Masyarakat Budaya dan Politik Russia (2)
Masyarakat Budaya dan Politik Russia, Eropa Timur dan Asia Tengah
Moch. Arief Setiawan/071211231059
Summary Week 2
Karakter Regional dan Perkembangan Kawasan Eurasia
Dalam memahami dinamika Kawasan Eurasia, ada 2 hal yang dapat
dijadikan sebagai landasan pemahaman kawasan. Pertama, yaitu the
Genesis of Eurasia, genesis kawasan secara geografis sangatlah penting
untuk dipahami, karena genesis inilah yang mempengaruhi bagaimana
karakter sosial dan budaya kelompok masyarakat yang tinggal dalam
kawasan tersebut. Sebagai contoh sederhana, bagaimana karakter orang
yang tinggal di kawasan yang beriklim ekstrim cenderung memiliki
karakter yang kuat dan keras, berbeda dengan penduduk yang tinggal di
daerah dengan iklim yang lebih stabil dan lembut yang memiliki
kecenderungan masyarakat yang pemalas. Kedua, adalah implikasi dan
dampak dari Karakteristik Regional terhadap kawasan sekitarnya.
Terdapat
dua
pandangan
besar
terkait
bagaimana
menganalisis
karakteristik dan batasan dari kawasan Eurasia; (1) Pandangan Maritime
Centric,
yaitu
pandangan
yang
didasarkan
pada
sudut
pandang
kemaritiman, namun bukan seberapa luas latutan yang dimiliki oleh
sebuah kawasan melainkan
suatu kawasan yang dipandang secara
geografis dari lautan. Kawasan Eurasia merupakan kawasan besar yang
dikelilingi oleh
samudera besar dan lautan, yaitu Samudera Atlantik,
Samudera Pasifik, Samudera Artik, Laut Mediterania, Laut Hitam, dan
Laut Tengah. Kawasan Eurasia merupakan kawasan paling luas di dunia
yang melingkupi sekitar 36% daratan yang ada di dunia. Ada sekitar 72
negara
yang
Continental
termasuk
Centric,
dalam
pandangan
Kawasan
ini
Eurasia;
menolak
(2)
asumsi
Pandangan
dasar
dari
pandangan yang dikemukakan oleh kelompok maritim, Kawasan Eurasia
bukanlah bentang daratan yang dikelilingi oleh lautan melainkan sebuah
bentang kawasan yang dibentuk dalam konklusi tiga benua besar,
konklusi benua merupakan sebuah titik pertemuan dari tiga benua utama
di bumi dalam satu kawasan, yaitu Benua Eropa, Benua Asia, Benua
Amerika (Wicaksana 2015).
Kawasan Eurasia kebanyakan merupakan kawasan yang landlock, tidak
berbentuk archipelago, dan memiliki variasi iklim yang sangat ekstrem.
Kendati pun Eurasia merupakan bagian dari kawasan yang paling luas di
bumi, tidak terdapat adanya local indigenious empire. Perkembangan di
kawasan Eurasia bukan didapat karena adanya penguasa lokal melainkan
dipengaruhi oleh berbagai kekaisaran besar yang berasal dari luar
kawasan. Kekaisaran-kekaisaran tersebut kemudianlah yang melakukan
subversi militer dan membawa pengaruh bagi kehidupan di Eurasia.
Tercatat sebanyak tiga kekaisaran besar pernah menguasai kawasan,
yaitu Kekaisaran Romawi Kuno yang berkuasa hingga abad ke-18,
Kekaisaran
Romawi
inilah
yang
kemudian
membawa
pengaruh
Peradaban Eropa kepada orang-orang Eurasia. Setelah Kekaisaran
Romawi,
Kawasan
Eurasia
dikuasai
oleh
Kesultanan
Utsmaniyah.
Kesultanan Utsmaniyah menguasai wilayah Hongaria hingga sampai ke
Afghanistan dari abad ke 14-17. Kesultanan Utsmaniyah pula membawa
Peradaban Islam ke Kawasan Eurasia.
Pola okupasi yang dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah
berbeda
dengan pola okupasi yang dilakukan oleh Romawi. Okupasi yang
dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah lebih cenderung koersif dengan
berusaha mengalienasi penduduk lokal dan memusuhi mereka, berbeda
dengan
Romawi
yang
merangkul
penduduk
lokal
untuk
turut
berpartisipasi dalam berlasngungnya pemerintahan kekaisaran dan
pertahanan di kawasan. Romawi melatih dan membekali penduduk lokal
dengan keterampilan miliiter dan pertahan diri, berbeda dengan
Kesultanan
Utsmaniyah
yang
lebih
memilih
untuk
mendatangkan
pasukan pertahanan dari Mesir dibandingkan dengan penduduk lokal.
Kawasan Eurasia juga pernah diduduki oleh kekaisaran dari Mongolia,
Dinasti Manchuria.
Bekas kekuasaan ketiga kekaisaran inilah yang
nantinya membentuk Peradaban Eastern Oriented (Wicaksana 2015).
Berbagai subversi asing inilah yang kemudian memengaruhi bagaimana
karakter masyarakat Eurasia yang terdiri dari berbagai budaya beserta
clash of civillization yang menyertainya. Hal ini pula yang menyebabkan
Kawasan Eurasia menjadi pusat peradaban yang sesungguhnya. Selain
strategis dan menjadi pusat percampuran peradaban, Kawasan Eurasia
juga menjadi jalur utama perdagangan yang kini dikenal sebagai Jalur
Sutera.
Kawasan Eurasia menjadi kawasan satu-satunya yang pantas
disebut sebagai The Center of International Trade (Wicaksana 2015).
Sejarah kekuasaan yang panjang
inilah yang kemudian membawa
dampak bagi karakter masyarakat
Eurasia. Setidaknya ada 4 dampak
yang ditimbulkan (Wicaksana 2015). (1) Masyarakat Euurasia mengalami
apa yang disebut dengan overlapping identity, seperti muslim di Eurasia,
berbeda dengan muslim yang ada di Timur Tengah.
Karakter muslim
Eurasia lebih kepada karakter European, bukan Arabian, begitu pula
Kristen di Eurasia yang lebih dekat dengan karakter Kristen Orthodoks
yang berbeda dengan Kristen yang ada di Eropa; (2) Overlapping identity
membawa
tendensi
yang
negatif,
salah
satunya
adalaha
sikap
xenophobic, sikap anti terhadap asing ini merupakan dampak panjang
dari kekuasaan ketiga kekaisaran di masa lalu yang membawa dampak
mental
ketakutan dan kemarahan; (3) Kondisi geografis yang berupa
daratan luas dan landlock, inilah yang menjadi jalur strategis bagi
perdagangan. Kendati pun demikian penduduk asli Eurasia tidak turut
menerima keuntungan ekonomi yang didapat. Hal ini juga disebabkan
pola kehidupan penduduk Eurasia yang masih nomaden dan berpindahpindah
sehingga
tidak
mengetahui
seluk
beluk
pergerakan
perekonomian di kawasan; (4) Kawasan Eurasia rentan terhadap
ideological extrimism, hal ini juga dilatarbelakangi dengan kawasan yang
beriklim ekstrim serta aksi subversi militer di masa lalu yang membuat
orientasi mental yang keras, hal ini juga dapat dilihat bagaimana
lamanya Komunisme yang berkembang di kawasan. Sehingga dapat
dipahami bahwa
masyarakat kawasan Eurasia merupakan kelompok
masyarakat hasil pertemuan
berbagai budaya dan pusat peradaban
dunia. Namun demikian berbagai aksi pendudukan yang dilakukan oleh
kekaisaran-kekaisaran di masa lalu membawa dampak terhadap karakter
masyarakat Eurasia saat ini, seperti watak yang keras dan sangat mudah
untuk dijadikan ladang ektrimisme ideologi.
Refrensi:
Wicaksana, I Gede Wahyu, 2015. Karakter Regional dan Perkembangan
Kawasan Eurasia. Materi disampaikan dan didiskusikan pada Mata
KuliahMasyarakat Budaya dan Politik Russia, Eropa Timur, dan
Asia Tengah pada tanggal 6 Maret 2015. Departemen Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.
Moch. Arief Setiawan/071211231059
Summary Week 2
Karakter Regional dan Perkembangan Kawasan Eurasia
Dalam memahami dinamika Kawasan Eurasia, ada 2 hal yang dapat
dijadikan sebagai landasan pemahaman kawasan. Pertama, yaitu the
Genesis of Eurasia, genesis kawasan secara geografis sangatlah penting
untuk dipahami, karena genesis inilah yang mempengaruhi bagaimana
karakter sosial dan budaya kelompok masyarakat yang tinggal dalam
kawasan tersebut. Sebagai contoh sederhana, bagaimana karakter orang
yang tinggal di kawasan yang beriklim ekstrim cenderung memiliki
karakter yang kuat dan keras, berbeda dengan penduduk yang tinggal di
daerah dengan iklim yang lebih stabil dan lembut yang memiliki
kecenderungan masyarakat yang pemalas. Kedua, adalah implikasi dan
dampak dari Karakteristik Regional terhadap kawasan sekitarnya.
Terdapat
dua
pandangan
besar
terkait
bagaimana
menganalisis
karakteristik dan batasan dari kawasan Eurasia; (1) Pandangan Maritime
Centric,
yaitu
pandangan
yang
didasarkan
pada
sudut
pandang
kemaritiman, namun bukan seberapa luas latutan yang dimiliki oleh
sebuah kawasan melainkan
suatu kawasan yang dipandang secara
geografis dari lautan. Kawasan Eurasia merupakan kawasan besar yang
dikelilingi oleh
samudera besar dan lautan, yaitu Samudera Atlantik,
Samudera Pasifik, Samudera Artik, Laut Mediterania, Laut Hitam, dan
Laut Tengah. Kawasan Eurasia merupakan kawasan paling luas di dunia
yang melingkupi sekitar 36% daratan yang ada di dunia. Ada sekitar 72
negara
yang
Continental
termasuk
Centric,
dalam
pandangan
Kawasan
ini
Eurasia;
menolak
(2)
asumsi
Pandangan
dasar
dari
pandangan yang dikemukakan oleh kelompok maritim, Kawasan Eurasia
bukanlah bentang daratan yang dikelilingi oleh lautan melainkan sebuah
bentang kawasan yang dibentuk dalam konklusi tiga benua besar,
konklusi benua merupakan sebuah titik pertemuan dari tiga benua utama
di bumi dalam satu kawasan, yaitu Benua Eropa, Benua Asia, Benua
Amerika (Wicaksana 2015).
Kawasan Eurasia kebanyakan merupakan kawasan yang landlock, tidak
berbentuk archipelago, dan memiliki variasi iklim yang sangat ekstrem.
Kendati pun Eurasia merupakan bagian dari kawasan yang paling luas di
bumi, tidak terdapat adanya local indigenious empire. Perkembangan di
kawasan Eurasia bukan didapat karena adanya penguasa lokal melainkan
dipengaruhi oleh berbagai kekaisaran besar yang berasal dari luar
kawasan. Kekaisaran-kekaisaran tersebut kemudianlah yang melakukan
subversi militer dan membawa pengaruh bagi kehidupan di Eurasia.
Tercatat sebanyak tiga kekaisaran besar pernah menguasai kawasan,
yaitu Kekaisaran Romawi Kuno yang berkuasa hingga abad ke-18,
Kekaisaran
Romawi
inilah
yang
kemudian
membawa
pengaruh
Peradaban Eropa kepada orang-orang Eurasia. Setelah Kekaisaran
Romawi,
Kawasan
Eurasia
dikuasai
oleh
Kesultanan
Utsmaniyah.
Kesultanan Utsmaniyah menguasai wilayah Hongaria hingga sampai ke
Afghanistan dari abad ke 14-17. Kesultanan Utsmaniyah pula membawa
Peradaban Islam ke Kawasan Eurasia.
Pola okupasi yang dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah
berbeda
dengan pola okupasi yang dilakukan oleh Romawi. Okupasi yang
dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah lebih cenderung koersif dengan
berusaha mengalienasi penduduk lokal dan memusuhi mereka, berbeda
dengan
Romawi
yang
merangkul
penduduk
lokal
untuk
turut
berpartisipasi dalam berlasngungnya pemerintahan kekaisaran dan
pertahanan di kawasan. Romawi melatih dan membekali penduduk lokal
dengan keterampilan miliiter dan pertahan diri, berbeda dengan
Kesultanan
Utsmaniyah
yang
lebih
memilih
untuk
mendatangkan
pasukan pertahanan dari Mesir dibandingkan dengan penduduk lokal.
Kawasan Eurasia juga pernah diduduki oleh kekaisaran dari Mongolia,
Dinasti Manchuria.
Bekas kekuasaan ketiga kekaisaran inilah yang
nantinya membentuk Peradaban Eastern Oriented (Wicaksana 2015).
Berbagai subversi asing inilah yang kemudian memengaruhi bagaimana
karakter masyarakat Eurasia yang terdiri dari berbagai budaya beserta
clash of civillization yang menyertainya. Hal ini pula yang menyebabkan
Kawasan Eurasia menjadi pusat peradaban yang sesungguhnya. Selain
strategis dan menjadi pusat percampuran peradaban, Kawasan Eurasia
juga menjadi jalur utama perdagangan yang kini dikenal sebagai Jalur
Sutera.
Kawasan Eurasia menjadi kawasan satu-satunya yang pantas
disebut sebagai The Center of International Trade (Wicaksana 2015).
Sejarah kekuasaan yang panjang
inilah yang kemudian membawa
dampak bagi karakter masyarakat
Eurasia. Setidaknya ada 4 dampak
yang ditimbulkan (Wicaksana 2015). (1) Masyarakat Euurasia mengalami
apa yang disebut dengan overlapping identity, seperti muslim di Eurasia,
berbeda dengan muslim yang ada di Timur Tengah.
Karakter muslim
Eurasia lebih kepada karakter European, bukan Arabian, begitu pula
Kristen di Eurasia yang lebih dekat dengan karakter Kristen Orthodoks
yang berbeda dengan Kristen yang ada di Eropa; (2) Overlapping identity
membawa
tendensi
yang
negatif,
salah
satunya
adalaha
sikap
xenophobic, sikap anti terhadap asing ini merupakan dampak panjang
dari kekuasaan ketiga kekaisaran di masa lalu yang membawa dampak
mental
ketakutan dan kemarahan; (3) Kondisi geografis yang berupa
daratan luas dan landlock, inilah yang menjadi jalur strategis bagi
perdagangan. Kendati pun demikian penduduk asli Eurasia tidak turut
menerima keuntungan ekonomi yang didapat. Hal ini juga disebabkan
pola kehidupan penduduk Eurasia yang masih nomaden dan berpindahpindah
sehingga
tidak
mengetahui
seluk
beluk
pergerakan
perekonomian di kawasan; (4) Kawasan Eurasia rentan terhadap
ideological extrimism, hal ini juga dilatarbelakangi dengan kawasan yang
beriklim ekstrim serta aksi subversi militer di masa lalu yang membuat
orientasi mental yang keras, hal ini juga dapat dilihat bagaimana
lamanya Komunisme yang berkembang di kawasan. Sehingga dapat
dipahami bahwa
masyarakat kawasan Eurasia merupakan kelompok
masyarakat hasil pertemuan
berbagai budaya dan pusat peradaban
dunia. Namun demikian berbagai aksi pendudukan yang dilakukan oleh
kekaisaran-kekaisaran di masa lalu membawa dampak terhadap karakter
masyarakat Eurasia saat ini, seperti watak yang keras dan sangat mudah
untuk dijadikan ladang ektrimisme ideologi.
Refrensi:
Wicaksana, I Gede Wahyu, 2015. Karakter Regional dan Perkembangan
Kawasan Eurasia. Materi disampaikan dan didiskusikan pada Mata
KuliahMasyarakat Budaya dan Politik Russia, Eropa Timur, dan
Asia Tengah pada tanggal 6 Maret 2015. Departemen Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.