Macam macam penyakit kucing
Flu Kucing
Flu kucing dapat terjadi karena tertular kucing lain, faktor cuaca, kehujanan, dan karena kekebalan
tubuhnya yang menurun. Gejalanya hampir sama dengan flu manusia yaitu pilek dan bersin-bersin.
Memang tidak menyebabkan kematian pada kucing dewasa, tetapi bisa fatal jika menyerang anak kucing.
Pencegahannya, anda bisa segera mengeringkan bulu si kucing jika basah karena kehujanan atau
karena bermain air. Jika anak kucing anda terkena flu, periksakan segera ke dokter hewan terdekat.
Penyakit kulit
Biasanya penyakit kulit pada kucing terjadi akibat gigitan kutu, adanya parasit, atau juga jamur. Memang
terkesan sepele, tetapi akan membuatnya tidak enak dipegang dan dipandang. Si kucing juga pastinya
akan menderita karena tidak mendapatkan belaian kasih sayang.
Pencegahannya tentu dengan rutin memandikannya dan menjaga kebersihan si kucing dan kandangnya.
Untuk pengobatannya, anda bisa mengoleskan lotion anti jamur, atau jika kutunya banyak, mandikan dia
dengan shampoo anti kutu atau bisa juga memberinya bedak anti kutu. Namun untuk anak kucing yang
berusia dibawah 3 bulan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter hewan anda.
Infeksi Telinga
Ciri-cirinya adalah keluar bau tidak sedap dari telinga si kucing atau juga daun telinganya terlihat bengkak
atau lecet. Biasanya terjadi karena banyak kuman di dalam telinga si kucing.
So, langkah pencegahannya yang terbaik tentulah sering membersihkan telinga si kucing menggunakan
cotton buds yang ujungnya dibasahi. kalau sudah terkena infeksi ya belikan obat tetes yang dijual di
petshop.
Sakit tulang belakang
Bisa terjadi akibat dipukul orang atau jatuh dari ketinggian. Ciri-ciri yang mungkin bisa dideteksi adalah si
kucing gemetaran ketika hendak berdiri dari tidurannya. Si kucing enggan dipegang punggungnya. Tidak
ada luka di kaki, tetapi jalannya pincang. Dan sering kehilangan keseimbangan saat berjalan ataupun
berdiri.
Pengobatannya, anda bisa mengoleskan balsem untuk keseleo yang mungkin biasa digunakan oleh
manusia.
Feline Infectious Enteritis (FIE)
Terjadi akibat jumlah sel darah putih dalam tubuh si kucing menurun cukup banyak. Penyakit ini termasuk
penyakit yang menular dan dapat menyebabkan kematian pada si kucing. Penyakit ini juga banyak
menyerang anak-anak kucing.
Ciri-ciri kucing yang terkena FIE antara lain demam, diare, tidak nafsu makan, dan muntah-muntah. Cara
terbaik untuk mengobatinya adalah segera membawanya ke dokter hewan terdekat dan terpercaya.
Distemper
Penyakit ini disebut juga dengan Feline Panleukopenia yang disebabkan oleh virus yang merusak usus.
Sebenarnya penyakit ini dapat menyerang semua binatang dan termasuk penyakit yang mematikan bagi
binatang. Menurut study 25-90% kucing yang terkena distemper akan mengalami kematian. Lebih
lengkapnya tentang penyakit ini, silakan baca Tentang Distemper pada kucing.
Psychogenic Abnormal Feeding Behaviour
Penyakit ini bukanlah penyakit fisik, melainkan penyakit mental yang dapat menyerang si kucing. Ciricirinya adalah si kucing memiliki obsesi yang berlebihan terhadap makanan. Biasanya kucing akan
menjadi agresif jika ada makanan atau dia akan mengeong dengan keras jika sudah tiba waktunya
makan. Selengkapnya anda bisa baca di Penyakit Mental pada kucing.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang sudah sering kita gunakan
untuk meredakan sakit kepala, sesak, sakit ringan, dan demam. Paracetamol sering digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Parasetamol aman dalam dosis standar (standar
pemakaian manusia loh yah,,), tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak
sengaja sering terjadi. (Nah,, pada manusia saja bisa overdosis, gimana pada kucing??)
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak memiliki sifat
antiradang. Sehingga parasetamol tidak termasuk dalam golongan obat jenis NSAID (Non Steroid Anti
Inflamatory Disease).
Parasetamol sangat toksin untuk kucing, dan tidak boleh diberikan dalam kondisi apapun. Hal ini
dikarenakan kucing tidak memiliki cukup enzim glucuronyl transferase yang berfungsi untuk memecah
parasetamol yang selanjutnya akan di metabolisme oleh tubuh kucing. Pemberian sejumlah kecil
parasetamol ke kucing sudah dapat menimbulkan akibat yang fatal.
Gejala awal terjadinya keracunan termasuk muntah, keluarnya air liur yang berlebihan dan perubahan
warna pada lidah dan gusi. Dalam waktu dua hari dapat terjadi kerusakan pada organ hati yang jelas,
yaitu tampak terjadi perubahan warna kulit/tubuh yang mengarah kewarna kekuningan (jaundice). Ketika
kucing mengonsumsi paracetamol, maka yang akan terjadi adalah terbentuknya methemoglobin dan
produksi Heinz dalam sel darah merah yang menghalangi transportasi oksigen oleh darah. Hal ini akan
menyebabkan kondisi hypoxia / asphyxiation (kekurangan suplai oksigen dalam darah), kemudian terjadi
penyempitan saluran pernafasan sehingga kucing mengalami kesulitan bernafas. Biasanya lidah atau
gusi kucing akan tampak berwarna ungu kebiruan (terjadi dalam waktu cepat).
Kadang seringkali kita temui pemilik langsung memberikan kucingnya obat penurun panas (obat untuk
manusia) apabila si kucing badannya panas/demam. Hal tersebut sebetulnya kurang efektif dikarenakan
ada beberapa kucing yang sembuh karena badannya masih mampu menahan efek dari parasetamol
yang terkandung di dalam obat tersebut, dan tidak sedikit kucing yang tidak tahan sehingga banyak
kucing yang akhirnya mati setelah di beri paracetamol. Sebaiknya jika kucing Anda mengalami demam
atau panas, sebisa mungkin bawalah ke dokter hewan terdekat. Kucing yang sudah mengalami
keracunan parasetamol akan susah untuk diberikan pertolongan. Pertolongan sementara yang mungkin
bisa diberikan adalah dengan pemasangan infus, dengan harapan akan membantu sedkit mengeliminasi
jumlah zat aktif yang berada didalam tubuh. Pemberian susu (apabila kucing masih berespon minum)
bisa dilakukan dengan harapan membantu menetralisirkan pengaruh obat, dengan catatan waktu belum
begitu terlambat.
Jadi bagi para penyayang kucing, ketika kucing Anda sakit alangkah baiknya langsung di bawa ke dokter
hewan terdekat, dan jangan sembarangan memberikan obat pada hewan kesayangan Anda, karena
hewan dan manusia itu pada dasarnya tidak sama.
ciri ciri dan pertolongan pertama untuk kucing sakit
kucing adalah hewan yang banyak disukai dan dipelihara. kucing yang sehat adalah kucing yang
didambakan pemiliknya tapi tidak jarang kucing terkena penyakit atau kondisi tubuhnya kurang fit. lalu
bagaimana kita tahu bahwa kucing peliharaan kira sakit atau tidak?
ini dia ciri-ciri kucing sakit :
1.
terlihat lelah dan lesu
2.
sering menggelengkan kepala secara berlebihan
3.
tidak nafsu makan
4.
minum secara berlebihan tidak seperti biasanya
5.
berat badannyanya menurun
6.
Sulit membuang kotoran
7.
keluar cairan abnormal dari hidung, telinga, atau mata
8.
Berjalan pincang, atau sulit untuk berdiri
9.
ada bagian tubuh kucing yg bengkak
10.
sering bersin (mungkin gejala flu)
apabila kucing sakit, jangan memberikan obat sembarangan karena tidak semua kucing cocok dengan
obat yang kita berikan. kucing tidak bisa mencerna paracetamol di dalam tubuhnya, sehinggi jangan
berikan ia obat yg mengandung paracetamol, contohnya bodrexin. bodrexin dapat memicu keracunan
pada kucing, bahkan dapat merusak fungsi hati dan ginjal.
jangan memberikan antibiotik pada kucing secara tidak teratur, karena antibiotik justru akan membuat
bakteri semakin kuat apabila tidak diberikan secara teratur dan jangan sampai berhenti selama 5 hari,
waktu yg tepat untuk memberi antibiotik yaitu selama 5 hari berturut turut 1 tablet perhari.
namun, pertolongan pertama untuk kucing sakit sebaiknya diberi antalgin, dengan aturan : 1 tablet dibagi
8
apabila tidak menunjukkan keadaan yang membaik, segeralah bawa ke dokter hewan terdekat.
1. kucing kmu kna Feline Panleucopenia yaitu: (radang usus menular). Panleucopenia adalah penyakit
serius yang cukup berbahaya pada kucing. Penyakit ini diakibatkan oleh virus. Angka kematian berkisar
25%- 85 % pada kucing yang belum divaksinasi. Penyakit mudah menular ke kucing lain, tetapi tidak
menular pada manusia dan anjing.Penyakit ini menular kontak langsung atau tidak langsung melalui air
liur, air kencing,muntah dan melalui kotoran kucing yang terinfeksi. Selain itu anak kucing juga dapat
tertular virus dari induknya, bila sang induk terserang virus ini pada saat bunting.
Virus panleucopenia dapat bertahan cukup lama di luar tubuh kucing. Sebagian besar desinfektan tidak
mampu membunuh virus ini. Oleh karena itu penularan terbesar terjadi melalui kontak dengan kandang,
lantai atau peralatan makan dan minum kucing yang tercemar virus dan tidak dibersihkan dengan
desinfektan yang sesuai.
Virus masuk ke tubuh kucing biasanya melalui mulut, berkembang di kelenjar pertahanan di bagian
mulut, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian virus akan berkembang di beberapa organ seperti
kelenjar pertahanan seluruh tubuh, sumsum tulang dan selaput lendir usus yang menyebabkan
hancurnya usus.
Penyakit ini dapat menyebabkan anemia, muntah-muntah dan diare yang parah pada kucing. Kadangkadang perkembangan penyakit sedemikian cepat sehingga anak kucing mati tiba-tiba sebelum
pemiliknya sempat melihat tanda-tanda sakit. Setelah diare dan muntah, biasanya diikuti dengan
hilangnya nafsu makan yang mengakibatkan dehidrasi dan kematian.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus di dalam tubuh kucing. Kesembuhan kucing
sangat tergantung kekebalan tubuh kucing tersebut. Obat yang diberikan hanya bertujuan mencegah
infeksi lain yang disebabkan bakteri dan meningkatkan kondisi tubuh kucing. Perawatan intensif
diperlukan agar kucing tetap makan dan memperoleh nutrisi yang cukup untuk melawan virus.
2.Jika kejadian penyakit usus diatas terjadi setelah kucing minum susu sapi. Itu karena memang si kucing
tidak tahan terhadap laktosa. Kalau seperti ini yang jangan diberi susu atau kalaupun ingin memberi
pastikan beri susu rendah laktosa
3.Penyakit pembengkakan usus.
4.bsa jga kracunan mntah nya berbusa g? klo iya, udah gawat hrus bw k dkter. pnjelasan:
Kasus keracunan yang paling bayak terjadi adalah karena racun tikus dan parasetamol.sedangkan bahan
berbahaya lainnya adalah insektisida, senyawa arsen dari ikan laut, aspirin, ibuprofen (obat anti radang),
keracunan oleh coklat, keracunan asam sianida (HCN), keracunan pembersih lantai (firesol), dan
keracunan aflatoxin pada makanan kaleng kadaluarsa
Gejala umum yang terjadi pada penderita keracunan adalah muntah muntah, hipersalivasi dan diare.
RACUN TIKUS
Racun tikus memiliki bermacam kandungan. Kasus yang terjadi umumnya karena kucing yang bebas
berkeliaran memakan tikus yang sudah mati karena di racuni. Pada racun tikus yang mengandung
organofosfat mungkin haya terlihat gejala muntah tetapi bila kucing lain ikut menjilat muntahan tadi maka
kucing lain itu juga akan mengalami keracunan.
Sedangkan racun tikus yang mengandung warfarin dapat menyebabkan pendarahan yang tidak bisa
berhenti dengan gejala spesifiknya depresi, pendarahan yang hebat pada hidung, urin, paru-paru dan
gusi.
PARASETAMOL DAN ASPIRIN
Kasus keracunan karena parasetamol biasanya terjadi karena pemilik memberikan obat flu dan penurun
panas untuk manusia kepada kucing yang demam melebih dosis 50mg/kg BB. Setelah diberi obat
tersebut kondisi kucing justru akan semakin parah yang di tunjukan dengan gejala depresi, tidak mau
makan, hipersalivasi, muntah, nafas ngos-ngosan, lidah dan gusi pucat kebiruan, denyut jantung sangat
cepat, perut menegang dan sakit jika di pegang, badan sangat lemah dan urine keruh kecoklatan, maka
kucing tersebut mungkin keracunan parasetamol. Apabila demam tersebut disebabkan virus maka
pemberian parasetamol justru memperparah keadaan.
Sedangkan keracunan aspirin terjadi karena pemberian kepada anjing di atas 50mg/kg BB per hari dan
pada kucing 24mg/kg BB perhari. Gejalanya merupakan keracunan asetil salsilic acid.
ARSEN
Arsen terkandung dalam air atau makanan dari ikan-ikan pantai dan kerang yang terakumulasi dalam
dosis banyak. Gejalanya muntah bahkan dapat sampai muntah darah, diare, dehidrasi, kerusakan ginjal,
shock, paralisa dan mati.
COKLAT DAN KAFEIN
Coklat mengandung Theobromin yang menyebabkan naiknya denyut jantung, stimulasi system syaraf
pusat berlebih dan konstriksi arteri pada anjing dan kucing, jika diberikan melebihi 100mg/kg BB.
Gejalanya beragam dari muntah, diare, hiperaktif, tremor, musculus bergetar, gagal jantung sampai
demam, koma, dan mati. Baking chocolate adalah yang paling berbahaya karena paling banyak
mengandung theobromin.
Makanan dan minuman yang mengandung kafein bisa meracuni anjing dan kucing dengan dosis 140
mg/kg berat b
materi referensi:
bales lwat comment klo mw tw yg g dtulis n ksh tw aq mkan nya gmna dan mkanan ny apa. o iya kcing
nya jenis apa?
maap ya, sya krg tw obat alternatif nya jdi, kmungkinan bsr hrs dbw ke dokter (untuk yg ga ada cra
pngobtan nya). kyknya km pcnta kcg bgt ya nanya nya ampe 2x . ky aq dong pecinta kucing :)
Kucing sangat rawan terkena keracunan obat-obatan anti radang/penurun panas seperti aspirin atau
parasetamol/acetaminophen. Ketidaktahuan mengenai kucing dan obat-obatan yang tabu diberikan pada
kucing, dapat menyebabkan kematian pada kucing kesayangan anda.
Acetaminophen/Parasetamol.
Para dokter hewan sering memberikan parasetamol/acetaminophen dengan dosis rendah untuk
mengendalikan rasa sakit pada anjing. Kucing lain lagi. Jangan pernah memberikan
acetaminophen/parasetamol pada kucing. Dosis rendah sekalipun dapat menyebabkan keracunan atau
memperburuk kondisi kucing.
Banyak merk obat-obatan manusia yang mengandung parasetamol/acetaminophen. Faktanya hampir
semua obat-obatan penurun panas mengandung zat tersebut. Beberapa yang cukup terkenal dan mudah
didapat adalah bodrex,tempra, biogesic, panadol, sanmol, paracetamol, poldan, dll. Jangan pernah
berikan obat-obatan tersebut pada kucing.
Bagaimana Parasetamol dapat Memperburuk Kondisi Kucing.
Sebagian besar enzim yang bertugas memecah obat-obatan terdapat di hati/liver. Salah satu enzim
bernama glukuronil transferase bertugas menempelkan molekul glukuronid pada molekul obat dan
membuatnya tidak aktif sehingga dapat dibuang melalui ginjal (air kencing).
Kucing adalah salah satu spesies dengan jumlah enzim glukuronil transferase yang sangat sedikit. Oleh
karena itu obat-obatan yang menggunakan enzim tersebut, tidak dapat dibuang dengan sempurna
melalui ginjal. Obat-obatan tersebut cenderung tetap aktif, terakumulasi dalam aliran darah dan
menyebabkan kerusakan parah pada organ-organ.
Pada dosis berlebihan, parasetamol dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel-sel hati pada
anjing. Sedangkan pada kucing menyebabkan gangguan metabolisme hemoglobin yang sering disebut
methemoglobinemia.
Methemoglobin adalah bentuk hemoglobin yang tidak dapat mengikat & mentranspor oksigen.
Methemoglobin yang berlebihan dalam darah mengakibatkan darah kucing tidak dapat mengangkut
oksigen, tubuh kucing jadi kekurangan oksigen, jantung berdetak dengan cepat, nafas terengah-engah,
dan selaput lendir mulai berwarna coklat tua. Lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan Keracunan Parasetamol.
Tindakan pengobatan keracunan parasetamol meliputi pemberian oksigen tambahan, infus dan obatobatan seperti asetilsistein dan vitamin C. Sebagai tambahan bisa diberikan asam amino Cysteine. Asam
amino ini diperlukan agar hati dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
Tanda-tanda/gejala Keracunan Paracetamol.
Gejala-gejala di bawah ini dapat muncul 1-4 hari setelah pemberian parasetamol :
Air liur menetes secara berlebihan (hipersalivasi).
Sakit di daerah perut.
Selaput lendir berwarna coklat-abu.
Nafas terengah-engah.
Bengkak di wajah, leher dan kaki.
Hipotermia (suhu badan rendah).
Langkah kaki tidak terkoordinasi (ataksia).
Urin berwarna coklat tua/gelap.
Muntah.
Depresi.
Jaundice /penyakit kuning (seluruh badan berwarna kuning).
Koma.
Kematian.
Tidak Memberikan Imboost, Stimuno & Inmunair
pada Kucing Sakit
Sejak beberapa tahun lalu, para dokter hewan mulai sering meresepkan produk-produk peningkat
kekebalan tubuh untuk manusia (imunomodulator/imunostimulan) seperti imboost, stimuno, fituno, dsb.
Setidaknya ada sekitar 15 merek produk sejenis dengan berbagai macam kandungan yang berbeda.
Sekitar 1-2 tahun lalu (tahun 2007/2008) di negara tercinta ini masuk produk imunomodulator khusus
ternak yang berasal dari spanyol bernama Inmunair. Setahun belakangan sering ditemukan produk ini
juga banyak digunakan oleh para dokter hewan praktek pada anjing & kucing yang sedang sakit. Katanya
dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh hewan.
Sejak tahun 2009 sebagian dokter hewan sudah tidak lagi memberikan produk imunostimulan tsb
pada hewan yang sedang sakit/sakit parah.Alasannya diuraikan berikut ini.
Tentang Produk Imunostimulan Manusia.
Setidaknya ada sekitar 15 brand imunostimulan yang ada di Indonesia (bisa lihat di MIMS atau ISO
terbaru). Merk yang cukup terkenal & sering digunakan adalah imboost & stimuno Kandungan utama
sebagian besar imunostimulan adalah Echinacea. Beberapa brand menggunakan kombinasi bahan
tambahan seperti vitamin, ekstrak meniran, ekstrak mengkudu, ekstrak berry, bahkan ada yang
menambahkan ekstrak jamur kayu yang dipercaya mempunyai efek penyembuhan.
Ada beberapa spesies Echinacea, ekstrak yang digunakan bisa berasal dari akar, batang atau, daun atau
bunga. Masing-masing spesies 7 & bahan mempunyai kandungan yang berbeda.
Tentang kandungan & cara kerja.
Bagaimana kerja Echinacea meningkatkan kekebalan tubuh, masih belum banyak diketahui secara
spesifik. Sebagian besar jurnal penelitian belum memberikan informasi yang lengkap.
Karakteristik kandungan sebagian besar produk imunostimulan adalah lipopolisakarida dan zat-zat lain
yang sama-sama merupakan zat berukuran bermolekul besar. Kebanyakan zat bermolekul besar akan
dianggap sebagai benda asing/alergen bila dimasukan ke dalam tubuh. Akibatnya system kekebalan
tubuh akan bereaksi terhadap benda asing tersebut. Sistem kekebalan menjadi aktif dan memproduksi
berbagai zat & antibodi untuk menyingkirkan benda asing. Pemberian terus menerus dapat melatih &
memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Efek pemberian jangka panjang belum banyak diketahui. Beberapa zat seperti ekstrak meniran dapat
menyebabkan ganguan ginjal dan tidak boleh digunakan pada wanita hamil.
Ilustrasi sederhana mengenai cara kerja imunostimulan adalah, kerjanya "menampar" sistem kekebalan
tubuh secara pelan-pelan sehingga tetap bangun dan aktif. Efek jangka panjangnya ? ... bayangkan saja
bagaimana bila anda "ditampar" untuk tujuan baik, secara pelan-pelan dan terus menerus. Awalnya
mungkin sedikit terganggu, kemudian mulai terbiasa (karena sadar hal tersebut untuk tujuan baik), lamalama pasti kesal dan memberikan reaksi negatif.
Begitu juga dengan sistem kekebalan. Awalnya akan kaget dan bangun, bereaksi memproduksi antibodi
& zat lainnya. Lama-lama akan terbiasa dan memproduksi zat-zat tersebut secara konstan pada
konsentrasi yang lebih rendah dari awal. Bila hal ini terus berlangsung, akan terjadi penumpukan zat-zat
tersebut. Sialnya, kebanyakan zat-zat tersebut adalah juga molekul berukuran besar. Sekali lagi, zat
bermolekul besar sering dianggap benda asing/alergen oleh tubuh. Akibatnya tubuh akan menganggap
zat-zat kekebalan tubuh yang diproduksi sendiri tersebut sebagai benda asing, dan kemudian akan
memproduksi zat-zat kekebalan tubuh lain untuk melawan zat-zat kekebalan tubuh yang sudah
diproduksi sebelumnya.
Dalam dunia kedokteran & kesehatan kondisi di atas sering disebut Autoimun. Dengan kata lain tubuh
berusaha menghancurkan diri sendiri (ga kompak, kacau deh).
Tentang Produk Imunostimulan Untuk Hewan (Inmunair).
Berdasarkan informasi dari websitenya, Inmunair mengandung propionilbacterium acnes non aktif,
Lipopolisakarida E.coli, Thiomersal dan bahan tambahan lain.
Inmunair diperuntukkan bagi hewan ternak ayam (pedaging) dan tidak terdapat pada kategori produk
untuk pet (http://www.calier.es/eng/productos.html). Saya belum mendapatkan informasi/alasan kuat
disertai hasil penelitian, mengapa produk ini bisa digunakan di hewan kesayangan (anjing & kucing).
Tentang kandungan Inmunair & cara kerjanya.
Sel Propionilbacterium acnes non aktif.
Bakteri ini adalah bakteri yang pertumbuhannya lambat dan sering terdapat pada jerawat manusia.
Bakteri yang sudah dimatikan yang digunakan dalam inmunair, fungsinya sama seperti echinacea.
Bertindak sebagai zat bermolekul besar dan benda asing bagi tubuh.
Lipopolisakarida E. Coli
Bagian dari bakteri E. Coli. Merupakan zat bermolekul besar. Fungsinya sama seperti echinacea &
propionilbacterium non aktif, yaitu bertindak sebagai benda asing/alergen bagi tubuh.
Thiomersal
Sering disebut juga thimerosal atau sodium ethylmercurithiosalicylate. Merupakan molekul organik yang
mengandung merkuri, sering digunakan sebagai antiseptik & adjuvant (pelarut untuk meningkatkan efek
vaksin) vaksin manusia. Penggunaan zat ini sebagai adjuvant masih bersifat kontroversi karena diduga
menyebabkan autis pada anak-anak. Selain itu zat ini berbahaya/toksik pada manusia bila diberikan
secara oral atau topikal pada mukosa & saluran pernafasan (info dari wikipedia). Saya belum mendapat
informasi mengenai efeknya bila diberikan oral pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Mengapa tidak memberikan Imunostimulan/imuno modulator pada anjing & kucing yang sedang
sakit/sakit parah.
Berdasarkan informasi dari berbagai jurnal penelitian mengenai zat yang terkandung dalam produkproduk di atas, alasannya diuraian berikut ini.
Pada saat sakit/awal penyakit (terutama yang disebabkan oleh virus) sebagian besar metabolisme energi
aerob (pakai oksigen) tubuh diambil alih oleh mikroorganisme (virus, bakteri, dll). Tubuh Cuma kebagian
metabolisme energi yang anaerob dan sebagian kecil yang aerob. Akibatnya produksi energi berkurang
drastis karena metabolisme yang anaerob hanya memproduksi energi maksimal 60 % dari yang normal
(aerob). Selain itu hasil sampingannya berupa asam laktat juga melimpah. Asam laktat adalah bukti
metabolisme energi tidak sempurna/maksimal. Asam laktat menyebabkan tubuh/otot terasa sakit/pegalpegal. Contoh hal ini terlihat ketika kita mulai terserang flu, badan terasa lemas (karena kurang energi
metabolisme anaerob) dan pegal-pegal.
Reaksi-reaksi kekebalan tubuh memerlukan energi yang banyak. Bagaimana mungkin bisa membuat zat
kekebalan dan melawan infeksi, bila sebagian besar generator energi diambil alih oleh penyakit (bakteri,
virus dll). Oleh karena itu kita perlu memberikan asupan energi yang mudah dicerna seperti ATP dan atau
karbohidrat sederhana yang mudah menghasilkan energi seperti madu, fruktosa, dll. Ada jalur
metabolisme energi singkat yang merubah karbohidrat langsung menjadi oksidator/pembasmi penyakit
tanpa melalui jalur norma/siklus Krebs.
Pada saat fase awal pemberian, produk imunostimulan yang ada sekarang ini (stimuno, inmunair,
imboost, dll) menyebabkan imunosupresi (info dari jurnal hasil penelitian). Dengan kata lain
menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Bukannya meringankan penyakit, malah memperberat beban
tubuh. Coba bayangkan beban tubuh yang sudah kekurangan energi akibat generator energi diambil alih
penyakit, ditambah pemberian imunostimulan yang bekerja menjadi alergen/benda asing (mirip dengan
penyakit) dan memaksa sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap imunostimulan, sementara sistem
kekebalan tubuh juga masih harus melawan penyakit.
Secara sederhana, pada saat sakit & kekurangan energi, sistem kekebalan tubuh hanya bekerja
melawan penyakit. Bila diberi imunostimulan, pekerjaan sistem kekebalan tubuh bertambah karena harus
juga memproduksi zat kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap imunostimulan.
Fase berikutnya dari pemberian imunostimulan adalah peningkatan zat-zat kekebalan tubuh yang bisa
membantu melawan penyakit. Pada manusia ini terjadi sekitar 1-2 minggu setelah pemberian terus
menerus. Fase kedua sangat tergantung degan kondisi tubuh orang/hewan yang sakit. Bila kondisi
hewan/infeksi sudah berat, fase kedua ini kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi.
Pada kasus infeksi virus seperti panleukopenia, calici & rhinotracheitis, kita berlomba dengan virus dan
waktu. Secepat mungkin mensupport kucing agar mampu melawan virus. Biasanya dalam waktu sekitar 1
minggu sudah mulai terlihat virus sudah bisa dilawan atau tidak. Setelah kondisi mulai membaik sekitar
1.5 - 2 minggu, tubuh mulai punya cukup energi untuk menjalankan berbagai metabolisme dan bisa
menjalankan sistem kekebalan tubuh yang "seperti normal" barulah berbagai produk imunostimulan bisa
diberikan untuk mempercepat dan menuntaskan persembuhan. Dengan syarat harus bisa menjamin
masuknya nutrisi dan energi yang cukup bagi kucing.
Pada kasus virus yang menyerang langsung sistem kekebalan tubuh, atau membuat sistem kekebalan
tubuh tidak berfungsi sempurna, seperti Feline Leukemia (FLV), Feline Infectious Peritonitis (FIP) dan
AIDS kucing (Feline Immunodeficiency Virus/FIV), pemberian produk-produk imunostimulan/
imunomodulator di atas kelihatannya akan semakin memperparah kondisi kucing. Penyakit-penyakit ini
agak sulit didiagnosa dan sering salah didiagnosa oleh para dokter hewan seluruh dunia.
Flu kucing dapat terjadi karena tertular kucing lain, faktor cuaca, kehujanan, dan karena kekebalan
tubuhnya yang menurun. Gejalanya hampir sama dengan flu manusia yaitu pilek dan bersin-bersin.
Memang tidak menyebabkan kematian pada kucing dewasa, tetapi bisa fatal jika menyerang anak kucing.
Pencegahannya, anda bisa segera mengeringkan bulu si kucing jika basah karena kehujanan atau
karena bermain air. Jika anak kucing anda terkena flu, periksakan segera ke dokter hewan terdekat.
Penyakit kulit
Biasanya penyakit kulit pada kucing terjadi akibat gigitan kutu, adanya parasit, atau juga jamur. Memang
terkesan sepele, tetapi akan membuatnya tidak enak dipegang dan dipandang. Si kucing juga pastinya
akan menderita karena tidak mendapatkan belaian kasih sayang.
Pencegahannya tentu dengan rutin memandikannya dan menjaga kebersihan si kucing dan kandangnya.
Untuk pengobatannya, anda bisa mengoleskan lotion anti jamur, atau jika kutunya banyak, mandikan dia
dengan shampoo anti kutu atau bisa juga memberinya bedak anti kutu. Namun untuk anak kucing yang
berusia dibawah 3 bulan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter hewan anda.
Infeksi Telinga
Ciri-cirinya adalah keluar bau tidak sedap dari telinga si kucing atau juga daun telinganya terlihat bengkak
atau lecet. Biasanya terjadi karena banyak kuman di dalam telinga si kucing.
So, langkah pencegahannya yang terbaik tentulah sering membersihkan telinga si kucing menggunakan
cotton buds yang ujungnya dibasahi. kalau sudah terkena infeksi ya belikan obat tetes yang dijual di
petshop.
Sakit tulang belakang
Bisa terjadi akibat dipukul orang atau jatuh dari ketinggian. Ciri-ciri yang mungkin bisa dideteksi adalah si
kucing gemetaran ketika hendak berdiri dari tidurannya. Si kucing enggan dipegang punggungnya. Tidak
ada luka di kaki, tetapi jalannya pincang. Dan sering kehilangan keseimbangan saat berjalan ataupun
berdiri.
Pengobatannya, anda bisa mengoleskan balsem untuk keseleo yang mungkin biasa digunakan oleh
manusia.
Feline Infectious Enteritis (FIE)
Terjadi akibat jumlah sel darah putih dalam tubuh si kucing menurun cukup banyak. Penyakit ini termasuk
penyakit yang menular dan dapat menyebabkan kematian pada si kucing. Penyakit ini juga banyak
menyerang anak-anak kucing.
Ciri-ciri kucing yang terkena FIE antara lain demam, diare, tidak nafsu makan, dan muntah-muntah. Cara
terbaik untuk mengobatinya adalah segera membawanya ke dokter hewan terdekat dan terpercaya.
Distemper
Penyakit ini disebut juga dengan Feline Panleukopenia yang disebabkan oleh virus yang merusak usus.
Sebenarnya penyakit ini dapat menyerang semua binatang dan termasuk penyakit yang mematikan bagi
binatang. Menurut study 25-90% kucing yang terkena distemper akan mengalami kematian. Lebih
lengkapnya tentang penyakit ini, silakan baca Tentang Distemper pada kucing.
Psychogenic Abnormal Feeding Behaviour
Penyakit ini bukanlah penyakit fisik, melainkan penyakit mental yang dapat menyerang si kucing. Ciricirinya adalah si kucing memiliki obsesi yang berlebihan terhadap makanan. Biasanya kucing akan
menjadi agresif jika ada makanan atau dia akan mengeong dengan keras jika sudah tiba waktunya
makan. Selengkapnya anda bisa baca di Penyakit Mental pada kucing.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang sudah sering kita gunakan
untuk meredakan sakit kepala, sesak, sakit ringan, dan demam. Paracetamol sering digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Parasetamol aman dalam dosis standar (standar
pemakaian manusia loh yah,,), tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak
sengaja sering terjadi. (Nah,, pada manusia saja bisa overdosis, gimana pada kucing??)
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak memiliki sifat
antiradang. Sehingga parasetamol tidak termasuk dalam golongan obat jenis NSAID (Non Steroid Anti
Inflamatory Disease).
Parasetamol sangat toksin untuk kucing, dan tidak boleh diberikan dalam kondisi apapun. Hal ini
dikarenakan kucing tidak memiliki cukup enzim glucuronyl transferase yang berfungsi untuk memecah
parasetamol yang selanjutnya akan di metabolisme oleh tubuh kucing. Pemberian sejumlah kecil
parasetamol ke kucing sudah dapat menimbulkan akibat yang fatal.
Gejala awal terjadinya keracunan termasuk muntah, keluarnya air liur yang berlebihan dan perubahan
warna pada lidah dan gusi. Dalam waktu dua hari dapat terjadi kerusakan pada organ hati yang jelas,
yaitu tampak terjadi perubahan warna kulit/tubuh yang mengarah kewarna kekuningan (jaundice). Ketika
kucing mengonsumsi paracetamol, maka yang akan terjadi adalah terbentuknya methemoglobin dan
produksi Heinz dalam sel darah merah yang menghalangi transportasi oksigen oleh darah. Hal ini akan
menyebabkan kondisi hypoxia / asphyxiation (kekurangan suplai oksigen dalam darah), kemudian terjadi
penyempitan saluran pernafasan sehingga kucing mengalami kesulitan bernafas. Biasanya lidah atau
gusi kucing akan tampak berwarna ungu kebiruan (terjadi dalam waktu cepat).
Kadang seringkali kita temui pemilik langsung memberikan kucingnya obat penurun panas (obat untuk
manusia) apabila si kucing badannya panas/demam. Hal tersebut sebetulnya kurang efektif dikarenakan
ada beberapa kucing yang sembuh karena badannya masih mampu menahan efek dari parasetamol
yang terkandung di dalam obat tersebut, dan tidak sedikit kucing yang tidak tahan sehingga banyak
kucing yang akhirnya mati setelah di beri paracetamol. Sebaiknya jika kucing Anda mengalami demam
atau panas, sebisa mungkin bawalah ke dokter hewan terdekat. Kucing yang sudah mengalami
keracunan parasetamol akan susah untuk diberikan pertolongan. Pertolongan sementara yang mungkin
bisa diberikan adalah dengan pemasangan infus, dengan harapan akan membantu sedkit mengeliminasi
jumlah zat aktif yang berada didalam tubuh. Pemberian susu (apabila kucing masih berespon minum)
bisa dilakukan dengan harapan membantu menetralisirkan pengaruh obat, dengan catatan waktu belum
begitu terlambat.
Jadi bagi para penyayang kucing, ketika kucing Anda sakit alangkah baiknya langsung di bawa ke dokter
hewan terdekat, dan jangan sembarangan memberikan obat pada hewan kesayangan Anda, karena
hewan dan manusia itu pada dasarnya tidak sama.
ciri ciri dan pertolongan pertama untuk kucing sakit
kucing adalah hewan yang banyak disukai dan dipelihara. kucing yang sehat adalah kucing yang
didambakan pemiliknya tapi tidak jarang kucing terkena penyakit atau kondisi tubuhnya kurang fit. lalu
bagaimana kita tahu bahwa kucing peliharaan kira sakit atau tidak?
ini dia ciri-ciri kucing sakit :
1.
terlihat lelah dan lesu
2.
sering menggelengkan kepala secara berlebihan
3.
tidak nafsu makan
4.
minum secara berlebihan tidak seperti biasanya
5.
berat badannyanya menurun
6.
Sulit membuang kotoran
7.
keluar cairan abnormal dari hidung, telinga, atau mata
8.
Berjalan pincang, atau sulit untuk berdiri
9.
ada bagian tubuh kucing yg bengkak
10.
sering bersin (mungkin gejala flu)
apabila kucing sakit, jangan memberikan obat sembarangan karena tidak semua kucing cocok dengan
obat yang kita berikan. kucing tidak bisa mencerna paracetamol di dalam tubuhnya, sehinggi jangan
berikan ia obat yg mengandung paracetamol, contohnya bodrexin. bodrexin dapat memicu keracunan
pada kucing, bahkan dapat merusak fungsi hati dan ginjal.
jangan memberikan antibiotik pada kucing secara tidak teratur, karena antibiotik justru akan membuat
bakteri semakin kuat apabila tidak diberikan secara teratur dan jangan sampai berhenti selama 5 hari,
waktu yg tepat untuk memberi antibiotik yaitu selama 5 hari berturut turut 1 tablet perhari.
namun, pertolongan pertama untuk kucing sakit sebaiknya diberi antalgin, dengan aturan : 1 tablet dibagi
8
apabila tidak menunjukkan keadaan yang membaik, segeralah bawa ke dokter hewan terdekat.
1. kucing kmu kna Feline Panleucopenia yaitu: (radang usus menular). Panleucopenia adalah penyakit
serius yang cukup berbahaya pada kucing. Penyakit ini diakibatkan oleh virus. Angka kematian berkisar
25%- 85 % pada kucing yang belum divaksinasi. Penyakit mudah menular ke kucing lain, tetapi tidak
menular pada manusia dan anjing.Penyakit ini menular kontak langsung atau tidak langsung melalui air
liur, air kencing,muntah dan melalui kotoran kucing yang terinfeksi. Selain itu anak kucing juga dapat
tertular virus dari induknya, bila sang induk terserang virus ini pada saat bunting.
Virus panleucopenia dapat bertahan cukup lama di luar tubuh kucing. Sebagian besar desinfektan tidak
mampu membunuh virus ini. Oleh karena itu penularan terbesar terjadi melalui kontak dengan kandang,
lantai atau peralatan makan dan minum kucing yang tercemar virus dan tidak dibersihkan dengan
desinfektan yang sesuai.
Virus masuk ke tubuh kucing biasanya melalui mulut, berkembang di kelenjar pertahanan di bagian
mulut, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian virus akan berkembang di beberapa organ seperti
kelenjar pertahanan seluruh tubuh, sumsum tulang dan selaput lendir usus yang menyebabkan
hancurnya usus.
Penyakit ini dapat menyebabkan anemia, muntah-muntah dan diare yang parah pada kucing. Kadangkadang perkembangan penyakit sedemikian cepat sehingga anak kucing mati tiba-tiba sebelum
pemiliknya sempat melihat tanda-tanda sakit. Setelah diare dan muntah, biasanya diikuti dengan
hilangnya nafsu makan yang mengakibatkan dehidrasi dan kematian.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus di dalam tubuh kucing. Kesembuhan kucing
sangat tergantung kekebalan tubuh kucing tersebut. Obat yang diberikan hanya bertujuan mencegah
infeksi lain yang disebabkan bakteri dan meningkatkan kondisi tubuh kucing. Perawatan intensif
diperlukan agar kucing tetap makan dan memperoleh nutrisi yang cukup untuk melawan virus.
2.Jika kejadian penyakit usus diatas terjadi setelah kucing minum susu sapi. Itu karena memang si kucing
tidak tahan terhadap laktosa. Kalau seperti ini yang jangan diberi susu atau kalaupun ingin memberi
pastikan beri susu rendah laktosa
3.Penyakit pembengkakan usus.
4.bsa jga kracunan mntah nya berbusa g? klo iya, udah gawat hrus bw k dkter. pnjelasan:
Kasus keracunan yang paling bayak terjadi adalah karena racun tikus dan parasetamol.sedangkan bahan
berbahaya lainnya adalah insektisida, senyawa arsen dari ikan laut, aspirin, ibuprofen (obat anti radang),
keracunan oleh coklat, keracunan asam sianida (HCN), keracunan pembersih lantai (firesol), dan
keracunan aflatoxin pada makanan kaleng kadaluarsa
Gejala umum yang terjadi pada penderita keracunan adalah muntah muntah, hipersalivasi dan diare.
RACUN TIKUS
Racun tikus memiliki bermacam kandungan. Kasus yang terjadi umumnya karena kucing yang bebas
berkeliaran memakan tikus yang sudah mati karena di racuni. Pada racun tikus yang mengandung
organofosfat mungkin haya terlihat gejala muntah tetapi bila kucing lain ikut menjilat muntahan tadi maka
kucing lain itu juga akan mengalami keracunan.
Sedangkan racun tikus yang mengandung warfarin dapat menyebabkan pendarahan yang tidak bisa
berhenti dengan gejala spesifiknya depresi, pendarahan yang hebat pada hidung, urin, paru-paru dan
gusi.
PARASETAMOL DAN ASPIRIN
Kasus keracunan karena parasetamol biasanya terjadi karena pemilik memberikan obat flu dan penurun
panas untuk manusia kepada kucing yang demam melebih dosis 50mg/kg BB. Setelah diberi obat
tersebut kondisi kucing justru akan semakin parah yang di tunjukan dengan gejala depresi, tidak mau
makan, hipersalivasi, muntah, nafas ngos-ngosan, lidah dan gusi pucat kebiruan, denyut jantung sangat
cepat, perut menegang dan sakit jika di pegang, badan sangat lemah dan urine keruh kecoklatan, maka
kucing tersebut mungkin keracunan parasetamol. Apabila demam tersebut disebabkan virus maka
pemberian parasetamol justru memperparah keadaan.
Sedangkan keracunan aspirin terjadi karena pemberian kepada anjing di atas 50mg/kg BB per hari dan
pada kucing 24mg/kg BB perhari. Gejalanya merupakan keracunan asetil salsilic acid.
ARSEN
Arsen terkandung dalam air atau makanan dari ikan-ikan pantai dan kerang yang terakumulasi dalam
dosis banyak. Gejalanya muntah bahkan dapat sampai muntah darah, diare, dehidrasi, kerusakan ginjal,
shock, paralisa dan mati.
COKLAT DAN KAFEIN
Coklat mengandung Theobromin yang menyebabkan naiknya denyut jantung, stimulasi system syaraf
pusat berlebih dan konstriksi arteri pada anjing dan kucing, jika diberikan melebihi 100mg/kg BB.
Gejalanya beragam dari muntah, diare, hiperaktif, tremor, musculus bergetar, gagal jantung sampai
demam, koma, dan mati. Baking chocolate adalah yang paling berbahaya karena paling banyak
mengandung theobromin.
Makanan dan minuman yang mengandung kafein bisa meracuni anjing dan kucing dengan dosis 140
mg/kg berat b
materi referensi:
bales lwat comment klo mw tw yg g dtulis n ksh tw aq mkan nya gmna dan mkanan ny apa. o iya kcing
nya jenis apa?
maap ya, sya krg tw obat alternatif nya jdi, kmungkinan bsr hrs dbw ke dokter (untuk yg ga ada cra
pngobtan nya). kyknya km pcnta kcg bgt ya nanya nya ampe 2x . ky aq dong pecinta kucing :)
Kucing sangat rawan terkena keracunan obat-obatan anti radang/penurun panas seperti aspirin atau
parasetamol/acetaminophen. Ketidaktahuan mengenai kucing dan obat-obatan yang tabu diberikan pada
kucing, dapat menyebabkan kematian pada kucing kesayangan anda.
Acetaminophen/Parasetamol.
Para dokter hewan sering memberikan parasetamol/acetaminophen dengan dosis rendah untuk
mengendalikan rasa sakit pada anjing. Kucing lain lagi. Jangan pernah memberikan
acetaminophen/parasetamol pada kucing. Dosis rendah sekalipun dapat menyebabkan keracunan atau
memperburuk kondisi kucing.
Banyak merk obat-obatan manusia yang mengandung parasetamol/acetaminophen. Faktanya hampir
semua obat-obatan penurun panas mengandung zat tersebut. Beberapa yang cukup terkenal dan mudah
didapat adalah bodrex,tempra, biogesic, panadol, sanmol, paracetamol, poldan, dll. Jangan pernah
berikan obat-obatan tersebut pada kucing.
Bagaimana Parasetamol dapat Memperburuk Kondisi Kucing.
Sebagian besar enzim yang bertugas memecah obat-obatan terdapat di hati/liver. Salah satu enzim
bernama glukuronil transferase bertugas menempelkan molekul glukuronid pada molekul obat dan
membuatnya tidak aktif sehingga dapat dibuang melalui ginjal (air kencing).
Kucing adalah salah satu spesies dengan jumlah enzim glukuronil transferase yang sangat sedikit. Oleh
karena itu obat-obatan yang menggunakan enzim tersebut, tidak dapat dibuang dengan sempurna
melalui ginjal. Obat-obatan tersebut cenderung tetap aktif, terakumulasi dalam aliran darah dan
menyebabkan kerusakan parah pada organ-organ.
Pada dosis berlebihan, parasetamol dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel-sel hati pada
anjing. Sedangkan pada kucing menyebabkan gangguan metabolisme hemoglobin yang sering disebut
methemoglobinemia.
Methemoglobin adalah bentuk hemoglobin yang tidak dapat mengikat & mentranspor oksigen.
Methemoglobin yang berlebihan dalam darah mengakibatkan darah kucing tidak dapat mengangkut
oksigen, tubuh kucing jadi kekurangan oksigen, jantung berdetak dengan cepat, nafas terengah-engah,
dan selaput lendir mulai berwarna coklat tua. Lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan Keracunan Parasetamol.
Tindakan pengobatan keracunan parasetamol meliputi pemberian oksigen tambahan, infus dan obatobatan seperti asetilsistein dan vitamin C. Sebagai tambahan bisa diberikan asam amino Cysteine. Asam
amino ini diperlukan agar hati dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
Tanda-tanda/gejala Keracunan Paracetamol.
Gejala-gejala di bawah ini dapat muncul 1-4 hari setelah pemberian parasetamol :
Air liur menetes secara berlebihan (hipersalivasi).
Sakit di daerah perut.
Selaput lendir berwarna coklat-abu.
Nafas terengah-engah.
Bengkak di wajah, leher dan kaki.
Hipotermia (suhu badan rendah).
Langkah kaki tidak terkoordinasi (ataksia).
Urin berwarna coklat tua/gelap.
Muntah.
Depresi.
Jaundice /penyakit kuning (seluruh badan berwarna kuning).
Koma.
Kematian.
Tidak Memberikan Imboost, Stimuno & Inmunair
pada Kucing Sakit
Sejak beberapa tahun lalu, para dokter hewan mulai sering meresepkan produk-produk peningkat
kekebalan tubuh untuk manusia (imunomodulator/imunostimulan) seperti imboost, stimuno, fituno, dsb.
Setidaknya ada sekitar 15 merek produk sejenis dengan berbagai macam kandungan yang berbeda.
Sekitar 1-2 tahun lalu (tahun 2007/2008) di negara tercinta ini masuk produk imunomodulator khusus
ternak yang berasal dari spanyol bernama Inmunair. Setahun belakangan sering ditemukan produk ini
juga banyak digunakan oleh para dokter hewan praktek pada anjing & kucing yang sedang sakit. Katanya
dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh hewan.
Sejak tahun 2009 sebagian dokter hewan sudah tidak lagi memberikan produk imunostimulan tsb
pada hewan yang sedang sakit/sakit parah.Alasannya diuraikan berikut ini.
Tentang Produk Imunostimulan Manusia.
Setidaknya ada sekitar 15 brand imunostimulan yang ada di Indonesia (bisa lihat di MIMS atau ISO
terbaru). Merk yang cukup terkenal & sering digunakan adalah imboost & stimuno Kandungan utama
sebagian besar imunostimulan adalah Echinacea. Beberapa brand menggunakan kombinasi bahan
tambahan seperti vitamin, ekstrak meniran, ekstrak mengkudu, ekstrak berry, bahkan ada yang
menambahkan ekstrak jamur kayu yang dipercaya mempunyai efek penyembuhan.
Ada beberapa spesies Echinacea, ekstrak yang digunakan bisa berasal dari akar, batang atau, daun atau
bunga. Masing-masing spesies 7 & bahan mempunyai kandungan yang berbeda.
Tentang kandungan & cara kerja.
Bagaimana kerja Echinacea meningkatkan kekebalan tubuh, masih belum banyak diketahui secara
spesifik. Sebagian besar jurnal penelitian belum memberikan informasi yang lengkap.
Karakteristik kandungan sebagian besar produk imunostimulan adalah lipopolisakarida dan zat-zat lain
yang sama-sama merupakan zat berukuran bermolekul besar. Kebanyakan zat bermolekul besar akan
dianggap sebagai benda asing/alergen bila dimasukan ke dalam tubuh. Akibatnya system kekebalan
tubuh akan bereaksi terhadap benda asing tersebut. Sistem kekebalan menjadi aktif dan memproduksi
berbagai zat & antibodi untuk menyingkirkan benda asing. Pemberian terus menerus dapat melatih &
memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Efek pemberian jangka panjang belum banyak diketahui. Beberapa zat seperti ekstrak meniran dapat
menyebabkan ganguan ginjal dan tidak boleh digunakan pada wanita hamil.
Ilustrasi sederhana mengenai cara kerja imunostimulan adalah, kerjanya "menampar" sistem kekebalan
tubuh secara pelan-pelan sehingga tetap bangun dan aktif. Efek jangka panjangnya ? ... bayangkan saja
bagaimana bila anda "ditampar" untuk tujuan baik, secara pelan-pelan dan terus menerus. Awalnya
mungkin sedikit terganggu, kemudian mulai terbiasa (karena sadar hal tersebut untuk tujuan baik), lamalama pasti kesal dan memberikan reaksi negatif.
Begitu juga dengan sistem kekebalan. Awalnya akan kaget dan bangun, bereaksi memproduksi antibodi
& zat lainnya. Lama-lama akan terbiasa dan memproduksi zat-zat tersebut secara konstan pada
konsentrasi yang lebih rendah dari awal. Bila hal ini terus berlangsung, akan terjadi penumpukan zat-zat
tersebut. Sialnya, kebanyakan zat-zat tersebut adalah juga molekul berukuran besar. Sekali lagi, zat
bermolekul besar sering dianggap benda asing/alergen oleh tubuh. Akibatnya tubuh akan menganggap
zat-zat kekebalan tubuh yang diproduksi sendiri tersebut sebagai benda asing, dan kemudian akan
memproduksi zat-zat kekebalan tubuh lain untuk melawan zat-zat kekebalan tubuh yang sudah
diproduksi sebelumnya.
Dalam dunia kedokteran & kesehatan kondisi di atas sering disebut Autoimun. Dengan kata lain tubuh
berusaha menghancurkan diri sendiri (ga kompak, kacau deh).
Tentang Produk Imunostimulan Untuk Hewan (Inmunair).
Berdasarkan informasi dari websitenya, Inmunair mengandung propionilbacterium acnes non aktif,
Lipopolisakarida E.coli, Thiomersal dan bahan tambahan lain.
Inmunair diperuntukkan bagi hewan ternak ayam (pedaging) dan tidak terdapat pada kategori produk
untuk pet (http://www.calier.es/eng/productos.html). Saya belum mendapatkan informasi/alasan kuat
disertai hasil penelitian, mengapa produk ini bisa digunakan di hewan kesayangan (anjing & kucing).
Tentang kandungan Inmunair & cara kerjanya.
Sel Propionilbacterium acnes non aktif.
Bakteri ini adalah bakteri yang pertumbuhannya lambat dan sering terdapat pada jerawat manusia.
Bakteri yang sudah dimatikan yang digunakan dalam inmunair, fungsinya sama seperti echinacea.
Bertindak sebagai zat bermolekul besar dan benda asing bagi tubuh.
Lipopolisakarida E. Coli
Bagian dari bakteri E. Coli. Merupakan zat bermolekul besar. Fungsinya sama seperti echinacea &
propionilbacterium non aktif, yaitu bertindak sebagai benda asing/alergen bagi tubuh.
Thiomersal
Sering disebut juga thimerosal atau sodium ethylmercurithiosalicylate. Merupakan molekul organik yang
mengandung merkuri, sering digunakan sebagai antiseptik & adjuvant (pelarut untuk meningkatkan efek
vaksin) vaksin manusia. Penggunaan zat ini sebagai adjuvant masih bersifat kontroversi karena diduga
menyebabkan autis pada anak-anak. Selain itu zat ini berbahaya/toksik pada manusia bila diberikan
secara oral atau topikal pada mukosa & saluran pernafasan (info dari wikipedia). Saya belum mendapat
informasi mengenai efeknya bila diberikan oral pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Mengapa tidak memberikan Imunostimulan/imuno modulator pada anjing & kucing yang sedang
sakit/sakit parah.
Berdasarkan informasi dari berbagai jurnal penelitian mengenai zat yang terkandung dalam produkproduk di atas, alasannya diuraian berikut ini.
Pada saat sakit/awal penyakit (terutama yang disebabkan oleh virus) sebagian besar metabolisme energi
aerob (pakai oksigen) tubuh diambil alih oleh mikroorganisme (virus, bakteri, dll). Tubuh Cuma kebagian
metabolisme energi yang anaerob dan sebagian kecil yang aerob. Akibatnya produksi energi berkurang
drastis karena metabolisme yang anaerob hanya memproduksi energi maksimal 60 % dari yang normal
(aerob). Selain itu hasil sampingannya berupa asam laktat juga melimpah. Asam laktat adalah bukti
metabolisme energi tidak sempurna/maksimal. Asam laktat menyebabkan tubuh/otot terasa sakit/pegalpegal. Contoh hal ini terlihat ketika kita mulai terserang flu, badan terasa lemas (karena kurang energi
metabolisme anaerob) dan pegal-pegal.
Reaksi-reaksi kekebalan tubuh memerlukan energi yang banyak. Bagaimana mungkin bisa membuat zat
kekebalan dan melawan infeksi, bila sebagian besar generator energi diambil alih oleh penyakit (bakteri,
virus dll). Oleh karena itu kita perlu memberikan asupan energi yang mudah dicerna seperti ATP dan atau
karbohidrat sederhana yang mudah menghasilkan energi seperti madu, fruktosa, dll. Ada jalur
metabolisme energi singkat yang merubah karbohidrat langsung menjadi oksidator/pembasmi penyakit
tanpa melalui jalur norma/siklus Krebs.
Pada saat fase awal pemberian, produk imunostimulan yang ada sekarang ini (stimuno, inmunair,
imboost, dll) menyebabkan imunosupresi (info dari jurnal hasil penelitian). Dengan kata lain
menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Bukannya meringankan penyakit, malah memperberat beban
tubuh. Coba bayangkan beban tubuh yang sudah kekurangan energi akibat generator energi diambil alih
penyakit, ditambah pemberian imunostimulan yang bekerja menjadi alergen/benda asing (mirip dengan
penyakit) dan memaksa sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap imunostimulan, sementara sistem
kekebalan tubuh juga masih harus melawan penyakit.
Secara sederhana, pada saat sakit & kekurangan energi, sistem kekebalan tubuh hanya bekerja
melawan penyakit. Bila diberi imunostimulan, pekerjaan sistem kekebalan tubuh bertambah karena harus
juga memproduksi zat kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap imunostimulan.
Fase berikutnya dari pemberian imunostimulan adalah peningkatan zat-zat kekebalan tubuh yang bisa
membantu melawan penyakit. Pada manusia ini terjadi sekitar 1-2 minggu setelah pemberian terus
menerus. Fase kedua sangat tergantung degan kondisi tubuh orang/hewan yang sakit. Bila kondisi
hewan/infeksi sudah berat, fase kedua ini kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi.
Pada kasus infeksi virus seperti panleukopenia, calici & rhinotracheitis, kita berlomba dengan virus dan
waktu. Secepat mungkin mensupport kucing agar mampu melawan virus. Biasanya dalam waktu sekitar 1
minggu sudah mulai terlihat virus sudah bisa dilawan atau tidak. Setelah kondisi mulai membaik sekitar
1.5 - 2 minggu, tubuh mulai punya cukup energi untuk menjalankan berbagai metabolisme dan bisa
menjalankan sistem kekebalan tubuh yang "seperti normal" barulah berbagai produk imunostimulan bisa
diberikan untuk mempercepat dan menuntaskan persembuhan. Dengan syarat harus bisa menjamin
masuknya nutrisi dan energi yang cukup bagi kucing.
Pada kasus virus yang menyerang langsung sistem kekebalan tubuh, atau membuat sistem kekebalan
tubuh tidak berfungsi sempurna, seperti Feline Leukemia (FLV), Feline Infectious Peritonitis (FIP) dan
AIDS kucing (Feline Immunodeficiency Virus/FIV), pemberian produk-produk imunostimulan/
imunomodulator di atas kelihatannya akan semakin memperparah kondisi kucing. Penyakit-penyakit ini
agak sulit didiagnosa dan sering salah didiagnosa oleh para dokter hewan seluruh dunia.