this PDF file PEMIMPINAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) MEPANGA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG | IIN MASRIAH | PUBLICATION 1 SM
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
PEMIMPINAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
MEPANGA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG
IIN MASRIAH
Daswati
Ulfah Pettalolo
[email protected]
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan di Puskesmas Mepanga Kecamatan Mepanga Kabupaten
Parigi Moutong dengan tujuan untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Mepanga Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong. Metode penelitian yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah dasar penelitian deskriptif dengan tipe penelitian
kualitatif. Adapun yang menjadi sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah para
pihak yang di pandang mengetahui secara mendalam berbagai hal menyangkut masalah
penelitian ini, yaitu para pegawai di puskesmas mepanga yang berjumlah 77 orang. Dalam
penelitian kualitatif informan di tentukan ketika peneliti telah memasuki wilayah penelitian,
maka dari itu informan yang peneliti temukan di wilayah penelitian adalah berjumlah 7
responden. Adapun teknik yang peneliti gunakan di lapangan adalah teknik observasi dan
wawancara. Adapun data yang di perlukan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian
yang di lakukan penulis, di peroleh kesimpulan hasil bahwa gaya kepemimpinan yang di
terapkan di puskesmas mepanga adalah gaya kepemimpinan Kebebasan, pemimpin tidak
mencerminkan adanya kerjasama yang baik dengan pegawai karena pemimpin menyerahkan
wewenang kepada pegawai dalam proses pengambilan keputusan namun pemimpin tidak
ikut berpartisipasi. Hal ini mengakibatkan adanya keluhan dari pegawai yang memberikan
pendapat kepada pemimpin mengenai permintaan untuk penambahan alat medis karena alat
medis yang tersedia di puskesmas belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Akibatnya tindakan pelayanan kesehatan yang masih bisa di lakukan di puskesmas harus di
lakukan di rumah sakit. Sedangkan gaya otoriter dan demokratis tidak di terapkan dalam
kepemimpinannya.
Kata kunci: Gaya Otoriter, Gaya Demokratis, Gaya Kebebasan
36
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
PENDAHULUAN
yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku
Di
lingkungan
masyarakat,
dalam
pengikutnya melalui berbagai cara.
organisasi formal maupun nonformal selalu ada
Oleh karena itu, kepemimpinan pada
seseorang yang di anggap lebih dari yang lain.
Seseorang
yang
memiliki
kemampuan
hakikatnya adalah pertama, proses memengaruhi
lebih
atau memberi contoh dari pemimpin kepada
tersebut kemudian di angkat atau di tunjuk sebagai
pengikutnya
orang yang di percayakan untuk mengatur orang
organisasi.
lainnya. Biasanya orang seperti itu di sebut
memengaruhi
terkadang
untuk
orang.
di
menggerakkan
Kepemimpinan
Veithzal
pengikut, dan situasi tertentu. Kelima , kemampuan
untuk
karena
Rivai
oleh
2003:3,
kelompok
untuk
seorang
pemimpin
yaitu
puskesmas.
Puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis
dinas
kesehatan
bertanggung
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para
kabupaten
atau
kota
yang
jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang
Sedangkan menurut PERMENKES RI No 75
terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun
kepemimpinan
suatu
Salah satu unit organisasi yang dibawahi
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas
(2)
memengaruhi
mencapai tujuan.
ancaman,
kepemimpinan juga di katakan sebagai proses
pengikut,
kepatuhan,
Keempat, melibatkan tiga hal yaitu pemimpin,
penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Menurut
cara
kelompok untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
sebagai
sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat
yaitu
dengan
dan
inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau
dan
orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
orang
memengaruhi
tujuan
Ketiga, kemampuan untuk memengaruhi, memberi
pahami
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk
menggerakkan
seni
mencapai
bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
melalui proses yang panjang.
kekuatan
orang
upaya
kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang
kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah
sebagai
kedua,
mengarahkan
pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah
Kepemimpinan
dalam
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah
melibatkan
satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan
pertama memiliki peranan penting dalam sistem
anggota kelompok secara seimbang, karena anggota
kesehatan nasional, khususnya upaya kesehatan dan
kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya
penyelenggaraan puskesmas perlu di tata ulang
kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan,
dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan
37
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
derajat masyarakat serta menyukseskan program
kepemimpinan akan berpengaruh pada perilaku
jaminan sosial nasional. Kemudian di perkuat pula
mereka dalam bekerja.
dengan adanya PERMENKES RI No 44 Tahun
Keberadaan
2016 Pasal 1 Tentang Pedoman Manajemen
kebijakan pemerintah di bidang pembangunan
menjadi acuan bagi Puskesmas dalam: 1) menyusun
kesehatan dengan maksud untuk mempertinggi
rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci
rencana
tahunan,
2)
derajat
menggerakan
maksimal maka di butuhkan sosok pemimpin yang
sumber daya secara efisien dan efektif; dan 5)
mampu mengendalikan dan mengatur jalannya
menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam
puskesmas.
membangun
budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab
Desa wilayah kerja Puskesmas Mepanga
untuk meningkatkan mutu dan kinerjanya.
adalah 15 desa yang kesemuanya dapat di jangkau
oleh petugas kesehatan dengan menggunakan roda
Keberhasilan program Puskesmas sangat
dua
tergantung pada kemampuan pemimpinnya. Dengan
mempengaruhi
kinerja
bawahan
Keberadaan
Secara
tinggi. Begitu pula dengan organisasi pelayanan
transportasi
tersebut
sangat
umum
pengadaan
alat
kesehatan
di
Puskesmas Mepanga sudah cukup, namun masih
kesehatan yakni Puskesmas. Upaya peningkatan
ada alat kesehatan yang belum ada/masih kurang
kinerja tenaga kesehatan menuntut peran seorang
demi
kepala puskesmas dalam melakukan pendekatan
menunjang
pelayanan
kesehatan
yang
maksimal.
keberhasilan
Puskesmas sangat tergantung pada kemampuan
Cara
alat
seperti kegiatan posyandu, UKS, penyuluhan,dll.
terlibat di dalamnya bekerja dengan integritas yang
pemimpinnya.
sarana
menunjang pelayanan kesehatan di luar gedung
masa kini, mengharuskan organisasi dan orang yang
efektif,
empat. Kemudian
unit ambulance, dan 5 unit kendaraan roda dua.
yang telah ditetapkan Puskesmas. Tuntutan pada
yang
roda
meliputi 1 unit Puskesmas keliling roda empat, 1
untuk
melakukan pekerjaan sesuai dengan visi dan misi
kepemimpinan
maupun
kesehatan yang terdapat di Puskesmas Mepanga
kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
dapat
termasuk
tuntut untuk memberikan mutu pelayanan yang
dan penilaian kinerja Puskesmas; 4) mengelola
dan
masyarakat,
kualitas taraf hidup masyarakat. Puskesmas di
efektif; 3) melaksanakan pengawasan, pengendalian
memotivasi,
kesehatan
memperbaiki gizi masyarakat dalam meningkatkan
pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan
menggerakkan,
Mepanga
merupakan salah satu bentuk dari perwujudan
Puskesmas, Pedoman manajemen Puskesmas harus
kedalam
Puskesmas
Fenomena yang terjadi di puskesmas
pandang setiap bawahan
mepanga bahwa peneliti menemukan adanya suatu
terhadap pemimpinnya akan berbeda antara satu
permasalahan yang terdapat pada kepala puskesmas
dengan
mepanga
lainnya,
persepsi
individu
terhadap
38
termasuk
di
dalam
gaya
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
kepemimpinannya
yaitu adanya
keluhan
Publication 2018
dari
3. Gaya kebebasan
pegawai karena lambatnya respon dari pemimpin
Yaitu pendekatan ini bukan berarti
terhadap penerimaan pendapat atau saran yang di
tidak adanya sama sekali pimpinan. Gaya
berikan oleh pegawai kepada pemimpin mengenai
ini berasumsi bahwa suatu tugas di sajikan
permintaan pegawai yang menginginkan adanya
kepada
penambahan alat medis di puskesmas, karena alat
kelompok
yang
biasanya
menentukan teknik-teknik mereka sendiri
medis yang tersedia di puskesmas belum tersedia
guna mencapai tujuan tersebut dalam
sesuai kebutuhan masyarakat.
rangka
Teori yang di gunakan dalam penelitian ini
mencapai
sasaran-sasaran
dan
kebijakan organisasi.
adalah teori yang di kemukakan oleh Ralph White
Beberapa pakar telah memberikan definisi
& Ronald Lippit (dalam Harbani Pasolong 2010:46)
yang berbeda tentang kepemimpinan, antara lain
berpendapat bahwa ada 3 gaya kepemimpinan,
yaitu:
otoriter,
demokrasi,
dan
sebagai berikut:
kebebasan.
menguraikan bahwa gaya kepemimpinan sebagai
Menurut Kartono 2005:153 (dalam Harbani
berikut:
Pasolong 2010:4), pengertian kepemimpinan adalah
“Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
1. Gaya Otoriter
Yaitu
gaya
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu
kepemimpinan
usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di
otoritarian dapat pula di sebut tukang cerita.
canangkan”.
Pemimpin otoriter biasanya merasa bahwa
mereka mengetahui apa yang mereka
Menurut Nawawi 2004:9 (dalam Harbani
inginkan dan cenderung mengekspresikan
Pasolong 2010:4), Juga mengemukakan bahwa
kebutuhan-kebutuhan
dalam
kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan
bentuk perintah-perintah langsung kepada
mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih)
bawahan.
agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-
tersebut
2. Gaya demokrasi
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Yaitu gaya kepemimpinan yang di
Ordway Tead (dalam Sutarto 2012:11),
kenal pula sebagai gaya partisipatif. Gaya
ini
berasumsi
bahwa
para
kepemimpinan
anggota
adalah
aktifitas
mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai
organisasi yang ambil bagian secara pribadi
beberapa tujuan yang mereka inginkan.
dalam proses pengambilan keputusan akan
lebih memungkinkan sebagai suatu akibat
Fokus kajian yang menjadi faktor peneliti
mempunyai komitmen yang jauh lebih
adalah Bagaimana Kepemimpinan Kepala Pusat
besar pada sasaran dan tujuan organisasi.
39
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Kesehatan
Masyarakat
Mepanga
Publication 2018
di lapangan sekaligus mencatat hal-hal yang
Kecamatan
berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi, yaitu
Mepanga Kabupaten Parigi Moutong.
merupakan teknik pengumpulan data yang di
METODE PENELITIAN
lakukan secara tidak langsung dengan narasumber,
penelitian
tetapi data di kumpulkan dari dokumen-dokumen
kualitatif yaitu suatu penelitian yang berusaha
yang berhubungan dengan objek penelitian. Selain
memberikan gambaran mengenai objek yang di
itu, data dapat di peroleh melalui berita tertulis di
teliti agar mendapat gambaran yang jelas. Tipe
surat kabar/koran, media televisi, internet tulisan-
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang di
tulisan singkat atau makalah, serta hasil penelitian
gunakan untuk penelitian pada kondisi alamiah,
orang lain yang memiliki hubungan dengan obyek
dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Dasar
penelitian.
penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian
mengadakan wawancara kepada sejumlah orang
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu
yang di anggap mengetahui dan mengerti serta
jenis
berusaha
dapat memberikan informasi dalam hubungannya
menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya.
dengan penelitian. Instrumen dalam penelitian ini
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah
adalah alat yang di gunakan untuk mengumpulkan
menggunakan data sekunder dan data primer. Data
data seperti Peneliti, untuk melakukan observasi
sekunder adalah data yang di kumpulkan dari
atau pengamatan, serta wawancara pada sumber
dokumen-dokumen,
dan
data dan obyek yang di teliti serta untuk
keterangan lainnya yang berkaitan dengan masalah
memperoleh data dokumentasi. Daftar pertanyaan,
penelitian. Data Primer merupakan data yang di
sebagai alat bagi peneliti agar wawancara yang di
peroleh
dan
lakukan lebih terarah pada masalah yang sedang di
wawancara dengan sejumlah pertanyaan yang di
teliti. Perangkat penunjang, berupa alat bantu untuk
ajukan kepada informan. Adapun sumber data
mencatat dan kamera untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah dengan mencari orang
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara
yang benar-benar mengetahui dan mengerti serta
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
dapat
kesimpulan.
Tipe
penelitian
metode
dengan
ini
adalah
penelitian
yang
referensi-referensi
menggunakan
memberikan
informasi
observasi
data
dalam
hubungannya dengan penelitian yang di butuhkan
Wawancara/interview,
yaitu
HASIL PEMBAHASAN
oleh peneliti, dan cara menemukan informannya
1. Gaya Otoriter
pun tidak sulit bagi peneliti karena mereka
bertempat tinggal dekat dengan wilayah puskesmas
Kepemimpinan gaya otoriter adalah
tempat mereka bekerja. Teknik pengumpulan data
kemampuan mempengaruhi orang lain agar
yang di lakukan dalam penelitian ini adalah
bersedia
observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung
tujuan yang telah di tentukan dengan cara
40
bekerjasama
untuk
mencapai
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
segala kegiatan yang akan dilakukan di
pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh
putuskan
anggota
Dalam
oleh
gaya
pemimpin
pimpinan
semata-mata.
kepemimpinan
bertindak
yang
penguasa
di
seorang
hasil
musyawarah
seluruh
wawancara
penulis
merupakan
semata-mata
anggota organisasi.
sebagai
proses
putuskan
tunggal kedudukan dan tugas anak buah
hanya
dalam
pengambilan keputusan. Semua kebijakan
otoriter
sebagai
organisasi
pelaksana
Dari
keputusan, perintah dan bahkan kehendak
hasil
beberapa
informan
pemimpin
pimpinan. Pemimpin memandang dirinya
dengan
lebih dalam segala hal di bandingkan
simpulkan
bahwa
pemimpin
dengan bawahannya. Kemampuan bawahan
puskesmas
belum
menerapkan
selalu di pandang rendah sehingga di
demokratis
anggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa
karena
pemimpin
tidak
menunjukkan
di perintah.
adanya
kerjasama
yang
baik
dalam
dapat
di
kepala
gaya
kepemimpinannya
dengan
wawancara
pegawai, seperti dalam halnya pengambilan
penulis dengan beberapa informan dapat di
keputusan memang beliau tidak pernah
simpulkan
bekerja sendiri. Akan tetapi meskipun
Melihat
dari
bahwa
hasil
pemimpin
kepala
puskesmas tidak menerapkan gaya otoriter
beliau
dalam kepemimpinannya karena dalam
kenyataannya
mempengaruhi
menyerahkan wewenang kepada pegawai.
bawahannya
pemimpin
juga
bekerja
namun
pemimpin
lebih
pada
banyak
3. Gaya Kebebasan
tidak menggunakan cara yang keras untuk
membuat pegawainya mau bekerja dengan
Kepemimpinan
gaya
kebebasan
baik dan pada saat pengambilan keputusan
atau
pemimpin tidak pernah bekerja sendiri
mempengaruhi orang lain agar bersedia
dalam menentukan hasil keputusannya.
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
2. Gaya Demokratis
gaya
liberal
adalah
kemampuan
telah di tetapkan dengan cara berbagai
Kepemimpinan gaya demokratis
kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
adalah kemampuan mempengaruhi orang
diserahkan
lain agar bersedia bekerja sama untuk
Kepemimpinan ini mencerminkan sikap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pemimpin sebagai simbol. Kepemimpinan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan
di jalankan dengan memberikan kebebasan
dilakukan di tentukan bersama antara
penuh pada orang yang di pimpin dalam
pimpinan
mengambil
dan
bawahan.
Gaya
kepemimpinan ini adalah kepemimpinan
kegiatan
yang mengacu pada hubungan, di mana
kepentingan
41
kepada
keputusan
menurut
bawahan.
dan
melakukan
kehendak
masing-masing.
dan
Sedangkan
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
pemimpin memfungsikan dirinya sebagai
membuat pegawai merasa bahwa pemimpin
penasehat.
memberikan kebebasan kepada pegawai di
Dari
dengan
hasil
beberapa
simpulkan
wawancara
informan
bahwa
puskesmas
penulis
dapat
menerapkan
gaya
selama
pemimpin
pemimpin
yang
biasanya
di
menyerahkan wewenang kepada pegawai
kepala
dalam hal pengambilan keputusan. Akan
cenderung
tetapi dengan adanya sikap tersebut justru
pemimpin
mepanga
karenakan
Karena
dapat menghambat aspirasi-aspirasi yang di
banyak
berikan oleh pegawai seperti pendapat atau
menyerahkan wewenang kepada pegawai
saran dari pegawai yang menginginkan
dalam hal pengambilan keputusan untuk di
adanya penambahan alat medis karena alat
selesaikan sendiri dan tidak ada partisipasi
medis
dari pemimpin. Sehingga pemimpin tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, namun
mencerminkan adanya kerjasama yang baik
pemimpin tidak merespon hal tersebut.
ini
kebebasan.
lebih
yang
tersedia
belum
mampu
di dalam organisasi yang di pimpinnya.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kepemimpinan Kepala Pusat Kesehatan
A. Kesimpulan
Masyarakat Mepanga Kecamatan Mepanga
Kabupaten Parigi Moutong adalah:
Secara umum dapat di lihat bahwa
pemimpin kepala puskesmas mepanga tidak
menerapkan
gaya
otoriter
di
Perlunya respon yang cepat dari
dalam
pemimpin terhadap pelaporan dari pegawai
kepemimpinannya karena pemimpin tidak
menggunakan
mempengaruhi
cara
yang
bawahan.
keras
Namun
mengenai permintaan untuk penambahan
untuk
alat
hal
menunjukkan
kepada
di
puskesmas
agar tidak
menghambat jalannya pelayanan kesehatan
tersebut saja tidak cukup bagi pemimpin
untuk
medis
sehingga
bawahan
kebutuhan
masyarakat
dapat
terpenuhi secara optimal dan merata.
bahwa pemimpin kepala puskesmas sudah
baik dan efektif dalam memimpin. karena
Perlunya meningkatkan kerjasama
pada kenyataannya pemimpin juga belum
antara pemimpin dan pegawai karena
menerapkan gaya demokratis di dalam
kerjasama
kepemimpinannya,
tidak
keberhasilan baik untuk pemimpin ataupun
mencerminkan adanya sebuah kerjasama
pegawai sehingga tidak ada lagi pemimpin
yang baik. kurangnya pemimpin untuk
yang menyerahkan sepenuhnya kebebasan
bekerjasama dengan pegawai hal ini tentu
kepada pegawai.
pemimpin
42
yang
baik
adalah
kunci
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menghaturkan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada Dr. Daswati, M.Si selaku
pembimbing I dan Dra. Andi Ulfah Pettalolo, M.pdi
selaku pembimbing II yang telah memberikan
arahan bimbingan, petunjuk, saran dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian dan
pembuatan artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Harbani, Pasolong. 2010. Kepemimpinan Birokrasi.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
Alfabeta: Bandung.
Sutarto,
2012.
Administrasi.
Dasar-Dasar
Yogyakarta:
Kepemimpinan
Gadjah
Mada
University Press.
Veithzal, Rivai. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Persada.
PERMENKES RI No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
PERMENKES RI No 44 Tahun 2016 Pasal 1
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
43
Publication 2018
PEMIMPINAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
MEPANGA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG
IIN MASRIAH
Daswati
Ulfah Pettalolo
[email protected]
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan di Puskesmas Mepanga Kecamatan Mepanga Kabupaten
Parigi Moutong dengan tujuan untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Mepanga Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong. Metode penelitian yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah dasar penelitian deskriptif dengan tipe penelitian
kualitatif. Adapun yang menjadi sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah para
pihak yang di pandang mengetahui secara mendalam berbagai hal menyangkut masalah
penelitian ini, yaitu para pegawai di puskesmas mepanga yang berjumlah 77 orang. Dalam
penelitian kualitatif informan di tentukan ketika peneliti telah memasuki wilayah penelitian,
maka dari itu informan yang peneliti temukan di wilayah penelitian adalah berjumlah 7
responden. Adapun teknik yang peneliti gunakan di lapangan adalah teknik observasi dan
wawancara. Adapun data yang di perlukan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian
yang di lakukan penulis, di peroleh kesimpulan hasil bahwa gaya kepemimpinan yang di
terapkan di puskesmas mepanga adalah gaya kepemimpinan Kebebasan, pemimpin tidak
mencerminkan adanya kerjasama yang baik dengan pegawai karena pemimpin menyerahkan
wewenang kepada pegawai dalam proses pengambilan keputusan namun pemimpin tidak
ikut berpartisipasi. Hal ini mengakibatkan adanya keluhan dari pegawai yang memberikan
pendapat kepada pemimpin mengenai permintaan untuk penambahan alat medis karena alat
medis yang tersedia di puskesmas belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Akibatnya tindakan pelayanan kesehatan yang masih bisa di lakukan di puskesmas harus di
lakukan di rumah sakit. Sedangkan gaya otoriter dan demokratis tidak di terapkan dalam
kepemimpinannya.
Kata kunci: Gaya Otoriter, Gaya Demokratis, Gaya Kebebasan
36
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
PENDAHULUAN
yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku
Di
lingkungan
masyarakat,
dalam
pengikutnya melalui berbagai cara.
organisasi formal maupun nonformal selalu ada
Oleh karena itu, kepemimpinan pada
seseorang yang di anggap lebih dari yang lain.
Seseorang
yang
memiliki
kemampuan
hakikatnya adalah pertama, proses memengaruhi
lebih
atau memberi contoh dari pemimpin kepada
tersebut kemudian di angkat atau di tunjuk sebagai
pengikutnya
orang yang di percayakan untuk mengatur orang
organisasi.
lainnya. Biasanya orang seperti itu di sebut
memengaruhi
terkadang
untuk
orang.
di
menggerakkan
Kepemimpinan
Veithzal
pengikut, dan situasi tertentu. Kelima , kemampuan
untuk
karena
Rivai
oleh
2003:3,
kelompok
untuk
seorang
pemimpin
yaitu
puskesmas.
Puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis
dinas
kesehatan
bertanggung
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para
kabupaten
atau
kota
yang
jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang
Sedangkan menurut PERMENKES RI No 75
terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun
kepemimpinan
suatu
Salah satu unit organisasi yang dibawahi
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas
(2)
memengaruhi
mencapai tujuan.
ancaman,
kepemimpinan juga di katakan sebagai proses
pengikut,
kepatuhan,
Keempat, melibatkan tiga hal yaitu pemimpin,
penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Menurut
cara
kelompok untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
sebagai
sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat
yaitu
dengan
dan
inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau
dan
orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
orang
memengaruhi
tujuan
Ketiga, kemampuan untuk memengaruhi, memberi
pahami
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk
menggerakkan
seni
mencapai
bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
melalui proses yang panjang.
kekuatan
orang
upaya
kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang
kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah
sebagai
kedua,
mengarahkan
pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah
Kepemimpinan
dalam
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah
melibatkan
satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan
pertama memiliki peranan penting dalam sistem
anggota kelompok secara seimbang, karena anggota
kesehatan nasional, khususnya upaya kesehatan dan
kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya
penyelenggaraan puskesmas perlu di tata ulang
kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan,
dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan
37
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
derajat masyarakat serta menyukseskan program
kepemimpinan akan berpengaruh pada perilaku
jaminan sosial nasional. Kemudian di perkuat pula
mereka dalam bekerja.
dengan adanya PERMENKES RI No 44 Tahun
Keberadaan
2016 Pasal 1 Tentang Pedoman Manajemen
kebijakan pemerintah di bidang pembangunan
menjadi acuan bagi Puskesmas dalam: 1) menyusun
kesehatan dengan maksud untuk mempertinggi
rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci
rencana
tahunan,
2)
derajat
menggerakan
maksimal maka di butuhkan sosok pemimpin yang
sumber daya secara efisien dan efektif; dan 5)
mampu mengendalikan dan mengatur jalannya
menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam
puskesmas.
membangun
budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab
Desa wilayah kerja Puskesmas Mepanga
untuk meningkatkan mutu dan kinerjanya.
adalah 15 desa yang kesemuanya dapat di jangkau
oleh petugas kesehatan dengan menggunakan roda
Keberhasilan program Puskesmas sangat
dua
tergantung pada kemampuan pemimpinnya. Dengan
mempengaruhi
kinerja
bawahan
Keberadaan
Secara
tinggi. Begitu pula dengan organisasi pelayanan
transportasi
tersebut
sangat
umum
pengadaan
alat
kesehatan
di
Puskesmas Mepanga sudah cukup, namun masih
kesehatan yakni Puskesmas. Upaya peningkatan
ada alat kesehatan yang belum ada/masih kurang
kinerja tenaga kesehatan menuntut peran seorang
demi
kepala puskesmas dalam melakukan pendekatan
menunjang
pelayanan
kesehatan
yang
maksimal.
keberhasilan
Puskesmas sangat tergantung pada kemampuan
Cara
alat
seperti kegiatan posyandu, UKS, penyuluhan,dll.
terlibat di dalamnya bekerja dengan integritas yang
pemimpinnya.
sarana
menunjang pelayanan kesehatan di luar gedung
masa kini, mengharuskan organisasi dan orang yang
efektif,
empat. Kemudian
unit ambulance, dan 5 unit kendaraan roda dua.
yang telah ditetapkan Puskesmas. Tuntutan pada
yang
roda
meliputi 1 unit Puskesmas keliling roda empat, 1
untuk
melakukan pekerjaan sesuai dengan visi dan misi
kepemimpinan
maupun
kesehatan yang terdapat di Puskesmas Mepanga
kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
dapat
termasuk
tuntut untuk memberikan mutu pelayanan yang
dan penilaian kinerja Puskesmas; 4) mengelola
dan
masyarakat,
kualitas taraf hidup masyarakat. Puskesmas di
efektif; 3) melaksanakan pengawasan, pengendalian
memotivasi,
kesehatan
memperbaiki gizi masyarakat dalam meningkatkan
pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan
menggerakkan,
Mepanga
merupakan salah satu bentuk dari perwujudan
Puskesmas, Pedoman manajemen Puskesmas harus
kedalam
Puskesmas
Fenomena yang terjadi di puskesmas
pandang setiap bawahan
mepanga bahwa peneliti menemukan adanya suatu
terhadap pemimpinnya akan berbeda antara satu
permasalahan yang terdapat pada kepala puskesmas
dengan
mepanga
lainnya,
persepsi
individu
terhadap
38
termasuk
di
dalam
gaya
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
kepemimpinannya
yaitu adanya
keluhan
Publication 2018
dari
3. Gaya kebebasan
pegawai karena lambatnya respon dari pemimpin
Yaitu pendekatan ini bukan berarti
terhadap penerimaan pendapat atau saran yang di
tidak adanya sama sekali pimpinan. Gaya
berikan oleh pegawai kepada pemimpin mengenai
ini berasumsi bahwa suatu tugas di sajikan
permintaan pegawai yang menginginkan adanya
kepada
penambahan alat medis di puskesmas, karena alat
kelompok
yang
biasanya
menentukan teknik-teknik mereka sendiri
medis yang tersedia di puskesmas belum tersedia
guna mencapai tujuan tersebut dalam
sesuai kebutuhan masyarakat.
rangka
Teori yang di gunakan dalam penelitian ini
mencapai
sasaran-sasaran
dan
kebijakan organisasi.
adalah teori yang di kemukakan oleh Ralph White
Beberapa pakar telah memberikan definisi
& Ronald Lippit (dalam Harbani Pasolong 2010:46)
yang berbeda tentang kepemimpinan, antara lain
berpendapat bahwa ada 3 gaya kepemimpinan,
yaitu:
otoriter,
demokrasi,
dan
sebagai berikut:
kebebasan.
menguraikan bahwa gaya kepemimpinan sebagai
Menurut Kartono 2005:153 (dalam Harbani
berikut:
Pasolong 2010:4), pengertian kepemimpinan adalah
“Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
1. Gaya Otoriter
Yaitu
gaya
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu
kepemimpinan
usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di
otoritarian dapat pula di sebut tukang cerita.
canangkan”.
Pemimpin otoriter biasanya merasa bahwa
mereka mengetahui apa yang mereka
Menurut Nawawi 2004:9 (dalam Harbani
inginkan dan cenderung mengekspresikan
Pasolong 2010:4), Juga mengemukakan bahwa
kebutuhan-kebutuhan
dalam
kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan
bentuk perintah-perintah langsung kepada
mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih)
bawahan.
agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-
tersebut
2. Gaya demokrasi
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Yaitu gaya kepemimpinan yang di
Ordway Tead (dalam Sutarto 2012:11),
kenal pula sebagai gaya partisipatif. Gaya
ini
berasumsi
bahwa
para
kepemimpinan
anggota
adalah
aktifitas
mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai
organisasi yang ambil bagian secara pribadi
beberapa tujuan yang mereka inginkan.
dalam proses pengambilan keputusan akan
lebih memungkinkan sebagai suatu akibat
Fokus kajian yang menjadi faktor peneliti
mempunyai komitmen yang jauh lebih
adalah Bagaimana Kepemimpinan Kepala Pusat
besar pada sasaran dan tujuan organisasi.
39
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Kesehatan
Masyarakat
Mepanga
Publication 2018
di lapangan sekaligus mencatat hal-hal yang
Kecamatan
berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi, yaitu
Mepanga Kabupaten Parigi Moutong.
merupakan teknik pengumpulan data yang di
METODE PENELITIAN
lakukan secara tidak langsung dengan narasumber,
penelitian
tetapi data di kumpulkan dari dokumen-dokumen
kualitatif yaitu suatu penelitian yang berusaha
yang berhubungan dengan objek penelitian. Selain
memberikan gambaran mengenai objek yang di
itu, data dapat di peroleh melalui berita tertulis di
teliti agar mendapat gambaran yang jelas. Tipe
surat kabar/koran, media televisi, internet tulisan-
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang di
tulisan singkat atau makalah, serta hasil penelitian
gunakan untuk penelitian pada kondisi alamiah,
orang lain yang memiliki hubungan dengan obyek
dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Dasar
penelitian.
penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian
mengadakan wawancara kepada sejumlah orang
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu
yang di anggap mengetahui dan mengerti serta
jenis
berusaha
dapat memberikan informasi dalam hubungannya
menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya.
dengan penelitian. Instrumen dalam penelitian ini
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah
adalah alat yang di gunakan untuk mengumpulkan
menggunakan data sekunder dan data primer. Data
data seperti Peneliti, untuk melakukan observasi
sekunder adalah data yang di kumpulkan dari
atau pengamatan, serta wawancara pada sumber
dokumen-dokumen,
dan
data dan obyek yang di teliti serta untuk
keterangan lainnya yang berkaitan dengan masalah
memperoleh data dokumentasi. Daftar pertanyaan,
penelitian. Data Primer merupakan data yang di
sebagai alat bagi peneliti agar wawancara yang di
peroleh
dan
lakukan lebih terarah pada masalah yang sedang di
wawancara dengan sejumlah pertanyaan yang di
teliti. Perangkat penunjang, berupa alat bantu untuk
ajukan kepada informan. Adapun sumber data
mencatat dan kamera untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah dengan mencari orang
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara
yang benar-benar mengetahui dan mengerti serta
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
dapat
kesimpulan.
Tipe
penelitian
metode
dengan
ini
adalah
penelitian
yang
referensi-referensi
menggunakan
memberikan
informasi
observasi
data
dalam
hubungannya dengan penelitian yang di butuhkan
Wawancara/interview,
yaitu
HASIL PEMBAHASAN
oleh peneliti, dan cara menemukan informannya
1. Gaya Otoriter
pun tidak sulit bagi peneliti karena mereka
bertempat tinggal dekat dengan wilayah puskesmas
Kepemimpinan gaya otoriter adalah
tempat mereka bekerja. Teknik pengumpulan data
kemampuan mempengaruhi orang lain agar
yang di lakukan dalam penelitian ini adalah
bersedia
observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung
tujuan yang telah di tentukan dengan cara
40
bekerjasama
untuk
mencapai
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
segala kegiatan yang akan dilakukan di
pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh
putuskan
anggota
Dalam
oleh
gaya
pemimpin
pimpinan
semata-mata.
kepemimpinan
bertindak
yang
penguasa
di
seorang
hasil
musyawarah
seluruh
wawancara
penulis
merupakan
semata-mata
anggota organisasi.
sebagai
proses
putuskan
tunggal kedudukan dan tugas anak buah
hanya
dalam
pengambilan keputusan. Semua kebijakan
otoriter
sebagai
organisasi
pelaksana
Dari
keputusan, perintah dan bahkan kehendak
hasil
beberapa
informan
pemimpin
pimpinan. Pemimpin memandang dirinya
dengan
lebih dalam segala hal di bandingkan
simpulkan
bahwa
pemimpin
dengan bawahannya. Kemampuan bawahan
puskesmas
belum
menerapkan
selalu di pandang rendah sehingga di
demokratis
anggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa
karena
pemimpin
tidak
menunjukkan
di perintah.
adanya
kerjasama
yang
baik
dalam
dapat
di
kepala
gaya
kepemimpinannya
dengan
wawancara
pegawai, seperti dalam halnya pengambilan
penulis dengan beberapa informan dapat di
keputusan memang beliau tidak pernah
simpulkan
bekerja sendiri. Akan tetapi meskipun
Melihat
dari
bahwa
hasil
pemimpin
kepala
puskesmas tidak menerapkan gaya otoriter
beliau
dalam kepemimpinannya karena dalam
kenyataannya
mempengaruhi
menyerahkan wewenang kepada pegawai.
bawahannya
pemimpin
juga
bekerja
namun
pemimpin
lebih
pada
banyak
3. Gaya Kebebasan
tidak menggunakan cara yang keras untuk
membuat pegawainya mau bekerja dengan
Kepemimpinan
gaya
kebebasan
baik dan pada saat pengambilan keputusan
atau
pemimpin tidak pernah bekerja sendiri
mempengaruhi orang lain agar bersedia
dalam menentukan hasil keputusannya.
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
2. Gaya Demokratis
gaya
liberal
adalah
kemampuan
telah di tetapkan dengan cara berbagai
Kepemimpinan gaya demokratis
kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
adalah kemampuan mempengaruhi orang
diserahkan
lain agar bersedia bekerja sama untuk
Kepemimpinan ini mencerminkan sikap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pemimpin sebagai simbol. Kepemimpinan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan
di jalankan dengan memberikan kebebasan
dilakukan di tentukan bersama antara
penuh pada orang yang di pimpin dalam
pimpinan
mengambil
dan
bawahan.
Gaya
kepemimpinan ini adalah kepemimpinan
kegiatan
yang mengacu pada hubungan, di mana
kepentingan
41
kepada
keputusan
menurut
bawahan.
dan
melakukan
kehendak
masing-masing.
dan
Sedangkan
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
pemimpin memfungsikan dirinya sebagai
membuat pegawai merasa bahwa pemimpin
penasehat.
memberikan kebebasan kepada pegawai di
Dari
dengan
hasil
beberapa
simpulkan
wawancara
informan
bahwa
puskesmas
penulis
dapat
menerapkan
gaya
selama
pemimpin
pemimpin
yang
biasanya
di
menyerahkan wewenang kepada pegawai
kepala
dalam hal pengambilan keputusan. Akan
cenderung
tetapi dengan adanya sikap tersebut justru
pemimpin
mepanga
karenakan
Karena
dapat menghambat aspirasi-aspirasi yang di
banyak
berikan oleh pegawai seperti pendapat atau
menyerahkan wewenang kepada pegawai
saran dari pegawai yang menginginkan
dalam hal pengambilan keputusan untuk di
adanya penambahan alat medis karena alat
selesaikan sendiri dan tidak ada partisipasi
medis
dari pemimpin. Sehingga pemimpin tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, namun
mencerminkan adanya kerjasama yang baik
pemimpin tidak merespon hal tersebut.
ini
kebebasan.
lebih
yang
tersedia
belum
mampu
di dalam organisasi yang di pimpinnya.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kepemimpinan Kepala Pusat Kesehatan
A. Kesimpulan
Masyarakat Mepanga Kecamatan Mepanga
Kabupaten Parigi Moutong adalah:
Secara umum dapat di lihat bahwa
pemimpin kepala puskesmas mepanga tidak
menerapkan
gaya
otoriter
di
Perlunya respon yang cepat dari
dalam
pemimpin terhadap pelaporan dari pegawai
kepemimpinannya karena pemimpin tidak
menggunakan
mempengaruhi
cara
yang
bawahan.
keras
Namun
mengenai permintaan untuk penambahan
untuk
alat
hal
menunjukkan
kepada
di
puskesmas
agar tidak
menghambat jalannya pelayanan kesehatan
tersebut saja tidak cukup bagi pemimpin
untuk
medis
sehingga
bawahan
kebutuhan
masyarakat
dapat
terpenuhi secara optimal dan merata.
bahwa pemimpin kepala puskesmas sudah
baik dan efektif dalam memimpin. karena
Perlunya meningkatkan kerjasama
pada kenyataannya pemimpin juga belum
antara pemimpin dan pegawai karena
menerapkan gaya demokratis di dalam
kerjasama
kepemimpinannya,
tidak
keberhasilan baik untuk pemimpin ataupun
mencerminkan adanya sebuah kerjasama
pegawai sehingga tidak ada lagi pemimpin
yang baik. kurangnya pemimpin untuk
yang menyerahkan sepenuhnya kebebasan
bekerjasama dengan pegawai hal ini tentu
kepada pegawai.
pemimpin
42
yang
baik
adalah
kunci
Volume 2 No. 1, April 2018, 36-43
Publication 2018
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menghaturkan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada Dr. Daswati, M.Si selaku
pembimbing I dan Dra. Andi Ulfah Pettalolo, M.pdi
selaku pembimbing II yang telah memberikan
arahan bimbingan, petunjuk, saran dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian dan
pembuatan artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Harbani, Pasolong. 2010. Kepemimpinan Birokrasi.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
Alfabeta: Bandung.
Sutarto,
2012.
Administrasi.
Dasar-Dasar
Yogyakarta:
Kepemimpinan
Gadjah
Mada
University Press.
Veithzal, Rivai. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Persada.
PERMENKES RI No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
PERMENKES RI No 44 Tahun 2016 Pasal 1
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
43