Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang listing di bursa telah
memiliki kesadaran akan pentingnya pengungkapan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan yang lebih sering dikenal dengan istilah Corporate Social
Responsibility (CSR). Perusahaan menilai CSR bukan hanya untuk meningkatkan
image semata tetapi juga merupakan salah satu aspek penunjang bisnis yang
berdampak jangka panjang. Pemerintah pun telah mewajibkan perusahaan seperti
yang tercantum dalam UU RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pasal 74 terutama perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahaan kini
tidak hanya bersifat philanthropy, tetapi telah mengarah kepada kegiatan-kegiatan
yang bersifat yang bersifat keberlanjutan (sustainability), yang juga menunjukkan
adanya usaha untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainability
development).
Meskipun pengungkapan CSR ini cenderung banyak dilakukan oleh
perusahaan manufaktur atau perusahaan minning, perusahaan perbankan pun juga
mulai melakukan pengungkapan atas kegiatan CSR yang dilakukannya baik
dilaporan keuangan ataupun dilaporkan terpisah didalam Sustainbility Reporting

perusahaan. Pengungkapan tersebut tidak hanya dilakukan oleh perbankan
konvensional tetapi juga dilakukan oleh perbankan syariah. Untuk menilai

Universitas Sumatera Utara

pengungkapan sosial perusahaan yang sesuai dengan syariah islam digunakan
Indeks Islamic Social Reporting (ISR). Indeks Islamic Social Reporting (ISR)
adalah suatu indeks yang mengukur tingkat pengungkapan sosial yang sesuai
dengan prinsip syariah yang disampaikan perusahaan pada laporan tahunannya.
Indeks Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikembangkan oleh Haniffa
(2002) yang kemudian dikembangkan oleh Othman et al. (2009:6). Haniffa
(2002:129) menyatakan bahwa keterbatasan pada kerangka pelaporan sosial yang
dilakukan oleh lembaga konvensional sehingga ia memukakan kerangka
konseptual Islamic Social Reporting. Oleh karena itu, perusahaan yang membuat
laporan tahunan yang disertai pengungkapan sosial akan lebih diminati oleh para
investor dan pihak berkepentingan lainnya untuk terlibat dengan kegiatan usaha
perusahaan, karena perusahaan tersebut memberikan penelitian terhadap kualitas
kehidupan.
Dalam perkembangan perusahaan ada beberapa fenomena dan isu
mengenai laporan tanggung jawab sosial perusahaan dimana beberapa perusahaan

beralasan agar dapat meningkatkan citra perusahaan, membawa keuntungan
tersendiri buat perusahaan serta agar dapat menjamin keberlangsungan perusahaan
tersebut. Salah satu contoh fenomena kegagalan akan tanggung jawab laporan
sosial perusahaan adalah kerusakan lingkungan di lokasi penambangan timah di
pantai bangka belitung serta kasus pencemaran air yang mengancam kehidupan
1,8 juta jiwa penduduk Kalimantan Tengah yang merupakan kasus suku Dayak
dengan Minamata, namun tidak semua perusahaan mengalami kegagalan akan
laporan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada beberapa contoh perusahaan yang

Universitas Sumatera Utara

sukses menjalankan laporan tanggung jawab sosial yang berprestasi seperti PT.
Djarum yang tidak hanya perduli pada lingkungan alam akan tetapi peduli pada
masyarakat.
Dalam implementasi praktik corporate governance di dunia keuangan
syariah, lembaga yang menggunakan model keuangan berbasis syariah di
Indonesia salah satunya adalah Bank Umum Syariah (BUS). Keberadaan BUS
dalam dunia keuangan syariah sedang mengalami tahap perkembangan untuk
mengatasi hambatan dan tantangan dalam industri perbankan Indonesia.
Keberadaan BUS dan lembaga syariah lainnya di industri keuangan Indonesia

merupakan salah satu napas baru untuk mendukung pertumbuhan industri ini
dalam rangka mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Perkembangan lembaga – lembaga syariah termasuk BUS, dapat dilihat
melalui kenaikan kuantitas yang dapat diamati dari tahun ke tahun pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Hasil Statistik Bank Syariah di Indonesia per juni 2014
Indikator
Bank Umum Syariah
- Jumlah Bank
- Jumlah Kantor
Unit Usaha Syariah
- Jumlah Bank Umum
Konvensional yang
memiliki UUS
- Jumlah Kantor
Badan Pembiayaan
Rakyat Syariah
- Jumlah Bank
- Jumlah Kantor


2012

2013

2014

11
1.745

11
1.998

11
2.139

24

23

23


517

590

425

158
401

163
402

163
429

Universitas Sumatera Utara

Total Kantor
2,663

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Juni 2014

2,990

2,993

Usmani dalam Sari Hardiyanti (2002:2) menegaskan bahwa filosofi dibalik
perbankan Islam adalah bertujuan untuk mewujudkan penyebaran keadilan yang
bebas dari segala macam eksploitasi. Seperti yang telah diuraikan di atas jika
transaksi bisnis khususnya yang dijalankan oleh perbankan yang berlandaskan
prinsip Islam haruslah memperhatikan tanggung jawab sosialnya. Dengan
demikian dibutuhkan standar untuk pelaporan tanggung jawab sosial yang
berbasis syariah. Dalam penelitian ini dibahas mengenai pengungkapan ISR pada
perbankan syariah di Indonesia. Dimana standar pelaporan yang digunakan sesuai
dengan standar berbasis syariah adalah Islamic Social Reporting Index
(selanjutnya disebut dengan indeks ISR). Indeks ISR berisi kompilasi item-item
standar CSR yang telah ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organisation for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya
diungkapkan oleh suatu entitas Islam.

Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi keseluruhan item dari
indeks pengungkapan yang telah dikembangkan oleh Othman et al. (2009:7) yang
diadaptasi dari penelitian Haniffa (2002). Indeks pengungkapan tersebut terbagi
menjadi enam kategori yaitu, investasi dan keuangan, produk dan jasa, tenaga
kerja, masyarakat, lingkungan dan tata kelola perusahaan. Penelitian ini juga
menitikberatkan pada pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan atau Good
Corporate Governance terhadap luasnya pengungkapan ISR di perbankan syariah.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti sebelumnya. Khoiruddin
(2013) meneliti ” Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting terhadap perbankan syariah di Indonesia”
faktor-faktor yang diuji adalah pengungkapan ISR sebagai variabel dependen,
Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah sebagai variabel
independennya. Hasilnya Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif
terhadap Islamic Social Reporting, sedangkan ukuran dewan pengawas syariah
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan terhadap Islamic Social Reporting
berdasarkan indeks ISR secara keseluruhan. Sedangkan Raditya (2012) dengan
judul


penelitian

“Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Tingkat

Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk
Daftar Efek Syariah”. Hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap
perusahaan untuk pengungkapan ISR sedangkan penerbitan sukuk, jenis industri,
umur

perusahaan


memiliki

pengaruh

yang

tidak

signifikan

terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat ketidakkonsistenan hasil
penelitian hubungan dewan pengawas syariah dan ukuran perusahaan terhadap
tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada data yang digunakan sebagai sampel dan
penggunaan tahun atau periode pengamatan. Dalam hal ini peneliti mengambil
sampel Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2012 sampai dengan 2015. Dengan

perbedaan-perbedaan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih

Universitas Sumatera Utara

lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada
Perbankan Syariah di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian maka perumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dewan pengawas syariah pada perbankan syariah di Indonesia secara
parsial berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting ?
2. Apakah ukuran perusahaan pada perbankan syariah di Indonesia berpengaruh
secara parsial terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting ?
3. Apakah dewan pengawas syariah dan ukuran perusahan pada perbankan
syariah di Indonesia secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dewan pengawas

syariah dan ukuran perusahaan pada perbankan syariah di Indonesia berpengaruh
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting baik secara simultan maupun
parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti

Universitas Sumatera Utara

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengetahuan,
menambah wawasan dan kemampuan mengenai pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) di perusahaan khususnya di perbankan syariah.
2. Bagi perusahaan perbankan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan praktik
pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di Indonesia.
dan menjadi tambahan bahan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan
keputusan serta dalam pelaksanaan Islamic Social Reporting.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan refrensi kajian
bagian akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dimasa yang
akan datang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (StudiEmpiris di PerbankanSyariah di Indonesia Periode 2012-2015)

1 9 74

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 13

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 3 15

Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

2 10 18

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 4

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah tahun 2013-2016)

0 0 18