Pengaruh Kadar AlF3 dan CaF2 pada Komposisi Bath Terhadap Efisiensi Arus di PT Inalum Kuala Tanjung

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aluminium ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen
dan silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Karena sifatnya yang sangat menguntungkan,
penggunaan aluminium terus berkembang. Ini terlihat dari semakin banyaknya alat-alat yang
diproduksi dengan menggunakan aluminium. Sehingga berkembanglah industri peleburan
aluminium di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia, dimana pada 6 Januari 1976 di Jakarta
dibentuklah PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) yang merupakan perusahaan joint
venture antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co.Ltd.
(NAA).
PT. Inalum membangun pabrik peleburan yang beroperasi dengan kapasitas terpasang
510 pot yang terbagi dalam 3 gedung, sehingga di masing-masing gedung terdapat 170 pot.
Dimana jenis tungku yang digunakan adalah Prebaked Anode Furnace (PAF) yaitu suatu sistem
dimana anoda dipanggang terlebih dahulu (prebaked) sebelum dipergunakan (PT. INALUM,
2011)


Universitas Sumatera Utara

14

Proses peleburan aluminium di PT. Inalum dilakukan dengan sistem elektrolisa dengan
cara mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik
sebagai material utama. Dimana material ini akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi dengan
temperatur operasi 955°C (± 10ºC), kuat arus yang dipakai adalah 190-200 kA dengan tegangan
tiap pot sekitar 4,2 – 4,4 volt. Selain material utama, ada juga material penunjang yang fungsinya
tidak kalah penting dengan material utama, yaitu kriolit, soda abu dan aluminium florida.
Produksi aluminium di PT. Inalum tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Dimana
umumnya persentase produk secara aktual lebih rendah dibandingkan dengan persentase produk
secara teoritis. Ini diakibatkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah keasaman bath (Sa)
yang terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan alumina tak dapat terlarut menjadi aluminium.
Elektrolit yang banyak mengandung sodium fluorida (NaF) akan meningkatkan Efisiensi
Arus atau Current Efficiency (CE) karena bath seperti ini biasanya mengandung AlF3, LiF, MgF2
dan CaF2 adalah aditif yang dapat menaikkan CE. Konsentrasi AlF3 yang kecil pada bath akan
menurunkan CE. Efisensi arus atau (Current Efficiency, CE) merupakan persentase perbandingan
antara jumlah metal yang dihasilkan dari pot dengan jumlah metal yang dihasilkan secara

teoritis.

Current Efficiency (CE) =

Berat metal yang di tapping
x 100 %
Berat metal secara teoritis

Dalam sel elektrolisis modern, rata-rata CE adalah 95 – 96%, hal ini tergantung kepada
prosedur teknis yang dilakukan (PT.INALUM, 2011).

Universitas Sumatera Utara

15

1.2. Permasalahan

3

dan


2

yang

merupakan

salah

satu

komposisi

bath

mempengaruhi

keasaman,Efisiensi Arus, Temperatur Liqiudus di dalam tungku reduksi. Dalam hal ini
permasalahannya adalah bagaimana pengaruh kadar


3

dan

2

terhadap Temperatur

Liqiudus yang mempengaruhi Current Efficiency.

1.3. Tujuan

a) Untuk mengetahui kadar

3

dan

2


di dalam tungku reduksi

b) Untuk mengetahui dampak pada tungku reduksi akibat kekurangan dan kelebihan

3

c) Untuk mengetahui hubungan Temperatur Liqiudus terhadap Efisiensi Arus

1.4. Manfaat

a) Dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam Sistem Pengontrolan Keasaman bath (Sa)
terhadap Efisiensi Arus
b) Dapat menambah pengetahuan penulis tentang hubungan Temperatur Liqiudus terhadap
Efisiensi Arus terhadap operasi tungku reduksi

Universitas Sumatera Utara