Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono, Sony, 2009. Teori Kebijakan Publik. Jakarta: Graha Ilmu. Sanusi, Bachrawi, 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Rineka Cipta.

Tarigan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional, Jakarta: Bumi Aksara

Deliarnov, 2007. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Reksohadiprojo, Sukanto, 2001. Ekonomika Publik, Yogyakarta: BPFE Sukirno, Sadono, 2004. Makro Ekonomi, Jakarta: Rajawali Pers.

Lanjouw, P., M. Pradhan, F. Saadah, H. Sayed, R. Sparrow, 2001. Poverty, Education and Health in Indonesia: Who Benefits from Public Spending?. World Bank Working Paper No. 2739. Washington D.C: World Bank. Diakses dari Jurnal: “Pembangunan Manusia di Indonesia dan Faktor-

Faktor yang mempengaruhinya”.

Brata, Aloysius Gunadi, 2005. Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan

Manusia, dan Kemiskinan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian- Universitas

Atma Jaya

Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia

Ketiga. Edisi Ke Dua. Jakarta: Erlangga.


(2)

United Nations Development Programme (1995) Human Development Report 1995, Published for United Nations Development Programme. New York: Oxford University Press.

Peraturan pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan explanatory research yaitu hubungan kausal antara variable-variabel melalui pengujian Hipotesis (hubungan klausal antara pengeluaran publik terhadap pertumbuhan ekonomi) dan metode deskriptif yaitu meneliti suatu objek. Menurut Nasir (1998: 45): “Penelitian eksplanatori bertujuan untuk mencari ada atau tidaknya pola hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menguji hipotesis bahkan menemukan teori baru”.

3.2 Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik (BPS) .

a. Data Pengeluaran Publik tahun 2000-2014 yang berasal dari APBD dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Sumatera Utara b. Data IPM Provinsi Sumatera Utara tahun 2000-2014 bersumber dari


(4)

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Variabel Dependen yang ditetapkan dalam model penelitian ini adalah variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu periode 2000-2014. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh belanja pemerintah pada sektor Fasilitas Umum, Pendidikan dan Kesehatan berpengaruh kepada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara.

3.3.2. Variabel Pengeluaran Fasilitas Umum

Variabel independen yang ditetapkan dalam model penelitian ini adalah variabel pengeluaran publik pada sektor fasilitas umum pada tahun 2000-2014. Pengeluaran publik ini adalah belanja pembangunan atau belanja modal untuk pembangunan infrastruktur. Data diambil dari realisasi APBD Provinsi Sumatera Utara. Jumlah anggaran untuk sektor Fasilitas Umum (dalam satuan Rupiah)

3.3.3. Variabel Pengeluaran Pendidikan

Variabel independen yang ditetapkan dalam model penelitian ini adalah variabel pengeluaran publik pada sektor pendidikan pada tahun 2000-2014. Pengeluaran publik ini adalah belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dialokasikan pada sektor pendidikan. Data diambil dari realisasi APBD Provinsi Sumatera Utara. Jumlah anggaran untuk sektor Pendidikan (dalam satuan Rupiah)


(5)

3.3.4. Variabel Pengeluaran Kesehatan

Variabel independen yang ditetapkan dalam model penelitian ini adalah variabel pengeluaran publik pada sektor kesehatan pada tahun 2000-2014. Pengeluaran publik ini adalah belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dialokasikan pada sektor kesehatan. Data diambil dari realisasi APBD Provinsi Sumatera Utara. Jumlah anggaran untuk sektor Kesehatan (dalam satuan Rupiah)

3.4. Pengukuran Variabel

Variabel bebas (Independent Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent

Variabel), yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengeluaran

publik fasilitas umum (X1), pengeluaran publik pendidikan (X2), pengeluaran publik kesehatan (X3), dan yang menjadi variabel terikat adalah IPM (Y).

3.5. Teknik Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Area Sampling (Cluster

Sampling). Sampel penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah pada sektor

Fasilitas Umum, Pendidikan dan Kesehatan dan pengaruhnya terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

3.6. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda karena variabelnya lebih dari satu atau dua. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3)


(6)

terhadap variabel terikat (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS (Statistical

Package for the Social Science).

Tahapan pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda ditempuh dengan langkah menentukan persamaan regresinya adalah:

Y = ��+ ����+ ����+ ����+ � Dimana,

Y = IPM �� = Konstanta �� = Koefisien X1 �� = Koefisien X2 �� = Koefisien X3

X1 = Variabel pengeluaran publik fasilitas umum X2 = Variabel pengeluaran publik pendidikan X3 = Variabel pengeluaran publik kesehatan

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut - Jika terjadi kenaikan pada X1, maka Y mengalami kenaikan, ceteris

paribus.

- Jika terjadi kenaikan pada X2, maka Y mengalami kenaikan, ceteris paribus.

- Jika terjadi kenaikan pada X3, maka Y mengalami kenaikan, ceteris paribus.


(7)

Tahapan pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Menentukan t (tabel)

Untuk menentukan t (tabel) pertama kali ditentukan Df. Dalam penelitian ini alfa yang ditentukan 5%. Df diperoleh dari rumus n – 1 atau jumlah data dikurang 1 (satu).

b. Menentukan t (hitung)

Untuk menetukan t (hitung) dilakukan pengolahan data menggunakan alat bantu program statistic EVIEWS version 7.0.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

- H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% (Ha ditolak) - H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% (Ha diterima) 2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik


(8)

Pengambilan keputusan dilakukan sesuai dengan hasil perbandingan t hitung dengan t tabel. Agar model regresi yang digunakan menunjukkan hubungan yang signifikan yang disebut BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator) harus memenuhi asumsi dasar klasik regresi, meliputi:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji Kolmogorov dan Smirnov. Dengan membandingkan distribusi data dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi dibawah 0,005 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi multikolinearitas antara lain dengan metode VIF (Variance Inflation Factor) untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

1. Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

2. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.


(9)

c. Heterokedastisitas

Keadaan heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi tidak valid atau tidak semestinya. Dalam penelitian ini dipakai metode analisis grafik

Scatterplot untuk menguji ada tidaknya gejala heterokedastisitas dalam

model penelitian ini. Dengan melihat Scatterplot yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model.


(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah sekitar 181.860,65 km2dengan luas daratan sebesar 71.680,68 km2atau 3,73% dari luas wilayah Republik Indonesia dan luas perairan sebesar 110.000,65 km2. Menurut Buku Sumut Dalam Angka (BAPPEDA), secara administratif wilayah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota, 417 Kecamatan dan 5744 Desa/Kelurahan, dengan Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah terluas yaitu 6.620,70 (9,24%) sedangkan luas terkecil adalah kota Sibolga yaitu 6.620,70 (0,02%)

Secara geografis, di sebelah Utara, Provinsi Sumatera Utara berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau, Sumatera Barat dan Samudera Indonesia.

Pertumbuhan penduduk menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2013 jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah 6.684.190 jiwa (pria) dan 6.678.117 jiwa (wanita).

Menurut Badan Pusat Statistik, dalam hal pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014, untuk keseluruhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh 5,23% atau melambat dibandingkan tahun


(11)

pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,02% yang juga mengalami perlambatan. Pada akhir tahun 2014, Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 2,51% .

4.1.1 Pengeluaran sektor Infrastruktur

Selanjutnya dalam hal besaran alokasi belanja daerah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dalam sektor Infrastruktur dijelaskan dalam tabel 4.1

Sumber:

Dari tabel 4.1 yakni perkembangan pengeluaran pemerintah di sektor Infrastuktur dalam APBD pada tahun 2001 terjadi peningkatan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 2234,14%, perkembangan pada tahun 2007 terjadi penurunan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 88,14 %, dan perkembangan pada tahun 2014 kembali terjadi kenaikan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 37,32%. Sehingga pengeluaran menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran

No Tahun Infrastruktur Perubahan Pengeluaran Pemerintah (Infrastruktur) (%)

1 2000 1.019.230.000 -

2 2001 23.790.210.000 2234,14

3 2002 36.664.720.000 54,12

4 2003 35.251.980.000 (3,85)

5 2004 261.301.000.000 641,23

6 2005 253.213.000.000 (3,09)

7 2006 501.724.000.000 98,14

8 2007 59.518.200.000 (88,14)

9 2008 240.760.427.414 304,51

10 2009 577.923.000.000 140,04

11 2010 470.345.843.183 (18,61)

12 2011 776.743.490.000 65,14

13 2012 605.346.993.700 (22,06)

14 2013 921.890.000.000 52,29

15 2014 1.265.970.424.498 37,32


(12)

pemerintah di sektor Infrastruktur meningkat sebesar 232,74% pertahun. Hal ini disebabkan karena salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah meningkatkan kesejahteraan melalui meningkatan belanja pada sektor Infrastruktur agar dapat meningkatkan perekonomian Sumatera Utara.

4.1.2 Pengeluaran sektor Pendidikan

Selanjutnya dalam hal besaran alokasi belanja daerah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dalam sektor pendidikan dijelaskan dalam tabel 4.2

Sumber:

Dari tabel 4.2 yakni perkembangan pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dalam APBD pada tahun 2001 terjadi penurunan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 9,23%, perkembangan pada tahun 2003 terjadi kenaikan anggaran sebesar 84,45 %, dan perkembangan pada tahun 2014 kembali terjadi kenaikan anggaran dari tahun sebelumnya No Tahun Pendidikan Perubahan Pengeluaran

Pemerintah (Pendidikan) (%)

1 2000 17.291.730.000 -

2 2001 15.695.570.000 (9,23)

3 2002 15.476.610.000 (1,39)

4 2003 28.547.130.000 84,45

5 2004 66.718.000.000 133,71

6 2005 76.509.000.000 14,67

7 2006 136.822.000.000 78,83

8 2007 124.812.030.000 (8,78)

9 2008 109.183.918.590 (12,52)

10 2009 206.204.000.000 88,86

11 2010 210.563.537.585 2,11

12 2011 241.686.770.575 14,78

13 2012 335.131.225.580 38,66

14 2013 272.544.000.000 (18,68)

15 2014 329.608.956.818 20,94


(13)

sebesar 20,94%. Sehingga pengeluaran menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan meningkat sebesar 28,42% pertahun. Hal ini disebabkan karena salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan melalui meningkatan belanja pada sektor kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

4.1.3 Pengeluaran sektor Kesehatan

Selanjutnya dalam hal besaran alokasi belanja daerah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dalam sektor kesehatan dijelaskan dalam tabel 4.3

Sumber:

Dari tabel 4.3 yakni perkembangan pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan dalam APBD pada tahun 2001 terjadi peningkatan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 45,47%, perkembangan pada tahun 2007 terjadi penurunan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar No Tahun Kesehatan Perubahan Pengeluaran Pemerintah

(Kesehatan) (%)

1 2000 27.561.700.000 -

2 2001 40.093.800.000 45,47

3 2002 22.367.770.000 (17,73)

4 2003 36.474.460.000 63,07

5 2004 90.335.000.000 147,67

6 2005 104.041.000.000 13,71

7 2006 136.001.000.000 15,17

8 2007 131.559.886.000 (3,26)

9 2008 147.678.495.816 12,25

10 2009 183.127.000.000 24,00

11 2010 134.150.966.500 (26,74)

12 2011 93.814.902.000 (30,07)

13 2012 183.385.090.750 95,48

14 2013 297.944.000.000 62,47

15 2014 401.700.368.532 34,82


(14)

3,26 %, dan perkembangan pada tahun 2014 kembali terjadi kenaikan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar 34,82%. Sehingga pengeluaran menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan meningkat sebesar 29,08% pertahun. Hal ini disebabkan karena salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah meningkatkan kesejahteraan melalui meningkatan belanja pada sektor kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

4.2 Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS

17.0dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas yangterdiri dari Infrastruktur (X1) dan Pendidikan (X2) dan Kesehatan (X3) terhadap variabel terikat yaitu Indeks Pembangunan Manusia (Y).

Tabel 4.4

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 67.819 .560 121.211 .000

Infrastruktur .003 .001 .199 2.241 .047 .531 1.882 Pendidikan .023 .007 .551 3.441 .006 .164 6.107 Kesehatan .014 .006 .313 2.250 .046 .217 4.605 a. Dependent Variable: IPM


(15)

Berdasarkan tabel 4.4 maka persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah :

Y = 67,819 + 0,003 X1 + 0,023 X2 + 0,014X3 +ε

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 67,819; ini menunjukkan nilai konstanta (b0), dimana jika Infrastruktur(X1), Pendidikan (X2) dan Kesehatan (X3)nilainya adalah 0, maka Indeks Pembangunan Manusia (Y) nilainya adalah 67,819

b. Koefisien X1 (b1) = 0,003; ini berarti bahwa variabel Infrastruktur (X1) berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y), atau dengan kata lain jika Infrastruktur (X1) ditingkatkan sebanyak 1 satuan, maka Indeks Pembangunan Manusia (Y) akan mengalami kenaikansebanyak 0,003 satuan.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,023; ini berarti bahwa variabel Pendidikan(X2) berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y), atau dengan kata lain jika Pendidikan (X2) ditingkatkan sebanyak 1 satuan, maka Indeks Pembangunan Manusia (Y) juga akan mengalami peningkatan sebanyak 0,023 satuan.

d. Koefisien X3 (b3) = 0,014; ini berarti bahwa variabel Kesehatan(X3) berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y), atau dengan kata lain jika Kesehatan (X3) ditingkatkan sebanyak 1 satuan, maka Indeks Pembangunan Manusia (Y) juga akan mengalami peningkatan sebanyak 0,008 satuan.


(16)

4.2.2 Tes Goodness of Fit

Adapun hasil Tes Goodness of fit pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi (R2), diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .977a .954 .941 1.15337 2.078

a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Infrastruktur, Pendidikan b. Dependent Variable: IPM

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

1. R = 0,977 berarti hubungan antara variabel Infrastruktur (X1), Pendidikan (X2) dan Kesehatan (X3) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y) sebesar 97,7% yang berarti hubungannya cukup erat. 2. Nilai R Square sebesar 0.954 berarti 95,4% variabel Indeks

Pembangunan Manusia (Y) dapat dijelaskan oleh variable Infrastruktur (X1), Pendidikan (X2) dan Kesehatan (X3). Sedangkan sisanya 4,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur


(17)

deviasinya sebesar 0,941. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Hasil pengujian adalah sebagai berikut :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 15

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 4

Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) =(n-k) = 15- 4 = 11

Uji-t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05 (11) = 2,201.

Tabel 4.6

Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 67.819 .560 121.211 .000

Infrastruktur .003 .001 .199 2.241 .047 .531 1.882 Pendidikan .023 .007 .551 3.441 .006 .164 6.107 Kesehatan .014 .006 .313 2.250 .046 .217 4.605 a. Dependent Variable: IPM

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2016


(18)

1. Infrastruktur (X1)

Terlihat pada tabel 4.6 terdapat nilai sig 0,047. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 ( nilai 0,047 <0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel infrastruktur (X1) mempunyai thitung yakni 2,241 dengan ttabel=2,201. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel infrasutrktur (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel IPM (Y).

2. Pendidikan (X2)

Terlihat pada tabel 4.6 terdapat nilai sig 0,006. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 ( nilai 0,006 <0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel pendidikan (X2) mempunyai thitung yakni 3,441 dengan ttabel=2,201. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel pendidikan (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel IPM (Y)..

2. Variabel kesehatan (X3)

Terlihat pada tabel 4.6 terdapat nilai sig 0,046. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 ( nilai 0,046 <0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel promosi (X3) mempunyai thitung yakni 2,250 dengan ttabel=2,201. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel kesehatan (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel IPM (Y). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel kesehatan (X3) mempunyai hubungan yang searah dengan variabel minat masyarakat (Y).


(19)

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F Statistik)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 15 dan jumlahkeseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh :

-df (pembilang) = 4– 1 = 3 - df (penyebut) = 15– 4 = 11

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5% yaitu 3,59.

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F Statistik) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 302.538 3 100.846 75.810 .000a

Residual 14.633 11 1.330

Total 317.171 14

a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Infrastruktur, Pendidikan b. Dependent Variable: IPM

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2016

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 75,810 dengan tingkat signifikansi = 0,000, lebih besar dari nilaiFtabelyakni 2,7 dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung>Ftabel (75,810>3,59).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung> Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000< 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh


(20)

variabel infrastruktur (X1), pendidikan (X2) dan kesehatan (X3) yang diterima secara serempak atau simultan adalah signifikan terhadap variabel terikat IPM (Y).

4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Adapun hasil uji penyimpangan asumsi klasikpada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Hasil Output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 berikut

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2016

Gambar 4.1

Pengujian Normalitas Histogram

Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka


(21)

model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2016

Gambar 4.2

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada gambar 4.2 pengujian normalitas P-P plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal.Hal ini menunjukkan bahwa data yang


(22)

dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Uji Heterokedastisitas

Hasil Output SPSS terlihat seperti Gambar 4.3 berikut :

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2016

Gambar 4.3

Pengujian Heterokedastisitas Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada modelregresi.

3. Uji Multikolinieritas


(23)

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 67.819 .560 121.211 .000

Infrastruktur .003 .001 .199 2.241 .047 .531 1.882 Pendidikan .023 .007 .551 3.441 .006 .164 6.107 Kesehatan .014 .006 .313 2.250 .046 .217 4.605 a. Dependent Variable: IPM

Sumber :Data penelitian hasil olahan SPSS 17 pada tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas adalah lebih kecil dari 5,00. Artinya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas) pada model regresi.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:margin keuntungan bank(X1), pelayanan (X2), variabel promosi (X3).

1. Infrastruktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Artinya setiap kenaikan anggaran pengeluaran pemerintah untuk Infrastrukturmaka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumatera Utara akan meningkat, ceteris paribus.

2. Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Artinya setiap kenaikan anggaran pengeluaran pemerintah untuk Pendidikan maka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumatera Utara akan meningkat, ceteris paribus.

3. Kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Artinya setiap kenaikan anggaran pengeluaran pemerintah untuk Kesehatan maka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumatera Utara akan meningkat, ceteris paribus

4. Pendidikan (x2) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumatera Utara dengan koefisien korelasi sebesar 0,023 (2,3%), selanjutnya diikuti dengan Kesehatan dengan koefisien korelasi sebesar 0,014 (1,4%) dan terakhir Infrastruktur dengan koefisien korelasi sebesar 0,003 (0,3%)


(25)

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya pihak PemerintahProvinsi Sumatera Utara memperbaiki Infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara untuk dapat mendorong angka Indeks Pembangunan Di Sumatera Utara dengan cara monitoring penyerapan anggaran yang efektif dan tepat sasaran. Dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga harus meningkatkan kualitas Pendidikan dan Kesehatan agar masyarakat semakin sejahtera.

2. Sebaiknya masyarakat juga berperan aktif dalam mengawasi penggunaan anggaran yang dialokasikan kepada 3 sektor : Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan. Anggaran yang besar juga harus diawasi karena rawan akan penyalahgunaan yang tidak semestinya.

3. Sebaiknya pemerintah pusatjuga memperhatikan dan meningkatkan alokasi untuk belanja pemerintah provinsi Sumatera Utara. Perhatian Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan agar APBD tersebut manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara dalam rangka mewujudkan Indonesia Hebat.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)

Pemerintah berperan di dalam menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa publik yang tak dapat disediakan sektor swasta. Menurut pendapat Keynes dalam Sadono Sukirno (2000) bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur oleh kegiatan pasar bebas, bukan saja perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tetapi juga kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat diwujudkan.

Barang publik memiliki ciri khas yaitu tersedianya adalah karena campur tangan pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang relatif murah (karena harga disubsidi pemerintah), tidak dapat dikecualikan (non-excludable), karena dapat dinikmati oleh orang lain dan tidak pula bersaing (non-rival). Dalam hal ini fokus penelitian pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Ketiga elemen ini sangat penting dan pemerintah bertanggungjawab dalam hal menyediakan sarana dan prasarana ini untuk publik/masyarakat. Total pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan keseluruhan dari keputusan anggaran pada masing-masing tingkat pemerintahan (pusat-propinsi-daerah). (Lee Robert, Jr and Ronal W. Johnson, 1998).


(27)

Klasifikasi belanja publik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 27 menetapkan klasifikasi belanja sebagai berikut:

1. Belanja daerah diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan serta jenis belanja.

2. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pemerintahan daerah.

3. Klasifikasi menurut fungsi terdiri dari;

a. Klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan untuk tujuan manajerial pemerintahan daerah

b. Klasifikasi berdasarkan fungsi pengelolaan keuangan negara untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan dalam rangka pengelolaan keuangan negara.

Klasifikasi belanja publik dapat dikategorikan berdasar berbagai macam kriteria, salah satu diuraikan dalam Government Finance Statistics Manual (1986) adalah sebagai berikut:

1. Belanja jasa publik umum

Belanja-belanja yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah belanja operasi untuk organisasi eksekutif dan legislatif, belanja untuk jasa-jasa umum, belanja riset dasar, belanja transaksi hutang, dan belanja administrasi transfer antar unit pemerintah daerah.


(28)

Belanja-belanja kategori ini antara lain adalah belanja pertahanan militer dan sipil, bantuan militer untuk asing, riset pertahanan dan sebagainya. 3. Belanja perlindungan umum

Belanja kategori ini dibedakan dengan belanja pertahanan, diantaranya adalah belanja jasa kepolisian, jasa pemadam kebakaran, jasa pengadilan, jasa rumah tahanan dan riset untuk perlindungan publik

4. Belanja urusan ekonomi

Belanja yang termasuk dalam kategori ini diantaranya belanja urusan ketenagakerjaan, belanja komersial, belanja energi dan bahan bakar dan belanja untuk perindustrian lainnya beserta risetnya.

5. Belanja perlindungan lingkungan

Belanja yang termasuk diantaranya adalah belanja pengolahan limbah dan polusi, serta tata kota.

6. Belanja perumahan dan public utilities

Belanja kategori ini diantaranya adalah pengembangan perumahan dan pemukiman, sistem penyediaan air bersih, belanja penerangan jalan, dan pekerjaan-pekerjaan umum lainnya.

7. Belanja kesehatan

Belanja kesehatan diantaranya adalah perlengkapan dan peralatan dan kesehatan, jasa kepada pasien, jasa rumah sakit umum, dan risetnya.


(29)

Belanja ini antara lain adalah belanja jasa olahraga dan rekreasi, belanja jasa kebudayaan, jasa penyiaran, jasa urusan keagaman, komunitas, dan lain-lain.

9. Belanja pendidikan

Belanja pendidikan diantara lain adalah belanja pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, termasuk belanja pendukung pendidikan lainnya.

10.Belanja perlindungan sosial

Belanja perlindungan sosial diantara lain adalah belanja perlindungan terhadap manusia lanjut usia (manula), belanja perlindungan anak dan keluarga, belanja untuk mengatasi pengangguran, dan belanja sosial lainnya.

2.2 Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia menurut UNDP adalah proses memperluas pilihan-pilihan penduduk (people’s choise). Ada tiga pilihan-pilihan yang menjadi perhatian, yaitu: Kesehatan, Pendidikan dan Standar hidup yang layak. Maka atas dasar ini, penulis ingin memfokuskan penelitian ini dalam sejauhmana efektivitas pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Utara.

Lanjouw, dkk. (2001) menyatakan pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan. Empat hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembangunan manusia adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995:12). Faktor yang menyebabkan


(30)

kemiskinan itu terjadi didalam masyarakat, yaitu: tidak adanya produktivitas. Dengan adanya produktivitas maka terciptanya daya beli. Masyarakat miskin tidak produktif karena pendidikannya sangat rendah. Adanya fasilitas pendidikan murah dan kesehatan yang terjamin akan meningkatkan produktivitas dan menaikkan pendapatan masyarakat. Ini menjadi tugas aparatur pemerintah dalam investasi dalam pembangunan fasilitas umum, sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Brata (2005) menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah, investasi dan distribusi pendapatan sebagai determinan-determinan pembangunan di Indonesia.

UNDP membagi klasifikasi tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi: low (IPM < 50), lower-medium (IPM antara 50 dan 65,99),

upper-medium (IPM antara 66 dan 79,99) dan high (IPM > 80). Dengan adanya Indeks

ini dapat diukur sejauhmana tingkat pembangunan manusia di suatu wilayah.

2.2.1 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Indeks Pembangunan Manusia

Pengeluaran pemerintah (Government expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal (Sadono Sukirno, 2000) yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomiaan dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Pengeluaran pemerintah yang merupakan cerminan dari kebijakan fiskal adalah salah satu


(31)

instrument pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana integrasi kebijakan moneter dan fiskal mampu mengurangi kesenjangan GNP, tingkat pengangguran, dan laju inflasi (Dornbusch dan Fischer, 1996).

Pengeluaran pemerintah memegang peranan penting terutama dalam menyediakan barang dan jasa publik, ketersediaan barang dan jasa publik ini akan menentukan pengumpulan modal atau investasi masyarakat/swasta, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

2.2.2. Pengaruh Belanja APBD untuk Infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Daerah mengalami kemajuan akan semakin maju dan daerah yang mengalami ketertinggalan akan semakin tertinggal, hal ini karena perbedaan dari modal, tenaga kerja, keterampilan, teknologi, dan fasilitas publik yang berbeda pada tiap-tiap daerah. Termasuk dalam pembangunan infrastruktur pembangunan antara perkotaan dan pedesaan mengalami perbedaan yang nyata. Daerah perkotaan sangat memadai sarana dan prasarana dibandingkan dengan pedesaan. Menurut Sjafrizal (2012), faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan antar wilayah adalah: perbedaan kandungan sumber daya alam, perbedaan kondisi demografis, kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa, konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah, dan alokasi dana pembangunan antar wilayah. Sehingga alokasi dana untuk infrastruktur sangat berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah.


(32)

Gambar 2.1 memperlihatkan perbandingan pengeluaran (satuan milyar rupiah)

2.2.3. Pengaruh Belanja APBD untuk Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pendidikan dan kesehatan berperan tingkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Besarnya pengeluaran pemerintah dan masyarakat terhadap bidang pendidikan dan kesehatan menjadi ukuran yang menunjukkan perhatian pada usaha pengembangan kualitas SDM. Investasi SDM yang dilakukan negara-negara maju sangat menentukan dalam mendorong laju Indeks Pembangunan Manusia. Dampak investasi SDM negara maju mampu melebihi dampak investasi fisik. Selain kualitas hidup manusia, investasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi, dengan investasi diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2004:122).

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

2011 2012 2013 2014

Infrastruktur pendidikan kesehatan


(33)

Kesehatan dan pendidikan dapat dilihat sebagai komponen vital dalam pertumbuhan dan pembangunan, sehingga diperlukan peran pemerintah dengan pengalokasian belanja untuk peningkatan pembangunan melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan (Todaro, 2006:34).

2.3. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah banyak dilakukan oleh para peneliti yang meneliti hubungan antara seberapa besar anggaran belanja pemerintah untuk membiayai pembanguan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Yufika, Nanik Istiyanti dan Aisah Jumiati (2015) menganalisis Pengaruh Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Jember Periode 1990-2014. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa Realisasi anggaran belanja di bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Jember.

2. Charisma Kuriata Ginting, Irsyad Lubis dan Kasyful Mahalli (2008) dalam Jurnal yang berjudul: “Pembangunan Manusia di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Berdasarkan penelitian ini menjelaskan bahwa pembangunan manusia di Indonesia sangat ditentukan oleh pemerintah. Nilai koefisien PPD (pengeluaran pemerintah untuk pendidikan) yang relatif besar menunjukkan bahwa pengaruh PPD terhadap pembangunan manusia adalah besar.


(34)

3. Rahmansah (2015) menganalisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah bidang Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Mamminasata. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.

2.4. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori dan hasil studi terdahulu yang telah dibahas diatas maka dibangun kerangka pemikiran teoritis untuk melakukan analisis pengaruh pengeluaran publik Fasilitas Umum (Infrastruktur), pendidikan dan kesehatan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data time series tahun 2000-2014, penelitian ini menggunakan estimasi model sebagai pendekatannya. Model yang akan diestimasi adalah model pertumbuhan ekonomi, dimana variabel yang digunakan diambil dari pendekatan ekonometrik

Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran Pengeluaran

Fasilitas Umum (X1)

Pengeluaran publik pendidikan (X2) Pengeluaran publik

kesehatan (X3)

IPM (Y)


(35)

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, hipotesis sebagai berikut :

1. Pengeluaran Pemerintah dalam belanja APBD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2000-2014 pada sector Infrastruktur berpengaruh positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.

2. Pengeluaran Pemerintah dalam belanja APBD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2000-2014 pada sektor Pendidikan berpengaruh positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.

3. Pengeluaran Pemerintah dalam belanja APBD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2000-2014 pada sektor Kesehatan berpengaruh positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.


(36)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keberhasilan otonomi daerah dapat dicerminkan dari peningkatan pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan masyarakat. Hal yang dapat mewujudkan keadaan tersebut salah satunya apabila pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilaksanakan dengan proses dan diawasi pengelolaannya dengan baik. Maka perlu adanya reformasi anggaran yang secara transparan dan akuntabel. Reformasi tidak hanya pada aspek struktur APBD, namun juga diikuti dengan perubahan proses penyusunan anggaran.

Definisi APBD dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan dan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan rencana keuangan tahunan daerah dimana disatu sisi menggambarkan anggaran pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran dan disisi lain menggambarkan penerimaan daerah guna membiayai pengeluaran yang telah dianggarkan.

APBD pada dasarnya memuat rencana keuangan daerah dalam rangka melaksanakan kewenangan untuk penyelenggaraan pelayanan umum selama satu


(37)

periode anggaran. Tahun anggaran APBD meliputi masa 1 tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Pada saat ini pemerintah menggunakan penganggaran berbasis pendekatan kinerja. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengenai Anggaran Berbasis Kinerja, sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, cara penyusunan ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan, namun lebih dititk beratkan pada kebutuhan belanja dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa secara teliti apakah dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien. Tolak ukur keberhasilannya adalah adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun apabila anggaran tersebut surplus atau defisit berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.

Pemerintah adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kewenangan atau kekuasaan dalam bermasyarakat dan menyelenggarakan pelayananan publik dengan anggaran yang bersumber dari APBD/APBN. Oleh karena itu, pemerintah dapat menarik pajak, pungutan lain. Pelayanan dapat berupa penyediaan barang dan jasa, misalnya pertahanan dan keamanan, peradilan, pendidikan, kesehatan dan penyediaan infrastruktur yang baik. Peranan pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam:

1. Fungsi Alokasi

Semula barang dan jasa itu dihasilkan oleh swasta dan di jual di pasar. Namun berkembangnya kebutuhan masyarakat, ada barang dan jasa yang tidak dapat disediakan swasta di pasar dan barang serta jasa itu dikenal dengan


(38)

nama barang dan jasa publik. Barang dan jasa tersebut disediakan oleh pemerintah sebagai wakil masyarakat dan mengetahui barang dan jasa apa saja yang diinginkan oleh masyarakat selain barang dan jasa yang disediakan swasta.

2. Fungsi Distribusi

Pemerintah berupaya untuk mendistribusikan pendapat atau kekayaannya agar masyarakat sejahtera. Tetapi bagaimanapun juga upaya ini tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhi perolehan pendapatan, misalnya kepemilikan faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan seseorang.

3. Fungsi Stabilisasi

Pemerintah dengan kebijaksaan fiskal perlu mempertahankan atau mencapai tujuan seperti kesempatan kerja yang tinggi, stabilitas tingkat harga, rekening luar negeri yang baik serta tingkat pertumbuhan yang memadai.

Pemerintah daerah mempunyai pendapatan daerah guna membiayai pengeluaran pemerintah (public expenditure) pada berbagai sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan menyentuh hajat hidup masyarakat termasuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan. Komposisi pengeluaran pemerintah yang proporsional sangat menentukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Ghosh, (2005:81) Pembangunan infrastruktur pada sektor transportasi, irigasi, pertanian, pendidikan, kesehatan berpotensi meningkatkan


(39)

pertumbuhan ekonomi. Menurut pendapat Le (2005) bahwa pengeluaran publik merupakan instrument penting bagi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor fundamendal dalam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia pertanda bahwa terjadi tambahan pendapatan masyarakat pada periode tertentu, karena terjadi aktivitas ekonomi. Maka dari pada itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu negara sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ada irisan yang saling berkaitan antara pendidikan dan kesehatan dengan SDM, yaitu masyarakat pada suatu negara. Tidak akan terjadi perbaikan kualitas hidup masyarakat apabila pendidikan dalam suatu negara tidak dibenahi. Dan tidak akan ada pendidikan apabila kualitas kesehatan disuatu negara sangat buruk.

Provinsi Sumatera Utara merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dapat mendorong angka pertumbuhan ekonomi, yang sebagian besar pendapatan Provinsi Sumatera Utara masih disumbang oleh sub-sektor pertanian antara lain perkebunan kelapa sawit terbesar di Sumatera. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara secara umum masih bersifat Agraris. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan Provinsi Sumatera Utara yang bersumber dari agrarian sangat besar dan Belanja Pemerintah Provinsi untuk pembangunan Infrastruktur mencapai satu triliun (dalam satuan rupiah) pada tahun 2014, penulis ingin melihat sejauhmana dampak Pengeluaran tersebut dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.


(40)

Berdasarkan uraian di atas sangat menarik untuk dilakukan penelitian terhadap pengeluaran pemerintah provinsi Sumatera Utara untuk Pembangunan Manusia. Pengeluaran Pemerintah Provinsi yang diteliti terutama yang berkaitan pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan kurun waktu tahun 2000 – 2014 pengaruhnya terhadap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Sehingga penelitian itu berjudul: “Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Infrastrukur terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?

2. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?

3. Bagaimanakah pengaruh Belanja APBD sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?


(41)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor Infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Belanja APBD pada sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara periode 2000 – 2014?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai penjelasan atas pengaruh Belanja APBD terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara.

2. Secara akademik, diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan kajian terhadap perekonomian provinsi Sumatera Utara kurun waktu tahun 2000-2014.

3. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Provinsi Sumatera Utara dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi.


(42)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara. Adapun faktor-faktor yang dimaksud ialah variabel bebas yaitu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan terhadap variabel terikat yaitu indeks pembangunan manusia

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan instrumen statistik berupa Uji Regresi linier berganda, Uji

Goodness of Fit, Uji Penyimpangan asumsi klasik dengan menggunakan program

komputer SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan pendidikan dan kesehatan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi sumatera utara dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi indeks pembangunan manusia selanjutnya diikuti dengan kesehatan dan infrastruktur sebagai faktor yang juga mempengaruhi minat masyarakat.

Kata kunci : Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia.


(43)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors that Effect of budget spending for Infrastructure, Education and Health Against Human Development Index ( HDI ) in the province of North Sumatra.

The factors which mean that the independent variable that infrastructure, education and health of the dependent variable is the human development index.

This research was conducted by quantitative descriptive method using secondary data then the data collected was processed and analyzed with statistical instruments in the form of multiple linear regression test, Goodness of Fit Test, classic assumption deviation test by using SPSS 17.0.

These results indicate that the infrastructure have a significant and positive impact, while education and health have a positive and significant impact on the human development index, and also indicate that education is the most dominant factor that significantly affects the human development index, followed by health and infrastructure as factors that also affect the community interest.


(44)

SKRIPSI

PENGARUH BELANJA APBD BIDANG INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

BRILIAN AMIAL RASYID 100501099

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(45)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ……… i

Daftar Gambar ………. ii

Daftar Lampiran ……….. iii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 5

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Manfaat Penelitian ………. 6

1.5 Keterbatasan Penelitian ……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 6

2.1 Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) …… 6

2.2 Indeks Pembangunan Manusia ……… 9

2..2.1 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Indeks Pembangunan Manusia ……….. 10

2.2.2 Pengaruh Belanja APBD untuk Infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ………..…… 11

2.2.3 Pengaruh Belanja APBD untuk Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ……… 12

2.3 Penelitian Terdahulu ……… 13

2.4 Kerangka Pemikiran ……….……… 15

2.8 Hipotesis Penelitian ……… 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………. 16

3.2 Sumber data…….………. 16

3.3 Variabel Penelitian ………. 17

3.3.1 Variabel IPM ……… 17

3.3.2 Variabel Pengeluaran Fasilitas Umum……… 17

3.3.3 Variabel Pengeluaran Pendidikan ……… 17

3.3.4 Variabel Pengeluaran Kesehatan ………. 18

3.4 Pengukuran Variabel ……….... 18

3.5 Teknik Sampel ……….. 18

3.6 Metode Analisis Data ……… 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian 24

4.2 Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian 28 4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda 30 4.2.2 Tes Goodness of Fit 34 4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 36


(46)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40


(47)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman 2.1 Perbandingan Pengeluaran ………. 16 2.2 Kerangka Pemikiran ………. 14


(48)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman


(49)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Brilian Amial Rasyid NIM. 100501099


(50)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara. Adapun faktor-faktor yang dimaksud ialah variabel bebas yaitu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan terhadap variabel terikat yaitu indeks pembangunan manusia

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan instrumen statistik berupa Uji Regresi linier berganda, Uji

Goodness of Fit, Uji Penyimpangan asumsi klasik dengan menggunakan program

komputer SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan pendidikan dan kesehatan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi sumatera utara dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi indeks pembangunan manusia selanjutnya diikuti dengan kesehatan dan infrastruktur sebagai faktor yang juga mempengaruhi minat masyarakat.

Kata kunci : Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia.


(51)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors that Effect of budget spending for Infrastructure, Education and Health Against Human Development Index ( HDI ) in the province of North Sumatra.

The factors which mean that the independent variable that infrastructure, education and health of the dependent variable is the human development index.

This research was conducted by quantitative descriptive method using secondary data then the data collected was processed and analyzed with statistical instruments in the form of multiple linear regression test, Goodness of Fit Test, classic assumption deviation test by using SPSS 17.0.

These results indicate that the infrastructure have a significant and positive impact, while education and health have a positive and significant impact on the human development index, and also indicate that education is the most dominant factor that significantly affects the human development index, followed by health and infrastructure as factors that also affect the community interest.


(52)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan ridho-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Belanja APBD bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara”.

Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua terkasih,Ayahanda Sahrial, S.T dan Ibunda Zalmi Alwi, untuk kasih sayang melimpah yang diberikan bagi penulis.

Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Ramli selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang selama

ini bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dari awal hingga selesainya skripsi ini.

7. Ibu Dr. Murni Daulay,S.E.,M.S. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Ibu Inggrita Sari Nasution,S.E.,M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

10.Seluruh Staf Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

11.BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara.

12.Orang tua dan saudara-saudaraku yang terkasih, untuk doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.


(53)

13.Rekan saya Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan selama di bangku kuliah sampai menyelesaikan perkuliahan.

14.Sahabat saya yang telah memerikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, namun tidak

dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Agustus 2016 Penulis,


(1)

33 DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

2.1 Surat Riset ……….. 23

iii Universitas Sumatera Utara


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Brilian Amial Rasyid NIM. 100501099


(3)

33 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Belanja APBD Bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara. Adapun faktor-faktor yang dimaksud ialah variabel bebas yaitu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan terhadap variabel terikat yaitu indeks pembangunan manusia

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan instrumen statistik berupa Uji Regresi linier berganda, Uji Goodness of Fit, Uji Penyimpangan asumsi klasik dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan pendidikan dan kesehatan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi sumatera utara dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi indeks pembangunan manusia selanjutnya diikuti dengan kesehatan dan infrastruktur sebagai faktor yang juga mempengaruhi minat masyarakat.

Kata kunci : Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia.


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors that Effect of budget spending for Infrastructure, Education and Health Against Human Development Index ( HDI ) in the province of North Sumatra.

The factors which mean that the independent variable that infrastructure, education and health of the dependent variable is the human development index.

This research was conducted by quantitative descriptive method using secondary data then the data collected was processed and analyzed with statistical instruments in the form of multiple linear regression test, Goodness of Fit Test, classic assumption deviation test by using SPSS 17.0.

These results indicate that the infrastructure have a significant and positive impact, while education and health have a positive and significant impact on the human development index, and also indicate that education is the most dominant factor that significantly affects the human development index, followed by health and infrastructure as factors that also affect the community interest.


(5)

33 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan ridho-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Belanja APBD bidang Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Utara”.

Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua terkasih,Ayahanda Sahrial, S.T dan Ibunda Zalmi Alwi, untuk kasih sayang melimpah yang diberikan bagi penulis.

Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Ramli selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang selama

ini bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dari awal hingga selesainya skripsi ini.

7. Ibu Dr. Murni Daulay,S.E.,M.S. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Ibu Inggrita Sari Nasution,S.E.,M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

10.Seluruh Staf Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

11.BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara.

12.Orang tua dan saudara-saudaraku yang terkasih, untuk doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.


(6)

13.Rekan saya Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan selama di bangku kuliah sampai menyelesaikan perkuliahan.

14.Sahabat saya yang telah memerikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

15. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, namun tidak

dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Agustus 2016 Penulis,