Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan ekonomi di dalam proses perkembangan dan perilakunya diatur
dan dikendalikan oleh pranata-pranata hukum, agar tidak menyimpang dari politik
pembangunan yang digariskan oleh pemerintah. Di negara-negara yang
perkembangan ekonominya maju, pranata-pranata hukum bisnis telah disiapkan
jauh ke depan untuk mengantisipasi proses dan perilaku ekonomi, mencegah
terjadinya berbagai penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. Sementara
fenomena yang terjadi di negara yang sedang berkembang, pranata hukum di
bidang ekonomi atau perdagangannya belum mampu mengakomodir aktivitas
dan proses ekonomi yang terjadi. 1
Para pelaku ekonomi cenderung memiliki nilai yang bertolak dari premis
“memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya”.

Kondisi

ini


akan

berpotensi

menyebabkan

terjadinya

penyimpangan di bidang kejahatan ekonomi, yang kadang-kadang tidak diketahui
oleh masyarakat luas, karena dilakukan

dengan

modus operandi yang

tersembunyi dan canggih. 2Modus operandi yang tersembunyi dan canggih
tersebut sering dilakukan dalam bidang Hak Merek yang merupakan Hak Atas
Kekayan Intelektual (HKI). Implementasi Hukum merek banyak mengalami

1


Erma Wahyuni dkk, Kebijakan Dan Manajemen Hukum Merek(Yogyakarta: Yayasan
Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI),2011) hlm. 1.
2
Ibid., hlm.2.

1
Universitas Sumatera Utara

2

persoalan. Proses pendaftaran yang diperkirakan selesai dalam waktu satu atau
dua minggu ternyata memakan waktu satu tahun atau bahkan lebih. Hal ini juga
yang membuat para pelaku ekonomi mengurungkan niatnya untuk mendaftarkan
merek dagangnya ke Dirjen HKI . 3
Mengingat kenyataan tersebut, merek sebagai salah satu karya intelektual
manusia yang akrab hubungananya dengan kegiatan ekonomi dan perdagangan
memegang peranan yang sangat penting. Sejak industrialisasi berkembang, merek
menjadi faktor kunci dunia perdagangan. Dalam era perdagangan global, peranan
merek menjadi penting terutama untuk menjaga persaingan bisnis yang sehat. 4

Merek selalu diidentikkan dengan identitas bagi suatu produk yang dihasilkan
oleh produsen, yang kemudian menjadi aset bagi produsen. Identitas suatu produk
juga menjelaskan kualitas suatu barang, hal tersebut juga menandakan barang
tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Perdagangan

barang

dan

jasa

di

dalam

lalu

lintasnya,


selalu

diperdagangkan menggunakan merek dagang, sebab sebagaimana diketahui
bahwa fungsi dasar merek dagang adalah menjadi pembeda antara produk barang
atau jasa dari satu produsen dengan produsen lainnya. Merek berfungsi sebagai
tanda

pengenal

yang

menunjukkan

asal

barang

dan

jasa,


sekaligus

menghubungkan barang dan jasa yang bersangkutan dengan produsennya

3

Ibid., hlm. 5.
setiap persaingan yang bertentangan dengan praktek yang jujur dalam industri dan bisnis
dianggap sebagai persaingan curang. Tindakan-tindakan yang dianggap sebagai persaingan curang
menurut konvensi Paris 1883 adalah semua tindakan yang menimbulkan kebingungan dengan
berbagai cara apapun yan terkait dengan pendirian, barang-barang atau kegiatan industri atau
bisnis dari kompetitor. Valerie Selvie, “ Perlindungan Hukum Merek Terkenal Tidak Terdaftar di
Indonesia”, Jurnal Gloria Juris, Vol. 6, No. 2, Mei-Agustus 2006, hlm. 157.
4

Universitas Sumatera Utara

3


Merek yang adalah salah satu bagian dari wujud karya intelektual
memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang
atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi yang terjadi pada
perkembangan globalisasi sekarang ini yang perlu untuk dilindungi. Perlindungan
itu sendiri berupa pendaftaran merek kepada Dirjen HKI. Berkaitan dengan
pendaftaran merek, wujud perlindungan dari negara terhadap pendaftaran merek
adalah merek hanya dapat didaftarkan atas dasar permintaan yang diajukan
pemilik merek yang beritikad baik atau dikenal dengan prinsip Good Faith.
Walaupun pemerintah telah memberlakukan prinsip itikad baik, mengatur tentang
tata cara pendaftaran akan suatu merek yang harus ditolak dan tidak dapat
didaftarkan serta perlindungan hukum terhadap pemilik merek terdaftar, tetapi
masih sering didapati permasalahan dalam pemeriksaan merek dan hal yang
sering menjadi permasalahan adalah mengenai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhan dan mengenai merek terkenal. 5
Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu produk
dengan produk yang lain, melainkan juga berfungsi sebagai asset perusahaan yang
tidak ternilai harganya, khususnya untuk merek-merek yang berpredikat terkenal
(well-known mark). 6Selain sebagai pembeda, merek tertentu dalam kehidupan
sehari-hari sering dianggap sebagai jaminan kualitas atas suatu barang atau jasa.
Merek menggambarkan jaminan kepribadian( individuality )serta reputasi suatu

barang dan jasa hasil usaha sewaktu diperdagangkan,Apabila suatu perusahaan

5

Firmansyah, “Perlindungan Hukum Merek Terkenal Terhadap Tindakan Passing Off
Berdasarkan Hukum Positif Di Indonesia,”Jurnal Ilmiah, 2014, hlm. 1.
6
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual” Intellectual Property Right, cet.
4(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004),hlm. 359.

Universitas Sumatera Utara

4

mencapai tahapan yang menjadikan merek dikenal luas oleh masyarakat
konsumen, maka hal itu dapat menimbulkan terdapatnya para kompetitor yang
beritikad tidak baik (bad faith) untuk melakukan persaingan tidak sehat dengan
cara peniruan, pembajakan, bahkan mungkin dengan cara pemalsuan produk
bermerek dengan mendapatkan keuntungan dagang dalam waktu yang singkat. 7
Pembajakan terhadap suatu merek dalam kehidupan sehari-haribanyak

sekali terjadidi sekitar kita. Pembajakan merek tidak jarang pula dilakukan dengan
kualitas barang yang berbeda, sehingga akan berdampak terhadap dua hal, yaitu
Pertama, akan mengganggu stabilitas ekonomi, dan Kedua, terkait jaminan
perlindungan konsumen terhadap barang tersebut 8.
Terhadap pendaftaran yang dilakukan dengan dasar itikad tidak baik
tersebut dapat dilakukan upaya hukum yaitu pembatalan merek. Hal tersebut
terdapat di dalam Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001tentang Merek(selanjutnya disebut UU Merek 2001) bahwa gugatan
pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan
berdasarkan alasan pada Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 UU Merek 2001.
Ada dua macam pemeriksaan kasus pelanggaran merek. Jika salah satu
cara terpenuhi, penggugat akan menang. Penggugat harus membuktikan bahwa
merek tergugat :
1.

memiliki persamaan pada pokoknya terhadap merek yang dimiliki penggugat;
atau

7


Darmadi Durianto dkk, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas Perilaku
Merek(Jakarta: Gramedia Utama Pustaka, 2011), hlm. 22.
8
Hery Firmansyah, Perlindungan Hukum Terhadap Merek(Yogyakarta; Pustaka Yustisia,
2011), hlm. 29.

Universitas Sumatera Utara

5

2.

persamaan yang menyesatkan konsumen pada saat membeli produk atau jasa
tergugat. 9
Gugatan pembatalan yang diajukan memiliki pengaturan tambahan jika

gugatan tersebut diajukan terhadap merek dagang terkenal, karena pengaturan
mengenai merek terkenaljuga diatur dalam Konvensi Paris, yang mana Indonesia
juga menjadi negara peserta dalam Konvensi tersebut. Pasal 6 bis Konvensi Paris
menyebutkan jika pendaftaran dilakukan dengan itikad buruk tidak ada batas

waktu untuk memintakan pembatalan.
Pasal 69 ayat 1 UU Merek 2001 mengatakan bahwa gugatan pembatalan
pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
tanggal pendaftaran merek. Merek yang telah terdaftar dalam jangka waktu lebih
dari 5 (lima) tahun tidak dapat diajukan kembali gugatan pembatalan, kecuali
merek tersebut bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban
umum. Karena gugatan pembatalan yang diajukan lewat dari jangka waktu lebih
dari 5 tahun sejak tanggal pendaftaran merek merupakan gugatan pembatalan
yang telah kadaluarsa. 10 Terdapat perlindungan khusus bagi merek-merek dagang
terkenal dimana merek dagang terkenal dapat didaftar untuk barang-barang yang
sama atau serupa oleh pihak lain selain pihak pemegang merek dagang asli.
Permohonan pendaftaran tersebut harus ditolak atau dibatalkan oleh negara
anggota, baik ex officio ataupun atas permohonan pemegang pendaftaran merek
dagang asli. 11

9

Tim Lindsey dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung:P.T.
Alumni,2011), hlm.147
10

Lihat Undang-Undang Merek Tahun 2001
11
OK. Sadikin, Op.cit, hlm. 340.

Universitas Sumatera Utara

6

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian mendalam berkaitan
dengan akibat hukum yang terjadi terkait dengan gugatan pembatalan oleh merek
dagang terkenal jika gugatan yang diajukan ternyata telah lewat dari jangka waktu
yang ditetapkan oleh peraturan yang ada di Indonesia yaitu UU Merek 2001
dimana dalam Konvensi Paris merek dagang terkenal memiliki perlindungan
khusus. Mempertimbangkan hal tersbut, perlu dilakukan studi tentang “Gugatan
Pembatalan Merek Dagang Terkenal Yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya
Ditinjau Dari UU Merek 2001.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,
penulis memilih beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi
ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas, antara lain:
1.

Bagaimanakah perlindunganhak merek di Indonesia ditinjau dari peraturan
perundang-undangan nasional ?

2.

Bagaimanakah pembatalan pendaftaran merek di Indonesia ?

3.

Bagaimanakah gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang telah
kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 ?

Universitas Sumatera Utara

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan utama dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Selain itu, yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Mengetahui perlindungan hak merek di Indonesia ditinjau dari peraturan
perundang-undangan nasional.
b. Mengetahui pembatalan pendaftaran merek di Indonesia.
c. Mengetahui gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang telah
kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001.
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat digunakan untuk memberikan
gambaran dan uraian yang komprehensif mengenai gugatan pembatalan
oleh merek dagang terkenal yang jangka waktunya telah lewat atau telah
kadaluarsa sesuai dengan peraturan UU Merek 2001, serta menambah
wawasan ilmiah baik dalam bidang ini maupun dalam bidang terkait
lainnya.
b. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan
dan tambahan materi bagi para pembacanya baik umum maupun para
akademisi ataupun sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa yang

Universitas Sumatera Utara

8

ingin membahas tentang gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang
telah kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari UU Merek 2001.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkanhasilpenelitiandanpemeriksaan

di

PerpustakaanPusat

Universitas Sumatera Utara dan FakultasHukumUniversitas Sumatera Utara
makadiketahuibahwabelumpernahdilakukanpenulisan

yang

serupamengenai

“Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal Yang Telah Kadaluarsa
Jangka Waktunya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001”.
Penulisan skripsi ini dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan hak merek, peraturan perundang-undangan yang berkaitan, baik
melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan atau media cetak maupun
media

elektronik.

Dengandemikiankeaslianpenulisanskripsiiniadalah

ide

sendiridandapatdipertanggungjawabkansecaraalamiahdanakademik.

E. Tinjauan Kepustakaan
Secara subtantif pengertian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat
dikatakan sebagai hak atas kepemilikan sebagai karya-karya yang timbul atau
lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dan tekonolgi. 12 Sedangkan Helianti Hilman, dalam makalah yang
berjudul Manfaat Perlindungan Terhadap Karya Intelektual pada Sistem HKI

12

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia ( Bandung:PT.Alumni, 2003), hlm.2.

Universitas Sumatera Utara

9

memberikan pengertian bahwa yang dimaksud Hak kekayaan Intelektual adalah
suatu hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok
orang atau entitas untuk memegang monopoli dalam menggunakan dan
mendapatkan manfaat dari karya intelektual yang mengandung HKI tersebut.Hak
Kekayaan Intelektual ada agar dapat melindungi ciptaan serta invensi seseorang
dari penggunaan atau peniruan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa izin. 13
Merek sangat berharga dalam HKI karena merek dikaitkan dengan kualitas
dan keinginan konsumen dalam sebuah produk atau servis.Dengan merek,
seseorang akan tertarik atau tidak tertarik untuk mengkonsumsi sesuatu. Sesuatu
yang tidak terlihat dalam merek dapat menjadikan pemakai atau konsumen setia
dengan merek tersebut. Hal inilah yang merupakan hak milik immaterial yang
terdapat dalam merek.
Pasal 1 angka 1 UU Merek 2001 Tentang Merek diberikan pengertian atau
batasan tentang mereksebagai berikut :
Merek adalah tanda yang berupa gambar nama, kata, hurufhuruf,angkaangka, susunan warna, atau kombinasi dari unsurunsurtersebut yang
memiliki daya pembedaan digunakandalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua dari DepartemenPendidikan
dan Kebudayaan, memberikan pengertian tentang mereksebagai berikut :
Merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik,produsen, dan
lain sebagainya) pada barang-barang yangdihasilkan sebagai tanda
13

Helianti Hilman,Manfaat Perlindungan Terhadap Karya Intelektual pada Sistem HaKI,
Disampaikan pada Lokakarya Terbatas tentang “Masalah-masalah Kepailitan dan
WawasanHukum Bisnis Lainnya”, 10-11 Februari 2004, Financial Club, Jakarta, hlm. 4.

Universitas Sumatera Utara

10

pengenal, cap (tanda) yang menjadipengenal untuk menyatakan nama dan
sebagainya. 14
Berdasarkan pada reputasi dan kemasyhuran merek dapatdibedakan dalam
tiga jenis, yakni merek biasa (normal makes), merekterkenal (well know marks),
dan merek termasyhur (famous marks). Untuk merek terkenal didefinisikan
sebagai merek yangmemiliki reputasi tinggi. Merek yang demikian itu memiliki
kekuatanpancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa
sajayang berada di bawah merek itu langsung menimbulkan sentuhankeakraban
(familiar attechement) dan ikatan mitos (mythical context)kepada segala lapisan
konsumen. 15
Menurut penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf b UU Merek 2001, kriteria untuk
menentukan bahwa suatu merekbarang atau jasa sudah masuk dalam katagori
merek terkenal (wellknow mark) adalah dilihat dari : dengan memperhatikan
pengetahuan umum masyarakat tentangmerek tersebut. Dengan memperhatikan
reputasi merek terkenal yang diperolehkarena promosi yang gencar dan besarbesaran.Investasi dibeberapa negara didunia yang dilakukan oleh pemiliknyadan
disertai bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara. 16
Salah satu ciri utama dari merek terkenal adalah bahwa reputasi merek
tidak harus terbatas pada produk tertentu atau jenis produk. Contohnya, Marlboro
adalah merek yang diasosiasikan dengan produk-produk tembakau. Ternyata,
merek tersebut juga dipakai untuk pakaian. Para konsumen dapat menyaksikan
14

Getas I Gusti Gede, Peranan Merek Dalam Dunia Usaha (Denpasar: Upada Sastra,
1996,) hlm. 2.
15
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan BudayaHukum
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005)hlm. 87.
16
Penjelasan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

Universitas Sumatera Utara

11

bahwa hampir seluruh jenis barang yang tidak berhubungan dengan merek
terkenal telah dieksploitasi untuk jenis barang dan jasa yang bebeda.
Kecenderungan yang sama juga muncul pada merek-merek seperti Porsche dan
Caterpillar. Ciri dari merek terkenal adalah bahwa perlindungan diberikan dalam
hubungan pemakaian secara umum dan tidak hanya berhubungan dengan jenis
barang-barang dimana merek tersebut didaftarkan. Perlindungan ini dijamin
dalam Pasal 6 ayat 2 dari UU Merek 2001. 17
Berdasarkan UU Merek 2001, merek yang telah terdaftar dapat
diajukanpermohonan pembatalan jika terdapat pihak lain yang merasa
berkepentingan ataudirugikan terhadap lahirnya hak atas merek tersebut.Menurut
UU Merek 2001, permohonan pembatalanmerek dilakukan dengan gugatan
pembatalan pada Pengadilan Niaga oleh pihak-pihakyang berkepentingan atau
merasa dirugikan. Putusan Pengadilan Niagatersebut hanya dapat diajukan upaya
hukum berupa Kasasi ke Mahkamah Agung danupaya hukum luar biasa berupa
Peninjauan Kembali. Dalam hal penggugat atautergugat bertempat tinggal di luar
wilayah Negara Republik Indonesia, gugatandiajukan kepada Pengadilan Niaga di
Jakarta. Gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam
jangkawaktu 5 (Lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Gugatan
pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu apabila merek yang bersangkutan
bertentangan denganmoralitas, agama, kesusilaan dan ketertiban umum. 18

17
18

Tim Lindsey dkk, Op.cit ,hlm.150.
Pasal 69 undang-undang nomor 15 tahun 2001

Universitas Sumatera Utara

12

F. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini
agar dapat terarah dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah antara lain :
1.

Spesifikasi penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan dalam

pembahasan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang
dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang dalam hal ini adalah UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Penelitian hukum normatif adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari
bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan
bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. 19
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Deskriptif , yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas
hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat suatu teori
yang baru.
Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan Yuridis
Normatif, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui
pendekatan terhadap asas-asas hukum, yang mengacu pada norma-norma hukum
yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan

19

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat(Jakarta: PT. RadjaGrafindo Persada, 2007), hlm. 33.

Universitas Sumatera Utara

13

2.

PenelitianData
Data penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data

sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, Paris Union Convention,
dan International Union for the Protection of Industrial Property.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa
buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain
yang berkaitan dengan materi penelitian.
c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum
primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus hukum,
ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.
Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research).Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).
Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih di kenal dengan
nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.

Universitas Sumatera Utara

14

Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan
tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa rujukan
beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana ekonomi
dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran dan majalah.
4. Analisa data
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe
penelitian hukum normatif. Pengolahan data yang hakekatnya merupakan
kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan di bahas.
Analisa data dilakukan dengan : 20
a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relavan dengan permasalahan
yang diteliti.
b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian
c. Mensistematiskan kaidah-kaidah hukum, asas atau doktrin.
d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal, atau
doktrin yang ada.
e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif,
yaitu diawali dengan mengemukakan yang bersifat umum kemudian
diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penelitian
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus
diuraikan secara sistematis. Dalam memudahkan penulisan skripsi ini maka
20

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum(Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 45.

Universitas Sumatera Utara

15

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per
bab yang saling berkaitan satu sama lain.
Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan
skripsi, rumusan permasalahan sebagai topik yang akan dibahas
secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan
serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II

PERLINDUNGAN HAK MEREK DI INDONESIA
Bab ini akan membahas mengenai bagaimana sejarah pengaturan
merek di Indonesia, perlindungan hak merek di Indonesia,
pengertian dan ruang lingkup hak merek di indonesia, kriteria
merek dagang terkenal di Indonesia dan sumber hukum merek
dagang terkenal.

BAB III

PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK DI INDONESIA
Bab ini akan membahas mengenai, suatu merek yang dapat
didaftarkan yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak, prosedur
pendaftaran merek di Indonesia, dan pembatalan pendaftaran
terhadap merek dagang di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

16

BAB IV

GUGATAN PEMBATALAN MEREK DAGANG TERKENAL
YANG

TELAH

KADALUARSA

JANGKA

WAKTUNYA

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN
2001
Bab ini akan membahas mengenai, kadaluarsa menurut peraturan
perundang-undangan di Indonesia, analisis kasus yang berkaitan
dengan gugatan pembatalan merek dagang yang telah kadalursa
tersebut, dan penafsiran hakim terkait gugatan pembatalan yang
telah kadaluarsa.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab yang
telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang memungkinkan
berguna bagi orang-orang yang membacanya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMBATALAN MEREK DAGANG YANG TELAH TERDAFTAR PADA DIREKTORAT JENDRAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

0 4 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN MEREK DAGANG TERKENAL ASING DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

2 38 108

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

6 41 97

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 5

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 1

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 28

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 4

PEMALSUAN MEREK DAGANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 | Indradewi | Widyasrama 405 756 1 SM

0 0 19

PENYELESAIAN SENGKETA GUGATAN PEMBATALAN MEREK BIORF OLEH PEMEGANG MEREK BIORE DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK (STUDI KASUS NOMOR :127 PK/Pdt.SUS-hkI/2013) - Unika Repository

0 0 16