BAB III.metode, qori'

48

BAB III
METODE PENELITIAN

“Metode penelitian adalah suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam
penelitian dan penilaian, suatu teknis yang umum bagi ilmu pengetahuan dan cara
tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.”1
Sedangkan menurut Arief Furchan” Sedangkan menurut Arief Furchan
“Metodologi Penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan
dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi”.2
Jadi metode penelitian dapat diartikan sebagai pembahasan tentang strategi
yang digunakan seorang peneliti dalam pengumpulan dan penganalisaan data
untuk mencapai tujuan penelitian serta menjawab persoalan. Berangkat dari
pendapat diatas, maka akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut berbagai berikut:
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian untuk mengungkap gejala secara holistik kontekstual secara
menyeluruh dan sesuai dengan konteks apa adanya melalui pengummpulan


1

Asrof Syafi’i, Diktat Metodologi Penelitian, (Tulungagung: STAIN Tulungagung,
2002), hal. 1
2
Arif Furhan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1983)

48

49

data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci
penelitian itu sendiri.3
Pendekatan ini juga dipilih karena memenuhi beberapa kriteria yang
diungkapkan oleh Moleong (2006) bahwa kriteria penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut: (1) Penelitian

kualitatif dilaksanakan pada latar alamiah


(konteks), (2) manusia sebagai instrumen, (3) Data analisis secara induktif, (4)
hasil penelitian bersifat deskriptif, (5) Lebih mementingkan proses daripada
hasil, (6) Adanya permasalahan yang ditentukan oleh batas penelitian, (7)
Adanya kriteria khusus yang diperlukan untuk keabsahan data, (8)
Digunakannya desain yang sesuai dengan kenyataan lapangan, dan (9) Hasil
penelitian atas dasar kesepakatan bersama.4
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan kelas adalah suatu penelitian yang menunjuk pada suatu kegiatan
yang mencerminkan suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal menarik minat penting bagi peneliti.5
MC Niff mempunyai pandangan tentang Penelitian Tindakan Kelas
sebagai penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya

3

Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktism, (Tulungagung: P3M, 2006), hal. 40
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hal. 8
5

Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hal. 2
4

50

dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah, pengembangan keahlian dalam mengajar dan sebagainya.6
Indikator dalam Penelitian Tindakan Kela ini dilihat dari peningkatan
pemahaman siswa pada konsep teorema Pythagoras didasarkan penilaian
kinerja, observasi, portofolio dan uraian.

B. Kehadiran Peneliti
Penelitian

ini

berusaha

untuk


mengungkapkan

makna

dari

pembelajaran menggunakan metode discovery (penemuan terbimbing) untuk
materi teorema Pythagoras pada kelas VIII MTs N Pulosari Tulungagung.
Makna yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam memahami konsep teorema Pythagoras. Penelitian ini lebih
menekankan pada proses pembelajaran. Proses yang diamati adalah aktifitas
siswa dalam belajar dan aktifitas guru selama melakukan kegiatan
pembelajaran. Data peristiwa yang terjadi dalam penelitian ini dianalisis
secara induktif dan dideskrepsikan.
Lebih lanjut dalam penelitian ini, peneliti adalah sebagai instrumen
utama yaitu berperan sebagai pelaksana pembelajaran.
Hal ini berarti bahwa peneliti sendiri yang berperan sebagai guru untuk
melaksanakan


pembelajaran

dengan

metode

discovery

(penemuan

terbimbing). Sedangkan guru mata pelajaran matematika hanya membantu
6

Sukidin, Basrowi, Suranto, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hal. 12

51

dalam melakukan observasi tindakan dan memberikan informasi-informasi
yang diperlukan penelitian.

Menurut Moleong, dalam penelitian kualitatif ”peneliti sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.7
Berdasarkan pendapat tersebur, untuk mengumpulkan data sebanyakbanyaknya, penulis yang sekaligus peneliti bekerjasama dengan guru
matematika setempat dan seorang teman sejawat sebagai pemberi tindakan
penelitian. Peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan
pembelajaran sesuai dengan metode discovery (penemuan terbimbing),
sekaligus memakainya dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu peneliti
juga bertindak sebagai pengumpul dan penganalisis data serta sebagai pelapor
hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan penelitian adalah MTsN Pulosari, Ngunut,
Tulungagung. Madrasah ini dijadikan lokasi penelitian karena berdasarkan
wawancara dengan para siswa mengenai teorema Pythagoras, mereka
cenderung kurang memahami teorema tersebut. Hal ini terbukti ketika para
siswa kelas VIII ditanya, ”Apakah kalian sudah mengetahuai teorema
Pythagoras?” Mereka tidak menjawab. Yang mereka ketahui teorema
Pythagoras a2 + b2 = c2, tetapi siswa belum memahami konsep teorema
7


Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif., hal. 9

52

Pythagoras, yang diperoleh dari mengenal segitiga siku-siku dan sebelumnya
siswa harus sudah memahami kuadrat

bilangan. Selain itu, berdasarkan

keterangan dari guru mata pelajaran matematika, pembelajaran yang
digunakan sebelumnya adalah guru langsung menginformasikan rumus
teorema Pythagoras yang akan diajarkan. Siswa jarang sekali, bahkan tidak
pernah diajak untuk mencari dan menemukan sendiri rumus dari teorema
Pythagoras tersebut. Padahal, jika siswa diarahkan untuk melakukan hal
tersebut, pengajaran topik ini akan lebih bermakna dan membuat siswa lebih
mengerti.

D. Data dan Sumber data
1. Data
Pengertian data menurut Suharsimi Arikunto adalah ”Hasil

pencatatan si peneliti baik berupa fakta maupun angka. 8 Adapun data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil wawancara,
hasil observasi dan hasil catatan lapangan. Data-data tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Hasil tes siswa, hasil tes digunakan untuk mengukur dan melihat
peningkatan skor siswa, ketuntasan materi dan pemahaman siswa.
b. Hasil wawancara terhadap siswa, hasil wawancara digunakan untuk
melihat apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang
8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hal. 91

53

direncanakan. Dari sini dapat dilihat faktor-faktor pendukung dan
penghambat proses belajar mengajar.
c. Hasil catatan lapangan-catatan lapangan digunakan untuk melengkapi
data-data hasil observasi.
2. Sumber Data

Menurut Lofland, ”Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.9 Dalam penelitian kualitatif, data kualitatif adalah
data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.
Meski demikian, untuk melengkapi analisis data peneliti mengambil data
kuantitatif berupa nilai dari hasil tes awal dan tes akhir pembelajaran.
Nilai-nilai itu kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode discovery
(penemuan terbimbing).
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-b MTsN
Pulosari, Ngunut, Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel dimana peneliti
cenderung untuk memilih informasi yang diangap mengetahui informasi
dari masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.
Moleong menyebutkan bahwa:

9

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif., hal. 157


54

Dalam penelitian kualitatif , peneliti sangat erat kaitannya dengan
faktor-faktor kontekstual. Sampling, yang dimaksudkan untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber dan bangunannya (contruction). Tujuan sampling untuk
menguji kekhususan yang ada ke dalam konteks yang unik serta
bertujuan menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan
dan teori yang muncul. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling).10
Dalam tatanan praktis, dari sekian banyak siswa di kelas VIII,
penulis mengambil beberapa siswa untuk dijadikan sampel atau informan
(subjek wawancara). Untuk menentukan siswanya, penulis berkonsultasi
dengan

guru matematika agar subyek yang dipilih benar-benar bisa

memberikan informasi secara mendalam dan mudah untuk diajak
berkomunikasi, sehingga proses wawancara berjalan lancar.


E. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) tes, (2)
wawancara, (3) observasi, dan (4) catatan lapangan.
1. Tes
Menurut Federick G Brown, tes adalah prosedur yang sistematik
guna mengukur sampel perilaku. Brown mengangap bahwa ciri sistematik
itu telah mencakup pengertian objektif standar dan syarat-syarat kualitas
lainnya.11

10
11

Ibid., hal. 224
Saifudin Azwar, Tes Prestasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 3

55

Tes diberikan pada awal sebelum tindakan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa, dan pada akhir tindakan diadakan tes akhir untuk
mengetahui peningkatan skor siswa.

2. Wawancara
Moleong menyebutkan bahwa: “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”12
Wawancara dilakukan pada sebelum penelitian dan pada saat akhir
tindakan. Wawancara dilakukan hanya pada subyek penelitian. Di sini
penelitian yang berperan

aktif untuk bertanya dan memancing

pembicaraan menuju masalah penelitian kepada sumber daya atau
informan, agar diperoleh jawaban dari permasalahan yang ada sehingga
data penelitian juga diperoleh. Adapun pedoman wawancara sebagaimana
terlampir.

3. Observasi
“Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
12

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian., hal. 186

56

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”13
Observasi dilakukan secara terus terang dan terencana dan diketahui oleh
informan. Dalam penelitian tindakan ini peneliti melakukan observasi,
dibantu oleh guru matematika kelas VIIIB dan teman sejawat, Peneliti
sebagai pelaku tindakan pembelajaran dengan siswa, sehingga tidak
mungkin bertindak sebagai observator.
Observasi pada penelitian ini juga termasuk observasi terstruktur,
yaitu observasi yang menggunakan instrumen observasi yang terstruktur
dan siap pakai, sehingga pengamatan hanya tinggal mengisi skor pada
tempat yang disediakan.14
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan

dimaksudkan untuk memperoleh data secara

obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak
tercantum dalam lembar observasi.

F. Teknik Analisa Data
Menurut Moleong, Proses analisa data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, hasil

13

Ngalim purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hal. 149
14
I GAK Wardani, Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), hal. 219

57

observasi, hasil catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,
foto-foto dan sebagainya.15
Berdasarkan pendapat di atas, maka analisis data dalam penelitian ini
dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan
pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Data yang terkumpul berupa hasil
pekerjaan tes siswa. Hasil wawancara, hasil observasi, hasil catatan lapangan,
analisis data dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model alir yang
dikembangakan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap (1)
mereduksi data, (2) menyajikan data, (3) menarik kesimpulan dan verifikasi.
1) Reduksi Data
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan reduksi data ini tidak
perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi.16
Data kuantitatif yang masih berupa angka dianalisis secara
deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata/prosentase keberhasilan belajar
dan lain-lain.17 Kriteria penilaian menurut Oemar adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian18
Huruf
15

Angka 0 – 4

Angka 0 – 100

Angka 0 – 10

Predikat

Moleong., hal. 247
Mattew B.Milles,A.Michael Huberman, Penerjemah, Ttetep Rohidi, Analisis Data
Kualitatif,(Jakarta: UI-Press,1992), hal.16
17
Arikunto, Penelitian Tindakan., hal. 131
18
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi, (Bandung: Mandar Maju, 2001),
hal. 122
16

58

A
B
C
D
E

4
3
2
1
0

85-100
70-84
55-69
40-54
0-39

8,5-10
7,0-8,4
5,5-6,9
4,0-5,4
0,0-3,9

Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang

Keterangan: Batas bawah, siswa dinyatakan lulus bila mencapai
nilai akhir atau nilai rata-rata minimal 55 = 2 = 5,5.
Adapun dalam penelitian ini penilaian yang digunakan dari angka
0 sampai 100, dan seorang siswa dikatakan berhasil bila mencapai nilai >
70. hal ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan berfikir siswa kelas
VIIIB MTsN Pulosari.
Selain data hasil penilaian tes, data hasil observasi, wawancara dan
catatan lapangan juga direduksi sehingga bisa diperoleh informasi yang
jelas dari data-data kasar yang diperoleh. Setelah data hasil observasi
siswa diperoleh peneliti, maka bisa dicari taraf keberhasilan tindakan. Hal
ini sangat diperlukan untuk bisa membuat kesimpulan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan, didasarkan pada
tabel tingkat penguasaan Ngalim Purwanto sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan19
Tingkat
penguasaan
86-100%
76-85%
19

Nilai huruf
A
B

Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik., hal. 103

Bobot
4
3

Predikat
Sangat baik
Baik

59

60-75%
55-59%
 54%

C
D
Tidak lulus

2
1
0

Cukup
Kurang
Kurang sekali

Sedangkan untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan,
didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Cara
mengetahuinya melalui rumus penilaian di bawah ini:
NP =

R
x 100%
SM

Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R

= Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yag bersangkutan
100 = Bilangan tetap.20
Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran, Mulyasa mengatakan:
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkkualitas dari segi proses
apabila seluruh siswa atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%
peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
dalam proses pembelajaran, di samping itu menunjukkan
kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya
diri,s edangkan dari segi hasil dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%.21
Adapun taraf keberhasilan tindakan yang digunakan peneliti adalah
75%, Hal ini disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa.
2) Penyajian data
20
21

hal. 102

Ibid.,, hal. 102
Mulyasa, Kurikulum Berbasis kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),

60

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan
informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi secara naratif. Hal ini
diharapkan dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian proses
kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari
pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari perpaduan data hasil
observasi, catatan lapangan dan tes. Data yang sudah terorganisasi ini
dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam

bentuk narasi, grafik,

maupun tabel.22
Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya ditafsirkan dan
dievaluasi untuk membuat rencana tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran
dan evaluasi dapat berupa penjelasan mengenai (1) perbedaan antara
rancangan dan pelaksanaan tindakan, (2) perlunya revisi pelaksanaan
tindakan, (3) alternatif tindakan yang dianggap tepat, (4) persepsi teman
sejawat dan peneliti dalam pengamatan dan pencatatan lapangan, dan (5)
kendala yang dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul.
3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan
terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian
makna data serta memberi penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan

22

I GAK Wardani, Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), hal. 223

61

verifikasi, yaitu menguji kebenaran yang muncul dari data. Verifikasi
merupakan validasi dari data yang disimpulkan.23
Verifikasi merupakan tujuan yang pada catatan- catatan lapangan
atau mungkin dengan peninjauan kembali dan tukar menukar fikiran
diantara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif,
sehingga kesimpulan yang diambil benar-benar sesuai dengan data yang
diperoleh.

G. Pengecekan keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan

data dalam penelitian ini digunakan

teknik kriteria derajat kepercayaan. Pada dasarnya penerapan kriterium derajat
kepercayaan adalah untuk menggantikan konsep validitas internal dan non
kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melaksanakan discovery sedemikian
rupa sehinga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Selain itu untuk
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti. 24 Adapun
derajat

23
24

kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)

Milles dan Heboerman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 19
Moleong, Metodologi Penelitian., hal. 324

62

ketekunan pengamat, (2) triangulasi, dan (3) pengecekan teman sejawat
melalui diskusi.25
Ketekunan pengamat dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan dengan teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian
kegiatan ini dapat diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif dan aktif
sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diingini (subyek berdusta, menipu,
berpura-pura dan sebagainya).
”Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut.” 26 Triangulasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil tes siswa, hasil wawancara
dan hasil

observasi. Dengan Triangulasi ini, penulis mampu menarik

kesimpulan yang mantap tidak hanya

dari satu cara pandang, sehingga

keberadaan data lebih bisa diterima.
Teknik pengecekan validitas data bisa dilakukan dengan cara
mengekspor hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.27
Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan proses dan hasil penelitian
dengan dosen pembimbing atau teman mahasiswa jurusan tarbiyah program
studi matematika STAIN Tulungagung yang sedang atau telah mengadakan
25

Ibid., hal. 327-332
Ibid., hal. 330
27
Ibid., hal. 332
26

63

penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti memperoleh masukanmasukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian.

H. Tahap-Tahap Penelitian
Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap,
yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan.
1. Tahap pendahuluan/refleksi awal
Pada tahap refleksi awal kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Dialog peneliti dengan kepala madrasah, tentang penelitian yang akan
dilakukan.
b. Melakukan observasi lapangan dan dialog dengan beberapa guru
matematika MTsN Pulosari. Pada tahap ini peneliti mencari tahu
tentang pembelajaran yang biasa digunakan di kelas VIII sebelumnya,
kemudian peneliti menentukan kelas yang akan kemudian tempat
penelitian.
c. Menentukan sumber data.
d. Membuat soal tes awal
e. Melakukan tes awal
f. Melakukan subjek penelitian
2. Tahap pelaksanaan tindakan

64

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang
terdiri dari 4 tahap. Tahap awal adalah penyusunan rencana (plan), tahap
kedua adalah melaksanakan tindakan (act) yang diikuti dengan tahap
pengamatan selama tindakan berlangsung (observe), dan yang terakhir
adalah refleksi. Uraian masing-masing tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Menyusun kegiatan pembelajaran
3) Menyiapkan materi yang akan disajikan
4) Menyiapkan materi yang akan digunakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran.
5) Menyiapkan kelas pembelajaran pembelajaran
6) Menemui guru kelas untuk mengkoordinasikan program kerja
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan
pembelajaran dengan metode discovery sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan tindakan
ini penelitian melakukan pembelajaran terhadap siswa kelas VIII
melalui beberapa tahapan, yaitu:

65

1) Tahap awal: membuka pembelajaran, menyampaikan tujuan, dan
memotivasi siswa.
2) Tahap inti: menyampaikan materi yang akan dipelajari dan
menggali pemahaman siswa tentang materi.
3) Tahap akhir: mengadakan penilaian dan menutup pembelajaran.
Adapun rencana pembelajaran dengan metode discovery
(penemuan terbimbing) ini sebagaimana terlampir.
c. Observasi
Kegiatan observasi dalam pelaksanaan tindakan ini adalah
mengamati aktivitas seluruh siswa kelas VIII selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disedikaan. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pengamatan hasil
belajar siswa yang diperoleh dari hasil kerja kelompok dan nilai tes
individu. Sedangkan observasi dilakukan seorang guru matematika dan
seorang mahasiswa STAIN Tulungagung prodi Matematika. Adapun
lembar observasi tercantum dalam lampiran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan
atau kegagalan pencapaian sebagai tujuan dan untuk menentukan perlu
tidaknya tindak lanjut dalam mencapai tujuan akhir.
Pada kegiatan refleksi peneliti melakukan diskusi dengan
pengamat untuk menjaring atau mengumpulkan hal-hal yang terjasi

66

sebelum

dan selama

tindakan

berlangsung berdasarkan hasil

pengamatan tes, catatan lapangan, wawancara dan observasi agar dapat
diambil

kesimpulan. Kegaiatan refleksi dilaksanakan dengan cara

menganalisis, memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data-data
tersebut.
Dari keempat tahap di atas, dipandang sebagai suatu siklus
tindakan. Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus. Masingmasing siklus terdiri dari

tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan tahap refleksi
yaitu tahap dimana peneliti dan pengamat mengambil pertimbangan di
dalam merumuskan dan merencanakan tindakan yang lebih efektif
pada siklus berikutnya. Siklus tindakan anak dihentikan jika siswa
Rencana
RencanaAwal
Awal
telah mencapai pemahaman sesuai indikator yang ditentukan dari
peningkatan pemahamanRefleksi
siswa terhadap konsep teorema Pythagoras.
Refleksi
Hal ini dapat dinyatakan melalui taraf keberhasilan, yaitu taraf
Tindakan
Tindakandan
dan
Observasi
Observasi
keberhasilan tindakan  75% dan taraf keberhasilan nilai > 70.
Rencana
yang
Rencana
yangDirevisi
Direvisi
Adapun kegiatan penelitian tindakan kelas model
Kemmis
dan
Taggart dapat digambarkan
sebagai berikut:28
Refleksi
Refleksi
Tindakan
Tindakandan
dan
Observasi
Observasi
Rencana
Rencanayang
yangDirevisi
Direvisi

28

hal. 16

Refleksi
Suharsimi Arikunto, et.al, Penelitian
Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Refleksi
Tindakan
Tindakandan
dan
Observasi
Observasi
Hasil penelitian

67

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 19

BAB I PENDAHULUAN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 4

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DI KABUPATEN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Pondok Pesantren Darussalam Di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

0 0 14

PENDAHULUAN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Pondok Pesantren Darussalam Di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

0 0 4

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DI KABUPATEN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Pondok Pesantren Darussalam Di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

0 0 14

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA QORI’AH DAN NON QORI’AH DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DI KABUPATEN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Antara Qori’ah dan Non Qori’ah di Pondok Pesantren Darussalam di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

0 0 15

S SOS 1104232 Chapter3

0 0 15

BAB III.METODE PENELITIAN

0 0 18

DAFTAR PUSTAKA QORI WAHYUNINGSIH FARMASI’13

0 0 25