuk lapisan daun kecambah
Endoderm, Mesoderm & Notokorda
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Tahapan Proses Gastrulasi pd Mamalia
• Pembentukan lapis hypoblast, epiblast dan gastrosul
(bakal usus primitif)
• Pembentukan rongga amnion (pd bbrp mamalia)
• Pergerakan sel-sel epiblast embrionik
Pembentukan daun kecambah ektoderm dan garis
primitif
• Pembentukan daun kecambah mesoderm dan
endoderm
(basic body plan) melalui proses invaginasi & involusi
+ Notokorda (Sumbu Tubuh) dan Head Process
Luckett, 1978
Skema penurunan jaringan 3 lapis daun kecambah pada
embrio manusia dan monyet
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Head Process – Notochordal Process
Head Process
Notokordal
Contoh pada embrio unggas
3. GASTRULASI
Gastrula 3 lapis daun kecambah
+ NOTOKORDA
induksi
Notokorda
Potongan melintang
3. GASTRULASI
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Anterior lebih cepat
Sudah Neurulasi
Posterior lebih lambat
masih gastrulasi
Neurula
Memasuki tahap Gastrulasi,
Pergerakan (Perpindahan Sel)
Pembentukan Aksis (Sumbu) Embrio
Terjadi Interaksi dan Induksi Sel
Proses Induksi Sel secara bertahap
(4) NEURULASI : Proses pembentukan neurula
(buluh syaraf)
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Induksi notokorda terhadap ektoderm
Pembentukan lempeng Lipatan syaraf
Perkembangan lipatan syaraf ke arah medio-lat
Buluh syaraf
Krista sy
Ektoderm
Notokorda
Lempeng sy
Lipatan s
Buluh sy
Jika gagal menutup
Anencefali
Jika gagal menutup
Spina bifida
2. HUBUNGAN TIPE SEL TELUR & PEMBELAHAN
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Jumlah & Distribusi KT (
MAMALIA
AMFIBIA
KT atau LESITAL)
UNGGAS
SERANGGA
Sitoplasma
+ inti
KT
Sitoplasma
+ inti
sitoplasma
OLIGOISOLESITAL
MESOTELOLESITAL
POLITELOLESITAL
POLICENTROLESITAL
http://aff.fkh.ipb.ac.id
Tipe-Tipe Sel Telur Berdasarkan
Jumlah dan Distribusi Kuning Telur (KT)
Jumlah KT
Distribusi KT
Tipe Sel Telur
Oligo Lesital
Iso Lesital
Oligoisolesital
Meso Lesital
Telo Lesital
Mesotelolesital
Poli Lesital
Telo Lesital
Sentro Lesital
Politelolesital
Polisentrolesital
TIPE PEMBELAHAN
Holoblastik sempurna
Holoblastik tak
sempurna
Meroblastik
http://aff.fkh.ipb.ac.id
HOLOBLASTIK SEMPURNA/ EQUAL (Mamalia)
Blastomer yang dihasilkan berukuran sama besar
http://aff.fkh.ipb.ac.id
PEMBELAHAN HOLOBLASTIK TIDAK SEMPURNA (Unequal):
Amfibia
Blastomer yang dihasilkan tidak berukuran sama besar
MEROBLASTIK DISKOIDAL: Ikan Zebra
Sel telur membelah hanya di bagian sitoplasma + inti
MEROBLASTIK DISKOIDAL:
Unggas Lihat PRAKTIKUM
Kesimpulan
http://aff.fkh.ipb.ac.id
• Jumlah dan banyaknya kuning telur pada sel telur akan
mempengaruhi kecepatan & tipe pembelahan
• Semakin banyak KT pembelahan semakin lambat
Tipe Sel Telur
Tipe Pembelahan
Hewan
Oligoisolesital
Holoblastik equal
Mamalia
Mesotelolesital
Holoblastik unequal
Amfibia
Politelolesital
Meroblastik diskoidal
Unggas
Polisentrolesital
Meroblastik superficial
Lalat buah