Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Keberhasilan otonomi daerah dapat dicerminkan dari peningkatan

pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan
masyarakat. Hal yang dapat mewujudkan keadaan tersebut salah satunya apabila
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilaksanakan
dengan proses dan diawasi pengelolaannya dengan baik. Maka perlu adanya
reformasi anggaran yang secara transparan dan akuntabel. Reformasi tidak hanya
pada aspek struktur APBD, namun juga diikuti dengan perubahan proses
penyusunan anggaran.
Definisi APBD dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan dan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. APBD merupakan rencana keuangan tahunan daerah dimana disatu sisi
menggambarkan anggaran pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan
proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran dan disisi lain menggambarkan

penerimaan daerah guna membiayai pengeluaran yang telah dianggarkan.
APBD pada dasarnya memuat rencana keuangan daerah dalam rangka
melaksanakan kewenangan untuk penyelenggaraan pelayanan umum selama satu

33
1
Universitas Sumatera Utara

periode anggaran. Tahun anggaran APBD meliputi masa 1 tahun, mulai dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Pada saat ini pemerintah menggunakan penganggaran berbasis pendekatan
kinerja. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik
Indonesia mengenai Anggaran Berbasis Kinerja, sebelum berlakunya sistem
Anggaran Berbasis Kinerja, cara penyusunan ini tidak didasarkan pada analisa
rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan, namun lebih dititk
beratkan pada kebutuhan belanja dan sistem pertanggung jawabannya tidak
diperiksa secara teliti apakah dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien.
Tolak ukur keberhasilannya adalah adanya keseimbangan anggaran antara
pendapatan dan belanja namun apabila anggaran tersebut surplus atau defisit
berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.

Pemerintah adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kewenangan atau kekuasaan dalam bermasyarakat dan menyelenggarakan
pelayananan publik dengan anggaran yang bersumber dari APBD/APBN. Oleh
karena itu, pemerintah dapat menarik pajak, pungutan lain. Pelayanan dapat
berupa penyediaan barang dan jasa, misalnya pertahanan dan keamanan,
peradilan, pendidikan, kesehatan dan penyediaan infrastruktur yang baik. Peranan
pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam:
1. Fungsi Alokasi
Semula barang dan jasa itu dihasilkan oleh swasta dan di jual di pasar.
Namun berkembangnya kebutuhan masyarakat, ada barang dan jasa yang
tidak dapat disediakan swasta di pasar dan barang serta jasa itu dikenal dengan
33
2
Universitas Sumatera Utara

nama barang dan jasa publik. Barang dan jasa tersebut disediakan oleh
pemerintah sebagai wakil masyarakat dan mengetahui barang dan jasa apa saja
yang diinginkan oleh masyarakat selain barang dan jasa yang disediakan
swasta.
2. Fungsi Distribusi

Pemerintah berupaya untuk mendistribusikan pendapat atau kekayaannya
agar masyarakat sejahtera. Tetapi bagaimanapun juga upaya ini tidaklah
mudah karena banyak faktor yang mempengaruhi perolehan pendapatan,
misalnya kepemilikan faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor
produksi, sistem warisan dan kemampuan seseorang.
3. Fungsi Stabilisasi
Pemerintah

dengan kebijaksaan fiskal perlu mempertahankan atau

mencapai tujuan seperti kesempatan kerja yang tinggi, stabilitas tingkat harga,
rekening luar negeri yang baik serta tingkat pertumbuhan yang memadai.
Pemerintah daerah mempunyai pendapatan daerah guna membiayai
pengeluaran pemerintah (public expenditure) pada berbagai sektor yang
mendukung pertumbuhan ekonomi dan menyentuh hajat hidup masyarakat
termasuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan. Komposisi pengeluaran
pemerintah

yang proporsional


sangat

menentukan

dalam

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ghosh, (2005:81) Pembangunan infrastruktur pada sektor
transportasi, irigasi, pertanian, pendidikan, kesehatan berpotensi meningkatkan

33
3
Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan ekonomi. Menurut pendapat Le (2005) bahwa pengeluaran publik
merupakan instrument penting bagi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor fundamendal dalam

menganalisis

pembangunan

ekonomi

yang

terjadi

pada

suatu

negara.

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia pertanda bahwa terjadi tambahan
pendapatan masyarakat pada periode tertentu, karena terjadi aktivitas ekonomi.
Maka dari pada itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu negara
sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ada irisan yang saling berkaitan

antara pendidikan dan kesehatan dengan SDM, yaitu masyarakat pada suatu
negara. Tidak akan terjadi perbaikan kualitas hidup masyarakat apabila
pendidikan dalam suatu negara tidak dibenahi. Dan tidak akan ada pendidikan
apabila kualitas kesehatan disuatu negara sangat buruk.
Provinsi Sumatera Utara merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang dapat mendorong angka pertumbuhan ekonomi, yang sebagian
besar pendapatan Provinsi Sumatera Utara masih disumbang oleh sub-sektor
pertanian antara lain perkebunan kelapa sawit terbesar di Sumatera. Hal ini
menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara secara umum masih bersifat
Agraris. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan Provinsi Sumatera
Utara yang bersumber dari agrarian sangat besar dan Belanja Pemerintah Provinsi
untuk pembangunan Infrastruktur mencapai satu triliun (dalam satuan rupiah)
pada tahun 2014, penulis ingin melihat sejauhmana dampak Pengeluaran tersebut
dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.

433
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas sangat menarik untuk dilakukan penelitian
terhadap pengeluaran pemerintah provinsi Sumatera Utara untuk Pembangunan

Manusia. Pengeluaran Pemerintah Provinsi yang diteliti terutama yang berkaitan
pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan kurun waktu tahun
2000 – 2014 pengaruhnya terhadap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia.
Sehingga penelitian

itu

berjudul:

“Pengaruh

Belanja

APBD Bidang

Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Di Provinsi Sumatera Utara.”
1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Infrastrukur terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode
2000 – 2014?
2. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Pendidikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode
2000 – 2014?
3. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Kesehatan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode
2000 – 2014?

533
Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1

Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor
Infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera
Utara periode 2000 – 2014?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor
Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera
Utara periode 2000 – 2014?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor
Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera
Utara periode 2000 – 2014?
1.3.2

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai penjelasan atas pengaruh Belanja APBD terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.
2. Secara akademik, diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan
kajian terhadap perekonomian provinsi Sumatera Utara kurun waktu
tahun 2000-2014.
3. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi Provinsi Sumatera Utara dalam pengambilan
keputusan untuk merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi.
633
Universitas Sumatera Utara