SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI SE KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN.
SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP
KINERJA GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI SE
KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN
Skripsi
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jasmani
Oleh Miftakudin Nur
6101405087
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
(2)
ii
SARI
Miftakudin Nur. 2009. Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Skripsi. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Pembimbing I. Drs. Sulaiman, M.Pd. Pembimbing II. Tommy Soenyoto, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci. Persepsi, Kinerja Guru. Penjasorkes
Adanya asumsi negatif yang selama ini membebani profesi guru Penjasorkes yaitu tentang kinerja guru Penjasorkes yang dinilai rendah oleh rekan- rekan guru bidang studi non Penjasorkes memotivasi penulis untuk melakukan penelitian secara empiris tentang bagaimana persepsi guru-guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di sekolah?.
Subjek yang diteliti adalah 95 orang guru non Penjasorkes untuk diminta mengisi kuesioner yang telah diberikan dan di jelaskan oleh peneliti guna mendapatkan informasi tentang bagaimana persepsi mereka terhadap kinerja guru Penjasorkes di sekolahnya. Data yang diperoleh dari kuesioner tentang persepsi kinerja guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Data yang diperoleh dianalisis sebagai hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan menurut persepsi guru non Penjasorkes tergolong tinggi, terbukti dari tingginya kompetensi kepribadian mencapai 98,04%, kompetensi pedagogik sebesar 88,55%, kompetensi profesional sebesar 93,08%, dan kompetensi sosial sebesar 89,06%. Persepsi guru non Penjasorkes SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes telah masuk dalam kategori baik.
Persepsi guru non Penjasorkes terhadap aspek memiliki kepribadian guru Penjasorkes sebagai pendidik menunjukkan hasil yang baik, memiliki kompetensi pedagogik yang baik, memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik yang baik dan memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik yang baik pula.Guru penjasorkes hendaknya tetap mempertahankan keempat kompetensi yang telah dianggap baik oleh guru non Penjasorkes yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial sebagai pendidik agar persepsi guru non Penjasorkes terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tetap baik dan mampu memotivasi guru lain untuk dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pada masa-masa yang akan datang.
(3)
(4)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Janganlah kalian menganggap suci diri kalian sendiri, Allah lebih mengetahui siapa yang paling bertaqwa” (Q.S An. Najm : 182)
PERSEMBAHAN :
1. Bapak dan Ibuku (Bp Purji dan Ibu Masruroh) terhormat
2. Kakakku (Ali Mustofa) tersayang 3. Adikku (Laila Fadlilatul K.) tersayang
4. Semua keluarga besarku yang selalu mendukungku
5. Hagya Ayu Utariningtyas Santosa 6. My best friend Gondes Cost 7. Teman – teman PJKR B. 05
(5)
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Survey persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan” dengan lancar. Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara moral maupun secara material yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu sebagai ungkapan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negari semarang. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
3. Bapak Drs. Sulaiman, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah banyak membantu dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Tommy Soenyoto, S.Pd., M. Pd. sebagai pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak dan Ibuku yang saya hormati, adik dan kakak tersayang serta keluarga besarku yang telah mendukung, mendoakan, dan memberiku semangat serta kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Terima kasih untuk semuanya.
(6)
vi
6. Hagya Ayu Utarining Tyas Santosa, terima kasih selama ini telah menjadi bagian dalam kehidupanku, yang dapat memberi aku motifasi agar selalu menjadi yang lebih baik.
7. Bapak Abdul Rochman, SH. sebagai kepala Kantor KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Grobogan.
8. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
9. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
10.Teman – Teman dari jurusan PJKR B angkatan 2005 yang telah banyak membantu penelitian ini dengan sukarela sehingga dapat berhasil dengan baik.
11.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang sudah membantu sehingga dapat berhasil dengan baik.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan sudah tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penulis dan keterbatasan waktu. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama para pemerhati di bidang kebijakan dan pengembangan pendidikan.
Semarang, Juli 2009
(7)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
SARI ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAF TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... ... 9
1.5 Penegasan Istilah ... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... ... 14
2.1.1 Persepsi ... 14
2.1.2 Kinerja ... ... 18
2.1.3 Guru Penjasorkes ... ... 22
2.1.4 Kompetensj Guru ... ... 26
2.1.5 Pejasorkes ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 37
3.1.1 Populasi ... ... 37
3.1.2 Sampel ... ... 38
3.1.3 Variable penelitian ... 38
(8)
viii
3.1.5 Metode pengumpulan data ... 45
3.1.6 Persiapan Penelitian ... ... 46
3.1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... ... 47
3.1.8 Metode Analisis data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... ... 54
4.1.1 Memiliki Kepribadian sebagai pendidik ... 56
4.1.2 Kompetensi Pedagogik ... 60
4.1.3 Kompetensi Profesional sebagai Pendidik ... 64
4.1.4 Kompetensi Sosial sebagai Pendidik ... 67
4.2 Pembahasan ... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA
(9)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pendapat Kinerja Guru Penjasorkes di Sekolah ... 7 Tabel 2. Pendapat Guru Non Penjasorkes Mengenai Penting Tidaknya Mata
Pelajaran Penjasorkes di Sekolah ... 7 Tabel 3. Pendapat Guru Non Penjasorkes Terhadap Profesionalisme Guru
Penjasorkes di Sekolah ... 7 Tabel 4. Jumlah Guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan ... 37 Tabel 5. Jumlah Guru Non Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan... 38 Tabel 6. Kisi – kisi Kompetensi, Indikator dan pertanyaan ... 39 Tabel 7. Kriteria Deskriptif Prosentase ... 50 Tabel 8 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes Di Smp Negeri
Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Terhadap Kinerja
Guru Penjasorkes ... 51 Tabel 9. Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Memiliki
Kepribadian sebagai Pendidik ... 53 Tabel 10 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Tiap Indikator
Aspek Memiliki Kepribadian sebagai Pendidik... 54 Tabel 11 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memiliki Kompetensi
Pedagogik Dari Kinerja Guru Penjasorkes ... 56 Tabel 12 Deskriptif Persepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki
kompetensi Pedagogik ... 57 Tabel 13 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memilki Kompetensi
Profesional Sebagai Pendidik ... 59 Tabel 14 Deskriptif Perepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki
(10)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Di Smp Negeri Se-
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes ... 52 Gambar 2. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Pada Aspek Memiliki
Kepribadian Sebagai Pendidik Dari Kinerja Guru Penjasorkes ... 53 Gambar 3. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kepribadian Sebagai
Pendidik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes ... 55 Gambar 4. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi
Pedagogik Dari Kinerja Guru Penjasorkes... 56 Gambar 5. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi
Pedagogik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes... 58 Gambar 6. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Guru Penjasorkes Memiliki
Kompetensi Profesional Sebagai Pendidik... 59 Gambar 7. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi
Profesional Sebagai Pendidik... 61 Gambar 8. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi Sosial
Sebagai Pendidik Pada Kinerja Guru Penjasorkes... 62 Gambar 9. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Pada Aspek Memiliki
Kompetensi Sosial Sebagai Pendidik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes... 64
(11)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 73
Lampiran 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian ... 78
Lampiran 3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian ... 84
Lampiran 5. Usulan Penetapan Pembimbing ... 88
Lampiran 6. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 89
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 90
Lampiran 8. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Grobogan ... 91
Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan ... 92
Lampiran 10. Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan ... 95
Lampiran 11. Foto Dokumentasi Penelitian di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan ... 99
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia indonesia seuutuhnya.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam proses pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak mungkin tumbuh sendiri secara tiba–tiba, tetapi memerlukan pembinaan dan pengembangan melalui jalur pendidikan sebagai mana tertuang dalam kebijakan nasional yakni pemerataan kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan dengan tuntutan pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan memiliki peranan yang penting untuk membina manusia yang demikian, karena hanya melalui pemenuhan pendidikanlah didapat manusia-manusia baru yang berorientasi dalam pembangunan. Garis–Garis Besar Haluan Negara tahun 1999 mengamanatkan bahwa kita perlu meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk mendapatkan sistem pendidikan yang efektif dan efesien dalam menghadapi perkembangan kualitas sumber daya manusia sendiri secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
(13)
2
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan perlindungan sesuai dengan potensinya.
Dalam pembangunan nasional, semua warga Negara Indonesia dituntut aktif ikut serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Pembinaan dan upaya peningkatan manusia yang ditinjau pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat.
Pendidikan adalah salah satu tolak ukur yang bisa dijadikan pedoman dalam mengukur tinggi rendahnya sumber daya manusia. Pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap individu, potensi-potensi tersebut apabila tidak dikembangkan hanya akan menjadi sumber daya yang terpendam tanpa akan dapat kita lihat dan rasakan hasilnya, untuk itu individu perlu diberi berbagai kemajuan dalam pengembangan. Berbagai hal tersebut antara lain; konsep, prinsip, kreatifitas, tanggung jawab dan keterampilan. Dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan agama.
Keberadaan lembaga pendidikan, kebijaksanaan dan program-programnya telah dapat kita lihat dan rasakan di mana–mana, dan selalu berubah-ubah dalam
(14)
setiap waktu. Perubahan tersebut karena adanya perbedaan dan pertentangan antara pengalaman yang lampau dan harapan dimasa mendatang . perbedaan dan pertentangan tersebut selalu berpusat disekitar kurikulum, proses pengajaran, dan sumber daya manusianya. Sehingga guru pendidikan jasmani selalu menghadapi permasalahan yang sama, mereka harus menghadapi dan memecahkan permasalahan yang selalu tak terpecahkan.
Dewasa ini banyak dikalangan masyarakat mengeluh tentang kualitas pendidikan formal yang sedang berjalan. Dan banyak pula pendidik profesional yang telah memberi tanggapan balik, dan dengan kepekaan pertimbangannya, mereka mencoba mengadakan modifikasi program, melalui program eksperimental, memperbaharui kurikulum, dan memasukkan beberapa pelajaran baru, serta beberapa pengalaman baru yang akan dicobakan pada setiap jenjang pendidikan, dalam rangka meningkatkan proses pendidikan di Indonesia.
Kalau diperhatikan dengan seksama, maka setiap permasalahan pendidikan jasmani, selalu merupakan permasalahan yang unik, karena proses pembelajaran Penjasorkes terjadi di lapangan dan dengan mudah akan selalu mendapat persepsi dari setiap orang yang ada di sekitarnya, tetapi yang terpenting adalah bahwa pandangan dan pendapat tentang pendidikan jasmani selalu ditemukan di dalam sistem pendidikan pada umumnya.
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian integral dari pandidikan secara menyeluruh yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pertumbuhan dan
(15)
4
perkembangan jasmani, mental, sosial, dan ekonomi yang serasi, selaras dan seimbang (Depdikbud, 2002:1067).
Pelaksanan Penjasorkes di sekolah tidak dapat lepas dari sosok seorang guru. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2003:125). Guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan. Menurut Sutomo (2007:12), tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Guru yang seperti itu yang bisa dijadikan teladan bagi semuanya.
Setiap guru mempunyai tingkat kecakapan yang berbeda–beda, namun demikian pada dasarnya guru selalu mengutamakan siswanya dalam setiap materi pelajaran. Sebagai contoh guru penjasorkes yang tidak hanya menekankan perkembangan siswa dari aspek psikomotor saja, tetapi juga aspek lain, yaitu aspek kognitif dan afektif. Selain itu guru penjas juga sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan serta menuntun siswa belajar, tidak semata-mata sebagai pengajar yang transfer of knowledge tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values. Bukan suatu hal yang mengejutkan apabila kebanyakan guru penjasorkes dikagumi dan menjadi idola di setiap sekolah. Kekaguman itu muncul disebabkan karena beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah kinerjanya sebagai guru
(16)
penjasorkes di sekolah. Kinerja yang baik akan memunculkan tanggapan yang positif terhadap guru penjasorkes.
Tanggapan–tanggapan itu akan muncul dari semua orang yang ada disekitar guru penjasorkes itu sendiri. Karena setiap aktivitas maupun kinerjanya akan dapat dilihat dengan jelas. Tidak lain adalah sesama guru yang mengajar di sekolah setempat. Pasti banyak pandangan yang akan timbul dari masing–masing guru non penjas tersebut. Yang nantinya pandangan–pandangan tersebut dapat kita ambil dari sisi positifnya. Salah satunya yaitu sebagai motifasi bagi guru penjas untuk meningkatkan kinerjanya.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pencapaian kinerja guru secara optimal diantaranya adalah motivasi, persepsi, dan fasilitas. Motivasi merupakan suatu bentuk dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan yang dikehendaki atau untuk mendapat kepuasan dirinya. Selain motivasi, faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru Penjaskes yaitu persepsi, persepsi dimulai dari pengamatan dan penangkapan mengenal obyek-obyek dan fakta-fakta melalui pengamatan panca indera, selanjutnya dengan adanya persepsi yang baik dari guru lain terhadap kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, diharapkan guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran. Selain dua faktor di atas, fasilitas juga sangat berperan dalam tujuan proses pembelajaran, dengan adanya fasilitas yang memadai maka seorang guru lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain.
(17)
6
Sebelah barat kabupaten Grobogan berbatasan dengan kabupaten Semarang dan Demak, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Kudus, Pati, dan blora, disebelah timur berbatasan dengan kabupaten Blora, sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sragen, Boyolali, Semarang, dan Ngawi ( Jatim ). Mata pencaharian penduduknya petani, pedagang, buruh, guru, karyawan dan pegawai negeri sipil. Kabupaten Grobogan juga mempunyai potensi penghasil kayu jati, karena di Kabupaten Grobogan masih banyak hutan jati. Dibidang olah raga Kabupaten Grobogan mempunyai tim sepak bola Persipur yang sekarang masih mengikuti Liga Indonesia. Selain itu Pemerintah Kabupaten Grobogan juga memperhatikan dunia pendidikan dengan ikut mensukseskan program wajib belajar 9 tahun.
Kecamatan Gubug merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Grobogan yang sebagian mata pencaharian penduduknya adalah petani, pedagang dan pegawai negeri sipil. Di kecamatan Gubug terdapat tiga Sekolah Menengah Pertama Negeri yaitu SMP Negeri 1 Gubug, SMP Negeri 2 Gubug, SMP Negeri 3 Gubug. Menurut pandangan masyarakat, ketiga sekolah tersebut memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi sekolah favorit yang mampu menghasilkan lulusan terbaik yang mampu bersaing dengan lulusan-lulusan dari sekolah lain.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 13 sampai dengan 15 Januari 2009 di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Gubug yaitu SMP Negeri 1 Gubug, SMP Negeri 2 Gubug, dan SMP Negeri 3
(18)
Gubug, 27 guru non Penjas dan menggunakan metode penyebaran angket atau kuisioner, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1
Pendapat guru non penjasorkes tentang kinerja guru penjasorkes di sekolah : No Kategori Frekuensi prosentase
1. Baik 22 81,48 %
2. Sedang 5 18,52 %
3. Kurang Baik 0 0 %
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan data tabel diatas pendapat guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes disekolah yang menyatakan baik sebesar 81,48 %, yang menyatakan sedang sebesar 18,52 %, dan 0 % yang menyatakan kurang baik.
Tabel 2
Pendapat guru non penjasorkes mengenai penting tidaknya mata pelajaran penjasorkes diajarkan di sekolah :
No Kategori Frekuensi prosentase
1. Penting 27 100 %
2. Tidak Penting 0 0 %
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan data table diatas pendapat guru non penjasorkes terhadap penting tidaknya mata pelajaran penjasorkes diajarkan di sekolah yang menyatakan penting sebesar 100 %, dan 0 % yang menyatakan tidak penting.
Tabel 3
Pendapat guru non penjasorkes terhadap profesionalisme guru penjasorkes di sekolah :
No Kategori Frekuensi prosentase
1. Sudah Profesional 19 70,37 %
2. Belum Profesional 8 29,63 %
(19)
8
Berdasarkan data tabel di atas pendapat guru non penjasorkes terhadap profesionalisame guru penjasorkes di sekolah yang menyatakan sudah professional sebesar 70,73 %, sedangkan yang menyatakan belum profesional sebesar 29,63 %.
Berdasarkan dari data ketiga tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru non penjasorkes berpendapat bahwa kinerja guru penjasorkes di sekolah baik dan ada beberapa guru yang menyatakan sedang terhadap kinerja guru penjas di sekolah. Untuk penting tidaknya mata pelajaran penjasorkes diajarkan di sekolah seluruh responden menyatakan mata pelajaran penjasorkes penting diajarkan di sekolah. Sedangkan untuk kategori keprofesionalitasan sebagian besar responden menyatakan sudah professional. Dari uraian kesimpulan diatas, maka munculah suatu pertanyaan bagaimanakah kinerja guru penjas di sekolah ?
Atas dasar pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang kinerja yang dilakukan oleh guru Penjasorkes di sekolah sehingga diangkat judul : "Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?
(20)
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi pihak sekolah, informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja pembelajaran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
1.4.2 Data dari penelitian ini dapat juga digunakan sebagai pedoman khususnya bagi guru penjas.
1.4.3 Memberi informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan profesionalitas untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1.4.4 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang menggunakan metode survei.
1.4.5 Dan sebagai syarat bagi penulis untuk meraih gelar sarjana kependidikan.
1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti untuk memperjelas batas-batasan istilah dan untuk menghindari kesalahan penafsiran judul skripsi, serta untuk
(21)
10
memudahkan dalam mengungkap isi dan makna serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan antara lain:
1.5.1 Survei
Survei adalah suatu pengambilan data dengan cara mengecek hal atau sesuatu di lapangan (Arikunto, 1998:152). Jadi dapat disimpulkan bahwa survei dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil data di lapangan dengan angket.
1.5.2 Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga dengan sensoris, namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimilus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi (Bimo walgito, 2003:88).
1.5.3 Kinerja
Kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya, menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan di evaluasi oleh orang-orang tertentu.
Dalam hal ini kinerja yang mengacu pada tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh seorang guru. Kinerja yang berkaitan dengan tugas-tugas guru itu menuju pada kompetensi guru yang harus dilaksanakan oleh guru tersebut dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Tujuan belajar
(22)
mengubah tingkah laku siswanya, dari tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan, dari tidak mempunyai ketrampilan menjadi terampil (dalam hal memecahkan masalah). Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja tersebut memiliki ukuran atau prasyarat tertentu dan mencakup dimensi yang cukup luas dalam arti bahwa penilaian tetap mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mempengaruhi hasil kerja tersebut.
1.5.4 Guru Penjasorkes
Menurut UU No. 20 th 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 39 ayat 2 menyebutkan bahawa guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai pembelajaran.
Seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus mempunyai karakteristik untuk dikatakan mampu mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu: memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan karakteristik anak didik, mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi dan aktif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta mampu menumbuhkan potensi kemampuan dan keterampilan motorik anak, mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan menilai serta mengkoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, memiliki pemahaman dan penguasaan keterampilan gerak, memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi fisik, memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan
(23)
12
memanfaatkan faktor-faktor lingkungan yang ada dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan potensi peserta didik dalam dunia olahraga dan memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.
Penulis menyimpulkan bahwa kemampuan kerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan suatu potensi untuk melakukan sesuatu hal dalam pekerjaan, atau dengan kata lain adalah karakteristik individu seperti intelegensi, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang untuk berbuat yang sifatnya stabil. Dalam penelitian ini peneliti tegaskan bahwa kemampuan kerja guru pendididikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat diguguskan dalam empat kemampuan dasar yaitu; kemampuan menguasai materi, kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan atau mengelola proses mengajar, kemampuan menilai kemajuan proses belajar mengajar.
1.5.5 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani (Adang Suherman, 2000: 23).
Menurut kurikulum SMA 2003 (Depdiknas, 2003:2) adalah ”proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional”.
(24)
Seperti kegiatan pendidikan lainnya, penjasorkes direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan total dari peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik, intelegensi, emosi, dan sosial, akan tetapi menyangkut juga aspek moral dan spiritual, karena didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sangat memperhatikan landasan-landasan kesehatan dan kematangan.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan mengenai konsep-konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya memiliki tujuan dan fungsi menumbuhkembangkan siswa dari aspek organik, neoromuskular, kognitif, emosional, perseptual, fisik dan merupakan suatu proses gerak manusia yang menuju pada pengembangan pola-pola perilaku manusia.
(25)
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Persepsi
2.1.1.1 Tinjauan persepsi
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dirinya sendiri. Individu mengenali dunia dengan menggunakan alat inderanya. Melaui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat responnya. Stimulus yang diteruskan kepusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi. Ada beberapa syarat terjadinya persepsi yaitu, adanya objek persepsi, alat indera atau reseptor yang merupakan alat untuk menerima stimulus,dan adanya perhatian.
2.1.1.2Pengertian persepsi
Pengertian persepsi menurut Bimo Walgito (2002:88) adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu.
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan persepsi adalah kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan
(26)
sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu kebiasaan. Hal tersebut di barengi adanya pernyataan populer bahwa “Manusia adalah korban kebiasaan” karena 90 % dari pengalaman sensoris merupakan hal yang sehari-hari dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang. Sehingga mempersepsi situasi sekarang tidak lepas dari adanya stimulus terdahulu.
Batasan persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses aktivitas kejiwaan seseorang dalam upaya mengenali dan memahami suatu obyek tertentu berdasarkan stimulus yang ditangkap panca inderanya, seseorang turut menentukan bentuk, sifat dan intensitas perannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ada kecenderungan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menanggapi rangsangan banyak diwarnai oleh persepsinya atas rangsangan tersebut. Dengan demikian berdasarkan uraian diatas timbulnya suatu persepsi seseorang dengan yang lain akan berbeda-beda tentang kinerja guru pendidikan jasmani.
2.1.1.3Prisip - prinsip terjadinya persepsi
Prinsip-prinsip dalam persepsi adalah sebagai berikut : 1) Persepsi itu relatif
Individu bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada rangsangan yang datang kemudian.
(27)
16
2) Persepsi itu selektif
Individu hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekitarnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah dipelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya, dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.
3) Persepsi itu mempunyai tatanan
Individu menerima rangsangan tidak dengan cara senbarangan, ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang akan dating tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.
4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan
Harapan dan kesiapan penerima rangsangan akan menentukan rangsangan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana rangsangan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana rangsangan itu akan diinterpretasikan.
5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekaligus situasinya sama.
Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau motivasi.
(28)
2.1.1.4Faktor - faktor yang mempengaruhi persepsi
Timbulnya persepsi dimulai dari tahap penerimaan rangsangan dari luar maupun dari dalam individu. Menurut Bimo Walgito (2003:89), terdapat beberapa faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:
1) Objek yang di persepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. 3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
(29)
18
2.1.2 Kinerja
2.1.2.1Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan salah satu yang patut diperhatikan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja suatu organisasi atau perusahaan dalam upaya peningkatan produknya agar mampu bertahan maupun dapat meningkatkan keunggulan ditengah pasar-pasar persaingan yang sangat kuat. Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “prestasi yang diperlihatkan kemampuan kerja, sesuatu yang diharapkan.
Kinerja yang berkaitan dengan tugas-tugas guru itu menuju kepada kompetensi guru yang harus dilaksanakan oleh guru tersebut dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Tujuan belajar mengubah tingkah laku siswanya, dari tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan, dari tidak mempunyai keterampilan menjadi terampil (dalam hal memecahkan masalah).
Kinerja hampir sama dengan prestasi kerja yaitu perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standart kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerjanya. Selain itu, istilah kinerja diterjemahkan dari kata “performance” yang juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja tersebut memiliki ukuran atau prasyarat tertentu dan mencakup dimensi yang cukup luas dalam arti bahwa penilaian tetap mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mempengaruhi hasil kerja
(30)
tersebut. Kinerja guru adalah unjuk kerja. Unjuk kerja yang terkait dengan tugas yang diemban dan merupakan tanggung jawab profesionalnya.
2.1.2.2Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah.
Guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa. Guru sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu seorang Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20, tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.
Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut:
(31)
20
1) Kesetiaan
Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.
2) Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya.
Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari:
− Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. − Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
− Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. 4) Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang.
(32)
5) Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
6) Kerja Sama
Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam organisasi baik dengan teman sejawat, atasan maupun bawahannya dalam organisasi sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tujuan organisasi dapat dicapai.
Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:
− Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan teman sejawat, atasan maupun bawahan.
− Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
− Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.
− Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya.
(33)
22
7) Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.
8) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang idealnya diselesaikan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.1.3 Guru Penjasorkes
Menurut UU No.20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa guru adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai pembelajaran.
Tugas yang diemban seorang guru bukanlah hal yang ringan karena sebagian dari masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Bagaimana cara guru pendidikan mengajar saat ini akan menentukan kualitas generasi.
(34)
Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan, walaupun dalam kenyataannya masih ada orang diluar kependidikan yang melakukannya, sehingga pengakuan terhadap profesi guru semakin berkurang karena masih saja ada orang memaksa diri menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu.
2.1.4 Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Guru mempunyai dua fungsi istimewa yang sekaligus membedakannya dari pegawai atau pekerja lainnya dalam masyarakat, yakni mengadakan suatu jembatan antara sekolah dengan luar sekolah, serat mengadakan hubungan antara dunia muda dengan dunia dewasa dalam konteks pembelajaran.
Profesi sebagai pengajar menjadikan tugas guru secara langsung menyentuh manusia menyangkut kepetingan dan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan dan kamandirian melalui proses pembelajaran. Pengajaran yang dilakukan oleh guru itu dilaksanakan dalam interaksi edukatif antara guru dan murid yaitu antara keadaan internal dan proses kognitif siswa.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti
(35)
24
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Belajar merupakan hal yang penting dan utama dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan pemahaman guru tentang belajar akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Mengajar bukan sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks. Kedudukan guru yang strategis ini kemudian diperlukan perwujudannya melalui kinerja guru. Kinerja guru dalam roses belajar mengajar pada hakekatnya peranan guru sesuai dengan tanggung jawab dan tugasnya.
Peters mengemukakan tugas dan tanggung jawab guru, yaitu : 1) Guru sebagai pengajar.
2) Guru sebagai pembimbing. 3) Guru sebagai administrasi kelas.
Sedangkan Amstrong membagi tugas dan tanggung jawab dalam lima kategori, yakni :
1) Tanggung jawab dalam pengajaran
2) Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan 3) Tanggung jawab memberikan kurikulum
4) Tanggung jawab dalam mengembangkan prestasi 5) Tanggung jawab dalam membina masyarakat.
(Sudjana, 2004:15)
Menurut Uzer Usman (2005) peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi :
(36)
1) Guru sebagai demonstrator
Guru dalam peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, senantiasa harus menguasai bahan atau meteri pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Seorang guru hendaknya mampu terampil dalam merumuskan TIK, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dan memberikan informasi kepada kelas. Akhirnya seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai pengajar yang baik apabila ia menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan tugasnya.
2) Guru sebagai pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar erta merupakan aspek lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Kualitas dan kantitas belajar siswa tergantung banyak factor, antara lain guru, hubungan pribadi antar siswa, serta kondisi umum dan suasana. Dan guru sebagai manajer hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil yang optimal. Sebagai manajer lingkungan belajar guru hendaknya mampu menggunakan pengetahuan tentang teori-teori belajar mengajar dan teori perkembangan sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.
(37)
26
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator, guru harus mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah maupun surat kabar.
4) Guru sebagai evaluator
Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakh tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang disjarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketetapan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa atau kelompoknya. Dengan penilaian, gurur dapat mengklarifikasikan apakah seorang siswa kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang atau cukup baik jika dibandingkan dengan teman-temannya.
2.1.5 Kompetensi Guru
Profesi guru adalah sebuah pernyataan bahwa seseorang melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu guru sebagai profesi mempunyai tanggung jawab yang multidimensional. Atas dasar tanggung jawab
(38)
itu maka tingkat komitmen dan kepedulian terhadap tugas pokok harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tanggung jawab dalam mengajar, membimbing, dan melatih serta mendidik mereka yang dipertanggungjawabkan.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekoalah, antara guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dan guru bidang studi yang lain membutuhkan kompetensi (kemampuan) dasar yang hampir sama. Seorang guru yang melaksanakan tugasnya disekolah harus memiliki kemampuan dasar yang dikenai dengan istilah sepuluh kompetensi dasar, dan oleh Sunaryo (1989:xiii) “sepuluh kompetensi tersebut adalah 1) menguasai bahan pelajaran sekolah, 2) menguasai proses belajar mengajar, 3) menguasai pengelolaan kelas, 4) menguasai penggunaan media dan sumber, 5) menguasai dasar-dasar kependidikan, 6) dapat mengelola interaksi kelas, 7) dapat mengevaluasi hasil belajar siswa, 8) memahami fungsi bimbingan dan penyuluhan, 9) memahami dan menguasai administrasi sekolah, 10) memahami prinsip-prinsip dan dapat menafsirkan hasil penelitian kependidikan”.
Peraturan Menteri pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 Tanggal 4 mei Tahun 2007, mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mencakup empat Kompetensi utama yakni Kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial:
1) Kompetensi kepribadian
− Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan Nasional Indonesia.
(39)
28
− Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlaq mulia, dan teladan bagi peserta didika dan masyarakat.
− Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
− Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa peracaya diri.
− Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 2) Kompetensi pedagogik
− Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
− Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik − Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang diampu.
− Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
− Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
− Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
− Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. − Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
− Memanfaatkan hasil penilaian dan efaluasi untuk kepentingan pembelajaran. − Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
(40)
3) Kompetensi Profesional
− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
− Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
− Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
− Mengembangkan keprofwesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
− Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
4) Kompetensi Sosial
− Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi.
− Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
− Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh Wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
− Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
(41)
30
2.1.6 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2.1.6.1Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut Soepartono (2000:1) merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas yang digunakan oleh anak sekolah adalah bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum pendidikan jasmani di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang olahraga.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang.
Pendidikan olahraga dan kesehatan adalah upaya pendidikan yang diluar sekolah (masyarakat, klinik atau lingkungan). Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja dan berencana yang mencakup kombinasi metode untuk memfasilitaskan perilaku untuk beradaptasi yang kondusif bagi kesehatan.
(42)
Seperti kegiatan pendidikan lainnya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan total dari peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik, intelegensi, emosi, dan sosial, akan tetapi menyangkut juga aspek moral dan spiritual, karena didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sangat memperhatikan landasan-landasan kesehatan dan kematangan.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan mengenai konsep-konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya memiliki tujuan dan fungsi menumbuhkembangkan siswa dari aspek organik, neoromuskular, kognitif, emosional, perseptual, fisik dan merupakan suatu proses gerak manusia yang menuju pada pengembangan pola-pola perilaku manusia. a) Tujuan Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan
Menurut Depdiknas (2003:2) menyatakan tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai berikut:
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui nilai dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya etnis dan agama. 3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
(43)
32
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik, dan pendidikan luar kelas.
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
b) FungsiPendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Fungsi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menurut Depdiknas (2003:4-6) meliputi berbagai aspek, yaitu: aspek organik, aspek neuromuskuler, aspek perseptual, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek emosional.
1) Aspek organik meliputi:
a. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individual dapat memahami tuntutan lingkunganya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan.
b. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.
(44)
c. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimal yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.
d. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individual untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama.
e. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.
2) Aspek neuromuskuler meliputi:
a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.
b. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperi; berjalan, berlari, meloncat, melompat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap, bergulir, dan menarik.
c. Mengembangkan ketrampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengkung, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok.
d. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan.
e. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menagkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir,memvoli.
(45)
34
f. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, softball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, beladiri, dan lain sebagainya.
g. Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti; menjelajah, mendaki, berkemah, berenang.
3) Aspek perseptual meliputi:
a. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. b. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat
atau ruang, yaitu kemampuan mengenali obyek yang ada didepan, belakang, bawah, sebelah kanan, sebelah kiri.
c. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerakan yang melibatkan tangan, tubuh dan kaki.
d. Mengembangkan keseimbangan tubuh yaitu; kemampuan memepertahankan keseimbangan statis dan dinamis.
e. Mengembangkan dominasi yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan atau kaki kiri dalam melempar dan menendang.
f. Mengembangkan lateralis, yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan, atau sisi kiri tubuh diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri.
g. Mengembankan image tubuh, yaitu; kesadaran bagian tubuhatau seluruh tubuh dan hubunganya tempat atau ruang.
(46)
4) Aspek kognitif meliputi:
a. Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan.
b. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan dan etika.
c. Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.
d. Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubunganya dengan aktivitas jasmani.
e. Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya.
f. Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerak.
5) Aspek sosial meliputi:
a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada. b. Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan
dalam situasi kelompok.
c. Belajar komunikasi dengan orang lain.
d. Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok.
(47)
36
e. Mengembangkan kepribadian, sikap dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat.
f. Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima dimasyarakat. g. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.
h. Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif.
i. Mengembangkan sikap yang mencerninkan karakter moral yang baik. 6) Aspek emosional meliputi:
a. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.
b. Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani. c. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.
d. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas. e. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan. 7) Strategi Pembelajaran
Menurut Tim pengajar Microteching (2005:8) mengatakan strategi pembelajaran mencakup tata muka dan pengetahuan belajar. ”Strategi pembelajaran yang berupa tatap muka terkait dengan pemilihan pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran.
(48)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Metode penelitian adalahilmu pengetahuan yang membicarakan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian yang berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Penggunaan metode harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji agar diperoleh hasil dan simpulan yang tepat.
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru non Penjasorkes di SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2008 / 2009, yang berjumlah 3 sekolahan dengan jumlah guru non Penjasorkes 95 guru.
Tabel 4
Jumlah Guru di SMP Negeri Se- Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan No Nama Sekolah Jumlah Guru Non Penjas Jumlah Guru Penjas
1 SMP Negeri 1 Gubug 36 3
2 SMP Negeri 2 Gubug 40 2
3 SMP Negeri 3 Gubug 19 1
(49)
38
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Dari keseluruhan jumlah Guru Non Penjasorkes yang ada di SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2008 / 2009.
Tabel 5
Jumlah Guru Non Penjasorkes di SMP Negeri Se- Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
No Nama Sekolah Jumlah Guru Non Penjas
1 SMP Negeri 1 Gubug 36
2 SMP Negeri 2 Gubug 40
3 SMP Negeri 3 Gubug 19
Jumlah Total 95
3.1.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah ”Persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes”.
3.1.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
(50)
Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh instrumen yang dipakai, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesisis diperoleh melalui instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga data empiris dapat diperoleh sebagaimana adanya.
Apabila sudah ada instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Dan bagi instrumen yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti harus menyusun sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba dan merevisi (Suharsimi Arikunto, 2006: 166).
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kuesioner yang dibagikan kepada guru non bidang studi pendidikan jasmani olahraga kesehatan yang mengajar di SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang meliputi beberapa kompetensi pertanyaan antara lain dengan kisi-kisi:
Tabel 6
Kisi – kisi Kompetensi, Indikator dan Pertanyaan Kompetensi Indikator Pertanyaan A.Memiliki
kepribadian sebagai pendidik
1. Memiliki kepribadian mantap dan stabil 2. Memiliki kepribadian dewasa 3. Memiliki kepribadian arif 4. Memiliki kepribadian berwibawa
5. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
1. Apa beliau guru yang disiplin?
2. Apakah beliau seorang yang senantiasa bertindak sesuai dengan norma, tata tertib dan komitmen yang telah disepakati?
3. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau sopan dalam bertutur?
4. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau
(51)
40
berperilaku sopan?
5. Apakah selama menjalankan perannya sebagai guru, guru penjasorkes di sekolah Ibu/Bapak berpenampilan tepat sesuai situasi dan kondisi?
6. Apakah beliau disegani oleh peserta didik?
7. Apakah beliau memiliki wibawa sebagai seorang pendidik?
8. Apakah beliau menunjukkan komitmen sebagai umat beragama?
B. Memiliki kompetensi pedagogik
1. Memahami peserta didik
2. Merancang pembelajaran 3. Melaksanakan
pembelajaran
4. Evaluasi hasil
belajar
5. Mengembangkan peserta didik
1. Apakah peserta didik di sekolah Ibu/Bapak tampak bersemangat saat mengikuti
proses pembelajaran penjasorkes?
2. Apakah beliau pernah memberikan hukuman fisik pada peserta didik?
3. Apakah pembelajaran
penjasorkes yang beliau selenggarakan diminati oleh peserta didik?
4. Apakah beliau
melaksanakan kewajiban dalam menyusun dan mengembangkan silabus dan RPP?
5. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau memiliki inisiatif untuk
merancang dan mengembangkan
media?sarana belajar sederhana untuk kepentingan proses belajar
mengajar?
6. Apakah beliau tapat waktu dalam menyelenggarakan dan menyerahkan hasil evaluasi belajar?
(52)
untuk menjalin keakraban dengan peserta didik?
8. Apakah beliau mampu bertindak bijaksana dan mendidik dalam mengatasi kenakalan peserta didik? C. Memiliki
kompetensi profesional sebagai pendidik
1. Menguasai bidang studi secara luas dan mendalam
1. Apakah beliau tampak terampil dalam memberi contoh gerak dalam proses pembelajaran penjasorkes? 2. Apakah Ibu/Bapak pernah
menyaksikan beliau, memainkan salah satu cabang olahraga?
3. Sejauh yang pernah
Ibu/Bapak saksikan, apakah beliau mengajarkan lebih dari 2 jenis cabang olahraga?
4. Apakah beliau membina salah satu cabang olahraga, melalui ekstrakurikuler atau klub atau kegiatan pengembangan diri?
5. Apakah sekolah Ibu/Bapak rutin menyelenggarakan pertandingan atau perlombaan olahraga antar
kelas?
6. Apakah beliau terlibat aktif dalam penyelenggaraan pertandingan/perlombaan
olahraga di sekolah?
7. Apakah sekolah Ibu/Bapak
pernah mengikuti pertandingan atau perlombaan olahraga antar
sekolah?
8. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau mampu mengoperasikan komputer?
9. Sejauh yang Ibi/Bapak ketahui, apakah beliau mengenal internet?
(53)
42
ketahui, apakah beliau aktif dalam kegiatan MGMP penjasorkes?
11.Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah di luar jam kerja beliau masih aktif berolahraga? D. Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik 1. Berkomunikasi secara aktif
2. Bergaul secara aktif
1. Apakah beliau dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah?
2. Apakah beliau dapat bekerjasama dengan baik dengan teman sejawat?
3. Apakah beliau dapat mengkomunikasikan
ide?buah pikirannya dengan kalimat yang jelas?
4. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui apakah beliau
pernah memiliki permasalahan dengan orangtua peserta didik,
terkait dengan kedudukannya sebagai guru?
5. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau
pernah memiliki permasalahan dengan masyarakat sekitar sekolah,
terkait dengan kedudukannya sebagai guru?
6. Apakah guru Penjasorkes di Sekolah Ibu/Bapak terlibat aktif dalam kegiatan sosial di sekolah?
3.1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.1.5.1Metode Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari responden dalam arti laporan tentang
(54)
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 225). Kuesioner atau angket digunakan untuk mencari data tentang persepsi guru non penjas terhadap kompetensi guru penjas di sekolah.
3.1.5.2Metode Observasi
Metode Observasi adalah metode pengamatan langsung (Suharsimi Arikunto, 2006: 229). Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi awal dengan menyebarkan kuesioner kepada guru non penjas dan mengawasi saat pengisiannya.
3.1.5.3Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006, 231) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Studi dokumentasi pada penelitian ini diperoleh dari catatan mengenai kompetensi guru penjas. Selain itu, sebagai bukti peneliti mengambil gambar kegiatan pengisian kuesioner/angket oleh guru non penjas dalam bentuk foto.
3.1.6 Persiapan Penelitian
3.1.6.1Perijinan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan mengurus perijinan di instansi, dalam hal ini diperlukan surat ijin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang sebagai pengantar untuk mengadakan penelitian dan surat ijin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Grobogan yang kemudian membuat surat terusan kepada Badan
(55)
44
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan dan selanjutnya dibuatkan surat tembusan ke sekolah-sekolah yang dituju yaitu SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dan juga dibuatkan surat tembusan kepada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Grobogan.
3.1.6.2Persiapan Angket Penelitian
Langkah awal dalam penyusunan angket yaitu membuat kisi-kisi angket yang nantinya dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan, sebelum diuji cobakan angket dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Karena penelitian ini adalah program pemayungan dari jurusan PJKR FIK maka kisi-kisi angket dan angket penelitian sudah disediakan oleh jurusan PJKR FIK.
3.1.6.3Uji Coba Angket
Angket merupakan alat ukur sebelum dipergunakan untuk penelitian yang sesungguhnya, terlebih dahulu diujicobakan sebagai syarat supaya diperoleh alat ukur yang valid dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Dalam penelitian ini tidak ada uji coba angket karena angket telah diuji cobakan oleh pihak jurusan PJKR FIK.
3.1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.1.7.1Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
(56)
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = nilai faktor tertentu Y = nilai faktor total N = jumlah responden
Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga pada taraf signifikansi 5%, apabila butir soal memiliki koefisien r xy > r tabel, maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
3.1.7.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Dalam penelitian ini untuk mencari realibilitas, alat ukur digunakan teknik dengan menggunakan rumus alpha. ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan :
(57)
46
k : banyaknya butur pertanyaan ∑σ
b2 : jumlah varian butir
σt2 : varians skor total
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σb² = jumlah varian butir
σt2 = varian skor total
Apabila > maka angket tersebut reliable
1. Untuk mencari varians total:
Keterangan :
Σ = varians tiap butir X = jumlah skor butir N = jumlah responden Perhitungan Varians total:
(58)
= 141.406 2.
= 0.210 + 0.062 + 0.090 + + 0.462
= 15.528 3. Koefisien realibilitas
Karena = 0,918 > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa angka tersebut
(59)
48
Kriteria valid yang digunakan yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item soal dengan skor total. Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :
∑
∑
∑
−∑
∑
− − = )] ( ][ ) ( [ ) )( ( 2 2 22 X N Y Y
X N XY XY XY N rxy Keterangan :
rxy : koefesien korelasi antara variabel x dan veriabel y
x : nilai faktor tertentu y : nilai faktor total N : jumlah responden
Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga pada taraf signifikasi 5%.
Berdasarkan analisis validitas hasil uji coba instrumen angket diketahui dari 33 soal dinyatakan valid semua. Kriteria valid yang digunakan rxy>rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N = 30 yaitu
0,361 (Suharsimi Arikunto, 2006:359). Apabila butir soal memiliki koefisien rxy>rtabel, maka butir soal tersebut dikatakan valid.
3.1.8 Metode Analisis Data
(60)
3.1.8.1Dari data angket yang didapat berupa data kuantitatif
Agar data tersebut dapat dianalisis maka haruslah diubah menjadi data kuantitatif ( Suharsimi Arikunto,2002 : 96 ). Menguantitatifkan jawaban tiap pertanyaan dengan memberikan skor untuk masing-masing jawaban sebagai berikut :
Jawaban “YA” diberi skor 3 Jawaban “ TIDAK” diberi skor 2
Jawaban “TIDAK TAHU” diberi skor 1
3.1.8.2Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap kategori jawaban yang ada
pada masing-masing variabel/subvariabel.
3.1.8.3Dari hasil perhitungan dalam rumus akan dihasilkan angka dalam
bentuk presentase.
Adapun rumus untuk analisis deskriptif prosentase adalah : %
100 x N
n
DP=
Keterangan :
DP : deskriptif prosentase
n : skor empirik (skor yang diperoleh) N : skor ideal / jumlah nilai responden
(Mohamad Ali, 1987: 184)
Untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan ke dalam kalimat.
(61)
50
1. Cara menetukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut: 1.1Menentukan angka persentse tertinggi
1.2Menentukan angka persentase terendah
1.3Rentang persentase: 100% - 33,33% = 66,66% 1.4Interval kelas persentase: 66,66%: 3 =22,22%
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif pesentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.
Untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif prosentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif prosentase kemudian ditafsirkan dalam kalimat.
Tabel 7
Kriteria deskriptif prosentase
No Prosentase Kriteria
1 77,78 % – 100,00 % Baik
2 55,56 % – 77,77 % Sedang
(1)
dalam penyelenggaraan
pertandingan/perlombaan
olahraga di sekolah?
18.
Apakah sekolah Ibu/Bapak
pernah mengikuti
pertandingan atau
perlombaan olahraga antar
sekolah?
19.
Sejauh yang Ibu/Bapak
ketahui, apakah beliau
mampu mengoperasikan
komputer?
20.
Sejauh yang Ibi/Bapak
ketahui, apakah beliau
mengenal internet?
21.
Sejauh yang Ibu/Bapak
ketahui, apakah beliau aktif
dalam kegiatan MGMP
penjasorkes?
22.
Sejauh yang Ibu/Bapak
ketahui, apakah di luar jam
kerja beliau masih aktif
berolahraga?
E.
Memiliki
kompetensi
sosial sebagai
pendidik
3.
Berkomunikasi
secara aktif
4.
Bergaul secara aktif
7.
Apakah beliau dapat
bersosialisasi dengan baik di
lingkungan sekolah?
8.
Apakah beliau dapat
bekerjasama dengan baik
dengan teman sejawat?
9.
Apakah beliau dapat
mengkomunikasikan
ide?buah pikirannya dengan
kalimat yang jelas?
10.
Sejauh yang Ibu/Bapak
ketahui apakah beliau
pernah memiliki
permasalahan dengan
orangtua peserta didik,
terkait dengan
kedudukannya sebagai guru?
11.
Sejauh yang Ibu/Bapak
ketahui, apakah beliau
pernah memiliki
permasalahan dengan
masyarakat sekitar sekolah,
(2)
kedudukannya sebagai guru?
12.
Apakah guru Penjasorkes di
Sekolah Ibu/Bapak terlibat
aktif dalam kegiatan sosial
di sekolah?
(3)
Data Hasil Penelitian Tentang Persepsi Guru Non Penjas Terhadap Kinerja Guru Pemjas di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
No Pertanya
an
Memiliki kepribadian sebagai pendidik Memiliki kompetensi pedagogik Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik
∑
I-1 I-2 I-3 I-4 I-5
∑ I-6 I-7
I-8 I-9 I-10
∑ I-11 ∑ I-12 I-13 ∑
Kode
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
1 1 12
1 3 14
1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3
R-01 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 92 R-02 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 93 R-03 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 1 1 3 3 3 18 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 1 1 3 14 87 R-04 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 1 1 3 13 90 R-05 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-06 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-07 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 92 R-08 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 30 3 3 3 1 1 3 14 89 R-09 1 3 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 18 95 R-10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 18 99 R-11 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 1 1 2 3 1 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 86 R-12 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-13 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 2 2 2 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94 R-14 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 1 3 3 21 3 3 1 3 1 3 3 3 3 1 3 27 3 3 3 2 2 3 16 88 R-15 3 3 3 3 1 3 3 1 20 3 1 1 3 3 2 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 86 R-16 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-17 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95 R-18 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 2 2 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 90 R-19 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 92 R-20 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30 3 3 3 2 2 3 16 89 R-21 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 3 2 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31 3 3 3 2 2 3 16 91 R-22 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 90 R-23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95
(4)
R-24 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 1 1 3 2 3 3 3 19 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 86 R-25 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 94 R-26 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74 R-27 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74 R-28 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 28 3 3 3 2 2 3 16 90 R-29 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 1 3 3 1 3 3 18 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 27 3 3 3 3 2 3 17 86 R-30 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 89 R-31 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95 R-32 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-33 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-34 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-35 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-36 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-37 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 2 2 16 89 R-38 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 30 3 3 3 3 3 3 18 93 R-39 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-40 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 2 3 3 3 21 3 3 1 3 2 3 3 1 1 1 1 22 3 3 3 3 3 3 18 85 R-41 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 2 2 3 16 94 R-42 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-43 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 93 R-44 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 93 R-45 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94 R-46 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 95 R-47 3 3 1 3 3 3 3 3 22 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 89 R-48 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 3 18 95 R-49 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 16 94 R-50 3 3 1 3 1 3 3 3 20 1 3 1 1 1 3 3 3 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 83 R-51 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 3 3 16 97 R-52 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 3 3 16 97
(5)
R-53 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 93 R-54 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-55 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 2 3 3 2 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 16 93 R-56 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 30 3 3 3 1 3 3 16 90 R-57 3 1 3 3 3 3 3 3 22 1 3 1 1 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 3 3 18 79 R-58 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 2 3 3 3 22 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 93 R-59 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-60 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 1 3 3 3 20 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 25 3 3 3 3 2 3 17 86 R-61 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-62 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-63 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-64 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-65 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 95 R-66 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 1 1 3 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 2 3 17 90 R-67 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 30 3 3 3 3 3 3 18 93 R-68 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-69 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 2 3 3 3 21 3 3 1 3 2 3 3 1 1 1 1 22 3 3 3 3 3 3 18 85 R-70 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 2 2 3 16 94 R-71 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-72 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 3 3 3 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 3 1 3 16 91 R-73 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 95 R-74 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94 R-75 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94 R-76 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94 R-77 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-78 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95 R-79 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 2 2 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 90 R-80 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 92 R-81 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30 3 3 3 2 2 3 16 89
(6)
R-82 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 3 2 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31 3 3 3 2 2 3 16 91 R-83 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 90 R-84 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95 R-85 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 1 1 3 2 3 3 3 19 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 86 R-86 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 94 R-87 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74 R-88 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74 R-89 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 28 3 3 3 2 2 3 16 90 R-90 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 1 3 3 1 3 3 18 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 27 3 3 3 3 2 3 17 86 R-91 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 89 R-92 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95 R-93 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-94 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-95 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 Jumlah 564 846 27
9 2 8 5 27 5 22
49 719 23 6 2 3 2 27 4 558
20
19 2918
291
8 854 669 1523
87 09 % 98.9 5 98.9473 7 97. 89 1 0 0 96. 49 98. 64 84.09357 82. 81 8 1. 4 96. 14
97.89 88. 55 93.07814992 93. 078 99.883040 9 78.245614 04 89.064 327 92 .6