UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO Upaya Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Melalui Kegiatan Outbound Pada Kelompok B Tk 03 Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2012/2013.

0

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI
KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO
KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Disusun sebagai persyaratan
Guna mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

YESI RATNAWATY
A 520091053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

0

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id

Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Drs. Haryono Yuwono

NIP/NIK

: .......................................

Nama

: Sri Slamet, S Pd.M.Hum


NIP/NIK

:...................................

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: YESI RATNAWATY

NIM.

: A 520091053

Program Studi : S1 PAUD
Judul Skripsi

: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA
MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK

03 JATIWARNO KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN
2012/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 6 Februari 2013
Pembimbing I

Drs. Haryono Yuwono
NIP/NIK:

Pembimbing II

Sri Slamet, S Pd.M.Hum
NIP/NIK :

1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI

KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO
KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN 2012/2013
Yesi Ratnawaty
A 520091053

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja sama
pada Kelompok B TK 03 Jatiwarno kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2012/2013
melalui kegiatan Outbound..
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelompok B TK 03 Jatiwarno
tahun pelajaran 2012/2013. Objek penelitian ini adalah kemampuan kerja sama
siswa. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Rancangan penelitian tindakan ini terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II,
dan siklus III. Setiap siklus meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi.
Dari hasil analisis data menunjukkan kegiatan outbound telah berhasil
meningkatkan kemampuan kerja sama siswa, yaitu 69,5% pada siklus I, meningkat
76,37% pada siklus II, dan mencapai hasil optimal 86,125% pada siklus III.
Kata kunci : outbound, kemampuan, kerja sama.
PENDAHULUAN

Taman kanak-kanak adalah pendidikan anak usia dini pada jalur formal.
Pendidikan

anak

usia

dini

berfungsi

membina,

menumbuhkan,

dan

mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Bagian dari bentuk

lembaga pendidikan anak usia dini adalah Taman Kanak-kanak (TK). Di Taman
Kanak-kanak inilah diharapkan dapat ditanamkan dan dikembangkan berbagai
potensi anak yang akan berguna bagi masa dewasanya. Tujuan pendidikan di
Taman kanak-kanak yaitu membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial

2

emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap
memasuki sekolah dasar. Salah satu aspek yang penting dalam tujuan pendidikan di
Taman Kanak-kanak adalah mengembangkan potensi anak sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai tahap perkembangannya, salah satunya yaitu
kemampuan kerja sama anak.
Kerjasama anak bisa tumbuh pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran anak terjadi hubungan erat antara proses
pembelajarannya dan pengalaman anak, sehingga proses penguasaan anak yang
diutamakan adalah dalam proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran pada
kelompok B TK 03 Jatiwarno menunjukkan bahwa kemampuan kerja sama anak
masih rendah. Sebagian besar siswa masih sibuk bermain sendiri, egois, serta
kurang dapat bekerja sama dengan temannya. Hal ini menyebabkan proses

pembelajaran terkesan kaku, karena tidak adanya partisipasi siswa dengan teman
lain dalam pembelajaran.
Kurangnya rasa kerja sama antar individu menjadikan anak cenderung
bersifat individualis, sehingga akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak
selanjutnya. Berbagai cara dicari untuk menanamkan kebiasaan anak untuk
bekerjasama agar nantinya dapat hidup bersosial sebagai anggota masyarakat. Caracara yang dicari diusahakan menarik agar menyenangkan bagi anak dalam
melakukannya. Cara yang menyenangkan merupakan cara yang dapat membuat
anak aktif berpartisipasi dalam berbagai kesempatan aktivitas. Salah satu aktivitas
yang dapat membuat anak senang dan tertarik adalah bermain. Bermain dapat
dilakukan di dalam ruangan maupun luar halaman sekolah.
Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan
kerjasama anak adalah melalui kegiatan outbound. Outbound dapat menstimulasi
aspek fisik maupun psikis anak dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan.
Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam
perkembangan kedewasaan anak. Pengalaman itu mulai dari pembentukan
kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja
sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil

3


risiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung
jawab yang harus dilalui. Setiap anak akan menyadari pentingnya kerja sama dan
kesetiakawanan dalam mengatasi masalah dan tantangan dalam kegiatan outbound
tersebut.
Outbound adalah sebuah metode pelatihan, terapi dan pembelajaran yang
menggunakan alam sebagai medianya.. Kegiatan outbound dilaksanakan dalam
berbagai bentuk kegiatan berupa simulasi kehidupan melalui permainan-permainan
(games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun
kelompok,

sehingga

kegiatan

outbound

diharapkan

dapat


meningkatkan

kemampuan kerja sama anak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan kerja sama pada Kelompok B TK 03 Jatiwarno

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di TK 03 Jatiwarno. TK 03 Jatiwarno terletak di desa
Sonosari, Jatiwarno, kecamatan Jatipuro, kabupaten Karanganyar. Penelitian
dilakukan di TK 03 Jatiwarno karena pada kelompok B pembelajaran yang
berlangsung kurang mengembangkan aspek kemampuan kerja sama siswa,
sehingga kemampuan kerja sama anak kelompok B TK 03 Jatiwarno cenderung
rendah.
Penelitian dilakukan dalam 4 bulan berturut-turut 3 tahapan atau 3 siklus
dengan menggunakan kegiatan outbound. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan
pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Januari 2013 Subjek penelitian
adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek
penelitian mewakili kelompok individu (siswa dan guru), kepada siapa tindakan
dalam kontek PTK akan diterapkan. Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok B TK 03 Jatiwarno kecamatan
Jatipuro kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain
penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah desain Penelitian Tindakan

4

Kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan secara kolaboratif antara guru
dengan peneliti. Langkah awal penelitian jenis PTK adalah merefleksi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan selama ini untuk menemukan permasalahan yang
akan

dipecahkan.

Setelah

menemukan

permasalahannya,

kemudian


mengidentifikasi masalah tersebut, dan dilanjutkan dengan merumuskan masalah
yang akan dicari solusinya.
1. Perencanaan. Perencanaan adalah langkah yang sangat penting dilakukan,
dalam kegiatan ini buatlah rincian operasional mengenai tindakan-tindakan
yang akan dilakukan, tentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam PTK
ini, tentukan siapa dan akan mengerjakan apa dan kapan melaksanakannya,
siapkan sarana dan prasaran yang diperlukan, siapkan instrumen yang
diperlukan, dan sebagainya.
2. Tindakan. Tindakan merupakan langkah pelaksanaan dari perencanaan. Agar
pelaksanaan ini dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip antara lain pekerjaan utama guru adalah mengajar, cara
pengumpulan atau perekaman data jangan sampai telalu menyita waktu,
metodologi yang diterapkan haruslah reliabel, harus mendapat dukungan dari
sekolah. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi
yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan
kegiatan observasi, asesmen, dan interpretasi.
3. Observasi. Pada kegiatan observasi, dilakukan perekaman data yang
meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan secara rinci dan teliti.
Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan
refleksi.
4. Refleksi. Langkah akhir dari PTK adalah melakukan refleksi (kajian atau
analisis) terhadap apa yang telah dilakukan pada waktu tindakan. Dalam
analisis dapat diuraikan seberapa efektif perubahan yang terjadi, apa yang
menjadi

penghambat

perubahan,

bagaimana

memperbaiki

perubahan-

perubahan yang dibuat, dan sebagainya. Setelah melakukan refleksi, biasanya

5

muncul permasalahan baru atau pemikiran baru, sehingga perlu perencanaan
ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Demikian
langkah-langkah kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus kedua,
ketiga, dan seterusnya. Berikut ini adalah bagan prosedur Penelitian Tindakan
Kelas.
Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam
penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data dan jenis data yang dapat
dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi data siswa sebagai subjek penelitian dan
guru yang bersangkutan (guru kelompok B TK 03 Jatiwarno), data hasil
pengamatan atau observais terhadap kegiatan pembelajaran, serta arsip nilai siswa
yang berhubungan dengan konsep kemampuan kerja sama siswa:
1. Siswa kelompok B TK 03 Jatiwarno, Jatipuro, Karanganyar.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3. Informan (guru)
4. Arsip nilai
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Indikator
penelitian ini adalah kemampuan kerja sama siswa TK kelompok B 03 Jatiwarno
meningkat sebesar ≥ 85% dengan kegiatan outbound.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang melalui kegiatan outbound dilakukan dalam 3 siklus mulai
dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada siklus III hasil penelitian menunjukkan
bahwa penelitian yang dilakukan berhasil meningkatkan kemampuan kerja sama
siswa kelompok B TK 03 Jatiwarno. Proses dan hasil penelitian kegiatan outbound
dalam meningkatkan kemampuan kerja sama siswa TK 03 Jatiwarno secara
keseluruhan dapat dilihat dalam tabel berikut:

6

Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Kerja Sama
Melalui Kegiatan Outbound

Aspek
Metode
Pembelajaran

Pra Siklus
Ceramah dan tanya
jawab

Siklus I
Kegiatan
outbound

Siklus II
Kegiatan
outbound

Siklus III
Kegiatan outbound

Proses
pembelajaran

Pembelajaran kurang
dapat
mengembangkan
kemampuan kerja
sama siswa

Kegiatan
outbound
dioptimalkan
dengan
membentuk
kelompok baru
secara heterogen

Kegiatan outbound
dioptimalkan
dengan menunjuk
ketua kelompok
yang bertugas
memotivasi
anggotanya agar
bekerja secara
optimal

Hasil
Observasi

Kemampuan kerja
sama siswa rendah

Siswa
melakukan
outbound di
”Griyo Kulo”,
antara
lain:kereta
balon, bakiak
race, moving
water, estafet
tongkat, dan
hiking
Dalam
kelompok
masih belum
kompak dan
bersama-sama
dalam kegiatan
outbound.
Masih ada
siswa yang mau
menang sendiri
dan menguasai
permainan.

Sebagian besar
siswa telah aktif
dalam
melaksanakan
kegiatan dalam
outbound, tidak ada
siswa yang
bermain-main
sendiri dalam
kegiatan. Secara
keseluruhan
kegiatan outbound
pada siklus III telah
dapat meningkatkan
kemampuan kerja
sama siswa

Hasil
Penelitian

Kemampuan kerja
sama siswa rendah
hanya 40%

Pembagian
kelompok yang
dilakukan oleh
guru telah dapat
meningkatkan
kinerja team
dalam kegiatan
outbound.
Meskipun
demikian masih
ada beberapa
kekurangan antara
lain ada beberapa
siswa yang masih
bermain-main
selama kegiatan
berlangsung
Kemampuan kerja
sama siswa
meningkat
menjadi 76,375%

Refleksi

Dilakukan penelitian
dengan kegiatan
outbound

Kemampuan
kerja sama
siswa
meningkat
menjadi 69,5%
Dilanjutkan ke
siklus II

Dilanjutkan ke
siklus III

Kemampuan kerja
sama siswa
memenuhi indikator
sebesar 86,125%
Penelitian telah
berhasil dan
dihentikan pada
siklus III

Kondisi pembelajaran pada kelompok B TK 03 Jatiwarno menunjukkan
bahwa kemampuan kerja sama anak masih rendah. Sebagian besar siswa masih

7

sibuk bermain sendiri, egois, serta kurang dapat bekerja sama dengan temannya.
Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terkesan kaku, karena tidak adanya
partisipasi siswa dengan teman lain dalam pembelajaran. Salah satu kegiatan
bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan kerjasama anak adalah melalui
kegiatan outbound. Outbound dapat menstimulasi aspek fisik maupun psikis anak
dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Pengalaman dalam kegiatan
outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan
anak. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap
kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja sama. Bersama-sama
mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok
akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung jawab yang harus dilalui.
Setiap anak akan menyadari pentingnya kerja sama dan kesetiakawanan dalam
mengatasi masalah dan tantangan dalam kegiatan outbound tersebut. Kegiatankegiatan yang dapat digunakan untuk menanamkan kerjasama antara lain dengan
permainan: (1) Kereta Balon, (2) Moving Water, (3) Jalan Kepiting, (4) Estafet
Tongkat, (5) Bakiak Race, dan (6) Halang rintang.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan outbound siklus I, siswa telah
dapat berkoordinasi dengan kelompok dalam melaksanakan kegiatan outbound,
antara lain moving water, bakiak race, estafet tongkat, kereta balon, dan halang
rintang. Namun dalam setiap kelompok masih belum kompak dan bersama-sama
dalam setiap kegiatan outbound. Masih ada siswa yang mau menang sendiri dan
menguasai permainan, sehingga siswa lain cenderung diam dan tidak bersemangat
dalam kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan guru kurang maksimal dalam
pembagian kelompok, ada kelompok yang hanya terdiri dari siswa-siswa yang
pandai saja sehingga siswa tersebut cenderung egois dan kurang dapat bekerja sama
dengan teman kelompoknya. Kegiatan outbound pada siklus I dapat meningkatkan
kemampuan kerja sama siswa pada siklus I sebesar 69,5%. Hasil ini sudah
meningkat dari pembelajaran siswa sebelumnya, tetapi belum memenuhi indikator
keberhasilan yang dirumuskan

8

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan kerja sama
siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dengan
prosentase total sebesar 76,375%. Hal ini sudah menunjukkan prosentase yang baik,
tetapi belum memenuhi indikator kinerja yatu sekurang-kurangnya mencapai 85%.
Sebagian besar siswa telah aktif dalam melaksanakan kegiatan dalam outbound,
tidak ada siswa yang bermain-main sendiri dalam kegiatan. Ketua kelompok telah
berhasil memotivasi siswa untuk disiplin dalam menjalankan kegiatan dalam
outbound, sehingga antar anggota dapat bekerja sama dengan baik. Kemampuan
kerja sama siswa pada siklus III mencapai hasil yang optimal dengan prosentase
86,125%. Berdasarkan hasil refleksi maka penelitian berhenti pada siklus III karena
kegiatan outbound telah dapat meningkatkan kemampuan kerja sama siswa dengan
prosentase 86,125% dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Peningkatan
kemampuan kerja sama secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel dan chart di
bawah ini:
Tabel 2. Peningkatan prosentase Kemampuan Kerja Sama Siswa

No.

Aspek

Pra

Siklus I

Siklus II

Siklus III

69,5%

76,375% 86,125%

Siklus
1.

Kemampuan Kerja

40%

Sama Siswa

Gambar 1. Diagram Peningkatan Kemampuan Kerja Sama Siswa

1 00%
50%
0%

Pra Sikl us
Sik lus I
Sik lus II
Sik lus III

9

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui
kegiatan outbound, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Kegiatan
Outbound dapat Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelompok B TK 03
Jatiwarno

kecamatan

Jatipuro

Tahun

Ajaran

2012/2013”

telah

terbukti

kebenarannya.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Kondisi pembelajaran pada kelompok B TK 03 Jatiwarno menunjukkan bahwa
kemampuan kerja sama anak masih rendah. Sebagian besar siswa masih sibuk
bermain sendiri, egois, serta kurang dapat bekerja sama dengan temannya. Hal ini
menyebabkan proses pembelajaran terkesan kaku, karena tidak adanya partisipasi
siswa dengan teman lain dalam pembelajaran. Kemampuan kerja sama siswa
kelompok B TK 03 Jatiwarno masih rendah, baru mencapai 40%.
Penelitian menggunakan kegiatan outbound dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kerja sama kelompok B TK 03 Jatiwarno sehingga mencapai
prosentase minimal 85%. Kegiatan outbound telah berhasil meningkatkan
kemampuan kerja sama siswa, yaitu 69,5% pada siklus I, meningkat 76,37% pada
siklus II, dan mencapai hasil optimal 86,125% pada siklus III. Berdasarkan
keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa “Kegiatan
Outbound dapat Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelompok B TK 03
Jatiwarno kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2012/2013”.

10

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamaludin Ancok. 2002. Managemen Outbound Training. Yogyakarta:ULI Press.
Mulyono Abdurrahman, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurhasanah dan Didik Tumianta. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia
untuk SD dan SMP. Jakarta PT. Bina Sarana Pustaka.
Nurbiana Dhieni. 2011. Metode Pengembangan Bahasa. Universitas Terbuka.
Masitoh, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka.
Rukayah. 2004. Membaca Menulis Permulaan dan Alternatif Membantu Siswa yang
Berkesulitan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Patilima, H. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
W.J.S Poerwadarminta. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA DINI DI TK B DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG

3 34 50

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERLOMBAAN DI KELOMPOK B TK PERWANIDA KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 4 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK RT 17 KEJURON KOTA MADIUN Indrawati TK RT 17 KEJURON

0 3 10

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA POSTER PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TUNAS BHAKTI Erna Sulismiyati TK TUNAS BHAKTI

1 3 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9

Efektivitas Kegiatan Mencetak dengan Berbagai Media dalam Meningkatkan Kemampuan Dasar Seni Anak pada Kelompok B di TK Yos Sudarso

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PERMAINAN BERBASIS BIMBINGAN KELOMPOK PADA ANAK TK B SATU ATAP SDN 03 LEBUAWU TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38