BISNIS PENGANTAR MANAJEMEN PRODUKSI

MAKALAH BISNIS PENGANTAR
MANAJEMEN PRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen yang dilakukan secara sederhan merupakan naluri dari setiap
manusia dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhanya. Dengan melaksanakan
manajemen secara naluriah ini tidak jarang akan terjadi kekeliruan baik yang
disengaja maupun tidak disengaja dan akan sering pula terjadi adanya
ketidakefisienan dalam pelaksanaan menajemen. Dalam keadaan demikian kita harus
menerapkan manajemen yang baik serta profesional. Agar dapat menerapkan konsep
manajemen yang baik dan benar serta profesional maka kita harus mengetahui prinsip
– prinsip dasar serta teori manajemen. Fungsi yang berkaitan dalam suatu manajemen
antara lain pemasaran (marketing), keuangan (finance),dan produksi (operasi).
Fokus perhatian pada makalah ini adalah fungsi produksi ( production function
atau production system). Fungsi produksi merupakan fungsi yang ada disebuah
perusahaan manufaktur

atau jasa yang mengemban fungsi untuk menciptakan

penggunaan bentuk, maka fungsi produksi atau operasi menjadi tempat terjadinya

perubahan secara fisik atau sumber daya produksi (input) menjadi keluaran (output).
Dari hal tersebut maka kami akan membahas tentang proses produksi atau
manajemen produksi pada suatu perusahaan manufaktur maupun jasa, baik dari segi
garis umum, konsep, pengertian, luang lingkup, kriteria kinerja, strategi,
perkembanganya dan lainya.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ini memiliki tujuan, antara lain:
1. Memberikan pengenalan dan wawasan tentang produksi dan manajemen produksi.
2. Memberikan pengetahuan tentang keputusan yang perlu dilakukan dalam
manajemen produksi serta ruang lingkupnya.
3. Memberikan pengetahuan tentang fungsi dasar dalam manajemen produksi.
4. Mengetahui pentingnya mutu suatu barang atau jasa apabila diperhatikan dalam
berproduksi.
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa pengenalan dan wawasan tentang produksi dan manajemen produksi
penting untuk perusahaan?

2. Bagaimanakah keputusan yang perlu dilakukan dalam manajemen produksi serta
ruang lingkupnya?
3. Apa fungsi dasar manajemen produksi?

4. Seberapa pentingkah mutu suatu barang atau jasa diperhatikan dalam
berproduksi?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen produksi adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mengadakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dengan mengelola secara
optimal faktor- faktor produksi atau sumber daya manusia, mesin dan bahan baku yang
tersedia untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting, yaitu:
a. Adanya orang yang lebih dari satu
b. Adanya tujuan yang ingin dicapai
c. Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni
1. Merancang system produksi
2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang
ditentukan.
B. Perkembangan Manajemen Produksi
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang

menunjang yaitu :
a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi Pembagian kerja
memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai
dengan pengolahan yang baik dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi dengan biaya yang tidak tinggi juga.
b. Revolusi industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,
sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno dan sederhana
menjadi terdesak karena tidak bisa mengikuti perkembangan. Industialisasi ini
meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran
yang pesat dan baik.

c. Perkembangan alat dan teknologi (termasuk komputer)
Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer, sehingga
pada banyak hal manajer produksi mengintegrasikan teknologi canggih kedalam
bisnis atau usahanya.
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja
Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar

manusia, dan model keputusan. guna meningkatkan kualitas barang.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan
ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja dengan metode baru
4. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja
C. Aspek-aspek manajemen produksi meliputi :


Perencana produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan
dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:



1.

Jenis barang yang diproduksi


2.

Kualitas barang

3.

Jumlah barang

4.

Bahan baku

5.

Pengendalian produksi

Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin.
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :




1.

Menyusun perencanaan

2.

Membuat penjadwalan kerja

3.

Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.

Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatanya meliputi :
1.

Menetapkan kualitas


2.

Menetapkan standar barang

3.

Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu

D. Rang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan manajemen produksi serta
pengoperasiaannya, yang meliputi :
a. Seleksi dan design hasil produksi (produk)
b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
c. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
d. Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau proses
e. Perancangan tugas
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
E. Fungsi Serta Sistem Produksi dan Operasi
Perencanaan sistem

produksi

● Perencanaan produksi

● Perencanaan lokasi

Sistem pengendalian produksi Sistem informasi produksi

● Pengendalian proses
produksi

● Pengendalian bahanbaku

● Struktur organisasi

● Produksi atas dasar

produksi

pesanan


● Perencanaan letak fasilitas
produksi

F.

● Pengendalian tenaga kerja

● Perencanaan lingkungan

● Pengendalian biaya

kerja

produksi

● Perencanaan standar

● Pengendalian kualitas


produksi

pemeliharaan

● Produksi untuk persediaan

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik
dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan
memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus
mengimplementasikan

alternatif

yang


telah

ia

pilih

serta

mengawasi

dan

mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. Jika dilihat dari keputusan yang
harus diambil maka dibedakan menjadi;
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain
G. Pelaksanaan Produksi
1. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam
bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan
dilaksanakan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga
sebagian besar perusahaan manufaktur menempatkan fungsi perencanaan dan
pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Perencanaan produksi juga dapat
diartikan sebagai perencanaan tentang jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi
oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang.
Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
b. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan dan
melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
c. Membuat jadwal produksi, penugasan serta pembebanan mesin dan tenaga kerja
yang terperinci.
d. Stabilisasi produk dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan (demand).
Adapun karekteristik perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
Pengendalian produksi dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai
dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga maupun
waktunya. Menurut Agus Ahyari (1992, hal:29) pengendalian produksi bila ditinjau
secara terperinci maka akan dapat dilihat ciri-ciri masing-masing, antara lain sebagai
berikut:
a.Pengendalian proses produksi
Pengendalian produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan
dan pengawasan dari proses produksi dari suatu perusahaan. Mengenai jenis produk
dan jumlah produk yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang.
b. Pengendalian bahan baku
Bahan baku merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan produksi.
c. Pengendalian tenaga kerja
d. Pengendalian kualitas
e.Pengendalian pemeliharaan peralatan
Produksi optimal

Produksi optimal atau Economi Production Quantity(EPQ) adalah sejumlah produksi
tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ
menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a.

Barang yang diproduksi tingkat produksi yang lebih besar dan tingkat permintaan.

b.

Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan
tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.

c.

Selama produksi, pembesaran tingkat persediaan kurang dari EPQ karena
penggunaan selama pemenuhan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya
persiapan (Set up Cost) dan biaya penyimpanan (Carring Cost) yang dikeluarkan
jumlahnya minimum, artinya tingkat produksi optimal akan memberikan total
biaya persediaan atau total inventary cost minimum,tetapi apabila besarnya biaya
persiapan (Set up cost) dan biaya penyimpanan (carring cost) yang dikeluarkan
jumlahnya maksimum maka metode ini kurang tepat digunakan.

Faktor-faktor yang membatasi produksi optimal adalah sebagai berikut:
1. Bahan dasar/baku
Bahan dasar merupakan salah satu faktor pembatas terpenting dalam menentukan
jumlah barang yang akan diproduksi.
2. Kapasitas mesin
Kapasitas mesin jumlah output maksimum yang dihasilkan oleh suatu fasilitas
selama periode/selang waktu tertentu, biasnya dinyatakan dalam unit produk yang
dihasilkan persatuan waktu. Mesin jugamerupakan bagian yang terpenting yang
tidak dapat di pisahkan dari sebuah proses produksi. Untuk itu perlu kiranya
melakukan perawatan terhadapmesin-mesin yang digunakan.
3. Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja sangat erat kaitannya dengan kelancaran proses produksi,
sebab tenaga kerja ini secara langsung akan melaksanakan kegiatan produksi. Jika
jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan menutupi dalam suatu proses
produksi, maka proses produksi akan terbatas atau bisa juga kualitas barang yang
dihasilkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Modal/dana
Modal merupakan sumber utama dalam proses produksi.
Modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Modal aktif yaitu kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
b. Modal pasif yaitu sumber–sumber dari mana dana diperoleh.
Permintaan pasar
Permintaan pasar terhadap suatu produk adalah volume total yang akan dibeli
oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode waktu
tertentu, dilingkungan pemasaran tertentu dan dengan program pemasaran tertentu.
Untuk itu perusahaan perlu membuat suatu peramalan penjualan yaitu tingkat
penjualan perusahaan yang diharapkan yakni dihitung berdasarkan rencana
pemasaran dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.
2. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi.
mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu
kegiatan operasi dan menentukan waktu untuk pelaksanaan kegiatan operasi. Dalam
pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya
operasi. Tujuan penjadwalan itu adalah untuk meminimalkan waktu proses dan
penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja dan peralatan. Penjadwalan
didefinisikan sebagai pengaturan waktu dari suatu kegiatan yang mencakup kegiatan
mengalokasikan fasilitas, peralatan atau tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan
menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Penjadwalan juga dapat diartikan
sebagai proses pengalokasian sumber-sumber guna melaksanakan sekumpulan tugas
dalam jangka waktu tertentu.
3. Analisis Biaya dan Laba
Perilaku biaya adalah bagaimana biaya itu memberikan reaksi terhadap tingkat
aktivitas perusahaan. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semi variabel.
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume
kegiatan tertentu.
b.Biaya variabeladalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabelperunit konstan (tetap) dengan adanya
perubahan volume kegiatan.

c.Biaya semi variabeladalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.
Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa,
sedangkan unsur variabelmerupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan.
Pola Perilaku Biaya
Menurut Mulyadi (1993), Perubahan biaya total sebagai akibat dari perubahan
volume kegiatan perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga) macam pola yaitu:
1.Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan berubah (biaya tetap)
2.Jumlah berubah secara proposional dengan perubahan volume kegiatan
(biaya variabel)
3.Jumlah berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan
(biaya semi variabel) Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya, yaitu:
a.Pendekatan historis (historical approach), yaitu:
- Metode titik tertinggi dan terendah
- Metode biaya berjaga
- Metode kuadrat terkecil
b.Pendekatan analitis (analytical approach)
Pendekatan analitis ditentukan dengan cara kerjasama diantara orang-orang
teknik dengan staf penyusun anggaran untuk mengadakan penyelidikan
terhadap tiap-tiap fungsi kegiatan atau pekerjaan guna menentukan pentingnya
fungsi tersebut, metode pekerjaan yang lebih efisien dan jumlah biaya yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat
kegiatan.
4. Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan tingkat kebutuhan di masa yang
akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau pun jasa.
Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan
merupakan tingkat permintaan produk–produk yang diharapkan akan terealisasi untuk
jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.Untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi dari sistem peramalan permintaan, terdapat Sembilan langkah yang harus
diperhatikan yaitu:

a.Menentukan tujuan dari peramalan.
b.Memilih item independent demand yang diramalkan.
c.Menentukan horizon waktu dari peramalan.
d.Memilih model–model peramal.
e.Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
f.Validasi model peramalan.
g.Membuat peramalan.
h.Implementasi hasil–hasil peramalan.
i.Memantau keandalan hasil peramalan
Fungsi peramalan
Dalam fungsi peramalan tidak hanya termasuk di dalamnya teknik khusus dan
model, tetapi juga termasuk input dan output dari subyek peramalan.Pengembangan
fungsi peramalan dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena spesifikasi output
dapat menyederhanakan pemilihan model peramalan, tetapi fungsi peramalan tidaklah
lengkap tanpa mempertimbangkan input. Peramalan biasanya meliputi beberapa
pertimbangan berikut ini:
1.Item yang diramalkan
2.Peramalan dari atas (top-down) atau dari bawah (buttom-up)
3.Teknik peramalan (model kuantitatif atau kualitatif)
4.Satuan yang digunakan
5.Interval/horison waktu
6.Komponen peramalan
7.Ketepatan peramalan
8.Pengecualian dan situasi khusus
9.Perbaikan parameter model peramalan.
Peramalan dan Horison Waktu
Menurut Nasution(1999),dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan,
dapat mengklasifikasikan peramalan tersebutke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1.Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan
untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.
2.Peramalan jangka menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih
mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk
menentukan aliran kas, perencanaan produksi dan penentuan anggaran.

3.Peramalan jangka pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan
untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan
lain–lain.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang berada di luar
kendali perusahaan,dimana faktor–faktor lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi
peramalan. Berikut ini merupakan beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi
peramalan, yaitu:
a.Kondisi umum bisnis dan ekonomi
b.Reaksi dan tindakan pesaing
c.Tindakan pemerintah
d.Kecenderungan pasar
e.Siklus hidup produk
f.Gaya dan mode
g.Perubahan permintaan konsumen
h.Inovasi teknologi
Karakteristik Peramalan yang Baik
Menurut Nasution (1999), bahwa peramalan yang baik mempunyai beberapa
kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari
kriteria–kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akurasi.
Akurasi

dari

suatu

hasil

peramalan

diukur

dengan

kebiasan

dan

kekonsistensian peramalan. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut
terlalu tinggi atau terlalu rendah dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan
relatif kecil. Buffa (1996) menjelaskan bahwa metode yang lebih canggih tidak
menjamin dihasilkannya hasil yang lebih akurat dibandingkanmetode yang lebih
sederhana, lebih mudah diterapkan, dan lebih murah.
2.Biaya.

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan suatu peramalan tergantung dari
jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan
yang dipakai.
3.Kemudahan.
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Klasifikasi Metode Peramalan
Berdasarkan metode peramalan yang digunakan peramalan dibedakan menjadi
metode kualitatif dan kuantitatif.
a.Metode Kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan penilaian orang yang melakukan
peramalan dari pada pemanipulasi (pengolahan dan penganalisisan) data.
b.Metode Kuantitatif
Didasarkan pada pemanipulasian atas data yang tersedia secara memadai dan tanpa
intuisi maupun penilaian subyektif dari orang yang melakukan peramalan.
Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila kondisi berikut terpenuhi, yaitu:
a.Informasi mengenai keadaan diwaktu yang lalu tersedia
b.Informasi itu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik (angka), dan
c.Ke waktu yang akan datang (disebut asumsi kontinuitas).
Pola Data Peramalan
Jenis pola data peramalan yaitu:
1.Trend
merupakan

komponen

data

runtut

waktu

yang

berkaitan

dengan

adanya

kecenderungan (meningkat, menurun) dalam jangka panjang: misalnya, data
peningkatan mengenai penjualan perumahan yang sebagian terjadi karena adanya
pertumbuhan penduduk dalam jangka panjang.
2.Musim
merupakan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kejadian yang
berulang secara teratur dalam setiap tahun. Misalnya volume penjualan buku
pelajaran pada awal tahun ajaran baru. Jadi variasi berkaitan dengan musim satu
tahun.
3.Siklus

merupakan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kejadian yang
tidak teratur. Komponen ini terjadi di dalam kurun waktu yang lebih dari satu tahun
dan biasanya dengan periode yang tidak sama. Komponen siklus juga sulit
diramalkan, Misalnya siklus kehidupan produk yang terdiri atas tahap-tahap yang
berbeda.
4.Ketidakteraturan
merupakan komponen data runtut waktu yang tidak tergolong dalam trend, maupun
siklus komponen ini berkaitan dengan hal-hal yang tidak terduga sebelumnya.
Misalnya perubahan volume produksi karena adanya kejadian berupa kebakaran,
unjuk rasa dan lain-lain.
Metode peramalan data
a.Naive forecast
Metode ini merupakan metode peramalan yang paling sederhana, metode ini
menganggap bahwa peramalan periode berikutnya sama dengan nilai aktual
periode sebelumnya. Dengan demikian data actual periode waktu yang baru saja
berlalu merupakan alat peramalan yang terbaik untuk meramalkan keadaan dimasa
yang akan datang.
b.Simple Average
Metode ini menggunakan sejumlah data aktual dari periode-periode sebelumnya
yang kemudian dihitung rata-ratanya untuk meramalkan periode waktu berikutnya.
c.Simple moving average
Metode ini menggunakan satu set data dengan jumlah data yang tetap sesuai
dengan jumlah data yang tetap sesuai periode pergerakannya (moving period),
yang kemudian nilai rata-rata dari set data tersebut digunakan untuk meramalkan
nilai periode berikutnya.
d.Weighted moving average
Metode ini mirip deangan metode simple moving average, hanya saja diperlukan
pembobotan yang berbeda untuk setiap data pada set terbaru, di mana data terbaru
memiliki bobot yang lebih tinggi daripada data sebelumnya pada set data yang
tersedia.
e.Moving average with linear trend
Metode ini akan efektif jika trend linear dan faktor random erortidak besar.
f.Single eksponential smoothing

Metode ini dihitung berdasarkan hasil peramalan periode terdahulu ditambah
suatu penyesuaian untuk kesalahan yang terjadi pada ramalan terakhir.
g.Eksponential smoothing
Metode ini pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama dengan metode SES,
namun metode ini mempertimbangkan adanya unsur trend atau kecenderungan
linear dalam deretan data.
h.Double exponential smoothing
Metode ini dapat digunakan pada data historis yang mengandung unsur trend.
i.Double exponential smoothing with linear trend
j.Adoptive exponential smoothing
Metode ini akan memulai dari sebuah penetapan smoothing constant.
k.Linear regression
Merupakan salah satu bentuk khusus dan paling sederhana dari regresi, di mana
hubungan atau korelasi antara dua variabeltersebut berbentuk garis lurus (straight
line).
l.Winter’s method
Merupakan metode peramalan yang sering dipilih untuk menangani data permintaan
yang mengandung baik variasi musiman maupun unsur trend.
5. Biaya Kualitas
Biaya

kualitas

adalah

biaya-biaya

yang

berkaitan

dengan

pencegahan,

pengidentifikasian, perbaikan dan perbaikan produk yang berkualitas rendah dan
dengan opportunitas cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat
rendahnya kualitas. Menurut Russel (1996), kualitas juga dapat diartikan keseluruhan
biaya yang diperlukan untuk mencapai suatu kualitas. Secara keseluruhan biaya kualitas
meliputi:
1. Biaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas (cost achieving good quality),
meliputi:
a.Biaya perencanaan kualitas (quality planning cost)
b.Biaya perancangan produksi (production design cost)
c.Biaya pemrosesan (process cost)
d.Biaya pelatihan (training cost)
e.Biaya informasi akan kualitas produk yang diharapkan pelanggan (information
cost)

2. Biaya yang harus dikeluarkan karena perusahaan menghasilkan produk cacat (cost
of poor quality), meliputi:
1. Biaya kegagalan interenal(internal failure cost), yaitu:
a.Biaya yang dikeluarkan karena produk harus dibuang (scraftcost)
b.Biaya pengerjaan ulang (rework cost)
c.Biaya kegagalan proses (proses failure cost)
d.Biaya yang harus dikeluarkan karena proses produksi tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya (prosesdowntime cost)
e.Biaya yang harus dikeluarkan karena perusahaan terpaksa harus

menjual

produk dibawah harga patokannya karena produk yang dihasilkan cacat (price
down grading cost)
2. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost), yaitu:
a.Biaya untuk memberikan pelayanan terhadap keluhan pelanggan (coustumer
complaint test)
b.Biaya yang harus dikeluarkan karena produk yang dikeluarkan kepada
konsumen dikembalikan karena produk tersebut cacat (product return cost).
6. Linear Programming
Linear programmingadalah salah satu teknik analisis dari kelompok teknik riset
operasi yang memakai model matematika. Tujuannya adalah untuk mencari,memilih,
dan menentukan alternatif yang terbaik dari sekian alternatiflayak yang tersedia. Linear
programming merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasiaan sumbersumber yang terbatas seperti tenaga kerja, bahan baku, jam kerja mesin dan sebagainya
sehingga diperoleh maksimasi yang dapat berupa maksimasi keuntungan atau
maksimasi yang dapat berupa minimasi biaya.
7. Goal Programming
Goal programming atau multiple objective programming merupakan modifikasi
atau variasi khusus dari program linear yang sudah kita kenal. Analisisgoal
programming bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap
tujuan, target atau sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh
untuk mencapai target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat
ikatan yang ada, yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang
ada, kendala tujuan, dan sebagainya.Program tujuan ganda diperkenalkan pertama

kalinya oleh Charnes dan Cooper pada tahun 1961. Kemudian pada tahun 1965
dilanjutkan dan dikembangkan oleh Ijiri dan Jaaskelainen. Goal programming telah
banyak diterapkan dalam penelitian-penelitian sebagai solusi pemecahan masalah
dengan multi sasaran. Menurut Charles D & Timothy Simpson pada tahun 2002, dalam
paper “Goal Programming Application in Multidisclipnary Design Optimization”,
mendapatkan bahwa goal programming sangat cocok digunakan untuk masalahmasalah multi tujuan. Oleh karena itu, solusi optimal yang diberikan dapat dibatasi
pada solusi feasible yang menggabungkan ukuran-ukuran performansi yang diinginkan.
Menurut Boffana Chowdary & Jannes Slomp (2002), dalam paper “Production
Planning Under Dynamic Product Environment : A multi-objective Goal Programming
Approach”, memaparkan bahwa goal programming dapat diterapkan secara efektif
dalam perencanaan produksi, karena metode goal programming potensial untuk
menyelesaikan

aspek-aspek

yang

bertentangan

antara

elemen-elemen

dalam

perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk dan proses manufaktur. Metode goal
programming juga efektif digunakan untuk menentukan kombinasi produk yang
optimal dan sekaligus mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan perusahaan. Goal
programmingmerupakan metode yang tepat digunakan dalam pengambilan keputusan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang bertentangan di dalam batasan-batasan yang
komplek dalam perencanaan produksi. Metode goal programmingjuga membantu untuk
memperoleh jawab optimal yang paling mendekati sasaran-sasaran yang diinginkan.

8. Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam
pegolahan dan pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau output berupa
barang atau jasa yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Berikut ini ada 4
fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi:
1. Proses Pengolahan.
2. Jasa-jasa penunjang.
3. Perencanaan.
4. Pengendalian atau pengawasan.

9. Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik
juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.
Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang
yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
>Lingkungan masyarakat.
> Kedekatan dengan pasar.
> Tenaga kerja.
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
> Fasilitas dan biaya transportasi.
> Sumber daya alam lainnya.
Faktor sekunder:
> Harga tanah.
> Dominasi masyarakat.
> Peraturan tenaga kerja.
> Rencana tata ruang.
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
> Tingkat pajak.
> Cuaca atau iklim.
> Keamanan
> Peraturan lingkungan hidup

Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor
terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
> Dekat dengan pasar

> Dekat dengan sumber bahan baku saja
> Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya
mahal untuk membuat pondasi.
> Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran
transportasi belum dibangun.
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
- Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
- Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi
pabrik.
- Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
H. Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat
mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem
yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya
dalam rangka menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu
produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi
rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses,
produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan
dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna
pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan
pengawasan sejauhmana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi
ketimpangan yang mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah
dibelinya, kalau sudah terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi

perusahaan berupa penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau
efek lain yang sangat merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang
akan mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan
pengawasan mutu adalah:
1. Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan
mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi yang begitu pesat saat ini, didorong
oleh faktor-faktor :
a. Perkembangan Alat dan Teknologi
b. Revolusi Industri
c. Perkembangan Ilmu dan Metode kerja, yang mencakup metode ilmiah, dan
konsep-konsep yang spesifik seperti model pengambilan keputusan, ergonomi,
Quality management, dll.
2. Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber daya seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
3. Produksi adalah kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan barang dan jasa, yaitu
kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk dijual kembali.
4. Proses produksi terbagi dua yaitu Kelangsungan hidup dan Teknik.
5. Pengambilan keputusan dibedakan menjadi :
 Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
 Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
 Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
 Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena

 pertentangan dengan keadaan lain.
6. Ruang lingkup manajemen produksi meliputi

Perencanaan sistem produksi

Sistem pengendalian produksi

● Perencanaan produksi

● Pengendalian proses produksi ● Struktur organisasi

● Perencanaan lokasi produksi

● Pengendalian bahanbaku

● Perencanaan letak fasilitas
produksi

● Pengendalian tenaga kerja

● Perencanaan lingkungan kerja ● Pengendalian biaya produksi

● Perencanaan standar produksi

● Pengendalian kualitas
pemeliharaan

Ada empat fungsi penting dalam produksi dan operasi, yaitu :
produksi dan operasi :


Proses pengolahan.



Jasa penunjang



Perencanaan



Pengendalian.

Sistem informasi produksi

● Produksi atas dasar
pesanan

● Produksi untuk
persediaan

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E., David L. Kurtz, 2007. Pengantar Bisnis Kontemporer. Salemba Empat,
Jakarta
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/pengantarbisnis/manajemen-produksi
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi
http://talentiakristi.wordpress.com/2012/11/09/bab-vi-manajemen-produksi/
http://caturdj.wordpress.com/softskill-bab-7-manajemen-produksi/
http://dayintapinasthika.wordpress.com/tugas-7-manajemen-produksi/
http://mitanggraini.blogspot.com/2012/11/manajemen-produksi.html
http://nadyanitasari.wordpress.com/2012/03/16/manajemen-produksi/