Pengaruh Aromaterapi Minyak Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) terhadap Waktu Reaksi Sederhana pada Wanita Dewasa.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH AROMATERAPI

MINYAK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA WANITA DEWASA

Arihta Ginting, 2015; Pembimbing I : Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes. Pembimbing II : dr. Winsa Husin, M.Sc., M.Kes., PA(K)

Di zaman perkembangan teknologi ini, manusia dituntut untuk memberikan tanggapan cepat dengan kewaspadaan yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, sehingga dibutuhkan waktu reaksi yang singkat dalam meningkatkan produktivitas & efisiensi. Aromaterapi dikenal memiliki efek terapeutik untuk meningkatkan kesehatan fisik maupun emosional serta meningkatkan kewaspadaan. Salah satu minyak esensial yang sering digunakan pada aromaterapi

adalah Minyak Lemon yang memiliki kandungan aktif

D-Limonene & L-Limonene yang merangsang Sistem Saraf Pusat dengan mensekresikan noradrenalin yang bersifat stimulan, sehingga memperpendek waktu reaksi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh minyak Lemon terhadap waktu reaksi pada wanita dewasa.

Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan desain pre-test dan post-test terhadap 30 orang wanita dewasa sebelum dan sesudah pemberian minyak Lemon. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana (dalam detik) dengan menggunakan kronoskop yang dilengkapi stopwatch terhadap rangsang cahaya. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan α = 0,05 dengan kemaknaan p<0.05.

Hasil penelitian setelah menghirup minyak lemon menunjukkan waktu reaksi sederhana (dalam detik) cahaya warna merah (0,155), kuning (0,152), hijau (0,156), biru (0,152), lebih singkat dari waktu reaksi sebelumnya yaitu merah (0,297), kuning (0,307), hijau (0,284), biru (0,316), dengan p<0.01.

Simpulan penelitian ini adalah minyak Lemon mempersingkat Waktu Reaksi Sederhana pada wanita dewasa.

Kata kunci: Aromaterapi, Citrus limon, waktu reaksi sederhana


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEMON OIL (Citrus limon (L.) Burm.f.)

AROMATHERAPY ON SIMPLE REACTION TIME IN ADULT FEMALES

Arihta Ginting, 2015; Adviser I : Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes. Adviser II : dr. Winsa Husin, M.Sc., M.Kes., PA(K)

In this technological era, rapid response and a high level of vigilance are required for increasing productivity and efficiency by shortened reaction time. Aromatherapy has been known to have a therapeutic effect to improve physical and emotional health and increase alertness. One of them is Lemon Oil. Lemon oil has active ingredients, namely D-Limonene and L-Limonene which can stimulate the central nervous system by releasing noradreline, so it can shorten the reaction time.

The purpose of this research was to determine the effect of Lemon oil on reaction time in adult female.

This research was a quasi experimental with pre-test and post-test design. Thirty adult women were given Lemon oil. The data measured were simple reaction time by using a chronoscope with stopwatch to light stimulus. The data was analyze using paired t-test with α = 0.05

The result after inhaling lemon oil shows a simple reaction time on red light in seconds (0.115), yellow (0.152), green (0.156), blue (0.152), significantly shorter than the previous reaction time, with red (0.297), yellow (0.307), green (0.284), blue (0.316), with p<0.01.

The conclusion was Lemon oil aromatherapy shortened the simple reaction time in adult female.


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.4.1 Manfaat Akademik ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 2

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 5

2.1.1 Definisi Waktu Reaksi ... 5

2.1.2 Sejarah Waktu Reaksi ... 5

2.1.3 Jenis-jenis Waktu Reaksi ... 6

2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Reaksi ... 7


(4)

2.2 Proses Pengolahan Impuls Saraf ... 9

2.2.1 Proses perubahan Impuls dari Indra Penglihatan ... 10

2.2.2 Fisiologi Penghidu ... 13

2.2.3 Proses Integrasi (Pengolahan di Korteks Serebri) ... 16

2.2.4 Pusat Pengaturan Waspada ... 14

2.3 Aromaterapi... 19

2.3.1 Definisi Aromaterapi ... 19

2.3.2 Sejarah Aromaterapi ... 19

2.3.3 Minyak Esensial ... 21

2.3.4 Kimia Senyawa Aromaterapi ... 22

2.3.5 Mekanisme Kerja Aromaterapi & Hubungan pada Struktur Otak ... 23

2.3.6 Cara Aplikasi dan Penggunaan Aromaterapi ... 25

2.4 Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f. ) ... 28

2. 4.1 Taksonomi Lemon ... 29

2. 4.2 Sejarah Lemon ... 29

2 .4.3 Kandungan Lemon ... 31

2. 4.4 Sifat-sifat dan Indikasi Aromaterapi Lemon ... 32

2. 4.6 Hubungan Minyak Lemon dengan Waktu Reaksi ... 33

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 35

3.2 Subjek Penelitian ... 35

3.2.1 Kriteria Inklusi ... 35

3.2.2 Kriteria Eksklusi ... 35

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.4 Metode Penelitian ... 36

3.4.1 Desain Penelitian ... 36

3.4.2 Variabel Penelitian ... 36

3.4.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 36


(5)

x

3.5 Prosedur Kerja ... 37

3.5.1 Persiapan Sebelum Tes ... 37

3.5.2 Pelaksanaan Saat Tes ... 38

3.5.3 Prosedur Penelitian ... 38

3.6 Metode Analisis ... 39

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Pembahasan ... 43

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48

RIWAYAT HIDUP ... 55


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Unsur-unsur Pembentuk Minyak Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) ... 32 Tabel 2.2 Sifat-sifat dan Indikasi Minyak Lemon (Citrus limon (L.)

Burm.f.) ... 32 Tabel 4.1 Nilai Rerata Waktu Reaksi Sederhana pada Wanita Dewasa...41


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pandangan depan eksternal & Pandangan sagital Internal. ... 10

Gambar 2.2 Lapisan-lapisan molekular di Retina ... 11

Gambar 2.3 Panjang Gelombang Elektromagnetik Warna ... 12

Gambar 2.4 Jalur Penglihatan ... 12

Gambar 2.5 Struktur di Mukosa Olfaktorius. ... 13

Gambar 2.6 Jaras Penghidu ... 16

Gambar 2.7 Daerah Fungsional di Korteks ... 17

Gambar 2.8 Formasio Retikularis ... 18

Gambar 2.9 Tanaman Lemon & Bunga Pohon Lemon ... 28

Gambar 4.1 Diagram batang: Nilai Rerata Waktu Reaksi sebelum pemberian minyak Lemon dan sesudah pemberian minyak Lemon ... 42


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 INFORMED CONSENT ... 48

Lampiran 2 DATA HASIL PERCOBAAN ... 49

Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN ... 51

Lampiran 3 DOKUMENTASI ... 52


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman perkembangan teknologi ini, manusia dituntut untuk memberikan tanggapan cepat dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, sehingga dibutuhkan waktu reaksi yang singkat dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi manusia. Waktu reaksi adalah interval waktu yang dibutuhkan antara munculnya rangsangan hingga munculnya respon muskular pada rangsangan yang diberikan (Hick, 2008). Faktor-faktor yang dapat memengaruhi waktu reaksi adalah jenis rangsangan, intensitas rangsangan, jenis kelamin, kewaspadaan, tangan kiri atau tangan kanan, penglihatan langsung atau perifer, kelelahan, usia, alkohol, latihan, gangguan luar, obat-obat stimulan dan kebiasaan berolahraga. Faktor-faktor ini dapat mempercepat maupun memperlambat waktu reaksi (Kosinski R. J., 2013).

Aromaterapi telah digunakan manusia sejak 5300 tahun yang lalu oleh orang-orang Mesir untuk pembalsaman dan higiene. Aromaterapi merupakan penggunaan minyak esensial untuk meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan masase (Price, Price, & Penoel, 1999). Salah satu minyak esensial yang sering digunakan pada aromaterapi adalah Minyak Lemon yang mempunyai zat aktif yang berpotensi sebagai anti-depresan, anti-oksidan, meningkatkan sistem imun dan menurunkan kadar kolesterol (Ferguson, 2002). Selain itu, Minyak Lemon juga dapat meningkatkan aspek kognitif dan berperan sebagai stimulan (Komiya, Takeuchi, & Harada, 2006), sehingga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi dan dapat mempersingkat waktu reaksi sederhana. Pengguna aromaterapi sebagian besar didominasi oleh wanita, sehingga sebagai orang percobaan dipilih wanita usia 18-25 tahun yang berada di puncak masa aktif. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas kegiatan pembelajaran pada wanita.


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah adalah apakah minyak Lemon mempersingkat waktu reaksi sederhana pada wanita dewasa.

1.3 Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan agar meningkatkan penggunaan minyak Lemon untuk menambah produktivitas kegiatan atau kinerja masyarakat pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek minyak Lemon untuk mempersingkat waktu reaksi sederhana.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada mahasiswa/i tentang fungsi minyak Lemon untuk mempersingkat waktu reaksi sederhana.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan aromaterapi, khususnya minyak Lemon sebagai salah satu terapi untuk mempersingkat waktu reaksi seseorang dalam menambah produktivitas kegiatan atau kinerja masyarakat.


(11)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Minyak Lemon memiliki kandungan aktif berupa D-Limonene dan L-Limonene yang ketika dihirup dapat meningkatkan pelepasan neurotransmiter berupa norepinefrin, dopamine, dan serotonin yang bersifat stimulan sehingga dapat meningkatkan sistem saraf simpatis (Molnar, 2011).

Limonene akan kontak dengan silia olfaktorius dan berikatan dengan protein reseptor. Aktivasi dari protein reseptor akan mengaktivasi Protein G yang menginduksi reaksi intraseluler cAMP-dependent. cAMP menyebabkan terbukanya kanal ion natrium sehingga terjadi depolarisasi yang dapat merangsang nervus olfaktorius, kemudian diteruskan ke bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius berjalan melalui rute subkortikal menuju korteks serebri (area olfaktorius primus) dan sinyal dilanjutkan ke sistem limbik (Guyton & Hall, 2010).

Perangsangan pada sistem limbik ini terutama akan merangsang hipotalamus yang memiliki banyak jalur akson untuk mengaktivasi kewaspadaan. Salah satunya yaitu, menimbulkan perangsangan pada sistem saraf otonom dan mengaktivasi neurotransmitter yaitu norepinefrin. Norepinefrin merupakan neurotransmitter postganglion serabut saraf simpatis yang disekresikan oleh neuron-neuron noradrenergik di otak yaitu oleh lokus sereleus, suatu struktur kecil yang terletak bilateral dan di sebelah posterior pons (Kalat, 2013; Sherwood, 2009).

Dari sistem limbik, terutama di hipotalamus, akan menghantarkan rangsang ke batang otak terutama ke daerah retikular mesencephalon, pons, medulla, dan sistem saraf otonom untuk meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga dengan perangsangan pada amigdala akan meningkatkan emosi yang merangsang simpatis. Bila sistem saraf simpatis terangsang, denyut nadi akan meningkat, kontraksi otot jantung juga meningkat, sehingga cardiac output meningkat menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Semakin banyak oksigen dan


(12)

nutrisi yang dipompakan ke otak maka semakin optimal fungsi otak, sehingga dapat mempersingkat waktu reaksi (Guyton & Hall, 2010).

Selain terdapat norepinefrin, terdapat juga sekresi dopamin dan serotonin melalui impuls yang dihantarkan nukleus olfaktorius ke neuron dopaminergik dan nukleus raphe menuju hipokampus untuk meningkatkan memori sehingga dapat membantu mempercepat waktu reaksi (Price, Price, & Penoel, 1999).

Senyawa aromaterapi ini juga bekerja pada metabolisme monoamin dengan cara memblok enzim monoaminoksidase dan meningkatkan konsentrasi monoamin di SSP. Mekanisme lainnya adalah dengan penghambatan pada pengembalian kembali serotonin (Re-uptake serotonin) yang memperbaiki mood (Muchtaridi & Moelyono, 2015).

1.5.2 Hipotesis Penelitian


(13)

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan :

Pemberian aromaterapi minyak Lemon mempersingkat waktu reaksi sederhana pada wanita dewasa.

5.2 Saran

1) Minyak lemon sebaiknya digunakan di ruang belajar, tempat latihan militer, perlombaaan atletik maupun di mobil pada saat mengemudi untuk membantu meningkatkan kewaspadaan dan kecepatan dalam bereaksi.

2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk berbagai efek terapi lainnya dari minyak lemon sebagai antihipertensi, antidiabetik, dan antibakteri. 3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada variasi umur yang berbeda. 4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan khasiat

aromaterapi dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih minyak esensial yang berbeda.


(14)

Daftar Pustaka

Boromeo, A. (2001). The Effects of Aromatherapy on the Patient outcome anxiety

and slep disorder. United States: Bell & Howell Information & Learning

Company.

Dawou Joung, C. S. (2014). Physiological and psychological effects of Olfactory Stimulation with D-Limonene. Advances in Horticultural Science, 90-94. Djilani, A. (2012). The Therapeutic Benefits of Essential Oils, Nutrition, Well

Being and Health. Croatia: INTECH.

Evanjelis, D. (2014). Pengaruh Aromaterapi Minyak Lemon pada Laki-laki

Dewasa. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Ferguson, J. J. (2002). Medicinal Use of Citrus. Horticultural Sciences

Department, 1-3.

Filmus, Yuval (2010). Two proofs of Central Limit Theorem. Canada : Toronto. http://www.cs.toronto.edu/~yuvalf/CLT.pdf

Fischer-Rizzi, S. (2005). Complete Aromatherapy Handbook. New York: Sterling Publishing Co., Inc.

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Textbook of Medical Physiology (12th edition ed.). New York: Elsevier.

Hick, W. E. (2008). On the rate of gain of information. Quarterly Journal of

Experimental Pscyhology, 4-16.

Houssay, B. A. (1955). Human Physiology (2 ed.). New York: McGraw-Hill. Kalat, J. W. (2013). Biological Psychology. Canada: Graphic World Inc.

Komiya, M., Takeuchi, T., & Harada, E. (2006, September 25). Lemon oil vapor causes an anti-stress effect via modulating the 5-HT and Dopamin.

Dipetik January 23, 2015, dari PubMed: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16780969


(15)

47

Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review on Reaction Time. Clemson University.

Lis-Bachsin, M. (2006). Aromatherapy science : A guide for healthcare

professionals. London: Pharmautical Press.

Marieb, E. (2003). Exercise 22 Human Reflex Physiology, Activity 9: Testing

Reaction Time for Basic. California: Benjamin Cummings.

Marwanto. (2014). Rekayasa Alat Pemeras Air Jeruk Siam dengan Sistem Ulir. Sambas:

POLTESA.

Mohanapriya, Ramaswamy, Rajendran. (2013). Health and Medicinal Propertios of

Lemon (Citrus Limonum). International Journal of Ayurvedic and Herbal

Medicine, 1095-1100.

Molnar, J. (2011). When Life Gives you Lemons, Clean Something. Lab to Lunch, XIV,

4.

Morton, J. (2011). Lemon. Fruits of warm Climates. Miami: Creative Resource System.

Muchtaridi, & Moelyono. (2015). Aroma Terapi :Tinjauan Aspek Kimia Medisinal.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Patrizia d’Alessio, J.-F. B. (2013). Anti-stress effects of D-limonenene and its metabolite perillyl alcohol. France: Biopark Cancer Campus Press.

Price, S., Price, L., & Penoel, D. (1999). Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Purwandari, Rahmalia, Sabian. (2012). Efektivitas Terapi Aroma Lemon Terhadap

Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post Laparotomi. Riau: Universitas Riau.

Sherwood, L. (2009). Fisiologi Manusia (Dari sel ke sistem) (6 ed.). (d. N. Yesledita,

Penyunt., & d. B. Pendit, Penerj.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Silverthorn, D. U. (2014). Fisiologi Manusia ( Sebuah Pendekatan Terintegrasi) (Vol.

Edisi 6). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Snell, R. (2014). Neuroanatomi Klinik Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wibowo, D. (2008). Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumeia

Publishing.

Woodworth, R. S., & Schlosberg, H. (1961). Experimental Psychology. New York: Henry

Holt and Company.


(1)

2 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah adalah apakah minyak Lemon mempersingkat waktu reaksi sederhana pada wanita dewasa.

1.3 Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan agar meningkatkan penggunaan minyak Lemon untuk menambah produktivitas kegiatan atau kinerja masyarakat pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek minyak Lemon untuk mempersingkat waktu reaksi sederhana.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada mahasiswa/i tentang fungsi minyak Lemon untuk mempersingkat waktu reaksi sederhana.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan aromaterapi, khususnya minyak Lemon sebagai salah satu terapi untuk mempersingkat waktu reaksi seseorang dalam menambah produktivitas kegiatan atau kinerja masyarakat.


(2)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Minyak Lemon memiliki kandungan aktif berupa D-Limonene dan L-Limonene yang ketika dihirup dapat meningkatkan pelepasan neurotransmiter berupa norepinefrin, dopamine, dan serotonin yang bersifat stimulan sehingga dapat meningkatkan sistem saraf simpatis (Molnar, 2011).

Limonene akan kontak dengan silia olfaktorius dan berikatan dengan protein reseptor. Aktivasi dari protein reseptor akan mengaktivasi Protein G yang menginduksi reaksi intraseluler cAMP-dependent. cAMP menyebabkan terbukanya kanal ion natrium sehingga terjadi depolarisasi yang dapat merangsang nervus olfaktorius, kemudian diteruskan ke bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius berjalan melalui rute subkortikal menuju korteks serebri (area olfaktorius primus) dan sinyal dilanjutkan ke sistem limbik (Guyton & Hall, 2010).

Perangsangan pada sistem limbik ini terutama akan merangsang hipotalamus yang memiliki banyak jalur akson untuk mengaktivasi kewaspadaan. Salah satunya yaitu, menimbulkan perangsangan pada sistem saraf otonom dan mengaktivasi neurotransmitter yaitu norepinefrin. Norepinefrin merupakan neurotransmitter postganglion serabut saraf simpatis yang disekresikan oleh neuron-neuron noradrenergik di otak yaitu oleh lokus sereleus, suatu struktur kecil yang terletak bilateral dan di sebelah posterior pons (Kalat, 2013; Sherwood, 2009).

Dari sistem limbik, terutama di hipotalamus, akan menghantarkan rangsang ke batang otak terutama ke daerah retikular mesencephalon, pons, medulla, dan sistem saraf otonom untuk meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga dengan perangsangan pada amigdala akan meningkatkan emosi yang merangsang simpatis. Bila sistem saraf simpatis terangsang, denyut nadi akan meningkat, kontraksi otot jantung juga meningkat, sehingga cardiac output meningkat menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Semakin banyak oksigen dan


(3)

4

nutrisi yang dipompakan ke otak maka semakin optimal fungsi otak, sehingga dapat mempersingkat waktu reaksi (Guyton & Hall, 2010).

Selain terdapat norepinefrin, terdapat juga sekresi dopamin dan serotonin melalui impuls yang dihantarkan nukleus olfaktorius ke neuron dopaminergik dan nukleus raphe menuju hipokampus untuk meningkatkan memori sehingga dapat membantu mempercepat waktu reaksi (Price, Price, & Penoel, 1999).

Senyawa aromaterapi ini juga bekerja pada metabolisme monoamin dengan cara memblok enzim monoaminoksidase dan meningkatkan konsentrasi monoamin di SSP. Mekanisme lainnya adalah dengan penghambatan pada pengembalian kembali serotonin (Re-uptake serotonin) yang memperbaiki mood (Muchtaridi & Moelyono, 2015).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Minyak Lemonmempersingkat waktu reaksi sederhana pada wanita dewasa.


(4)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan :

Pemberian aromaterapi minyak Lemon mempersingkat waktu reaksi sederhana pada wanita dewasa.

5.2 Saran

1) Minyak lemon sebaiknya digunakan di ruang belajar, tempat latihan militer, perlombaaan atletik maupun di mobil pada saat mengemudi untuk membantu meningkatkan kewaspadaan dan kecepatan dalam bereaksi.

2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk berbagai efek terapi lainnya dari minyak lemon sebagai antihipertensi, antidiabetik, dan antibakteri. 3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada variasi umur yang berbeda. 4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan khasiat

aromaterapi dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih minyak esensial yang berbeda.


(5)

46

Daftar Pustaka

Boromeo, A. (2001). The Effects of Aromatherapy on the Patient outcome anxiety and slep disorder. United States: Bell & Howell Information & Learning Company.

Dawou Joung, C. S. (2014). Physiological and psychological effects of Olfactory Stimulation with D-Limonene. Advances in Horticultural Science, 90-94.

Djilani, A. (2012). The Therapeutic Benefits of Essential Oils, Nutrition, Well Being and Health. Croatia: INTECH.

Evanjelis, D. (2014). Pengaruh Aromaterapi Minyak Lemon pada Laki-laki Dewasa. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Ferguson, J. J. (2002). Medicinal Use of Citrus. Horticultural Sciences Department, 1-3.

Filmus, Yuval (2010). Two proofs of Central Limit Theorem. Canada : Toronto. http://www.cs.toronto.edu/~yuvalf/CLT.pdf

Fischer-Rizzi, S. (2005). Complete Aromatherapy Handbook. New York: Sterling Publishing Co., Inc.

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Textbook of Medical Physiology (12th edition ed.). New York: Elsevier.

Hick, W. E. (2008). On the rate of gain of information. Quarterly Journal of Experimental Pscyhology, 4-16.

Houssay, B. A. (1955). Human Physiology (2 ed.). New York: McGraw-Hill.

Kalat, J. W. (2013). Biological Psychology. Canada: Graphic World Inc.

Komiya, M., Takeuchi, T., & Harada, E. (2006, September 25). Lemon oil vapor causes an anti-stress effect via modulating the 5-HT and Dopamin. Dipetik January 23, 2015, dari PubMed:

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16780969

Komiya, Takeuchi, Harada. (2006). Behavioral Brain Research. Elsevier.


(6)

47

Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review on Reaction Time. Clemson University.

Lis-Bachsin, M. (2006). Aromatherapy science : A guide for healthcare professionals. London: Pharmautical Press.

Marieb, E. (2003). Exercise 22 Human Reflex Physiology, Activity 9: Testing Reaction Time for Basic. California: Benjamin Cummings.

Marwanto. (2014). Rekayasa Alat Pemeras Air Jeruk Siam dengan Sistem Ulir. Sambas: POLTESA.

Mohanapriya, Ramaswamy, Rajendran. (2013). Health and Medicinal Propertios of Lemon (Citrus Limonum). International Journal of Ayurvedic and Herbal Medicine, 1095-1100.

Molnar, J. (2011). When Life Gives you Lemons, Clean Something. Lab to Lunch, XIV, 4.

Morton, J. (2011). Lemon. Fruits of warm Climates. Miami: Creative Resource System.

Muchtaridi, & Moelyono. (2015). Aroma Terapi :Tinjauan Aspek Kimia Medisinal.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Patrizia d’Alessio, J.-F. B. (2013). Anti-stress effects of D-limonenene and its metabolite

perillyl alcohol. France: Biopark Cancer Campus Press.

Price, S., Price, L., & Penoel, D. (1999). Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Purwandari, Rahmalia, Sabian. (2012). Efektivitas Terapi Aroma Lemon Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post Laparotomi. Riau: Universitas Riau.

Sherwood, L. (2009). Fisiologi Manusia (Dari sel ke sistem) (6 ed.). (d. N. Yesledita, Penyunt., & d. B. Pendit, Penerj.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Silverthorn, D. U. (2014). Fisiologi Manusia ( Sebuah Pendekatan Terintegrasi) (Vol. Edisi 6). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Snell, R. (2014). Neuroanatomi Klinik Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wibowo, D. (2008). Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumeia Publishing.

Woodworth, R. S., & Schlosberg, H. (1961). Experimental Psychology. New York: Henry Holt and Company.