Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana itulah yang akan dikelola oleh perusahaan untuk kelancaran kegiatan operasinya. Pengelolaan kegiatan keuangan perusahaan dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam manajemen keuangan meliputi perencanaan keuangan, analisis keuangan dan pengendalian keuangan. Orang-orang yang melaksanakan kegiatan tersebut dinamakan manajer keuangan (Husnan dan Pudjiastuti, 2006 : 4). Kegiatan kegiatan keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu penggunaan dana dan pencarian dana. Berdasarkan dua kegiatan utama tersebut, menghasilkan fungsi-fungsi keuangan yakni, meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen. Fungsi keuangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan (Van Horne and Wachowicz, 2005 : 270). Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen di satu sisi akan memenuhi harapan investor untuk mendapatkan return sebagai hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya


(2)

2 dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal berarti kebijakan tersebut harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham melalui dividen dan kepentingan perusahaan dalam hal pertumbuhannya.

Bagi perusahaan, pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang. Bagi pemegang saham, dividen merupakan satu bentuk pengembalian atas investasi mereka. Sedangkan bagi kreditur, pembagian dividen merupakan salah satu signal positif bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Masyarakat umum juga memandang bahwa perusahaan yang mampu membayar dividen sebagai perusahaan yang memiliki kredibilitas. Oleh sebab itu perusahaan senantiasa dihadapkan pada permasalahan mengenai bagaimana memperoleh, menggunakan, mengembalikan dana yang diperoleh tersebut dengan suatu tingkat pengembalian yang dapat memuaskan pihak pemberi dana.

Ketika menanamkan modal di suatu emiten. Investor mempunyai dua tujuan utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa capital gain maupun dividen. Capital gain merupakan return yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual dari transaksi saham yang dilakukan oleh investor Sedangkan dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk pemegang saham perusahaan tersebut. (Gordon dalam Sartono, 1998: 366) menyatakan bahwa shareholder lebih memilih deviden pada saat ini dibandingkan return yang tinggi dari capital gain dimasa yang akan datang . Ada dua jenis


(3)

3 dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan emiten bahkan cenderung terjadi kontroversi antara pemegang saham dan perusahaan emiten. Kontroversi yang ada adalah antara pendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang diajukan oleh Miller dan Modigliani (MM) yang sering disebut teori irrelevansi dividen, sementara argumen lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang sering disebut teori relevansi dividen, dan argumen terakhir yang menyatakan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan nilai perusahaan (Hanafi, 2004). Dividen non kas adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh dividen non kas adalah dividen saham (stock dividend) dan dividen aktiva.

Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian deviden, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya. Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang


(4)

4 sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba (Muqodim, 2005 : 114).

Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis (Belkaoui, 2000 : 332). Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk memprediksi arus kas masa depan perusahaan. Selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan, seringkali perusahaan juga mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non kas, artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan.

Selain kedua ukuran kinerja keuangan tersebut di atas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan juga mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham (Stice Skousen, 2004) . Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva (Ira, 2008).

Semakin besar ukuran perusahaan tersebut maka modal yang dimiliki untuk operasi perusahaan juga akan semakin besar, termasuk modal sahamnya. Dengan demikian akan mengakibatkan bahwa perusahaan akan membayarkan jumlah dividen kas yang semakin besar untuk setiap periode pembayaran dividen. Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya


(5)

5 perusahaan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar modal (Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006). Dengan umur perusahaan yang lebih lama menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari tahun ke tahun dan mampu meminimalisasikan kerugian perusahaan sehingga perusahaan mampu membayarkan dividen kas kepada stakeholders dalam perusahaan mereka, demi kesejahteraan para pemegang saham. Perusahaan yang sudah lama dan stabil membayar sebagian labanya untuk dividen.

Dalam era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang sangat ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap pemilik perusahaan menginginkan kesinambungan hidup perusahaan. Untuk tercapainya kesinambungan hidup (going concern) tersebut, haruslah berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja tersebut dapat dilihat melalui laba yang sering digunakan sebagai ukuran kinerja, yang disajikan dalam laporan laba rugi. Informasi laba merupakan di dalam laba rugi perusahaan yang bertujuan untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Laba yang diperoleh perusahaan akan ditahan sebagai retained earning sedangkan sisanya akan


(6)

6 dibagikan sebagai dividen. Dividen ada beberapa bentuk, umumnya yang biasa dibagikan berbentuk dividen saham (stock dividend) dan dividen kas (cash dividend). Jumlah dividen yang dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan.

Dividen kas umumnya lebih sering dibagikan pada pemegang saham, biasanya dalam sekali setahun bahkan lebih dari satu kali setahun. Kebijakan manajemen membagikan dividen dalam bentuk kas biasanya ditentukan dalam rapat pemegang saham, yang merupakan keputusan perusahaan tertinggi pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Untuk memutuskan kebijakan pembagian dividen tersebut ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan perusahaan.

Sejumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia membagikan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah dividen yang berbeda-beda, tergantung laba yang diperoleh dan kecukupan dana untuk membagikan dividen. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor yang ingin memiliki sejumlah saham yang nantinya investor mengharapkan sejumlah dividen maupun gain. Beberapa perusahaan memiliki jumlah laba yang besar tetapi dividen yang dibagikan tidak sebanding dengan laba yang diperoleh. Secara umum disebabkan oleh jumlah kas yang terbatas maupun likuiditas perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing (2006), Sitepu (2010), Galaxy (2010), dan Purba (2012) yang menggunakan sampel dari perusahaan industri konsumsi, perusahaan manufaktur


(7)

7 merupakan sub bidang dari industri konsumsi dasar, dan perusahaan sektor infrastructure, utilities and transportation. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen kas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu tahun yang diamati yaitu tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 serta perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan-perusahaan yang telah go public di BEI tersebut tersebar kedalam sembilan sektor, namun pada penelitian ini difokuskan pada sektor Real Estate dan Property. Alasan peneliti mengambil sektor ini adalah bahwa : Pertama, Indonesia adalah negara berkembang, artinya bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan fisik seperti pembangunan gedung-gedung, pembukaan pemukiman baru, atau masih membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kemajuan dalam bidang lainnya. Kedua, Indonesia adalah negara kepulauan artinya diperlukan fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan perdagangan atau kegiatan perekonomian antara wilayah baik dalam satu pulau maupun antar pulau, kelancaran dalam aktivitas ini bisa memacu peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto), dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga yang secara otomatis pembangunan infrastruktur dan suprastruktur menjadi sektor bisnis yang semakin kompetitif.


(8)

8 Dari uraian diatas maka peniliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan hasil penelitian-penelitian terdahulu maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan dan umur perusahaan memiliki hubungan secara parsial maupun simultan dengan dividen kas yang di bayarkan pada perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan dengan dividen kas baik secara parsial dan simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang dividen kas.


(9)

9 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memjadi

bahan masukan tentang kebijakan dividen agar mampu memaksimalkan nilai perusahaan.

3. Bagi investor, dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan rencana investasinya terkait tingkat pengembalian berupa dividen.

4. Bagi pihak-pihak lain, khususnya almamater Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.


(1)

4 sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba (Muqodim, 2005 : 114).

Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis (Belkaoui, 2000 : 332). Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk memprediksi arus kas masa depan perusahaan. Selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan, seringkali perusahaan juga mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non kas, artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan.

Selain kedua ukuran kinerja keuangan tersebut di atas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan juga mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham (Stice Skousen, 2004) . Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva (Ira, 2008).

Semakin besar ukuran perusahaan tersebut maka modal yang dimiliki untuk operasi perusahaan juga akan semakin besar, termasuk modal sahamnya. Dengan demikian akan mengakibatkan bahwa perusahaan akan membayarkan jumlah dividen kas yang semakin besar untuk setiap periode pembayaran dividen. Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya


(2)

5 perusahaan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar modal (Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006). Dengan umur perusahaan yang lebih lama menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari tahun ke tahun dan mampu meminimalisasikan kerugian perusahaan sehingga perusahaan mampu membayarkan dividen kas kepada stakeholders dalam perusahaan mereka, demi kesejahteraan para pemegang saham. Perusahaan yang sudah lama dan stabil membayar sebagian labanya untuk dividen.

Dalam era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang sangat ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap pemilik perusahaan menginginkan kesinambungan hidup perusahaan. Untuk tercapainya kesinambungan hidup (going concern) tersebut, haruslah berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja tersebut dapat dilihat melalui laba yang sering digunakan sebagai ukuran kinerja, yang disajikan dalam laporan laba rugi. Informasi laba merupakan di dalam laba rugi perusahaan yang bertujuan untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Laba yang diperoleh perusahaan akan ditahan sebagai retained earning sedangkan sisanya akan


(3)

6 dibagikan sebagai dividen. Dividen ada beberapa bentuk, umumnya yang biasa dibagikan berbentuk dividen saham (stock dividend) dan dividen kas (cash dividend). Jumlah dividen yang dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan.

Dividen kas umumnya lebih sering dibagikan pada pemegang saham, biasanya dalam sekali setahun bahkan lebih dari satu kali setahun. Kebijakan manajemen membagikan dividen dalam bentuk kas biasanya ditentukan dalam rapat pemegang saham, yang merupakan keputusan perusahaan tertinggi pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Untuk memutuskan kebijakan pembagian dividen tersebut ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan perusahaan.

Sejumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia membagikan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah dividen yang berbeda-beda, tergantung laba yang diperoleh dan kecukupan dana untuk membagikan dividen. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor yang ingin memiliki sejumlah saham yang nantinya investor mengharapkan sejumlah dividen maupun gain. Beberapa perusahaan memiliki jumlah laba yang besar tetapi dividen yang dibagikan tidak sebanding dengan laba yang diperoleh. Secara umum disebabkan oleh jumlah kas yang terbatas maupun likuiditas perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing (2006), Sitepu (2010), Galaxy (2010), dan Purba (2012) yang menggunakan sampel dari perusahaan industri konsumsi, perusahaan manufaktur


(4)

7 merupakan sub bidang dari industri konsumsi dasar, dan perusahaan sektor infrastructure, utilities and transportation. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap dividen kas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu tahun yang diamati yaitu tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 serta perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan-perusahaan yang telah go public di BEI tersebut tersebar kedalam sembilan sektor, namun pada penelitian ini difokuskan pada sektor Real Estate dan Property. Alasan peneliti mengambil sektor ini adalah bahwa : Pertama, Indonesia adalah negara berkembang, artinya bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan fisik seperti pembangunan gedung-gedung, pembukaan pemukiman baru, atau masih membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kemajuan dalam bidang lainnya. Kedua, Indonesia adalah negara kepulauan artinya diperlukan fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan perdagangan atau kegiatan perekonomian antara wilayah baik dalam satu pulau maupun antar pulau, kelancaran dalam aktivitas ini bisa memacu peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto), dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga yang secara otomatis pembangunan infrastruktur dan suprastruktur menjadi sektor bisnis yang semakin kompetitif.


(5)

8 Dari uraian diatas maka peniliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan hasil penelitian-penelitian terdahulu maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan dan umur perusahaan memiliki hubungan secara parsial maupun simultan dengan dividen kas yang di bayarkan pada perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan dengan dividen kas baik secara parsial dan simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang dividen kas.


(6)

9 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memjadi

bahan masukan tentang kebijakan dividen agar mampu memaksimalkan nilai perusahaan.

3. Bagi investor, dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan rencana investasinya terkait tingkat pengembalian berupa dividen.

4. Bagi pihak-pihak lain, khususnya almamater Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Infrastructure, Utility, And Transportation Dan Real Estate And Property Yang Terdaftar Di BEI

1 66 118

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 24 79

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan industri konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 56 82

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 9 93

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan dengan Dividen Kas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8