Makalah Sosiologi Kesehatan Prinsip Tuju

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh
meteologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita
mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter
pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa
ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan
prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow1 (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat
adalah ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatanm melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian
masyarakat” untuk:
a.

Perbaikan sanitasi lingkungan

b.


Pemberantasan penyakit-penyakit manular

c.

Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d.

Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
untuk diagnosis dini dan pengobatan

e.

Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya

1Ani Wulandari, “eJournal llmu Komunikasi”, diakses dari ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id,
pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 19.20 WIB


1

Menurut

Ikatan

Dokter

Amerika2

(1948)

Kesehatan

Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan

kesehatan


msyarakat

melalui

usaha-usaha

pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi,
ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan
ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu
perlu adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat
lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya
guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini
harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya
menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri.

Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan
yang ditujukan kepada masyarakat.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian pendidikan?
1.2.2 Bagaimana unsur pendidikan?

2 Wikipedia, “Ilmu Kesehatan Masyarakat“, diakses dari
id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesehatan_masyarakat, pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 19.20
WIB.

2

1.3


1.2.3 Bagaimana pengertian pendidikan kesehatan?
1.2.4 Bagaimana prinsip pendidikan kesahatan?
1.2.5 Bagaimana tujuan pendidikan kesehatan?
1.2.6 Bagaimana ruang lingkup pendidikan kesehatan?
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum makalah ini bertujuan

untuk

memperdalam pengetahuan tentang sosiologi kesehatan dan
pandangan sosiologi mengenai pendidikan kesehatan mulai
1.3.2

dari prinsip, tujuan serta ruang lingkup pendidikan kesehatan.
Tujuan Khusus
Mengidentifikasikan mengenai pendidikan kesehatan,
mempelajari mulai dari prinsip, tujuan serta ruang lingkup
pendidikan kesehatan.


2.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Tujuan3 menurut para ahli:
2.1.1

H.R. DAENG NAJA
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas

3“Pengertian dan Definisi Tujuan”, diakses dari
http://carapedia.com/pengertian_definisi_tujuan_info2100.html, pada tanggal 20 Maret 2015
pukul 19.00 WIB

3

mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut.
2.1.2


ABUBAKAR A & WIBOWO
Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai
dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang
jelas.

2.1.3

KEN MCELROY
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai
kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai
kesuksesan.

2.1.4

TOMMY SUPRAPTO
Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat
dilakukan dalam jangka pendek.

2.1.5


SPILLANE, SJ
Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan
konsentrasi kekuasaan.

2.2

Definisi Prinsip4 menurut para ahli:
2.2.1

TOTO ASMARA

4 “Pengertian Prinsip Menurut Beberapa Ahli“, diakses dari
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-prinsip-menurut-beberapa-ahli.html?m=1, pada
tanggal 20 Maret 2015 pukul 19.00 WIB.

4

Prinsip adalah hal yang secara fundamental menjadi martabat
diri atau dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling hakiki

dari harga diri.
2.2.2

UDO YAMIN EFENDI MAJDI
Prinsip adalah pedoman berprilaku yang terbukti mempunyai
nilai yang langgeng dan permanen.

2.2.3 AHMAD JAUHAR TAUHID
Prinsip adalah pandangan yang menjadi panduan bagi perilaku
manusia yang telah terbukti dan bertahan sekian lama.
2.3

Definisi Ruang Lingkup5 menurut para ahli:
2.3.1

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI)
Ruang lingkup adalah luasnya subjek yang tercakup.

3.1


BAB III
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Dalam membicarakan pendidikan kesehatan, terlebih dahulu
harus memahami pengertian dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan 6
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lainbaik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dalam

5 “Arti kata ruang lingkup menurut KBBI“, diakses dari http://kamus.cektkp.com/ruanglingkup/, pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 19.20 WIB.
6 Hariza Adnani, Buku Ajar: Ilmu Kesehatan Masyarakat, Medical Book, Yogyakarta, 2011,
hlm. 77.

5

pengertian pendidikan tersebut, Nampak tersirat beberapa unsur
pendidikan yaitu:
3.1.1 Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, dan
masyarakat), pendidik (pelaku pendidikan)
3.1.2 Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain.
3.1.3 Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.
Apabila kata pendidikan dikaitkan dengan kata kesehatan,
maka pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan (aplikasi)
pendidikan di dalam bidang kesehatan. Output yang diharapkan di
dalam pendidikan kesehatan adalah pertilaku kesehatan, (perilaku
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif).
Secara konseptual, pendidikan kesehatan7 adalah proses
perubahan perilaku yang dinamis, di mana perubahan tersebut bukan
sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut
terjadi karena adanya kesadaran diri dalam diri individu, kelompok,
atau masyarakat.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian
pendidikan kesehatan masyarakat sebagai berikut:
Menurut Nyswander, D:

7 Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi, Salemba Medika, Gresik, 2008, hlm. 358.

6

Pendidikan kesehatan8 adalah suatu proses perubahan yang
terjadi dalam individu seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan kesehatan baik secara perseorangan maupun masyarakat.
Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan
dari seseorang kepada orang lain, pendidikan
kesehatan

bukan

suatau

rangkaian

Sumber: ihm.nlm.nih.gov

prosedur yang dilaksanakan atau produk yang
akan dicapai, tetapi suatu proses perubahan
yang dinamis dari suatu perkembangan dimana seseorang menerima
atau menolak informasi yang baru, sikap yang baru da tindakan yang
baru yang berhubungan dengan tujuan-tujuan dari hidup sehat.
Menurut Guy Stuart:
Pendidikan kesehatan9 adalah komponen program-program
kesehatan dan kedokteran (medik) yang didalamnya termuat usahausaha yang direncanakan untuk mengubah tingkah laku individu,
kelompok dan masyarakat dengan tujuan untuk
membantu

tercapainya

tujuan-tujuan

pengobatan,

Sumber: cfi-vlog.org

rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan peningkatan saraf kesehatan.

8 Setiyarini, dkk., Ilmu Kesehatan Masyarakat Kelas XII, Pilar Media, Jakarta, 2012, hlm.
31.
9 Setiyarini, dkk., Ilmu Kesehatan Masyarakat Kelas XII, Pilar Media, Jakarta, 2012, hlm.
32.

7

3.2

PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT
3.2.1 Peranan Pendidikan Kesehatan
Lawrence Green10 menjelaskan bahwa perilaku
itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni:
3.2.1.1 Faktor predisposisi (predisposition factors), terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,keyakinan.

3.2.1.2 Faktor

yang

mendukung

(enabling

factors),

tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas.
3.2.1.3 Faktor
terwujud

yang

memperkuat

dalam

sikap

(reinforcing
dan

perilaku

factors),
petugas

kesehatanatau dari kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
3.2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar
yang berarti dalam pendidikan itu berjadi proses pertumbahan,
perkembangan, atau perubahan kea rah yang lebih dewasa,
10 Soekidjo, Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka
Cipta, Jakarta, 2007, hlm.107.

8

lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
3.2.3 Proses Pendidikan Kesehatan
Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan11
pokok, yakni persoalan masukan (input), proses, dan persoalan
keluaran (out put). Persoalan masukan (input) adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik), yaitu individu,
kelompok,

atau

masyarakat.

Persoalan

proses

adalah

mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan
(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini
dipengaruhi oleh subjek belajr, pengajar (pendidik atau
fasilitator) metode dan teknik belajar. Sedangkan proses
keluaran (out put) adalah hasil belajar itu sendiri.
3.3

TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan pendidikan kesehatan masyarakat adalah terjadinya
perubahan perilaku masyarakat dari perilaku yang negatif menjadi
perilaku positif dipandang segi kesehatan. Bentuk-bentuk12 perilaku
positif yang kita harapkan adalah:

11 Soekidjo, Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka
Cipta, Jakarta, 2007, hlm.109.
12 Setiyarini, dkk., Ilmu Kesehatan Masyarakat Kelas XII, Pilar Media, Jakarta, 2012, hlm.
33.

9

3.3.1 Kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya kesehatan
3.3.2 Setiap

individu,

kelompok

dan

masyarakat

sanggup

melaksanakan sediri usaha-usaha ke arah mencapai tingkat
kesehatan yang setinggi-tingginya
3.3.3 Masyarakat memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas kesehatan
yang ada. Efektivitas dan efisiensi dari berbagai fasilitas
kesehatan yang tersedia, tegantung kepada pengertian dan
sikap yang tepat dari masyarakat.
Sedangkan tujuan pendidikan kesehatan menurut UndangUndang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO13 adalah
“Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental, dan sosialnya,
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, gizi masyarakat,
‘maupun program kesehatan lainnya”.

13 Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi, Salemba Medika, Gresik, 2008, hlm. 358.

10

Tujuan ini untuk mengubah pemahan perilaku belum sehat
menjadi perilakun sehat. Menurut Machfoedz14 (2006), membagi
menjadi 3 macam, yaitu:
3.3.4 Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang
bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai
tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
3.3.5 Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi
dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan
kesehatan dasar diarahkan

agar dikelola

sendiri oleh

masyarakat dalam bentuk yang nyata. Contohnya adalah
posyandu.
3.3.6 Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan
kesehatan yang ada secara tepat. Contohnya adalah mengikuti
pelayanan kelas ibu hamil, senam lansia dan sebagainya.
3.4

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN
3.4.1 Berdasarkan aspek kesehatan, dikelompokkan menjadi:

14 Ade Benih, Sosiologi Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2014, hlm. 54.

11

3.4.1.1 Pendidikan

kesehatan

pada

aspek

promotif,

sasarannya adalah kelompok orang sehat. Derajat
kesehatannya

adalah

dinamis

oleh

karena

itu

meskipun seseorang telah dalam kondisi sehat, tetapi
perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.
3.4.1.2 Pendidikan kesehatan berdasarkan aspek pencegahan
dan penyembuhan, dan ini mencakup 3 upaya yaitu :
3.4.1.2.1 Pencegahan

tingkat

pertama

(Primary

Prevention), sasarannya adalah kelompok
masyarakat yang beresiko tinggi15 (high
risk).
3.4.1.2.2 Pencegahan
Prevention),

tingkat

kedua

sasarannya

(Secondary
adalah

para

penderrita penyakit kronis, misalnya: asma,
diabetes militus dan sebagainya. Tujuannya
agar

penderita

mampu

mencegah

penyakitnya menjadi tidak semakin parah.
3.4.1.2.3 Pencegahan

tingkat

ketiga

(Tertiary

Prevention), sasarannya adalah kelompok
15 Ade Benih, Sosiologi Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2014, hlm. 56.

12

pasien yang baru sembuh dari suatu
penyakit. Tujuannya agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya.
3.4.2 Berdasarkan tatanan16 dan tempat pelaksanaannya
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,
dan dikelompokkan menjadi:
3.4.2.1 Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid.
3.4.2.2 Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di
rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga
pasien, di puskesmas dan sebagainya.
3.4.2.3 Pendidikan kesehatan di tempat bekerja dengan
sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.
3.4.3 Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel dan
Clark17 sebagai berikut:
3.4.3.1 Promosi kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
misalnya dengan peningkatan gizi, kebiasaan hidup
sehat.
3.4.3.2 Perlindungan khusus (Specific Protection)
16 Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi, Salemba Medika, Gresik, 2008, hlm. 359.
17 Ade Benih, Sosiologi Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2014, hlm. 56.

13

Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan,
perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat
di perlukan terutama di negara berkembang. Hal ini
karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya
imunisasi.
3.4.3.3 Diagnosis dini

dan

pengobatan

segera

(Early

Diagnosis and Prompt Treatment).
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan, maka sering sulit
mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan kesehatan sangat diperlukan
pada tahap ini.
3.4.3.4 Pembatasan cacat (Dissability Limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka
sering tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas

sehingga

dapat

mengakibatkan

orang

bersangkutan cacat.
3.4.3.5 Rehabilitasi (Rehabilitation)18
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang
orang menjadi cacat sehingga diperlukan latihan
tertentu. Disamping itu, orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakitnya, kadang malu untuk kembali
18 Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakta: Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta,
2007, hlm. 112.

14

ke masyarakat dan masyarakat tidak mau menerima
mereka (Notoadmodjo, 2003).
BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
4.1.1 Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lainbaik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
4.1.2

oleh pelaku pendidikan.
Beberapa unsur pendidikan yaitu:
4.1.2.1 Input adalah sasaran

pendidikan

(individu,

kelompok, dan masyarakat), pendidik (pelaku
4.1.2.2

pendidikan).
Proses adalah upaya yang direncanakan untuk

4.1.2.3

mempengaruhi orang lain.
Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau

perilaku.
4.1.3 Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, di mana perubahan tersebut bukan sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan
pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut
terjadi karena adanya kesadaran diri dalam diri individu,
kelompok, atau masyarakat.
4.1.4 Dalam

program-program

pelayanan

kesehatan

kurang

melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program ini telah

15

melibatkan pendidikan kesehatan, tetapi kurang memberikan
bobot.
4.1.5 Tujuan

pendidikan

kesehatan

menurut

Undang-Undang

Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO adalah
“Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental, dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara
sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan

penyakit

menular,

sanitasi

lingkungan,

pelayanan kesehatan, gizi masyarakat, maupun program
kesehatan lainnya”.
4.1.6 Ruang lingkup pendidikan kesehatan
4.1.6.1

Berdasarkan aspek kesehatannya.
4.1.6.1.1

Pendidikan

kesehatan

pada

aspek

promotif.
4.1.6.1.2

Pendidikan kesehatan berdasarkan aspek
pencegahan dan penyembuhan.

4.1.6.2

Berdasarkan tatanan dan tempat pelaksanaannya
4.1.6.2.1 Pendidikan kesehatan disekolah.
4.1.6.2.2 Pendidikan kesehatan di rumah sakit.
4.1.6.2.3 Pendidikan kesehatan di tempat bekerja.

16

4.1.6.3

Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan
4.1.6.3.1 Promosi kesehatan (Health Promotion).
4.1.6.3.2 Perlindungan
khusus
(Specific
4.1.6.3.3

Protection).
Diagnosis dini dan pengobatan segera
(Early

4.2

Diagnosis

and

4.1.6.3.4

Treatment).
Pembatasan

4.1.6.3.5

Limitation).
Rehabilitasi (Rehabilitation).

cacat

Prompt
(Dissability

Saran
Dalam membicarakan pendidikan kesehatan, nampak tersirat
beberapa unsur pendidikan yaitu: input, proses, dan output. Jadi,
dalam pendidikan kesehatan perlu adanya sasaran masyarakat, proses
yang direncanakan oleh pendidik kesehatan, serta hasilnya sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pendidik kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Medical Book.

17

“Arti kata ruang lingkup menurut KBBI” dalam
http://kamus.cektkp.com/ruang-lingkup/ yang diakses tanggal 27
Maret 2015, pukul 19.20 WIB.
Benih, Ade. 2014. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
“Ilmu Kesehatan Masyarakat” dalam
id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesehatan_masyarakat yang diakses
tanggal 27 Maret 2015, pukul 19.20 WIB.
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Ilmu Kesehatan
Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Gresik : Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta.
“Pengertian dan Definisi Tujuan” dalam
http://carapedia.com/pengertian_definisi_tujuan_info2100.html
yang diakses tanggal 20 Maret 2015, pukul 19.00 WIB.
“Pengertian Prinsip Menurut Beberapa Ahli” dalam
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-prinsip-menurutbeberapa-ahli.html?m=1 yang diakses tanggal 20 Maret 2015, pukul
19.00 WIB.

18

Setiyarini, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Kelas XII. Jakarta: Pilar
Media.
Wulandari, Ani. “eJournal Ilmu Komunikasi” dalam
ejournal.ilkom.fisip_unmul.ac.id yang diakses tanggal 27 Maret
2015, pikul 19.20 WIB.

19