HUBUNPSIKOLO Hubungan Keterbukaan Diri Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Usia Dewasa Muda Yang Belum Menikah.

HUBUN
NGAN KET
TERBUKAA
AN DIRI DE
ENGAN KE
ESEJAHTERAAN
PSIKOLO
OGIS PADA
A USIA DEW
WASA MUD
DA YANG BELUM
B
ME
ENIKAH

NASKA
AH PUBLIK
KASI

D
Diajukan

keppada Fakultaas Psikologi
Untuk Mem
menuhi Sebaagai Syarat
Mem
mperoleh Geelar Sarjana (S-1)
(
Psikoloogi

Diisusun Oleh :
AMALIA
A RACHMA
AWATI
F 100 110 1277

FAKULT
TAS PSIK
KOLOGI
UN
NIVERSIT
TAS MUHA

AMMADIIYAH SU
URAKART
TA
2016

HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA USIA DEWASA MUDA YANG BELUM MENIKAH

HALAMAN JUDUL 
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
AMALIA RACHMAWATI
F 100 110 127

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ii

rdir

dnetuilr Dtur

diFnrtr*r

r!!!E!!!t4!

\-s\

THE CORRELATION OF X'SELF OPENNESS WITH PSYCHOLOGICAL
PROSPERITY AT YOUNG ADULT AGE WHICH NOT YET MARRIED
Amalia Rachmawati
Taufik, M.Si., Ph.D
amaliameel@yahoo.com


 

Psychology Faculty
Muhammadiyah Surakarta University
 
ABSTRACT

This research was purpose that to identify the correlation of x'self openness with
psychological prosperity.The sample taking technique in this research was
incidental sampling. The data analyze was done by correlation product moment,
independent sample t-test and using SPSS 15,0 For Windows Program. Based on
result analysis was obtained that there was positive correlation between x'self
openness with psychological prosperity at young adult age which not yet married.
The level of x'self openness and psychological prosperity at young adult age
which not yet married included in middle category. There was no difference
significant of psychological prosperity at man and woman in young adult age
which not yet married.

Key word : psychological prosperity, x'self openness, young adult


v

HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA USIA DEWASA MUDA YANG BELUM MENIKAH
Amalia Rachmawati
Taufik, M.Si., Ph.D
amaliameel@yahoo.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
 

ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan
diri dengan kesejahteraan psikologis.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah incidental sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi
product moment, independent sample t-test danmenggunakan program bantu
SPSS 15,0 For Windows Program. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa
terdapat hubungan positif antara keterbukaan diri dengan kesejahteraan psikologis
pada usia dewasa muda yang belum menikah. Tingkat kesejahteraan psikologis

dan keterbukaan diri pada usia dewasa muda yang belum menikah termasuk
dalam kategori sedang. Tidak ada perbedaan yang kesejahteraan psikologis yang
signifikan pada laki-laki dan perempuan di usia dewasa muda yang belum
menikah.

Kata Kunci :kesejahteraan psikologis, keterbukaan diri, dewasa muda

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

vi


berpengaruh

PENDAHULUAN

pada

tingkat

Pernikahan merupakan suatu

kesejahteraan psikologisnya, seperti

hal yang sangat penting, diantaranya

hasil penelitian Sukowati (2008)

sebagai sumber dukungan sosial bagi

yang menyatakan bahwa dewasa


individu, dan pernikahan juga dapat

awal yang telah menikah memiliki

memberikan

kesejahteraan

kebahagiaan

pada

psikologis

yang

individu tersebut.Namun dewasa ini,

dikategorikan tinggi sedangkan yang


kaum pria maupun wanita banyak

belum menikah berada pada kategori

yang

rendah.

memutuskan

untuk

Menurut

melajang.Mereka memutuskan untuk

Erickson

(dalam


bahkan

Santrock, 2004) apabila ditinjau dari

tidak sedikit pula yang memutuskan

tahap perkembangan psikoseksual,

untuk tidak menikah.

individu pada usia dewasa muda

menunda

pernikahannya

Hurlock

mencapai krisis intimacy vs isolation.


(2002)

Intimacy terjadi apabila terbentuk

mengungkapkan masa dewasa awal

suatu kedekatan dengan orang lain,

(early adulthood) terjadi pada usia

jika hubungan itu berjalan dengan

21 sampai 40 tahun. Pada usia

baik maka individu akan memiliki

dewasa awal ini mereka memiliki

keintiman dengan individu lain, dan

tugas perkembangan, antara lain

sebaliknya.

pengamalan ajaran agama, memasuki
dunia

kerja,

memilih

Wheeler, Reis, & Nezlex (dalam
Mendeita, Martin, & Jacinto, 2012)

hidup berkeluarga, merawat dan

yang menunjukkan bahwa tingkat

mendidik anak, mengelola rumah

kesepian individu yang memiliki

tangga, memperoleh karir yang baik,

pasangan lebih sedikit dibanding

berperan dalam masyarakat, dan
kelompok

menyenangan.
belum

Jika

sosial
individu

memenuhi

tersebut

disimpulkan melalui penelitian oleh

pasangan

hidup, memasuki pernikahan, belajar

mencari

Pernyataan

dengan individu yang lajang. Hal ini

yang

kemudian

ini

berpengaruh

pada

kesejahteraan psikologis seseorang,

tugas

bahwa

perkembangannya, maka hal ini akan

1

terdapat

korelasi

negatif

antara

loneliness

pendidikan,

dengan

atau

melakukan

pekerjaan kreatif, apabila seorang

psychological well being.

individu yang belum juga menikah

Dari penelitian tersebut dapat
diasumsikan bahwa dewasa muda

lebih

yang belum menikah atau tidak

dirinya

mempunyai pasangan akan merasa

menganggapnya

kesepian

sosok modern, bahkan dengan hal

dan

kesejahteraan

banyak

mengekspresikan

dalam

bekerja
sebagai

simbol

psikologisnya akan menurun. Uraian

tersebut

tersebut

kebahagiaan terhadap dirinya sendiri,

menekankan

hubungan

pentingnya

interpersonal,

inilah

yang

dapat

dan

yang

mendatangkan

mendukung

dewasa

menjadi salah satu aspek yang

muda ini cenderung menutup diri

berpengaruh terhadap kesejahteraan

terhadap

psikologis seseorang.

dengan lawan jenis.

Kenyataan

bahwa

hubungan

keintimannya

Prihartanti

dewasa

(2004)

muda yang belum menikah juga

mengungkapkan

mempunyai tingkat keterbukaan diri

kesejahteraan psikologis adalah suatu

yang rendah ditemukan dari hasil

kondisi

penelitian Papini, Farmer, Clark, &

menunjukkan adanya afek positif

Micka (1990) yang menunjukkan

yang maksimal dan afek negatif yang

bahwa laki-laki maupun perempuan

minimal.

yang belum menikah cenderung

perasaan

memiliki

sebagaimana

rendah

keterbukaan
dalam

yang

terhadap

maupun

teman
menurut

seseorang

Afek

positif

yang

adalah

menyenangkan
yang

dihayati

dan

dialami atau dirasakan seseorang

masalah-masalah

emosional

Sedangkan

diri

afeksi

bahwa

tua

dalam kehidupannya. Afek negatif

sebayanya.

adalah perasaan tidak menyenangkan

orang

sebagaimana

penelitian

yang

dihayati

dan

Papalia & Feldman (2009) beberapa

dialami atau dirasakan seseorang

individu

dalam kehidupannya.

ingin

kebebasannya
bereksperimen,
mengejar

tetap

menikmati

mengambil

resiko,

Ryff (dalam Rahayu, 2008)

berkeliling

dunia,

merumuskan 6 aspek kesejahteraan

melanjutkan

psikologis yakni: penerimaan diri,

karir,

2

hubungan positif dengan orang lain,

faktor yang dapat mempengaruhi

otonomi,

lingkungan,

keterbukaan diri , yaitu antara lain:

tujuan hidup, dan pengembangan

menyingkapkan diri kepada orang

pribadi.

lain, ukura audiens, topik, valensi,

penguasaan

ras,

Schmutte & Ryff (Nanda,

kepribadian

kesejahteraan
penelitian

dengan

psikologis,

mereka

consceintiousness

dan

dengan

hubungan

kesejahteraan

psikologis,

penerimaan

positif

keterbukaan

pengalaman

berhubungan

(dalam

semakin

sebaliknya,

rendah

menikah.
semakin
maka

kesejahteraan

belum menikah.

informasi

METODE
Subjek yang diambil dalam

tentang

penelitian adalah 100 subjek usia 25
tahun keatas yang belum menikah.

Adams,

Dengan

menggunakan

pengambilan

keterbukaan diri (self disclosure)

sampel

teknik
incidental

sampling. Metode pengumpulan data

yaitu tujuan, jumlah, positif-negatif,

menggunakan skala kesejahteraan

kedalaman, dan kejujuran. DeVito
mengungkapkan

tinggi

psikologis pada usia muda yang

2004) mengungkapkan aspek dari

(2011)

belum

rendah keterbukaan diri

dirinya (Pamuncak, 2011).
Wheless

psikologis

semakin

yang

Begitupun

dengan

dan perasaan yang disampaikan, agar
mengetahui

maka

muda

terhadap

kepribadian yang relevan, pikiran

lain

diri

kesejahteraan psikologis pada usia

komunikasi verbal yang dilakukan

orang

keterbukaan

kesejahteraan

diri

diri,

Keterbukaan diri merupakan

mengenai

hubungan

menikah. Semakin tinggi keterbukaa

pertumbuhan pribadi.

seseorang

ini

pada usia dewasa muda yang belum

penguasaan lingkungan, serta tujuan
hidup,

umur,

penelitian

terdapat

antara

dengan

low

memiliki

terutama

menyatakan

menunjukkan
extraversion,

neuroticism

Hipotesis

hasil

bahwa

dan

penerimaan hubungan.

2013) mempelajari hubungan antara
faktor

kewarganegarn,

psikologis dan skala keterbukaan

beberapa

3

diri.

Teknik

analisis

menggunakan

korelasi

kesejahteraan

data

psikologis

juga

tergolong kategori sedang.

Product

Penelitian ini didasarkan pada

Moment Pearson.

berbagai fenomena dewasa muda
yang lajang di masyarakat Solo.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan penelitian hasil

pengamatan

di

lapangan

analisis dari teknik korelasi product

memperlihatkan bahwa keterbukaan

moment

diri

oleh

Pearson

melalui

mempengaruhi

kesejahteraan

bantuan SPSS 15.0 for windows

psikologis pada usia dewasa muda

diperoleh

korleasi

yang belum menikah. Seperti yang

(korelasi rxy = 0,632; dengan sig.

diungkapkan oleh Johnson (dalam

0,000; (p < 0,01). Nilai dari hasil

Gainau, 2009) bahwa individu yang

tersebut menunjukkan ada hubungan

membuka diri (self disclosure)akan

positif yang sangat signifikan antara

dapat mengungkapkan diri dengan

keterbukaan

tepat.

nilai

kefisien

diri

dengan

Terbukti

mampu

kesejahteraan psikologis pada usia

menyesuaikan diri (adaptive), lebih

dewasa muda yang belum menikah.

percaya diri, lebih kompeten, dapat

Hasil ini juga sesuai dengan hipotesis

diandalkan, lebih mampu bersikap

yang diajukan oleh peneliti, yaitu

positif, percaya terhadap orang lain,

semakin positif keterbukaan diri

lebih objektif dan terbuka. Ciri-ciri

semakin tinggi juga kesejahteraan

yang diungkapkan tersebut hampir

psikologis pada usia dewasa muda

sama

yang belum menikah, sedangkan

diungkapkan dalam kesejahteraan

sebaliknya

negatif

psikologis yaitu dapat menyesuaikan

keterbukaan diri semakin rendah

diri sama halnya dengan penerimaan

juga kesejahteraan psikologis pada

diri, lebih kompeten sama halnya

usia dewasa muda yang belum

dengan

menikah, dalam penelitian ini dapat

diandalkan

dikatakan keterbukaan diri tergolong

otonomi,

kategori

positif

semakin

sedang,

sedangkan

dengan

aspek

pertumbuhan
sama
lebih
sama

yang

diri,

halnya

dapat
dengan

mampu

bersikap

halnya

dengan

hubungan positif dengan orang lain.

4

Selain itu, keterbukaan diri juga

dirinya

mengungkapkan pikiran seperti ide

waktu.Pemilihan waktu yang tepat

dan cita-cita yang bisa menjadi

untuk mengungkapkan diri, akan

tujuan atau arah hidup seseorang

meningkatkan

yang juga menjadi dimensi dari

Seseorang harus mampu mengenali

kesejahteraan psikologis. Sehingga,

kondisi dirinya sendiri dan

jika dengan keterbukaan diri mampu

lain, sehingga self disclosure dapat

menciptakan pribadi yang demikian,

berjalan

maka

keintensifan.Keintensifan seseorang

kesejahteraan

psikologis

dalam.

Ketiga,

keterbukaan

dengan

baik.

diri.

orang

Keempat,

dalam melakukan keterbukaan diri

seseorang juga akan tercipta.
Walaupun

secara

dapat

demikian,

dilihat

kepada

siapa

dia

keterbukaan diri perlu diungkapkan

mengungkapkan diri. Pengungkapan

dengan tepat sesuai dengan aspek-

diri kepada orang terdekat seperti

aspek dari keterbukaan diri itu

orang tua, saudara, sahabat atau

sendiri.Pertama, ketepatan, seseorang

pasangan

mengungkapkan

dilakukan

tentunya

akan

dibandingkan

sering
dengan

pikiran

dan

masalah

yang

teman biasa atau orang yang baru

dialaminya secara relevan.Relevan

dikenal. Kemudian, yang terakhir

disini berarti pikiran, perasaan dan

adalah

masalah yang diungkapkan sesuai

keluasan.Kedalaman dan keluasan

dengan keterlibatan individu pada

topik

suatu

keterbukaan diri juga tergantung

perasaan

atau

peristiwa

yang

kedalaman

atau

bahasan

dalam

dialaminya.Kedua,

kepada

motivasi.Motivasi seseorang dalam

mengungkapkan diri. Semakin akrab

mengungkapkan

diri

berkaitan

individu dengan lawan bicaranya,

dengan

individu

dalam

semakin dalam dan luas topik yang

tujuan

siapa

dan

seseorang

akan dibahas.

mengungkapkan diri dan nyaman
terhadap

Keterbukaan diri yang dapat

lawan bicaranya. Jika rasa nyaman

dilakukan dengan tepat, tentunya

itu didapatkan, maka individu akan

akan

bersuka rela untuk mengungkapkan

keterbukaan diri seseorang. Semakin

atau

tidaknya

individu

5

meningkatkan

tingkat

diri

Menurut Altman & Taylor (2006)

seseorang, maka semakin meningkat

individu yang terampil melakukan

pula

keterbukaan diri mempunyai ciri-ciri

meningkatnya

keterbukaan

kesejahteraan

psikologis

yakni memiliki rasa tertarik kepada

seseorang.
Berdasarkan
didapatkan

hasil

orang lain daripada mereka yang

penelitian
analisis

kurang terbuka, percaya diri sendiri,

bahwa

variabel keterbukaan diri memiliki

dan percaya pada orang lain. 

rerata empirik (RE) sebesar 84,63

 

dan rerata hipotetik (RH) 80 yang

bahwa

berarti

psikologis memiliki rerata empirik

keterbukaan

diri

yang

Sedangkan

hasil

variabel

kesejahteraan

tergolong “sedang”. Karena hasil

(RE)

yang didapatkan dari keterbukaan

hipotetik (RH) 60 yang berarti

diri diketahui 100 orang terdapat 0%

kesejahteraan

(0 orang) yang masuk kategori

tergolong “sedang”. Karena hasil

sangat rendah, 0% (0 orang) yang

yang didapatkan dari harga diri

masuk kategori rendah, 91% (91

diketahui 100 orang terdapat 0% (0

orang) yang masuk kategori sedang,

orang) yang masuk kategori sangat

9% (9 orang) yang masuk kategori

rendah, 0% (0 orang) yang masuk

tinggi, 0% (0 orang) masuk kategori

kategori rendah, 76% (76 orang)

sangat tinggi. Prosentase dan jumlah

yang masuk kategori sedang, 24%

paling banyak masuk ke dalam

(24 orang) yang masuk kategori

kategori sedang, yang artinya subjek

tinggi, 0% (0 orang) masuk kategori

didalam

memiliki

sangat tinggi. Prosentase dan jumlah

tingkat keterbukaan diri sedang.

paling banyak masuk ke dalam

Keterbukaan diri merupakan proses

kategori sedang, yang artinya subjek

atau pola komunikasi secara verbal

didalam

dan atau non verbal dari satu

tingkat kesejahteraan psikologi yang

individu kepada individu yang lain

sedang.

mengenai beberapa poin informasi

merupakan perasaan bahagia dan

personal yang sebelumnya tidak

kepuasaan secara subjektif dialami

diketahui (Hargie & Dickson, 2004).

atau dirasakan oleh seseorang (Rini,

penelitian

ini

6

sebesar

analisis

67,52

dan

psikologis

penelitian

ini

Kesejahteraan

rerata

yang

memiliki

psikologis

2008). Iriani & Ninawati (2005) juga

kesempatan untuk menjelajah tempat

menyatakan

tingkat

baru dan hal baru, dan ketersediaan

kesejahteraan psikologis seseorang

privasi. Menurut Austrom & Hanel

itu mengukur kemampuan untuk

(dalam

menerima

beberapa

bahwa

diri

sendiri

maupun

kehidupannya

di

masa

pengembangan

atau

pertumbuhan

Papalia
orang

resiko,

lebih

melakukan

bermakna

karir,

memiliki

Olds,

tetap

2004)

melajang

karena ingin bebas untuk mengambil

lalu,

diri, keyakinan bahwa hidupnya
dan

&

tujuan,

bereksperimen

dan

perubahan,

mengejar

mempertinggi

tingkat

memiliki kualitas hubungan positif

pendidikan mereka atau melakukan

dengan orang lain, kapasitas untuk

pekerjaan yang kreatif tanpa harus

mengatur

dan

khawatir berdampak pada orang lain.

lingkungannya secara efektif, dan

Beberapa yang lain hidup melajang

kemampuan

karena menyukai kebebasan seksual,

kehidupannya

untuk

menentukan

beberapa yang lain menganggap

tindakannya sendiri.
Hubungan antara keterbukaan

gaya hidup seperti ini menarik,

diri dengan kesejahtraan psikologis

beberapa hanya karena suka hidup

pada usia dewasa muda ini cukup

sendiri, dan beberapa menunda atau

signifikan,

menghindari pernikahan karena takut

namun

kebanyakan

dewasa muda masih memilih untuk

akan

melajang.

Alasan

Kebanyakan

dari

melajang

ini

merasakan

kesepian,

Santrock

(2003)

lajang

mereka

untuk

diungkapkan

mereka

oleh

berakhir

pada

perceraian.

mereka

tidak
mereka

bahwa

dengan

memiliki kesibukan dan aktif dalam

memiliki

banyak

pekerjaan,

mereka

juga

merasa

keuntungan, termasuk di dalamnya

secure tentang diri sendiri (Papalia &

memilik

Olds, 2004).

waktu

untuk

membuat

diri,

dapat

Jika dilihat dari perbedaan

sumber

pribadi

kesejahteraan psikologis antara laki-

untuk mencapai tujuan, kebebasan

laki dan perempuan, jumlah mean

untuk

yang

pada perempuan sebesar 70,29 lebih

mandiri, dapat mengejar keinginan,

besar daripada jumlah mean laki-laki

keputusan

atas

mengembangkan

membuat

keputusan

7

2. Sumbangan efektif keterbukaan

sebesar 66,28, namun perbedaan
rerata

tersebut

tidak

diri

signifikan

dengan

kesejahteraan

karena p > 0,05 yang berarti secara

psikologis

psikologis perempuan tidak lebih

sedangkan sumbangan dengan

sejahtera daripada laki-laki. Hal ini

faktor lain sebesar 60%.

sesuai

dengan

teori

sebesar

40%,

3. Tingkat keterbukaan dirisubjek

yang

penelitian tergolong sedang.

diungkapkan Ryff & Singer (dalam

4. Tingkat kesejahteraan psikologis

Nofitri, 2009) mengatakan bahwa
secara umum terdapat perbedaan

subjek

antara

sedang.

kesejahteraan laki-laki dan

penelitian

tergolong

ada

perbedaan

5. Tidak

perempuan, meskipun tidak terlalu
signifikan. Perempuan lebih banyak

kesejahteraan

terkait dengan aspek hubungan yang

laki-laki dan perempuan yang

bersifat

belum menikah.

positif

sedangkan

kesejahteraan tinggi pada pria lebih

Bagi

pekerjaan yang lebih baik.

yang belum menikah baiknya
lebih

a) Simpulan
positif

jangan

psikologis

pula

baik

sebaliknya

semakin rendah keterbukaan diri
maka

semakin

menunda-nunda

disegerakan

menikah,

karena kodratnya manusia itu

kesejahteraan

dan

pada

cukup dan dirasa mampu lebih

tinggi

keterbukaan diri maka semakin
tinggi

diri

pernikahan, jika usia sudah

dengan kesejahteraan psikogis
semakin

membuka

lingkungan dan lawan jenisnya,

yang

signifikan antara keterbukaan diri

berarti

masyarakat,

khususnya usia dewasa muda

SIMPULAN DAN SARAN

hubungan

pada

b) Saran

terkait dengan aspek pendidikan dan

1. Ada

psikologis

hidup

saling

berpasangan.

Selain

itu

pernikahan

merupakan salah satu tugas

rendah

perkembangan dewasa muda

kesejahteraan psikologis.

yang harus dipenuhi.Jika tugas

8

Altman,

perkembangan tersebut dapat
terpenuhi dengan baik, maka
dapat

diartikan

bahwa

perkembangan berjalan dengan
baik.

DeVito, J. A. (2011). Komunikasi
Antar Pribadi. Tangerang:
Kharisma Publishing Book.

Masyarakat dewasa awal
juga diharapkan untuk lebih

Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan
Diri (Self Disclosure) Siswa
dalam Perspektif Budaya
dan Implikasinya Bagi
Konseling. Jurnal Ilmiah
Widya Warta,33, 1-18.

meningkatkan keterbukaan diri
dengan

cara

tidak

terlalu

membatasi lingkup pergaulan
dan

lebih

sering

mengikuti

pelatihan-pelatihan yang terkait
dengan

Hargie,

pengembagan

kemampuan berkomunikasi.
Bagi peneliti selanjutnya,
memperluas

area

penelitian

lebih banyak, sehingga hasil
penelitian yang diperoleh dapat
berdasarkan

latar belakang yang beragam.

Iriani,

Daftar Pustaka
Adams,

O
&Dickson,
D.
(2004).Skilled Interpersonal
Communication: Research,
Theory,
and
Practice.
London: Routledge.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi
Perkembangan:
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi
Kelima.
(Terjemahan
Istiwidyanti & Soedjarwo).
Jakarta: Erlangga.

agar mendapatkan subjek yang

dikembangkan

I. & Taylor, D. A.
(2006).Social penetration:
The
development
or
interpersonal relationship.
New York: Holt, Rinehart &
Winston.

S. H. (2004). The
Relationships Among Adult
Attachment, General SelfDisclosure,and
Perceived
Organizational
Trust.
Dissertasion.
Virginia:
Virginia
Polytechnic
Institute
and
State
University.

F., & Ninawati.(2005).
Gambaran
Kesejahteraan
Psikologis pada Dewasa
Muda Ditinjau Dari Pola
Attachment.Jurnal
Psikologi, 3, 44-64.

Mendieta, I. H., Martin, M. A. G., &
Jacinto, L. G. (2012).The
Relationship
Between
Loneniness and Subjective
Well Being in A Spanish
Sample
From
Multidimentional
Perpective. Journal Of

9

Prihartanti, N. (2004). Kepribadian
Sehat Menurut Konsep
Suryomentaram. Solo: MUP
– UMS.

Social Indicator Research,
114, 1013-1034.
Nanda, D. I. (2013). Hubungan
Loneliness
dan
Psychological Well Being
Pada Dewasa Muda Lajang
yang
Berkarir.Skripsi:
Fakultas Humaniora Jurusan
Psikologi Universitas Bina
Nusantara.

Rahayu, M. A. (2008). Psychological
Well Being Pada Istri
Kedua dalam Pernikahan
Poligami (Studi Kasus Pada
Dewasa
Muda).Skripsi:
Fakultas
Psikologi
Universitas Indonesia.

Nofitri, N. F. M. (2009). Gambaran
Kualitas Hidup Penduduk
Dewasa di Jakarta. Skripsi.
Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.

Rini,

Pamuncak, D. (2011). Pengaruh Tipe
Kepribadian terhadap Self
Disclosure
Pengguna
Facebook. Skripsi: Fakultas
Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

P. M. (2008). Dinamika
Kesejahteraan
Psikologis
Survivor
Kekerasan
Seksual.Skripsi:
Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam
Indonesia.

Santrock,
J.
W.
(2003).
Perkembangan
Masa
Hidup. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2004). Educational
Psychology 2nd Edition.
New York: McGraw-Hill.

Papalia, D. E., Olds, S. W., &
Feldman, R. D. (2009).
Human
Development
Perkembangan
Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.

Sukowati, R. (2008). Perbedaan
kesejahteraan
psikologis
laki-laki dewasa dini yang
sudah menikah dengan yang
belum
menikah
di
kecamatan
Bawang
kabupaten
Banjarnegara.Skripsi.
Yogyakarta:
Universitas
Ahmad Dahlan.

Papalia, D. E & Olds, S. W.
(2004).Human Development
(9th Ed). New York:
McGraw-Hill, Inc.
Papini, D. R., Farmer, F. F., Clark, S.
M., Micka, J. C., & Barnet,
J.
K.
(1990).
Early
adolescent age and gender
differences in patterns of
emotional self-disclosure to
parents
and
friends.Adolescence,
25,
959-976.

 

10