Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Early Warning System Perusahaan Asuransi Umum PMDN dan PMA di Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan teori

2.1.1 Pengertian Asuransi
Asuransi dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1992 tentang
usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan

atas

meninggal


atau

hidupnya

seseorang

yang

dipertanggungkan.
Menurut Darmawi (2000:3), ada beberapa pengertian asuransi
antara lain:
a.

Definisi asuransi dari sudut pandang ekonomi merupakan suatu
metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan
mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan
(financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan
dengan pemindahan dan mengkombinasikan resiko.


Universitas Sumatera Utara

b.

Definisi asuransi dari sudut pandang hukum merupakan suatu
kontrak (perjanjian) pertanggungan resiko antara tertanggung dan
penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang
disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung.
Sedangkan

tertanggung

membayar

secara

periodik

kepada


penanggung. Jadi tertanggung mempertukarkan kerugian besar
yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif
kecil.
c.

Definisi asuransi dari sudut pandang bisnis adalah suatu perusahaan
yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan resiko
dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi resiko
(sharing risk) diantara sejumlah besar nasabahnya. Asuransi juga
merupakan lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya
menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat dalam berbagai
kegiatan ekonomi perusahaan.

d.

Definisi asuransi dari sudut pandang sosial didefinisikan sebagai
organisasi

sosial


yang

menerima

pemindahan

resiko

dan

mengumpulkan dana dari anggota-anggotanyanya guna membayar
kerugian yang mungkin terjadi pada setiap anggota tersebut.
Kerugian yang tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka
anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang
sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal ini berarti
kerugian setiap anggota ditanggung bersama.

Universitas Sumatera Utara

e.


Defenisi asuransi dari sudut matematika merupakan aplikasi
matematika

dalam

memperhitungkan

biaya

dan

faedah

pertanggungan resiko. Hukum profitabilitas dan teknik statistik
dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan. Di
bawah ini ikthisar masing-masing sudut pandang asuransi berikut
objek dan teknik mencapainya.
Pengertian Asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang -Undang
Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia bahwa: “Asuransi atau

pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu
premi, untuk memberi pergantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”. Ada 4 unsur
yang terkandung dalam asuransi adalah:
1.

Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang
premi kepada pihak penanggung sekaligus atau secara berangsurangsur.

2.

Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar
sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung sekaligus atau
secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung
unsur tak tertentu.

3.


Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui
sebelumnya).

Universitas Sumatera Utara

4.

Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian
karena peristiwa yang tak tertentu.
Dari beberapa pengertian asuransi adalah suatu alat untuk

mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara
manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau
hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas
kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan
terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam
gabungan itu.
Asuransi merupakan metode pengelolaan risiko yang paling efektif.
Walaupun demikian, tidak semua risiko dapat diasuransikan. Suatu
risiko dapat diasuransikan apabila memenuhi persyaratan sebagai

berikut :
1.

Kerugian yang mungkin terjadi mempunyai sifat terbatas dan harus
dapat ditentukan serta diukur.

2.

Kerugian yang mungkin terjadi harus tidak dapat diduga terlebih
dahulu, berasal dari luar, dan sifatnya tidak sengaja.

3.

Risiko-risiko yang menimbulkan kerugian bersifat homogen atau
mempunyai

banyak

persamaan


sehingga

dapat

diadakan

perhitungan yang wajar atas kemungkinan kerugian.
4.

Kerugian yang terjadi tidak menimbulkan malapetaka yang besar
pada waktu yang bersamaan.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Jenis-jenis Asuransi
Jenis – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat
dari berbagai segi adalah sebagai berikut :
1.
a.


Dilihat dari segi fungsinya
Asuransi kerugian/Umum (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang –
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi menjelaskan
bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa
untuk menanggunglangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu
peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan
melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi.
Kemudian yang remasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai
berikut :
1.

Asuransi kebakaran merupakan jenis pertanggungan yang
memberikan jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan
oleh karena adanya suatu peristiwa kebakaran atau segala
sesuatu yang dapat disamakan dengan kebakaran terhadap
barang-barang yang diperdagangkan. Barang-barang yang
dapat dipertanggungkan dalam asuransi kebakaran antara lain
rumah tinggal, kantor, gedung, rumah sakit, hotel, pertokoan,

pabrik,instalasi,

gudang, dan lain-lain. Polis asuransi

kebakaran yang berlaku di indonesia adalah polis standar

Universitas Sumatera Utara

Kebakaran Indonesia yang berlaku sejak tahun 1982. Dalam
polis standar kebakaran ini dimuat risiko yang masuk dalam
pertanggungan akibat terjadinya

kerugian atas kerusakan

harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kebakaran
meliputi risiko kerusakan atau kerugian yang disebabkan
kebakaran , peledakan, petir dan kejatuhan kapal terbang.
2.

Asuransi

pengangkutan

(Marine

Insurance)

menjamin

kerugian yang dialami tertanggung bila terjaddi kehilangan
maupun kerusakan barang yang diangkut pada saat pelayaran.
Pertanggungan dapat diberikan kepada pihak pemilik kapal,
misalnya kapal rusak atau tenggelam, maupun kepada pihak
lain yang mengalami kerugian akibat pengangkutan tersebut,
misalnya kapal menabrak kapal lain, maka pihak asuransi
harus menjamin kerugian yang diderita pemilik kapal yang
ditabrak.
3.

Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam
asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi
kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan lainya.
Manfaat Asuransi Kerugian atau istilahnya adalah general

insurance yaitu asuransi yang akan mengganti kemungkinan
kerugian yang terjadi pada harta benda dan juga seluruh aset yang
dimiliki. Sebagai gambaran adalah asurasi mobil, kebakaran rumah

Universitas Sumatera Utara

atau toko, asuransi mesin-mesin, pabrik dan sebagainya. Pada
dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung,
antara lain:
1.

Rasa aman dan perlindungan
Polis

asuransi

yang

dimiliki

oleh

tertanggung

akan

memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin
timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi,
pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar
nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara
tertanggung dan penanggung.
2.

Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip

keadilan

diperhitungkan

dengan

matang untuk

menentukannilai pertanggungan dan premi yang harus
ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan
memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai
pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi
yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus
dibayar oleh tertanggung.
3.

Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit.

4.

Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang
sama

dengan

tabungan.

Pihak

penanggung

juga

memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga
bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5.

Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah
premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6.

Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan
risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam
sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).

b.

Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan
dengan penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Jenis – jenis asuransi jiwa adalah :

c.

1.

Asuransi berjangka (Term insurance)

2.

Asuransi Tabungan (Endowment insurance)

3.

Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)

4.

Anuity contrak insurance (Anuitas)

Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh

Universitas Sumatera Utara

perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut
asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam
bentuk treaty, bentuk facultative, kombinasi dari keduanya.

2.

Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari
perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa
atau pun reasuransi seperti berikut ini :
a.

Asuransi milik pemerintah yaitu asuransi yang sahamnya
dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.

b.

Asuransi milik swasta nasional, yaitu asuransi ini kepemilikan
sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga
siapa yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suata
terbanyak dalam Rapat Umum Pemegan Saham (RUPS).

c.

Asuransi milik perusahaan asing, perusahaan asuransi jenis ini
biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan cabang dari
negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh
pihak asing.

d.

Asuransi milik campuran, merupakan jenis asuransi yang
sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan
pihak asing.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba.
Pengertian kinerja menurut Indra Bastian (2006:274) adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan, program, kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi.
Kinerja

keuangan

merupakan

gambaran

dari

pencapaian

keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai
atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa
kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh

mana

suatu

perusahaan

telah

melaksanakan

dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar (Fahmi, 2012:2).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan
yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi
perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya
yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah
mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.
Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8
macam, yaitu menurut Jumingan (2006:242) :
a.

Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik
analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua
periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam
jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).

b.

Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan
kenaikan atau penurunan.

c.

Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan
teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masingmasing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun
utang.

d.

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal
kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e.

Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan
kas pada suatu periode waktu tertentu.

f.

Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan
untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca

Universitas Sumatera Utara

maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara
simultan.
g.

Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h.

Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.

2.1.4 Early Warning System
Early Warning System adalah tolak ukur perhitungan dari The
National Association of Insurance Commissioners (NAIC) atau
lembaga pengawas badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam
mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan
asuransi. Disamping itu, sistem ini dapat memberikan peringatan dini
terhadap kemungkinan kesulitan keuangan dan operasi perusahaan
asuransi di masa yang akan datang. Negara-negara lain di luar Amerika
Serikat yang menerapkan sistem ini melakukan sedikit modifikasi
terhadap rasio-rasio yang digunakan sesuai kebutuhan. Adapun rasiorasio yang terkandung didalamnya adalah :
i.

Rasio Solvabilitas dan Umum (Solvency and Overall Ratio)
a.

Solvency Margin Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
keuangan perusahaan asuransi kerugian dalam menanggung risiko

Universitas Sumatera Utara

yang ditutup. Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka
rasio ini adalah minimum 33,33%. Semakin besar solvency
margin, semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan,
dan dinyatakan dengan rumus :
Solvency Margin =

b.

Modal Sendiri
Premi Netto

Rasio Tingkat Kecukupan Dana
Rasio ini mengukur tingkat kecukupan sumber dana (adequacy of
capital fund) perusahaan dalam kaitannya dengan total operasi
yang dimiliki. Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka
rasio ini adalah rata-rata dan deviasi standar. Semakin rasio
tingkat kecukupan dana ini mendekati satu, maka semakin baik
tingkat kesehatan keuangan perusahaan, dan dinyatakan dengan
rumus :
Rasio Tingkat Kecukupan Dana =

ii.

Modal sendiri
Total Aktiva

Profitability Ratio
a.

Rasio Perubahan Surplus
Rasio

ini memberikan

indikasi

atas

perkembangan

atau

penurunan kondisi keuangan perusahaan dalam tahun berjalan.
Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka rasio ini adalah
minimum 0%. Jika rasio perubahan surplus naik semakin besar,

Universitas Sumatera Utara

maka semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan
tersebut, dan dinyatakan dalam rumus :
RPS =

b.

Kenaikan / Penurunan Modal Sendiri
Modal Sendiri Tahun Lalu

Underwriting Ratio
Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat
diperoleh perusahaan serta mengukur tingkat keuntungan dari
usaha murni asuransi. Tolak ukur untuk menentukan batas normal
angka rasio ini adalah rata-rata dan deviasi standar. Jika rasio
underwriting semakin mendekati satu, maka semakin baik tingkat
kesehatan keuangan perusahaan tersebut, dan dinyatakan dalam
rumus :
������������ ����� =

c.

Hasil ������������
Pendapatan Premi

Rasio Beban Klaim (Incurred Loss Ratio)
Rasio ini mencerminkan pengalaman klaim yang terjadi pada
perusahaan serta mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup.
Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka rasio ini adalah
rata-rata dan deviasi standar. Semakin kecil rasio beban klaim,
maka semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan
tersebut, dan dinyatakan dalam rumus :
Rasio Beban Klaim =

Beban Klaim
Pendapatan Premi

Universitas Sumatera Utara

d.

Rasio Komisi (Commissions Ratio)
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur biaya komisi sebagai
salah satu biaya underwriting untuk memperoleh pendapatan
premi. Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka rasio ini
adalah rata-rata dan deviasi standar. Jika rasio komisi semakin
besar, maka semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan
tersebut, dan dinyatakan dalam rumus :
Rasio Komisi =

e.

Komisi
Pendapatan Premi

Rasio Biaya Manajemen
Rasio ini mengukur biaya administrasi dan umum juga
manajemen yang terjadi dalam kegiatan usaha serta memberikan
indikasi tentang tingkat efisiensi operasi perusahaan. Tolak ukur
untuk menentukan batas normal angka rasio ini adalah rata-rata
dan deviasi standar. Semakin kecil rasio biaya manajemen, maka
semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan tersebut,
dan dinyatakan dalam rumus :
Rasio Biaya Manajemen =

f.

Biaya Manajemen
Pendapatan Premi

Pengembalian Investasi
Rasio ini memberikan indikasi secara umum mengenai kualitas
secara umum serta mengukur hasil pengembalian dari investasi.
Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka rasio ini adalah

Universitas Sumatera Utara

minimum 15%. Semakin besar rasio pengembalian investasi,
maka semakin baik tingkat kesehatan keuangan perusahaan
tersebut, dan dinyatakan dalam rumus :
Pengembalian Investasi =

iii.

Pendapatan Bersih Investasi
Rata − rata Investasi 2 Tahun

Rasio Likuiditas (Likuidity Ratios)
a.

Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya dan secara kasar memberikan gambaran kondisi
keaungan perusahaan apakah dalam kondisi solven atau tidak.
Tolak ukur untuk menentukan batas normal angka rasio ini adalah
maksimum 100%, dan dinyatakan dalam rumus :
Rasio Likuiditas =

b.

Jumlah Kewajiban
Total Asset

Rasio Agent’s Balance to Surplus
Rasio ini mengukur tingkat solvabilitas perusahaan berdasarkan
aset yang seringkali tidak bisa diwujudkan (dicairkan) pada saat
likuidasi yaitu tagihan premi langsung. Tolak ukur untuk
menentukan batas normal angka rasio ini adalah maksimum 40%,
dan dinyatakan dalam rumus :
ABS =

Tagihan Premi Langsung
Modal Sendiri

Universitas Sumatera Utara

c.

Rasio Piutang Premi Terhadap Surplus
Rasio ini mempengaruhi solven atau tidaknya perusahaan
asuransi kerugian. Pengumpulan piutang premi merupakan salah
satu usaha perusahaan asuransi untuk memenuhi batas tingkat
solvabilitas yang dipersyaratkan. Tolak ukur untuk menentukan
batas normal angka rasio ini adalah rata-rata dan deviasi standar,
dan dinyatakan dalam rumus :
RPS terhadap Surplus =

iv.

Tagihan Premi Lebih dari 90 Hari
Modal Sendiri

Premium Stability Ratio
a.

Pertumbuhan Premi
Kenaikan/penurunan yang tajam pada volume premi netto
memberikan indikasi kurangnya tingkat kestabilan kegiatan
operasi perusahaan. Tolak ukur untuk menentukan batas normal
angka rasio ini adalah rata-rata dan deviasi standar. Untuk
mengukur pertumbuhan premi digunakan rumus:
Pertumbuhan Premi =

b.

Kenaikan/ Penurunan Premi Netto
Premi Netto Tahun Sebelumnya

Rasio Retensi Sendiri (Retention Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat retensi perusahaan
atau mengukur beapa besar premi yang ditahan sendiri dibanding
premi yang diterima secara langsung. Lebih lanjut, premi yang
ditahan sendiri tersebut dijadikan dasar untuk mengukur

Universitas Sumatera Utara

kemampuan perusahaan menahan premi dibanding dengan
dana/modal yang tersedia. Tolak ukur untuk menentukan batas
normal angka rasio ini adalah rata-rata dan deviasi standar, dan
dinyatakan dalam rumus:
Rasio Retensi Diri =

v.

Premi Netto
Premi Bruto

Technical Ratio
a.

Rasio Cadangan Teknis
Cadangan teknis terdiri dari cadangan premi dan cadangan klaim.
Rasio ini dapat mengukur secara kasar tingkat kecukupan
cadangan yang diperlukan dalam menghadapi kewajiban yang
timbul dari penutupan risiko. Tolak ukur untuk menentukan batas
normal angka rasio ini adalah minimum 40% dan maksimum
60%, dinyatakan dalam rumus :
Rasio Cadangan Teknis =

Cadangan Teknis
Premi Netto

2.1.5 Penanaman Modal Dalam Negeri
Dalam Undang-Undang no 6 tahun 1968 dan Undang-Undang
nomor 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), disebutkan terlebih dulu definisi modal dalam negeri pada
pasal 1, yaitu sebagai berikut :
a. Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah : bagian
dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan

Universitas Sumatera Utara

benda-benda, baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang
berdomosili di Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna
menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh
ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No. 12 tahun 1970 tentang
penanaman modal asing.
b. Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat
1 pasal ini dapat terdiri atas perorangan dan/ atau badan hukum yang
didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian
dalam Pasal 2 disebutkan bahwa, Yang dimaksud dalam UndangUndang

ini

dengan

“Penanaman

Modal

Dalam

Negeri”

ialah penggunaan daripada kekayaan seperti tersebut dalam pasal 1,
baik secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan usaha
menurut atau berdasarkan ketentuanketentuan Undang-Undang ini.
Pasal 1 angka 2 UUPM meneyebutkan bahwa PMDN adalah
kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri
dengan menggunakan modal dalam negeri Sedangkan yang dimaksud
dengan penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI,
badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan
penanaman modal di wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 UUPM).
Kelebihan dari PMDN di Indonesia antara lain:
1. Pertanggungjawaban

pemegang saham

terbatas

pada

hutang

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2. Dapat dengan mudah memperoleh tambahan dana atau modal,
misalnya dengan menerbitkan saham baru.
3. Keberlangsungan perusahaan lebih aman.
4. Efisiensi kepemimpinan, karena pimpinan perusahaan dapat diganti
kapanpun melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5. Manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada
pemilik atau pemegang saham.
6. Diatur dengan jelas oleh hukum dan peraturan lainnya, bahwa
Perseroan Terbatas mengikat dan melindungi aktivitas perusahaan.
7. Permohonan pendaftaran perusahaan diklasifikasikan berdasarkan
nilai minimal investasi modal, yang secara spesifik didasarkan pada
ukuran perusahaan: kecil < Rp 600.000.000; menengah Rp
600.000.000 – 10.000.000.000; dan besar > Rp 10.000.000.000.
8. Perusahaan dapat memiliki setidaknya tiga aktivitas bisnis yang
saling berkaitan satu sama lain.
9. Pada umumnya tidak terdapat penetapan batasan, dan dapat
berpartisipasi pada semua tender yang terbuka dari pemerintah.
Kekurangan PMDN di Indonesia antara lain:
1. Dikenakan pajak terpisah, dan deviden yang diterima oleh pemegang
saham akan dikenakan pajak.
2. Rahasia perdagangan perusahaan kurang aman, sebab seluruh
aktivitas harus dilaporkan kepada pemegang saham.

Universitas Sumatera Utara

3. Proses pendirian memerlukan lebih banyak waktu dan dana
dibandingkan entitas lainnya.
4. Proses pembubaran, perubahan anggaran dasar, merger, dan
pengambilalihan memerlukan waktu dan dana, serta persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5. Perusahaan dimiliki 100% oleh pemegang saham lokal dan pihak
asing harus mengajukan permohonan kepada pemegang saham lokal
untuk Saham Pinjam Nama (Nominee Agreement).

2.1.6 Penanaman Modal Asing
Penanaman

modal

asing

merupakan

suatu

usaha

yang

dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya
disuatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui
penciptaan suatu produksi atau jasa. Undang – undang nomor 11 tahun
1970 tentang Penanaman Modal Asing menyebutkan bahwa :
“pengertian penanaman modal dalam undang – undang ini hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan – ketentuan undang – undang ini
dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia,
dalam artian bahwa pemilik modal secara langsung menanggung
risiko dari penanaman modal tersebut”. Sedangkan pengertian modal
asing dalam undang – undang tersebut adalah :

Universitas Sumatera Utara

a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah
digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru
milik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar
ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai
dari kekayaan devisa Indonesia.
c. Bagian

dari

undang

hasil

perusahaan

yang berdasarkan

undang –

ini keuntungan yang diperkenankan ditransfer, tetapi

dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.
Aliran modal dari suatu negara ke negara lainnya bertujuan untuk
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, yang lebih produktif dan
juga sebagai diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari aliran
modal internasional adalah meningkatnya output dan kesejahteraan
dunia. Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi
negara tujuan dari aliran modal asing adalah :
1. Investasi asing membawa teknologi yang lebih mutakhir. Besar
kecilnya

keuntungan

bagi

negara

tujuan

tergantung

pada

kemungkinan penyebaran teknologi yang bebas bagi perusahaan.
2. Investasi asing meningkatkan kompetisi di negara tujuan.
Masuknya

perusahaan

baru

dalam

sektor

yang

tidak

diperdagangkan (non tradable sector) meningkatkan output industri

Universitas Sumatera Utara

dan menurunkan harga domestik, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan.
3. Investasi asing dapat berperan dalam mengatasi kesenjangan
nilai tukar dengan negara tujuan (investment gap).
Menurut Ismail Suny ada 3 (tiga) macam kerjasama antara
modal asing dengan modal nasional berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing No. 1 Tahun 1967 yaitu joint venture, joint
enterprise dan kontrak karya.
a. Joint Venture
Joint venture merupakan kerjasama antara pemilik modal asing
dengan pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan suatu
perjanjian belaka (contractual). Misalnya bentuk kerjasama antara
Van

Sickle

Associates

berkedudukan

di

Inc

(suatu

Delaware,

badan

hukum

AmerikaSerikat)

dengan

yang
PT

Kalimantan Plywood Factory (suatu badan hukum Indonesia) untuk
bersama-sama mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerjasama ini
juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak
membentuk

suatu

badan

hukum

Indonesia

seperti

yang

dipersyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA.
b. Joint Enterprise
Joint enterprise merupakan suatu kerjasama antara penanaman modal
asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk
suatu perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan yang

Universitas Sumatera Utara

diisyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA. Joint Enterprise merupakan
suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam
nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta
asing.
c. Kontrak Karya
Pengertian kontrak karya (contract of work) sebagai suatu bentuk
usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal
nasional terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan
hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian
kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal
nasional. Bentuk kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat dalam
perjanjian kerja sama antara badan hukum milik negara (BUMN)
seperti Kontrak karya antara Pertamina dengan PT. Caltex
International Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat.
Adapun kelebihan PT PMA di Indonesia antara lain:
1. PMA memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagaimana
perusahaan lokal lainnya.
2. Jumlah minimal pemegang saham adalah dua (dapat berupa individu
ataupun badan hukum).
3. Struktur organisasi minimal terdiri atas 1 (satu) orang Direktur dan 1
(satu) orang Komisioner.
4. Izin lisensi mudah dan cepat
5. Pemberian fasilitas kepabeanan khusus bagi PMA

Universitas Sumatera Utara

6. Pajak di tempat atau bea masuk lebih rendah
7. Investor asing memiliki 100% atau kurang dari perusahaan
8. Dapat mensponsori banyak karyawan asing
Kekurangan PMA antara lain:
1. Perusahaan harus membuat laporan pajak bulanan
2. Perusahaan wajib menyediakan laporan aktivitas bisnis kepada
BKPM setiap 3 bulan agar BKPM dapat memantau perkembangan
perusahaan.
3. Minimal rencana investasi adalah sebesar 1.000.000 USD

2.2

Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.

Peneliti/
Tahun
Dwi Ayu
(2015)

Judul
Penelitian
Analisis
Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Dengan
Pendekatan
RGEC di
Negara Asean
(Studi Pada
Bank Umum
Indonesia,
Malaysia,
Thailand, dan
Singapura
Tahun 20102014)

Variabel
Penelitian
ROA,NIM
,NPL,PDN,
LDR,GCG,
CAR

Metode
Analisis
Oneway
Anova

Hasil Penelitian
Seluruh indikator
keuangan
perbankan
Indonesia adalah
signifikan
berbeda dengan
kinerja keuangan
perbankan ketiga
negara ASEAN
kecuali rasio NPL
dan CAR. Ratarata rasio
keuangan
perbankan
Indonesia lebih
baik
dibandingkan
dengan rata-rata
tiga negara
ASEAN lainnya
pada rasio ROA

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1

2.

I Made,
I G.A.M
(2014)

Analisis
Komparatif
Kinerja
Keuangan
Allianz Life
Indonesia
Dengan PT
Prudential Life
Assurance

RBC, Rasio
Cadangan
Teknis,
Premi Bruto,
Pendapatan
Investasi.

Paired
Sample
t-test

3.

Simu,
Yulistyanto
(2013)

Analisis
Komparasi
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Asuransi Jiwa
Nasional Dan
Perusahaan
Asuransi Jiwa
Patungan

Profitabilitas,
Solvabilitas

Indepen
dent
samples
t-test

4.

Nanik
(2013)

Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Antara
Perusahaan
Asuransi,
Bank, Efek,
Leasing
Periode 20072010

PER,
PBV,EPS,
ROA,ROE,
DAR,DER,
Growth Of
Revenue, Net
Income
Growth.

Indepen
dent
samples
t-test

dan NIM,
sedangkan rasio
NPL, PDN, LDR,
GCG dan CAR
menunjukkan
lebih baik ratarata negara
ASEAN lainnya.
Hasil penelitian
menunjukkan
terdapat
perbedaan ratarata kinerja
keuangan pada
perusahaan
asuransi Allianz
dan Prudential.
Kedua perusahaan
ini dalam keadaan
sehat dan aman
ditinjau dari RBC,
Rasio Cadangan
Teknis, Premi
Bruto, Pendapatan
investasi.
Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
perusahaan
asuransi jiwa
nasional dengan
perusahaan
asuransi jiwa
patungan pada
semua rasio
profitabilitas dan
rasio solvabilitas.
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa kinerja
keuangan bank
memiliki
perbedaan
signifikan
dibandingkan
dengan kinerja
keuangan
perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1

5.

Nurisya
(2012)

Analisis
Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Asuransi
Pemerintah
Dengan
Perusahaan
Asuransi
Swasta

Rasio
Profitabilitas,
Rasio
Likuiditas,
Rasio
Solvabilitas

Indepen
dent
samples
t-test

6.

Amalia
(2012)

Analisis
Kinerja
Keuangan
Berdasarkan
Rasio
Keuangan
Early Warning
System Pada
Perusahaan
Industri

Rasio
Likuiditas,
Rasio
Solvabilitas,
Rasio
Cadangan
Teknis

Indepen
dent
samples
t-test

lainnya
khususnya pada
rasio keuangan
PER,PBV,EPS,
ROE,ROA,DAR,
DER. Selain itu
tidak terdapat
perbedaan
signifikan pada
kinerja keuangan
antar perusahaan
pada growth of
revenue, net
income growth.
Hasil analisis
menunjukkan
bahwa rasio
profitabilitas dan
rasio solvabilitas
perusahaan
BUMN tidak
berbeda
signifikan dengan
perusahaan
asuransi swasta
karena memiliki
tingkat signifikan
> 0,05.
Sedangkan untuk
rasio likuiditas
perusahaan
asuransi BUMN
berbeda
signifikan dengan
perusahaan
asuransi swasta
karena memiliki
tingkat signifikan
< 0,05
Hasil penelitian
menunjukkan
terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
rasio likuiditas
dan rasio
solvabilitas
sebelum dan
sesudah

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1

7.

Nawang
(2008)

Asuransi yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Sebelum
KrisisDan
Sesudah Krisis
Global.
Analisis
Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Asuransi Jiwa
Syariah Dan
Konvensional
Berdasarkan
Metode RBC

terjadinya krisis
global. Sedangkan
pada rasio
cadangan teknis
tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan.
RBC (Risk
Based
Capital)

Indepen
dent
Sample
t-test

Tidak ada
perbedaan
mendasar
dalam
kinerja
keuangan
PT. Asuransi
Takaful
Keluarga dengan
PT. Asuransi
Allianz Life
Indonesia bila
dilihat dari
perhitungan
tingkat
Solvabilitas
karena sama-sama
memakai metode
RBC.

Sumber: Berbagai penelitian terdahulu

2.3

Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan
sebagai masalah yang penting Uma sekaran (dalam Sugiyono, 2010 : 60).
Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan perusahaan asuransi umum
yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan asuransi umum
PMDN dan PMA dengan penilaian kinerja keuangan menggunakan rasio
Early Warning System.

Universitas Sumatera Utara

EWS menggunakan satu seri rasio penguji (test ratio) yang diterapkan
pada laporan keuangan perusahaan asuransi kerugian untuk mengukur
kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Seri itu mempunyai
empat belas (14) rasio yang dapat diklasifikasikan ke dalam rasio rasio
solvabilitas dan umum (solvency and overall ratios), rasio-rasio keuntungan
(probability ratios), rasio-rasio likuiditas (liquidity ratios), rasio-rasio
penerimaan premi (premium stability ratios), dan rasio-rasio cadangan
teknis (technical ratios).
Penjelasan dari rasio yang dimaksud adalah sebagai berikut : rasio
solvency margin digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
keuangan perusahaan asuransi kerugian dalam mendukung kewajiban yang
mungkin akan timbul dari penutupan risiko yang telah dilakukan, rasio
perubahan surplus memberikan indikasi atas perkembangan atau penurunan
kondisi keuangan perusahaan dalam tahun berjalan, rasio underwriting
mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni asuransi, rasio beban klaim
mencerminkan pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi serta kualitas
usaha penutupannya, rasio komisi mengukur biaya perolehan atas bisnis
yang

didapat,

rasio

biaya

manajemen

mengukur

biaya

administrasi/umum/manajemen yang terjadi dalam kegiatan usaha serta
memberikan indikasi tentang tingkat efesiensi operasi perusahaan, rasio
pengembalian investasi memberikan indikasi secara umum mengenai
kualitas setiap jenis investasi serta mengukur hasil (return) dari investasi,
rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

Universitas Sumatera Utara

kewajibannya dan secara kasar memberikan gambaran kondisi keuangan
perusahaan apakah dalam kondisi solven atau tidak, rasio agent’s balance to
surplus mengukur tingkat solvabilitas perusahaan berdasarkan aset yang
seringkali tidak bisa diwujudkan (dicairkan), rasio piutang premi terhadap
surplus mempengaruhi solven atau tidaknya perusahaan asuransi kerugian,
rasio pertumbuhan premi memberikan indikasi kurangnya tingkat kestabilan
kegiatan operasi perusahaan, rasio retensi sendiri digunakan untuk
mengukur tingkat retensi perusahaan atau mengukur berapa besar premi
yang ditahan sendiri dibanding premi yang diterima secara langsung, rasio
cadangan teknis mengukur secara kasar tingkat kecukupan cadangan yang
diperlukan dalam menghadapi kewajiban yang timbul dari penutupan risiko.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan,
maka model kerangka konseptual dapat digambarkan pada gambar berikut
ini :

Universitas Sumatera Utara

PMDN

PMA

Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan

1. Solvency Margin
Ratio
2. Rasio Tingkat
Kecukupan Dana
3. Rasio Perubahan
Surplus
4. Underwriting
Ratio
5. Rasio Beban
Klaim
6. Rasio Komisi
7. Rasio Biaya
Manajemen
8. Pengembalian
Investasi
9. Rasio Likuiditas
10. Rasio Agent’s
Balance to
Surplus Ratio
11. Rasio Piutang
Premi Terhadap
Surplus
12. Pertumbuhan
Premi
13. Rasio Retensi
Sendiri
14. Rasio Cadangan
Teknis

1. Solvency Margin
Ratio
2. Rasio Tingkat
Kecukupan Dana
3. Rasio Perubahan
Surplus
4. Underwriting
Ratio
5. Rasio Beban
Klaim
6. Rasio Komisi
7. Rasio Biaya
Manajemen
8. Pengembalian
Investasi
9. Rasio Likuiditas
10. Rasio Agent’s
Balance to
Surplus Ratio
11. Rasio Piutang
Premi Terhadap
Surplus
12. Pertumbuhan
Premi
13. Rasio Retensi
Sendiri
14. Rasio Cadangan
Teknis

Uji Beda

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4

Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan asuransi
umum PMDN dan PMA.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan asuransi umum
PMDN dan PMA.

Universitas Sumatera Utara