Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang sumber
pembiayaannya berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan
retribusi, laba perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan
lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang
berlaku. Organisasi sektor publik itu sendiri memiliki tujuan untuk
mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar,
dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani melalui aktivitas
pelayanan publik. Jones dan Pedlebury (2000) menggolongkan pemerintah
daerah (local government) dalam kategori type B non-profit, yaitu
organisasi non-profit yang memperoleh sumber daya financial dalam
jumlah signifikan dari sumber selain penjualan barang dan jasa.
Pemerintah daerah merupakan bagian dari organisasi sektor publik.
Pemerintahan daerah di Indonesia dibagi atas tiga lingkup pemerintahan,
yaitu : pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan pemerintahan
kabupaten, yang dpimpin oleh masing-masing kepala daerah yang disebut
gubernur, walikota, dan bupati. Masing-masing kepala daerah dipilih oleh

rakyat melalui suatu mekanisme pemilihan umum dengan masa jabatan
satu

periode

selama

5

tahun.

Dengan

kata

lain,

masyarakat

mendelegasikan kekuasaan kepada kepala daerah.


Universitas Sumatera Utara

Dalam hal keuangan pemerintahan, kepala daerah memegang
amanat rakyat untuk menyusun, melaksanakan, serta mempertanggung
jawabkan anggaran. Kepala daerah harus mengupayakan terciptanya
keseimbangan antara kemampuan memperoleh pendapatan dengan
pengeluaran guna memenuhi kebutuhan rakyat. Keseimbangan tersebut
dapat terlihat dari berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan
berbagai kepentingan yang ada di masyarakat. Hal tersebut dijelaskan
dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara ditegaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan
negara dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota
selaku kepala pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah
yang dipisahkan.
Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan keuangan daerah
yang baik oleh kepala daerah seperti yang disebutkan di dalam UU RI
Nomor 17 Tahun 2003, diperlukan motivasi yang benar dan kejujuran dari
kepala daerah dalam menjalankan amanat mengelola keuangan daerah
dengan baik. Bertot (2010) menyatakan bahwa “transparency ultimately

serves to keep government honest

good government must be seen to be

done”. Suatu pemerintahan daerah dengan kepala daerah yang menjunjung
transparansi dapat dilihat dari ada atau tidaknya informasi keuangan yang
tersedia secara terbuka bagi masyarakat maupun pengguna lainnya dalam
rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan

Universitas Sumatera Utara

bertanggung jawab. Dengan demikian, transparansi dapat menjadi
indikator adanya tata kelola keuangan yang baik.
Perhatian terhadap isu transparansi di Indonesia semakin
meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu indikator yang
menunjukkan hal tersebut adalah dikeluarkannya UU RI Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mengatur seluruh jajaran
pejabat publik harus menjadi lebih transparan, bertanggung jawab, dan
berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Menurut
Mulyana (2006), faktor yang menyebabkan isu transparansi keuangan

daerah semakin meningkat adalah krisis ekonomi yang telah memberi
kontribusi terhadap erosi substansial kepercayaan publik terhadap
pemerintah dalam pengelolaan keuangan. Ditambah lagi desentralisasi
fiscal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, sebagai
konsekuensi dari otonomi daerah, telah menyebabkan perubahan
signifikan dalam komposisi pengeluaran anggaran pada pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Dan faktor lainnya adalah semakin maraknya
kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan baik di pemerintahan
pusat maupun pemerintahan daerah yang menyebabkan terkikisnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam mengeloa keuangan.
Salah satu bentuk transparansi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah dengan mengungkapkan laporan keuangan
pemerintah daerah secara sukarela di internet sehingga seluruh stakeholder
memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi yang ada di lingkungan

Universitas Sumatera Utara

pemerintah daerah. Seperti yang kita ketahui pada masa sekarang ini
penggunaan internet sudah sangat lazim dan dapat diakses oleh siapapun.
Menurut Bertot (2010), kesempatan untuk mengakses informasi tentang

pemerintah, seperti yang dapat dilakukan dalam pengungkapan sukarela
laporan keuangan di internet, sekarang ini perlu diperhatikan untuk
menjamin partisipasi

demokrasi, kepercayaan kepada pemerintah,

mencegah korupsi, menginformasikan keputusan, akurasi informasi
pemerintah, ketersediaan informasi publik, perusahaan, dan jurnalis.
Selain peranan dari pihak internal pemerintah daerah, peranan
pihak eksternal juga diperlukan dalam mengarahkan kepala daerah untuk
bisa

mempertanggungjawabkan

pengelolaan

sumber

daya


serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada kepala daerah dalam
rangka mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
bentuk dukungan dan pengawasan untuk menjamin penyelenggaraan tata
kelola keuangan daerah yang baik.
Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah oleh
kepala daerah adalah menyampaikan laporan keuangan pemerintah daerah
yang disusun menurut standar akuntansi pemerintahan. UU RI Nomor 17
Tahun 2003 Pasal 31 mengatur ketentuan penyampaian pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam undang-undang ini berisi bahwa laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD disampaikan berupa laporan keuangan yang setidaktidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran , neraca, laporan arus kas,

Universitas Sumatera Utara

dan catatan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar
akuntansi

pemerintahan.


Gubernur/bupati/walikota

menyampaikan

rancangan peraturan daerah tetang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Sebelum itu, laporan keuangan harus
sudah disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Ketentuan lain yang mencakup tentang keuangan daerah dapat
dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah; Permendagri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara; serta Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan. Akan tetapi, dari antara ketentuan-ketentuan diatas tidak ada
satu pun yang mengatur tentang media yang digunakan untuk pelaporan
keuangan pemerintah daerah.

Pada masa sekarang ini penggunaan internet sudah sangan lazim
dan sudah sangat banyak dimanfaatkan untuk menunjang segala kegiatan.
Dalam hal ini, kepala daerah dapat menggunakan internet untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban secara sukarela sebagai upaya
konkrit dalam mewujudkan akuntabilitas dari pemerintahan itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Internet memiliki dampak positif apabila digunakan sebagai media
pelaporan keuangan daerah. Menurut Bertot, dkk (2010), teknologi
informasi

dan

komunikasi,

misalnya

penggunaan


internet,

terus

mengalami kemajuan sehingga dapat menciptakan budaya transparansi
yang juga akan berdampak pada akuntabilitas. Pengungkapan sukarela
laporan

keuangan

pemerintah

daerah

di

internet

dinilai


efisien

(Woldenberg, 2004 dalam Bertot,dkk 2010) dan efektif meningkatkan
pengendalian terhadap perangkat pemerintahan daerah dari tindakan
korupsi

serta dapat

meningkatkan

transparansi

dan

akuntabilitas

pemerintahan daerah (Shim dan Eom, 2008 dalam Bertot,dkk 2010).
Dengan semakin meningkatnya sikap kritis masyarakat pada masa
sekarang, internet dinilai dapat menjadi jawaban atas harapan masyarakat
akan terselenggaranya pengelolaan keuangan daerah yang baik.

Namun demikian, tidak semua pemerintahan daerah yang secara
sukarela memilih untuk menerapkan manfaaat dari penggunaan internet
sebagai media dalam melakukan pelaporan keuangan. Fenomena tersebut
menjadi landasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penting
untuk

mengidentifikasi

pemerintahan

daerah

yang

melakukan

pengungkapan pelaporan keuangan daerah di internet secara sukarela serta
menguji faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
Dengan demikian, dapat diketahui alasan pemerintah daerah dalam
mengambil kebijakan melakukan atau tidak pelaporan keuangan daerah
secara sukarela di internet berhubung internet itu sendiri dinilai dapat

Universitas Sumatera Utara

digunakan sebagai media efektif dan efisien dalam pelaporan keuangan
daerah

yang

dapat

mewujudkan

transaparansi

dan

akuntabilitas

pemerintahan daerah sehingga mampu untuk menjawab sikap kritis dari
masyarakat yang sensitif akan kejadian-kejadian yang terjadi pada
pemerintah

serta

dapat

memenuhi

harapan

masyarakat

akan

terselenggaranya pengelolaan kuangan daerah yang lebih baik.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan
keuangan telah banyak dilakukan, namum umumnya penelitian dilakukan
pada sektor swasta. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Laswad,
dkk (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan sejumlah
pengungkapan di sektor publik belum banyak diteliti. Styles dan Tennyson
(2007) juga menyatakan hal yang sependapat bahwa hanya ada sedikit
penelitian tentang institusi pemerintahan. Hal tersebut juga mirip dengan
keadaan di Indonesia.

Penelitian tentang pengungkapan pada sektor

publik Indonesia dapat dikatan relatif sedikit. Dari penelitian tersebut
beberapa diantaranya adalah penelitian Mulyana (2006) yang memeriksaa
penyajian neraca dan aksesbilitas laporan keuangan, penelitian Lesmana
(2010) yang memeriksa karakteristik pemerintah daerah dalam melakukan
pengungkapan wajib, serta penelitian Febriyanty (2011) yang memeriksa
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan di internet secara
sukarela oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, penelitian ini dapat
menambah literatur tentang pengungkapan pelaporan keuangan di internet
secara sukarela oleh pemerintah daerah di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba untuk menggali bukti
empiris tentang beberapa faktor yang menjadi determinan atas publikasi
laporan keuangan pemda melalui internet (website). Namun, penelitianpenelitian tersebut belum menunjukkan hasil yang konsisten. Penelitian
Rahman dkk., (2013), serta Garcia dan Garcia (2010) menunjukkan bahwa
kompetisi politik dalam suatu pemda akan mendorong publikasi laporan
keuangan pemda melalui internet. Namun, beberapa hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap
pelaporan informasi keuangan pemda melalui internet (Laswad dkk., 2005;
Sinaga dan Prabowo, 2011; Afryansyah dan Haryanto, 2013).
Ukuran pemda yang besar akan mendorong pemda untuk
menyediakan informasi keuangan pada situs resmi mereka (Garcia dan
Garcia, 2010; Medina, 2012). Namun, beberapa penelitian menujukkan
bahwa ukuran pemda tidak memiliki pengaruh terhadap pelaporan
keuangan pemda melalui internet (Laswad dkk., 2005; Sinaga dan
Prabowo, 2011; Rahman dkk., 2013; Afryansyah dan Haryanto, 2013).
Penelitian Laswad dkk., (2005) dan Rahman dkk., (2013)
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap pelaporan keuangan
pemda melalui internet. Namun, hasil berbeda diperoleh dari penelitian
yang dilakukan Sinaga dan Prabowo (2011) dan Medina (2012) yang
menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pelaporan
informasi keuangan secara sukarela pada situs resmi pemda.

Universitas Sumatera Utara

Kekayaan suatu pemda akan mempengaruhi keputusan pemda
untuk melaporkan informasi keuangannya di internet (Laswad dkk., 2005
dan Rahman dkk., 2013). Namun, hasil penelitian Sinaga dan Prabowo
(2011) dan Afryansyah dan Haryanto (2013) menunjukkan bahwa
pelaporan informasi keuangan pemda melalui internet tidak dipengaruhi
oleh kekayaan yang dimiliki pemda tersebut.
Tipe pemerintah daerah juga berpengaruh terhadap publikasi
laporan keuangan pemda melalui internet. Pemerintah kota cenderung
lebih bersikap transparan dalam menyediakan informasi keuangan pada
website resminya (Laswad dkk., 2005; Sinaga dan Prabowo, 2011;
Medina, 2012). Namun, penelitian Rahman dkk., (2013) tidak dapat
membuktikan adanya hubungan antara tipe pemda dengan pelaporan
keuangan pemda melalui internet.
Selain beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, opini
audit yang merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan
pemda juga diduga berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan
pemda melalui internet. Semakin tinggi penyimpangan dalam laporan
keuangan pemda akan mendorong pemda untuk menutupi informasi yang
dimiliki, sehingga tingkat pengungkapan laporan keuangan menjadi
rendah (Handayani, 2010).
Ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya dan belum adanya
penelitian mengenai pengaruh opini audit terhadap publikasi laporan
keuangan pemda, membuat peneliti termotivasi untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara

penelitian mengenai determinan apa sajakah yang mempengaruhi publikasi
laporan keuangan pemda melalui internet. Alasan lain peneliti melakukan
penelitian ini adalah untuk memperjelas hasil dari penelitian dikarenakan
perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun dan juga karena banyaknya
kasus korupsi yang menimpa manajemen pemerintahan daerah.

Oleh

sebab itu peneliti beranggapan bahwa perlu malakukan penelitian ini.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Sinaga, (2011). Pada penelitian sebelumnya, digunakan lima

variabel

independen, yaitu kompetisi politik, ukuran pemerintahan daerah,
leverage, kekayaan pemerintahan daerah, dan tipe pemerintahan daerah.
Populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pemerintahan
daerah di Indonesia.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diuji adalah opini audit, tipe
pemerintah daerah, dan kompetisi politik. Peneliti mengambil tiga variabel
yang ditentukan untuk diteliti berdasarkan kesanggupan memperoleh data
dan masukan dari dosen pembimbing. Variabel leverage tidak dimasukkan
karena menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah bahwa pemerintah daerah dilarang
melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.

Universitas Sumatera Utara

1.2

Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah tipe pemerintahan daerah kabupaten mempunyai pengaruh
terhadap pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah
daerah secara parsial?
2. Apakah kompetisi politik di daerah mempunyai pengaruh terhadap
pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah
secara parsial?
3. Apakah opini audit oleh BPK mempunyai pengaruh terhadap pelaporan
keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah secara
parsial?
4. Apakah tipe pemerintah daerah, kompetisi politik, dan opini audit oleh
BPK secara simultan mempunyai pengaruh terhadap pelaporan keuangan
di internet secara sukarela oleh pemerintah?

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris dan
memperjelas hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh faktor tipe
pemerintah daerah, kompetisi politik, dan opini audit oleh BPK terhadap
pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pihak pemerintah daerah
Pihak pemerintah daerah, yaitu kepala daerah dan perangkatnya.
Diharapkan dapat memacu pihak pemerintah daerah untuk mengambil
kebijakan tentang pelaporan keuangan dengan menggunakan internet
sebagai media palaporan keuangan daerah secara sukarela dikarenakan
metode pelaporan keuangan daerah di internet secara sukarela
merupakan suatu langkah yang dapat meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pemerintahan daerah.
2. Peneliti lain
Semoga penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti lain sebagai
masukan, referensi kajian-kajian empiris, serta dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan untuk penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan di internet
secara sukarela.

Universitas Sumatera Utara

3. Pembaca penelitian ( Masyarakat)
Semoga informasi yang ada di dalam penelitian ini dapat berguna
bagi pembaca (masyarakat) untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh
pemerintahan daerah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN KEUANGAN DI INTERNET SECARA SUKARELA OLEH PEMERINTAH DAERAH

0 3 86

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 3 95

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 5 108

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 11

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 2

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 13

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 2

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 35

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 3

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 13