Standar dan Peraturan - keuangan LSM 5. PER 57 2009

DEPARTEMEN
KEUANGANREPUBLIKINDONESIA
DIREKTORATJENDERALPAJAK
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERALPAJAK
NOMORPER- 57lPJ/2009
TENTANG
PERUBAHANATAS PERATURANDIREKTURJENDERALPAJAKNOMORPER-31/PJ/2009
TENTANGPEDOMANTEKNISTATA CARA PEMOTONGAN.
PENYETORANDAN
PELAPORANPAJAKPENGHASILAN
PASAL21 DAN/ATAUPAJAKPENGHASILANPASAL26
SEHUBUNGAN
DENGANPEKERJAAN,
JASA,DAN KEGIATANORANGPRIBADI
DIREKTUR
JENDERALPAJAK,
Menimbang: bahwa agar pelunasanpajak dalam tahun berjalanmelalui pemotonganPajak
PenghasilanPasal21 atas penghasilanyang diterimaatau diperolehorangpribadi
yang merupakanbukanpegawaimendekatijumlah

pajakyang akanterutanguntuk
tahun pajak yang bersangkutan,perlu menetapkanPeraturanDirekturJenderal
Pajak tentang Perubahanatas PeraturanDirekturJenderal Pajak Nomor PER31/PJ/2009tentang PedomanTeknis Tata Cara Pemotongan,Penyetorandan
PelaporanPajak PenghasilanPasal 21 dan/atau Pajak PenghasilanPasal 26
SehubunganDenganPekerjaan,
Jasa,dan KegiatanOrangPribadi;
Mengingat:

'l

Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentang KetentuanUmum dan Tata
Cara Perpajakan(LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 1983 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2009
Nomor62,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor4999);

2 . Undang-Undang
Nomor7 Tahun 1983 tentangPajak Penghasilan(Lembaran

Negara RepublikIndonesiaTahun 1983 Nomor 50, TambahanLembaran
Negara RepublikIndonesiaNomor 3263) sebagaimanatelah beberapakali
diubah terakhirdengan Undang-UndangNomor 36 Tahun 2008 (Lembaran
Negara RepublikIndonesiaTahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran
NegaraRepublikIndonesia
Nomor4893);
?

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252lPMK.O3l2008
tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas PenghasilanSehubungan dengan
Pekerjaan,Jasa,dan KegiatanOrangPribadi;

tentang Pedoman
4. PeraturanDirekturJenderalPajak Nomor PER-31/PJ/2009
TeknisTata Cara Pemotongan,Penyetorandan PelaporanPajak Penghasilan
Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan
Pekerjaan,Jasa,dan KegiatanOrangPribadi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURANDIREKTURJENDERAL PAJAK TENTANG PERUBAHANATAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN,PENYETORAN
DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DANiATAU PAJAK
PENGHASILANPASAL 26 SEHUBUNGANDENGANPEKERJAAN,JASA, DAN
KEGIATANORANGPRIBADI.

le

PasalI
Beberapaketentuandalam PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-31/PJ/2009
tentang
PedomanTeknisTata Cara Pemotongan,Penyetorandan PelaporanPajak PenghasilanPasal
21 dan/atauPajak PenghasilanPasal26 SehubunganDenganPekerjaan,Jasa, dan Kegiatan
OrangPribadidiubahsebagaiberikut:
1. Ketentuan
Pasal9 ayat (1)diubahsehinggaPasalgberbunyisebagai
berikut:
Pasal9
(1) Dasarpengenaandan pemotonganPPh Pasal21 adalahsebagaiberikut:
a. PenghasilanKena Pajak,yang berlakubagi:

1. pegawaitetap;
2. penerimapensiunberkala;
3. pegawaitidak tetap yang penghasilannya
dibayarsecara bulananatau jumlah
kumulatif penghasilanyang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender telah
melebihiRp1.320.000,00
(satujutatiga ratusdua puluhriburupiah);
4. bukan pegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal3 huruf c yang menerima
imbalanyang bersifatberkesinambungan.
yang melebihiRp150.000,00
b. Jumlahpenghasilan
(seratuslima puluh ribu rupiah)
sehari,yang berlakubagi pegawaitidak tetap yang menerimaupah harian,upah
mingguan,upah satuanatau upah borongan,sepanjangpenghasilankumulatifyang
(satujuta
diterimadalam 1 (satu)bulan kalenderbelum melebihiRp1.320.000,00
tiga ratusdua puluhriburupiah);
c. 50% (lima puluh persen)dari jumlah penghasilanbruto,yang berlakubagi bukan
pegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal 3 huruf c yang menerimaimbalan
yang tidakbersifatberkesinambungan;

d. Jumlahpenghasilanbruto,yang berlakubagi penerimapenghasilanselainpenerima
penghasilansebagaimanadimaksudpada hurufa, b, dan hurufc.
(2) Dasarpengenaandan pemotonganPPh Pasal26 adalahjumlahpenghasilanbruto.
2. KetentuanPasal 10 ayat (2) dan ayat (5) diubah sehingga Pasal 10 berbunyisebagai
berikut:
Pasal10
(1) Jumlah penghasilanbruto yang diterimaatau diperolehPenerimaPenghasilanyang
DipotongPPh Pasal 21 dan/atauPPh Pasal 26 adalah seluruhjumlah penghasilan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 yang diterima atau diperolehdalam suatu
periodeatau padasaat dibayarkan.
(2) PenghasilanKena PajaksebagaimanadimaksuddalamPasal9 ayat (1) hurufa adalah
sebagaiberikut:
a. bagi pegawai tetap dan penerima pensiun berkala,sebesar penghasilanneto
dikurangiPenghasilan
TidakKena Pajak(PTKP);
brutodikurangiPTKP;
b. bagi pegawaitidaktetap,sebesarpenghasilan
c. bagi bukan pegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal3 hurufc, sebesar50%
(limapuluhpersen)darijumlahpenghasilan
brutodikurangiPTKPper bulan.

(3) Besarnyapenghasilanneto bagi pegawaitetap yang dipotongPPh Pasal 21 adalah
jumlahseluruhpenghasilanbrutodikurangidengan:
a. biayajabatan,sebesar5% (limapersen)dari penghasilanbruto,setinggi-tingginya
Rp500.000,00(lima ratus ribu rupiah)sebulanatau Rp6.000.000,00(enam juta
rupiah)setahun;

t

b.

iuran yang terkaitdengangaji yang dibayaroleh pegawaikepada dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan
penyelenggaratunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan
dengandana pensiunyang pendiriannya
telahdisahkanoleh MenteriKeuangan.

(4) Besarnyapenghasilanneto bagi penerimapensiunberkalayang dipotongPPh Pasal
21 adalahseluruhjumlah penghasilanbrutodikurangidenganbiaya pensiun,sebesar
5% (lima persen)dari penghasilanbruto,setinggi{ingginyaRp200.000,00(dua ratus
ribu rupiah)sebulanatau Rp2.400.000,00

(duajuta empatratusribu rupiah)setahun.
(5) Dalam hal bukan pegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal3 huruf c memberikan
jasa kepadaPemotongPPh Pasal21 danlatauPPh Pasal26:
a. mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya maka besarnya jumlah
penghasllanbruto sebagaimanadimaksudpada ayat (1) adalah sebesarjumlah
pembayaransetelahdikurangidengan bagiangaji atau upah dari pegawaiyang
dipekerjakantersebut, kecuali apabila dalam kontrak/perjanjian
tidak dapat
dipisahkanbagiangaji atau upah dari pegawaiyang dipekerjakantersebutmaka
besarnyapenghasilan
brutotersebutadalahsebesarjumlahyang dibayarkan;
b. melakukanpenyerahanmaterialatau barangmaka besarnyajumlah penghasilan
bruto sebagaimanadimaksudpada ayat (1) hanya atas pemberianjasanyasaja,
kecualiapabiladalam kontrak/perjanjian
tidak dapat dipisahkanantarapemberian
jasa dengan materialatau barang maka besarnyapenghasilanbruto tersebut
termasukpemberianjasa dan materialatau barang.
(6) Dalam hal jumlahpenghasilanbrutosebagaimanadimaksudpada ayat (1) dibayarkan
kepada dokteryang melakukanpraktikdi rumahsakit dan/atauklinik maka besarnya
jumlah penghasilanbrutoadalahsebesarjasa dokteryang dibayaroleh pasienmelalui

rumah sakit dan/ataukliniksebelumdipotongbiaya-biayaatau bagi hasil oleh rumah
sakitdan/atauklinik.
3. KetentuanPasal16 diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal16
(1) Tarif berdasarkanPasal 17 ayat (1) huruf a Undang-UndangPajak Penghasilan
diterapkanatasjumlahkumulatifdalamsatutahunkalenderdari:
a. PenghasilanKena Pajaksebagaimanadimaksuddalam Pasal 10 ayat (2) huruf
c, bagi bukan pegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal 3 huruf c yang
yang memenuhiketentuan
menerimaimbalanyang bersifatberkesinambungan
sebagaimana
dimaksuddalamPasal13 ayat(1);
b. 50% (limapuluhpersen)darijumlahpenghasilanbrutountuksetiappembayaran
imbalanbagi bukanpegawaisebagaimanadimaksuddalam Pasal3 hurufc yang
bersifat berkesinambunganyang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksuddalamPasal'13ayat(1);
c. jumlah penghasilanbruto berupa honorariumatau imbalanyang bersifattidak
teratur yang diterima atau diperolehanggota dewan komisarisatau dewan
pengawasyang tidak merangkapsebagaipegawaitetap pada perusahaanyang
sama;

d. lumlah penghasilanbruto berupajasa produksi,tantiem,gratifikasi,bonus atau
imbalan lain yang bersifattidak teratur yang diterima atau diperolehmantan
pegawai;atau
e. jumlah penghasilanbruto berupapenarikandana pensiunoleh pesertaprogram
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang
pendiriannya
telahdisahkanoleh MenteriKeuangan.
(2) Tarif berdasarkanPasal 17 ayat (1) huruf a Undang-UndangPaiak Penghasilan
diterapkanatas:
a, 50% (limapuluhpersen)darijumlahpenghasilanbrutountuksetiappembayaran
imbalankepadabukanpegawaiyang tidakbersifatberkesinambungan;
b. jumlah penghasilanbruto untuk setiap kali pembayaranyang bersifatutuh dan
tidakdipecah,yang diterimaoleh pesertakegiatan.

,0-

4 . Bagian PertamaAngka Romawi lV LampiranPeraturanDirekturJenderal Pajak Nomor

PER-31/PJi2009tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,Penyetorandan
PelaporanPajak PenghasilanPasal21 danlalauPajak penghasilanpasal 26 Sehubungan

Dengan Pekerjaan,Jasa, dan KegiatanOrang Pribadi,diubah sebagaimanaditetapkan
dalam LampiranI yang merupakanbagianyang tidak terpisahkandari PeraturanDirektur
JenderalPajakini.

5 . Bagian KeduaAngka RomawiV LampiranPeraturanDirekturJenderalPajak Nomor PER31/PJi2009tentangPedomanTeknis Tata Cara Pemotongan,Penyetorandan Pelaporan
Pajak PenghasilanPasal 21 dan/atauPajak PenghasilanPasal 26 SehubunganDengan
Pekerjaan,Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi,diubah sebagaimanaditetapkandalam
Lampiranll yang merupakanbagianyangtidakterpisahkandari PeraturanDirekturJenderal
Pajakini.
rasal ll
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.

DitetapkandiJakarta
p a d a t a n g g a1l 2 o k t o b e r

2009

TURJENDERAL
PAJAK,T


LAMPIRAN I
PERATURANDIREKTURJENDEML PAJAK NOMOR
PER-57 IPJIaOO9
TENTANGPERUBAHAN
PERATURAN
DIREKTUR
PAJAKNOMORPER.31/PJ/2009
JENDERAL
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA
PEMOTONGAN,PENYETORAN DAN PELAPORAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAUPAJAK
PENGHASILAN
PASAL 26 SEHUBUNGANDENGAN
PEKERJAAN,
JASA,DANKEGIATAN
ORANGPRIBADI

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK
UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh
PASAL 26
IV. PETUNJUKUMUMPEMOTONGAN
PPh PASAL21 BAGIORANGPRIBADIYANG BERSTATUS
BUKANPEGAWAI
|V.1. PemotonganPPh Pasal 21 bagi orang pribadidalam negeribukan pegawai,atas imbalan
yang bersifatberkesinambungan
penghasilan
lV.1.a. BagiyangtelahmemilikiNPWPdan hanyamemperoleh
darihubungan
kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak
memperolehpenghasilanlainnya
PPh Pasal21 dihitungdenganmenerapkan
tarifPasal17 ayal (1) hurufa UU PPh
atas jumlah kumulatif penghasilankena pajak dalam tahun kalender yang
bersangkutan.
Besarnyapenghasilankena pajak adalahsebesar50o/o(lima puluh
persen)darijumlahpenghasilan
PTKPper bulan.
brutodikurangi
penghasilan
lV.1.b. Bagi yang tidakmemilikiNPWP atau memperoleh
lainnyaselaindari
hubungankerja dengan PemotongPPh Pasal 21 danlatau PPh Pasal 26 serta
memperolehpenghasilanlainnya
PPh Pasal21 dihitungdenganmenerapkantarif Pasal 17 ayat (1) hurufa UU PPh
atas jumlahkumulatif50% (limapuluhpersen)darijumlahpenghasilanbrutodalam
tahunkalenderyang bersangkutan.
1V.2. PemotonganPPh Pasal 21 Bagi Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai, atas
lmbalanyang TidakBersifatBerkesinambungan.
PPh Pasal21 dihitungdenganmenerapkantarif Pasal17 ayat(1) hurufa UU PPh atas 50%
(limapuluhpersen)darijumlahpenghasilan
bruto.
1V.3. Dalamhal bukanpegawaisebagaimanadimaksuddalamangka lV.1 dan angka lV.2 adalah
dokter yang melakukanpraktik di rumah sakit dan/atau klinik maka besarnyajumlah
penghasilanbrutoadalahsebesarjasa dokteryang dibayarkanpasienmelaluirumahsakit
dan/atauklinik sebelumdipotongbiaya-biayaatau bagi hasil oleh rumah sakit dan/atau
klinik.
1V.4. Dalam hal bukan pegawai sebagaimanadimaksuddalam angka lV.1 dan angka lV.2
memberikanjasa kepadaPemotongPPh Pasal21 danlatauPPh Pasal26:
lV.4.a. mempekerjakan
oranglainsebagaipegawainyamaka besarnyajumlahpenghasilan
bruto adalah sebesarjumlah pembayaransetelahdikurangidengan bagian gaji
atau upah dari pegawai yang dipekerjakantersebut, kecuali apabila dalam
kontrak/perianjian
tidak dapat dipisahkanbagiangaji atau upah dari pegawaiyang
dipekerjakantersebutmaka besarnyapenghasilanbruto tersebutadalahsebesar
jumlahyangdibayarkan;
lV.4.b. melakukanpenyerahanmaterialatau barang maka besarnyajumlah penghasilan
bruto hanyaatas pemberianjasanyasaja, kecualiapabiladalam kontrak/perjaniian
tidak dapat dipisahkanantara pemberianjasa denganmaterialatau barangmaka
besarnyapenghasilanbruto tersebuttermasukpemberianjasa dan materialatau
barang.

PAJAK,P

Kb#'d

LAMPIRANII
PERATURAN
DIREKTURJENDEML PAJAK NOMOR
PER-57 lPJl2009
TENTANG
PERUBAHAN
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PAJAKNOMORPER.31/PJl2009
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA
PEMOTONGAN,PENYETORAN DAN PELAPORAN
PAJAK PENGHASILANPASAL 21 DAN/ATAUPAJAK
PENGHASILAN
PASAL 26 SEHUBUNGANDENGAN
PEKERJAAN.
JASA,DANKEGIATAN
ORANGPRIBADI

BAGIAN KEDUA: CONTOHPENGHITUNGAN
PPh PASAL 21 DAN/ATAUPPh PASAL 26
V.

CONTOHPENGHITUNGAN
PPh PASAL21 ATAS PENGHASILAN
YANG DITERIMAOLEH
BUKANPEGAWAI.
V.1. CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN
YANG DITERIMA
OLEH BUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA PENGHASILANYANG BERSIFAT
BERKESINAMBUNGAN.
V.1.a. Contoh penghitunganPPh Pasal 21 atas jasa dokteryang praktikdi rumah sakit
daniatauklinik
dr. Abdul Gopar, Sp.JP merupakandokter spesialisjantung yang melakukan
praktik di Rumah Sakit HarapanJantung Sehat dengan perjanjianbahwa atas
setiap jasa dokter yang dibayarkanoleh pasien akan dipotong2A% oleh pihak
rumah sakit sebagaibagianpenghasilanrumah sakit dan sisanyasebesar80%
dari jasa doktertersebutakan dibayarkankepada dr. Abdul Gopar, Sp.JP pada
setiapakhirbulan.Selainpraktikdi RumahSakitHarapanJantungSehatdr. Abdul
praktiksendiridi kilinikpribadinya.
Gopar,Sp.JPjuga melakukan
dr. AbdulGopar,
Sp.JP telah memilikiNPWP dan pada tahun 2009, jasa dokteryang dibayarkan
pasien dari praktik dr. Abdul Gopar, Sp.JP di Rumah Sakit HarapanJantung
Sehatadalahsebagaiberikut:

Bulan

JasaDokteryangdibayarPasien
(Rupiah)

Januari

45,000,000.00

Februari
Maret

49,000,000.00
47.000.000.0c
40,000,000.0c
44.000.000.00

April
Mei
Juni
Juli
Aqustus
Seotember

0ktober
November
Desember
Jumlah

52.000.000.00

40.000.000.0c
35.000.000.00

45.000.000.00
44.000.000.00
43.000.000.00
40.000.000.00
s24.000.000.00

Penghitungan
PPh Pasal21 untukmasaJanuarisampaidenganDesember2009:

Bulan

(1
Januari
Februari

Maret
April
Mei

Juni
Juli
Aqustus
September

Oktober
November

Desember
Jumlah

Dasar

Dasar
Tarif
PPh Pasal
Pemotongan
P
a
s
a
1
l
7
yang dibayar
Pemotongan
PPhPasal21 ayat ('l) 21 terutang
Pasien
PPhPasal21
Kumulatif
hurufa
(Ruoiah)
(Ruoiah)
(Ruoiah)
(Ruoiah)
UUPPh
(6)=(3)x (5)
(2\
(3)=50%x(2)
(5)
@\
45.000.000
22.500.00c 22.500.000 5o/"
1.125.000
49.000.000
24,500,00c 47.000.000 5o/"
1,22s,000
150,000
3,000,00c
s0.000.000 5o/o
47,000,000
20,500,00c 70.500.000 15o/"
3,075,000
40.000.000
20.000.00c 90.500.000 15"/o
3,000,000
44.000.000
22.000.00c I 1 2 . s 0 0 . 0 0 0 1 5 o / "
3,300,000
52.000.000
26,000,00c 1 3 8 . 5 0 0 . 0 0 0 1 5 o / "
3.900.000
40.000.000
20.000.00c 1 5 8 . 5 0 0 . 0 0 0 15o/"
3.000.000
17,500,00c 176.000.000 15o/o
2,625,000
35.000.000
45.000.000
22.500.00c 1 9 8 . 5 0 0 . 0 0 0 1 5 o / o
3.375.000
44.000.000
22.000.00c 220.s00.000 15%
3.300.000
43.000.000
2 1 . 5 0 0 . 0 0 c 242.000.000 15o/"
3,225.000
1,200,000
8,000,00c 250,000,000 154/"
40,000,000
'12.000.00c262 000 000
25"/"
3.000.000
524.000.000 262.000.000
35.500.000
Jasa Dokter

Apabiladr. AbdulGoparSp.JPtidak memilikiNPWP,maka PPh Pasal21 terutang
adalahsebesar12O/"dari PPh Pasal21 terutangsebagaimanacontohdi atas.
V.1.b.ContohpenghitunganPPh Pasal21 atas komisiyang dibayarkankepadapetugas
dinas luarasuransi(bukansebagaipegawaiperusahaanasuransi)
NenengHasanahadalahpetugasdinas luar asuransidari PT TabarruLife.Suami
NenengHasanahtelahterdaftarsebagaiWajibPajakdan mempunyaiNPWP,dan
yang bersangkutanbekerja pada PT Kersamanah.Neneng Hasanah telah
menyampaikanfotokopi kartu NPWP suami, fotokopi surat nikah dan fotokopi
kartu keluargakepada pemotongpajak. Neneng Hasanah hanya memperoleh
penghasilandari kegiatannyasebagai petugas dinas luar asuransi,dan telah
menyampaikansurat pernyataanyang menerangkanhal tersebut kepada PT
TabarruLife.Pada tahun 2009, penghasilanyang diterimaoleh NenengHasanah
sebagaipetugasdinasluarasuransidari PT TabarruLifeadalahsebagaiberikut:
Bulan
Januari

Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli

Komisiagen
(Rupiah)

38.000.000.00
38.000.000.00
41.000.000.00

Aoustus

42.000.000.00
44.000.000.00
4s.000.000.00
45.000.000.0c
48.000.000.0c

September

s0.000.000,0c

Oktober
November

Desember
Jumlah

52.000.000,0c
55.000.000,0c
56.000.000.0c
554.000.000.0c

PenghitunganPPh Pasal 21 untuk bulan Januari s.d. Desember 2009 adalah
berikut:
Bulan

(1)

,anuan
=ebruari

\oril

Penghasilan

SOqo dari

Bruto

Penghasilan

(Ruoiah)

Bruto

(2)

PTKP

Penghasilan
Kena

Penghasilan

Pajak

kena Pajak
Kumulatif

lRu niahl

(3)=5oo6x(2)

(4)

(5)

3S.OOO OOC

19 000 000

1 320 000

3a.ooo.ooo

19.OOO.OOO

1 -320.OOO

41.OOO.OOC

20.500.000

1.320.OOO

7 6aO

Tarif Pasa
PPh Pasal 21
17 ayat (1)
terutang
hurul a UL
aRuoiah)
tsHn
(7\

(6)
OOO

17 . 5 A O . O O O

(8)=(5) x (4

OOO

5'0/-

aa4.ooo

35-360.OOO

5"/"

a84.OO0

1 7 6aO

- -1_4.919.qq9 - _s-q:o-o-o999_
4 540 000

g_O_O- -7_3-2_
681.OOO

50/o
1 50/.

42.OOO.OOO

21.OOO.000

320.OOO

19 . 6 4 O - O O O

74.220.OOO

50/"

2 952 000

44 000 00c

22 000 000

320 000

20 6ao ooo

94 900 000

50/-

3 - 10 2 . O O O

Junl

45.OOO.OOO

22-500.OOO

.320.OOO

21.1AO.OOO

I 16.OAO.OOO

Irili

45.OOO.OOC

22.500.OOO

.320.OOO

2 1 . 1a O . O O O

I 37.260.OOO

4A OOO OOa

24.OOO.OOO

320.OOO

22

1 5q

so/-

3 402 000

50 000 00r

25 000 000

320 000

23 6A0 OOO

I A3 620 000

504

3 552.OOO

52.OO0.000

26_OOO.OOO

.320.OOO

24.6AO.OOO

20a.300.oo0

5"/"

3.702.OOO

55 000 00c

27

26

234

504

3 927 000

5

2.324.OOO

eDtember

fktober

Desember

56.OOO.OOO

500

ooo

000

2a.ooo.ooo

1.320.OOO

6RO OOO

1 AO OOO

15 . 5 2 0 . O O O
60 000

C40

4AO

000

OOO

250.OOO.OOO

3.177.OOO

50/6

3 177 000

261 160 000

Dalam hal NenengHasanahtidak dapat menunjukkanfotokopikartu NPWP suami,
fotokopisurat nikah dan fotokopikartu keluargadan NenengHasanahsendiritidak
memilikiNPWP,maka perhitunganPPh Pasal21 dilakukansebagaimanacontohdi
atas namun tidak memperolehpenguranganPTKP setiap bulan, dan jumlah PPh
Pasal 21 yang terutangadalah sebesar 120"/"dari PPh Pasal 21 yang seharusnya
terutangdari yang memilikiNPWPsebagaimanapenghitungan
berikutini:
Penghasilan
Bulan

(1)

Vlaret

Bruto

uasar
Pemotongan
PPh Pasal 21

uasar
Pemotongan PPh
)asal 21 Kumulati

Tarif Pasal
17 ayat (1)
huruf a UU
PPh

Tarif tidal

,h Pasal

memiliki

terulang

2

(s)

(6)

3A.OOO.OOC

1 I OOO OOO

1 9 000 000

5./-

200/-

1. 14 0 . 0 0 0

3a.ooo.ooc

19.OOO.OOO

3A-OOO.OOO

596

200/6

1 . 14 0 . O O O

2004

51 0-OOO

(2)

(3)=5o%x(2)

(4)

(7)= (3)x(5)x(7)

720.OOO

41.OOO.OOC

\pril

42.OOO_OOt

21 000.ooo

79 500.OOO

50/-

2004

1.260.OO0

vlei

44.OOO.OO(

22.OOO.OO0

o1.500.ooo

1 5o/o

2064

3.960.OO0

45 000

2 500 000

J ul i

45 000 00c

\austus

48.OOO.OO(

24-OOO-OOO

leotem ber

50.o00.oo(
52.O00.OO(

25.OOO.000

55.OOO.OO(

)ktober

56.OOO.OOO

22 AOO OOO

ooo

150/-

?ooa

4-O50.OOO

46 500 000

1 50/-

200/"

4,O50.OOO

70.500.ooo

15

200/.

4.320.OOO

1 50/"

200/"

4 500 000

26.OOO.OOO

9s.500.000
221.500.000

15"/"

200/"

4.680.OOO

27.500.OOO

249.OOO.O00

15v"

200/-

4 950 000

1_-o_o-o_
999_
7.OOO OOO

- ?_s-o.99g.qq9 -1q%-_
277 .OOO.OOO

2504

27 7 .OOO.OO(

200/6

1 80.OO0

200/o

43 560 000

Dalam hal suami Neneng Hasanahatau Neneng Hasanahsendiri telah memiliki
NPWP, tetapi Neneng Hasanahmempunyaipenghasilanlain di luar kegiatannya
sebagai petugas dinas luar asuransi,maka perhitunganPPh Pasal 21 terutang
adalah sebagaimanacontohdi atas, namun tidak dikenakantarif 20% lebih tinggi
karenayang bersangkutan
atau suaminyatelahmemilikiNPWP.
YANG DITERIMA
V.2. CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN
YANG TIDAK BERSIFAT
OLEH BUKANPEGAWAIYANG MENERIMAPENGHASILAN
BERKESINAMBUNGAN.
Nashrun Berlianto melakukanjasa perbaikankomputer kepada PT Cahaya Kurnia
denganfee sebesarRp5.000,000,00.
BesarnyaPPh Pasal21 yangterutangadalahsebesar:
= Rp125.000,00
5/" x5O/" Rp5.000.000,00
Dalam hal NashrunBerliantotidak memilikiNPWP maka besarnyaPPh Pasal 21 yang
terutangmenjadisebesar:
= Rp150.000,00
5o/"x 1200/"x 50% Rp5.000.000,00

v.3

CONTOH PENGHITUNGANPEMOTONGANPPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN
YANG DITERIMAOLEH BUKAN PEGAWAISEHUBUNGANDENGAN PEMBERIAN
JASA YANG DALAM PEMBERIAN JASANYA MEMPEKERJAKANORANG LAIN
SEBAGAIPEGAWAINYADAN/ATAUMELAKUKANPENYERAHANMATERIAUBAHAN
Arip Nugrahamelakukanjasa perawatanAC kepada PT Wahana Jaya dengan imbalan
Rp10.000.000,00.
Arip Nugraha mempergunakan
tenaga 5 orang pekerja dengan
membayarkanupah harian masing-masingsebesar Rp180.000,00.Upah harian yang
dibayarkanuntuk5 orang selamamelakukanpekerjaansebesarRp4.500.000,00.
Selain
itu, Arip Nugrahamembelispare part AC yang dipakai untuk perawatanAC sebesar
Rp1.000.000,00.
Penghitungan
PPh Pasal2l terutangadalahsebagaiberikut:
a. Dalam hal berdasarkanperjanjianserta dokumenyang diberikanoleh Arip Nugraha,
dapat diketahuibagianimbalanbruto yang merupakanupah yang harus dibayarkan
kepadapekerjaharianyang dipekerjakan
oleh Arip Nugrahadan biayauntukmembeli
spare part AC, maka jumlah imbalanbrutosebagaidasar perhitunganPPh Pasal21
yang harusdipotongoleh PT WahanaJaya atas imbalanyang diberikankepadaArip
Nugrahaadalah sebesar imbalanbruto dikurangibagian upah tenaga kerja harian
yang dipekerjakan
Arip Nugrahadan biayasparepartAC, sebagaimanadalamcontoh
adalahsebesar:
- Rp 4.500.000,00
- Rp 1.000.000,00= Rp 4.500.000,00.
Rp 10.000.000,00
PPh Pasal21 yang harusdipotongPT WahanaJaya atas penghasilanyang diterima
Arip Nugrahaadalahsebesar:
= Rp 1'12.500,00
5o/ox 5Oo/o
x Rp 4.500.000,00
Dalam hal Arip Nugraha tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus
dipotongoleh PT WahanaJaya menjadi:
= Rp 135.000,00
5o/"x 120o/o
x 50% x Rp 4.500,000,00
b. Dalamhal PT WahanaJaya tidak memperolehinformasiberdasarkanperjanjianyang
dilakukanataudokumenyang diberikanolehArip Nugrahamengenaiupahyang harus
dikeluarkanArip Nugrahaatau pembelianmaterial/bahan,
PPh Pasal 21 yang harus
dipotongPT WahanaJaya adalahsebesar:
= Rp250.000,00
5o/ox 5O7ox Rp10.000.000,00
Dalam hal Arip Nugraha tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus
dipotongoleh PT WahanaJaya menjadi:
5 % x 1 2 0 0 / " x 5 0 % xR p 1 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , =
0 0R p 3 0 0 . 0 0 0 , 0 0
Catatan:
pekerjawajibdipotongPPh Pasal
Untukpembayaranupah hariankepadamasing-masing
21 oleh Arip Nugraha.

G**#)