PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (StudiEmpiris di PerbankanSyariah di Indonesia Periode 2012-2015)

(1)

i

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN

ISLAMIC SOCIAL REPORTING

(StudiEmpiris di PerbankanSyariah di Indonesia Periode 2012-2015)

THE EFFECT OF SIZE BOARD OF COMMISSIONERS, PROFITABILITY

AND SIZE OF THE SUPERVISORY BOARD TO DISCLOSURE OF ISLAMIC SOCIAL REPORTING

( Emprical Studies in sharia banking in Indonesia Period 2012-2015)

SKRIPSI

Oleh: Sabrina Ayunani

20100420141

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Sabrina Ayunani

Nomor Mahasiswa : 20100420141

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN

PENGAWAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING (Studi Empiris pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 2 Desember 2016


(3)

MoTTo

“Nilai prestasi adalah keseluruhan pribadi yang

cerdas dan beretika. Kesuksesan itu bukan ditunggu

tetapi diwujudkan lewat usaha dan kegigihan”.

(My MOm)

“ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang

curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima

takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

dan apabila mereka menakar atau menimbang

untuk orang lain, mereka menguranginya”.

(Qs. Al – Mutafifin:1-3)

“Ambilah Kebaikan dari apa yang dikatakan,

jangan melihat siapa yang mengatakannya”.


(4)

Persembahan:

“Sungguh… atas kehendak Allah semua in terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” (Qs. Al-Kahfi:39)

Terimakasih Untuk:

Allah SWT yang sudah memberikan kemudahan dan kelancaran untukku selama aku kuliah.

Untuk Bapakku Mulyono S.pd., M.pd dan Ibuku Yuni Endah Suryani yang telah mendoakanku, membimbingku, menasihatiku penuh cinta tiada henti, dan memberikanku semangat terus-menerus agar bisa menyelesaikan skripsinya.

I LOVE YOU

Untuk Anakku Avriliana Salsabilla, yang selalu mendoakanku, memberikanku suntikan semangat untuk

menyelesaikan skripsiku.

Tak lupa untuk adik-adikku Billy Muhammad dan Sidikara Hakim yang selalu menungguku untuk cepat lulus dan cepat

berkumpul dengan keluarga.

Ibu Arum Indrasari yang selalu membimbingku dan memberi saran baik dalam proses pengerjaan skripsi ini. Gian Tiffany, Dessy, Reni, Tika, Ari, Feby, Hikmah, Dewi,

Eris, Olla, Ica, kika, yang gak bisa aku sebut satu persatu,

kalian tetap jadi teman baikku selama di jogja…

Teman-Temanku angkatan 2010… ALMAMATERKU…


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN……… iv

HALAMAN MOTTO………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN………. vi

INTISARI……… vii

ABSTRACT………...………. viii

KATA PENGANTAR……….... x

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

a. Latar Belakang Penelitian……….. 1

b. Batasan Masalah………. 3

c. Rumusan Masalah……….. 3

d. Tujuan Penelitian……… 4

e. Manfaat Penelitian………. 4

BAB II LANDASAN TEORI……….………… 7

2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)……….. 7

2.2 Teori Legitimasi………. 8

2.3 Pengertian………... 9


(6)

a. Ukuran Dewan Komisaris………. 10

b. Profitabilitas……….. 12

c. Ukuran Dewan Pengawas Syariah……….. 13

2.5 Bank Syariah……… 14

2.6 Penelitian Terdahulu………. 15

2.7 Pengembangan Hipotesis……….. 17

2.7.1 Ukuran Dewan Komisaris... 17

2.7.2 Profitabilitas………. 18

2.7.3 Ukuran Dewan Pengawas Syariah……….. 19

2.8 Model Penelitian……… 21

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian………. 22

B. Jenis Data……….. 22

C. Teknik Pengambilan Sampel………... 23

D. Teknik pengumpulan data……….. 23

E. Definisi Operasional Variabel……… 24

a. Ukuran Dewan Komisaris Syariah……… 26

b. Profitabilitas……… 27

c. Ukuran Dewan Pengawas Syariah……… 27

F. Uji Kualitas dan Instrumen Data……… 27

a. Uji Normalitas………. 28

b. Uji Multikolinearitas……….. 29

c. Uji Heteroskedasitas……….. 29

d. Uji Autokolerasi……… 30

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data………... 30

a. Uji F………. 31

b. Uji T………. 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 33

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian……….… 33

B. Analisis Deskriptif……… 33

a. Statistik Deskriptif……….. 33


(7)

1. Uji Normalitas……….………… 34

2. Uji Autokolerasi……….……. 34

3. Uji Multikolinearitas……… 35

4. Uji Hateroskedasitas……… 36

D. Pengujian Hipotesis………... 36

1. Uji T………. 37

2. Uji F……… 38

3. Koefisien Determinasi………. 38

E. PEMBAHASAN……… 39

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN…………. 42

A. Simpulan………... 42

B. Keterbatasan Penelitian……….……... 42

C. Saran………. 43 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

4.1 PROSES PEMILIHAN SAMPEL……… 33

4.2 STATISTIK DESKRIPTIF……… 33

4.3 HASIL UJI NORMALITAS…………...………... 34

4.4 HASIL UJI AUTOKOLERASI……… 35

4.5 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS……… 35

4.6 HASIL UJI HETEROSKEDASITAS………. 36


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

(11)

This study aims to investigate the influence of sharia board size, profitability, and the size of the supervisory board of Islamic sharia on the disclosure of social reporting on Islamic banking in Indonesia. The sampling technique in this research is done by purposive sampling with the specific criteria and considerations.The sample in this study is an Islamic commercial bank that consists of board size, profitability, and the size of the supervisory board of a total of 11 bank sharia Sharia in Indonesia. The data used in this research is secondary data.

Data collection technique used annual reports sharia banks in Indonesia. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with F test and t test. Data were collected and analyzed prior to the test instrument and the data then testing hypotheses by means of SPSS version 15. These results indicate that the size of the board of commissioners, profitability, and the size of the supervisory board of sharia positive effect on the disclosure of Islamic Social reporting. Advice can be given in this research should use more variables with wider coverage, so it will be able to increase the generalizability conclusion of the study.

Keywords: Size BOC, profitability, size of the Sharia Supervisory Board, Disclosures Islamic Social Reporting.


(12)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu hal terpenting dan membedakan antara bisnis yang berbasis syari’ah dengan bisnis konvensional adalah adanya kewajiban untuk patuh terhadap prinsip dan norma syari’ah bagi pelaku dan lembaga bisnis berbasis syari’ah. Secara normatif tentu saja kepatuhan terhadap syari’ah ini diyakini akan membawa kemaslahatan bagi semua pihak dalam muamalah. Meningkatnya nilai ISR Bank Umum Syariah di Indonesia tersebut diduga turut dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas orang muslim bahwa segala sesuatu adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, manusia sebagai pihak yang dituntut untuk patuh terhadap semua hukum-hukum Allah, maka manusia wajib melaporkan pertanggungjawabannya kepada Allah sebagai pusat segala sesuatu. Pertanggungjawaban tersebut yaitu dalam bentuk melakukan pengungkapan Islamic Social Reporting sebagai amanah dan wujud kepatuhan manusia terhadap hukum-hukum Allah yang tidak terlepas dari tujuan Islam. Bank Umum Syariah yang melaporkan tanggung jawab sosial sesuai prinsip syariah akan menjadi pertimbangan para pengambil keputusan muslim. Oleh karena itu, perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip Islam (Haniffa dalam Khoirudin, 2013). Kerangka tersebut tidak hanya berguna bagi para pemangku kepentingan perusahaan tersebut tetapi juga


(13)

2004 memperlihatkan bahwa jumlah institusi perbankan syariah melonjak dengan cukup siginifikan dari 176 di tahun 1997 menjadi 267 di tahun 2004 yang beroperasi di 60 negara di dunia. Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 15% per tahunnya maka industri perbankan syariah merupakan sektor yang paling cepat berkembang di negara muslim (Zaher dan Hassan, 2001). Di Indonesia walaupun perbankan syariah tercatat tumbuh dengan signifikan, namun dibandingkan perbankan konvensional pangsa pasar perbankan syariah masih relatif kecil ukurannya yaitu sebesar 2,2% (Bank Indonesia, 2008).Dengan tingkat pertumbuhan 15% pertahun inilah, beberapa pihak menyatakan bahwa industri perbankan syariah merupakan sektor yang paling cepat berkembang di negara muslim (Zaher dan Hassan sebagaimana dikuti Fitria dan Hartanti, 2010.

Mengacu kepada teori sinyal, sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Jama’an, 2008). Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi keuangan yang positif dan dapat dipercayaakan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk et al.,2000). Dari beberapa riset terdahulu, pengungkapan atau pelaporan informasi detail perusahaan


(14)

Social Reporting index di dalam laporan tahunan bank syariah disinyalir dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu ukuran dewan komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah.

Dari pemahaman teoritis ini, maka muncullah isu riset menarik pada perbankan syariah di Indonesia khususnya terkait isu pengungkapan

Islamic Social Reporting. Riset-riset mengenai eksplorasi nilai-nilai syariah banyak dilakukan dengan pendekatan indeks Islamic Social Reporting (ISR). Penelitian ini telah banyak diteliti. Sehingga, peneliti tertarik melakuka penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris di Perbankan Syariah di Indonesia pada tahun 2012-2015)”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Erlinda (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menambahkan variabel independen yaitu profitabilitas yang diduga berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

B. BATAS MASALAH

Penelitian ini memiliki batasan masalah, yaitu sampel yang digunakan relatif kecil dikarenakan jumlah Bank Syariah di Indonesia yang terbatas.Selain itu, penelitian ini hanya berasal dari Laporan Tahunan


(15)

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Uraian dari latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Ukuran Dewan Komisaris Syariah berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia?

2. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pengungkapan

Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia?

3. Apakah Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia?

D. TUJUAN

Penelitian mengenai analisis pengaruh dewan komisaris, profitabilitas, dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk menganalisis ukuran dewan komisaris Syariah yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting


(16)

2. Untuk menganalisis profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia.

3. Untuk menganalisis ukuran dewan pengawas syariah yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

di Perbankan Syariah di Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian mengenai analisis pengaruh ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah terhadap Islamic social reportingini mempunyai beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat di bidang teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam kemajuan ilmu akuntansi di Indonesia.

2. Manfaat di bidang praktis a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pengungkapan Islamic social reporting di perbankan syariah dan pertimbangan bagi perusahaan agar dapat melakukan tanggung jawab sosialnya dengan membuat Islamic social reporting sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya hasil


(17)

b. Bagi Investor

Hasil Penelitian ini diharapkan bagi para calon investor untuk pengambilan keputusan berinvestasi maupun pengambilan keputusan kredit sesuai dengan prinsip syariah.

c. Bagi Pemerintah

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengelola atau menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pada perusahaan pemerintah.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Jama’an, 2008). Pengungkapan kinerja sosial dan syariah yang diproksikan dengan indeks ISR yang dilakukan oleh perbankan syariah dalam rangka memberikan, menurut kaca mata teori sinyal, adalah bentuk bahasa komunikasi tidak langsung perbankan syariah dalam memberikan pencitraan tentang kinerja, prospek, akuntabilitas dan responsibilitas mereka.

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Menurut Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan.Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan.Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan


(19)

menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

1.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi dalam penelitian ini mengimplikasikan bahwa tanggung jawab perusahaan dilakukan dengan harapan untuk mendapatkan pengakuan (legitimasi) masyarakat. Legitimasi masyarakat merupakan salah satu faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat semakin maju. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Menurut teori ini, perusahaan akan melakukan aktivitas CSR dikarenakan adanya tekanan sosial,politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga perusahaan akan menyeimbangkan tuntutan tersebut dengan melakukan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang diharuskan oleh peraturan (Deegan, 2002). Khoirudin (2013) menyatakan bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Organisasi memainkan peranan penting dalam masyarakat dan mempunyai tanggung jawab untuk diakui


(20)

keberadaannya di dalam masyarakat (Farook dan Lanis 2005). Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan definisi teori legitimasi sebagai suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau potensial, ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan. Dengan melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi.

2.3 Pengertian

2.3.1 Islamic Social Reporting

ISR pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih oleh Othman et al. (2009) mengembangkan indeks pengungkapan yang relevan dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya pada Islamic Social Reporting (ISR) Index. Indeks Islamic Social Reporting

(ISR) diyakini sangat cocok digunakan karena dianggap sesuai dengan perspektif Islam. Indeks Islamic Social Reporting (ISR) adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai indikator dalam pelaporan kerja sosial institusi bisnis syariah.

Selain itu, ada prinsip lain yang sangat mendasar bagi setiap Muslim yakni tauhid (mengesakan Allah Subhanallahu wa Ta‟ala) dalam beribadah dan tidak menyekutukannya yang sesuai dengan firman Allah Subhanaahu wa


(21)

Ta”ala dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 64 mengenai orang yang berhak menyandang gelar seorang Muslim:

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa kami adalah orang Muslim.”

Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk di muka bumi. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ciptakan sudah sepatutnya manusia selalu menjalani segala perintah dan menjauhi larangan-Nya dimana yang berhubungan dengan hal ini adalah merusak lingkungan.

Islamic Social Reporting (ISR) menggunakan prinsip syariah sebagai landasan dasarnya.Prinsip syariah dalam ISR menghasilkan aspek-aspek material, moral, dan spiritual yang menjadi fokus utama dari pelaporan sosial perusahaan. Islamic Social Reporting (ISR) merupakan perluasan dari pelaporan sosial yang tidak hanya berupa keinginan besar dari seluruh masyarakat terhadap peranan perusahaan dalam ekonomi melainkan berkaitan dengan perspektif spiritual (Haniffa,2002).


(22)

Untuk mencapai tata kelola dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dibutuhkan mekanisme yang baik juga berupa pengawasan dan kepatuhan bank syariah. Adapun komponen pengungkapan Islamic social reporting yang di duga mempengaruhi perbankan syariah:

a. Dewan Komisaris Syariah

Peraturan Bank Indonesia nomor 11/3/PBI/2009 menyebutkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi.Pengawasan oleh Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman antara lain pada ketentuan Bank Indonesia mengenai pelaksanaan good corporate governance yang berlaku bagi Bank. Ukuran dewan komisaris yaitu jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan (Sembiring 2005). Komposisi anggota dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif tepat dan cepat serta dapat bertindak independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis (KEP-117/M-MBU/2002/ Pasal 16 ayat 1). Wewenang dewan komisaris adalah untuk mengawasi dan memberikan petunjuk serta arahan pada pengelola perusahaan. Dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen dalam pengungkapan


(23)

Corporate Social Reporting (CSR) dengan wewenang tersebut. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas, maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 (dua) anggota Dewan Komisaris. Oleh karena itu, jumlah Dewan Komisaris dalam tiap perusahaan berbeda-beda jumlahnya karena harus menyesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Hal ini hanya diwajibkan setiap perusahaan memiliki paling sedikit dua anggota Dewan Komisaris, tidak ada ketentuan untuk batas maksimumnya.

b. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan dalam suatu periode yaitu tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu agar dapat melihat keefektifan manajemen perusahaan dalam pengungkapan Islamic social reporting. Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan per- tanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Anggraini, 2006).


(24)

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan menarik investor untuk melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut. Dengan diperkirakannya arus laba dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja pasar dari saham perusahaan, dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemilikan institusional dengan profitabilitas (Graves dan Waddock, 1994; Johnson dan Greening, 1999 dalam Cox,

et al., 2010).

c. Dewan Pengawas Syariah

Peraturan Bank Indonesia 11/3/PBI/2009 menyebutkan DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank;

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank;

c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;


(25)

d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan

e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Berdasarkan uraian fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS) di atas maka dapat dikatakan bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) mempunyai peran dalam pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) perbankan syariah. Hal ini karena Dewan Pengawas Syariah (DPS) mempunyai wewenang mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah, antara lain mengawasi kegiatan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah yang bisa diakui sebagai bentuk Islamic Social Reporting (ISR) perusahaan. Selain itu terdapat dana kebajikan (qard) yang dapat dikategorikan sebagai Islamic Social Reporting (ISR) dan Dewan Pengawas Syariah Islamic Social Reporting (ISR) memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan ini. Dewan pengawas syariah mempunyai peran dalam pengungkapan ISR perbankan syariah. Hal ini karena kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah.

2.5 Bank Syariah

Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak


(26)

membayar bunga kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang diterima maupun yang dibayarkan pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam.

Dalam UU No.21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah. Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).

Bank Islam atau yang biasa disebut bank syari’ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak menggunakan atau mengandalkan pada bunga bank.

Bank Syari’ah disebut bank tanpa bunga dan lembaga perbankan yang

operasional dan produknya di kembangkan berlandaskan pada Al-Qu’ran dan Hadist Nabi SAW. Makna bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah


(27)

secara Islam. Dalam tata cara bermuamalah dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Musjtari dan Fitriyanti, 2010: 52).

2.6 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa peneliti yang menjadikan Pengungkapan Islamic Social reporting sebagai objek yang mereka teliti, ukuran Dewan pengawas syariah seharusnya mempengaruhi pengungkapan ISR dalam perbankan Islam karena jumlah besar dewan pengawas syariah dengan beragam perspektif dan pengalaman dapat menyebabkan review lebih baik pada pelaporan perusahaan, terutama dalam hal perusahaan tata kelola perusahaan dan pelaporan sosial (Ningrum et al. 2013). Ningrum et al. (2013) menyatakan bahwa ukuran dewan pengawas syariah mempengaruhi pengungkapan ISR di perbankan syariah sementara Khoirudin (2013) menemukan bahwa pengaruh ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan ISR, dan Zuhdi (2015) yang meneliti pengaruh ukuran dewan komisaris syariah dan ukuran dewan pengawas syariah dan latar belakang keilmuan dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan ISR.

Othman et al. (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran dewan direksi muslim secara signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting, sedangkan


(28)

jenis industri bukan faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Islamic Social Reporting secara signifikan. Penelitian lain tentang Islamic Social Reporting juga dilakukan oleh Raditya (2012), dengan menggunakan penerbitan sukuk, profitabilitas, umur perusahaan, jenis industri, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya profitabilitas dan ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap pengungkapanIslamic Social Reporting, sedangkan variabel umur perusahaan, jenis industri, dan penerbitan sukuk tidak mempengaruhi Islamic Social Reporting. Profitabilitas juga mempengaruhi pengungkapan ISR.Widiawati dan Raharja (2012) menemukan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap ISR berpengaruh positif dan signifikan. Namun dalam penelitian Suta dan Laksito (2012), Wijaya (2012) menghasilkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas informasi pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut Khan (2009), Islam menempatkan pentingnya utama pada etika nilai dalam semua aspek kehidupan manusia. Dalam Islam, etika mengarahkan semua aspek kehidupan. norma-norma etika dan kode moral terbukti dari ayat-ayat Suci Quran dan ajaran Nabi (saw) banyak, jauh mencapai dan komprehensif.

2.7 Pengembangan Hipotesis


(29)

Ukuran dewan komisaris yaitu jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan (Sembiring 2005). Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan akan semakin baik.Hasil penelitian Sembiring (2005) serta Veronica dan Sumin (2009) menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR.

Khoirudin (2013) menemukan juga bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap ISR.Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Chariri Charles (2012) dan Khoerudin (2013) ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap ISR. Semakin banyak dewan komisaris yang terdapat di perusahaan, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO (manajemen puncak) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Apabila dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Maka hipotesis dari uraian di atas, dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H1: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap Pengungkapan ISR.


(30)

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan dalam suatu periode yaitu tingkat penjualan,aset, dan modal saham tertentu agar dapat melihat keefektivan manajemen perusahaan dalam pengungkapan Islamic social reporting.

Janggu (2004) berpendapat bahwa sebuah perusahaan dengan profitabilitas yang lebih tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan kurang profitabilitas. Karena belum ada studi empiris yang meneliti hubungan antara profitabilitas dan ISR.

Othman et al. (2009) menemukan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan kinerja sosial yang diprosikan dengan Islamic Social Responsibility (ISR). Widiawati dan Raharja (2012) juga menemukan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap ISR berpengaruh positif dan signifikan.Namun dalam penelitian Wijaya (2012) menghasilkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas informasi pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil-hasil riset terdahulu tersebut menggiring kepada kemungkinan adanya hubungan positif antara pengungkapan Islamic Social Reporting. Dengan demikian, rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(31)

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan ISR.

2.7.3 Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Ningrum et al. (2013) menyatakan bahwa ukuran dewan pengawas syariah mempengaruhi pengungkapan Islamic social reporting penelitian Farook dan Lanis (2005) juga menemukan bahwa Islamic Governance (sebagai proksi corporate governance di bank Islam) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam variabel Islamic Governance tersebut dibahas mengenai jumlah dewan pengawas syariah, dimana semakin banyak jumlah DPS dapat meningkatkan level pengungkapan.

Sementara Khoirudin (2013) tidak menemukan pengaruh ukuran dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan ISR dalam perbankan Syariah di Indonesia. Dengan demikian, rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H3: Ukuran dewan pengawas syariah bepengaruh positif terhadap pengungkapan ISR.


(32)

2.8 MODEL PENELITIAN

Model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

Ukuran Dewan Komisaris Perbankan

Syariah

Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Profitabilitas Perbankan Syariah

Pengungkapan Islamic Social Reporting

+

+ +


(33)

Obyek penelitian ini adalahBank Umum Syariah (BUS) di Indonesiayang mempublikasikan annual report yang terdapat di website masing-masing bank syariah di Indonesia.Tahun penelitian mencakup data pada periode 2012-2015, hal ini dimaksudkan agar lebih mencerminkan saat ini.

B. JENIS DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau data sekunder, yaitu laporan tahunan (annual report) pada periode 2012-2015 dari website masing-masing bank syariah di Indonesia.

Penggunaan data sekunder pada penelitian ini di dasarkan pada alasan: 1. Data mudah diperoleh, hemat waktu dan biaya.

2. Data laporan tahunan telah digunakan dalam bentuk penelitian di dalam negeri.

3. Data laporan tahunan yang terdapat di website masing-masing bank syariah di Indonesia yang memiliki reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya karena telah di audit oleh auditor independen.


(34)

C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bank Syariah yang terdapat di dalam website resmi masing-masing bank syariah di Indonesia periode 2012-2015.

2. Bank Syariah yang mengeluarkan annual report selama periode penelitian yang sudah di audit oleh auditor independen.

3. Menggunakan mata uang rupiah.

4. Memiliki laporan tahunan yang lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.

5. Data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan annual report dari website resmi masing-masing bank syariah di Indonesia dan mencatat data sekunder yang berupa annual report


(35)

E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan ISR dengan menggunakan ISR indeks. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skor.

ISR =

a. Islamic Social Reporting

ISR pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih oleh Othman et al. (2009) mengembangkan indeks pengungkapan yang relevan dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya pada Islamic Social Reporting (ISR) Index. Selain itu, ada prinsip lain yang sangat mendasar bagi setiap Muslim yakni tauhid (mengesakan Allah Subhanallahu wa Ta‟ala) dalam beribadah dan tidak menyekutukannya yang sesuai dengan firman Allah Subhanaahu wa


(36)

Ta”ala dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 64 mengenai orang yang berhak menyandang gelar seorang Muslim:

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah 5bahwa kami adalah orang Muslim.”

Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk di muka bumi. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ciptakan sudah sepatutnya manusia selalu menjalani segala perintah dan menjauhi larangan-Nya dimana yang berhubungan dengan hal ini adalah merusak lingkungan.

Islamic Social Reporting (ISR) menggunakan prinsip syariah sebagai landasan dasarnya.Prinsip syariah dalam ISR menghasilkan aspek-aspek material, moral, dan spiritual yang menjadi fokus utama dari pelaporan sosial perusahaan.Islamic Social Reporting (ISR) merupakan perluasan dari pelaporan sosial yang tidak hanya berupa keinginan besar dari seluruh masyarakat terhadap peranan perusahaan dalam ekonomi melainkan berkaitan dengan perspektif spiritual (Haniffa,2002). Untuk


(37)

mencapai tata kelola dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dibutuhkan mekanisme yang baik juga berupa pengawasan dan kepatuhan bank syariah.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Lima fitur khas yang membedakan Bank syariah dari pesaing mereka yakni bank konvensional. perbedaan itu mencakup: (a) filsafat yang mendasari dan nilai nilai; (b) penyediaan produk dan jasa bebas bunga; (c) hanya menjalankan akad yang boleh dilakukan secara Islam; (d) fokus pada tujuan-tujuan pembangunan dan sosial;dan (e) tunduk kepada tinjauan tambahan oleh Badan Pengawas Syariah (BPS). Pengukuran Islamic Social Reporting index perbankan syariah dilakukan dengan mengacu kepada indeks yang dikembangkan oleh Haniffa dan Hudaib (2007).


(38)

Ukuran dewan pengawas syariah adalah jumlah anggota dewan pengawas syariah dalam perbankan syariah yang di ukur dengan menghitung jumlah anggota dewan pengawas syariah di perbankan syariah.

b. Profitabilitas

Nilai profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROE (Return On Equty). ROE adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Variabel profitabilitas ini menggunakan satuan mata uang rupiah. Pengujian dengan menggunakan ROE memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR dimana berarti bahwa pengungkapan ISR sangat diperhatikan oleh para pemegang saham. Oleh karena itu, apabila nilai ROE tinggi, maka pengungkapan ISR pada suatu perusahaan akan semakin luas.

c. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris syariah adalah banyaknya anggota dewan komisaris pada perbankan syariah yang diukur dengan menghitung anggota dewan komisaris perbankan syariah yang tercantum dalam annual report.

F. UJI KUALITAS DAN INSTRUMEN DAN DATA

Untuk menilai pelaksanaan dan pengungkapan Islamic Social Reporting di perbankan syariah, dilakukan dengan memberikan tanda


(39)

keuanganbank syariah. Jika terdapat satu item yang diung-kapkan maka akan mendapakan skor “1”, dan jika tidak maka akan mendapat skor “0”. Pemberian tanda checklist didasarkan pada analisis isi (content analysis) yang terdapat dalam laporan tahunan. Konten analisis ini mengacu pada penelitian Sofyani et al. (2012).

Sedangkan untuk menguji hubungan variabel independen dengan variabel dependen, digunakan teknik analisis statistik dengan dibantu softwere

SPSS.Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi, yakni teknik analisis yang digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat antar variabel yang diamati (Kuncro, 2011). Adapun tahapan analisis data menggunakan uji asumsi klasik meliputi sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat data yang bersifat normal atau tidak normal. Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2007). Uji normalitas ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian apabila p-value >0.05 maka data berdistribusi normal, sedangkan apabila p-value < 0.05 data tidak berdistribusi normal.


(40)

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara semua variabel independen dalam model regresi.Ghozali (2007) menyebutkan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen).Dapat dilihat melaluivariance inflation factor (VIF). Jika VIF< 10, maka tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan VIF > 10, maka telah terjadi multikolonieritas.

3. Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedasitas yang terdapat dalam sebuah data yaitu menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisis yang digunakan adalah jika terbentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah


(41)

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007).

Apabila nilai signifikan >a 0.05 maka tidak terjadi heteroskedasitas.Sebaliknya, jika nilai signifikan <a 0.05 maka terjadi heteroskedasitas.

4. Uji Autokolerasi

Autokolerasi adalah kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model (Nazaruddin dan Agus 2013). Pengujian Durbin-Watson (DW) diperlukan untuk mengetahui apakah model regresi tersebut mengandung autokorelasi atau tidak. Cara pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi adalah sebagai berikut: a. Jika d lebih kecil dL atau lebih besar dari (4-dL), maka hipotesis

alternative diterima, yang berarti terdapat autokolerasi.

b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis alternative ditolak yang berarti tidak ada autokolerasi.

c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantaranya (4-dU) dan (4-dL). Maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.


(42)

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable dependen dan independen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena terdiri 3 variabel independen.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi.Menurut (Gujarati dalam Ghozali, 2007), analisis regresi pada dasarnya merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas).Uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F. Untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

ISR = + b1 UDKS + b2 Profit + b3 UDPS + e ISR : Islamic Social Reporting Index

α : Konstanta

: Ukuran Dewan Komisaris Syariah : Profitabilitas

: Ukuran Dewan Pengawas Syariah

e : error (variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model)

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan persmaan sebagai berikut:

a. Uji Nilai F

Uji nilai F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. Jika nilai Sig


(43)

F < alpha (0.05), maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y apakah nilai Sig > alpha (0.05), maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

b. Uji Nilai t

Uji nilai t digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian diterima atau ditolak.Apabila nilai Sig < alpha 0.05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis, maka hipotesis diterima dan jika nilai Sig > alpha 0.05 dan koefisien regresi tidak searah dengan hipotesis, maka hipotesis ditolak.


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Hasil pemilihan sampel pada Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012-2015 diperoleh jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan, Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.1. Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Bank umum syariah yang terdapat di website masing-masing bank syariah tahun 2012-2015

11

Bank umum syariah yang tidak mempublikasikan annual report tahun 2012-2015

(2)

Perusahaan terpilih sebagai sampel 9

Tahun pengamatan 4

Jumlah observasi total periode penelitian (9 x 4) 36

B.Analisis Deskriptif

Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

TABEL 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi ISR 36 0,750 0,789 0,767 0,014 UDKS 36 2 5 3,390 0,871 PROFIT 36 0,001 0,290 0,102 0,077 UDPS 36 2 3 2,250 0,439 Sumber: Hasil olah data.


(45)

Tabel 4.2 menunjukkan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) memiliki rata-rata sebesar 0,767 dengan standar deviasi 0,014. Ukuran dewan komisaris syariah (UDKS) memiliki rata-rata sebesar 3,390 dengan standar deviasi 0,871. Profitabilitas (PROFIT) memiliki rata-rata sebesar 0,102 dengan tandar deviasi 0,077. Ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) memiliki rata-rata sebesar 2,250 dengan standar deviasi 0,439.

C.Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dimaksudkan agar model regresi yang diperoleh menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (best linier unbias estimator/blue).

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.3. Hasil Uji Normalitas

Z Asymp-sig Keterangan

One Sample KS 0,534 0,938 Data

berdistribusi normal Sumber: Hasil olah data.

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang diperoleh pada tabel 4.3 sebesar 0,938 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.


(46)

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.4 berikut.

TABEL 4.4. Hasil Uji Autokorelasi

DW-test dU 4-dU Keterangan Durbin-Watson 2,233 1,650 2,350 Tidak terdapat masalah

autokorelasi Sumber: Hasil analisis data

Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DW-test sebesar 2,233 berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.

3. Uji Multikolinearitas

Ringkasan hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.5.

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan bebas Tolerance VIF

UDKS 0,544 1,837 Non multikolinearitas PROFIT 0,725 1,379 Non multikolinearitas UDPS 0,571 1,751 Non multikolinearitas Sumber: Hasil olah data.

Tabel 4.5 memperlihatkan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Nilai variance inflation factor


(47)

(VIF) pada masing-masing variabel bebas tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel terikat Variabel bebas Sig.t Keterangan abse UDKS 0,090 Non heteroskedastisitas

PROFIT 0,061 Non heteroskedastisitas UDPS 0,571 Non heteroskedastisitas Sumber: Hasil olah data.

Tabel 4.6 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai absolut dari residual (abse). Hal ini terlihat dari nilai sig. t > 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

D.Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris syariah (UDKS), profitabilitas (PROFIT), dan ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).

Ringkasan hasil pengujian regresi linier berganda dengan disajikan pada tabel 4.7.


(48)

TABEL 4.7.

Ringkasan Hasil Uji Regresi Variabel Unstandardized

Coefficient B

Sig Keterangan Konstanta UDKS PROFIT UDPS 0,720 0,006 0,053 0,009 0,000 0,010 0,021 0,043 Signifikan Signifikan Signifikan Adj R-sq F-stat Sig 0,621 20,138 0,000 Sumber: Hasil olah data.

Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ISR = 0,720 + 0,006 UDKS + 0,053 PROFIT + 0,009 UDPS + e 1. Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)

a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Variabel ukuran dewan komisaris syariah (UDKS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,006 dengan p-value (sig) sebesar 0,010 < α (0,05), berarti ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Hipotesis pertama (H1) diterima.

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Variabel profitabilitas (PROFIT) memiliki koefisien regresi sebesar 0,053 dengan p-value (sig) sebesar 0,021 < α (0,05), berarti profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan


(49)

c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Variabel ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,009 dengan p-value (sig) sebesar 0,043 < α (0,05), berarti ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Hipotesis ketiga (H3) diterima.

2. Uji signifikansi nilai F (F-test)

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 diperoleh nilai sig. F (p-value) sebesar 0,000 < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah secara simultan terhadap Islamic Social Reporting.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Nilai adjusted R square sebesar 0,621 menunjukkan bahwa 62,1% variasi Islamic Social Reporting perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel variabel-variabel-variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah, sedang sisanya sebesar 37,9% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.

E.Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan


(50)

Islamic Social Reporting. Semakin banyak dewan komisaris yang terdapat di perusahaan, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO (manajemen puncak) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Apabila dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) serta Veronica dan Sumin (2009) yang menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR. Demikian juga dengan penelitian Khoirudin (2013) menemukan juga bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap ISR.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Anggraini, 2006). Tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola manajemennya, karena itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika dikaitkan dengan teori agensi, maka perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial secara lebih luas. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat akan mendapatkan tekanan yang lebih dari pihak ekternal perusahaan untuk lebih mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya secara luas. semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka


(51)

semakin besar pengungkapan informasi sosialnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Othman et al. (2009) yang menemukan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan kinerja sosial yang diprosikan dengan Islamic Social Responsibility (ISR). Demikian juga dengan penelitian Widiawati dan Raharja (2012) yang juga menemukan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap ISR berpengaruh positif dan signifikan. Namun berbeda penelitian Wijaya (2012) yang menghasilkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas informasi pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Dewan pengawas syariah mempunyai wewenang mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah, antara lain mengawasi kegiatan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, kepatuhan dengan prinsip syariah yang bisa diakui sebagai bentuk ISR perusahaan, sehingga posisi DPS dapat menjadi penentu pengungkapan tanggungjawab social perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ningrum et al. (2013) yang menyatakan bahwa ukuran dewan pengawas syariah mempengaruhi pengungkapan Islamic social reporting. Demikian juga dengan penelitian Farook dan Lanis (2005) yang juga menemukan bahwa Islamic Governance (sebagai proksi corporate governance

di bank Islam) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Namun berbeda dengan penelitian


(52)

Khoirudin (2013) yang tidak menemukan pengaruh ukuran dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan ISR dalam perbankan Syariah di Indonesia.


(53)

(Studi kasus pada Bank Syariah di Asia)”, Diponegoro Journal of Accounting., Vol. 2, No. 1.

Bank Indonesia. 2009.Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/ 2009 tentangPelaksanaanGood Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah”, www.ojk.go.id.

Chariri, Anisand Imam Ghozali. 2007.TeoriAkuntansi, BadanPenerbitUniversitasDiponegoro, Semarang.

Deegan, Craig. 2002. “The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosures-A Theoritical Foundation”. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, pp. 282-311.

Farook, S. Z., & Lanis, R. 2005. “Banking on Islam? Determinants of CSR Disclosure”.International Conference on Islamic Economics and Finance.

Farook, Sayd. 2007. “On Corporate Social Responsibility of Islamic Financial

Institutions”. Islamic Economic Studies.Vol.15, No. 1, July.

Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks Dan Islamic Social Reporting Indeks.Di presentasikan di Simposium Nasional Akuntansi.Purwokerto.

Gray, R., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Corporate social and environmental reporting: A review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure”, Accounting, Auditing and Accountability, Vol. 8, No. 2, pp. 47-77.

Haniffa R dan M. Hudaib. 2007. Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in Annual Reports Journal of Business Ethics 76 pp.97– 116.

Haniffa, R., & Hudaib, M. (2007).Exploring the ethical identity of Islamic Banks via commu- nication in annual reports.Journal of Business Ethics, 76, 97 116.Springer 2007.doi:10.1007/s10551-006-9272-5.


(54)

Jama’an, “ Teori Manajemen Keuangan,pemasaran,perbankan dan SDM, 2008, http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html

Janggu, T., 2004, “Corporate social disclosure of construction companies in Malaysia”, Master Thesis, Universiti Teknologi MARA

Khasanah, Erlinda Nur, 2015, “Pengaruh Mekanisme Islamic Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (studi empiris pada bank Umum Syariah BUMN dan Swasta di Indonesia Tahun 2012-2014)

Khoirudin, Amir. 2013. “Corporate GovernancedanPengungkapan Islamic Social

Reporting Pada Perbankan Syariah”,Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No.2.

Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis & Ekonomi, edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN”.

Maria Immaculatta, http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html,2006

Mohamed Zain, M., 1999, “Corporate social reporting in Malaysia: The Current State of the art and Future Prospects”, Dissertation for the Degree of Doctor of Philosophy, University ofSheffield

Musjtari, D. N dan Fitriyanti, Fadia.2010.Hukum Perbankan Syariah dan Takaful (dalam Teori dan Praktek). Yogyakarta: Lab Hukum FH UMY.

Ningrum, Ratna Aditya, Fachrurrozie, and PrabowoYudhoJayanto. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Dewan Pengawas SyariahTerhadap Pengungkapan ISR”,Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No.4. Othman, R, Thani, A.M., & Ghani, E. K. 2009.Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Sharia-Approved Companies in Bursa Malaysia.Research Journal of International Studies, 9, 4-20.

Ousama, A.A. and Fatima, A.H., 2006, “The determinants of voluntary disclosure in the annual reports by Shariah-Approved companies listed on Bursa Malaysia”, Paper presented at IIUM International Accounting Conference 3, Malaysia, 26-28 June


(55)

Sofyani, H.et al. 2012.Islamic Social Reporting Index Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia dan Malaysia).Jurnal Dinamkika Akuntansi Uness.Vol. 4, No. 1, pp. 36-46. Veronica, Theodora Martina dan Agus Sumin. 2009. “Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Gunadarma Jakarta.

Widiawati, Septi dan Raharja, Surya. 2012. Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Indeks Perusahaan – Perusahaan yang terdapat padaDaftar Efek Syariah Tahun 2009 – 2011.Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2.

Zuhdi, MujibAlwi. 2015. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance

danKinerjaKeuanganTerhadapPengungkapan ISR (Studi Komparasi Perbankan Syariah di Indonesia-Malaysia)”, Skripsi, Program Studi (S1) Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(56)

UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING

(Studi Empiris di Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015) THE EFFECT OF SIZE BOARD OF COMMISSIONERS, PROFITABILITY

AND SIZE OF THE SUPERVISORY BOARD TO DISCLOSURE OF ISLAMIC SOCIAL REPORTING

( Emprical Studies in sharia banking in Indonesia Period 2012-2015) SKRIPSI

Oleh: Sabrina Ayunani

20100420141

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(57)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan

Islamic social reporting pada perbankan syariah di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling dengan adanya criteria dan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah yang berjumlah 11 Bank Umum Syariah di Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder.

Teknik pengumpulan data menggunakan laporan tahunan bank umum syariah di Indonesia. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji f dan uji t. data yang dikumpulkan dianalisis terlebih dahulu dengan pengujian instrument dan data kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan alat uji SPSS versi 15. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social reporting. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak dengan cakupan yang lebihluas, sehingga akan dapat meningkatkan generalisasi kesimpulan hasil penelitian.

Kata Kunci: Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Ukuran Dewan Pengawas Syariah, Pengungkapan Islamic Social Reporting.


(58)

This study aims to investigate the influence of sharia board size, profitability, and the size of the supervisory board of Islamic sharia on the disclosure of social reporting on Islamic banking in Indonesia. The sampling technique in this research is done by purposive sampling with the specific criteria and considerations.The sample in this study is an Islamic commercial bank that consists of board size, profitability, and the size of the supervisory board of a total of 11 bank sharia Sharia in Indonesia. The data used in this research is secondary data.

Data collection technique used annual reports sharia banks in Indonesia. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with F test and t test. Data were collected and analyzed prior to the test instrument and the data then testing hypotheses by means of SPSS version 15. These results indicate that the size of the board of commissioners, profitability, and the size of the supervisory board of sharia positive effect on the disclosure of Islamic Social reporting. Advice can be given in this research should use more variables with wider coverage, so it will be able to increase the generalizability conclusion of the study.

Keywords: Size BOC, profitability, size of the Sharia Supervisory Board, Disclosures Islamic Social Reporting.


(59)

(60)

(61)

terhadap prinsip dan norma syari’ah bagi pelaku dan lembaga bisnis berbasis syari’ah. Secara normatif tentu saja kepatuhan terhadap syari’ah ini diyakini akan membawa kemaslahatan bagi semua pihak dalam muamalah. Meningkatnya nilai ISR Bank Umum Syariah di Indonesia tersebut diduga turut dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas orang muslim bahwa segala sesuatu adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, manusia sebagai pihak yang dituntut untuk patuh terhadap semua hukum-hukum Allah, maka manusia wajib melaporkan pertanggungjawabannya kepada Allah sebagai pusat segala sesuatu. Pertanggungjawaban tersebut yaitu dalam bentuk melakukan pengungkapan Islamic Social Reporting sebagai amanah dan wujud kepatuhan manusia terhadap hukum-hukum Allah yang tidak terlepas dari tujuan Islam. Bank Umum Syariah yang melaporkan tanggung jawab sosial sesuai prinsip syariah akan menjadi pertimbangan para pengambil keputusan muslim. Oleh karena itu, perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip Islam (Haniffa dalam Khoirudin, 2013). Kerangka tersebut tidak hanya berguna bagi para pemangku kepentingan perusahaan tersebut tetapi juga berguna bagi masyarakat dan wujud memenuhi petanggungjawabannya terhadap Allah..


(62)

perbankan syariah di Indonesia khususnya terkait isu pengungkapan Islamic Social Reporting. Riset-riset mengenai eksplorasi nilai-nilai syariah banyak dilakukan dengan pendekatan indeks Islamic Social Reporting (ISR). Penelitian ini telah banyak diteliti. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2015).

B. Tujuan

1. Untuk menganalisis ukuran dewan komisaris Syariah yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Untuk menganalisis profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia. 3. Untuk menganalisis ukuran dewan pengawas syariah yang berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting di Perbankan Syariah di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Jama’an, 2008).


(63)

sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.

3. Islamic Social Reporting

Islamic Social Reporting (ISR) adalah ukuran yang digunakan oleh para peneliti untuk menilai seberapa besar pengungkapan tanggungjawab sosial menurut pandangan syariah. Tanggungjawab sosial (CSR) merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas perusahaan terutama untuk perbankan syariah yang beroperasi dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As -sunnah.

4. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris yaitu jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan (Sembiring 2005).

5. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan per- tanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Anggraini, 2006).


(64)

6. Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Peraturan Bank Indonesia 11/3/PBI/2009 menyebutkan DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

7. Bank Syariah

Dalam UU No.21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah. Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

METODE PENELITIAN

A. JENIS DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau data sekunder, yaitu laporan tahunan (annual report) pada periode 2012-2015 dari website masing-masing bank syariah di Indonesia.

B. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:


(65)

penelitian yang sudah di audit oleh auditor independen. 3. Menggunakan mata uang rupiah.

4. Memiliki laporan tahunan yang lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.

5. Data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia.

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) yang diperoleh dari website resmi dari masing – masing bank syariah atau pada website lain yang bersangkutan seperti pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

D. Variabel dan Pengukurannya 1) Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan ISR dengan menggunakan ISR indeks. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skor.

ISR =


(66)

2) Variabel Independen a. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris syariah adalah banyaknya anggota dewan komisaris pada perbankan syariah yang diukur dengan menghitung anggota dewan komisaris perbankan syariah yang tercantum dalam annual report.

b. Profitabilitas

Nilai profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROE (Return On Equty).

c. Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Ukuran dewan Pengawas syariah adalah banyaknya anggota dewan komisaris pada perbankan syariah yang diukur dengan menghitung anggota dewan pengawas perbankan syariah yang tercantum dalam annual report.

E. Uji Kualitas dan Analisis Data

Uji normalitas ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian apabila p-value >0.05 maka data berdistribusi normal, sedangkan apabila p-value < 0.05 data tidak berdistribusi normal. Uji multikolinearitas melalui variance inflation factor (VIF). Jika VIF< 10, maka tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan VIF > 10, maka telah terjadi multikolonieritas. Uji Heteroskedasitas ini menggunakan nilai signifikan >a

0.05 maka tidak terjadi heteroskedasitas.Sebaliknya, jika nilai signifikan <a


(67)

F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. jika nilai Sig F < alpha (0.05), maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y apakah nilai Sig > alpha (0.05), maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Uji nilai t digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian diterima atau ditolak.Apabila nilai Sig < alpha 0.05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis, maka hipotesis diterima dan jika nilai Sig > alpha 0.05 dan koefisien regresi tidak searah dengan hipotesis, maka hipotesis ditolak.

Uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F. Untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

ISR = + b1 UDKS + b2 Profit + b3 UDPS + e ISR : Islamic Social Reporting Index

α : Konstanta

: Ukuran Dewan Komisaris Syariah : Profitabilitas

: Ukuran Dewan Pengawas Syariah


(68)

F. Analisis Data dan Pembahasan a. Statistik Deskriptif

Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) memiliki rata-rata sebesar 0,767 dengan standar deviasi 0,014. Ukuran dewan komisaris syariah (UDKS) memiliki rata-rata sebesar 3,390 dengan standar deviasi 0,871. Profitabilitas (PROFIT) memiliki rata-rata sebesar 0,102 dengan tandar deviasi 0,077. Ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) memiliki rata-rata sebesar 2,250 dengan standar deviasi 0,439.

b. Pengujian Asumsi Klasik dan Pengembangan Hipotesis

1. Uji Normalitas

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,938 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

2. Uji Autokolerasi

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai DW-test sebesar 2,233 berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.

3. Uji Heteroskedasitas

Hasil menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai absolut dari residual (abse). Hal ini terlihat dari nilai sig. t > 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.


(69)

masing-masing variabel bebas tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

5. Pengujian Hipotesis

Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ISR = 0,720 + 0,006 UDKS + 0,053 PROFIT + 0,009 UDPS + e

Uji F.Hasil perhitungan diperoleh nilai sig. F (p-value) sebesar 0,000

< α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan

variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah secara simultan terhadap Islamic Social Reporting.

Uji R2

. Nilai adjusted R square sebesar 0,621 menunjukkan bahwa 62,1% variasi Islamic Social Reporting perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah, sedang sisanya sebesar 37,9% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini. Dari hasil uji t sebagai berikut :


(70)

sebesar 0,006 dengan p-value (sig) sebesar 0,010 < α (0,05), berarti ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Profitabilitas (PROFIT) memiliki koefisien regresi sebesar 0,053 dengan p-value (sig) sebesar 0,021 < α (0,05), berarti profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,009 dengan p-value (sig) sebesar 0,043 < α (0,05), berarti ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dengan ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting..

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan


(1)

4. Uji Multikolinearitas

Hasil menunjukantidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Nilai variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel bebas tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

5. Pengujian Hipotesis

Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ISR = 0,720 + 0,006 UDKS + 0,053 PROFIT + 0,009 UDPS + e

Uji F.Hasil perhitungan diperoleh nilai sig. F (p-value) sebesar 0,000

< α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan

variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah secara simultan terhadap Islamic Social Reporting.

Uji R2

. Nilai adjusted R square sebesar 0,621 menunjukkan bahwa

62,1% variasi Islamic Social Reporting perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel variabel-variabel ukuran komisaris syariah, profitabilitas, dan ukuran dewan pengawas syariah, sedang sisanya sebesar 37,9% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini. Dari hasil uji t sebagai berikut :


(2)

Ukuran dewan komisaris syariah (UDKS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,006 dengan p-value (sig) sebesar 0,010 < α (0,05), berarti ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Profitabilitas (PROFIT) memiliki koefisien regresi sebesar 0,053 dengan p-value (sig) sebesar 0,021 < α (0,05), berarti profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Ukuran dewan pengawas syariah (UDPS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,009 dengan p-value (sig) sebesar 0,043 < α (0,05), berarti ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dengan ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran dewan komisaris syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting..

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.


(3)

3. Ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas peneliti dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan perbaikan dalam penilaian luas ungkapan indeks pengungkapan Islamic Social Reporting dengan memberi bobot pada tingkat kerincian suatu item informasi yang diungkapkan, sehingga indeks ungkapan menjadi lebih akurat.

2. Jumlah data observasi hendaknya lebih diperbanyak dengan periode pengamatan yang lebih panjang, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah variabel bebas, karena diduga banyak faktor yang diduga berpengaruh terhadap ISR seperti jenis bank, penerbitan sukuk, tingkat likuiditas dan umur perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adiertanto, Charles Pramudita and Chariri,Anis. 2013. “Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Asia)”, Diponegoro Journal of Accounting., Vol. 2, No. 1.

Bank Indonesia. 2009.Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/ 2009 tentangPelaksanaanGood Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan


(4)

Chariri, Anisand Imam Ghozali. 2007.TeoriAkuntansi, BadanPenerbitUniversitasDiponegoro, Semarang.

Deegan, Craig. 2002. “The Legitimising Effect of Social and Environmental

Disclosures-A Theoritical Foundation”. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, pp. 282-311.

Farook, S. Z., & Lanis, R. 2005. “Banking on Islam? Determinants of CSR

Disclosure”.International Conference on Islamic Economics and Finance.

Farook, Sayd. 2007. “On Corporate Social Responsibility of Islamic Financial Institutions”. Islamic Economic Studies.Vol.15, No. 1, July.

Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks Dan Islamic Social Reporting Indeks.Di presentasikan di Simposium Nasional Akuntansi.Purwokerto.

Gray, R., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Corporate social and environmental reporting: A review of the literature and a longitudinal study of UK

disclosure”, Accounting, Auditing and Accountability, Vol. 8, No. 2, pp.

47-77.

Haniffa R dan M. Hudaib. 2007. Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in Annual Reports Journal of Business Ethics 76 pp.97– 116.

Haniffa, R., & Hudaib, M. (2007).Exploring the ethical identity of Islamic Banks via commu- nication in annual reports.Journal of Business Ethics, 76, 97 116.Springer 2007.doi:10.1007/s10551-006-9272-5.

Jama’an, “ Teori Manajemen Keuangan,pemasaran,perbankan dan SDM, 2008, http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html

Janggu, T., 2004, “Corporate social disclosure of construction companies in Malaysia”, Master Thesis, Universiti Teknologi MARA

Khasanah, Erlinda Nur, 2015, “Pengaruh Mekanisme Islamic Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (studi empiris pada bank Umum Syariah BUMN dan Swasta di Indonesia Tahun 2012-2014)


(5)

Khoirudin, Amir. 2013. “Corporate GovernancedanPengungkapan Islamic Social

Reporting Pada Perbankan Syariah”,Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No.2.

Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis & Ekonomi, edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN”.

Maria Immaculatta, http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html,2006

Mohamed Zain, M., 1999, “Corporate social reporting in Malaysia: The Current State of the art and Future Prospects”, Dissertation for the Degree of Doctor of Philosophy, University ofSheffield

Musjtari, D. N dan Fitriyanti, Fadia.2010.Hukum Perbankan Syariah dan Takaful (dalam Teori dan Praktek). Yogyakarta: Lab Hukum FH UMY.

Ningrum, Ratna Aditya, Fachrurrozie, and PrabowoYudhoJayanto. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Dewan Pengawas SyariahTerhadap Pengungkapan ISR”,Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No.4. Othman, R, Thani, A.M., & Ghani, E. K. 2009.Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Sharia-Approved Companies in Bursa Malaysia.Research Journal of International Studies, 9, 4-20.

Ousama, A.A. and Fatima, A.H., 2006, “The determinants of voluntary disclosure in the annual reports by Shariah-Approved companies listed on Bursa Malaysia”, Paper presented at IIUM International Accounting Conference 3, Malaysia, 26-28 June

Romlah, J., Takiah, M.I. and Jusoh, M., 2003, “An investigation of Environmental Disclosure in Malaysia”, Universiti Kebangsaan Malaysia

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo.

Sofyani, H.et al. 2012.Islamic Social Reporting Index Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia dan Malaysia).Jurnal Dinamkika Akuntansi Uness.Vol. 4, No. 1, pp. 36-46.


(6)

Veronica, Theodora Martina dan Agus Sumin. 2009. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Gunadarma Jakarta.

Widiawati, Septi dan Raharja, Surya. 2012. Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Indeks Perusahaan – Perusahaan yang terdapat padaDaftar Efek Syariah Tahun 2009 – 2011.Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2.

Zuhdi, MujibAlwi. 2015. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan

Kinerja KeuanganTerhadap Pengungkapan ISR (Studi Komparasi Perbankan Syariah di Indonesia-Malaysia)”, Skripsi, Program Studi (S1) Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 143 104

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26

Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

2 10 18

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 4

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS BANK SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016 SKRIPSI Diajukan untu

0 0 135