KARAKTERISTIK DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DALAM KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SETEMPAT.
KARAKTERISTIK DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL
DALAM KAITANNYA DENGAN
PERKEMBANGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SETEMPAT
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilrau Pendidikan Bandung
untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan
dalam bidang Pengembangan Kurikulum
Oleh
ENCO MULYASA
NIM. 9332048/PK/S2
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1997
DISETUJUI DAN DISYAHKAN
UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II
PROF. DR. H. NANA SYAODIH SUKMADINATA
PEMBIMBING I
DR.
R. IBRAHIM, MA.
PEMBIMBING II
ABSTRAK
Mulyasa. 1997. iLaraki£r_ia.tik dan. Lwalejoejoiasi Kurikulum
Hjiaian Loiial dalam. Kaitarmia dengan. Pj&rkemhanfian Kebutunan ttaayaxakai. Setempal LSJtudi Kualitatif di Kami^alfia
llaialejigJiaj.^ Pembimbing: Prof. DR. H. Nana Syaodih
Sukmadinata dan
DR.
R. Ibrahim M.A.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia telah
dilakukan
dengan berbagai cara dalam berbagai bidang. Dalam bidang
pendidikan hal tersebut antara lain dilakukan dengan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungannya. Untuk kepentingan tersebut diantaranya telah
dikembangkan kurikulum muatan lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan
karakteristik dan implementasi kurikulum muatan lokal dalam
kaitannya dengan perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
Pentingnya penelitian ini terutama bagi Depdikbud/Lembaga
Pengembang
Kurikulum, Lembaga Penataran dan
Pelatihan
Guru,
Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), para kepala
sekolah, para pengelola pendidikan, para guru, masyarakat,
orang tua, dan pihak lapangan kerja,
umpan
balik
sebagai bahan masukan dan
dalam meningkatkan relevansi
pendidikan
dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
dengan sumber data dokumen, Guru, Kepala Sekolah, Kakandepdikbudcam, Sekwilcam, Kadindikbudcam, dan Beberapa Tokoh Masyara
kat Nonformal.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
Analisis data
dilakukan selama penelitian ini berlangsung, melalui reduksi
data,
display data,
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi
kuriku
lum muatan lokal belum dilakukan secara oftimal, baik yang
berkaitan dengan pengembangan tujuan, pengembangan isi/materi,
proses
Dalam
pembelajaran,
maupun evaluasi kurikulum muatan
pada itu terdapat kesenjangan (tidak
ada
lokal.
keterkaitan)
antara kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat setempat,
baik secara keseluruhan maupun dalam
bagian-bagiannya. Sehubungan dengan itu disarankan kepada
berbagai pihak, antara lain disarankan kepada para Guru muatan
lokal untuk mencari sumber-sumber belajar yang berkaitan
dengan
kebutuhan masyarakat.
Sumber-sumber tersebut
bisa
didapatkan dalam buku program pengembangan wilayah di Kantor
Kecamatan (Sekwilcam), atau di Kantor-kantor Kelurahan/Desa.
Disamping itu bisa ditanyakan kepada beberapa tokoh masyarakat
nonformal.
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
ABSTRAK
BAB
BAB
I.
ix
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
9
C. Definisi Operasional
12
D. Rincian Masalah
13
E. Tujuan Penelitian
14
F. Manfaat Hasil Penelitian
15
II. KURIKULUM MUATAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF
PENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN
A. Relevansi Pendidikan
18
B. Proses Pengembangan Kurikulum
22
C. Kurikulum Muatan Lokal Sebagai
Alternatif Peningkatan Relevansi
Pendidikan
BAB III.
28
METODE PENELITIAN
A. Ancangan Penelitian
35
B. Sumber Data
35
C. Teknik Pengumpulan Data
37
D. Kredibilitas Data
41
E. Analisis Data
44
F. Tahap-tahap Penelitian
46
BAB
IV.
DESKRIPSI,
INTENPRETASI, DAN PEMBAHASAN
\
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi
51
B. Interpretasi
g4
C. Pembahasan
BAB
V.
100
KESIMPULAN,PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
107
B. Saran-saran
113
C. Penutup
118
DAFTAR PUSTAKA
117
LAMPIRAN - LAMPIRAN
119
1. Tabel 3. Kesenjangan Tujuan Matapelajaran
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
2. Tabel 4. Kesenjangan Isi/Materi Kurikulum
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
halaman
Bagan 1. Paradigma Penelitian
11
Bagan 2. Pengembangan Kurikulum Model Tyler
24
Bagan 3. Pengembangan Kurikulum Model Skilbeck...
25
Tabel 1. Proses Pengembangan Kurikulum
Model Skilbeck
26
Tabel 2. Susunan Program Pengajaran Kurikulum
Pendidikan Dasar
54
Tabel 3. Kesenjangan Tujuan Matapelajaran
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
121
Tabel 4. Kesenjangan Isi/Materi Kurikulum
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
125
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni,
dan
ekonomi mendorong pada perubahan kebutuhan dan kondisi baru
yang menimbulkan berbagai macam tantangan dan
yang semakin rumit dan kompleks.
dan
Untuk menghadapi tantangan
permasalahan tersebut diperlukan manusia
yaitu
"manusia yang
Yang
Maha
mandiri,
Esa,
maju,
disiplin,
dan
permasalahan
berbudi
pekerti
terhadap
luhur,
tangguh, cerdas, kreatif,
diamanatkan
serta sehat jasmani dan
Tuhan
berkepribadian,
terainpil,
beretos kerja, profesional, bertanggung
produktif,
yang
beriman dan bertaqwa
berkualitas,
rohani",
Garis-Garis Besar Haluan
Negara
berjawab,
seperti
(GBHN,
1993).
Manusia
dapat
berkualitas seperti diharapkan di atas
diwujudkan
terpadu
melalui
pendidikan
yang
hanya
komprehensif,
dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
ling-
kungannya. Dalam hal ini perlu adanya perubahan sosial yang
member!
arah bahwa pendidikan merupakan
pendekatan
dasar
dalam
proses perubahan itu. Pendidikan
adalah
kehidupan,
untuk
itu kegiatan belajar harus diacukan pada
lingkungan
kehidupan
dan kebutuhan peserta didik.
Pemecahan
masalah
secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang
dilakukan
melalui ker.iasama secara demokratis.
Pendidikan
.iuga harus peka terhadap perkembangan masyarakat dan
ling-
kungannya.
Pendidikan
berkaitan
yang
merupakan
hal
yang
sangat
langsung dengan segala aspek
menyangkut setiap individu.
penting
kehidupan
Hal tersebut
manusia
dikarenakan
pendidikan berperan dan berpengaruh secara langsung
dap perkembangan manusia dengan seluruh aspek
dan
dan sebagainya berperan
prasarana
berurusan
kata
terha
kepribadian-
nya. Kalau bidang-bidang lain seperti: ekonomi,
perindustrian
pertanian,
menciptakan
bagi kepentingan manusia,
maka
sarana
pendidikan
langsung dengan pembentukkan manusianya.
lain
dan
pendidikan menentukan model manusia
Dengan
yang
akan
dihasilkannya.
Apa
yang
direalisasikan
diungkapkan
sekaligus,
berangsur-angsur,
di atas
tidak
tetapi perlu
mungkin
dapat
dilakukan
sistematis dan berencana.
Hal
secara
tersebut
harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah, kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di
lah
seko
dasar sampai perguruan tinggi. Dengan demikian
proses
pendidikan tidak hanya mentransformasikan seperangkat
pengetahuan
studi,
puan
(transfer
of knowledge) dalam
tetapi tugas terpenting adalah
setiap
ilmu
bidang
mengembangkan kemam-
berpikir peserta didik melalui proses
efektif dan efisien (Resnik and Klopfer,
berpikir
1989:
1-3).
yang
ilenghadapi
berbagai
rangka
meningkatkan
dalam
sesuai
atas ,
dengan
amanat GBHN
Departemen
1994:
97-98),
menetapkan
nasional",
kesempatan
pendidikan,
pendidikan,
tantangan
kualitas
tersebut
sumber
daya
dan
Kebudayaan
mengambil
(1)
pemerataan
(2) relevansi pendidikan,
efisiensi pengelolaan
kebijakan
"link and match"
sionalkan melalui pengembangan
(3)
1984
lokal telah dilakukan sejak
dengan
bidang
lagi
muatan
lokal yang
studi yang sesuai,
dan
pelaksanaanya dalam kurikulum
1994 muatan
lokal.
pengembangan
kurikulum
digunakannya
kurikulum
ini
pada
lebih
1994.
berbagai
diintensifkan
Dalam
kurikulum
bidang
studi,
tapi menggunakan pendekatan monolitik berupa
bidang
studi,
baik bidang studi wajib maupun
muatan
tidak
diopera-
lagi disisipkan pada setiap
kurikulum
lokal
pemerintah
yang
disisipkan
hal
kuali
pendidikan.
kurikulum muatan
Pada jenjang pendidikan dasar,
muatan
di
(Depdikbud,
Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan,
telah
manusia
"empat strategi pokok pembangunan
yaitu peningkatan:
dan (4)
dan
1993 sebagaimana dikemukakan
Pendidikan
pendidikan
tas
isu dan
lokal dimaksudkan
bangi
keiemahan-kelemahan
sasi,
dan
nal
bertu.juan
1ingkungannya,
yang*
Pengembangan
terutama untuk
pengembangan
kurikulum
agar peserta didik mencintai
serta
mau
mengembangkan sumber daya alam,
dayaan
pilihan.
dan
mampu
kualitas
mendukung pembangunan
mengim-
sentralidan
menge-
melestarikan
sosial,
nasional,
dan
dan
kebu
peiubanHuL,.;.;;
regional,
maupun pembangunan lokal, sehingga peserta
didik
tidak terlepas dari akar sosial budaya 1ingkungannya.
Kurikulum muatan lokal pada hakekatnya merupakan suatu
perwujudan
dari Pasal 38 ayat I Undang-undang sistem
pen
didikan nasional (UUSPN) yang berbunyi: Pelaksanaan kegiat
an
pendidikan
kurikulum
disesuaikan
ciri
khas
tersebut,
dalam
didasarkan
atas
yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang
pendidikan
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan
satuan pendidikan. Sebagai
muatan
operasionalisasi
"...
satuan
lokal
'link
telah
& match'
tindak
dijadikan
lanjut
strategi
(Depdikbud,
ampilan
yang
relevan dengan kebutuhan
lokal
dan
mungkin melibatkan peranserta masyarakat dalam
hal
pokok
1993:
(2) memaksimalkan muatan lokal untuk kemampuan
dan
14):
keter-
sejauh
perencanaan
dan pelaksanaan program ini.
Sebagaimana dikemukakan di atas, peningkatan relevansi
pendidikan
merupakan salah satu dari empat strategi
pembangunan pendidikan nasional.
Pemerintah telah
pokok
berusaha
untuk meningkatkan relevansi pendidikan,
antara lain
lui pengembangan kurikulum muatan lokal,
namun belum menun-
jukkan
hasil yang memuaskan. Oleh karena itu
mela
pengembangan
kurikulum muatan lokal masih perlu ditingkatkan dan
disem-
purnakan.
Untuk kepentingan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai
cara,
baik dengan
menyempurnakan
menambah fasilitas dan sumber bela.iar,, maupun
kurikulumnya,
meningkatkan
kemampuan
faktor
utama,
gurunya.
guru
Dari berbagai hal
perlu
mendapat perhatian
di samping kurikulumnya,
kurikulum
pada
kreatifitas
kurikulum
akhirnya
guru
tersebut
dalam
tersebut.
yang
nampaknya
pertama
dan
karena baik buruknya suatu
bergantung
menjabarkan
Demikian
halnya
pada
aktivitas
dan
merealisasikan
dalam
dan
pengembangan
kurikulum muatan lokal, di sini guru diberi kebebasan
lebih
leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai
puannya
dengan memperhatikan kebutuhan
lokal.
yang
kemam-
Dengan
lain berhasil tidaknya pengembangan kurikulum muatan
sangat
bergantung pada unjuk kerja gurunya.
Hal
seperti apa yang diungkapkan Nana Syaodih (1988:
kata
lokal
tersebut
212):
...betapapun bagusnya suatu kurikulum
(offisial),
tetapi
hasilnya sangat tergantung pada
apa
yang
dilakukan
oleh
guru dan juga murid
dalam
kelas
(actual).
Dengan demikian guru
memegang
peranan
penting
baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaan
kurikulum.
Uraian
di
atas
menunjukkan
betapa
pemerintah
masyarakat terutama ahli pendidikan menaruh perhatian
dan
yang
sangat besar terhadap pengembangan kurikulum dalam memecah-
kan masalah pendidikan,
pendidikan
mempunyai
karena kurikulum sebagai
kedudukan yang cukup
keseluruhan kegiatan pendidikan,
hasil
pendidikan.
Mengingat
rancangan
sentral
dalam
yang menentukan proses dan
begitu
pentingnya
peranan
kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan
manusia,
maka pengembangan dan pembinaan
kurikulum
tidak
dapat
dilakukan
landasan
secara
sembarangan,
tetapi
yang kuat berdasarkan hasil-hasil
memerlukan
pemikiran
dan
penel it ian.
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menun.jukkan perlunya dilakukan berbagai penelitian terhadap
pengembangan kurikulum muatan
tersebut
antara
yang dilakukan oleh Pistos Manila
Konsep dan Pelaksanaan
judul
Kurikulum
Hasil-hasil penelitian
lain:
Penelitian
dengan
lokal.
Sekolah
Muatan
Dasar (studi pada
tiga
negeri di kabupaten Dati II Bandung).
menunjukkan bahwa:
belajar-mengajar
dan
lebih
dikatagori
kegiatan praktikum;
pada
aspek
keterampilan
persamaan
muatan
tian.
hal
lain
kegiatan
tersebut
satuan pelajaran
dan
muatan
lokal
lebih
mene-
dan
mengabaikan
aspek
Lebih lanjut
dikemukakan
adanya
perbedaan terhadap konsep
dan
pelaksanaan
lokal dari ketiga sekolah yang menjadi objek peneli
Sehubungan dengan
untuk melakukan
dap
dasar
pelaksanaan
pengetahuan,
(praktek).
dan
sekolah
kurang,
banyak dilaksanakan di dalam kelas,
kankan
dalam
Hasilnya antara
paling tidak dilihat dari dua aspek yakni:
(SP)
Lokal
pelaksanaan muatan lokal dalam
masih
(1992),
muatan
permasalahan,
itu disarankan kepada peneliti
penelitian
lokal,
lanjutan secara mendalam
baik berkenaan
sumber data maupun
Penelitian
dengan
ruang
lain
terha
lingkup
lokasi penelitian.
yang dilakukan oleh Muzfar
Ahmad
(1993),
judul Penerapan Program Muatan Lokal dalam
dengan
Pengajaran
sekolah
di
dasar negeri Kotamadya Pekanbaru
menunjukkan
praktek
bahwa
penerapan program
Riau).
muatan
lokal
dan
dan
petunjuk dari kepala
dikemukakan
lebih
antara lain ditujukan
lanjut bahwa guna memperoleh
program
muatan
sekolah.
lokal yang akan
pro
lebih
miniranya
Rekomendasi
untuk
penelitian
efektifitas
datang,
ini
pemahaman
rinci dan buku sumber lainnya yang relevan, serta
yang
dalam
Hal
tidak tersedianya buku petunjuk/pedoman yang
pembinaan
tiga
Hasilnya
persepsi guru yang kurang tentang gagasan
muatan lokal, terbatasnya pengetahuan
guru,
pada
pengajaran belum terlaksana dengan baik.
disebabkan
gram
Sekolah Dasar (studi kualitatif
Praktek
perlu
penerapan
dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kontinuitas dan konsisten-
si
pelaksanaan
pengajaran
muatan
lokal
...
Pengajaran
muatan lokal dengan pendekatan monolitik perlu pula
menda
pat perhatian lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Abas (1993)
pengembangan
tang
wajib
belajar
disimpulkan
lakukan
lokal
dan
muatan lokal SD dan SLTP
sembilan tahun di Jawa Barat,
bahwa,
sembilan
:"Mengingat wajib belajar
tahun
maka
upaya
dalam
antara
dikemukakannya
lain,
:"Bahwa
lain
diber-
pengembangan
muatan
lanjutan tingkat pertama."
antara
rangka
akan
... perlu mencakup bahan kajian untuk sekolah
sekolah
ten
Rekomendasi
dalam
dasar
yang
pelaksanaan
muatan
terus
lokal perlu menunjuk perguruan tinggi untuk
secara
menerus mengembangkan konsep dasar muatan lokal
memberikan
masukan-masukan yang berarti
pengembangan
pendidikan
dan
berkaitan
penilaian kurikulum muatan
dan
dengan
lokal
untuk
dasar."
Penelitian yang dilakukan oleh Engkoswara, dkk. (1993)
tentang pengembangan muatan lokal SD dan SLTP dalam
wajib
belajar sembilan tahun di Jawa Barat, dalam
rangka
laporan
eksekutifnya antara lain mengemukakan bahwa, :"dalam rangka
pengembangan
perlu
bahan
kajian muatan lokal
perguruan
tinggi
mengadakan pengkajian/penelitian pelaksanaan
muatan
lokal dan satuan biaya muatan lokal."
Memahami
kajian
yang
hasil-hasil penelitian
pernah dilakukan
tersebut,
mengenai
tampaknya
kurikulum
muatan
lokal lebih menitikberatkan pada masalah-masalah di sekitar
program
dan pelaksanaannya/proses belajar-mengajar
Sebagaimana
lokal.
diketahui bahwa salah
satu
pendidikan dewasa ini adalah lulusannya tidak
kan
pada dunia kerja secara luas, sehingga
memahami
bangkan
perlu
dan
muatan
kelemahan
diorientasi-
mereka
kurang
seluk beluk dunia kerja yang ada dan bisa
dikem-
di
masyarakat. Sehubungan
untuk mengkaji lebih lanjut
implementasi
dengan
itu
mengenai
kurikulum muatan lokal
dirasakan
karakteristik
dalam
kaitannya
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan yang
terdapat dalam lingkungan masyarakat setempat (lokal).
B.
Runusan
Masalah
Penelitian
pengembangan
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat
tempat
akan
ini berkisar pada
dan
pekerjaan yang terdapat
dalam
dimana pendidikan itu dilaksanakan. Penelitian
berupaya untuk mengungkapkan hal-hal
dengan
lingkungan
relevansi
pendidikan, khususnya
yang
ini
berkaitan
relevansi
antara
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan masya
rakat setempat. Penelitian ini akan mengungkapkan pula halhal
yang berkaitan dengan peranan guru dan kepala
sekolah
dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal. Di samping
akan
diungkap
pula hal-hal yang
berkaitan
dengan
itu
peran
serta masyarakat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
Dengan demikian penelitian ini tidak hanya akan
mengungkap
dan menjawab pertanyaan tentang "bagaimanakah" pengembangan
kurikulum muatan lokal, tetapi harus pula
dapat mengungkap
dan menjawab pertanyaan "bagaimana" kaitan kurikulum muatan
lokal dengan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan lokal,
"bagaimana"
peran
kurikulum tersebut,
serta masyarakat
dalam
dan
merealisasikan
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut, terutama tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, dike
mukakan beberapa paradigma konseptual sebagai berikut:
Murr ay
P r in t
curriculum models"
(1987:
21),
m e1u k is k an
'continuum
of
sebagai berikut:
Rat iona1/objective
Cyc1ica1
models
models
Dynamic/interaction
models
Tyler
Wheeler
Walker
Taba
Nicholls
Skillbeck
Secara singkat ia menjelaskan ketiga pendekatan terse
but sebagai berikut:
Rational
models,
such as those of
Tyler
and
Taba,
follow
a logical, sequential
approach
to
curriculum development.
In these models the state
ment of objectives is very important and the other
curriculum elements follow in fixed order.
Cyclical models are an elaboration of
rational
models
in that they are essentially
logical
and
sequential
in approach. However, cyclical
models
view the curriculum process as a continous activi
ty that is constantly updating itself.
Dynamic models lie at the other end of continu
um
from
rational models. Here
with any
curriculum element,
sequence of
elements,
constantly
and
perceived
Dalam
dijadikan
lahan
interrelate between elements
tend to relate more
directly
to
(dynamic
model)
learner needs.
penelitian ini,
model dinamik
dasar dalam mengembangkan dan mengkaji
mengenai pengembangan kurikulum muatan
kaitannya
dengan
pekerjaan
yang ada dalam lingkungan
Model
kan.
developers
begin
progress
in any
perkembangan
kebutuhan
however,
lokal
dalam
masyarakat
masyarakat
ini dipilih karena lebih fleksibel untuk
"Teachers,
permasa
dan
setempat.
dilaksana-
appear to prefer a form of
dynamic
model,
often adapted from a recognised model such as Skill-
beck."
(Murray Print,
1987:
17).
Berdasarkan
beberapa
paradigma konseptual
di
atas,
paradigma penelitian ini dilukiskan sebagai berikut:
Ide
Pengembangan
Penerapan
Hasil
Sosok pribadi
yang akan di
wujudkan me
lalui kuriku
lum muatan
Desain
Implementasi
Kurikulum
dan Modifikasi
lokal
\
\
\
/
\
/
/
\
/
Ma syareikat
Gb.
1. Paradigma Penelitian
Berdasarkan paradigma tersebut. masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah karakteristik
dan
implementasi kurikulum muatan lokal dalam kaitannya
dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?. Adapun
konsep
pokok
yang menjadi bahan kajian penelitian ini
dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
muatan lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimanakah
Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
tempat
masyarakat
kurikulum
muatan
di
lokal
diimplementasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?
C.
Definisi Operasional
Implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kegitan guru
mewujudkan
kurikulum
muatan
lokal,
melalui
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum
yang
dimaksud
muatan
dalam
lokal.
Kurikulum
penelitian
ini
muatan
adalah
lokal
program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya disesuaikan
dengan
lingkungan alam,
lingkungan sosial,
dan
kungan
budaya serta kebutuhan daerah dan wajib
lingdipela-
jari oleh peserta didik di daerah itu.
Pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan guru dalam
melakukan
strategi
penjabaran tujuan muatan lokal,
belajar-mengajar,
pengembangan
alat
pengembangan
evaluasi, yang
dalam satuan pembelajaran.
pengembangan
materi,
semuanya
dan
dituangkan
Keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud dalam
pene
litian ini adalah kesesuaian antara implementasi kuriku
lum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyara
kat setempat.
Kebutuhan masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan
kebutuhan
masyarakat
setempat
dalam
penelitian
ini
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
kabupaten Majalengka, khususnya untuk kelangsungan hidup
dan
peningkatan
sesuai
dengan
taraf kehidupan
masyarakat
arah perkembangan daerah
tersebut,
serta
potensi
daerah.
D.
Rincian Masalah
Untuk lebih operasionalnya, maka permasalahan
peneli
tian sebagaimana telah dirumuskan di atas diadakan
rincian
masalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah
muatan
yang
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka,
tujuan, struktur,
menyangkut
isi/materi,
baik
proses
pembelajaran, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal?
2. Bagaimanakah
Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
yang berkaitan
masyarakat
dengan
di
perkem
bangan kebutuhan masyarakat akan pelestarian dan pengem
bangan
daerah,
kebudayaan
dan
daerah,
pengembangan
pengembangan
kemampuan
perekonomian
masyarakat
dalam
berwiraswata
tempat kurikulum muatan lokal
diimplemen-
tasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat, baik
secara
keseluruhan maupun dalam bagian-bagiannya?
E.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk
menganali-
sis dan menemukan karakteristik dan implementasi
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat
katkan
setempat,
relevansi
masyarakat
dan
pengalaman
yang
sebagai bahan masukan untuk
pendidikan
terutama
lingkungannya,
dalam
dengan
kebutuhan
rangka
lebih bermakna bagi peserta
mening
memberikan
didik,
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada
baik
jenjang
yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan diri di masya
rakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
menemukan:
1. Karakteristik dan implementasi kurikulum muatan lokal di
SLTP
Negeri Kabupaten Majalengka, baik yang
tujuan,
struktur,
isi/materi,
maupun evaluasi kurikulum muatan
proses
menyangkut
pembelajaran,
lokal.
2. Perkembangan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Majaleng
ka, yang berkaitan dengan
perkembangan kebutuhan
masya-
rakat
akan
daerah,
pelestarian
dan
pengembangan
kebudayaan
pengembangan perekonomian daerah,
dan
bangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswata,
pengem
tempat
kurikulum muatan lokal diimplementasikan.
3. Keterkaitan
kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan
kebutuhan
masyarakat setempat, baik secara
keseluruhan
maupun dalam bagian-bagiannya.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian
pendidikan,
dengan
ini
khususnya
kebutuhan
tersebut
difokuskan
relevansi
pada
masalah
relevansi
pengembangan
kurikulum
masyarakat setempat.
Untuk
kepentingan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu
masukan
tentang cara mengembangkan kurikulum muatan
lokal
sekolah
lanjutan
dapat
memberikan
tingkat pertama; dengan
demikian
sumbangan terhadap upaya peningkatan
pendidikan
melalui
pengembangan
relevansi
kurikulum,
khususnya
pengembangan kurikulum muatan lokal.
Secara
rinci
hasil-hasil penelitian
ini
diharapkan
berguna:
1. Bagi
Depdikbud/Lembaga
Pengembang
Kurikulum,
hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
dalam
menyempurnakan
kurikulum,
lokal.
khususnya
dan
meningkatkan
pengembangan
pengembangan
kurikulum
muatan
2. Bagi Lembaga Penataran dan Pelatihan Guru, hasil peneli
tian
ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
purnakan
P>
dan meningkatkan latihan dan
menyem
penataran
guru-
guru .
3. Bagi
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
hasil
penelitian ini dapat dijadikan
umpan
balik
dan dapat digunakan
(LPTK),
sebagai
sebagai
masukan,
bahan
untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas perkuliahan dan
pembekalan di kampus.
4. Bagi
para
guru, hasil penelitian ini
merupakan
umpan
balik dan dapat digunakan sebagai bahan untuk menyempur
nakan
lokal,
dan
meningkatkan pengembangan
kurikulum
muatan
sehingga diperoleh relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan
masyarakat
dan
pembangunan
di
lingkungan
5. Bagi para kepala sekolah dan para pengelola
pendidikan,
setempat (lokal) .
hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
supervisi dalam menyempurnakan dan meningkatkan relevan
si
pengembangan kurikulum, khususnya
kurikulum
muatan
lokal .
6. Bagi masyarakat, orang tua, dan pihak pengusaha/
gan kerja, hasil penelitian ini dapat digunakan
tolok ukur tentang partisipasinya dalam bidang
lapan
sebagai
pendidi
kan, dan sebagai bahan untuk meningkatkan partisipasinya
di masa mendatang.
7. Bagi
program
untuk
lanjut,
muatan
pengembangan kurikulum,
sebagai
masukan
membuka wawasan bagi penelitian-penelitian
khususnya dalam masalah pengembangan
lokal.
lebih
kurikulum
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Ancangan Penelitian
Penelitian
yang
ditujukan
ini menggunakan metode penelitian
kualitatif
untuk mengkaji
memperoleh
permasalahan
dan
makna yang lebih mendalam sesuai kondisi lingkungan. "... take
their meaning as much from their contex as they do from
selves" (Lincoln and Guba,
Penelitian
them
1985: 1989).
ini ditujukan untuk mengungkap
karakteristik
dan implementasi kurikulum muatan lokal dalam kaitannya dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
but
Keterkaian terse
meliputi keterkaitan pengembangan kurikulum muatan
yang
mencakup
evaluasi
tujuan,
isi/materi, proses
kurikulum dengan perkembangan
setempat,
yang
meliputi pelestarian dan
pembelajaran,
kebutuhan
pengembangan
daerah, pengembangan perekonomian daerah, dan
bangan
kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
diungkap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dan
masyarakat
dayaan
itu
lokal
kebu-
pengem
Dalam
pada
keterkaitan
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyara
kat,
sekolah,
yang
menyangkut kemampuan guru, peran
ketersediaan
kepala
dan pendayagunaan sumber belajar,
dan
keterli-
batan masyarakat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
B.
Sumber Data
Penelitian ini dilaksanakan di satu SLTP Negeri di
Ling-
kungan
Depdikbud
cawu pertama dan
Kabupaten Majalengka.
Pelaksanaannya
pada
kedua tahun ajaran 1995/1996.
Berdasarkan
permasalahan yang diteliti, data yang
diper
oleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber.
Sumber
data
ini diuraikan berdasarkan pertanyaan penelitian
sebagai
berikut:
Sumber data yang berkaitan dengan pengembangan
kurikulum
dan pembelajaran muatan lokal adalah:
1. Beberapa dokumen yang berkaitan dengan pengembangan kuriku
lum
muatan
lokal,
antara lain garis-garis
besar
program
pembelajaran (GBPP), program tahunan, program catur
wulan,
program mingguan dan satuan pembelajaran.
2. Guru yang mengajar matapelajaran muatan lokal.
3. Kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
kurikulum muatan lokal di sekolahnya.
4.
Kakandepdikbudcam yang bertanggungjawab dan bertugas memantau
kelancaran
pengembangan
kurikulum
muatan
lokal
di
wilayahnya.
Sumber data yang berkaitan dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat setempat:
1.
Beberapa dokumen kecamatan yang berkaitan dengan
masyarakat,
kebutuhan
antara lain rencana pengembangan wilayah.
2.
Sekwilcam
3.
Kakandepdikbudcam
4.
Kadin
kecamatan
5.
Beberapa
Tokoh Masyarakat nonformal yang dapat
memberikan
data tentang kebutuhan masyarakat setempat.
Berbagai
sumber data di atas,
dengan
subjek penelitian
sesuai
kriteria
1990:
57)
bahwa
telah
khususnya
yang
dipertimbangkan
yang dikemukakan Spradley
dalam menentukan
hal-hal
cukup
intensif menyatu dalam kegiatan
yang
dan
menjadi kajian penelitian,
terlibat
(a)
sudah
atau
bidang
aktif
penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut,
atau
dan
(c)
informasi.
Teknik Pengumpulan Data
Selama dilaksanakannya penelitian
sebagai
instrumen utama,
penting
dan
(1993:
103)
peneliti bertindak
menyatu dengan kegiatan penelitian.
mengemukakan
kualitatif
perencana,
pengumpul data,
akhirnya
ini,
sehingga memiliki peran yang
penelitian
itu
perlu
subjek
(b) subjek masih
subjek memiliki waktu yang cukup untuk dimintai
C.
Sanafiah,
penelitian
dipertimbangkan
lama
kelayakannya
(dalam
subjek
sebagai berikut:
berkaitan
bahwa
kedudukan
sangat rumit,
analisis,
ia juga sebagai pelapor
ia juga disebut sebagai
ia
wawancara,
data
penafsir data
dan studi dokumentasi.
melalui
dalam
merupakan
dan
hasil penelitiannya.
instrumen penelitian;
dilakukan
Moleong
peneliti
sekaligus
di segalanya dari keseluruhan proses penelitian
Pengumpulan
J.
sangat
pada
Karena
sebab menja
itu.
teknik
observasi,
1.
Observasi
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan kegiatan guru dalam
pengembangan
kurikulum
dan pembelajaran muatan
melakukan
lokal
dalam
hubungannya dengan perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat
silkan
(1981:
data lapangan secara lebih objektif.
Guba dan
Lincoln
1991-1993) memberikan beberapa alasan mengapa observasi
sangat
diperlukan
kualitataif,
lapangan,
dian
mengha-
yaitu:
untuk mengumpulkan data
a. didasari oleh pengalaman
penelitian
langsung
b. dapat ,mengamati dan mencatat perilaku dan
sebagaimana adanya,
dengan
dalam
segala
keterkaitannya,
menghilangkan
memungkinkan
perilaku
c. dapat mengungkap suatu
keraguan
d.
dapat
tentang data
suatu
peristiwa
yang
peristiwa
dan
kompleks,
f.
penelitian
peneliti
kebiasaan,
dapat
dapat
teknik lain.
Berdasarkan pendapat tersebut Lexy J.
menyimpulkan
e.
berbagai
mengungkap suatu kasus tertentu yang mungkin saja tidak
dilakukan dengan
atau
diperolehnya,
untuk memahami situasi yang rumit
dalam
keja-
memperkecil
yang
di
empat
Moleong (1993:
fungsi pokok pentingnya
kualitatif,
yaitu:
a.
observasi
mengoftimalkan
dari segi motif, perhatian, perilaku tak
dalam
kemampuan
sadar
b. memungkinkan pengamat untuk melihat dunia
gai yang dilihat oleh subjek penelitian,
108)
hidup pada saat
dan
seba
itu,
menangkap arti fenomena berdasarkan pengertian subjek, menang-
kap
kehidupan
budaya berdasarkan pandangan dan
anutan
para
subjek saat itu, c. memungkinkan peneliti dapat merasakan
apa
yang dirasakan dan dihayati subjek, d. memungkinkan pembentukkan
pengetahuan berdasarkan apa yang diketahui
peneliti
dan
subjek penelitian.
2.
wawancara
Dalam
penelitian ini wawancara digunakan sebagai
pengumpulan data untuk mengumpulkan data tentang
kurikulum
muatan
muatan lokal dari guru yang mengajar
lokal,
teknik
pengembangan
matapelajaran
kepala sekolah yang bertanggungjawab
terhadap
pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolahnya, dan
depdikbudcam
yang
bertanggungjawab
dan
bertugas
kelancaran pengembangan kurikulum muatan lokal di
Wawancara
juga
digunakan
untuk
mengumpulkan
Kakan
memantau
wilayahnya.
data
tentang
perkembangan kebutuhan masyarakat dari Sekwilcam, Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan; dan beberapa Tokoh Masya
rakat
Nonformal
yang dapat memberikan data
tentang
perkem
bangan kebutuhan masyarakat di lingkungannya.
Wawancara
sesuatu
dimaksudkan untuk menemukan informasi
yang diketahui oleh seseorang atau
tentang
sekelompok
orang
yang menjadi sumber data dalam bentuk lisan. Dengan komunikasi
dua
arah,
diwawancarai
penggunaan wawancara akan
untuk
memahami
jawaban
memudahkan
atau
orang
informasi
yang
yang
diinginkan oleh pewawancara melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
Patton (1990:
a.
197) membedakan wawancara sebagai
wawancara pembicaraan
nakan
petunjuk
informal
umum, c. wawancara
berlangsung
pertanyaan
informal,
b.
wawancara dengan menggu-
baku
terbuka.
dalam situasi alamiah
yang diajukan sangat bergantung
pewawancara.
berikut:
Wawancara
dan
pertanyaan-
pada
spontanitas
Pada wawancara yang menggunakan petunbjuk
kerangka dan garis besar mengenai pokok-pokok yang
umum,
ditanyakan
sudah harus disiapkan sebelumnya oleh pewawancara. Langkah ini
dimaksudkan
agar yang hal-hal yang ingin
secara keseluruhan.
nyaan
diketahui
tercakup
Kata-kata yang digunakan dan urutan perta
cukup dibuat dalam kerangka garis besarnya saja,
kemudian
disesuaikan
dengan keadaan responden
Pada wawancara baku terbuka,
digunakan
dan
urutan pertanyaan,
di
untuk
lapangan.
kata-kata yang
cara penyajiannya disiapkan bsecara
baku
dan
berlaku untuk semua responden yang diwawancarai.
Dalam
penelitian
ini wawancara
informal
lebih
banyak
digunakan, karena untuk memperoleh data yang diperlukan, tanpa
mengganggu
perasaan
bisa dilakukan
3.
dan
wawancara
setiap saat.
Studi Dokumentasi
Studi
menelusuri
rikulum
orang yang diwawancarai,
dokumentasi dalam penelitian ini
dan menemukan informasi tentang
muatan
lokal dan perkembangan
dilakukan
pengembangan
kebutuhan
untuk
ku
masyarakat
setempat.
ran,
Dokumen-dokumen tersebut antara lain satuan
buku paket,
mingguan,
program tahunan,
pelaja-
program catur wulan,
dan rencana pengembangan daerah/wilayah dan
program
program
kerja kecamatan.
D.
Validitas
Untuk
Data
memperoleh
data yang sahih
dan
absah,
terutama
yang diperoleh lewat observasi, wawancara dan studi dokumenta
si diperlukan suatu teknik pemeriksaan.
Salah satu teknik yang
digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.
Kredibilitas
data dapat
diperiksa
dengan
cara. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
beberapa
sebagai
berikut:
1. Memperpanjang waktu keikutsertaan
Usaha
peneliti dalam memperpanjang
waktu
keikutsertaan
dengan
responden atau sumber data adalah dengan cara
katkan
frekuensi
mungkin.
pertemuan dan menggunakan
Misalnya menghadiri acara rapat,
waktu
mengikuti
mening
seefisien
upacara,
dan kegiatan lain yang menunjang.
2.
Melakukan Pengamatan Secara Tekun
Pengamatan
secara
tekun
dilaksanakan
untuk
menemukan
ciri-ciri atau unsur sfesifik yang relevan dengan situasi yang
diteliti.
Hal tersebut berkaitan dengan ciri-ciri atau
unsur
sfesifik
lokal
yang sesuai dengan situasi dimana
dikembangkan dan diimplementasikan.
kurikulum
muatan
Disamping itu
ber
kaitan dengan ciri-ciri atau unsur sfesifik yang sesuai dengan
perkembangan
muatan
lokal
Melalui
gungkap
kebutuhan masyarakat setempat,
tempat
kurikulum
diimplementasikan.
pengamatan secara tekun peneliti
berhasil
informasi yang lebih mendalam terhadap kegiatan
men
guru
dalam mengembangkan kurikulum dan mengimplementasikannya dalam
proses pembelajaran.
kapkan
informasi
kebutuhan
yang lebih mendalam
masyarakat,
mentasikan.
informasi
Dalam pada itu peneliti berhasil mengung
akan
tempat kurikulum muatan
menjadikan
yang lebih
terhadap
pengamat
perkembangan
lokal
berhasil
diimple
mengungkap
mendalam terhadap permasalahan
peneli
tian.
3.
Triangulasi
Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan
data
untuk
keabsahan
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu,
mengecek atau membandingkan data penelitian yang
telah
dikumpulkan.
mengumpulkan
Untuk
Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
suatu
data dari beberapa sumber
yang
mengumpulkan
data tentang pengembangan
kurikulum
implementasi kurikulum muatan lokal dari sumber yang
peneliti
sekolah
berbeda.
dan
berbeda,
menghubungi guru lain yang mengajar muatan lokal
lain
tapi
masih dalam satu
wilayah.
Sedang
di
untuk
mengumpulkan
setempat
sponden
da,
data tentang perkembangan
dari sumber yang berbeda,
kebutuhan
peneliti
masyarakat
menghubungi
lain dalam posisi yang sama dalam wilayah yang
tapi
masih dalam satu Kabupaten,
tempat
re
berbe
penelitian
ini
dilakukan.
Triangulasi juga dilakukan dengan mengumpulkan
sumber
yang
yang sama tetapi
berbeda.
dengan menggunakan
Selanjutnya menganalisis data
dari kedua cara tersebut untuk
menemukan
data dari
beberapa
yang
metode
diperoleh
informasi yang lebih
absah.
4.
Mengupayakan Referensi yang Cukup
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan keabsahan
informa
si yang diperlukan dengan menggunakan dukungan bahan referensi
secukupnya,
mentasi
5.
dan bahan-bahan
doku
lainnya.
Melakukan
Seperti
membercheck
Dalam
seperti catatan observasi,
halnya dengan cara pemeriksaan data
yang
lain,
juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan
data.
penelitian
pretasikan
Membercheck
ini data yang masuk dianalisis dan
untuk selanjutnya dikonfirmasikan
responden sebagai sumber data.
kembali
diinter-
kepada
E.
Analisis Data
Proses
dengan
analisis
data
dalam
penelitian
ini
pengurutan dan pengorganisasian data.
dilakukan
Pengurutan
dan
pengorganisasian data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua
kelompok
besar,
yaitu kelompok kurikulum
kelompok perkembangan kebutuhan masyarakat.
muatan lokal meliputi tujuan,
dan
eveluasi
kebutuhan
kurikulum,
masyarakat
kebudayaan
daerah,
muatan
lokal
dan
Kelompok kurikulum
isi/materi, proses pembelajaran,
sedangkan
kelompok
meliputi pengembangan
pengembangan
perkembangan
dan
perekonomian
pelestarian
daerah,
dan
pengembangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
S.
Nasution (1992:
126) mengemukkan bahwa analisis
kualitatif adalah proses menyusun data yaitu
dalam
pola,
tema dan katagori,
diinterpretasikan
berikan
makna
agar dapat
menggolongkannya
ditafsirkan
berdasarkan pandangan peneliti
kepada analisis.
Hal
data
tersebut
untuk
sesuai
atau
mem
dengan
ungkapan Patton (1980:268):
Analysis is the process of bringing order to data,
izing
what
is there
in to patterns,
categories,
and
organ
basic
descriptive units. Interpretation involves attaching
mean
ing
and significance to analysis,
explaining
descriptive
patterns, and looking for relationships and linkages
among
descriptive
dimensions. Evaluation involves making
judge
ments
about and assigning value to what has
been
analyzed
and
interpreted.
Kegiatan analisis,
yang
mudah.
interpretasi dan evaluasi bukan proses
Meskipun tak ada suatu peraturan
universal yang harus diikuti dalam menganalisis,
formal
maupun
menginterpre-
tasikan dan mengevaluasi data kualitatif, dalam penelitian ini
penulis tetap berpedoman pada langkah-langkah pengolahan
yang dikemukakan S. Nasution yang terdiri dari:
display data,
1.
data
reduksi data,
mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi
Data
Selama pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara,
observasi
dan
studi dokumentasi,
baik
data
yang
berkaitan
dengan pengembangan kurikulum muatan lokal maupun perkembangan
kebutuhan
masyarakat
setempat,
langsung dibuat
catatan
pangan. Berdasarkan catatan lapangan kemudian disusun
laporan
lapangan secara lebih rinci dan lengkap. Setelah seluruh
terkumpul,
dilakukan
reduksi data dengan
la
merangkum
data
laporan
lapangan tersebut sehingga lebih mudah dikendalikan,
mencatat
hal-hal
menyusun
pokok yang relevan dengan fokus penelitian,
secara sistematis berdasar katagori dan klasifikasi
Data
yang
mengenai
direduksi
memberikan gambaran
yang
tertentu.
lebih
tajam
hasil penelitian dan memudahkan peneliti untuk
men-
cari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
2.
Display Data
Display
keterkaitan
tuhan
data
digunakan untuk melihat
gambaran
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan
masyarakat
setempat, baik
secara
keseluruhan
tentang
kebu
maupun
dalam bagian-bagiannya. Berdasarkan hasil reduksi data dilaku-
kan penyajian data dalam bentuk tabel sehingga hubungan
antar
data satu dengan lainnya menjadi jelas dan tidak terlepas satu
dengan
3.
lainnya,
sebagai suatu kebulatan yang utuh.
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Sejak pertama peneliti berusaha untuk mencari makna
yang dikumpulkan, baik yang berkaitan dengan kurikulum
muatan
lokal maupun perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
yang terhimpun dicari pola,
lainnya
masih
sangat tentatif, kabur, diragukan,
data,
Data
tema, serta hubungan persamaan dan
sampai pada suatu kesimpulan. Kesimpulan ini
bertambahnya
data
maka kesimpulan
mulanya
akan tetapi
tersebut
dengan
menjadi
lebih
jelas dan tegas. Oleh karena itu kesimpulan yang dibuat selalu
diverifikasi selama berlangsungnya penelitian.
Ketiga
macam analisis tersebut merupakan
kegiatan
yang
kontinyu dari awal sampai akhir penelitian, saling berhubungan
dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan.
F.
Tahap-tahap Penelitian
Proses
pendahuluan
pelaksanaan
penelitian,
mulai
sampai dengan penulisan konsep
dari
penelitian
(draft)
laporan,
Tahap persiapan atau disebut tahap pralapangan,
meliputi
ditempuh dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
tahap
penelitian pendahuluan,
tahap penyusunan proposal,
dan
tahap penyusunan instrumen (alat pengumpul data).
a.
Tahap Penelitian Pendahuluan
Tahap
diperlukan
ini diawali dengan memilih lokasi penelitian
dalam
rangka
melihat
permasalahan
di
yang
lapangan
dengan lebih dekat, serta berusaha menemukan alternatif
peme-
cahannya. Dari beberapa masalah yang diperoleh melalui peneli
tian
pendahuluan tersebut, peneliti tertarik
dengan
masalah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
b.
Tahap Penyusunan Proposal
Setelah
melakukan
penelitian pendahuluan
maka
selanjutnya adalah penyusunan proposal penelitian.
langkah
Penyusunan
proposal ini dilakukan untuk memberi arah dan pedoman terhadap
segala
sesuatu yang harus diperhatikan dalam
penelitian
la
pangan. Disamping itu penyusunan proposal ini bermanfaat dalam
mengurus
ijin mulai dari tingkat fakultas,
institut,
sampai
pada tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian.
c. Tahap Penyusunan Instrumen (alat pengumpul data)
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen
utama. Namun demikian karena dalam pelaksanaan penelitian
ini
menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai
teknik
pengumpulan data,
maka penyusunan
instrumen atau
pengumpul data tetap merupakan suatu hal yang penting.
kan
demikian karena instrumen yang digunakan sangat
kelancaran
yang
dikumpulkan.
pengumpul
man:
jalannya penelitian dan menentukan
Dikatamembantu
kualitas
ini instrumen
wawancara,
data
atau
data yang digunakan adalah berupa format dan
observasi,
2.
Dalam penelitian
alat
alat
pedo
dan studi dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
Pada
lapangan
tahap pelaksanaan ini peneliti langsung
untuk
melakukan pengumpulan data
yang
dengan keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
sumber-sumber
terjun
ke
berhubungan
perkembangan
Pengumpulan data dilakukan dari
data yang telah ditetapkan,
dengan
menggunakan
instrumen yang telah disusun.
Analisis
data
dengan
menggunakan
sesuai
dengan
tujuan
penelitian.
dilakukan selama
teknik analisis
sifat
data yang
pelaksanaan
yang
telah
dikumpulkan
Setelah data dianalisis
penelitian
ditentukan,
untuk
mencapai
kemudian
diambil
kesimpulan dan saran pemecahan dari permasalahan penelitian.
3.
Tahap Penyelesaian
Tahap
laporan,
penyelesaian atau tahap penyusunan konsep
adalah
menyusun kerangka laporan
hasil
(draft)
penelitian
berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas dan
disim-
pulkan.
Penyusunan
sudkan
serta
diajukan kepada pembimbing dan
dipertanggungjawabkan
tetapi
akhir
untuk
konsep (draft) laporan penelitian ini
bukan
pada
ujian
sidang.
terakhir dalam kepentingannya
penelitian,
dewan
dimak
penguji,
Akhirnya,
disusun
digandakan dan disampaikan
kepada
laporan
pihak-
pihak yang berwenang dan membutuhkan.
Setelah
hasil
penelitian
disusun
dalam
bentuk
draft
laporan penelitian, selanjutnya diajukan kepada pembimbing dan
dewan
penguji
sebagai laporan kemajuan.
saran
pembimbing
dan dewan penguji
Berdasarkan
diadakan
saran-
perbaikan-per-
baikan untuk dipertanggungjawabkan pada ujian sidang.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
ini merupakan bab terakhir dari
laporan
penelitian
tentang karakteristik dan implementasi kurikulum muatan
dalam
kaitannya
dengan
perkembangan
kebutuhan
lokal
masyarakat
setempat. Dalam bab terakhir ini dikemukakan beberapa
kesim
pulan dan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai
pihak
yang berkepentingan dengan pengembangan kurikulum muatan lokal
dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat setempat.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis karakteristik dan implementasi
kurikulum
muatan
kebutuhan
masyarakat setempat yang dikemukakan pada
secara
umum
lokal dalam kaitannya dengan
dapat disimpulkan bahwa
perkembangan
implementasi
bab
IV,
kurikulum
muatan lokal belum dilakukan secara oftimal, baik yang berkai
tan
dengan
pengembangan
tujuan,
pengembangan
isi/materi,
proses pembelajaran, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal.
Dalam kaitannya dengan perkembangan kebutuhan
setempat
masyarakat
dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan
ada keterkaitan) antara kurikulum muatan lokal dengan
bangan kebutuhan masyarakat setempat,
maupun
perkem
baik secara keseluruhan
dalam bagian-bagiannya, berkaitan dengan
kebudayaan
(tidak-
daerah, pengembangan perekonomian
pengembangan
daerah,
maupun
pengembangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta, dilihat
dari tujuan kurikulum, isi/materi kurikulum, proses pembelajar-
an, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal yang dilaksanakan.
Secara khusus dapat dikemukakan beberapa
sebagai
kesimpulan
berikut:
Pertama, kurikulum muatan lokal merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kurikulum nasional, keberadaannya lebih
diutamakan agar penyelenggaraan pendidikan di daerah lebih
meningkat relevansinya dengan keadaan dan kebutuhan ling
kungannya, yang ditujukan terutama agar peserta didik mencintai lingkungannya, sehingga mereka tidak merasa asing terhadap
lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional, oleh karena itu keberadaan kurikulum
muatan lokal harus mendukung pelaksanaan kurikulum nasional.
Implementasi kurikulum muatan lokal di kabupaten Maja
lengka belum dilakukan secara oftimal, meskipun muatan lokal
tersebut merupakan matapelajaran yang wajib diberikan kepada
peserta didik di setiap tingkat kelas. Rumusan tujuan
kuriku
lum muatan lokal masih banyak didominasi oleh aspek pengeta
huan dan keterampilan, sedikit sekali aspek-aspek yang ber
kaitan langsung dengan pembinaan sikap dan watak peserta
didik. Hal ini yang agak bertentangan dengan tujuan utama
Pengembangan kurikulum muatan lokal, yakni membina sikap
peserta
didik untuk mencintai lingkungannya.
Rumusan tujuan yang hanya menekankan pada aspek pengeta
huan dan keterampilan, dengan sendirinya mendorong kegiatan
guru untuk melaksanakan pembelajaran muatan lokal yang tidak
berbeda dengan pembelajaran lainnya (tidak ada keunikkan).
108
Pengembangan
hatikan
isi/materi kurikulum muatan lokal belum
kaidah-kaidah
isi/materi
rikulum,
pengembangan
isi/materi
kurikulum,
kurikulum tersebut baru memperhatikan
belum memperhatikEin aspek-aspek lain
memper
tujuan
seperti
peserta didik, kebermaknaan, dan fleksibilitas, dan
ku
aspek
Iain-lain
yang dirasakan masih lemah.
Proses
pembelajaran
muatan
lokal
belum
dilaksanakan
secara oftimal, baik perencanaan maupun pelaksanaannya,
digunakannya
secara
metode yang bervariasi, dan belum
oftimal
media
dan sumber belajar
belum
didayagunakan
yang
terdapat
di
masyarakat, serta belum dilakukannya kerjasama dengan masyara
kat,
baik
kurikulum
dalam perencanaan,
pelaksanaan,
muatan lokal. Dalam pada itu
maupun
evaluasi
pelaksanaan
evaluasi
kurikulum terbatas pada evaluasi hasil belajar, belum
kan
evaluasi program maupun evaluasi proses
demikian
baru
dilaku
secara
oftimal,
pula hasil evaluasi belum digunakan secara
oftimal,
digunakan
untuk menentukan nilai
bagi
setiap
peserta
didik dan pengisian buku laporan kemajuan belajar.
Kedua, sesuai dengan program yang sedang dikembangkan
lokasi penelitian ini, kebutuhan masyarakat setempat
tiga
mencakup
hal sebagai berikut: pelestarian dan pengembangan
dayaan
daerah, pengembangan perekonomian daerah, dan
bangan
kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
dan
pengembangan
kebutuhan
kebudayaan
masyarakat
daerah
pengem
bagisin
karena
dayaan daerah merupakan kekayaan bangsa yang turut
109
kebu
Pelestarian
merupakan
di kabupaten Majalengka,
di
dari
kebu
memperkaya
kebudayaan nasional yang perlu
DALAM KAITANNYA DENGAN
PERKEMBANGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SETEMPAT
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilrau Pendidikan Bandung
untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan
dalam bidang Pengembangan Kurikulum
Oleh
ENCO MULYASA
NIM. 9332048/PK/S2
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1997
DISETUJUI DAN DISYAHKAN
UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II
PROF. DR. H. NANA SYAODIH SUKMADINATA
PEMBIMBING I
DR.
R. IBRAHIM, MA.
PEMBIMBING II
ABSTRAK
Mulyasa. 1997. iLaraki£r_ia.tik dan. Lwalejoejoiasi Kurikulum
Hjiaian Loiial dalam. Kaitarmia dengan. Pj&rkemhanfian Kebutunan ttaayaxakai. Setempal LSJtudi Kualitatif di Kami^alfia
llaialejigJiaj.^ Pembimbing: Prof. DR. H. Nana Syaodih
Sukmadinata dan
DR.
R. Ibrahim M.A.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia telah
dilakukan
dengan berbagai cara dalam berbagai bidang. Dalam bidang
pendidikan hal tersebut antara lain dilakukan dengan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungannya. Untuk kepentingan tersebut diantaranya telah
dikembangkan kurikulum muatan lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan
karakteristik dan implementasi kurikulum muatan lokal dalam
kaitannya dengan perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
Pentingnya penelitian ini terutama bagi Depdikbud/Lembaga
Pengembang
Kurikulum, Lembaga Penataran dan
Pelatihan
Guru,
Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), para kepala
sekolah, para pengelola pendidikan, para guru, masyarakat,
orang tua, dan pihak lapangan kerja,
umpan
balik
sebagai bahan masukan dan
dalam meningkatkan relevansi
pendidikan
dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
dengan sumber data dokumen, Guru, Kepala Sekolah, Kakandepdikbudcam, Sekwilcam, Kadindikbudcam, dan Beberapa Tokoh Masyara
kat Nonformal.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
Analisis data
dilakukan selama penelitian ini berlangsung, melalui reduksi
data,
display data,
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi
kuriku
lum muatan lokal belum dilakukan secara oftimal, baik yang
berkaitan dengan pengembangan tujuan, pengembangan isi/materi,
proses
Dalam
pembelajaran,
maupun evaluasi kurikulum muatan
pada itu terdapat kesenjangan (tidak
ada
lokal.
keterkaitan)
antara kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat setempat,
baik secara keseluruhan maupun dalam
bagian-bagiannya. Sehubungan dengan itu disarankan kepada
berbagai pihak, antara lain disarankan kepada para Guru muatan
lokal untuk mencari sumber-sumber belajar yang berkaitan
dengan
kebutuhan masyarakat.
Sumber-sumber tersebut
bisa
didapatkan dalam buku program pengembangan wilayah di Kantor
Kecamatan (Sekwilcam), atau di Kantor-kantor Kelurahan/Desa.
Disamping itu bisa ditanyakan kepada beberapa tokoh masyarakat
nonformal.
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
ABSTRAK
BAB
BAB
I.
ix
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
9
C. Definisi Operasional
12
D. Rincian Masalah
13
E. Tujuan Penelitian
14
F. Manfaat Hasil Penelitian
15
II. KURIKULUM MUATAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF
PENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN
A. Relevansi Pendidikan
18
B. Proses Pengembangan Kurikulum
22
C. Kurikulum Muatan Lokal Sebagai
Alternatif Peningkatan Relevansi
Pendidikan
BAB III.
28
METODE PENELITIAN
A. Ancangan Penelitian
35
B. Sumber Data
35
C. Teknik Pengumpulan Data
37
D. Kredibilitas Data
41
E. Analisis Data
44
F. Tahap-tahap Penelitian
46
BAB
IV.
DESKRIPSI,
INTENPRETASI, DAN PEMBAHASAN
\
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi
51
B. Interpretasi
g4
C. Pembahasan
BAB
V.
100
KESIMPULAN,PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
107
B. Saran-saran
113
C. Penutup
118
DAFTAR PUSTAKA
117
LAMPIRAN - LAMPIRAN
119
1. Tabel 3. Kesenjangan Tujuan Matapelajaran
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
2. Tabel 4. Kesenjangan Isi/Materi Kurikulum
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
halaman
Bagan 1. Paradigma Penelitian
11
Bagan 2. Pengembangan Kurikulum Model Tyler
24
Bagan 3. Pengembangan Kurikulum Model Skilbeck...
25
Tabel 1. Proses Pengembangan Kurikulum
Model Skilbeck
26
Tabel 2. Susunan Program Pengajaran Kurikulum
Pendidikan Dasar
54
Tabel 3. Kesenjangan Tujuan Matapelajaran
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
121
Tabel 4. Kesenjangan Isi/Materi Kurikulum
Muatan Lokal dengan Perkembangan
Kebutuhan Masyarakat Setempat
125
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni,
dan
ekonomi mendorong pada perubahan kebutuhan dan kondisi baru
yang menimbulkan berbagai macam tantangan dan
yang semakin rumit dan kompleks.
dan
Untuk menghadapi tantangan
permasalahan tersebut diperlukan manusia
yaitu
"manusia yang
Yang
Maha
mandiri,
Esa,
maju,
disiplin,
dan
permasalahan
berbudi
pekerti
terhadap
luhur,
tangguh, cerdas, kreatif,
diamanatkan
serta sehat jasmani dan
Tuhan
berkepribadian,
terainpil,
beretos kerja, profesional, bertanggung
produktif,
yang
beriman dan bertaqwa
berkualitas,
rohani",
Garis-Garis Besar Haluan
Negara
berjawab,
seperti
(GBHN,
1993).
Manusia
dapat
berkualitas seperti diharapkan di atas
diwujudkan
terpadu
melalui
pendidikan
yang
hanya
komprehensif,
dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
ling-
kungannya. Dalam hal ini perlu adanya perubahan sosial yang
member!
arah bahwa pendidikan merupakan
pendekatan
dasar
dalam
proses perubahan itu. Pendidikan
adalah
kehidupan,
untuk
itu kegiatan belajar harus diacukan pada
lingkungan
kehidupan
dan kebutuhan peserta didik.
Pemecahan
masalah
secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang
dilakukan
melalui ker.iasama secara demokratis.
Pendidikan
.iuga harus peka terhadap perkembangan masyarakat dan
ling-
kungannya.
Pendidikan
berkaitan
yang
merupakan
hal
yang
sangat
langsung dengan segala aspek
menyangkut setiap individu.
penting
kehidupan
Hal tersebut
manusia
dikarenakan
pendidikan berperan dan berpengaruh secara langsung
dap perkembangan manusia dengan seluruh aspek
dan
dan sebagainya berperan
prasarana
berurusan
kata
terha
kepribadian-
nya. Kalau bidang-bidang lain seperti: ekonomi,
perindustrian
pertanian,
menciptakan
bagi kepentingan manusia,
maka
sarana
pendidikan
langsung dengan pembentukkan manusianya.
lain
dan
pendidikan menentukan model manusia
Dengan
yang
akan
dihasilkannya.
Apa
yang
direalisasikan
diungkapkan
sekaligus,
berangsur-angsur,
di atas
tidak
tetapi perlu
mungkin
dapat
dilakukan
sistematis dan berencana.
Hal
secara
tersebut
harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah, kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di
lah
seko
dasar sampai perguruan tinggi. Dengan demikian
proses
pendidikan tidak hanya mentransformasikan seperangkat
pengetahuan
studi,
puan
(transfer
of knowledge) dalam
tetapi tugas terpenting adalah
setiap
ilmu
bidang
mengembangkan kemam-
berpikir peserta didik melalui proses
efektif dan efisien (Resnik and Klopfer,
berpikir
1989:
1-3).
yang
ilenghadapi
berbagai
rangka
meningkatkan
dalam
sesuai
atas ,
dengan
amanat GBHN
Departemen
1994:
97-98),
menetapkan
nasional",
kesempatan
pendidikan,
pendidikan,
tantangan
kualitas
tersebut
sumber
daya
dan
Kebudayaan
mengambil
(1)
pemerataan
(2) relevansi pendidikan,
efisiensi pengelolaan
kebijakan
"link and match"
sionalkan melalui pengembangan
(3)
1984
lokal telah dilakukan sejak
dengan
bidang
lagi
muatan
lokal yang
studi yang sesuai,
dan
pelaksanaanya dalam kurikulum
1994 muatan
lokal.
pengembangan
kurikulum
digunakannya
kurikulum
ini
pada
lebih
1994.
berbagai
diintensifkan
Dalam
kurikulum
bidang
studi,
tapi menggunakan pendekatan monolitik berupa
bidang
studi,
baik bidang studi wajib maupun
muatan
tidak
diopera-
lagi disisipkan pada setiap
kurikulum
lokal
pemerintah
yang
disisipkan
hal
kuali
pendidikan.
kurikulum muatan
Pada jenjang pendidikan dasar,
muatan
di
(Depdikbud,
Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan,
telah
manusia
"empat strategi pokok pembangunan
yaitu peningkatan:
dan (4)
dan
1993 sebagaimana dikemukakan
Pendidikan
pendidikan
tas
isu dan
lokal dimaksudkan
bangi
keiemahan-kelemahan
sasi,
dan
nal
bertu.juan
1ingkungannya,
yang*
Pengembangan
terutama untuk
pengembangan
kurikulum
agar peserta didik mencintai
serta
mau
mengembangkan sumber daya alam,
dayaan
pilihan.
dan
mampu
kualitas
mendukung pembangunan
mengim-
sentralidan
menge-
melestarikan
sosial,
nasional,
dan
dan
kebu
peiubanHuL,.;.;;
regional,
maupun pembangunan lokal, sehingga peserta
didik
tidak terlepas dari akar sosial budaya 1ingkungannya.
Kurikulum muatan lokal pada hakekatnya merupakan suatu
perwujudan
dari Pasal 38 ayat I Undang-undang sistem
pen
didikan nasional (UUSPN) yang berbunyi: Pelaksanaan kegiat
an
pendidikan
kurikulum
disesuaikan
ciri
khas
tersebut,
dalam
didasarkan
atas
yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang
pendidikan
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan
satuan pendidikan. Sebagai
muatan
operasionalisasi
"...
satuan
lokal
'link
telah
& match'
tindak
dijadikan
lanjut
strategi
(Depdikbud,
ampilan
yang
relevan dengan kebutuhan
lokal
dan
mungkin melibatkan peranserta masyarakat dalam
hal
pokok
1993:
(2) memaksimalkan muatan lokal untuk kemampuan
dan
14):
keter-
sejauh
perencanaan
dan pelaksanaan program ini.
Sebagaimana dikemukakan di atas, peningkatan relevansi
pendidikan
merupakan salah satu dari empat strategi
pembangunan pendidikan nasional.
Pemerintah telah
pokok
berusaha
untuk meningkatkan relevansi pendidikan,
antara lain
lui pengembangan kurikulum muatan lokal,
namun belum menun-
jukkan
hasil yang memuaskan. Oleh karena itu
mela
pengembangan
kurikulum muatan lokal masih perlu ditingkatkan dan
disem-
purnakan.
Untuk kepentingan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai
cara,
baik dengan
menyempurnakan
menambah fasilitas dan sumber bela.iar,, maupun
kurikulumnya,
meningkatkan
kemampuan
faktor
utama,
gurunya.
guru
Dari berbagai hal
perlu
mendapat perhatian
di samping kurikulumnya,
kurikulum
pada
kreatifitas
kurikulum
akhirnya
guru
tersebut
dalam
tersebut.
yang
nampaknya
pertama
dan
karena baik buruknya suatu
bergantung
menjabarkan
Demikian
halnya
pada
aktivitas
dan
merealisasikan
dalam
dan
pengembangan
kurikulum muatan lokal, di sini guru diberi kebebasan
lebih
leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai
puannya
dengan memperhatikan kebutuhan
lokal.
yang
kemam-
Dengan
lain berhasil tidaknya pengembangan kurikulum muatan
sangat
bergantung pada unjuk kerja gurunya.
Hal
seperti apa yang diungkapkan Nana Syaodih (1988:
kata
lokal
tersebut
212):
...betapapun bagusnya suatu kurikulum
(offisial),
tetapi
hasilnya sangat tergantung pada
apa
yang
dilakukan
oleh
guru dan juga murid
dalam
kelas
(actual).
Dengan demikian guru
memegang
peranan
penting
baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaan
kurikulum.
Uraian
di
atas
menunjukkan
betapa
pemerintah
masyarakat terutama ahli pendidikan menaruh perhatian
dan
yang
sangat besar terhadap pengembangan kurikulum dalam memecah-
kan masalah pendidikan,
pendidikan
mempunyai
karena kurikulum sebagai
kedudukan yang cukup
keseluruhan kegiatan pendidikan,
hasil
pendidikan.
Mengingat
rancangan
sentral
dalam
yang menentukan proses dan
begitu
pentingnya
peranan
kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan
manusia,
maka pengembangan dan pembinaan
kurikulum
tidak
dapat
dilakukan
landasan
secara
sembarangan,
tetapi
yang kuat berdasarkan hasil-hasil
memerlukan
pemikiran
dan
penel it ian.
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menun.jukkan perlunya dilakukan berbagai penelitian terhadap
pengembangan kurikulum muatan
tersebut
antara
yang dilakukan oleh Pistos Manila
Konsep dan Pelaksanaan
judul
Kurikulum
Hasil-hasil penelitian
lain:
Penelitian
dengan
lokal.
Sekolah
Muatan
Dasar (studi pada
tiga
negeri di kabupaten Dati II Bandung).
menunjukkan bahwa:
belajar-mengajar
dan
lebih
dikatagori
kegiatan praktikum;
pada
aspek
keterampilan
persamaan
muatan
tian.
hal
lain
kegiatan
tersebut
satuan pelajaran
dan
muatan
lokal
lebih
mene-
dan
mengabaikan
aspek
Lebih lanjut
dikemukakan
adanya
perbedaan terhadap konsep
dan
pelaksanaan
lokal dari ketiga sekolah yang menjadi objek peneli
Sehubungan dengan
untuk melakukan
dap
dasar
pelaksanaan
pengetahuan,
(praktek).
dan
sekolah
kurang,
banyak dilaksanakan di dalam kelas,
kankan
dalam
Hasilnya antara
paling tidak dilihat dari dua aspek yakni:
(SP)
Lokal
pelaksanaan muatan lokal dalam
masih
(1992),
muatan
permasalahan,
itu disarankan kepada peneliti
penelitian
lokal,
lanjutan secara mendalam
baik berkenaan
sumber data maupun
Penelitian
dengan
ruang
lain
terha
lingkup
lokasi penelitian.
yang dilakukan oleh Muzfar
Ahmad
(1993),
judul Penerapan Program Muatan Lokal dalam
dengan
Pengajaran
sekolah
di
dasar negeri Kotamadya Pekanbaru
menunjukkan
praktek
bahwa
penerapan program
Riau).
muatan
lokal
dan
dan
petunjuk dari kepala
dikemukakan
lebih
antara lain ditujukan
lanjut bahwa guna memperoleh
program
muatan
sekolah.
lokal yang akan
pro
lebih
miniranya
Rekomendasi
untuk
penelitian
efektifitas
datang,
ini
pemahaman
rinci dan buku sumber lainnya yang relevan, serta
yang
dalam
Hal
tidak tersedianya buku petunjuk/pedoman yang
pembinaan
tiga
Hasilnya
persepsi guru yang kurang tentang gagasan
muatan lokal, terbatasnya pengetahuan
guru,
pada
pengajaran belum terlaksana dengan baik.
disebabkan
gram
Sekolah Dasar (studi kualitatif
Praktek
perlu
penerapan
dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kontinuitas dan konsisten-
si
pelaksanaan
pengajaran
muatan
lokal
...
Pengajaran
muatan lokal dengan pendekatan monolitik perlu pula
menda
pat perhatian lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Abas (1993)
pengembangan
tang
wajib
belajar
disimpulkan
lakukan
lokal
dan
muatan lokal SD dan SLTP
sembilan tahun di Jawa Barat,
bahwa,
sembilan
:"Mengingat wajib belajar
tahun
maka
upaya
dalam
antara
dikemukakannya
lain,
:"Bahwa
lain
diber-
pengembangan
muatan
lanjutan tingkat pertama."
antara
rangka
akan
... perlu mencakup bahan kajian untuk sekolah
sekolah
ten
Rekomendasi
dalam
dasar
yang
pelaksanaan
muatan
terus
lokal perlu menunjuk perguruan tinggi untuk
secara
menerus mengembangkan konsep dasar muatan lokal
memberikan
masukan-masukan yang berarti
pengembangan
pendidikan
dan
berkaitan
penilaian kurikulum muatan
dan
dengan
lokal
untuk
dasar."
Penelitian yang dilakukan oleh Engkoswara, dkk. (1993)
tentang pengembangan muatan lokal SD dan SLTP dalam
wajib
belajar sembilan tahun di Jawa Barat, dalam
rangka
laporan
eksekutifnya antara lain mengemukakan bahwa, :"dalam rangka
pengembangan
perlu
bahan
kajian muatan lokal
perguruan
tinggi
mengadakan pengkajian/penelitian pelaksanaan
muatan
lokal dan satuan biaya muatan lokal."
Memahami
kajian
yang
hasil-hasil penelitian
pernah dilakukan
tersebut,
mengenai
tampaknya
kurikulum
muatan
lokal lebih menitikberatkan pada masalah-masalah di sekitar
program
dan pelaksanaannya/proses belajar-mengajar
Sebagaimana
lokal.
diketahui bahwa salah
satu
pendidikan dewasa ini adalah lulusannya tidak
kan
pada dunia kerja secara luas, sehingga
memahami
bangkan
perlu
dan
muatan
kelemahan
diorientasi-
mereka
kurang
seluk beluk dunia kerja yang ada dan bisa
dikem-
di
masyarakat. Sehubungan
untuk mengkaji lebih lanjut
implementasi
dengan
itu
mengenai
kurikulum muatan lokal
dirasakan
karakteristik
dalam
kaitannya
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan yang
terdapat dalam lingkungan masyarakat setempat (lokal).
B.
Runusan
Masalah
Penelitian
pengembangan
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat
tempat
akan
ini berkisar pada
dan
pekerjaan yang terdapat
dalam
dimana pendidikan itu dilaksanakan. Penelitian
berupaya untuk mengungkapkan hal-hal
dengan
lingkungan
relevansi
pendidikan, khususnya
yang
ini
berkaitan
relevansi
antara
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan masya
rakat setempat. Penelitian ini akan mengungkapkan pula halhal
yang berkaitan dengan peranan guru dan kepala
sekolah
dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal. Di samping
akan
diungkap
pula hal-hal yang
berkaitan
dengan
itu
peran
serta masyarakat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
Dengan demikian penelitian ini tidak hanya akan
mengungkap
dan menjawab pertanyaan tentang "bagaimanakah" pengembangan
kurikulum muatan lokal, tetapi harus pula
dapat mengungkap
dan menjawab pertanyaan "bagaimana" kaitan kurikulum muatan
lokal dengan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan lokal,
"bagaimana"
peran
kurikulum tersebut,
serta masyarakat
dalam
dan
merealisasikan
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut, terutama tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, dike
mukakan beberapa paradigma konseptual sebagai berikut:
Murr ay
P r in t
curriculum models"
(1987:
21),
m e1u k is k an
'continuum
of
sebagai berikut:
Rat iona1/objective
Cyc1ica1
models
models
Dynamic/interaction
models
Tyler
Wheeler
Walker
Taba
Nicholls
Skillbeck
Secara singkat ia menjelaskan ketiga pendekatan terse
but sebagai berikut:
Rational
models,
such as those of
Tyler
and
Taba,
follow
a logical, sequential
approach
to
curriculum development.
In these models the state
ment of objectives is very important and the other
curriculum elements follow in fixed order.
Cyclical models are an elaboration of
rational
models
in that they are essentially
logical
and
sequential
in approach. However, cyclical
models
view the curriculum process as a continous activi
ty that is constantly updating itself.
Dynamic models lie at the other end of continu
um
from
rational models. Here
with any
curriculum element,
sequence of
elements,
constantly
and
perceived
Dalam
dijadikan
lahan
interrelate between elements
tend to relate more
directly
to
(dynamic
model)
learner needs.
penelitian ini,
model dinamik
dasar dalam mengembangkan dan mengkaji
mengenai pengembangan kurikulum muatan
kaitannya
dengan
pekerjaan
yang ada dalam lingkungan
Model
kan.
developers
begin
progress
in any
perkembangan
kebutuhan
however,
lokal
dalam
masyarakat
masyarakat
ini dipilih karena lebih fleksibel untuk
"Teachers,
permasa
dan
setempat.
dilaksana-
appear to prefer a form of
dynamic
model,
often adapted from a recognised model such as Skill-
beck."
(Murray Print,
1987:
17).
Berdasarkan
beberapa
paradigma konseptual
di
atas,
paradigma penelitian ini dilukiskan sebagai berikut:
Ide
Pengembangan
Penerapan
Hasil
Sosok pribadi
yang akan di
wujudkan me
lalui kuriku
lum muatan
Desain
Implementasi
Kurikulum
dan Modifikasi
lokal
\
\
\
/
\
/
/
\
/
Ma syareikat
Gb.
1. Paradigma Penelitian
Berdasarkan paradigma tersebut. masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah karakteristik
dan
implementasi kurikulum muatan lokal dalam kaitannya
dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?. Adapun
konsep
pokok
yang menjadi bahan kajian penelitian ini
dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
muatan lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimanakah
Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
tempat
masyarakat
kurikulum
muatan
di
lokal
diimplementasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?
C.
Definisi Operasional
Implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kegitan guru
mewujudkan
kurikulum
muatan
lokal,
melalui
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum
yang
dimaksud
muatan
dalam
lokal.
Kurikulum
penelitian
ini
muatan
adalah
lokal
program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya disesuaikan
dengan
lingkungan alam,
lingkungan sosial,
dan
kungan
budaya serta kebutuhan daerah dan wajib
lingdipela-
jari oleh peserta didik di daerah itu.
Pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan guru dalam
melakukan
strategi
penjabaran tujuan muatan lokal,
belajar-mengajar,
pengembangan
alat
pengembangan
evaluasi, yang
dalam satuan pembelajaran.
pengembangan
materi,
semuanya
dan
dituangkan
Keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud dalam
pene
litian ini adalah kesesuaian antara implementasi kuriku
lum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyara
kat setempat.
Kebutuhan masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan
kebutuhan
masyarakat
setempat
dalam
penelitian
ini
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
kabupaten Majalengka, khususnya untuk kelangsungan hidup
dan
peningkatan
sesuai
dengan
taraf kehidupan
masyarakat
arah perkembangan daerah
tersebut,
serta
potensi
daerah.
D.
Rincian Masalah
Untuk lebih operasionalnya, maka permasalahan
peneli
tian sebagaimana telah dirumuskan di atas diadakan
rincian
masalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah
muatan
yang
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka,
tujuan, struktur,
menyangkut
isi/materi,
baik
proses
pembelajaran, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal?
2. Bagaimanakah
Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
yang berkaitan
masyarakat
dengan
di
perkem
bangan kebutuhan masyarakat akan pelestarian dan pengem
bangan
daerah,
kebudayaan
dan
daerah,
pengembangan
pengembangan
kemampuan
perekonomian
masyarakat
dalam
berwiraswata
tempat kurikulum muatan lokal
diimplemen-
tasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat, baik
secara
keseluruhan maupun dalam bagian-bagiannya?
E.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk
menganali-
sis dan menemukan karakteristik dan implementasi
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat
katkan
setempat,
relevansi
masyarakat
dan
pengalaman
yang
sebagai bahan masukan untuk
pendidikan
terutama
lingkungannya,
dalam
dengan
kebutuhan
rangka
lebih bermakna bagi peserta
mening
memberikan
didik,
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada
baik
jenjang
yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan diri di masya
rakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
menemukan:
1. Karakteristik dan implementasi kurikulum muatan lokal di
SLTP
Negeri Kabupaten Majalengka, baik yang
tujuan,
struktur,
isi/materi,
maupun evaluasi kurikulum muatan
proses
menyangkut
pembelajaran,
lokal.
2. Perkembangan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Majaleng
ka, yang berkaitan dengan
perkembangan kebutuhan
masya-
rakat
akan
daerah,
pelestarian
dan
pengembangan
kebudayaan
pengembangan perekonomian daerah,
dan
bangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswata,
pengem
tempat
kurikulum muatan lokal diimplementasikan.
3. Keterkaitan
kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan
kebutuhan
masyarakat setempat, baik secara
keseluruhan
maupun dalam bagian-bagiannya.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian
pendidikan,
dengan
ini
khususnya
kebutuhan
tersebut
difokuskan
relevansi
pada
masalah
relevansi
pengembangan
kurikulum
masyarakat setempat.
Untuk
kepentingan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu
masukan
tentang cara mengembangkan kurikulum muatan
lokal
sekolah
lanjutan
dapat
memberikan
tingkat pertama; dengan
demikian
sumbangan terhadap upaya peningkatan
pendidikan
melalui
pengembangan
relevansi
kurikulum,
khususnya
pengembangan kurikulum muatan lokal.
Secara
rinci
hasil-hasil penelitian
ini
diharapkan
berguna:
1. Bagi
Depdikbud/Lembaga
Pengembang
Kurikulum,
hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
dalam
menyempurnakan
kurikulum,
lokal.
khususnya
dan
meningkatkan
pengembangan
pengembangan
kurikulum
muatan
2. Bagi Lembaga Penataran dan Pelatihan Guru, hasil peneli
tian
ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
purnakan
P>
dan meningkatkan latihan dan
menyem
penataran
guru-
guru .
3. Bagi
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
hasil
penelitian ini dapat dijadikan
umpan
balik
dan dapat digunakan
(LPTK),
sebagai
sebagai
masukan,
bahan
untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas perkuliahan dan
pembekalan di kampus.
4. Bagi
para
guru, hasil penelitian ini
merupakan
umpan
balik dan dapat digunakan sebagai bahan untuk menyempur
nakan
lokal,
dan
meningkatkan pengembangan
kurikulum
muatan
sehingga diperoleh relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan
masyarakat
dan
pembangunan
di
lingkungan
5. Bagi para kepala sekolah dan para pengelola
pendidikan,
setempat (lokal) .
hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
supervisi dalam menyempurnakan dan meningkatkan relevan
si
pengembangan kurikulum, khususnya
kurikulum
muatan
lokal .
6. Bagi masyarakat, orang tua, dan pihak pengusaha/
gan kerja, hasil penelitian ini dapat digunakan
tolok ukur tentang partisipasinya dalam bidang
lapan
sebagai
pendidi
kan, dan sebagai bahan untuk meningkatkan partisipasinya
di masa mendatang.
7. Bagi
program
untuk
lanjut,
muatan
pengembangan kurikulum,
sebagai
masukan
membuka wawasan bagi penelitian-penelitian
khususnya dalam masalah pengembangan
lokal.
lebih
kurikulum
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Ancangan Penelitian
Penelitian
yang
ditujukan
ini menggunakan metode penelitian
kualitatif
untuk mengkaji
memperoleh
permasalahan
dan
makna yang lebih mendalam sesuai kondisi lingkungan. "... take
their meaning as much from their contex as they do from
selves" (Lincoln and Guba,
Penelitian
them
1985: 1989).
ini ditujukan untuk mengungkap
karakteristik
dan implementasi kurikulum muatan lokal dalam kaitannya dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
but
Keterkaian terse
meliputi keterkaitan pengembangan kurikulum muatan
yang
mencakup
evaluasi
tujuan,
isi/materi, proses
kurikulum dengan perkembangan
setempat,
yang
meliputi pelestarian dan
pembelajaran,
kebutuhan
pengembangan
daerah, pengembangan perekonomian daerah, dan
bangan
kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
diungkap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dan
masyarakat
dayaan
itu
lokal
kebu-
pengem
Dalam
pada
keterkaitan
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyara
kat,
sekolah,
yang
menyangkut kemampuan guru, peran
ketersediaan
kepala
dan pendayagunaan sumber belajar,
dan
keterli-
batan masyarakat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
B.
Sumber Data
Penelitian ini dilaksanakan di satu SLTP Negeri di
Ling-
kungan
Depdikbud
cawu pertama dan
Kabupaten Majalengka.
Pelaksanaannya
pada
kedua tahun ajaran 1995/1996.
Berdasarkan
permasalahan yang diteliti, data yang
diper
oleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber.
Sumber
data
ini diuraikan berdasarkan pertanyaan penelitian
sebagai
berikut:
Sumber data yang berkaitan dengan pengembangan
kurikulum
dan pembelajaran muatan lokal adalah:
1. Beberapa dokumen yang berkaitan dengan pengembangan kuriku
lum
muatan
lokal,
antara lain garis-garis
besar
program
pembelajaran (GBPP), program tahunan, program catur
wulan,
program mingguan dan satuan pembelajaran.
2. Guru yang mengajar matapelajaran muatan lokal.
3. Kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
kurikulum muatan lokal di sekolahnya.
4.
Kakandepdikbudcam yang bertanggungjawab dan bertugas memantau
kelancaran
pengembangan
kurikulum
muatan
lokal
di
wilayahnya.
Sumber data yang berkaitan dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat setempat:
1.
Beberapa dokumen kecamatan yang berkaitan dengan
masyarakat,
kebutuhan
antara lain rencana pengembangan wilayah.
2.
Sekwilcam
3.
Kakandepdikbudcam
4.
Kadin
kecamatan
5.
Beberapa
Tokoh Masyarakat nonformal yang dapat
memberikan
data tentang kebutuhan masyarakat setempat.
Berbagai
sumber data di atas,
dengan
subjek penelitian
sesuai
kriteria
1990:
57)
bahwa
telah
khususnya
yang
dipertimbangkan
yang dikemukakan Spradley
dalam menentukan
hal-hal
cukup
intensif menyatu dalam kegiatan
yang
dan
menjadi kajian penelitian,
terlibat
(a)
sudah
atau
bidang
aktif
penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut,
atau
dan
(c)
informasi.
Teknik Pengumpulan Data
Selama dilaksanakannya penelitian
sebagai
instrumen utama,
penting
dan
(1993:
103)
peneliti bertindak
menyatu dengan kegiatan penelitian.
mengemukakan
kualitatif
perencana,
pengumpul data,
akhirnya
ini,
sehingga memiliki peran yang
penelitian
itu
perlu
subjek
(b) subjek masih
subjek memiliki waktu yang cukup untuk dimintai
C.
Sanafiah,
penelitian
dipertimbangkan
lama
kelayakannya
(dalam
subjek
sebagai berikut:
berkaitan
bahwa
kedudukan
sangat rumit,
analisis,
ia juga sebagai pelapor
ia juga disebut sebagai
ia
wawancara,
data
penafsir data
dan studi dokumentasi.
melalui
dalam
merupakan
dan
hasil penelitiannya.
instrumen penelitian;
dilakukan
Moleong
peneliti
sekaligus
di segalanya dari keseluruhan proses penelitian
Pengumpulan
J.
sangat
pada
Karena
sebab menja
itu.
teknik
observasi,
1.
Observasi
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan kegiatan guru dalam
pengembangan
kurikulum
dan pembelajaran muatan
melakukan
lokal
dalam
hubungannya dengan perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat
silkan
(1981:
data lapangan secara lebih objektif.
Guba dan
Lincoln
1991-1993) memberikan beberapa alasan mengapa observasi
sangat
diperlukan
kualitataif,
lapangan,
dian
mengha-
yaitu:
untuk mengumpulkan data
a. didasari oleh pengalaman
penelitian
langsung
b. dapat ,mengamati dan mencatat perilaku dan
sebagaimana adanya,
dengan
dalam
segala
keterkaitannya,
menghilangkan
memungkinkan
perilaku
c. dapat mengungkap suatu
keraguan
d.
dapat
tentang data
suatu
peristiwa
yang
peristiwa
dan
kompleks,
f.
penelitian
peneliti
kebiasaan,
dapat
dapat
teknik lain.
Berdasarkan pendapat tersebut Lexy J.
menyimpulkan
e.
berbagai
mengungkap suatu kasus tertentu yang mungkin saja tidak
dilakukan dengan
atau
diperolehnya,
untuk memahami situasi yang rumit
dalam
keja-
memperkecil
yang
di
empat
Moleong (1993:
fungsi pokok pentingnya
kualitatif,
yaitu:
a.
observasi
mengoftimalkan
dari segi motif, perhatian, perilaku tak
dalam
kemampuan
sadar
b. memungkinkan pengamat untuk melihat dunia
gai yang dilihat oleh subjek penelitian,
108)
hidup pada saat
dan
seba
itu,
menangkap arti fenomena berdasarkan pengertian subjek, menang-
kap
kehidupan
budaya berdasarkan pandangan dan
anutan
para
subjek saat itu, c. memungkinkan peneliti dapat merasakan
apa
yang dirasakan dan dihayati subjek, d. memungkinkan pembentukkan
pengetahuan berdasarkan apa yang diketahui
peneliti
dan
subjek penelitian.
2.
wawancara
Dalam
penelitian ini wawancara digunakan sebagai
pengumpulan data untuk mengumpulkan data tentang
kurikulum
muatan
muatan lokal dari guru yang mengajar
lokal,
teknik
pengembangan
matapelajaran
kepala sekolah yang bertanggungjawab
terhadap
pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolahnya, dan
depdikbudcam
yang
bertanggungjawab
dan
bertugas
kelancaran pengembangan kurikulum muatan lokal di
Wawancara
juga
digunakan
untuk
mengumpulkan
Kakan
memantau
wilayahnya.
data
tentang
perkembangan kebutuhan masyarakat dari Sekwilcam, Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan; dan beberapa Tokoh Masya
rakat
Nonformal
yang dapat memberikan data
tentang
perkem
bangan kebutuhan masyarakat di lingkungannya.
Wawancara
sesuatu
dimaksudkan untuk menemukan informasi
yang diketahui oleh seseorang atau
tentang
sekelompok
orang
yang menjadi sumber data dalam bentuk lisan. Dengan komunikasi
dua
arah,
diwawancarai
penggunaan wawancara akan
untuk
memahami
jawaban
memudahkan
atau
orang
informasi
yang
yang
diinginkan oleh pewawancara melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
Patton (1990:
a.
197) membedakan wawancara sebagai
wawancara pembicaraan
nakan
petunjuk
informal
umum, c. wawancara
berlangsung
pertanyaan
informal,
b.
wawancara dengan menggu-
baku
terbuka.
dalam situasi alamiah
yang diajukan sangat bergantung
pewawancara.
berikut:
Wawancara
dan
pertanyaan-
pada
spontanitas
Pada wawancara yang menggunakan petunbjuk
kerangka dan garis besar mengenai pokok-pokok yang
umum,
ditanyakan
sudah harus disiapkan sebelumnya oleh pewawancara. Langkah ini
dimaksudkan
agar yang hal-hal yang ingin
secara keseluruhan.
nyaan
diketahui
tercakup
Kata-kata yang digunakan dan urutan perta
cukup dibuat dalam kerangka garis besarnya saja,
kemudian
disesuaikan
dengan keadaan responden
Pada wawancara baku terbuka,
digunakan
dan
urutan pertanyaan,
di
untuk
lapangan.
kata-kata yang
cara penyajiannya disiapkan bsecara
baku
dan
berlaku untuk semua responden yang diwawancarai.
Dalam
penelitian
ini wawancara
informal
lebih
banyak
digunakan, karena untuk memperoleh data yang diperlukan, tanpa
mengganggu
perasaan
bisa dilakukan
3.
dan
wawancara
setiap saat.
Studi Dokumentasi
Studi
menelusuri
rikulum
orang yang diwawancarai,
dokumentasi dalam penelitian ini
dan menemukan informasi tentang
muatan
lokal dan perkembangan
dilakukan
pengembangan
kebutuhan
untuk
ku
masyarakat
setempat.
ran,
Dokumen-dokumen tersebut antara lain satuan
buku paket,
mingguan,
program tahunan,
pelaja-
program catur wulan,
dan rencana pengembangan daerah/wilayah dan
program
program
kerja kecamatan.
D.
Validitas
Untuk
Data
memperoleh
data yang sahih
dan
absah,
terutama
yang diperoleh lewat observasi, wawancara dan studi dokumenta
si diperlukan suatu teknik pemeriksaan.
Salah satu teknik yang
digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.
Kredibilitas
data dapat
diperiksa
dengan
cara. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
beberapa
sebagai
berikut:
1. Memperpanjang waktu keikutsertaan
Usaha
peneliti dalam memperpanjang
waktu
keikutsertaan
dengan
responden atau sumber data adalah dengan cara
katkan
frekuensi
mungkin.
pertemuan dan menggunakan
Misalnya menghadiri acara rapat,
waktu
mengikuti
mening
seefisien
upacara,
dan kegiatan lain yang menunjang.
2.
Melakukan Pengamatan Secara Tekun
Pengamatan
secara
tekun
dilaksanakan
untuk
menemukan
ciri-ciri atau unsur sfesifik yang relevan dengan situasi yang
diteliti.
Hal tersebut berkaitan dengan ciri-ciri atau
unsur
sfesifik
lokal
yang sesuai dengan situasi dimana
dikembangkan dan diimplementasikan.
kurikulum
muatan
Disamping itu
ber
kaitan dengan ciri-ciri atau unsur sfesifik yang sesuai dengan
perkembangan
muatan
lokal
Melalui
gungkap
kebutuhan masyarakat setempat,
tempat
kurikulum
diimplementasikan.
pengamatan secara tekun peneliti
berhasil
informasi yang lebih mendalam terhadap kegiatan
men
guru
dalam mengembangkan kurikulum dan mengimplementasikannya dalam
proses pembelajaran.
kapkan
informasi
kebutuhan
yang lebih mendalam
masyarakat,
mentasikan.
informasi
Dalam pada itu peneliti berhasil mengung
akan
tempat kurikulum muatan
menjadikan
yang lebih
terhadap
pengamat
perkembangan
lokal
berhasil
diimple
mengungkap
mendalam terhadap permasalahan
peneli
tian.
3.
Triangulasi
Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan
data
untuk
keabsahan
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu,
mengecek atau membandingkan data penelitian yang
telah
dikumpulkan.
mengumpulkan
Untuk
Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
suatu
data dari beberapa sumber
yang
mengumpulkan
data tentang pengembangan
kurikulum
implementasi kurikulum muatan lokal dari sumber yang
peneliti
sekolah
berbeda.
dan
berbeda,
menghubungi guru lain yang mengajar muatan lokal
lain
tapi
masih dalam satu
wilayah.
Sedang
di
untuk
mengumpulkan
setempat
sponden
da,
data tentang perkembangan
dari sumber yang berbeda,
kebutuhan
peneliti
masyarakat
menghubungi
lain dalam posisi yang sama dalam wilayah yang
tapi
masih dalam satu Kabupaten,
tempat
re
berbe
penelitian
ini
dilakukan.
Triangulasi juga dilakukan dengan mengumpulkan
sumber
yang
yang sama tetapi
berbeda.
dengan menggunakan
Selanjutnya menganalisis data
dari kedua cara tersebut untuk
menemukan
data dari
beberapa
yang
metode
diperoleh
informasi yang lebih
absah.
4.
Mengupayakan Referensi yang Cukup
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan keabsahan
informa
si yang diperlukan dengan menggunakan dukungan bahan referensi
secukupnya,
mentasi
5.
dan bahan-bahan
doku
lainnya.
Melakukan
Seperti
membercheck
Dalam
seperti catatan observasi,
halnya dengan cara pemeriksaan data
yang
lain,
juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan
data.
penelitian
pretasikan
Membercheck
ini data yang masuk dianalisis dan
untuk selanjutnya dikonfirmasikan
responden sebagai sumber data.
kembali
diinter-
kepada
E.
Analisis Data
Proses
dengan
analisis
data
dalam
penelitian
ini
pengurutan dan pengorganisasian data.
dilakukan
Pengurutan
dan
pengorganisasian data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua
kelompok
besar,
yaitu kelompok kurikulum
kelompok perkembangan kebutuhan masyarakat.
muatan lokal meliputi tujuan,
dan
eveluasi
kebutuhan
kurikulum,
masyarakat
kebudayaan
daerah,
muatan
lokal
dan
Kelompok kurikulum
isi/materi, proses pembelajaran,
sedangkan
kelompok
meliputi pengembangan
pengembangan
perkembangan
dan
perekonomian
pelestarian
daerah,
dan
pengembangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
S.
Nasution (1992:
126) mengemukkan bahwa analisis
kualitatif adalah proses menyusun data yaitu
dalam
pola,
tema dan katagori,
diinterpretasikan
berikan
makna
agar dapat
menggolongkannya
ditafsirkan
berdasarkan pandangan peneliti
kepada analisis.
Hal
data
tersebut
untuk
sesuai
atau
mem
dengan
ungkapan Patton (1980:268):
Analysis is the process of bringing order to data,
izing
what
is there
in to patterns,
categories,
and
organ
basic
descriptive units. Interpretation involves attaching
mean
ing
and significance to analysis,
explaining
descriptive
patterns, and looking for relationships and linkages
among
descriptive
dimensions. Evaluation involves making
judge
ments
about and assigning value to what has
been
analyzed
and
interpreted.
Kegiatan analisis,
yang
mudah.
interpretasi dan evaluasi bukan proses
Meskipun tak ada suatu peraturan
universal yang harus diikuti dalam menganalisis,
formal
maupun
menginterpre-
tasikan dan mengevaluasi data kualitatif, dalam penelitian ini
penulis tetap berpedoman pada langkah-langkah pengolahan
yang dikemukakan S. Nasution yang terdiri dari:
display data,
1.
data
reduksi data,
mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi
Data
Selama pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara,
observasi
dan
studi dokumentasi,
baik
data
yang
berkaitan
dengan pengembangan kurikulum muatan lokal maupun perkembangan
kebutuhan
masyarakat
setempat,
langsung dibuat
catatan
pangan. Berdasarkan catatan lapangan kemudian disusun
laporan
lapangan secara lebih rinci dan lengkap. Setelah seluruh
terkumpul,
dilakukan
reduksi data dengan
la
merangkum
data
laporan
lapangan tersebut sehingga lebih mudah dikendalikan,
mencatat
hal-hal
menyusun
pokok yang relevan dengan fokus penelitian,
secara sistematis berdasar katagori dan klasifikasi
Data
yang
mengenai
direduksi
memberikan gambaran
yang
tertentu.
lebih
tajam
hasil penelitian dan memudahkan peneliti untuk
men-
cari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
2.
Display Data
Display
keterkaitan
tuhan
data
digunakan untuk melihat
gambaran
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan
masyarakat
setempat, baik
secara
keseluruhan
tentang
kebu
maupun
dalam bagian-bagiannya. Berdasarkan hasil reduksi data dilaku-
kan penyajian data dalam bentuk tabel sehingga hubungan
antar
data satu dengan lainnya menjadi jelas dan tidak terlepas satu
dengan
3.
lainnya,
sebagai suatu kebulatan yang utuh.
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Sejak pertama peneliti berusaha untuk mencari makna
yang dikumpulkan, baik yang berkaitan dengan kurikulum
muatan
lokal maupun perkembangan kebutuhan masyarakat setempat.
yang terhimpun dicari pola,
lainnya
masih
sangat tentatif, kabur, diragukan,
data,
Data
tema, serta hubungan persamaan dan
sampai pada suatu kesimpulan. Kesimpulan ini
bertambahnya
data
maka kesimpulan
mulanya
akan tetapi
tersebut
dengan
menjadi
lebih
jelas dan tegas. Oleh karena itu kesimpulan yang dibuat selalu
diverifikasi selama berlangsungnya penelitian.
Ketiga
macam analisis tersebut merupakan
kegiatan
yang
kontinyu dari awal sampai akhir penelitian, saling berhubungan
dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan.
F.
Tahap-tahap Penelitian
Proses
pendahuluan
pelaksanaan
penelitian,
mulai
sampai dengan penulisan konsep
dari
penelitian
(draft)
laporan,
Tahap persiapan atau disebut tahap pralapangan,
meliputi
ditempuh dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
tahap
penelitian pendahuluan,
tahap penyusunan proposal,
dan
tahap penyusunan instrumen (alat pengumpul data).
a.
Tahap Penelitian Pendahuluan
Tahap
diperlukan
ini diawali dengan memilih lokasi penelitian
dalam
rangka
melihat
permasalahan
di
yang
lapangan
dengan lebih dekat, serta berusaha menemukan alternatif
peme-
cahannya. Dari beberapa masalah yang diperoleh melalui peneli
tian
pendahuluan tersebut, peneliti tertarik
dengan
masalah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
b.
Tahap Penyusunan Proposal
Setelah
melakukan
penelitian pendahuluan
maka
selanjutnya adalah penyusunan proposal penelitian.
langkah
Penyusunan
proposal ini dilakukan untuk memberi arah dan pedoman terhadap
segala
sesuatu yang harus diperhatikan dalam
penelitian
la
pangan. Disamping itu penyusunan proposal ini bermanfaat dalam
mengurus
ijin mulai dari tingkat fakultas,
institut,
sampai
pada tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian.
c. Tahap Penyusunan Instrumen (alat pengumpul data)
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen
utama. Namun demikian karena dalam pelaksanaan penelitian
ini
menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai
teknik
pengumpulan data,
maka penyusunan
instrumen atau
pengumpul data tetap merupakan suatu hal yang penting.
kan
demikian karena instrumen yang digunakan sangat
kelancaran
yang
dikumpulkan.
pengumpul
man:
jalannya penelitian dan menentukan
Dikatamembantu
kualitas
ini instrumen
wawancara,
data
atau
data yang digunakan adalah berupa format dan
observasi,
2.
Dalam penelitian
alat
alat
pedo
dan studi dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
Pada
lapangan
tahap pelaksanaan ini peneliti langsung
untuk
melakukan pengumpulan data
yang
dengan keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
sumber-sumber
terjun
ke
berhubungan
perkembangan
Pengumpulan data dilakukan dari
data yang telah ditetapkan,
dengan
menggunakan
instrumen yang telah disusun.
Analisis
data
dengan
menggunakan
sesuai
dengan
tujuan
penelitian.
dilakukan selama
teknik analisis
sifat
data yang
pelaksanaan
yang
telah
dikumpulkan
Setelah data dianalisis
penelitian
ditentukan,
untuk
mencapai
kemudian
diambil
kesimpulan dan saran pemecahan dari permasalahan penelitian.
3.
Tahap Penyelesaian
Tahap
laporan,
penyelesaian atau tahap penyusunan konsep
adalah
menyusun kerangka laporan
hasil
(draft)
penelitian
berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas dan
disim-
pulkan.
Penyusunan
sudkan
serta
diajukan kepada pembimbing dan
dipertanggungjawabkan
tetapi
akhir
untuk
konsep (draft) laporan penelitian ini
bukan
pada
ujian
sidang.
terakhir dalam kepentingannya
penelitian,
dewan
dimak
penguji,
Akhirnya,
disusun
digandakan dan disampaikan
kepada
laporan
pihak-
pihak yang berwenang dan membutuhkan.
Setelah
hasil
penelitian
disusun
dalam
bentuk
draft
laporan penelitian, selanjutnya diajukan kepada pembimbing dan
dewan
penguji
sebagai laporan kemajuan.
saran
pembimbing
dan dewan penguji
Berdasarkan
diadakan
saran-
perbaikan-per-
baikan untuk dipertanggungjawabkan pada ujian sidang.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
ini merupakan bab terakhir dari
laporan
penelitian
tentang karakteristik dan implementasi kurikulum muatan
dalam
kaitannya
dengan
perkembangan
kebutuhan
lokal
masyarakat
setempat. Dalam bab terakhir ini dikemukakan beberapa
kesim
pulan dan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai
pihak
yang berkepentingan dengan pengembangan kurikulum muatan lokal
dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat setempat.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis karakteristik dan implementasi
kurikulum
muatan
kebutuhan
masyarakat setempat yang dikemukakan pada
secara
umum
lokal dalam kaitannya dengan
dapat disimpulkan bahwa
perkembangan
implementasi
bab
IV,
kurikulum
muatan lokal belum dilakukan secara oftimal, baik yang berkai
tan
dengan
pengembangan
tujuan,
pengembangan
isi/materi,
proses pembelajaran, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal.
Dalam kaitannya dengan perkembangan kebutuhan
setempat
masyarakat
dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan
ada keterkaitan) antara kurikulum muatan lokal dengan
bangan kebutuhan masyarakat setempat,
maupun
perkem
baik secara keseluruhan
dalam bagian-bagiannya, berkaitan dengan
kebudayaan
(tidak-
daerah, pengembangan perekonomian
pengembangan
daerah,
maupun
pengembangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta, dilihat
dari tujuan kurikulum, isi/materi kurikulum, proses pembelajar-
an, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal yang dilaksanakan.
Secara khusus dapat dikemukakan beberapa
sebagai
kesimpulan
berikut:
Pertama, kurikulum muatan lokal merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kurikulum nasional, keberadaannya lebih
diutamakan agar penyelenggaraan pendidikan di daerah lebih
meningkat relevansinya dengan keadaan dan kebutuhan ling
kungannya, yang ditujukan terutama agar peserta didik mencintai lingkungannya, sehingga mereka tidak merasa asing terhadap
lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional, oleh karena itu keberadaan kurikulum
muatan lokal harus mendukung pelaksanaan kurikulum nasional.
Implementasi kurikulum muatan lokal di kabupaten Maja
lengka belum dilakukan secara oftimal, meskipun muatan lokal
tersebut merupakan matapelajaran yang wajib diberikan kepada
peserta didik di setiap tingkat kelas. Rumusan tujuan
kuriku
lum muatan lokal masih banyak didominasi oleh aspek pengeta
huan dan keterampilan, sedikit sekali aspek-aspek yang ber
kaitan langsung dengan pembinaan sikap dan watak peserta
didik. Hal ini yang agak bertentangan dengan tujuan utama
Pengembangan kurikulum muatan lokal, yakni membina sikap
peserta
didik untuk mencintai lingkungannya.
Rumusan tujuan yang hanya menekankan pada aspek pengeta
huan dan keterampilan, dengan sendirinya mendorong kegiatan
guru untuk melaksanakan pembelajaran muatan lokal yang tidak
berbeda dengan pembelajaran lainnya (tidak ada keunikkan).
108
Pengembangan
hatikan
isi/materi kurikulum muatan lokal belum
kaidah-kaidah
isi/materi
rikulum,
pengembangan
isi/materi
kurikulum,
kurikulum tersebut baru memperhatikan
belum memperhatikEin aspek-aspek lain
memper
tujuan
seperti
peserta didik, kebermaknaan, dan fleksibilitas, dan
ku
aspek
Iain-lain
yang dirasakan masih lemah.
Proses
pembelajaran
muatan
lokal
belum
dilaksanakan
secara oftimal, baik perencanaan maupun pelaksanaannya,
digunakannya
secara
metode yang bervariasi, dan belum
oftimal
media
dan sumber belajar
belum
didayagunakan
yang
terdapat
di
masyarakat, serta belum dilakukannya kerjasama dengan masyara
kat,
baik
kurikulum
dalam perencanaan,
pelaksanaan,
muatan lokal. Dalam pada itu
maupun
evaluasi
pelaksanaan
evaluasi
kurikulum terbatas pada evaluasi hasil belajar, belum
kan
evaluasi program maupun evaluasi proses
demikian
baru
dilaku
secara
oftimal,
pula hasil evaluasi belum digunakan secara
oftimal,
digunakan
untuk menentukan nilai
bagi
setiap
peserta
didik dan pengisian buku laporan kemajuan belajar.
Kedua, sesuai dengan program yang sedang dikembangkan
lokasi penelitian ini, kebutuhan masyarakat setempat
tiga
mencakup
hal sebagai berikut: pelestarian dan pengembangan
dayaan
daerah, pengembangan perekonomian daerah, dan
bangan
kemampuan masyarakat dalam berwiraswasta.
dan
pengembangan
kebutuhan
kebudayaan
masyarakat
daerah
pengem
bagisin
karena
dayaan daerah merupakan kekayaan bangsa yang turut
109
kebu
Pelestarian
merupakan
di kabupaten Majalengka,
di
dari
kebu
memperkaya
kebudayaan nasional yang perlu